Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MANEJEMEN BK DI SEKOLAH
“Tugas Personalia Sekolah Dalam Pelaksanaan Pelayanan Bk Di Sekolah”

Dosen Pengampu : Dr. Zuraida Lubis, M.P.d., Kons.


Disusun Oleh:

1. Rika Ginting (1232151005)


2. Herina Maulini Syam (11231151011)
3. Monika Kristina Naibaho (1232451007)
4. Juli Mona Pita Tampubolon (1231151006)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena ada rahmat dan karunia-Nya
kami bisa menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Adapun tugas ini kami buat demi memenuhi
tugas pada mata kuliah Manejemen BK di Sekolah.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen yang telah
memberikan tugas ini kepada kami, yaituibu Dr. Zuraida Lubis, M.P.d., Kons. Selama proses
penyelesaian tugas ini kami merasakan sedikit kesusahan. Namun berkat bantuan dan motivasi
dari pihak yang bersangkutan kami bisa menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat sangat jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk menjadi acuan dalam
penyempurnaan makalah kami selanjutnya. Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang
membaca dan semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Medan, 6 Maret 2024

Kelompok 6
DAFTAR ISI KATA
PENGANTAR.................................................................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................................................3

BAB I PRNDAHULUAN..................................................................................................................4

A. Latar Belakang........................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah ...................................................................................................................4

C. Tujuan Masalah .......................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………………..5

A. Apa Pengertian Personalia.....................................................................................................5

B. Apa Tugas Personalia.............................................................................................................5

C. Apa Saja Prinsip-Prinsip Personalia.....................................................................................8

D. Apa Saja Faktot-Faktor Pengahambat dan Pendukung Manajemen Personalia..............14

E. Apa Saja Pelaksaan Bk Disekolah………………………………………………..……15

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………………..……19

A. Kesimpulan.........................................................................................................................19
B. Saran………………………………………………………………………………………………………………………………19

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………..………..20

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang diawali dari perencanaan
kegiatan bimbingan dan konseling, pengorganisasian semua aktivitas dan semua unsur
pendukung bimbingan dan konseling, menggerakan sumber daya manusia untuk melaksanakan
kegiatan bimbingan dan konseling, memotivasi sumber daya manusia agar kegiatan bimbingan
dan konseling mencapai tujuan serta mengevaluasi kegiatan bimbingan dan konseling untuk
mengetahui apakah semua layanan sudah dilaksanakan dan mengetahui bagaimana hasilnya.
Bimbingan dan konseling dikenal sebagai suatu layanan untuk peserta didik di sekolah.
Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bergerak dalam bidang human services. Bantuan
psikologis diberikan oleh konselor atau pembimbing dengan maksud membentuk individu agar
dapat mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangan.
Tujuan utama layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah memberikan
dukungan pada pencapaian kematangan kepribadian, ketermapilan sosial, kemampuan akademik,
dan bermuara pada terbentuknya kematngan karier individual yang diharapkan dapat bermanfaat
di masa yang akan datang (Fathur Rahman. 2009:4 dalam Luky Kurniawan. 2015:2).
B.Rumusan Masalah
1.Apa Pengertian Personalia
2. Apa Saja Tugas Personalia Apa Saja Tugas Personalia
3. Apa Saja Prinsip-Prinsip Personalia
4. Apa Saja Bentuk-Bentuk Personalia Disekolah
5. Apa Saja Pelaksaan Bk Disekolah
C.Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penyusunan makalah ini, adalah :
1. Untuk Mengetahui Pengertian Personalia
2.Unntuk Mengetahui Tugas Personalia
3.Unntuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Personalia
4.Untuk Menegtahui Bentuk-Bentuk Personalia Disekolah
5.Untuk Mengetahui Peran Pelaksaan Disekolah

BAB I
PEMBAHASAN

A.Pengertian Personalia
Personalia atau yang disebut dengan manajemen personalia dalam perusahaan merupakan
istilah untuk proses perekrutan dan pengembangan karyawan pada sebuah perusahaan.Karyawan
ini nantinya akan mendapat pembinaan dan pengembangan untuk menjadi orang yang berguna
untuk keberlangsungan perusahaan.
Menurut Marihot Manullang
Pengertian personalia atau manajemen personalia dalam sebuah perusahaan menurut Marihot
Manullang adalah bidang ilmu mengenai pemberian fasilitas kepada karyawan. Tidak hanya itu,
bidang ilmu ini juga membahas bagaimana memberikan fasilitas yang berguna untuk
perkembangan pekerja. Menurut Marihot, ada rasa partisipasi dalam suatu aktivitas atau kegiatan
terkait personalia.
Menurut Malayu
Pengertian Personalia menurut Malayu merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana seni
mengatur. Elemen yang diatur dalam hal ini adalah peran serta hubungan tenaga kerja
perusahaan. Tenaga kerja diatur dengan berbagai cara agar bisa mewujudkan tujuan perusahaan
secara efektif dan efisien. Tidak hanya perusahaan, tujuan karyawan dan seluruh elemen
masyarakat diwujudkan.
Menurut Alex S
Pengertian Personalia menurut Alex S. Nitisemito merupakan suatu seni dalam melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pengawasan terhadap tenaga kerja. Rangkaian proses ini
membuat proses lebih terarah sehingga lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan
perusahaan secara maksimal.
Menurut John Soeprihanto
Pengertian Personalia atau personnel management Menurut John Soeprihanto, merupakan
rangkaian pengawasan terhadap fungsi manajemen. Selain itu, menurutnya dilakukan juga
pengembangangan, penarikan, serta pemberian kompensasi kepada karyawan dalam perusahaan.
Pemeliharaan serta pengintegrasian juga merupakan rangkaian proses yang dilakukan untuk
membantu perusahaan mewujudkan tujuannya secara maksimal dan terarah.

Tugas Manajemen Personalia


Setelah mengetahui pengertian personalia atau manajemen personalia dalam perusahaan
maka tidak lengkap jika tidak membahas mengenai tugas dari personalia.
Tugas utama dari personalia adalah hal-hal yang berhubungan dengan sumber daya manusia atau
tenaga kerja dalam perusahaan. Berikut beberapa tugas penting dari manajemen personalia dalam
sebuah perusahaan.

1.Menyusun atau membuat anggaran yang berhubungan dengan tenaga kerja yang dibutuhkan
dalam sebuah perusahaan.
2.Membuat rencana kerja bagi sumber daya manusia dalam perusahaan seperti job description,
job analysis, serta job specification.
3.Melakukan tahapan seleksi terhadap calon tenaga kerja sesuai kebutuhan perusahaan seperti
spesifikasi, keahlian, dan jumlah. Manajemen personalia juga bertugas untuk memastikan tenaga
kerja yang direkrut berada di posisi yang tepat sesuai bidang keahliannya masing-masing.
4.Menentukan sumber daya manusia yang dibutuhkan perusahaan dan didedikasikan untuk
perusahaan.
5.Mengatur hal-hal yang berhubungan dengan pengembangan tenaga kerja meliputi pendidikan
kepada tenaga kerja.
6.Mengurus proses pemberhentian tenaga kerja (pensiun, dan sebagainya).
7.Memastikan kesejahteraan bagi tenaga kerja dalam perusahaan.
Fungsi Manajemen Personalia dalam Perusahaan

Dalam manajemen personalia, ada beberapa fungsi yang dijalankan dalam mencapai
tujuan perusahaan. Secara umum ada dua fungsi personalia yang dijalankan dalam perusahaan
agar tujuan yang ditetapkan dapat diwujudkan secara efektif dan efisien.
Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen yang dijalankan oleh manajemen personalia meliputi 4 komponen.
Komponen ini merupakan tolak ukur keberhasilan perusahaan dalam mewujudkan tujuan
organisasi yang ditetapkan. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai keempat komponen fungsi
manajemen.
1. Planning (Perencanaan)
Planning atau perencanaan adalah fungsi dasar yang menjadi penentu bagi manajemen
personalia dalam membantu perusahaan mewujudkan tujuan organisasi. Dari fungsi inti,
manajemen personalia membuat perumusan atau rencana yang akan digunakan untuk mencapai
tujuan perusahaan.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Fungsi organizing bagi manajemen personalia adalah sebagai cara untuk mewujudkan
tujuan dari pengorganisasian tenaga kerja yang tepat. Setelah perusahaan menentukan fungsi
untuk anggotanya, maka akan dibentuk organisasi sebagai hubungan vertikal-horizontal. Dimulai
dari perancangan susunan dari manajemen personalia serta faktor lain yang terkait.

3. Directing (Pengarahan)
Fungsi selanjutnya adalah pengarahan atau directing kepada seluruh sumber daya
perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi. Ini berfungsi agar semua orang bisa bekerja secara
maksimal dan efisien dalam mencapai tujuan tersebut.
4. Controlling (Pengawasan)
Fungsi terakhir dari fungsi manajemen adalah pengawasan atau controlling terhadap
kinerja karyawan. Manajemen personalia mengawasi jalannya aktivitas tenaga kerja dalam
mencapai tujuan dan melihat apakah sudah sesuai rencana atau tidak. Melalui fungsi ini,
manajemen personalia dapat melakukan perbaikan jika ada hal yang tidak sesuai dengan rencana
awal.
Fungsi Operasional
Fungsi selanjutnya dari manajemen personalia (personnel management) adalah fungsi
operasional. Terkait dengan fungsi operasional, fungsi ini lebih banyak memuat tentang berbagai
hal mengenai sumber daya manusia mulai dari pengadaan hingga pemeliharaan seperti berikut.
1.Mengadakan tenaga kerja yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan perusahaan,
termasuk jumlah dan keahlian.
2.Training development terhadap sumber daya manusia dalam perusahaan untuk meningkatkan
keterampilan tenaga kerja. Pengembangan dilakukan dengan member pelatihan-pelatihan yang
berhubungan dengan bidangnya agar tugas tenaga kerja bisa dijalankan dengan baik.
3.Pemberian kompensasi kepada tenaga kerja sebagai bentuk penghargaan. Kompensasi yang
diberikan sesuai dengan kinerja karyawan selama bekerja di perusahaan dan usahanya untuk
membantu mewujudkan tujuan perusahaan.
4.Pengintegrasian yang berhubungan dengan keinginan perusahaan dengan tenaga kerja atau
individu dalam perusahaan. manajemen personalia berfungsi untuk memastikan semua pihak
terintegrasi untuk bekerja sama dalam mewujudkan tujuan perusahaan.
5.Pemeliharaan terhadap kondisi tenaga kerja dalam perusahaan baik secara fisik maupun
psikisnya melalui pelayanan-pelayanan kesejahteraan dan sebagainya.
6.Pemutusan hubungan kerja dan mengembalikan para pekerja kepada masyarakat. Sebagian
besar karyawan tidak meninggal dunia pada masa kerjanya. Organisasi bertanggung jawab untuk
melaksanakan proses pemutusan hubungan kerja sesuai dengan persyaratan- persyaratan yang
telah ditentukan, dan menjamin bahwa warga masyarakat yang dikembalikan itu berada dalam
keadaan yang sebaik mungkin.
Keberhasilan suatu pendidikan tidak hanya tercermin pada pengelolaan kelas, kurikulum,
peserta didik, namun manajemen kepegawaian juga memegang peranan penting dalam
keberhasilan suatu pendidikan. Dimana pengelolaan sumber daya manusia yang terkelola dengan
baik dan profesional dapat dijadikan sebagai motor penggerak dalam lembaga pendidikan,
sehingga sekolah dapat mengatasi hambatan dan keterbatasan yang timbul dari sarana fisik,
maka biasanya infrastruktur muncul di sekolah dengan mengikuti perkembangan dunia saat ini.
pendidikan. Dengan cara pengelolaan sumber daya manusia ini diharapkan dapat mendorong
tercapainya tujuan lembaga pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan.Istilah personalia,
personil atau kepegawaian yang mengandung arti keseluruhan orang-orang yang bekerja pada
suatu organisasi. Personalia organisasi pendidikan mencakup para guru, para pegawai, para wakil
siswa atau mahasiswa, dan para alumnus, termasuk juga para manajer pendidikan.
Prinsip-Prinsip Personalia
Prinsip-prinsip Personalia dalam Organisasi Menurut Ngalim Purwanto personalia dalam
suatu organisasi harus memiliki prinsip-prinsip atau ciri-ciri yaitu:
a) Memiliki tujuan yang jelas.
b) Tiap anggota dapat memahami dan menerima tujuan tersebut.
c) Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindak dan kesatuan pikiran.
d) Adanya kesatuan perintah.
e) Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab masingmasing anggota.
f) Adanya pembagian tugas atau pekerjaan sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan bakat
masing-masing, sehingga dapat menimbulkan kerjasama yang harmonis.
g) Adanya jaminan keamanan dalam bekerja. h. Adanya gaji yang setimpal dengan jasa g atau
pekerjaan.
h) Garis-garis kekuasaan dan tanggung jawab serta tata kerjanya jelas tergambar dalam struktur
organisasi.
Oleh karena itu supaya kegiatan personalia dalam organisasi dapat berjalan lancar, serta
personalia dapat bekerja secara efektif maka antara manajer dan bawahan dapat melaksanakan
prinsip-prinsip tersebut sesuai dengan jabatan dan kedudukan.
Setrategi Pengelolaan Kegiatan Yang Mendukung Peningkatan Kualitas Personalia yakni
dalmPengadaan Personalia atau Pegawai Pengadaan pegawai merupakan proses kegiatan untuk
mengisi formasi atau tempat serta jabatan yang kosong dan juga pengadaan pegawai dikarenakan
adanya perluasan organisasi. Dilingkungan lembaga pendidikan, tenaga kerja atau pegawai dapat
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
a)Tenaga teknisi atau tenaga professional atau tenaga edukatif/guru/dosen/pengajar, yakni
personal pelaksana proses belajar mengajar dan kegiatan kependidikan lainnya.
b) Tenaga administratif atan tenaga non edukatif/non gum non dosen, yakni personal yang tidak
langsung bertugas mewujudkan proses belajar mengajar, antara lain meliputi pegawai TU,
pegawai laboratorium, keuangan, sopir, pesuruh, jaga malam, pegawai perpustakaan dan lain
lain.

Pengembangan Personalia Pengembangan personalia ialah tata cara atau peninjauan


kembali untuk menjamin stabilitas kepegawaian. Perkembangan personal merupakan salah satu
kegiatan penting bagi kemajuan sekolah. Keberhasilan program pengembangan personal, di
dalam beberapa hal banyak dipengaruhi oleh peranan pimpinannya. Mereka diperlukan mulai
dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan penyelesaian pogram itu. Walaupun pimpinan sudah
memberikan kesempatan baik dalam menyediakan fasilitas secukupnya, itu semua belum cukup
masih ada yang diperlukan dari dia, yaitu kemauan, keseriusan dan kesungguhan dalam
melaksanakan. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa manajemen pimpinan merupakan kunci
untuk program pengembangan personal ini.Sebab-sebab dilaksanakannya pengembangan
personalia menurut Lailiyah, N. (2017). Yakni : Adanya tata cara atau peraturan baru dalam
personalia tersebut. Adanya pegawai yang kurang cakap. Adanya mesin-mesin baru. Perlunya
penyegaran kembali khususnya pegawai. Tata cara peningkatan mutu karyawan Peningkatan
mutu karyawan dapat dilakuan dengan diadakan suatu latihan dan pendidikan. Latihan ialah
suatu kegiatan atau usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan seorang pegawai
dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu. Latihan yang dilakukan oleh personalia atau
pegawai bertujuan agar pegawai bekerja lebih efisien. Selain itu, latihan ini juga dilakukan agar
pegawai dapat mengembangkan keahliannya, sehingga pekerjaan apat diselesaikan dengan lebih
cepat dan efisien, serta mengembangkan sikap dan pengetahuan pegawai. Latihan dan
pendidikan dapat diberikan dengan cara: Dengan penjelasan dan contoh-contoh kerja dan
training. Dengan sistem individual atau klasikal. Dengan rapat. Lokakarya (penjelasan dan
pameran). Briefing (penjelasan yang bersifat instruksi) Pembinaan dan pengembanan terhadap
staf tidak hanya pada anggota yang baru saja, tetapi juga kepada seluruh staf. Pembinaan harus
dilakukan secara terus menerus dan secara sistematis. Pembinaan ini sangat penting karena
perkembangan baik perkembangan ilmu pengetahuan, perkembangan teknologi, maupun
perkembangan masyarakat dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang baru.
Kesejahteraan Personalia untuk meningkatkan kegairahan bekerja dan menjamin hari tua
diselenggarakan usaha peningkatan kesejahteraan pegawai. Peningkatan kesejahteraan tersebut
harus diusahakan secara bertahap sesuai dengan kemampuan sehingga pada akhirnya pegawai
dapat memusatkan perhatian sepenuhnya untuk melaksanakan tugasnya. Dalam meningkatkan
kesejahteraan para anggota organisasi memang merupakan salah satu tugas manajer. Organisasi
adalah merupakan salah satu bentuk kehidupan bersama dengan tujuan tertentu yang sudah
disepakati bersama. Untuk mencapai tujuan itu, para manajer perlu mengarahkan, membina, dan
mengkoordinasi anggota-anggotanya, salah satu media penting dalam mengarahkan mereka, agar
hati mereka lebih mudah bergerak untuk maju adalah kesejahteraan. Banyak cara dan usaha yang
dapat dilakukan kepala sekolah dalam rangkah meningkatkan kesejahtearan personil sekolah. Di
samping pemberian insentif dan atau gaji yang layak, usaha meningkatkan kesejahteraan
personel dapat pula dilakukan dengan jalan: ( Lailiyah, N. (2017). Sebagai berikut:a)
Membentuk semacam ikatan keluarga sekolah yang bersifat sosial. b) Membentuk koperasi
keluarga personel sekolah.c) Mengadakan kegiatan-kegiatan seperti olah raga, diskusi-diskusi
yang berhubungan dengan pengembangan profesi guru-guru atau pegawai sekolah. d) Memberi
kesempatan dan bantuan dalam rangka pengembangan karier, seperti kesempatan melanjutkan
pelajaran, kesempatan mengikuti penataranpenataran, selama tindakan mengganggu atau
merugikan jalannya sekolah. e) Mengusulkan dan mengurus kenaikan gaji atau pangkat guru-
guru dan pegawai tepat pada waktunya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Semua yang telah
dibicarakan di atas memerlukan adanya kepemimpinan kepala sekolah yang baik dan bijaksana
disertai pengawasan dan pembinaan yang tepat dan berkelanjutan.
Pendidik dan tenaga kependidikan merupakan seluruh komponen yang terdapat dalam
lembaga pendidikan, tidak hanya mencakup guru saja melainkan keseluruhan yang berpartisipasi
dalam pendidikan. Jika ditinjau dari unsur jabatan tenaga kependidikan dibedakan menjadi tiga
yakni:
a.Tenaga Struktural; tenaga kependidikan yang menempati jabatan-jabatan eksekutif umum
(pemimpin) yang bertanggung jawab langsung maupun tidak langsung atas satuan pendidikan
(contoh: kepala sekolah, wakil kepala sekolah, urusan kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana,
dan pelayanan khusus).
b.Tenaga Fungsional; tenaga kependidikan yang menempati jabatan fungsional yaitu jabatan
yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mengandalkan keahlian akademis kependidikan, (seperti:
guru, guru bimbingan penyuluhan atau konseling, pengembangan kurikulum dan teknologi
kependidikan, pengembangan tes, dan pustakawan). c. Tenaga Teknis Kependidikan; tenaga
kependidikan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya lebih dituntut kecakapan teknis operasional
atau teknis administrative, (seperti: laboran, teknisi sumber belajar, pelatih; olahraga, kesenian
dan keterampilan. dan petugas TU).
Komponen- Komponen dalam Pelaksanaan Manajemen Personalia1. Perencanaan personalia
Perencanaan pegawai merupakan kegiatan yang menentukan kebutuhan pegawai, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif untuk sekarang dan masa depan.
Menurut Ngalim Purwanto (1998:15), setiap program memerlukan perencanaan terlebih
dahulu sebelum dilaksanakan. Dalam perencanaan adalah suatu cara menghampiri masalah-
masalah. Dalam penghampiran masalah itu, perencana merumuskan apa saja yang harus
dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Perencanaan merupakan kegiatan yang harus
dilakukan pada permulaan dalam selama kegiatan administrasi itu berlangsung.Adapun langkah-
langkah dalam perencanaan pegawai adalah:
a. Menentukan atau merumuskan tujuan yang hendak dicapai
b. Mengindentifikasi masalah atau pekerjaan yang akan dilakukan
c. Menghimpun data dan informasi yang diperluaskan
d. Menentukan tahap- tahap kegiatan
e. Merumuskan bagaimana masalah tersebut dapat dipecakan dan bagaimana tahap pekerjaan
dilakukan.

Komponen- Komponen dalam Pelaksanaan Manajemen Personalia:


1.Perencanaan Personalia
Perencanaan pegawai merupakan kegiatan yang menentukan kebutuhan pegawai, baik
secara kuantitatif maupun kualitatif untuk sekarang dan masa depan.Menurut Ngalim Purwanto
(1998:15), setiap program memerlukan perencanaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan.
Dalam perencanaan adalah suatu
Pada dasarnya perencanaan personil meliputi dua macam kegiatan yaitu:
1). Kegiatan untuk memadukan antara kebutuhan dengan tenaga kerja yang telah ada, baik
menurut jenis jabatan, unit kerja, wilayah penugasan maupun waktu tugas.
2). Kegiatan untuk penyusunan personalia melalui kegiatan perencanaan. Jadi suatu kegiatan
perencanaan yang baik dan tidak gegabah tentu diawali dengan suatu perencanaan yang matang
dan baik dilaksanakan demi menghindari terjadi kesalahan dan kegagalan yang tidak dingginkan.
Perencanaan personil membantu lembaga pendidikan (sekolah) dalam mengantisipasi perubahan-
perubahan, dalam arti lembaga tersebut memiliki tahapan waktu yang diperlukan guna menyiap
personil kebutuhan melalui berbagai kegiatan administrasi personalia.
2. Rekrukmen
Rekrukmen atau pengadaan pegawai merupakan bagian untuk memenuhi kebutuhan
tenaga kependidikan atau pegawai pada sekolah, baik jumlah maupun kualitas. Untuk mendapat
tenaga pendidikan yang sesuai dengan dengan kebutuhan, dilakukan rekruitment, yaitu suatu
upaya untuk mencari dan mendapatkan calon-calon tenaga kependidikan yang memenuhi syarat.
Pengadaan pegawai terjadi jika:
A.Ada perluasan pekerjaan yang harus dicapai yang disebabkan oleh karena tujuan instansi atau
karena tambahan besarnya beban tugas sehingga tidak terpikul oleh tenaga-tenaga yang sudah
ada.
b. Ada salah satu atau lebih pegawai yang keluar atau mutasi ke kantor lain, atau karena
meninggal sehingga ada lowongan formasi baru.
3. Pembinaan
Pembinaan dan perbaikan mutu pendidikan tidak mungkin berhasil tanpa disertai dengan
pembinaan dan perbaikan mutu pengetahuan serta cara kerja para pelaksanaannya, yaitu
personalia.Tujuan dari kegiatan pembinaan ini adalah tumbuhnya kemampuan setiap tenaga
kependidikan yang meliputi pertumbuhan keilmuan, wawasan berpikir, sikap terhadap pekerjaan
dan keterampilan dalam melaksanakan tugas sehari-hari sehingga produktivitas kerja dapat
ditingkatkan.
Pembinaan karir tenaga kependidikan meliputi kenaikan pangkat dan jabatan berdasarkan
prestasi kerja dan peningkatan disiplin. Pembinaan di sini adalah segala usaha untuk memajukan
dan meningkatkan mutu, keahlian, kemampuan, dan keterampilan, demi kelancaran pelaksanaan
tugas pendidikan.Pembinaan harus dilakukan secara terus menerus dan secara sistematis atau
pragmatis. Pembinaan ini sangat penting karena tuntutan perkembang baik ilmu pengetahuan,
perkembang teknologi maupun perkembangan yang lainnya. Ketika seseorang telah dibina dan
dikembangkan kemampunya sehingga menghasilkan kerja yang baik serta layak dipromosikan,
namun bila kinerja personil tersebut mengalami kegagalan maka, kemungkinan akan
dimutasikan, penurunan jabatan, atau diberhentikan dari posisi yang ditempatinya sekarang.
Untuk itu perlu adanya penunjangan demi terciptanya personil yang handal maka diperlukan
suatu motivasi pendidikan sehingga personil tersebut termotivasi, betapa pentingnya memajukan
kinerja pendidikan tak lepas dari itu semua dibutuhkan pelatihan dalam melaksanakan tugas baik
diluar kondisi sekolah maupun untuk mengikuti seminar. Dalam rangka meningkat efesien kerja,
masalah pembinaan pegawai menempati kedudukan yang penting. Program pembinaan pegawai
meliputi aspek yang cukup luas antara lain: mengenai peningkatan kemampuan dan kemahiran
kerja yang ditempuh dengan jalan menambah pengetahuan dan latihan- latihan bagi para
personil.
4.Penempatan
Penempatan berkaitan dengan pengangkatan seseorang dalam suatu kedudukan dan
jabatan tertentu. Pengangkatan dan penempatan tenaga kependididikan yang bukan tenaga
pendidik pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dilakukan oleh menteri,
menteri, atau pimpinan lembaga Pemerintah Non Departemen dengan memperhatiakn
keseimbangan antara penempatan dan kebutuhan serta ketentuan perundang-undang yang
berlaku bagi pegawai negeri.Prinsip dasar pengangkatan dan penempatan tenaga kependidikan
harus sesuia tugas dan kemampuan yang memiliki pegawai tersebut. Menurut Nawawi dalam
Hartati Sukirman (2000) langkah pengorganisasian dalam kegiatan penempatan harus dilakukan
dengan mempertimbangkan minat, bakat, kemampuan dan berat ringannya tugas yang akan
dipikul bagi setiap personel.Pada Undang- undang Republik Indonesia No 14 tahun 2005 tentang
guru dan dosen pada pasal 25 yang berbunyi:
a. Pengakatan dan penempatan guru dilakukan secara objektif dan transpran sesuai dengan
peraturan perundang- undang.
b. Pengakatan dan penempatan guru pada satuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah
atau pemerintah daerah diatur dengan pemerintah.
c. pengakatan dan penempatan guru pada satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat
dilakukan oleh penyelenggara pendidikan yang bersangkutan berdasarka perjanjian kerja/
kesepakatan kerja Bersama.
5.Kompensasi
Kompensasi sangat penting bagi personalia itu sendiri, karena besarnya kompensasi
merupakan pencerminan atau ukuran nilai pekerjaan personalia itu sendiri. Sebaliknya besar
kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi prestasi kerja, motivasi, dan kepuasan personalia.
Apabila kompensasi itu diberikan secara tepat dan benar para personalia akan memperoleh
kepuasan kerja dan motivasi untuk mencapai tujuan- tujuan organisasi.
Manajer yang handal dapat mengawasi dan mengevaluasi personilnya serta dapat
memberikan kompensasi terhadap personilnya. Kompensasi ini tidak hanya diukur dari segi
materi saja namun kompensasi ini berupa perhatian dan pujian yang menjadi pemicu semangat
personil bagi harkat dan martabat manusia. Pemberian kompensasi dalam suatu organisasi harus
diatur sedemikian rupa sehingga merupakan sistem yang baik dalam organisasi. Dengan sistem
yang baik ini akan dicapai tujuan-tujuan, antara lain sebagai berikut:
a.Menghargai prestasi kerja Dengan pemberian kompensasi yang memadai adalah suatu
penghargaan organisasi terhadap prestasi kerja para karyawan.
b.Menjamin keadilan Dengan adanya sistem kompensasi yanag baik akan menjamin terjadi
keadilan diantara karyawan dalam organisasi.
c.Mempertahankan karyawan Dengan sistem kompensasi yang baik, para karyawan akan betah
atau bertahan bekerja pada organisasi itu.
d.Memperoleh karyawan yang bermutu Dengan sistem kompensasi yang baik akan menarik lebih
banyak calon karyawan.
e.Pengendalian biaya Dengan sistem pemberian kompensasi yang baik, akan mengurangi
seringnya melalukan rekrutmen, sebagai akibat dan makin seringnya karyawan yang keluar
mencari perkerjaan yang lebih baik atau menguntungkan.
f.Memenuhi peraturan- peraturan Sistem administrasi kompensasi yang baik merupakan tuntutan
dari pemerintah (Hukum). Suatu organisasi yang baik dituntut adanya sistem administrasi
kompensasi yang baik.
6.Pemberhentian
Pemberhentian pegawai Pemberhentian tenaga kependidikan/ pegawai merupakan fungsi
personalia yang menyebabkan terlepasnya pihak organisasi dan personel dari pihak yang
menyebabkan terlepasnya pihak organisasi dan personel dari hak kewajiban lembaga sebagai
tempat bekerja dan sebagai pegawai. Dalam kaitannya dengan tenaga kependidikan di sekolah,
khususnya pegawai negeri sipil, sebab-sebab pemberhentian pegawai ini dapat di dikelompokkan
kedalam tiga jenis:
a.Pemberhentian atas permohonan sendiri
b.Pemberhentian oleh dinas atau pemerintah
c.Pemberhentian sebab lain- lain.
Pemberhentian atas permohanan sendiri misalnya, karena pindah lapangan pekerjaan
yang bertujuan memperbaiki nasib. Pemberhentian oleh dinas atau pemerintah bisa dilakukan
dengan beberapa alasan berikut:
1).Pegawai yang bersangkutan tidak cakap dan tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan
tugasnya dengan baik.
2).Perampingan atau penyederhanaan organisasi.
3).Peremajaan, biasanya pegawai yang telah berusia 50 tahun dan berhak pension harus
diperhatikan dalam jangka waktu satu tahun
4).Tidak sehat jasmani dan rohani sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
5).Melakukan pelanggaran tindak pidana sehingga dihukum penjara atau kurungan.
6). Melanggar sumpah atau janji pegawai negeri sipil.
7.Penilaian
Penilaian merupakan suatu proses organisasi dalam menilai untuk kerja pegawainya.
tujuan dilakukannya penilaian untuk kerja secara umum adalah untuk memberikan feedback
kepada pegawai dalam upaya memperbaiki tampilan kerjanya dan upaya meningkatkan
produktivitas organisasi, dan secara khusus dilakukan dalam kaitnya dengan berbagai
kebijaksanaan terhadap pegawai, seperti untuk tujuan promosi, kenaikan gaji, pendidikan,
latihan, dan lain- lain. Penilaian personalia yang dilakukan oleh kepala sekolah hendaknya
dilakukan secara objektif dan akurat, yakni difokuskan pada prestasi individu dan peran sertanya
dalam kegiatan kelembagaan. Penilain tidak hanya penting bagi sekolah, tetapi juga bagi
pegawai, disebabkan penilaian terhadap pegawai berfungsi sebagai umpan balik dari berbagai hal
seperti, kemampuan, serta kekurangan untuk menentukan tujuan. jalur, rencana, dan
pengembangan karier. Tahap akhir dari manajemen personalia yaitu penilaian pegawai yang
mutlak harus dilaksanakan guna memajuhkan personalia sekolah. Penilaian ini lebih berfokus
pada peran serta dalam kegiatan personil, baik dapat melaksanakan pekerjaan dengan sungguh-
sungguh dan penuh semangat. Sistem penilaian tenaga kependidikan sangat bermanfaat bagi
sekolah dalam beberapa hal, antara lain untuk hal- hal berikut:
a.Mendorong peningkat prestasi kerja.
b.Sebagai pengambilan keputusan dalam pemberian imbalan.
c.Untuk kepentingan mutasi pegawai.
d.Untuk menyusun program pendidikan dan pelatihan.
f.Membantu para pengawasan menentukan rencana kariernya
Faktor- Faktor Pengahambat dan Pendukung Manajemen Personalia
1.Faktor pendukung Banyak potensi yang patut dikembangkan untuk mendukung pelaksanaan
manajemen personalia diantaranya adalah:
a.Kepala madrasah yang profesional.
b.Guru dengan kompetensi yang sangat tinggi.
c.Memiliki visi dan misi yang jelas, dan semua warga memiliki komitmen yang tinggi untuk
mewujudkannya.
d.Lingkungan madrsah yang kondusif, dan tunjangan oleh sarana dan prasarana yang memadai.
2.Faktor penghambat Faktor penghambat pelaksnaan manajemen personalia diantaranya adalah:
a. Kesulitan dalam meramalkan, yaitu perencanaan akan sulit membuat ramalan yang tepat untuk
masa datang, karena keadaan mendatang tidak menentu sulit diramalkan. Hal ini bisa saja
berkaitan dengan kebutuhan tenaga dan keterampilan yang dimiliki.
b. Kesulitan dana, pembiayaan adalah hal yang sangat klasik yang selalu menimpa hampir
seluruh kegiatan organisasi, karena jika dalam meramalkan sudah terdapat kendala otomatis
dalam pembiayaan pun juga sulit diramalkan.

B. Penyelenggaraan BK Di Sekolah
Tidak hanya mendampingi dan membantu siswa yang mengalami kesulitan, tetapi
bertujuan tidak hanya untuk menemukan dan membimbing potensi profesional siswa dalam hal
pembentukan karakter, kedisiplinan, proses pembelajaran dan lingkup sosial. Kerjasama semua
unsur pendidikan ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan tercapainya tujuan
pendidikan, yang menjadi tanggung jawab semua guru, bukan hanya kepala sekolah tetapi juga
guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling semua personil sekolah (Sandra & Ifdil,
2015)
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling akan efektif apabila semua unsur sekolah
bersinergi untuk mewujudkan sekolah yang berkualitas. Bimbingan dan bimbingan guru harus
bekerja secara kolaboratif dengan bagian personil sekolah, diantaranya staf sekolah, termasuk
kepala sekolah dan wakilnya, koordinator BK, guru utama, guru mata pelajaran dan staf
administrasi.
Kerjasama personil sekolah dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling dilakukan
sebagai langkah optimalisasi layanan terkait jumlah siswa yang besar dan menghubungkan
permasalahan yang dihadapi dengan aspek-aspek yang ada di sekolah (Agustina, 2019). Delvino,
Bahri & Husen (2022) menyatakan aspek kerjasama antara konselor dan staf sekolah dalam
pelaksanaan layanan konseling, Layanan ini berlangsung dalam bentuk formal dan informal
berupa sosialisasi layanan BK melibatkan kepala sekolah dan guru yang dilakukan pada awal
semester. Personil sekolah terdiri dari kepala sekolah, guru mata pelajaran, walikelas. Kerjasama
semua unsur pendidikan bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan, yang dapat dilakukan
semua guru, tidak hanya kepala sekolah tetapi juga tanggung jawab semua staf sekolah (Sandra
& Ifdil, 2015). kegiatan bimbingan konseling di sekolah dapat terlaksana dengan lancar, efektif
dan efesien, apabila organisasi sekolah terselenggara dan berlangsung secara teratur (Sukardi,
2008).

Kepala Sekolah
● Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan, yang meliputi kegiatan pengajaran,
pelatihan, serta bimbingan dan konseling di sekolah;
● Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan
bimbingan dan konseling di sekolah;
● Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan dan konseling di
sekolah;
● Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah;
● Menetapkan koordinator guru pembimbing yang bertanggung jawab atas koordinasi
pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah berdasarkan kesepakatan bersama guru
pembimbing;
● Membuat surat tugas guru pembimbing dalam proses bimbingan dan konseling pada
setiap awal catur wulan;
● Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan bimbingan dan konseling sebagai
bahan usulan angka kredit bagi guru pembimbing. Surat pernyataan ini dilampiri bukti
fisik pelaksanaan tugas;
● Mengadakan kerja sama dengan instansi lain (seperti Perusahaan/Industri, Dinas
Kesehatan, kepolisian, Depag), atau para pakar yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan
bimbingan dan konseling (seperti psikolog, dan dokter)

Wakil Kepala Sekolah


● Mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada semua
personel sekolah.
● Melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah terutama dalam pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling.

Koordinasi Bimbingan dan Konseling


● Mengkoordinasikan para guru pembimbing dalam: (a) memasyarakatkan pelayanan
bimbingan dan konseling; (b) menyusun program bimbingan dan konseling; (c)
melaksanakan program bimbingan dan konseling; (c) mengadministrasikan kegiatan
bimbingan dan konseling; (d) menilai program bimbingan dan konseling; dan (e)
mengadakan tindak lanjut.
● Membuat usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan terpenuhinya tenaga, sarana
dan prasarana;
● Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling kepada
kepala sekolah

Konselor /Guru Pembimbing


● Memasyarakatkan kegiatan bimbingan dan konseling (terutama kepada siswa).
● Merencanakan program bimbingan dan konseling bersama kordinator BK.
● Merumuskan persiapan kegiatan bimbingan dan konseling.
● Melaksanakan layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa yang menjadi tanggung
jawabnya (melaksanakan layanan dasar, responsif, perencanaan individual, dan dukungan
sistem).
● Mengevaluasi proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
● Menganalisis hasil evaluasi.
● Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian.
● Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling.
● Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator guru pembimbing atau
kepada kepala sekolah.
● Menampilkan pribadi sebagai figur moral yang berakhlak mulia (seperti taat beribadah,
jujur, bertanggung jawab; sabar, disiplin, respek terhadap pimpinan, kolega, dan siswa).
● Berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan sekolah yang menunjang peningkatan mutu
pendidikan di sekolah.
● Bertanggung jawab memberikan layanan bimbingan pada siswa dengan perbandingan 1:
150 orang

Guru Mata Pelajaran


● Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa.
● Melakukan kerja sama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasi siswa yang
memerlukan bimbingan dan konseling.
● Mengalihtangankan (merujuk) siswa yang memerlukan bimbingandan konseling kepada
guru pembimbing.
● Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan dan konseling (program perbaikan
dan program pengayaan, atauremedial teaching).
● Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan bimbingan dan
konseling dari guru pembimbing
● Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian layanan
bimbingan dan konseling
● Menerapkan nilai-nilai bimbingan dalam PBM atau berinteraksi dengan siswa, seperti
bersikap respek kepada semua siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya, atau berpendapat, memberikan reward kepada siswa yang menampilkan
perilaku/prestasi yang baik, menampilkan pribadi sebagai figur moral yang berfungsi
sebagai "uswah hasanah".

Wali Kelas
● Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yang
menjadi tanggung jawabnya.
● Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas yang
menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti layanan bimbingan dan konseling.
● Memberikan informasi tentang keadaan siswa kepada guru pembimbing untuk
memperoleh layanan bimbingan dan konseling.
● Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang siswa yang perlu diperhatikan
secara khusus dalam belajarnya.
● Ikut serta dalam konferensi kasus.

Staf Administrasi
● Membantu guru pembimbing (konselor) dan koordinator BK dalam mengadministrasikan
seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah;
● Membantu guru pembimbing dalam menyiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan
konseling.
● Membantu guru pembimbing dalam menyiapkan sarana yang diperlukan dalam layanan
bimbingan dan konseling.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan

Personalia atau yang disebut dengan manajemen personalia dalam perusahaan merupakan
istilah untuk proses perekrutan dan pengembangan karyawan pada sebuah perusahaan.Karyawan
ini nantinya akan mendapat pembinaan dan pengembangan untuk menjadi orang yang berguna
untuk keberlangsungan perusahaan.Fungsi manajemen yang dijalankan oleh manajemen
personalia meliputi 4 komponen yaitu:Fungsi Planning (Perencanaan),Fungsi Organizing
(Organisasi),Fungsi Directing (Pengarahan),dan Fungsi Controling (Pengarahan).

Adapun Prinsip-Prinsip Dalam Personalia Sebagai berikut:a) Memiliki tujuan yang jelas.
b) Tiap anggota dapat memahami dan menerima tujuan tersebut.c) Adanya kesatuan arah
sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindak dan kesatuan pikiran.d) Adanya kesatuan
perintah.e) Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab masingmasing
anggota.e) Adanya jaminan keamanan dalam bekerja. Komponen- Komponen dalam
Pelaksanaan Manajemen Personalia:
1.Perencanaan Personalia 2. Rekrukmen 3. Pembinaan 4.Penempatan
5.Kompensasi 6.Pemberhentian 7.Penilaian
Tugas Personalia Sekolah Dalam Pelaksanaan Pelayanan BK di Sekolah:
1.Kepala Sekolah,2.Wakil Kepala Sekolah,3.Koordinasi Bimbingan dan
Konseling,4.Konselor/Guru Pembimbing,5.Guru Mata Pelajaran,6.Wali Kelas, 7.dan Staf
Administrasi.

B.Saran
Adapun saran yang kami berikan adalah perlunya meningkatkan kualitas guru BK, agar
bisa melaksanakan tugasnya dengan professional sesuai ketentuan dan agar bisa menggali segala
kemampuan peserta didik dalam upaya pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Nuraini.,2022.,Jurnal Edukatif.,Manjemen Personalia di Lembaga Pendidikan.,08(01).,Sambas.


Sukatma.,2012.,Peranan Personil Seola Dalam Pelaksanaan Bimbingan dan
Konseling.,15(01).,Manado.
Yusup.,2021.,Meningkatkan Kualitas Penddik Terhadap Administrasi Personalia Pendidikan.
Muhammad Iqbal Baihaqi.,2018.,Peranan Manajemen Personalia Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan.,10(01).,Blitar.
Salsabila Arsih,Firman, Neviyarni, Muhammad Asyraf bin Che Amat4Universitas Negeri
Padang(2023).PERAN PERSONIL SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN
DAN KONSELING.Guidance Jurnal Bimbingan dan
Konseling.20(2):https://uia.e-journal.id/guidance/article/download/2983/1713/

Anda mungkin juga menyukai