Anda di halaman 1dari 4

Nama : Reviana Murti

NIM : 2110413220017

Kelas : A

Mata Kuliah : Politik Desentralisasi

REVIEW JURNAL
Identitas :
◼ Judul : Pengambilan Keputusan Pemerintah Daerah : Partisipasi Warga dan
Akuntabilitas Pemerintah Daerah
◼ Peneliti : Departemen Pengembangan Internasional Ursula Grant
◼ Tahun : 2022
◼ Halaman : 25

REVIEW :
TUJUAN PENULIS DALAM TULISANNYA

Di dalam tulisannya peneliti ingin menyampaikan bahwa 3 komponen utama yaitu


desentralisasi, partisipasi, dan juga Akuntabilitas. Dalam 3 komponen ini peneliti menjabarkan
mengapa hal tersebut sangat penting, di dalam desentralisasi peneliti menganggap bahwa
desentralisasi mampu memperbaiki Pembangunan dan hubungan antara pemerintah dengan
masyrakat miskin, hal ini bisa dimulai dari pemerintah daerah yang harus peka terhadap
masyrakat miskin. Kemudian dalam partisipasi, peneliti ingin memberitahukan bahwa
partisipasi sangat penting, dalam hal ini partisipasi yang dimaksud lebih mengarah kepada
masyrakat sipil yang dimana menurut peneliti masyrakat sipil memegang penuh kekuasaan
terhadap bagaimana pengambilan suara dalam pemilu, kebijakan,m dll. Karena kembali lagi
bahwa Masyarakat sipil menjadi komponen utama dalam pemerintahan sebuah negara.
Kemudian komponen selanjutnya yaitu akuntabilitas, dalam hal ini peneliti ingin menunjukan
bagaimana petingnya tanggapan pemerintah terhadap kepentinngan masyrakat sipilnya, dalam
akuntabilitas peneliti membagi dalam 2 yaitu horizontal dan vertical. Dalam horizontal
akuntabilitas itu beropaku kepada pejabat pemerintah local kepada wakil-wakil yang terpilih,
sedangkan dalam vertical akuntabilitas itu berpaku kepada wakil-wakil yang terpilih kepada
Masyarakat sipil.

MANFAAT DARI SEGI TEORITIS DAN PRAKTIS \

Manfaat dari segi Teoritis :

- Dapat memberikan pengetahuan terkait bagaimana kondisi politik pemerintahan kenya


dan Uganda yang berfokus kepada 3 komponen utama tadi, yaitu Desentralisasi,
partisipasi, dan Akuntabilitasnya
- Dapat diimplementasikann bagaimana caranya pemerintahan kenya dan Uganda
mengimplementasikann kebijakan terkait desentralisasi, partisipasi, dan akunntabilitas
di negaranya.
- Memberikan pemahaman terkait kendala yang dialami oleh pemerintahan kennya dan
Uganda terkait Akuntabilitas yang dimana sering tidak tercapai.
Manfaat dari segi praktis :
- Menjadikan pedoman kebijakan yang dapat mengevaluasi bagi pemerintah terkait
bagaimana cara menerapkan implemetasi dari desentralisasi, partisipasi, dan
akuntabilitas yang cocok untuk di gunakan dalam suatu pemerintahan
- Untuk dijadikan bahan penelitian yang lain, ini dapat dijadikan acuan karena dalam
artikel ini mejelaskan bagaimana pedoman-pedoman dalam suatu kebijakan dari 3
komponen utama.

REVIEW SINGKAT ARTIKEL :

Desentralisasi

Desentralisasi dianggap mampu memperbaiki pembangunan serta peretasan


kemiskinan hal ini didukung oleh Crime and Sverisson (1999) yang mengungkapkan hal
tersebut dengan didukungnya oleh 4 variabel yang berbeda, hal pertama yaitu melihat
hubungan antara pemerintah besar dan pemerintah komunitas yang memantau untuk
mencocokan apakah layak sebuah perekonomiannya dan harus bertanggung jawab dengan
pengentasan kemiskinan, hal kedua memperkuat akuntabilitas dengan adanya peningkatan dari
partisipasi, hal yang ketiga adanya suatu sistem yang aman dan harus memadai agar dapat
mengalokasikan administrasi dan keuangan sumber daya, hal yang terakhir adalah waktu dari
reformasi yang telah berlalu. Dalam hal ini tidak diketahui apa motif dari pemerintah daerah
harus lebih mengutamakan memikirkan Masyarakat miskin dari pada pemerintah pusat,
sehingga hal ini dapat diperkuat dengan adanya desentralisasi.

Partisipasi

Dalam hal partisipasi pemerintah harus berfokus kepada masyarakat sipil karena
mereka memiliki control dan lebih memikirkan dampak karena hal tersebut akan kembali ke
diri mereka sendiri. Maka dari hal itu banyak masyrakat miskin yang tidak puas dengan
beberapa lembaga publik. Sehingga “Suara” masyarakat berpenngaruh bagi pemerintah dalam
pembuatan kebijakan. Dalam bidang-bidang partisipasi, dalam partisipasi politik diharapkan
terbentuknya komunikasi dua arah antara masyarakat pemberi suara dalam pemilihan umum
dengan wakil rakyat, hal ini dilakukan seperti survey bagaimana nantinya wakil rakyat ini
membujuk yang pembuat kebijakan ini untuk menyesuaikan pemintaan mereka, hal ini
dijadikan protes atas tujuan kolektif untuk membangun hubungan masyrakat dengann
pemerintah.

Siapa yang berpartisipasi? Dalam undang-undang baru tentang desentralisasi


demokrasi membuka kemungkinan baru untuk berpartisipasi di lingkunngannya. Partsipasi
juga dapat dihambat melalui dinamika sosial inklusi dan eksklusi, dalam kategori partisipasi
ada orang yang terhambat dalam koferensi, orang yang merasa jengkel bingung atau dipaksa
meyutujui. Ada dua jenis dalam pembuatan kebijakan, ada yang membuat kebijakan dengan
tapa melibatkan Masyarakat sehingga masyrakat harus menerima segala bentuk kebijakan,
yang kedua pemerintah terdekat yang di tuduh merebut inisiatif partisipasi oleh hubungan
pribadi mereka dengan elit local demi keuntungan politik dan lebih memilih untuk
mempromosikan hal-hal yang berbau negatif.

Mayarakat sipil dan partisipasi, Masyarakat sipil di promosikan sebagai pemegang


Pembangunan yang berpusat pada suara rakyat, hal tersebut dapat memberikan tekanan yang
terorganisir dalam otoritas lingkungan yang berinteraksi dengan metode melobby informasi
negosiasi dan advokasi untuk mendapatkan sebuah alternatif, berpartisipasi pada setiap
program kemiskinan yang dibuat oleh pemerintah, membantu memberikan prioritas, sadar akan
isu, dan memeberikan jawaban yang layak, memberikan kontribusi tenaga kerja dan keuangan.
Namun, tidak adanya jaminan masyrakat miskin terwakili, hal ini bisa juga terjadi karena dalam
Perusahaan berbasis masyrakat (CBO) atau bisnis elit yang berpaku kepada sektoral secara
tidak langsung memberikan dorongan untuk pengucilan sosial atau ketidaksetaraan. Dalam
penelitian, masyarakat sipil belum mampu menarik perhatian pemerintah hal ini dikarenakan
sifat praktis dari organisasi masyarakat sipil, kurangnya pengalam advokasi, hubungan yang
rentan dengan pemerinntah, dan hubungan organisasi yang buruk.

Partisipasi dan hasil, meskipun adanya inisiatif partisipasi tapi pemerintah kelurahan
tidak dikenal oleh pemerintah kelurahan yang baru saja terdesentralisasi dan independent.
Sejarah local, politik, gaya hidup dan kemampuan mempengaruhi pemerintah kelurahan
terhadap pedoman perdagangan dan tekniknnya, yang secara tak langsug berdampak juga
terkait interaksi jaringan perusahaa, pemimpin informasi, kontrkator dan lain-lain. Inisiatif juga
dapat dirusak resistensi otoritas lokal, partisipasi akan meningkat transparansi yang akibatnya
memperlihatkan kelemahan dalam tugas horizontal dan vertical di dalam dan di antara pihak
berwenang dan penduduk.

AKUNTABILITAS

Horizontal Akuntabilitas, mengidentifikasi faktor yang berkontribusi dalam


kekurangann yaitu Upaya yang tidak tuntas dalam devolusi, kelebihan staff dalam penurunan
skala kepegawaian, perbedaan keterampilan antara staff senior dalam operator pemerintahan
serta anggota dewan yang terpilih masih bergantung pada rekomendasi para pejabat,
kurangnnya pertimbangan antara tingkat otoritas yang rendah sehingga mengakibatkan
legitimasi yang baik pemerintahan daerah dibatasi di mata individu melalui jarinngan
individuu.
Vertikal Akuntabilitas, Yang pertama pemilu adalah mekanisme utama akutabilitas,
dalam hal ini semua bergantung kepada mesin pemilu, bagaimana belanja suara itu dilakukan
jika bisa memberikan bingkisan yang menarik maka akan memenangkan suara terbanyak,
namun sebaliknnya mesin ini mengecualikan orang-orang yag tidak bisa membayar pembelian
politik. Yang kedua Akuntabilitas Pemerintah Daerah kepada Tingkat Tinggi/Pemerintah
Pusat, namun ketidakkonsistenan pemerintah pusat sering kali merusak potensi ini, Transfer
dari pusat tidak sesuai dengan kebutuhan, Hibah tanpa syarat dipotong secara sewenang-
wenang, Dana terkadang ditarik untuk layanan tertentu dan sering terjadi perubahan mendadak
modalitas transfer fiskal ke pemerintah daerah. Anggaran yang tidak realistis disetujui Konflik
antara Pemerintah Daerah dan perwakilan pemerintah pusat sering faktor yang membatasi
kapasitas peran pemerintah pusat dalam pemerintah daerah akuntabilitas, mendorong
kerahasiaan dan ketidakpatuhan di antara berbagai tingkat kelembagaan.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI ARTIKEL

Kelebihan dari jurnal ini dapat dijadikan panduan untuk diimplementasikan kebijakan
pemerintah, karena dalam jurnal ini dijelaskan secara lengkap dan rinci bagaimana pemerintah
kenya dan Uganda itu menganalisis permasalahan yang ada dan bagaimana menyelesaikan agar
dapat diimplementasikan yang sesuai dengan kondisi negara, masyrakat, dan pemerintahannya,
dan juga dalam artikel ini memberikan banyak pandangan terkait bagaimanna harusnya
partisipasi dari masyrakat nya itu ikut campur dan juga sebagai pendorong untuk terus jumlah
partisipasi masyrakat dalam pengimplemennntasian desentralisasi dan akuntabilitas yang
sukses, dalam artikel ini juga teruji karena memiliki refrensi yang lengkap serta jelas sehingga
dapat dijadikan acuan untuk penelitian berikutnya, dan juga membuat artikel ini tidak
memandang satu presfektif saja, tapi juga melihat beberapa presfektif dari berbagai macam
sudut pandang yang lain.

Kekurangan, setiap artikel atau jurnal pasti memiliki adanya kekurangan, penulis yang
merivew ini merasakan bahwa dari penulisan artikel ini menggunakan kosa kata yang rumit
sehingga penulis butuh membaca secara ulang maksud dari tulisan ini, dan juga ada beberapa
makna yang belum pernah penulis dengar atau baca sebelumnya sehingga ada beberapa miss
dalam membaca artikel ini, dalam artikel ini juga penulis merasakan kurang nya dalam studi
kasus seperti keberhasilan dalam menerapkan hal terssebut dalam kehidupan nyata.

Anda mungkin juga menyukai