Disusun oleh:
Kelompok 5
2PA39
1. Firli Dwi Hastin 10521588
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul
“Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia bagi Babysitter pada PT. Kasih Ibu Sejati”
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca terapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pelatihan (training) menurut Mathis (2002) adalah suatu proses dimana orang-
orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi.
Oleh karena itu, proses ini terikat dengan berbagai tujuan organisasi, pelatihan dapat
dipandang secara sempit maupun luas. Secara terbatas, pelatihan menyediakan para
pegawai dengan pengetahuan yang spesifik dan dapat diketahui serta keterampilan
yang digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini.
Profesi seorang baby sitter sebagai asisten ibu rumah tangga yang memiliki
balita atau anak kecil yang masih memerlukan bimbingan, perawatan dan
4
pengawasan khusus. Terlebih lagi jika seorang ibu memiliki anak balita lebih dari
satu, peran baby sitter dirasakan cukup terasa membantu meringankan pekerjaan ibu
rumah tangga untuk mengasuh anak.
Pelatihan dan pendidikan yang diberikan ole penyalur baby sitter tersebut bagi
para calon baby sitter sebelum ditempat antara lain meliputi:
a. Pelatihan etika dan petunjuk kerja
b. Pengenalan kesehatan anak
c. Pertolongan pertama pada kecelakaan
d. Ilmu gizi untuk makanan dan kesehatan anak
e. Pengenalan tahap-tahap perkembangan anak.
f. Pengenalan permainan, lagu dan cerita untuk anak pengenalan kebersihan
lingkungan anak
g. Dan beberapa materi lainnya yang dibutuhkan oleh anak.
2. Rumusan Masalah
1. Apa definisi pelatihan dan pengembangan SDM?
2. Apa saja komponen-komponen pelatihan dan pengembangan?
3. Apa saja prinsip-prinsip perencanaan pelatihan dan pengembangan?
4. Apa saja tahapan-tahapan penyusunan pelatihan dan pengembangan?
5. Apa saja tujuan dan petalihan dan pengembangan?
6. Apa saja faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pelatihan dan
pengembangan?
5
7. Apa saja kebutuhan pelatihan dan pengembangan?
8. Apa definisi baby sitter profesioanal?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari pelatihan dan pengembangan.
2. Untuk mengetahui komponen-komponen pelatihan dan pengembangan
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip perencanaan pelatihan dan pengembangan?
4. Untuk mengetahui tahapan-tahapan penyusunan pelatihan dan pengembangan?
5. Untuk mengetahui tujuan dan petalihan dan pengembangan?
6. Untuk mengetahui faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pelatihan dan
pengembangan?
7. Untuk mengetahui kebutuhan pelatihan dan pengembangan?
8. Untuk mengetahui definisi dari baby sitter professional.
6
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian pelatihan dan pengembangan.
Pelatihan (training) merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan
keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenaga kerja
(Simamora:2006:273). Menurut pasal I ayat 9 undang-undang No.13 Tahun 2003.
Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan,
serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada
tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan
dan pekerjaan.
Pengembangan (development) diartikan sebagai penyiapan individu untuk
memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang lebih tinggi dalam perusahaan,
organisasi, lembaga atau instansi pendidikan, Menurut (Hani Handoko:2001:104)
pengertian latihan dan pengembangan adalah berbeda. Latihan (training) dimaksudkan
untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja
tertentu, terinci dan rutin. Yaitu latihan rnenyiapkan para karyawan (tenaga kerja) untuk
melakukan pekerjaan-pekerjaan sekarang. Sedangkan pengembangan (development)
mempunyai ruang lingkup lebih luas dalam upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan
pengetahuan, kemampuan, sikap dan sifat-sifat kepribadian.
(Gomes: 2003:197) Mengemukakan pelatihan adalah setiap usaha untuk
memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi
tanggung jawabnya. Menurutnya istilah pelatihan sering disamakan dengan istilah
pengembangan, perbedaannya kalau pelatihan langsung terkait dengan performansi kerja
pada pekerjaan yang sekarang, sedangkan pengembangan tidaklah harus, pengembangan
mempunyai skcope yang lebih luas di bandingkan dengan pelatihan.
Pelatihan lebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian SDM organisasi
yang berkaitan dengan jabatan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang
bersangkutan saat ini (current job oriented). Sasaran yang ingin dicapai dan suatu program
pelatihan adalah peningkatan kinerja individu dalam jabatan atau fungsi saat ini.
Pengembangan cenderung lebih bersifat formal, menyangkut antisipasi
kemampuan dan keahlian individu yang harus dipersiapkan bagi kepentingan jabatan yang
akan datang. Sasaran dan program pengembangan menyangkut aspek yang lebih luas yaitu
peningkatan kemampuan individu untuk mengantisipasi perubahan yang mungkin terjadi
tanpa direncanakan (unplanned change) atau perubahan yang direncanakan
7
2. Komponen-Komponen Pelatihan dan Pengembangan
Berikut adalah kompinen-komponen pelatihan dan pengembangan:
a. Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan dapat diukur
b. Para pelatih (trainer) harus memiliki kualifikasi yang memadai
c. Materi latihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak
dicapai.
d. Metode pelatihan dan pengembangan harus sesuai dengan tingkat kemampuan
pegawaiyang menjadi peserta.
e. Peserta pelatihan dan pengembangan (trainee) harus memenuhi persyaratan yang
ditentukan.
3. Prinsip-Prinsip Perencanaan Pelatihan dan Pengembangan
Mc. Gehee (1979) merumuskan prinsip-prinsip perencanaan pelatihan dan
pengembangansebagai berikut.
a. Materi harus diberikan secara sistematis dan berdasarkan tahapan-tahapan.
b. Tahapan-tahapan tersebut harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.
c. Penatar harus mampu memotivasi dan menyebarkan respon yang berhubungan
dengan serangkaian materi pelajaran.
d. Adanya penguat guna membangkitkan respon yang positif dari peserta.
e. Menggunakan konsep shaping (pembentukan) perilaku.
4. Tahapan-Tahapan Penyusunan Pelatihan dan Pengembangan
Berikut merupakan tahapan-tahapan pelatihan dan pengembangan:
a. Mengindentifikasikan kebutuhan pelatihan / pengembangan (job study)
b. Menetapkan tujuan dan sasaran pelatihan/pengembangan
c. Menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya
d. Menetapkan metode pelatihan/pengembangan
e. Mengadakan percobaan (try out) dan revisi
f. Mengimplementasikan dan mengevaluasi
5. Tujuan Pelatihan dan Pengembangan
Berikut merupakan tujuan dari pelatihan dan pengembangan.
a. Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideology
b. Meningkatkan produktivitas kerja
c. Meningkatkan kualitas kerja
d. Meningkatkan ketet apan perencanaan SDM
8
e. Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja
f. Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara maksimal
g. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja
h. Meningkatkan perkembangan pegawai
6. Faktor-Faktor yang perlu diperhatikan dalam Pelatihan dan Pengembangan
Berikut faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pelatihan dan pengembangan.
a. Perbedaan individu pegawai
b. Hubungan dengan jabatan analisis
c. Motivasi
d. Partisipasi aktif
9
5. Evaluate the Course Effectiveness adalah proses melakukan penilaian dari hasil
kegiatan pelatihan yang telah dijalankan baik oleh pihak manajemen ataupun oleh
peserta pelatihan
8. Metode Pelatihan
Dalam buku Desler (2017) yang berjudul human resource management menyebutkan
bahwa metode yang sering digunakan saat pelatihan adalah sebagai berikut:
a. On The Job Training adalah training yang dilakukan untuk seseorang untuk
mempelajari suatu pekerjaan yang sedang dilakukan.
b. Lecture merupakan proses pelatihan dengan cara cepat dan sederhana untuk
memberitahukan pengetahuan kepada kelompok besar peserta training.
c. Simulated Learning & Gaming merupakan proses pembelajaran yang dilakukan
peserta seperti keadaan yang sebenarnya terjadi.
9. Definisi baby sitter professional
Definisi baby sitter dalam dictionary mengandung makna “(a) a person engaged to
care for one or more children in the temporary absence of parentsor guardians, and (b) a
person who cares for or watches over someone or something that needs attention or
guidance.”
Baby sitter adalah seseorang yang merawat anak untuk sementara ketika orang
tuanya tidak ada, serta baby sitter adalah seseorang yang mengawasi anak yang
membutuhkan perhatian dan bimbingan. Dari pengertian diatas jelas bahwa bahwa harus
mampu memberikan arahan dan bimbingan pada anak.
Pengertian profesional berkaitan erat dengan terminologi profesi, yang secara
etimologis berasal dari kata profession (Inggris) yang menurut kamus Webster Electronic
Dictionary bermakna “a calling requiring specialized knowledge and often long and
intensive academic preparation atau a principal calling, vocation, or employment”,
sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia profesi diartikan sebagai “bidang
pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya)
tertentu sehingga mempunyai kompetensi” (1997:789).
10
10. Session Plan
Hari ke 1
11
Hari ke-2
12
13.00- Tata cara pemberian Ceramah Trainer Keranjang
13.45 makanan dan Praktek Baskom
minuman pada bayi kecil
sehat
13.45- Teknik penyimpanan Ceramah Trainer
14.30 dan penyiapan susu Praktek
formula
14.30- Tata cara pemberian Ceramah Trainer
15.00 susu formula pada Praktek
bayi
15.00- Pokok-pokok Ceramah Trainer
15.10 pedoman P3K
15.10- Upaya pencegahan Ceramah Trainer
15.30 kecelakaan pada bayi
15.30- Pemberian Ceramah Trainer
15.50 pertolongan pertama Praktek
pada kecelakaan
sebelum mendapat
pertolongan medis
15.00- Cara menidurkan bayi Ceramah Trainer
16.00 Praktek
13
Hari ke-3
Waktu : 08.00-10.30
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pelatihan merupakan bagian dari investasi SDM (human investment) untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja, dan dengan demikian meningkatkan
kinerja pegawai. Pengembangan (development) diartikan sebagai penyiapan individu untuk
memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang lebih tinggi dalam perusahaan, organisasi.
Terdapat tiga mode pelatihanyang digunakan: Pertama On The Job Training adalah training
yang dilakukan untuk seseorang untuk mempelajari suatu pekerjaan yang sedang dilakukan;
kedua, Lecture merupakan proses pelatihan dengan cara cepat dan sederhana untuk
memberitahukan pengetahuan kepada kelompok besar peserta training; ketiga, Simulated
Learning & Gaming merupakan proses pembelajaran yang dilakukan peserta seperti keadaan
yang sebenarnya terjadi.
Daftar pustaka
Widiastuti N., Gunawan A., dan Hernawati E. Rr. 2013. Pelatihan In-Service Terhadap
Kompetensi Baby Sitter. Jurnal Empowerment 2 (1): 21.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Kurikulum Kursus dan Pelatihan Baby
Sitter Jenjang 2. Diakses pada 20 Mei2023 dari
https://repositori.kemdikbud.go.id/607/1/1507151120Kurikulum_Baby_Sitter_jenjan
2_final_paraf.pdf.
16