METODE MENTORING
( Dosen Pembimbing Ibu Neneng Siti Latifah, S.ST., M. Kes)
KELOMPOK 4 :
1. Ferawati : 15340017
2. Ferika : 15340018
3. Fitri Anggraini : 15340019
4. Fitriyani : 15340020
5. Friska Andhini : 15340021
6. Hernalia : 15340022
7. Ida Ayu : 15340023
8. Ika : 15340024
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Metode Mentoring”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Khusus yang dibimbing
oleh Ibu Neneng Siti Latifah,S.ST.M.Kes selaku dosen bidang study Metode Khusus. Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini
dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.
Makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
untuk mahasiswi kebidanan khususnya dan masyarakat umumnya.
Kelompok 4
Kelompok 4
Metode Mentoring 2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………........ 4
1.2 Tujuan Masalah…………………………………………………………….... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Mentoring ......................................................................................... 6
2.2 Peran Mentor .................................................................................................. 7
2.3 Kriteria Mentor ............................................................................................... 7
2.4 Pendekatan Mentoring ................................................................................... 8
2.5 Tahapan Mentoring ........................................................................................ 9
2.6 Tanggung Jawab Mentor dan Mentee ............................................................ 9
2.7 Penilaian ......................................................................................................... 11
2.8 Aplikasi Mentoring ........................................................................................ 12
2.9 Proses Mentoring ........................................................................................... 13
2.10 Keuntungan dan Kerugian Metode Mentoring ............................................. 15
Kelompok 4
Metode Mentoring 3
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk menghasilkan bidan profesional, harus melewati dua tahap pendidikan yaitu
pendidikan akademik dan tahap profesi, kedua tahap tersebut merupakan tahapan pendidikan
yang terintegrasi sehingga tidak dapat dipisahkan. Salah satu cara untuk pengembangan dan
pengendalian mutu kebidanan adalah dengan cara mengembangkan lahan praktek kebidanan
pengalaman belajar di lapangan dengan benar bagi peserta didik (mentee). Tanggungjawab
nilai dan tradisi profesionalnya adalah hal yang mutlak dalam pendidikan kebidanan sebagai
pendidikan yang perlu mendapat perhatian bagi para pengelola lahan praktek. Maka dengan
adanya lahan praktek dan komponennya yang baik akan dapat dikembangkan pengalaman
Perubahan sikap dan keterampilan profesional dengan melalui pengalaman klinik yang
menentukan kualitas dan kondisi bidan dimasa mendatang, selain itu juga tergantung dari kita
(yang sudah menjadi bidan) untuk menyiapkan peserta didik kebidanan yang praktek di
klinik. Tanpa disadari ternyata bidan kurang memperhatikan proses bimbingan terhadap
peserta didik baik tingkat DIII . Ada anggapan bahwa urusan pendidikan dan bimbingan
jarang/bahkan tidak kelihatan atau bidan yang ada di bangsal banyak disibukkan dengan
Kelompok 4
Metode Mentoring 4
pekerjaannya masing-masing sehingga tidak sempat melakukan bimbingan kepada mentee.
Oleh karena itu untuk menjawab dan mengatasi semua permasalahan tersebut diatas maka
B. Tujuan Penulisan.
Tujuan umum
Tujuan khusus
a. Mentorship
b. Peran Mentor
c. Kriteria Mentor
e. Tahapan Mentoring
i. Proses Mentoring
Kelompok 4
Metode Mentoring 5
BAB II
PEMBAHASAN
ketrampilan/pengalaman sedikit, dengan tujuan yang disepakati oleh orang yang mempunyai
pengalaman lebih sedikit untuk menambah dan mengembangkan kompetensi yang spesifik.
(M Murray and M Owen, ‘Beyond the Myths of Mentoring: How to facilitate an Effective
membagi keahlian professional dengan orang yang lebih sedikit pengalaman untuk
klinik membimbing 1 orang mahasiswa semester akhir atau pegawai baru dalam
sebagai pembimbing disebut mentor, sementara individu yang dibimbing disebut mentee.
- Support (dukungan)
- Listening (mendengar)
Kelompok 4
Metode Mentoring 6
Jadi seorang mentor harus mempunyai pengetahuan yang cukup untuk lebih banyak
memberikan saran serta mereka juga butuh “ekstra skill-set” seputar proses mentorship untuk
Mengaplikasikan teori.
Berdasarkan beberapa syarat tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang mentor juga harus
Penantang Hubunganhirarki
Dapat di dekati
Kelompok 4
Metode Mentoring 7
Memiliki pengetahuan lebih tinggi Berpengalaman
a. interest
b. komitmen
fokus yang jelas, misalnya dukungan dalam penempatan pencapaian yang spesifik,
Kelompok 4
Metode Mentoring 8
Komponen Kesuksesan Hubungan Mentoring :
Tahap 1 Dependence
Profesional baru masih tergantung pada mentor dan mengambil peran subordinat
Tahap 2 Independence
sebagai mentor
peran dari manajer atau supervisor menjadi resposibel terhadap klien peserta didik
dan personel
Kelompok 4
Metode Mentoring 9
d. Menyediakan waktu untuk memberikan umpan balik, memonitor dan mencatat setiap
kebutuhan
Kelompok 4
Metode Mentoring 10
NMC merekomendasikan secara normal seorang mentor tidak boleh membantu lebih dari tiga
2.7 PENILAIAN
Penilaian mentee secara terus menerus selama periode praktek sangat penting, hal ini
kemajuan sesuai dengan tingkat pengetahuan yang diharapkan dan dilakukan pembahasan
secara berkala, umpan balik dan dokumentasi sepanjang periode praktek. Penilaian dapat
dilakukan secara formal atau informal. Ada beberapa hal yang harus dinilai diantaranya
tingkat pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan untuk menerapkan teori dalam praktek,
keterampilan, perilaku profesional juga harus dikaji termasuk sikap/etika, tugas kelompok,
penampilan dan motivasi. Penilaian tersebut harus dilakukan seobyektif mungkin. Semua
Hasil penilaian dapat dipercaya kalau diberikan pada kesempatan terpisah dengan
2. Konsistensi dari penilaian: akan di interpretasikan kinerja mentee dari satu keterampilan
tertentu dapat dilakukan dengan cara yang sama di kesempatan yang berbeda.
periode praktek.
RUMAH SAKIT
Kelompok 4
Metode Mentoring 11
Membagi pengetahuan tentang perawatan pasien dan berlaku sebagai positif role
model
terencana
sesuai
mentee
Melaporkan setiap insiden yang tidak diinginkan atau hal penting kepada manajer
Bekerja sama denga dosen dan staf pendidikan klinik bila diperlukan
Ikut dalam supervisi klinik dan merfleksikan hubungan ini ke dalam peran tersebut
Berdasarkan peran pembimbing klinik sebagai mentor, pada dasarnya peran seorang
mentor adalah bertujuan untuk membantu mentee dalam bentuk perilaku mendukung
kesempatan untuk ekspresi diri, menggali respon dan implikasi terhadap keperawatan
evaluasi
Kelompok 4
Metode Mentoring 12
2.10 PROSES MENTORING
1. Persiapan Penempatan
Nama mentor sebaiknya dialokasikan untuk setiap mentee dengan penempatan area
dan total durasi penempatan. Rotasi libur tetap direncanakan, sehingga setiap mentor
mempunyai kesempatan untuk bekerja dengan mentee minimal 3 dari 5 shift (RCN
yang membagikan pengalaman praktek agar para mentee tahu apa yang harus
belajarnya. Untuk itu mentee perlu mendapatkan bimbingan dari mentor untuk
2. Orientasi.
kasus-kasus yang ada, minimal sebelum ketempat praktek mentee sudah dinyatakan
lulus dalam mengikuti lab skiill dan tercatat dalam portofolio mentee.
3. Interview Kemajuan
Initial interview
Intermediate interview
Final interview
Kelompok 4
Metode Mentoring 13
o Cari tahu jika mereka mempunyai kecemasan spesifik
Jangan dilakukan :
Jangan dilakukan :
Evaluasi :
Mentee: praktek mereka harus dievaluasi sebagai bagian dari proses audit pendidikan
Evaluasi ini harus sesuai dengan monitor kualitas lokal dan pemerintah
Kelompok 4
Metode Mentoring 14
2.8 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN METODE MENTORSHIP
organisasi
Meningkatkan kemampuan sebagai sumber ide dan praktek dari pandangan organisasi
Memerlukan waktu
Kelompok 4
Metode Mentoring 15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Mentoring adalah suatu peran yang mana mampu memberi dukungan dan semangat,
pengetahuan yang bagus dalam lingkungan kerja dari mentee untuk lebih banyak
memberikan advis dan saran tetapi mereka juga butuh “ekstra skill-set” seputar proses
hubungan tersebut.
2. Peran dari seorang mentor adalah Sebagai figur “ayah/ibu”, guru, role model,
konselor yang bisa di dekati, pemberi saran yang dipercaya, sebagai penantang,
motifator, orang yang memberi nominasi, sebagai orang yang lebih tua, senior,
diminimalisir atau bahkan bisa dicegah apabila dalam pelaksanaannya didasari atas
tujuan untuk menciptakan generasi perawat handal dan profesional serta sebelum
Kelompok 4
Metode Mentoring 16
3.2 SARAN
1. Diharapkan mau berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan mentee serta bersedia
1. Pihak lahan praktek harus selalu melakukan evaluasi terhadap mentor dan dilakukan
2. Pihak lahan praktek memberi kesempatan kepada mentor seluas luasnya untuk
pembelajaran klinik.
Kelompok 4
Metode Mentoring 17
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka cipta.
Moberg, D.J. and Velasquez (2004) The Ethics of Mentoring Business Ethics Quarterly;
(accessed on 12.02.07)
http://perawatkesehatanjiwa.blogspot.co.id/2012/08/kegiatan-bimbingan-klinik-
keperawatan.html
Kelompok 4
Metode Mentoring 18