Secara harfiah, metodik berasal dari kata "metode"(method). Metode berarti suatu
cara kerja yang sistematik dan umum[1]. Metodologi searti dengan kata metodik
(methodentic) yaitu suatu penyelidikan yang sistematis dan formulasi metode yang akan
digunakan dalam penelitian[2].
Metodik masih dibedakan atas[3] :
a.
jenis mata pelajaran tertentu secara umum artinya hanya secara garis besar jalan pelajaran
beserta kesulitan-kesulitan pada suatu mata pelajaran tertentu.
b.
a.
penyajian bahan pelajaran agar anak dapat menguasai sesuatu bahan pelajaran.
b.
mana prinsip didaktik umum digunakan. Didaktik khusus ini disebut juga metodik yang
berarti mengajar, menyelidiki cara melakukan sesuatu, prosedur.
B.
Untuk mengetahui hubungan antara didaktik dengan metodik perlu dibahas lebih
dahulu lingkaran permasalahan didaktik dan metodik itu, setelah itu barulah kita mengetahui
garis temu antara kedua lingkaran tersebut.
Didaktik berarti ilmu mengajar yang didasarkan atas prinsip kegiatan penyampaian
bahan pelajaran sehingga bahan pelajaran itu dimiliki oleh siswa. Kegiatan yang dimaksud
ialah kegiatan langsung yang timbul di dalam pergaulan siswa dengan gurunya. Dengan kata
lain kegiatan apa yang dimainkan oleh guru dalam menyajikan bahan pelajaran itu. Apakah ia
dapat menarik minat, motivasi atau mengaktifkan siswa atau tidak. Oleh karena kegiatan itu
bertujuan hendak mempengaruhi siswa atau anak didik, maka karakteristik-karakteristik
pribadi anak didiklah yang menjadi sasaran didaktik.
Menurut sejarahnya, Johann Amos Comenius (1592-1670) adalah tokoh pertama yang
memformulasikan ide didaktik itu. Ia dikenal dengan bukunya yang bernama Didactica
Magna yang dalam penerbitan pertamanya (1632) ditulis dalam bahasa Ceko.
Dalam pasal 2 bab 17 dari buku Didactica Magna itu disebutkannya bahwa pengajaran
akan menjadi mudah, jika diikuti langkah-langkah[6] :
a) Jika pengajaran dimulai awal benar, sebelum jiwa rusak.
b) Jika jiwa telah sedia untuk menerimanya.
c) Jika dimulai dari yang umum kepada yang khusus.
d) Jika dimulai dari yang mudah kepada yang sukar.
e) Jika siswa tidak dibebani dengan mata pelajaran yang banyak.
f) Jika pelajaran berangsur-angsur maju dengan perlahan -lahan dalam setiap hal.
g) Jika kecerdasan tidak dipaksa untuk suatu yang belum mengarah kepada kecenderungan; dan
harus sesuai dengan umur dan metode yang benar.
h) Jika segala sesuatu diajarkan dengan media pengertian.
i) Jika penggunaan segala sesuatu pengajaran berkesinambungan.
j) Jika segala sesuatu daiajarkan dengan satu dan metode yang sama.
Jika diformulasikan, maka didaktik itu bergerak dalam lingkaran penghidangan bahan
pelajaran sewaktu pelajaran sedang berlangsung. Sedangkan metodik bergerak di dalam
lingkaran penyediaan jalan atau siasat yang akan ditempuh.
Jadi, titik temu yang menghubungkan antara didaktik dengan metodik terletak pada
persiapan mengajar. Pengajaran diharapkan akan berjalan dengan baik dimulai dari pemilihan
metode mengajar yang serasi, dan kemudian atas metode yang dipilih kemudian dipersiapkan
kegaiatan penyajian atau penghidangan mata pelajaran/bahan pelajaran[7].
PENUTUP
Kesimpulan
Metodologi searti dengan kata metodik (methodentic) yaitu suatu penyelidikan yang
sistematis dan formulasi metode yang akan digunakan dalam penelitian.
Metodik terbagi atas 2 macam, yaitu metodik umum dan metodik khusus.
Didaktik adalah ilmu yang mempelajari dan memberi syarat-syarat umum yang diperlukan
untuk memberikan pelajaran dengan baik kepada murid atau orang lain.
Didaktik juga terbagi atas 2 macam, yaitu didaktik umum dan didaktik khusus.
Didaktik khusus disebut juga metodik yang berarti mengajar, menyelidiki cara melakukan
sesuatu, prosedur.
Didaktik itu bergerak dalam lingkaran penghidangan bahan pelajaran sewaktu pelajaran
sedang berlangsung. Sedangkan metodik bergerak di dalam lingkaran penyediaan jalan atau
siasat yang akan ditempuh.
Titik temu yang menghubungkan antara didaktik dengan metodik terletak pada persiapan
mengajar