Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

PERILAKU ORGANISASI PENDIDIKAN

Dosen Pengampu : Prof Dr. H. Nana Herdiana A., S.E., AK., M.M.

Disusun oleh :
VERANITA INTAN PALUPY,
S.Pd.
NIM. 41038103234002

ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis kehadirat Allah SWT yang senantiasa


melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah, sehingga dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “PERILAKU ORGANISASI PENDIDIKAN”.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi penulis sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 21 Maret 2024


Penulis
Veranita Intan Palupy, S.Pd.

2
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2
DAFTAR ISI........................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................5
C. Tujuan...................................................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan......................................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................................7
A. Perilaku Organisasi.....................................................................................7
B. Organisasi Pendidikan................................................................................ 8
C. Kelompok dalam Organisasi........................................................................8
D. Konsep Iklim Organisasi............................................................................11
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................13
A. Mengapa Perlu Mempelajari Ilmu Perilaku Organisasi dalam Pendidikan?......13
B. Sekolah sebagai Sistem Sosial...................................................................13
C. Faktor yang Mempengaruhi Iklim Sekolah..................................................14
D. Motivasi Dalam Organisasi........................................................................16
E. Komitmen Dalam Organisasi.....................................................................17
F. Konflik Dalam Organisasi..........................................................................18
G. Strategi Manajemen Stres.........................................................................20
BAB III PENUTUP..............................................................................................22
A. Kesimpulan..............................................................................................22
B. Saran...................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................23

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisasi merupakan unit sosial yang dengan sengaja diatur, terdiri atas dua
orang atau lebih yang berfungsi secara relatif terus menerus untuk mencapai
sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat terjadinya
interaksi dengan karakteristik masing-masing serta banyak kepentingan yang
membentuk gaya hidup, pola perilaku, dan etika kerja, yang kesemuanya akan
mencirikan kondisi suatu organisasi. Sehingga setiap individu dalam organisasi tidak
lepas dari hakekat nilai nilai budaya yang dianutnya, yang akhirnya akan bersinergi
dengan perangkat organisasi, teknologi, sistem, strategi dan gaya hidup
kepemimpinan. Sehingga pola interaksi sumber daya manusia dalam organisasi
harus diseimbangkan dan diselaraskan agar organisasi dapat tetap eksis.
Institusi sekolah yang berhasil dalam mencapai tujuan serta mampu
memenuhi tanggug jawab sosialnya akan sangat tergantung pada manajernya
(pimpinan). Bila pimpinan mampu melaksanakan dengan baik, sangat mungkin
organisasi tersebut akan mencapai sasarannya. Suatu organisasi membutuhkan
pemimpin yang efektif mempunyai kemampuan ( ability ) yang baik dan nantinya
akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila dapat mempunyai pengaruh dan
mampu mengarahkan bawahannya kearah pencapaian tujuan organisasi.
Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan
menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki
komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan kepala
sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan disiplin kerja guru
melalui program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Oleh karena itu
kepala sekolah harus mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta
keterampilan- keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan.
Dengan terciptanya hubungan antar personal yang kondusif, maka guru akan
merasa nyaman dalam bekerja dan terpacu untuk bekerja lebih baik. Hal tersebut
mencerminkan bahwa suasana sekolah yang kondusif akan sangat mendukung

4
peningkatan disiplin kerja, sehingga dapat berjalan dengan baik dan memuaskan
semua pihak.
Berdasarkan hal tersebut, penulis mempunyai inisiatif tinggi untuk mengulas
lebih lanjut mengenai perilaku dalam organisasi Pendidikan.

B. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah tersebut maka dapat kami susun
perumusan masalah sebagai berikut :
1. Mengapa dalam Administrasi Pendidikan perlu mempelajari Ilmu Perilaku
Organisasi?
2. Bagaimana organisasi bekerja sebagai system social?
3. Bagaimana mengatasi dinamika kelompok dalam organisasi?
4. Bagaimana mengatasi iklim organisasi pada lingkungan Pendidikan?
5. Mengapa motivasi dan komitmen organisasi itu penting?
6. Bagaimana mengatasi konflik-konflik yang terjadi pada organisasi?
7. Bagaimana cara mengelola atau strategi dalam menghadapi stress?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan dan pembatasan masalah diatas, maka tujuan dari pemaparan
makalah ini yaitu :
1. Mengetahui pentingnya mempelajari Ilmu Perilaku Organisasi dalam
Administrasi Pendidikan.
2. Mengetahui lebih rinci tentang organisasi sebagai system social.
3. Mengetahui dinamika kelompok dalam organisasi.
4. Mengetahui strategi mengatasi iklim organisasi.
5. Mengetahui motivasi, komitmen, serta konflik-konflik yang terjadi dalam
organisasi
6. Mengetahui strategi menghadapi stres

5
D. Manfaat Penulisan

Makalah ini disusun untuk mengetahui bagaimana perilaku-perilaku dalam organisasi


Pendidikan. Memberikan manfaat kepada pembaca untuk mengetahui sejauh mana
perilaku-perilaku dalam organisasi Pendidikan yang dilaksanakan oleh seorang
pemimpin.

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Perilaku Organisasi

Kajian mengenai perilaku manusia tidak akan terlepas dari keterkaitan dan
interaksi dengan lingkungannya. Dalam pembahasan perilaku organisasi perlu di
pahami terlebih dahulu makna perilaku dan organisasi.
Perilaku organisasi berasal dari dua kata, yaitu: perilaku (behavior) adalah
sikap. Organiasasi adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan tertentu.
Perilaku organisasi mengajarkan tiga faktor penentu perilaku dalam suatu organisasi
yaitu: individu, kelompok, dan struktur. Perilaku organisasi yaitu ilmu terapan
karakter yang dimiliki individu, karakter yang diharapkan dari organisasi, dan
struktur dari individu tersebut yang kemudian digabungkan sehingga akan terbentuk
keefektifan dalam organisasi.
Menurut Prof. Dr. Prajudi Atmosudirjo, S. H. organisasi dapat diartikan dalam
dua hal yaitu :
 Dalam arti dinamis (organizing) : organisasi terdiri atas kegiatan-kegiatan
memperinci tugas-tugas dan tanggung jawab secara terperinci, membagi-bagi
pekerjaan menjadi bidang-bidang atau kotak-kotak tertentu dan
membagikannya kepada pejabat-pejabat, memerinci hubungan antara
bagian- bagian dan menentukan cara-cara untuk menempati jabatan-jabatan
yang telah ditentukan.
 Dalam arti statis (organization) : organisasi adalah wadah, rangka dasar
(frame work) daripada management.
James D. Mooney mengemukakan : “organization is the form of every human
association for the attainment of a common purpose” artinya organisasi adalah
bentuk dari tiap-tiap kumpulan manusia untuk memperoleh tujuan bersama.
Menurut Triana, Cepi (2015 : 2) bahwa ruang lingkup perilaku organisasi
meliputi bagaimana memahami orang-orang dalam satuan system social, mengelola
dan memprediksi bagaimana mereka dapat bekerja secara efektif.

7
Kajian perilaku organisasi mempelajari bagaimana organisasi dapat tersusun lebih
efektif dan bagaimana kejadian-kejadian di lingkungan internal dan eksternal
berpengaruh terhadap organisasi. Kajian perilaku organisasi menerapkan
pengetahuan dari beberapa disisplin ilmu dalam menyelidiki dampak dari individu,
kelompok, budaya, dan struktur terhadap perilaku di dalam organisasi agar
organisasi itu bekerja secara efektif dalam mencapai tujuannya.

B. Organisasi Pendidikan

Pandangan organisasi sebagai suatu sistem sosial dapat ditelusuri dari teori
yang dikemukakan oleh Getzels dan Guba mengenai dimensi nomotetik dan
ideografik suatu organisasi ( Lipham , Rankin , Hoeh Jr , 1985 : 35 ) . Getzels dan
Guba melihat kepentingan yang dimiliki oleh personel / pegawai berbeda dengan
kepentingan yang ada pada organisasi . Hasil dari interaksi akan terwujud dalam
bentuk perilaku pegawai. Dalam hal ini kepemimpinan tidak hanya sebagai suatu
kondisi yang disengaja untuk menyelaraskan dua kepentingan yang berbeda, tetapi
juga bagaimana keselarasan ini dapat berjalan dengan baik sehingga pemimpin
harus memiliki keterampilan secara khusus dalam hal bagaimana ia memengaruhi
perilaku orang lain di dalam organisasi.
Menurut (Lawang (1995 :2.6). Setiap system social selalu mempertahankan
batas-batas yang memisahkan dan membedakannya dari lingkunga, serta
mempertahankan keseimbangan dari kegiatan-kegiatan yang memungkinkannya
terus bertahan dan beroperasi. Karenanya merupakan hal yang benar bahwa sistem
sosial itu diciptakan , dipertahankan , dan bahkan diubah atau diganti oleh manusia ,
bukan terjadi secara alamiah . Asumsi ini menunjukkan bahwa sistem sosial
organisasi perlu dikaji dan dikendalikan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai
melalui perantara perilaku pegawai .

C. Kelompok dalam Organisasi

1. Teori-Teori Pembentukan Kelompok


a. Teori Kedekatan (Propinquity Theory)

8
Menurut teori ini, seseorang berhubungan dengan orang lain
disebabkan karena adanya kedekatan ruang dan daerah. Ketika orang - orang
berdekatan secara geografis, baik tempat sementara ( kontrakkan atau kos ),
rumah, atau berbagai aktivitas keseharian yang dilakukan maka orang - orang
tersebut akan lebih memungkinkan untuk memiliki intensitas yang lebih tinggi
satu sama lain. Ketika hal ini terjadi maka orang - orang akan memiliki
peluang yang sama.
Contoh lainnya adalah guru - guru yang tinggal di asrama memiliki
perilaku yang berbeda dengan guru - guru yang tinggal masing - masing di
rumahnya . Hal ini terjadi karena mereka memiliki kedekatan tempat di mana
mereka tinggal sehari – hari.
b. Teori George Homans
Teori pembentukan George Homans memandang bahwa
pembentukan kelompok berdasarkan aktivitas - aktivitas, interaksi - interaksi,
dan sentimen- sentimen ( perasaan / emosi ). Teori ini memandang tiga
asumsi dalam proses pembentukan kelompok, yaitu : 1 ) semakin banyak
aktivitas - aktivitas seseorang dilakukan dengan orang lain, semakin
beraneka interaksi - interaksinya, dan juga semakin kuat tumbuhnya
sentimen - sentimen mereka
; 2 ) semakin banyak interaksi - interaksi di antara orang - orang, maka
semakin banyak kemungkinan aktivitas - aktivitas dan sentimen yang
ditularkan pada orang lain ; 3 ) Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang
ditularkan dan dipahami orang lain, maka semakin banyak kemungkinan
ditularkannya aktivitas dan interaksi - interaksi.

2. Jenis-jenis Kelompok
a. Kelompok Primer
Kelompok primer adalah sebuah kelompok yang ditandai dengan
adanya sifat keakraban , kerja sama dan hubungan tatap muka di antara
anggota kelompok. Contohnya keluarga , kelompok kolega , dan lain - lain .
Kelompok primer merupakan orang - orang yang memiliki perilaku
tersendiri / khas dan cenderung menghiraukan pengaruh lingkungan

9
eksternal dalam upayanya mencapai tujuan . Hal ini dikarenakan kelompok
primer memungkinkan untuk melakukan self managing teams ( tim yang
mengelola dirinya sendiri ) . Melalui

10
proses tersebut tim memungkinkan memiliki kekhasan perilaku sebagai
prosesnya dalam mencapai tujuan kelompok .
b. Kelompok Formal dan Informal
Kelompok Formal merupakan kelompok yang dengan sengaja dibentuk
untuk melaksanakan suatu tugas tertentu . Contoh : Komite sekolah,
kelompok kerja guru ( KKG ) , kelompok kerja kepala sekolah ( K3S ) , dan
lain - lain . Kelompok Informal merupakan kelompok yang tumbuh dari
proses interaksi , daya tarik , dan kebutuhan - kebutuhan seseorang dalam
suatu kelompok formal
c. Kelompok Terbuka dan Tertutup
Kelompok terbuka merupakan kelompok yang secara ajek / konsisten
dan terus- menerus mempunyai rasa tanggap terhadap perubahan dan
pembaharuan yang diperlukan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Kelompok tertutup merupakan kelompok yang kecil kemungkinan menerima
suatu perubahan atau pembaharuan. Mereka adalah kelompok yang jarang
berinteraksi dengan lingkungan di luar kelompoknya. Karena kurang akses
terhadap kondisi eksternal atau informasi yang berkembang inilah disebut
sebagai kelompok tertutup.

Tabel Dimensi yang membedakan kelompok terbuka dan tertutup

11
D. Konsep Iklim Organisasi

Ilmu Administrasi Pendidikan merupakan ilmu yang terus berkembang sampai


saat ini. Perkembangan ilmu Administrasi Pendidikan tidak terlepas dari
perkembangan ilmu Administrasi dan Ilmu Pendidikan, serta ilmu - ilmu lainnya
seperti ilmu Psikologi, Sosiologi , Ekonomi , Antropologi , Manajemen , dan lain
sebagainya . Pada kenyataannya , orang sering memisahkan antara ilmu , dalam arti
teori , dengan praktik yang dilakukan keseharian . Padahal tujuan adanya ilmu
adalah untuk dapat menjelaskan , menganalisis , dan memprediksi berbagai
fenomena atau gejala yang terjadi sehingga dapat diambil berbagai alternatif solusi
yang tepat , realistik , dan efisien . Kajian administrasi pendidikan dapat ditelusuri
dari berbagai pendekatan dalam berbagai referensi . Salah satunya dari ahli
Administrasi Pendidikan Wayne K. Hoy dan Cecil g . Miskel dalam bukunya
Educational Administration ; Theory , Research
, and Practice yang sudah dikembangkan sampai edisi keenam pada tahun 2001
dalam Triatna, Cepi (2015). Dalam bukunya Hoy & Miskel ( 2001 ) memaparkan
lebih dahulu teori mengenai memahami organisasi supaya nantinya setiap orang
yang mempelajari teori administrasi pendidikan dapat memosisikan analisisnya
terhadap Lembaga atau organisasi Pendidikan yang akan dikaji.
Kajian tentang iklim organisasi merupakan salah satu kajian yang muncul
dalam upaya bagaimana seorang administrator / manajer sekolah mengembangkan
pola interaksi sosial sehingga tujuan organisasi dapat dicapai . Interaksi perilaku
manusia di dalam organisasi diidentifikasi sebagai inti dari iklim organisasi atau
dalam konteks kajian adalah iklim sekolah . Iklim sekolah merupakan suatu tone
( suasana ) yang dirasakan oleh pegawai suatu organisasi / sekolah berdasarkan
interaksi dirinya dengan lingkungannya , baik lingkungan fisik , maupun lingkungan
sosial . Keith Davis ( 1981 : 104 ) mendefinisikan iklim organisasi sebagai : " the
human environment within organization's employees do their work . " Definisi
tersebut merujuk pada suasana kerja yang dirasakan oleh personel berdasarkan
interaksinya ketika ia berhubungan dengan personel lain di lingkungan kerjanya .
Lebih jauh A. Dale Timpe ( 1992 : 4 ) mendefinisikan iklim organisasi sebagai
serangkaian sifat lingkungan yang dapat diukur berdasarkan persepsi kolektif dari

12
organisasi - organisasi yang hidup dan bekerja di dalam lingkungannya dan bisa
membangun motivasi dan perilaku mereka .

13
Dari berbagai definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa iklim sekolah
adalah kondisi yang dirasakan oleh personal sekolah terhadap lingkungan sekolah,
baik fisik, social, maupun akademik.

14
BAB III
PEMBAHASAN

A. Mengapa Perlu Mempelajari Ilmu Perilaku Organisasi dalam


Pendidikan?

Sebelum menguraikan tentang tujuan mempelajari ilmu perilaku organisasi,


ada beberapa hal yang menyebabkan kita harus mempelajari ilmu ini, yaitu :
1. Ilmu perilaku organisasi ini dijadikan sebagai upaya memahami diri kita sendiri.
2. Mengkaji contoh-contoh dari kesuksesan dan kegagalan berbagai organisasi
dalam menjalankan bisnis/urusannya.Ilmu ini tidak hanya penting untuk
manajer, tetapi juga penting untuk pekerja dan konsumen dalam mencapai
tujuan organisasi.
3. Kajian perilaku organisasi mempunyai pengaruh kuat pada “Sikap” an
“Perilaku” dari individu-individu dalam organisasi.
Berdasarkan pemahaman akan pentingnya mempelajari ilmu perilaku
organisasi baik manajer, pekerja, maupun konsumen, maka kajian ini memiliki
urgensi bagi mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan Ketika berinteraksi dengan
orang lain, khususnya dalam dunia organisasi. Pada akhirnya kajian ilmu perilaku
organisasi berusaha untuk meningkatkan efektivitas, produktivitas, dan kinerj
personel organisasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara lebih efektif,
efesien, dan adil.
Tantangan muncul dan terjadi dalam mengelola Pendidikan saat ini di
Indonesia, baik pada level sekolah, Pendidikan tingkat menengah, provinsi, dan
perguruan tinggi. Pendidikan yang dimakud adalah pengelolaan Pendidikan yang
melibatkan interaksi manusia, baik dengan manusia lainnya maupun dengan
lingkungan yang lebih luas.

B. Sekolah sebagai Sistem Sosial

Pandangan organisasi sebagai suatu sistem sosial dapat ditelusuri dari teori
yang dikemukakan oleh Getzels dan Guba mengenai dimensi nomotetik dan

15
ideografik suatu organisasi ( Lipham , Rankin , Hoeh Jr , 1985 : 35 ) . Getzels dan
Guba melihat

16
kepentingan yang dimiliki oleh personel / pegawai berbeda dengan kepentingan
yang ada pada organisasi . Hasil dari interaksi akan terwujud dalam bentuk perilaku
pegawai. Dalam hal ini kepemimpinan tidak hanya sebagai suatu kondisi yang
disengaja untuk menyelaraskan dua kepentingan yang berbeda, tetapi juga
bagaimana keselarasan ini dapat berjalan dengan baik sehingga pemimpin harus
memiliki keterampilan secara khusus dalam hal bagaimana ia memengaruhi perilaku
orang lain di dalam organisasi.
Menurut (Lawang (1995 :2.6). Setiap system social selalu mempertahankan
batas-batas yang memisahkan dan membedakannya dari lingkunga, serta
mempertahankan keseimbangan dari kegiatan-kegiatan yang memungkinkannya
terus bertahan dan beroperasi. Karenanya merupakan hal yang benar bahwa sistem
sosial itu diciptakan , dipertahankan , dan bahkan diubah atau diganti oleh manusia ,
bukan terjadi secara alamiah . Asumsi ini menunjukkan bahwa sistem sosial
organisasi perlu dikaji dan dikendalikan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai
melalui perantara perilaku pegawai .
Sekolah merupakan organisasi social dan organisasi moral. Sebagai suatu
organisasi, sekolah memerlukan seorang pemimpin yang mampu menciptakan
sebuah visi masa depan sekolahnya dan mengilhami warga sekolah dan semua
komponen individu terkait dengan sekolah untuk mau dan mampu berbuat untuk
kepentingan pencapaian tujuan sekolah.
Dilihat dari sudut pandang interaksi pada organisasi sekolah, seorang manajer
sekolah akan dihadapkan konteks sekolah yang dapat dilihat melalui dua kondisi,
yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Konteks ini merupakan semua
keadaan dan semua hal yang terjadi dan mempengaruhi sekolah dalam pengelolaan
sekolahnya.

C. Faktor yang Mempengaruhi Iklim Sekolah

Brief ( 2004 : 3-4 ) mengemukakan empat faktor yang mendukung iklim


sekolah , yaitu lingkungan fisik yang mendukung dan kondusif untuk pembelajaran ,
lingkungan sosial yang mendorong komunikasi dan interaksi , lingkungan afektif
yang mendorong rasa kepemilikan dan rasa percaya diri , dan lingkungan akademik

17
yang

18
mendorong belajar dan pemenuhan diri . Lebih rinci empat unsur - unsur dari empat
faktor di atas adalah sebagai berikut :
1. Dimensi fisik meliputi :
 Appearance of the school building and its classrooms ; ( Tampilan
gedung sekolah dan kelas ) .
 School size and ratio of students to teachers in the classroom ; (
ukuran sekolah dan rasio jumlah siswa dengan guru di kelas ) .
 Order and organization of classrooms in the school ; ( perintah
dan organisasi kelas ) .
 Availability of resources ; and ( ketersediaan berbagai sumber daya
, dan )
 Safety and comfort ( keamanan dan kenyamanan ) .
2. Dimensi sosial meliputi :
 Quality of interpersonal relationships between and among students ,
teachers , and staff ; ( kualitas hubungan antar personel , dan antara
guru , siswa , dan staf ) .
 Equitable and fair treatment of students by teachers and staff ; (
perlakuan yang adil dan seimbang terhadap siswa dari guru dan
staf
).
 Degree of competition and social comparison between students ;
and ( tingkat persaingan dan perbandingan sosial antara para siswa
) , dan
 Degree to which students , teachers , and staff contribute to
decision- making at the school ( tingkat kontribusi siswa , guru , dan
staf dalam pembuatan keputusan di sekolah ) .
3. Dimensi akademik meliputi :
 Quality of instruction ; ( kualitas / mutu pembelajaran )
 Teacher expectations for student achievement ; and ( harapan guru
terhadap prestasi siswa ) ,
 Monitoring student progress and promptly reporting results to
students and parents . ( pemantauan kemajuan siswa dan dengan

19
segera melaporkan hasilnya terhadap orang tua dan siswa ) .

20
Isu-Isu Iklim Organisasi pada Lembaga Pendidikan

Isu - isu mengenai iklim organisasi di lembaga pendidikan sampai saat ini
telah berkembang seiring dengan sistem manajemen pendidikan saat ini .
Desentralisasi pendidikan saat ini telah berkembang dan membentuk suatu iklim
yang dipersepsi beragam oleh para manajer pendidikan saat ini baik pada level
sekolah , kab./kota , propinsi , maupun nasional . Isu negatif yang berkembang
terkait dengan iklim organisasi adalah munculnya iklim yang lebih tertutup dan
birokratis dalam pengelolaan sekolah saat ini . Selain itu , keterbukaan ( transparansi
) mulai menjadi suatu primadona bagi masyarakat ( stakeholder ) . Gonjang -
ganjing dua keadaan yang berbeda inilah yang memunculkan iklim kerja yang
kurang nyaman bagi para pengelola sekolah . Mereka merasa was - was dengan
berbagai dampak dari desentralisasi , terutama terkait dengan masalah birokrasi
yang mengarah pada kompleksitas dan membuat para pengelola pada satuan
pendidikan tidak berdaya dengan kondisi tersebut . Hal ini dipersepsi kompleks
karena kemampuan SDM pada satuan pendidikan tidak begitu siap dengan sistem
yang digunakan , terlebih dengan dalih keterbukaan informasi dan kebebasan pers .

D. Motivasi Dalam Organisasi

Setiap organisasi dituntut untuk menyusun sebuah kerangka yang tepat


bagaimana motivasi itu dapat dilakukan pada setiap individu yang terlibat di
dalamnya
. Motivasi merupakan tugas pimpinan untuk mengimplementasi- kannya kepada
seluruh karyawan . Motivasi dapat membentuk suatu pencapaian tujuan melalui
mobilisasi sumber daya manusia antara lain ditentukan oleh ketepatannya dalam
menyusun kerangka motivasi tersebut . Dalam perkembangan ilmu dan teknologi
pada masa sekarang di mana di dalamnya terjadi perubahan dan perkembangan
organisasi serta motivasi yang tidak pernah surut . Dengan makin berkembangnya
aplikasi komputer , muncullah pola hubungan kerja yang bersifat dispersonal dalam
organisasi
, malah memperbesar kecenderungan untuk melakukan perjumpaan face to face (

21
tatap muka ) secara intensif . Dengan demikian , motivasi dapat menyambungkan
hubungan batin , emosional , profesionalitas , dan intelektualitas antara pemimpin
dan

22
karyawan dalam sebuah organisasi . Dari motivasi itulah pegawai dalam organisasi
dapat diarahkan untuk menjalankan perannya secara optimal . Motivasi merupakan
sebuah metode bagaimana pegawai dalam organisasi dapat ditangani secara tepat
untuk mencapai tujuan organisasi . Dalam hal ini kita dapat menyatakan bahwa
efektivitas kepemimpinan dalam organisasi antara lain dapat dilihat dari kemampuan
seorang pemimpin dalam memberikan motivasi kepada para pegawainya .

Gambar Hubungan antara motivasi dan kinerja


Motivasi dan kinerja memiliki hubungan yang erat , di mana keduanya
memiliki keterkaitan satu sama lain . Namun , harus dicermati bahwa berbagai
penelitian mengenai kaitan antara keduanya menunjukkan bahwa motivasi yang baik
akan menciptakan kinerja yang baik . Namun , hubungan tersebut bukanlah
hubungan kausalitas karena faktor pembentuk kinerja tidak hanya motivasi tetapi
ada faktor lain seperti kemampuan dan kesempatan.

E. Komitmen Dalam Organisasi

Unsur Komitmen ada tiga hal , yaitu sebagai berikut :


1. Keyakinan yang kuat terhadap penerimaan nilai dan tujuan organisasi .
Keyakinan individu memberikan landasan untuk memutuskan apa yang
akan dilakukan atau tidak dilakukan oleh individu tersebut . Dengan suatu
keyakinan individu memutuskan ( secara sadar atau tidak sadar ) apakah
dirinya akan berkomitmen atau tidak berkomitmen terhadap organisasi ;
Apakah dirinya akan berkomitmen penuh atau setengah komitmen

23
terhadap

24
organisasi . Penerimaan terhadap nilai - nilai yang dianut oleh organisasi
inilah yang menjadi dasar kuat bagi seseorang untuk rela setia melakukan
apa saja yang harus dilakukan supaya tujuan organisasi tercapai .
2. Keinginan melakukan tindakan atas nama organisasi . Keinginan yang kuat
pada diri seseorang untuk bertindak atas nama organisasi merupakan
suatu komponen yang mencirikan bahwa seseorang memiliki komitmen
terhadap organisasi . Jika individu merasa tidak senang manakala
organisasinya dihina atau disaingi oleh pesaing lain maka rasa yang
muncul ini menunjukkan suatu kadar komitmen individu terhadap
organisasi .
3. Keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi . Keinginan
individu untuk tetap menjadi anggota organisasi merupakan suatu kondisi
yang seharusnya tumbuh pada individu manakala ia memiliki komitmen
yang kuat terhadap organisasinya , sehingga dapat dianalisis manakala
seorang pegawai merasa tidak betah berada di perusahaan . Hal ini dapat
dinilai bahwa komitmen pegawai tersebut telah menurun bahkan mungkin
hilang.
Komitmen merupakan suatu hal yang harus dibangun dan merupakan sesuatu
yang tumbuh sesuai dengan kondisi-kondisi organisasi kemudian dipresepsi oleh
anggota-anggotanya.

F. Konflik Dalam Organisasi

1. Bentuk-Bentuk Konflik Organisasi


Bentuk konflik dalam organisasi dapat diklasifikasikan menjadi empat bentuk ,
yaitu sebagai berikut :
a. Konflik Tujuan , yaitu konflik yang terjadi antara tujuan individu , kelompok
, atau antar - organisasi . Perbedaan inilah yang akan memunculkan
konflik sehingga harus ada upaya pemecahan masalah perbedaan ini .
Misal tujuan bidang pendidikan dasar dengan pendidikan menengah
mengenai tujuan pendidikan di SMP yang akan menjadi raw input di SMA
.

25
b. Konflik Peranan . Konflik peranan terjadi apabila seseorang atau
kelompok memiliki lebih dari satu peran . Perbedaan peran akan
menjadi konflik

26
manakala membahas atau mengelola suatu hal yang sama atau berkaitan
. Misal seorang kepala sekolah harus membayar pengobatan istrinya di
rumah sakit . Kepala sekolah tersebut setidaknya akan memiliki dua
peran yang berbeda , yaitu peran sebagai kepala sekolah yang tidak
boleh menggunakan uang kecuali untuk kepentingan sekolah dan peran
sebagai suami yang harus membayar pengobatan istrinya .
c. Konflik Nilai . Konflik nilai terjadi manakala individu atau kelompok
melakukan aktivitas yang tidak sesuai dengan nilai yang dianut . Misal
seorang pekerja yang jujur melihat teman kerjanya yang memanipulasi
data . Kejadian ini akan memicu konflik antara keduanya karena nilai
yang dianut keduanya berbeda.
d. Konflik Kebijakan . Konflik ini berakar dari keputusan organisasi dalam
mengelola organisasinya . Organisasi akan memiliki berbagai kebijakan
dalam mencapai tujuannya . Misal di Dinas Pendidikan saat ini , kebijakan
pendidikan meliputi pada upaya pemecahan masalah pemerataan ( akses
) , mutu dan relevansi , dan tata kelola . Di antara tiga kebijakan tersebut
memungkinkan munculnya konflik bagi pelaksana kebijakan .

2. Pendekatan-Pendekatan untuk Menangani Konflik Organisasi


Pemecahan konflik dalam organisasi akan melibatkan berbagai pihak terkait ,
bahkan pimpinan terlibat langsung dalam upaya pemecahan masalah . Dalam
konteks konflik sebagai bagian untuk mendinamisasi dan meningkatkan kinerja
individu atau kelompok , maka penanganan konflik harus didekati dengan berbagai
cara yang memunculkan iklim yang sehat . Untuk itu ada lima pendekatan untuk
menangani permasalahan konflik dalam organisasi , yaitu sebagai berikut :
a. Berkompetisi : Kedua belah pihak saling bersaing untuk menjadi yang
terbaik ( Kompetisi Sehat ) .
b. Berkolaborasi : Pihak yang sedang berkonflik saling bergabung dengan
dilandasi keinginan saling memperhatikan untuk memuaskan kedua belah
pihak sehingga konflik dapat diperkecil .
c. Menghindar : Situasi di mana pihak yang satu menghindari untuk tidak
melakukan kontak atau komunikasi dengan pihak yang menjadi lawannya.

27
d. Mengakomodasi : Kegiatan penyelesaian konflik dengan memberikan
kesempatan atau tempat kepada pihak lain untuk mendapatkan apa yang
diinginkannya .
e. Berkompromi : Situasi di mana setiap pihak yang berkonflik
bermusyawarah untuk saling memberikan saran / pendapat mencari solusi
atau jalan keluar.

G. Strategi Manajemen Stres

Stres dalam organisasi dan manajemen merupakan fenomena yang tidak


dapat dihindarkan oleh setiap pemimpin atau manajer . Oleh sebab itu , pemimpin
bertanggung jawab terhadap pengamanan dan kelancaran tugas - tugas yang
diberikan organisasi . Dalam kondisi tertentu stres menjadi sesuatu yang
menguntungkan tetapi dalam kondisi lainnya , stres menjadi kondisi yang merugikan
. Stres yang terlalu tinggi atau terlalu intens akan mengakibatkan kinerja individu
menjadi menurun . Sedangkan tingkat stres yang rendah akan mengakibatkan
kinerja menjadi lebih baik .
Menurut Gibson ( 1993 : 181 ) , dalam semua kemungkinan stres tidak
terdapat dalam daftar mengenai persoalan - persoalan yang mungkin timbul . Jadi ,
langkah pertama dalam setiap program apa saja untuk mengatur stres yang masih
dapat diterima adalah mengakui bahwa tekanan itu ada . Setiap program untuk
menangani stres harus dimulai dengan menentukan apakah stres itu ada dan apakah
yang menyebabkan adanya stres tersebut . Penanggulangan stres ini dapat berupa
program organisasi dan / atau program individual .
Dari pendapat tersebut , terungkap bahwa dalam menangani stres ada
beberapa langkah penting antara lain : memastikan apakah stres itu ada ,
menganalisis penyebab - penyebabnya , lalu mengambil tindakan penanganan
dengan program keorganisasian dan program individual sebagai strategi .
Menurut Stephen P Robbin dalam bukunya " Perilaku Organisasi " jilid 2 edisi
ke 8 , ada dua pendekatan dalam mengelola stres , yaitu pendekatan individual dan
pendekatan organisasional. Strategi individu yang telah terbukti efektif mencakup
pelaksanaan teknik - teknik manajemen waktu , meningkatkan latihan fisik ,

28
pelatihan pengenduran / relaksasi , dan perluasan jaringan dukungan sosial . Dan
pendekatan

29
organisasional menerangkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan stres -
terutama tuntutan tugas dan peran , struktur organisasi - dikendalikan oleh
manajemen .

30
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perilaku organisasi Pendidikan merupakan kajian perilaku organisasi yang


menerapkan pengetahuan dari beberapa disisplin ilmu dalam menyelidiki dampak
dari individu, kelompok, budaya, dan struktur terhadap perilaku di dalam organisasi
pendidikan agar organisasi itu bekerja secara efektif dalam mencapai tujuannya.
Dalam suatu organisasi Pendidikan terdapat berbagai macam elemen yang termuat
di dalamnya, diantaranya : iklim sekolah, motivasi, komitmen antar pelaku dalam
organisasi, konflik yang terjadi dalam sebuah organisasi, dan tingkat stress.
Berbagai elemen yang termuat dalam organisasi Pendidikan ini termuat
berbagai langkah-langkah atau strategi nyata dalam menghadapinya. Strategi-
strategi yang termat dalam manajemen organisasi Pendidikan tidak lepas dari figure
seorang pemimpin sebagai kepala organisasi. Perilaku yang mumpuni menjadikan
organisasi Pendidikan menjadi organisasi yang relevan dan berkembang baik untuk
mencapai tujuan organisasi.

B. Saran

Menyadari bahwa penulis jauh dari kata sempurna, kedepannya enulis akan
lebih mendetail dan focus dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber-sumber dan lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.

31
DAFTAR PUSTAKA

Gibson, Ivancevisch, & Donnelly. 1995. Organization, 8 Ed. Ahli Bahasa oleh Nunuk
Adriani. 1996. Organisasi Jilid 1 & 2, Edisi 8. Jakarta : Binapura Aksara.

Lawang. 1995. Materi Pengantar Sosiologi. Jakarta : Universitas Terbuka

Robbin, Stepen P. & Langton, Nancy. 2003. Organization Behavior, Third Canadian
Edition, Pearson Education Canada Inc.

Triatna, Cepi. 2015. Perilaku Organisasi dalam Pendidikan. Bandung : Remaja


Rosdakarya.

32

Anda mungkin juga menyukai