Disusun oleh:
Rahul Nurcholik
P17210223144
TAHUN 2023
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
TINJAUAN TEORITIS
BAB III
TINJAUAN KASUS
Otonomi daerah merupakan kebijkan suatu daerah dalam mengurus serta mengatur
pemerintah dan kepetingan masyrakatnya secara mandiri berdasar peraturan dan caranya
sendiri dengan tidak melanggar perundang-undang pusat yang sudah berlaku (adilahputri,
2021). Bukan hanya dampak positif yang dibawa karena adanya peraturan mengenai
otonomi daerah, dampak negatif dari otonomi daerah turut serta mengiringi dalam
pelaksanaannya. Pertama, korupsi di daerah. Hal yang paling diwanti-wanti terkait
pelaksanaan otonomi daerah. Bergesernya praktik-praktik tikus berdasi atau korupsi yang
semula berawal dari pihak-pihak terkait pada pemerintahan pusat akan bergeser ke
pemerintahan daerah. Berita mengenai adanya korupsi dari para pejabat pemerintahan
menjadi makanan disetiap hari. Kasus adanya pihak perjabat pemerintahan yang tidak
bertanggung jawab atas apa yang diamanatkan. Uang rakyat yang diperoleh dengan
matimatian dihamburkan untuk happy-happyan. elain itu, terdengar juga berita mengenai
adanya kerja sama antara anggota legislatif yang menggunakan kekuasaanya dengan
menyetujui anggaran rutin yang sudah dibengkakkan. Naas bukan. Ada juga kasus
mengenai penggadaan barang dan jasa daerah. Seringkali terjadi dalam praktik
pencatatanya mengenai harga sebuah item barang lebih besar daripada harga pasar
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam periode masa orde baru, terjadi banyak perubahan-perubahan politik dan ekonomi.
Ekonomi Indonesia berkembang pesat walaupun dibarengi dengan praktik korupsi yang
merajalela. Lewat beberapa kebijakannya, politik dan ekonomi negara juga semakin kuat.
Namun kondisi ini menurun ketika di tahun 1997 saat terjadi krisis moneter.
Hal ini menyebabkan kurangnya kepercayaan terhadap Presiden Soeharto dan memicu aksi
demo mahasiswa dan masyarakat umum. Demonstrasi semakin gencar setelah pemerintah
menaikkan harga BBM di tanggal 4 Mei 1998.
Belum lagi terjadi Tragedi Trisakti yaitu tertembaknya 4 mahasiswa di depan Universitas
Trisakti yang semakin mendorong masyarakat menentang kebijakan pemerintah. Tahun
1997-1998 merupakan periode orde baru yang menjadi masa kelam bagi rakyat Indonesia.
Berikut ini beberapa hal yang dicanangkan oleh mahasiswa untuk melaksanakan reformasi
tahun 1998 yang tertuang dalam 6 Agenda Reformasi.
Tahun 1998 merupakan salah satu tonggak perubahan terbesar dalam sejarah Indonesia.
Dengan adanya krisis multidimensi, terjadi upaya dalam perubahan keadaan sosial, politik
dan ekonomi yang dimotori oleh gerakan mahasiswa. Gerakan mahasiswa pada tahun 1998
ini didukung oleh kesadaran bersama dari para mahasiswa, dan kemudian benar-benar
menjadi sesuatu gerakan perubahan yang efektif. Aksi demonstrasi besar- besaran digelar
para pemuda dan mahasiswa untuk meyuarakan tuntutan perbaikan kondisi Indonesia
(reformasi). Momen ini kemudian berkembang menjadi suatu gerakan bersama yang
menuntut perubahan di beberapa bidang, khususnya sistem pemerintahan yang saat itu
penuh dengan praktik korupsi, kolusi, dan nepotism
Usaha dalam mencegah maraknya praktik korupsi harus dilakukan oleh seluruh elemen
masyarakat, tak terkecuali kaum muda. Dalam menstabilkan ekonomi bangsa peran
mahasiswa juga tidak kalah penting dibutuhkan. Mulai dari perannya merebut kemerdekaan
dan mengawal jalannya pemerintahan. Seperti awal 1970-an terdapat gerakan kaum muda
dalam hal ini mahasiswa, yang dimotori oleh Arif Budiman melakukan protes terhadap
kenaikan BBM dan maraknya praktik korupsi.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Mahasiswa layak kita disebut sebagai agen of change, sosial control, kaum intelektual,
insan akademis, ataupun Kita mengenal dengan slogan “Maju mundurnya suatu bangsa
tergantung pada pemudanya, peran mahasiswa sebagai actor, educator, motivator, dan
akseletor akan membuat dampat dampak kemajuan bangsa.Sifat optimis mahasiswa juga
mempengaruhi kesuksesan dalam pembangunan daerah, seperti sikap untuk mengasah
kemampuan reflektif, membangun kebiasaan bertindak, melatih kemampuan kerja teknis,
serta dari potensi mereka juga bisa dilihat dari aspek intelektualitas, kecerdasan dan
penguasaan wawasan keilmuan. Ilmu dan wawasan yang dimiliki akan memperluas
cakrawala pandangan, juga memberikan bekal teoritis maupun praktis dalam pemecahan
masalah.
Saran
REPUBLIK INDONESIA, 8.