Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH COACHING

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodik Khusus
Kebidanan

Disusun oleh :

Delya Pebrilian
Fitri Latipatul Anshor
Jainab Kasim
Yuni Sari
Yuni Widiawati

UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan
pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan
kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jakarta, 24 April 2019

Kelompok 4
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Coaching .................................................................................................... 2


B. Tujuan Coaching .......................................................................................................... 2
C. Proses Coaching ........................................................................................................... 2
D. Teknik Coaching .......................................................................................................... 5
E. Keunggulan Coaching .................................................................................................. 5
F. Kelemahan Coaching ................................................................................................... 6
G. Kemampuan Melakukan Coaching .............................................................................. 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 7
B. Saran ............................................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada bidang kesehatan ini para coach secara khusus dilatih dengan latar
belakang pelayanan kesehatan atau psikologi. Dalam bidang kesehatan
coaching merupakan alternatif untuk konseling.
Coaching merupakan proses untuk mencapai suatu prestasi kerja dimana
ada seorang yang mendampingi, memberikan tantangan, menstimulasi dan
membimbing untuk terus berkembang sehingga seseorang bisa mencapai suatu
prestasi yang diharapkan. Proses coaching akan sangat menolong seseorang
untuk mengaktualisasikan dirinya, yaitu untuk mencapai satu titik dimana dia
tidak hanya dapat mengetahui keberadaannya saat itu tetapi juga mengetahui
potensi kemampuan yang seharusnya dapat dicapai. Orang yang melakukan
coaching terikat dalam satu kerjasama yang baik dengan coacheenya sehingga
melalui proses ini terjalin satu kedekatan dan saling pengertian yang lebih
mendalam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses penerapan metode coaching dalam pendidikan
kebidanan
2. Apa kelemahan dan keunggulan metode coaching
3. Bagaiaman ketepatan metode coaching
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses penerapan metode coaching dalam pendidikan
kebidanan
2. Untuk mengetahui kelemahan dan keunggulan metode coaching
3. Untuk mengetahui ketepatan metode coaching
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Coaching
Coaching adalah pembinaan. Secara teoritis, coaching adalah proses
pengarahan yang dilakukan atasan / senior untuk melatih dan memberikan
orientasi kepada bawahanya tentang realitas di tempat kerja dan membantu
mengatasi hambatan dalam mencapai prestasi kerja yang optimal. Kegiatan ini
akan sangat tepat diberikan kepada orang baru, orang yang menghadapi
pekerjaan baru, orang yang sedang menghadapi masalah prestasi kerja atau
orang yang menginginkan pembinaan kerja. Tujuannya adalah untuk
memperkuat dan menambah kinerja yang telah berhasil atau memperbaiki
kinerja yang bermasalah.
B. Tujuan
Tujuan yang umum diperoleh dari coaching adalah dapat meningkatkan
kinerja individu dan organisasi, keseimbangan yang lebih baik antara
pekerjaan dengan kehidupan, motivasi yang lebih tinggi, pemahaman diri
yang lebih baik, pengambilan keputusan yang lebih baik dan peningkatan
pelaksanaan manajemen perubahan.
Beberapa tujuan coaching:
1. Menstimulan pengembangan keterampilan peserta secara individual
2. Membantu peserta menggunakan pekerjaan sebagai pengalaman
pembelajaran dengan bimbingan dan mengembangkan profesional peserta
3. Memberi kesempatan kepada peserta untuk melengkapi pekerjaan yang
diberikan fasilitator dan pada saat yang sama mempersiapkan keterampilan
peserta dalam mengambil tanggung jawab dan pekerjaan mendatang
4. Meningkatkan kemampuan kemandirian belajar dari peserta dan mengatasi
permasalahan yang dihadapi mereka
C. Proses Coaching
Proses coaching adalah untuk menetapkan dan menjelaskan arah dan
tujuan serta untuk mengembangkan rencana-rencana kerja untuk mencapai
tujuan. Selain itu dijelaskan juga satu pengertian mengenai hal-hal yang
penting dalam kehidupan bahwa kita diberikan kemampuan untuk mengambil
dan melaksanakan tanggung jawab yang telah diberikan dan membangun serta
melakukan setiap rencana kerja. Secara sederhana proses coaching akan
membantu untuk menciptakan visi yang terbaik dan terbaru yang dimiliki
dalam rangka mencapai suatu keberhasilan. Dimana keberhasilan adalah saat
kita dapat mencapai tujuan secara berlanjut.
Proses coaching pada intinya adalah suatu percakapan, dialog antara
seorang peserta didik dengan orang yang membimbing (fasilitator). Penerapan
konteks pendekatan hasil (result oriented) yang produktif, seorang coach akan
melibatkan si coachee untuk membicarakan sesuatu yang sudah diketahui.
Pada kenyataannya seorang coachee sudah memiliki semua jawaban terhadap
semua pertanyaan, apakah itu sudah ditanyakan atau belum ditanyakan. Dapat
disimpulkan bahwa proses coaching juga meningkatkan proses berpikir dari
yang dibimbing.
Langkah-langkah dalam coaching, yaitu:
a. Sebelum praktik sebaiknya peserta didik mengadakan pertemuan untuk
mereview kegiatan, termasuk langkah-langkah yang perlu mendapat
penekanan
b. Fasilitator merencanakan skenario pembelajaran secara rinci dan
menyiapkan seluruh instrumen bimbingan termasuk instrumen evaluasi
c. Instrumen evaluasi disampaikan dan dibahas bersama dengan peserta
d. Fasilitator menyiapkan ruangan pelatihan beserta kelengkapannya. Apabila
materi yang akan dilatihkan berupa keterampilan dalam bidang kesehatan
maka sarana prasarana pembelajaran disiapkan semirip mungkin dengan
keadaan nyata di lapangan
e. Pelajari kemampuan dasar yang telah dimiliki oleh setiap peserta, sehingga
fasilitator dapat memusatkan dan menyesuaikan bimbingan dengan
kemampuan yang telah dimiliki agar bimbingan berjalan secara efektif dan
efisien.
f. Fasilitator merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses
bimbingan dan memberikan umpan balik sesuai dengan tingkat pencapaian
kompetensi setiap peserta.
g. Peserta melakukan redemonstrasi, fasilitator mengamati dan memberikan
umpan balik saat mereka melakukan langkah-langkah kegiatan. Peserta
mencoba kembali tanpa bimbingan, fasilitator memberikan umpan balik
dan penguatan.
h. Umpan balik harus disampaikan sesegera mungkin dan lebih sering
dilakukan pada awal latihan kemudian berkurang secara bertahap sesuai
dengan tingkat perkembangan masing-masing peserta. Umpan balik
menggunakan penuntun belajar atau check list yang telah disiapkan.
i. Setelah peserta didik dinilai kompeten yaitu dapat melakukan prosedur
secara mandiri dengan benar di dalam pembelajaran laboratorium atau
simulasi, selanjutnya peserta diberikan kesempatan untuk melakukan
prosedur nyata di lahan kepada pasien yang sebenarnya dengan
pengawasan dan bimbingan. Fasilitator melakukan evaluasi terhadap
penampilan atau kinerja peserta.
j. Apabila bimbingan berupa manajemen, maka setelah pembelajaran
laboratorium maka dilanjutkan pula pada pembimbingan di lapangan
misalnya penyusunan SOP, perencanaan pelayanan di ruang kebidanan,
memimpin rapat koordinasi, melakukan monitoring dan evaluasi.
k. Bimbingan dilakukan sampai peserta didik dinilai kompeten dalam
melaksanakan keterampilan.
l. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan
refleksi dan fasilitator menyampaikan umpan balik dalam melaksanakan
praktik.
m. Hasil evaluasi penampilan peserta didik digunakan sebagai salah satu
bahan untuk menetapkan tingkat kompetensi atau keberhasilan peserta
sesuai dengan standar pelatihan yang telah ditetapkan.
D. Teknik Coaching
a. Tahap Orientasi
Tahap ini merupakan tahap perkenalan dan tahap pengkondisian agar
tercipta suasana yang saling mempercayai.
b. Tahap Klarifikasi
Pada tahap ini dilakukan analisis permasalahan. Masalah yang akan
dipecahkan diuraikan sehingga jelas mana permasalahan utama dan juga
permasalahan mana yang akan dipecahkan terlebih dahulu.
c. Tahap Pemecahan (Perubahan)
Pada tahap ini coachee dengan bantuan coach berusaha mencari solusi
terhadap permasalahan yang dihadapi. Coach berusaha memberikan saran
dan alternatif-alternatif, namun coachee sendirilah yang harus
mengembangkan solusi permasalahan yang dihadapi.
d. Tahap Penutup
Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap apa yang telah dicapai coachee
dari proses coaching. Hal-hal yang pada tahap pendahuluan disepakati
untuk diubah atau diperbaiki akan dinilai apakah tujuan tersebut telah
tercapai atau belum.
E. Keunggulan Coaching
a. Dapat mendorong kemampuan masing-masing individu sesuai dengan
minatnya
b. Dapat menilai masing-masing peserta dengan berbagai metode penilaian
termasuk observasi.
c. Dapat mengikuti lebih dekat setiap perkembangan peserta
d. Coaching lebih pada pendekatan personal dibanding dengan training
kelompok.
e. Peserta merasa lebih termotivasi dan bertanggung jawab untuk melakukan
keterampilan yang baru dipelajari karena bimbingan berlangsung terus
menerus dan personal.
F. Kelemahan Coaching
a. Pendengar yang buruk
b. Terlalu banyak memberi informasi, instruksi dan solusi
c. Menyalah orang lain
d. Memaksa endapat
e. Fokus pada masalah
G. Kemampuan melakukan Coaching
Kompetensi dalam coaching dapat dibagi dalam 3 kelompok, yaitu:
a. Kompetensi menjaga hubungan
Para coach harus mampu menunjukkan bahwa adanya keterbukaan, jujur
dan menghargai orang lain.
b. Menjadi efektif
Para coach harus memiliki kepercayaan diri untuk dapat bekerja dengan
para coachee dan memiliki kesadaran diri.
c. Melakukan coaching
Para coach harus mampu berpegang pada metodelogi yang jelas, cakap
dalam mengaplikasikan metode serta alat-alat dan teknik-teknik yang
relevan serta selalu hadir dalam setiap sesi coaching.
Kemampuan yang harus dimiliki untuk melakukan coaching yaitu sebagai
berikut:
a. Fasilitator harus dapat membimbing secara efektif an sungguh-
sungguh kepada setiap peserta
b. Fasilitator dituntut memiliki kemampuan observasi, analisis dan
diagnosis yang tajam terhadap masalah pelatihan atau pembelajaran
c. Fasilitator dituntut memiliki kemampuan dan fleksibilitas yang tinggi
terhadap materi yang dilatihkannya
d. Melakukan bimbingan dan komunikasi secara asertif
e. Memiliki daya empati dan peka terhadap kebutuhan peserta
f. Mampu menjadi pendengar yang baik.
g. Terbuka untuk menerima pendapat
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Coaching adalah pembinaan. Secara teoritis, coaching adalah proses
pengarahan yang dilakukan atasan / senior untuk melatih dan memberikan
orientasi kepada bawahanya tentang realitas di tempat kerja dan membantu
mengatasi hambatan dalam mencapai prestasi kerja yang optimal. Kegiatan ini
akan sangat tepat diberikan kepada orang baru, orang yang menghadapi
pekerjaan baru, orang yang sedang menghadapi masalah prestasi kerja atau
orang yang menginginkan pembinaan kerja.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini mahasiswi di harapkan mampu memahami dan
menguasai metode pembelajaran coaching dalam praktik kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA

Nurachmah, E( 2005). Metode Pengajaran Klinik Keperawatan. Makalah


pelatihan bimbingan klinik. Jakarta: EGC
Relly, D.E & Obermann,M.H (2002). Pengajaran Klinis dalam pendidikan
keperawatan, alih bahasa Eni Noviestari. Jakarta: EGC
https://www.scribd.com/doc/154291198/Makalah-Metode-Pembelajaran-Klinik (
di akses pada tanggal 24 april 2019 )
http://dokumen.tips/documents/makalah-metode-pembelajaran-klinik.html (di
akses pada tanggal 24 april 2019)
https://ppm-manajemen.ac.id/id_ID/blog/artikel-manajemen-18/post/lima-
kebiasaan-negatif-dalam-coaching-1593 (di akses pada tanggal 24 april 2019 jam
16:55 wib)

Anda mungkin juga menyukai