Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

MATA KULIAH PERILAKU ORGANISASI


PEMBELAJARAN ORGANISASI:

STRATEGI MEMBANGUN KEKUATAN PERGURUAN TINGGI

DISUSUN OLEH:
ALFI ALIFATUL M
20181206

PRODI S-1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


STIKES YAYASAN RS DR.SOETOMO SURABAYA
TAHUN AJARAN 2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pembelajaran
Oganisasi: Strategi Membangun Kekuatan Perguruan Tinggi”. Sholawat serta
salam tidak lupa saya curahkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad
SAW.Makalah ini berisi penjelasan tentang jurnal yang berkaitan dengan mata
kuliah perilaku organisasi.

Sekaligus penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sendy


Ayu Mitra Ukhutias, S.ST., M.Kes selaku dosen mata kuliah perilaku organisasi
yang telah menyerahkan kepercayaan kepada saya guna menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu. Saya sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat
memberikan manfaat dan meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait
dengan “Pembelajaran Organisasi”. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh
karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
kemudian makalah ini dapat saya perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Saya juga yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan
masih membutuhkan kritik serta saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah
ini lebih baik ke depannya.

Surabaya, 12 Desember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................4
A. Pembelajaran Organisasi.....................................................................................5
B. Karakteristik Pembelajaran Organisasi.............................................................6
C. Perguruan Tinggi.................................................................................................7
BAB III.............................................................................................................................8
PENUTUP.........................................................................................................................8
A. KESIMPULAN.....................................................................................................8
B. SARAN..................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan organisasi untuk tetap memperbaharui pengetahuannya melalui
proses pembelajaran terasa lebih penting sekarang ini. Agar dapat bersaing
organisasi sekarang dan akan datang diharapkan untuk lebih fleksibel.
Pembelajaran organisasi sebagai keahlian organisasi untuk menciptakan,
memperoleh, menginterpretasikan, mentrasfer dan membagi pengetahuan, yang
bertujuan memodifikasi perilakunya untuk menggambarkan pengetahuan dan
wawasan baru. Sedangkan menurut Taylor pembelajaran organisasi merupakan
kesempatan yang diberikan kepada pegawai sehingga organisasi menjadi lebih
efisien (Luthans, 1995:173).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pembelajaran organisasi ?
2. Apa itu karakteristik kunci dari pembelajaran organisasi ?
3. Apa itu perguruan tinggi ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami apa itu pembelajaran organisasi.
2. Untuk mengetahui karakeristik kunci dari pembelajran organisasi.
3. Untuk memahami apa itu perguruan tinggi.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Organisasi
Pembelajaran organisasional merupakan wadah untuk membangun masyarakat
yang dewasa yaitu kelompok manusia yang memiliki potensi yang beranekaragam
dan mampu melakukan kerjasama- cerdas sehingga mampu melaksanakan proses
berbagi visi, berbagi model mental dan berbagi pengetahuan, untuk disinergikan
dan ditransformasikan menjadi.
Organisasi merupakan visi bagaimana sebuah organisasi dapat menjadi
sebuah organisasi yang ideal (Kofman dan Senge, 1995) dengan menggunakan
lima disiplin dasar (five fundamental disciplines), dimana tiap-tiap disiplin
memberikan kontribusi dalam memperbaiki kehidupan dan kapasitas organisasi
untuk belajar. Lima disiplin tersebut adalah:
1. Personal Mastery
Organisasi seperti ini akan tercipta melalui praktek jangka panjang dari
serangkaian disiplin. Dengan demikian akan tercipta organisasi yang dikelola oleh
individu-individu yang bekerjasama menuju visi bersama, bukan lagi atas dasar
perintah.
2. Awareness of mental models
Merupakan pemikiran atau gambaran internal seseorang yang dipegang secara
mendalam mengenai bagaimana dunia bekerja, yakni gambaran yang
melatarbelakangi kita dalam bertindak dan berpikir.
3. Building a shared vision
Pada tingkat yang paling sederhana, shared vision adalah jawaban dari pertanyaan
“Apa yang ingin kita ciptakan? Meskipun membangun disiplin pertama (personal
mastery) dapat membantu dalam membangun visi personal, pengembangan
tersebut sungguh tidak akan membantu organisasi kecuali jika terdapat kesejajaran
antara visi personal dengan visi organisasi. Dengan demikian tidak hanya visi
organisasi yang penting bagi karyawan, namun visi personal karyawan juga harus
dinilai dan dihargai oleh organisasi.
4. Team learning
Kesejajaran antara visi personal dengan visi organisasi bukanlah masalah
kesempatan atau bahkan hanya merupakan persoalan sederhana mengenai
rekrutmen karyawan. Team learning merupakan masalah praktek dan proses.
Senge menyebut proses ini sebagai “team learning dan menjelaskan bahwa hal ini
merupakan disiplin yang ditandai dengan tiga dimensi penting, yakni:
a. kemampuan untuk memiliki wawasan berpikir mengenai masalah
masalah penting
b. kemampuan untuk bertindak dengan cara- cara yang inovatif dan koordinatif
c. kemampuan untuk memainkan peranan yang berbeda pada tim yang
berbeda
5. Systems thinking
Disiplin ini merupakan kerangka kerja dalam melihat hubungan saling keterkaitan
diantara disiplin yang ada. Dalam organisasi bisnis, dapat diidentifikasi sejumlah
sistem dan hubungan yang sistematis, namun transfer infromasi tidak selamanya
mengikuti rantai hubungan ini, seringkali transfer informasi dilakukan melalui
jaringan sosial.

B. Karakteristik Pembelajaran Organisasi


Ada tiga karakteristik kunci dari pembelajaran organisasi, yakni:
a. Pertama, organisasi harus memiliki komitmen terhadap pengetahuan. Artinya,
organisasi memiliki komitmen untuk terus menerus mengupayakan memperoleh
pengetahuan.
b. Kedua, pembelajaran organisasi harus memiliki sebuah mekanisme
pembaharuan (a mechanism of renewal) dalam organisasi. Departemen dan unit-
unit lain dalam organisasi secara perlahan masuk ke dalam birokrasi. Organisasi
berhenti beradaptasi; yang berarti berhenti belajar. Organisasi mengalami
kesulitan untuk mencapai kesuksesan.
c. Ketiga, pembelajaran organisasi harus memiliki keterbukaan (openess)
terhadap dunia luar. Hal ini melibatkan berbagai cara, sebab begitu banyak hal
yang harus dipelajari organisasi dari lingkungannya. Berbagai hal yang
menyangkut keterbukaan misalnya para manajer membutuhkan pengetahuan
mengenai bagaimana lingkungan bisnis berubah secara periodik serta kemauan
untuk terus mengikuti pendidikan formal. Bagian pemasaran harus tanggap
terhadap perubahan selera konsumen dan pemasok. Semua ini merupakan contoh
keterbukaan terhadap dunia luar.

C. Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi merupakan wadah yang menghasilkan dan menyampaikan
ilmu pengetahuan. Namun sampai sekarang ini perguruan tinggi belum dianggap
sebagai organisasi pembelajaran yakni organisasi yang menggunakan proses
pembelajaran dalam proses sistematisnya untuk melakukan perbaikan (Dill,
1999).
Usaha-usaha ini dapat dilakukan pada tingkat universitas maupun pada fakultas,
yaitu :
a. Visi Dan Misi

Pernyataan visi, misi, aktivitas rencana jangka panjang menggambarkan


karakteristik pembelajaran organisasi. Umumnya perguruan tinggi memiliki
pernyataan formal mengenai tujuannya, yang biasanya disebut sebagai pernyataan
misi. Lang dan Lopers- Sweetman (1991) menyatakan beberapa peran dari
pernyataan misi insitusi. Visi departemen haruslah sejalan dengan visi dan misi
institusi dan dimiliki oleh fakultas melalui keterlibatan mereka dalam proses
formulasi (Creswell et al., 1990). Departemen (program studi) harus memiliki
konsep kesepakatan mengenai siapa yang ingin dilayani, dengan cara apa, dan
hasil apa yang ingin dicapai (Gardiner, 2000). Misi departemen (program studi)
haruslah diterjemahkan ke dalam tujuan, sasaran, dan aktivitas yang lebih spesifik
dibandingkan pernyataan misi dan merupakan panduan operasional..
b. Kepemimpinan
Bimbaum (1998:102-104) menjelaskan posisi pemimpin perguruan tinggi sebagai
posisi yang diharapkan dapat mempengaruhi tanpa memaksa, mengarahkan tanpa
sanksi, dan mengawasi tanpa menyebabkan pemencilan dalam pembelajaran
organisasi. Bimbaum menawarkan tujuh aturan bagi para pemimpin di lingkungan
perguruan tinggi, yakni:
1) menghidupkan norma-norma kelompok
2) menyesuaikan diri dengan harapan kelompok tentang kepemimpinannya
3) menggunakan jalur komunikasi yang telah terbangun
4) tidak memberikan perintah yang tidak mungkin dilaksanakan
5) mendengarkan
6) menurunkan perbedaan status
7) mendorong pengendalian diri sendiri.
c. Manajemen Ilmu Pengetahuan dan Komunikasi Universitas
Memiliki sejumlah mekanisme pengumpulan informasi dalam mengambil
keputusan dan upaya perbaikan. Secara internal, universitas mengawasi
kualitasnya sendiri berdasarkan standar yang ada.
d. Budaya Belajar
Dalam universitas yang menjadi organisasi pembelajaran, salah satu aktivitas
paling nyata yang dihubungkan dengan budaya belajar adalah pengembangan
departemen (program studi). Pengembangan departemen (program studi)
dirancang untuk mencapai pertumbuhan dan pembangunan yang pesat dari
departemen (program studi) itu sendiri dan staf pengajar sehingga mereka dapat
melaksanakan.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Organisasi yang menuju pada pembelajaran organisasi membutuhkan
perubahan dalam budaya organisasi dengan memiliki komitmen jangka panjang.
Gephart et al. (1996) menyatakan bahwa pembelajaran organisasi tidaklah mudah,
terdapat hubungan yang selaras antara kapasitas pembelajaran organisasi dengan
tindakan atau hasil. Sejumlah hal dapat menghalangi organisasi dalam melakukan
tindakan-tindakan yang sesuai dengan kapasitas pembelajarannya, seperti
hambatan politis, sanksi hukum, dan kesenjangan sumber daya.
Organisasi pembelajaran adalah organisasi yang memiliki komitmen pada
keinginan terus menerus untuk melakukan perbaikan. Sejumlah faktor dapat saja
menghalangi organisasi untuk belajar, namun organisasi harus bersedia untuk
mengerahkan segala usahanya untuk berubah menjadi organisasi pembelajaran.

B. SARAN
Dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, seperti dalam hal
penulisan atau apabila menemui kalimat yang sukar untuk dimengerti maknanya.
Dalam hal ini penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
Absah., Yeni ( Januari 2008) Jurnal Manajemen Bisnis, “ Pembelajaran
Organisasi: Strategi Membangun Kekuatan Perguruan Tinggi.Staf Pengajar FE
USU” V olume 1, Nomor 1: 33-41 Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai