Anda di halaman 1dari 13

TUGAS UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH
PENDIDIKAN PANCASILA

“FUNGSI PENGGERAKAN (ACTUATING) BAGI KEPEMIMPINAN


DALAM ORGANISASI”
Dosen Pengampuh: KUSDIBYO, SE. MM

Disusun oleh Kelompok III :


1. DIKY WAHYU MIFTAKHUL HUDA (222304029)
2. ELIZABETH JANE PRICYLLA A. (222304032)
3. FADRIS TRITANTO (222304035)
4. FAJAR ISNAINI HARYAN SAPUTRO (222304036)
5. FALETEHAN SUKMAAJI (222304037)
6. IRFAN ADITYA PRAHMANA PUTRA (222304048)
KELAS : TRANSPORTASI-B
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MARITIM AMNI SEMARANG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Karna berkat rahmat
dan karunianyalah makalah ini bisa terselesaikan dan tak lupa pula kita
mengucapkan shalawat dan salam kepada nabi junjungan kita nabi
MUHAMMAD SAW. Yang telah membawa dunia ini dari alam kegelapan ke
alam terang benderang. Kami sebagai penyusun sangat berterima kasih kepada
dosen pembimbing Bapak Kusdibyo., SE, MM yang telah memberikan
kepercayaan kepada kelompok 3 agar dapat menyelesaikan makalah ini dengan
waktu yang telah di tentukan maka dari itu kami merasa punya tanggung jawab
agar dapat menyelesaikan makalah ini dengan waktu yang telah di tentukan.
Ada rasa ingin tahu yang besar membuat kami bisa menegrjakan makalah
ini dengan tepat waktu. Dengan adanya makalah ini semoga pembaca dapat
memahami betul maksud atau materi yanag ada dalam makalah ini. Kami
berharap banyak kepada pembaca agar dapat mengaplikasikan pengetahuan
yang telah di dapatkan di makalah ini.
Kami juga menyadari masih banyak kekurangn di dalam makalah
kami,maka dari itu kami sangat berterima kasih apabila pembaca bisa
menyempaikan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada kami agar
terciptanya makalah yang lebih baik lagi dari sebelumnya.

Semarang, 14 Mei 2023

Tim penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULAN...................................................................................................................................4
1. Latar belakang.........................................................................................................................4
2. Rumusan Masalah...................................................................................................................5
3. Tujuan Dan Manfaat...............................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. PENGERTIAN ACTUATING................................................................................................6
B. PRINSIP ACTUATING..........................................................................................................8
C. FUNGSI ACTUATING.DALAM MENEJEMEN.................................................................9
D. CARA PELAKSANAAN ACTUATING..............................................................................10
BAB III...............................................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................................12
A. KESIMPULAN......................................................................................................................12
B. SARAN...................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULAN

1. Latar belakang
Pada zaman sekarang baik individu maupun organisasi masih banyak
yang belum mampu untuk menerapkan managemen yang baik. Dalam sebuah
managemen yang baik harus memiliki empat fungsi penting dari Planning
(perencanaan), Organizing (penempatan), Actuating (pengarahan/penggerakan),
dan Controlling (pengendalian). Salah satu fungsi tidak berjalan dengan baik
dapat mempengaruhi segala aspek manajemen.
Banyak individu maupun organisasi yang tidak dapat melakukan
pengarahan/penggerakan organisasi dengan baik. Pengarahan/penggerakan
dalam memotivasi tiap anggotanya dan berkomunikasi antar anggota maupun
mengatasi masalah yang ada di dalam organisasi.
Pengetahuan tentang actuating (penggerakan/pengarahan) dikalangan
para remaja zaman sekarang harus ditingkatkan. Pengetahuan tentang actuating
pun penting untuk diketahui dan dipelajari. Zaman sekarang banyak tidak tau
bagaimana pentingnya actuating dalam individu bagaimna kita bisa melakukan
penggerakan yang sudah diatur yang berpotensi bisa menjalankan segala
sesuatu tanpa kendala dalam manegemen sekarang. Dengan dibuatnya makalah
ini, diharapkan akan lebih meningkatkan pengetahuan kita mengenai penjelasan
tentang Actuating.
Fungsi actuating merupakan fungsi yang terpenting dalam manajemen
SDM, karena pada fungsi ini sebuah organisasi melaksanakan secara fisik
kegiatan dari aktivitasnya, maka pimpinan mengambil tindakan-tindakannya
kearah itu,agar organisasi bisa berjalan dengan baik sesuai dengan visi dan misi
dari organisasi.
Oleh karena itu, dalam menghadapi situasi-situasi yang ada di
perusahaan, perusahaan membutuhkan beberapa fungsi, salah satunya adalah
fungsi Aktuating. Sehingga diharapkan dengan berjalannya fungsi actuating ini,
kelancaran dalam operasional manajemen dapat berlangsung dengan baik
2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian actuating ?
2. Bagaimana prinsip pelaksanaan actuating ?
3. Fungsi actuating dalam manejemen ?
4. Bagaimana cara pelaksanaan actuating ?

3. Tujuan Dan Manfaat


1. Dapat mengetahui pengertian actuating
2. Untuk mengetahui prinsip actuating
3. Untuk mengetahui fungsi actuating dalam manejemen
4. Untuk mengetahui cara pelaksanaan actuating
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ACTUATING
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan
perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya
menggerakkan orang-orang agarmau bekerja dengan sendirinya atau dengan
kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara
efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan. Actuating adalah
Pelaksanaan untuk bekerja. Untuk melaksanakan secara fisik kegiatan dari
aktivitas tesebut, maka manajer mengambil tindakan-tindakannya kearah itu.
Seperti : Leadership ( pimpinan ), perintah, komunikasi dan conseling (nasehat).
Menggerakkan (actuating) menurut Tery berarti merangsang anggota-
anggota kelompok melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dankemauan
yang baik. Tugas menggerakkan dilakukan oleh pemimpin.Oleh karena itu
kepemimpinan kepala sekolah mempunyai perananpenting dalam
menggerakkan personal sekolah melaksanakan program kerjanya. Menurut
Keith Davis, Actuating adalah kemampuan membujuk orang-orang mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat.
George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan
usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga
mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaranperusahaan dan
sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga
ingin mencapai sasaran tersebut.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan
upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui
berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat
melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung
jawabnya.Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini
adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untukmengerjakan sesuatu
jika :
a. Merasa yakin akan mampu mengerjakan,
b. Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagidirinya,
c. Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yanglebih
penting, atau mendesak,
d. Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan
Bagian yang termasuk dalam manajemen pengarahan sebagai berikut:
Motivasi: Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan,
menyalurkan dan memelihara perilaku manusia. Motivasi merupakan subyek
yang penting bagi manajer, karena menurut definisi manajer harus bekerja
dengan dan melalui orang lain. Manajer perlu memahami orang orang
berprilaku tertentu agar dapat mempengaruhinya untuk bekerja sesuai dengan
yang diinginkan organisasi. Motivasi adalah subyek membingungkan, karena
motif tidak dapat diamati atau diukur secara langsung, tetapi harus disimpulkan
dari perilaku orang yang tampak.
Komunikasi dalam Organisasi: Komunikasi adalah kegiatan untuk para
manajer mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka. Proses
komunikasi memungkinkan manajer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka.
Informasi harus dikomunikasikan kepada para manajer agar mereka mempunyai
dasar perencanaan, rencana-rencana harus dikomunikasikan pada pihak lain
agar dilaksanakan. Pengorganisasian memerlukan komuni kasi dengan bawahan
tentang penugasan jabatan mereka. Komunikasi tertulis dan lisan adalah bagian
esensi pengawasan. Manajer dapat melaksanakan fungsi fungsi manajemen
mereka hanya melalui interaksi dan komunikasi dengan pihak lain.
Kepemimpinan manajerial didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan
dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang
saling berhubungan tugasnya. Implikasi penting dalam definisi tersebut yaitu:
pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain bawahan atau pengikut; kedua,
kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang di
antara pimpinan dan anggota kelompok; ketiga, pemimpin dapat juga
memberikan pengaruh. Kepemimpinan merupakan bagian penting manajemen,
tetapi tidak sama dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan
yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang orang lain agar bekerja
mencapai tujuan dan sasaran, sedangkan manajemen mencakup kepemimpinan,
tetapi juga mencakup fungsi lain seperti perencanaan, pengorganisasian dan
pengawasan.
B. PRINSIP ACTUATING
Pengarahan merupakan aspek hubungan antar manusiawi dalam
kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan
menyumbangkan tenaga kerja efektif serta efesien untuk mencapai tujuan.
Dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena
disamping menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku dari
manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah laku yang
berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola hidup yang berbeda pula. Oleh
karena itu, pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada
beberapa prinsip, yaitu:
 Prinsip mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan
bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan
bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri
sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan
dukungan/bantuan dari factor-faktor lain seperti :perencanaan, struktur
organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan
untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan
 Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn
tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki
demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar dan
kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan
kepentingan perusahaan.
Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi
yang baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya
dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka
dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan
kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
 Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah
tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya
memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya
ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian
instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk
memperoleh hasil maksimal.
C. FUNGSI ACTUATING.DALAM MENEJEMEN
Menurut Nawawi,2000 dalam Anggowo,2013 adalah sebagai berikut:
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung
dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang
baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi
sumber daya manusia dan non-manusia pada pelaksanaan tugas.
Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk
mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja
sesuai dengan tugas, fungsi, peran, keahlian, dan kompetensi masing-masing
SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah
ditetapkan. Fungsi dari Pelaksanaan (actuating) adalah sebagai berikut: (James
Stoner, 1993)
1) Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian
motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan 2) Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai
pekerjaan 3) Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan 4) Proses implementasi
program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses
memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya
dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
Fungsi aktuasi haruslah dimulai pada diri manajer selaku pimpinan
organisasi. Manajer yang ingin berhasil menggerakkan karyawannya agar
bekerja lebih produktif, harus memahami dan menerapkan ilmu psikologi, ilmu
komunikasi, kepemimpinan dan sosiologi. Seorang manajer harus mampu
bersikap yaitu objektif dalam menghadapi berbagai persoalan organisasi melalui
pengamatan, objektif dalam menghadapi perbedaan dan persamaan karakter
stafnya baik sebagai individu maupun kelompok manusia. Manajer mempunyai
tekad untuk mencapai kemajuan, peka terhadap lingkungan dan adanya
kemampuan bekerja sama dengan orang lain secara harmonis.(Herujito, 2003)
Dengan kata lain, manajer harus peka dengan kodrat manusia yaitu
mempunyai kekuatan dan kelemahan, tidak mungkin akan mampu bekerja
sendiri dan pasti akan memerlukan bantuan orang lain, manusia mempunyai
kebutuhan yang bersifat pribadi dan sosial, dan pada diri manusia kadang-
kadang muncul juga sifat-sifat emosional. (Herujito, 2003)
Tujuan fungsi aktuasi, adalah: 1) Menciptakan kerja sama yang lebih
efisien 2) Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf 3) Menumbuhkan
rasa memiliki dan menyukai pekerjaan 4) Mengusahakan suasana lingkungan
kerja yang meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf 5) Membuat organisasi
berkembang secara dinamis Jadi, yang berperan dalam pencapaian tujuan
tersebut adalah pimpinan,karena dalam hal ini pimpinan yang selalu
mengusahakan suasana kerja yang meningkat, dengan diberikan motivasi dan
prestasi supaya bawahannya lebih semangat dalam bekerja

D. CARA PELAKSANAAN ACTUATING


Cara pelaksanaan ini digunakan karena pada umumnya pimpinan
menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka
bersedia bekerja dengan sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang
dari prinsip-prinsip di muka. Adapun cara-cara pengarahan yang dilakukan
dapat berupa:
1. Orientasi
Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu
supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Biasanya, orientasi ini diberikan
kepada pegawai baru dengan tujuan untuk mengadakan pengenalan dan
memberikan solusi atas berbagai masalah yang dihadapinya. Pegawai lama yang
pernah menjalani masa orientasi tidak selalu ingat atau paham tentang masalah-
masalah yang pernah dihadapinya.
Suatu ketika mereka bisa lupa, lalai, atau sebab-sebab lain yang membuat
mereka kurang mengerti lagi. Dengan demikian orientasi ini perlu diberikan
kepada pegawai-pegawai lama agar mereka tetap memahami akan perananya.
Informasi yang diberikan dalam orientasi dapat berupa diantara lain, :
1. Tugas itu sendiri
2. Tugas lain yang ada hubungannya
3. Ruang lingkup tugas
4. Tujuan dari tugas
5. Delegasi wewenang
6. Cara melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja
7. Hubungan antara masing-masing tenaga kerja, Dst.

2. Perintah .
. Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang-orang yang
berada dibawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu
pada keadaan tertentu. Jadi, perintah itu berasal dari atasan, dan ditujukan
kepada para bawahan atau dapat dikatakan bahwa arus perintah ini mengalir
dari atas ke bawah. Perintah tidak dapat diberikan kepada orang lain yang
memiliki kedudukan sejajar atau orang lain yang berada di bagian lain.
(Halomoan.2009).
Adapun perintah yang dapat berupa :
a. Perintah umum dan khusus Penggunaan perintah ini sangat bergantung pada
preferensi manajer, kemampuan untuk meramalkan keadaan serta tanggapan
yang diberikan oleh bawahan. Perintah umum memiliki sifat yang luas, serta
perintah khusus bersifat lebih mendetail.
b. Perintah lisan dan tertulis Kemampuan bawahan untuk menerima perintah
sangat mempengaruhi apakan perintah harus diberikan secara tertulis atau lisan
saja. Perintah tertulis memberikan kemungkinan waktu yang lebih lama untuk
memahaminya, sehingga dapat menghindari adanya salah tafsir. Sebaliknya,
perintah lisan akan lebih cepat diberikan walaupun mengandung resiko lebih
besar. Biasanya perintah lisan ini hanya diberikan untuk tugas-tugas yang relatif
mudah.
c. Perintah formal dan informal Perintah formal merupakan perintah yang
diberikan kepada bawahan sesuai dengan tugas/aktivitas yang telah ditetapkan
dalam organisasi. Sedangkan perintah informal lebih banyak mengandung saran
atau dapat pula berupa bujukan dan ajakan.

3. Delegasi wewenang
Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum jika dibandingkan dengan
pemberian perintah. Dalam pendelegasian wewenang ini, pemimpin
melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahan.
Kesulitan-kesulitan akan muncul bilamana tugas-tugas akan diberikan kepada
bawahan itu tidak jelas, misalnya kesulitan-kesulitan dalam menafsirkan
wewenang. dapat menimbulkan keengganan bawahan untuk mengambil suatu
tindakan.
Sebagai contoh, seorang Kepala Bagian Pembelian mengadakan
perjanjian pembelian dengan pihak penyedia (supplier) dengan wewenang yang
kurang jelas itu, ia akan menanyakan kepada pimpinan, yang jawabannya belum
tentu memuaskan. Hal ini dapat diatasi dengan membuat suatu bagan wewenang
untuk menyetujui perjanjian. Setelah perencanaan dan pengorganisasian selesai
dilakukan, maka langkah selanjutnya yang perlu ditempuh dalam manajemen
adalah mewujudkan rencana tersebut dengan mempergunakan organisasi yang
terbentuk.
Langkah tersebut adalah actuating yang secara harfiah diartikan sebagai
memberi bimbingan namun istilah tersebut lebih condong diartikan penggerak
atau pelaksanaan. Secara praktis fungsi actuating ini merupakan usaha untuk
menciptakan iklim kerjasama diantara staf pelaksana program sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Actuating penting dalam manajemen dan berbeda dengan ketiga fungsi
lainnya karena dalam actuating berisi tentang hal-hal yang menyangkut dengan
proses dari sebuah manajemen, juga mengatur tentang hubungan kerja antar
orang. Actuating adalah usaha menggerakkan seluruh orang yang terkait, untuk
secara bersama-sama melaksanakan program kegiatan sesuai dengan bidang
masing-masing dengan cara yang terbaik dan benar.
Fungsi dan peranan actuating yakni pertama, melakukan pengarahan
(commanding), bimbingan (directing) dan komunikasi (communication).
Kedua, upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan
melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian. Pengaplikasian actuating dalam
perusahaan adalah pengarahan dan pemotivasian seluruh personil pada setiap
kegiatan perusahaan untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya.
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan
langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan
pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan
penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada
pelaksanaan tugas.

B. SARAN
Sebaiknya dapat menjalankan fungsi actuating dengan baik supaya dapat
tercapai visi dan misi suatu organisasi atau perusahaan tersebut. Selain dengan
fungsi perencanaan, organizing dan controlling.
DAFTAR PUSTAKA

Rahman,dkk.2011. Actuating dalam Manajemen Sumber Daya Manusia.


Lampung: Universitas Negeri Lampung.
Dimas,dkk.2010. Dasar-dasar Manajemen Actuating. Bandung: Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung Anggowo. 2013
Actuating dalam Pendidikan.
(Online), (http://www.rumahbelajar.web.id/actuating-penggerakan-dalam
pendidikan/),
Makalah Fungsi Actuating. (Online),
(http://joemarnioye.blogspot.co.id/2013/02/makalah-fungsi-
manajemenactuating.html,
Simanjuntak, A. (2010, September). Prinsip-prinsip manajemen bisnis keluarga
(family business) dikaitkan dengan kedudukan mandiri perseroan terbatas (PT).
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, vol. 12, no 2
Herman,2009. Hubungan Pengarahan dalam Keperawatan. Universitas
Indonesia available (Online),
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1229/1/manajemen-ritha.pdf.
dikases pada tanggal 1 Maret 2016)

Anda mungkin juga menyukai