Dosen Pengampu : Prof Dr. H. Nana Herdiana A., S.E., AK., M.M.
Disusun oleh :
VERANITA INTAN PALUPY,
S.Pd.
NIM. 41038103234002
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
2024
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2
DAFTAR ISI........................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................5
C. Tujuan...................................................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan......................................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................................7
A. Perilaku Organisasi.....................................................................................7
B. Organisasi Pendidikan................................................................................ 8
C. Kelompok dalam Organisasi........................................................................8
D. Konsep Iklim Organisasi............................................................................11
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................13
A. Mengapa Perlu Mempelajari Ilmu Perilaku Organisasi dalam Pendidikan?......13
B. Sekolah sebagai Sistem Sosial...................................................................13
C. Faktor yang Mempengaruhi Iklim Sekolah..................................................14
D. Motivasi Dalam Organisasi........................................................................16
E. Komitmen Dalam Organisasi.....................................................................17
F. Konflik Dalam Organisasi..........................................................................18
G. Strategi Manajemen Stres.........................................................................20
BAB III PENUTUP..............................................................................................22
A. Kesimpulan..............................................................................................22
B. Saran...................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................23
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi merupakan unit sosial yang dengan sengaja diatur, terdiri atas dua
orang atau lebih yang berfungsi secara relatif terus menerus untuk mencapai
sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat terjadinya
interaksi dengan karakteristik masing-masing serta banyak kepentingan yang
membentuk gaya hidup, pola perilaku, dan etika kerja, yang kesemuanya akan
mencirikan kondisi suatu organisasi. Sehingga setiap individu dalam organisasi tidak
lepas dari hakekat nilai nilai budaya yang dianutnya, yang akhirnya akan bersinergi
dengan perangkat organisasi, teknologi, sistem, strategi dan gaya hidup
kepemimpinan. Sehingga pola interaksi sumber daya manusia dalam organisasi
harus diseimbangkan dan diselaraskan agar organisasi dapat tetap eksis.
Institusi sekolah yang berhasil dalam mencapai tujuan serta mampu
memenuhi tanggug jawab sosialnya akan sangat tergantung pada manajernya
(pimpinan). Bila pimpinan mampu melaksanakan dengan baik, sangat mungkin
organisasi tersebut akan mencapai sasarannya. Suatu organisasi membutuhkan
pemimpin yang efektif mempunyai kemampuan ( ability ) yang baik dan nantinya
akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila dapat mempunyai pengaruh dan
mampu mengarahkan bawahannya kearah pencapaian tujuan organisasi.
Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan
menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki
komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan kepala
sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan disiplin kerja guru
melalui program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Oleh karena itu
kepala sekolah harus mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta
keterampilan- keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan.
Dengan terciptanya hubungan antar personal yang kondusif, maka guru akan
merasa nyaman dalam bekerja dan terpacu untuk bekerja lebih baik. Hal tersebut
mencerminkan bahwa suasana sekolah yang kondusif akan sangat mendukung
4
peningkatan disiplin kerja, sehingga dapat berjalan dengan baik dan memuaskan
semua pihak.
Berdasarkan hal tersebut, penulis mempunyai inisiatif tinggi untuk mengulas
lebih lanjut mengenai perilaku dalam organisasi Pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah tersebut maka dapat kami susun
perumusan masalah sebagai berikut :
1. Mengapa dalam Administrasi Pendidikan perlu mempelajari Ilmu Perilaku
Organisasi?
2. Bagaimana organisasi bekerja sebagai system social?
3. Bagaimana mengatasi dinamika kelompok dalam organisasi?
4. Bagaimana mengatasi iklim organisasi pada lingkungan Pendidikan?
5. Mengapa motivasi dan komitmen organisasi itu penting?
6. Bagaimana mengatasi konflik-konflik yang terjadi pada organisasi?
7. Bagaimana cara mengelola atau strategi dalam menghadapi stress?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan dan pembatasan masalah diatas, maka tujuan dari pemaparan
makalah ini yaitu :
1. Mengetahui pentingnya mempelajari Ilmu Perilaku Organisasi dalam
Administrasi Pendidikan.
2. Mengetahui lebih rinci tentang organisasi sebagai system social.
3. Mengetahui dinamika kelompok dalam organisasi.
4. Mengetahui strategi mengatasi iklim organisasi.
5. Mengetahui motivasi, komitmen, serta konflik-konflik yang terjadi dalam
organisasi
6. Mengetahui strategi menghadapi stres
5
D. Manfaat Penulisan
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Perilaku Organisasi
Kajian mengenai perilaku manusia tidak akan terlepas dari keterkaitan dan
interaksi dengan lingkungannya. Dalam pembahasan perilaku organisasi perlu di
pahami terlebih dahulu makna perilaku dan organisasi.
Perilaku organisasi berasal dari dua kata, yaitu: perilaku (behavior) adalah
sikap. Organiasasi adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan tertentu.
Perilaku organisasi mengajarkan tiga faktor penentu perilaku dalam suatu organisasi
yaitu: individu, kelompok, dan struktur. Perilaku organisasi yaitu ilmu terapan
karakter yang dimiliki individu, karakter yang diharapkan dari organisasi, dan
struktur dari individu tersebut yang kemudian digabungkan sehingga akan terbentuk
keefektifan dalam organisasi.
Menurut Prof. Dr. Prajudi Atmosudirjo, S. H. organisasi dapat diartikan dalam
dua hal yaitu :
Dalam arti dinamis (organizing) : organisasi terdiri atas kegiatan-kegiatan
memperinci tugas-tugas dan tanggung jawab secara terperinci, membagi-bagi
pekerjaan menjadi bidang-bidang atau kotak-kotak tertentu dan
membagikannya kepada pejabat-pejabat, memerinci hubungan antara
bagian- bagian dan menentukan cara-cara untuk menempati jabatan-jabatan
yang telah ditentukan.
Dalam arti statis (organization) : organisasi adalah wadah, rangka dasar
(frame work) daripada management.
James D. Mooney mengemukakan : “organization is the form of every human
association for the attainment of a common purpose” artinya organisasi adalah
bentuk dari tiap-tiap kumpulan manusia untuk memperoleh tujuan bersama.
Menurut Triana, Cepi (2015 : 2) bahwa ruang lingkup perilaku organisasi
meliputi bagaimana memahami orang-orang dalam satuan system social, mengelola
dan memprediksi bagaimana mereka dapat bekerja secara efektif.
7
Kajian perilaku organisasi mempelajari bagaimana organisasi dapat tersusun lebih
efektif dan bagaimana kejadian-kejadian di lingkungan internal dan eksternal
berpengaruh terhadap organisasi. Kajian perilaku organisasi menerapkan
pengetahuan dari beberapa disisplin ilmu dalam menyelidiki dampak dari individu,
kelompok, budaya, dan struktur terhadap perilaku di dalam organisasi agar
organisasi itu bekerja secara efektif dalam mencapai tujuannya.
B. Organisasi Pendidikan
Pandangan organisasi sebagai suatu sistem sosial dapat ditelusuri dari teori
yang dikemukakan oleh Getzels dan Guba mengenai dimensi nomotetik dan
ideografik suatu organisasi ( Lipham , Rankin , Hoeh Jr , 1985 : 35 ) . Getzels dan
Guba melihat kepentingan yang dimiliki oleh personel / pegawai berbeda dengan
kepentingan yang ada pada organisasi . Hasil dari interaksi akan terwujud dalam
bentuk perilaku pegawai. Dalam hal ini kepemimpinan tidak hanya sebagai suatu
kondisi yang disengaja untuk menyelaraskan dua kepentingan yang berbeda, tetapi
juga bagaimana keselarasan ini dapat berjalan dengan baik sehingga pemimpin
harus memiliki keterampilan secara khusus dalam hal bagaimana ia memengaruhi
perilaku orang lain di dalam organisasi.
Menurut (Lawang (1995 :2.6). Setiap system social selalu mempertahankan
batas-batas yang memisahkan dan membedakannya dari lingkunga, serta
mempertahankan keseimbangan dari kegiatan-kegiatan yang memungkinkannya
terus bertahan dan beroperasi. Karenanya merupakan hal yang benar bahwa sistem
sosial itu diciptakan , dipertahankan , dan bahkan diubah atau diganti oleh manusia ,
bukan terjadi secara alamiah . Asumsi ini menunjukkan bahwa sistem sosial
organisasi perlu dikaji dan dikendalikan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai
melalui perantara perilaku pegawai .
8
Menurut teori ini, seseorang berhubungan dengan orang lain
disebabkan karena adanya kedekatan ruang dan daerah. Ketika orang - orang
berdekatan secara geografis, baik tempat sementara ( kontrakkan atau kos ),
rumah, atau berbagai aktivitas keseharian yang dilakukan maka orang - orang
tersebut akan lebih memungkinkan untuk memiliki intensitas yang lebih tinggi
satu sama lain. Ketika hal ini terjadi maka orang - orang akan memiliki
peluang yang sama.
Contoh lainnya adalah guru - guru yang tinggal di asrama memiliki
perilaku yang berbeda dengan guru - guru yang tinggal masing - masing di
rumahnya . Hal ini terjadi karena mereka memiliki kedekatan tempat di mana
mereka tinggal sehari – hari.
b. Teori George Homans
Teori pembentukan George Homans memandang bahwa
pembentukan kelompok berdasarkan aktivitas - aktivitas, interaksi - interaksi,
dan sentimen- sentimen ( perasaan / emosi ). Teori ini memandang tiga
asumsi dalam proses pembentukan kelompok, yaitu : 1 ) semakin banyak
aktivitas - aktivitas seseorang dilakukan dengan orang lain, semakin
beraneka interaksi - interaksinya, dan juga semakin kuat tumbuhnya
sentimen - sentimen mereka
; 2 ) semakin banyak interaksi - interaksi di antara orang - orang, maka
semakin banyak kemungkinan aktivitas - aktivitas dan sentimen yang
ditularkan pada orang lain ; 3 ) Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang
ditularkan dan dipahami orang lain, maka semakin banyak kemungkinan
ditularkannya aktivitas dan interaksi - interaksi.
2. Jenis-jenis Kelompok
a. Kelompok Primer
Kelompok primer adalah sebuah kelompok yang ditandai dengan
adanya sifat keakraban , kerja sama dan hubungan tatap muka di antara
anggota kelompok. Contohnya keluarga , kelompok kolega , dan lain - lain .
Kelompok primer merupakan orang - orang yang memiliki perilaku
tersendiri / khas dan cenderung menghiraukan pengaruh lingkungan
9
eksternal dalam upayanya mencapai tujuan . Hal ini dikarenakan kelompok
primer memungkinkan untuk melakukan self managing teams ( tim yang
mengelola dirinya sendiri ) . Melalui
10
proses tersebut tim memungkinkan memiliki kekhasan perilaku sebagai
prosesnya dalam mencapai tujuan kelompok .
b. Kelompok Formal dan Informal
Kelompok Formal merupakan kelompok yang dengan sengaja dibentuk
untuk melaksanakan suatu tugas tertentu . Contoh : Komite sekolah,
kelompok kerja guru ( KKG ) , kelompok kerja kepala sekolah ( K3S ) , dan
lain - lain . Kelompok Informal merupakan kelompok yang tumbuh dari
proses interaksi , daya tarik , dan kebutuhan - kebutuhan seseorang dalam
suatu kelompok formal
c. Kelompok Terbuka dan Tertutup
Kelompok terbuka merupakan kelompok yang secara ajek / konsisten
dan terus- menerus mempunyai rasa tanggap terhadap perubahan dan
pembaharuan yang diperlukan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Kelompok tertutup merupakan kelompok yang kecil kemungkinan menerima
suatu perubahan atau pembaharuan. Mereka adalah kelompok yang jarang
berinteraksi dengan lingkungan di luar kelompoknya. Karena kurang akses
terhadap kondisi eksternal atau informasi yang berkembang inilah disebut
sebagai kelompok tertutup.
11
D. Konsep Iklim Organisasi
12
organisasi - organisasi yang hidup dan bekerja di dalam lingkungannya dan bisa
membangun motivasi dan perilaku mereka .
13
Dari berbagai definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa iklim sekolah
adalah kondisi yang dirasakan oleh personal sekolah terhadap lingkungan sekolah,
baik fisik, social, maupun akademik.
14
BAB III
PEMBAHASAN
Pandangan organisasi sebagai suatu sistem sosial dapat ditelusuri dari teori
yang dikemukakan oleh Getzels dan Guba mengenai dimensi nomotetik dan
15
ideografik suatu organisasi ( Lipham , Rankin , Hoeh Jr , 1985 : 35 ) . Getzels dan
Guba melihat
16
kepentingan yang dimiliki oleh personel / pegawai berbeda dengan kepentingan
yang ada pada organisasi . Hasil dari interaksi akan terwujud dalam bentuk perilaku
pegawai. Dalam hal ini kepemimpinan tidak hanya sebagai suatu kondisi yang
disengaja untuk menyelaraskan dua kepentingan yang berbeda, tetapi juga
bagaimana keselarasan ini dapat berjalan dengan baik sehingga pemimpin harus
memiliki keterampilan secara khusus dalam hal bagaimana ia memengaruhi perilaku
orang lain di dalam organisasi.
Menurut (Lawang (1995 :2.6). Setiap system social selalu mempertahankan
batas-batas yang memisahkan dan membedakannya dari lingkunga, serta
mempertahankan keseimbangan dari kegiatan-kegiatan yang memungkinkannya
terus bertahan dan beroperasi. Karenanya merupakan hal yang benar bahwa sistem
sosial itu diciptakan , dipertahankan , dan bahkan diubah atau diganti oleh manusia ,
bukan terjadi secara alamiah . Asumsi ini menunjukkan bahwa sistem sosial
organisasi perlu dikaji dan dikendalikan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai
melalui perantara perilaku pegawai .
Sekolah merupakan organisasi social dan organisasi moral. Sebagai suatu
organisasi, sekolah memerlukan seorang pemimpin yang mampu menciptakan
sebuah visi masa depan sekolahnya dan mengilhami warga sekolah dan semua
komponen individu terkait dengan sekolah untuk mau dan mampu berbuat untuk
kepentingan pencapaian tujuan sekolah.
Dilihat dari sudut pandang interaksi pada organisasi sekolah, seorang manajer
sekolah akan dihadapkan konteks sekolah yang dapat dilihat melalui dua kondisi,
yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Konteks ini merupakan semua
keadaan dan semua hal yang terjadi dan mempengaruhi sekolah dalam pengelolaan
sekolahnya.
17
yang
18
mendorong belajar dan pemenuhan diri . Lebih rinci empat unsur - unsur dari empat
faktor di atas adalah sebagai berikut :
1. Dimensi fisik meliputi :
Appearance of the school building and its classrooms ; ( Tampilan
gedung sekolah dan kelas ) .
School size and ratio of students to teachers in the classroom ; (
ukuran sekolah dan rasio jumlah siswa dengan guru di kelas ) .
Order and organization of classrooms in the school ; ( perintah
dan organisasi kelas ) .
Availability of resources ; and ( ketersediaan berbagai sumber daya
, dan )
Safety and comfort ( keamanan dan kenyamanan ) .
2. Dimensi sosial meliputi :
Quality of interpersonal relationships between and among students ,
teachers , and staff ; ( kualitas hubungan antar personel , dan antara
guru , siswa , dan staf ) .
Equitable and fair treatment of students by teachers and staff ; (
perlakuan yang adil dan seimbang terhadap siswa dari guru dan
staf
).
Degree of competition and social comparison between students ;
and ( tingkat persaingan dan perbandingan sosial antara para siswa
) , dan
Degree to which students , teachers , and staff contribute to
decision- making at the school ( tingkat kontribusi siswa , guru , dan
staf dalam pembuatan keputusan di sekolah ) .
3. Dimensi akademik meliputi :
Quality of instruction ; ( kualitas / mutu pembelajaran )
Teacher expectations for student achievement ; and ( harapan guru
terhadap prestasi siswa ) ,
Monitoring student progress and promptly reporting results to
students and parents . ( pemantauan kemajuan siswa dan dengan
19
segera melaporkan hasilnya terhadap orang tua dan siswa ) .
20
Isu-Isu Iklim Organisasi pada Lembaga Pendidikan
Isu - isu mengenai iklim organisasi di lembaga pendidikan sampai saat ini
telah berkembang seiring dengan sistem manajemen pendidikan saat ini .
Desentralisasi pendidikan saat ini telah berkembang dan membentuk suatu iklim
yang dipersepsi beragam oleh para manajer pendidikan saat ini baik pada level
sekolah , kab./kota , propinsi , maupun nasional . Isu negatif yang berkembang
terkait dengan iklim organisasi adalah munculnya iklim yang lebih tertutup dan
birokratis dalam pengelolaan sekolah saat ini . Selain itu , keterbukaan ( transparansi
) mulai menjadi suatu primadona bagi masyarakat ( stakeholder ) . Gonjang -
ganjing dua keadaan yang berbeda inilah yang memunculkan iklim kerja yang
kurang nyaman bagi para pengelola sekolah . Mereka merasa was - was dengan
berbagai dampak dari desentralisasi , terutama terkait dengan masalah birokrasi
yang mengarah pada kompleksitas dan membuat para pengelola pada satuan
pendidikan tidak berdaya dengan kondisi tersebut . Hal ini dipersepsi kompleks
karena kemampuan SDM pada satuan pendidikan tidak begitu siap dengan sistem
yang digunakan , terlebih dengan dalih keterbukaan informasi dan kebebasan pers .
21
tatap muka ) secara intensif . Dengan demikian , motivasi dapat menyambungkan
hubungan batin , emosional , profesionalitas , dan intelektualitas antara pemimpin
dan
22
karyawan dalam sebuah organisasi . Dari motivasi itulah pegawai dalam organisasi
dapat diarahkan untuk menjalankan perannya secara optimal . Motivasi merupakan
sebuah metode bagaimana pegawai dalam organisasi dapat ditangani secara tepat
untuk mencapai tujuan organisasi . Dalam hal ini kita dapat menyatakan bahwa
efektivitas kepemimpinan dalam organisasi antara lain dapat dilihat dari kemampuan
seorang pemimpin dalam memberikan motivasi kepada para pegawainya .
23
terhadap
24
organisasi . Penerimaan terhadap nilai - nilai yang dianut oleh organisasi
inilah yang menjadi dasar kuat bagi seseorang untuk rela setia melakukan
apa saja yang harus dilakukan supaya tujuan organisasi tercapai .
2. Keinginan melakukan tindakan atas nama organisasi . Keinginan yang kuat
pada diri seseorang untuk bertindak atas nama organisasi merupakan
suatu komponen yang mencirikan bahwa seseorang memiliki komitmen
terhadap organisasi . Jika individu merasa tidak senang manakala
organisasinya dihina atau disaingi oleh pesaing lain maka rasa yang
muncul ini menunjukkan suatu kadar komitmen individu terhadap
organisasi .
3. Keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi . Keinginan
individu untuk tetap menjadi anggota organisasi merupakan suatu kondisi
yang seharusnya tumbuh pada individu manakala ia memiliki komitmen
yang kuat terhadap organisasinya , sehingga dapat dianalisis manakala
seorang pegawai merasa tidak betah berada di perusahaan . Hal ini dapat
dinilai bahwa komitmen pegawai tersebut telah menurun bahkan mungkin
hilang.
Komitmen merupakan suatu hal yang harus dibangun dan merupakan sesuatu
yang tumbuh sesuai dengan kondisi-kondisi organisasi kemudian dipresepsi oleh
anggota-anggotanya.
25
b. Konflik Peranan . Konflik peranan terjadi apabila seseorang atau
kelompok memiliki lebih dari satu peran . Perbedaan peran akan
menjadi konflik
26
manakala membahas atau mengelola suatu hal yang sama atau berkaitan
. Misal seorang kepala sekolah harus membayar pengobatan istrinya di
rumah sakit . Kepala sekolah tersebut setidaknya akan memiliki dua
peran yang berbeda , yaitu peran sebagai kepala sekolah yang tidak
boleh menggunakan uang kecuali untuk kepentingan sekolah dan peran
sebagai suami yang harus membayar pengobatan istrinya .
c. Konflik Nilai . Konflik nilai terjadi manakala individu atau kelompok
melakukan aktivitas yang tidak sesuai dengan nilai yang dianut . Misal
seorang pekerja yang jujur melihat teman kerjanya yang memanipulasi
data . Kejadian ini akan memicu konflik antara keduanya karena nilai
yang dianut keduanya berbeda.
d. Konflik Kebijakan . Konflik ini berakar dari keputusan organisasi dalam
mengelola organisasinya . Organisasi akan memiliki berbagai kebijakan
dalam mencapai tujuannya . Misal di Dinas Pendidikan saat ini , kebijakan
pendidikan meliputi pada upaya pemecahan masalah pemerataan ( akses
) , mutu dan relevansi , dan tata kelola . Di antara tiga kebijakan tersebut
memungkinkan munculnya konflik bagi pelaksana kebijakan .
27
d. Mengakomodasi : Kegiatan penyelesaian konflik dengan memberikan
kesempatan atau tempat kepada pihak lain untuk mendapatkan apa yang
diinginkannya .
e. Berkompromi : Situasi di mana setiap pihak yang berkonflik
bermusyawarah untuk saling memberikan saran / pendapat mencari solusi
atau jalan keluar.
28
pelatihan pengenduran / relaksasi , dan perluasan jaringan dukungan sosial . Dan
pendekatan
29
organisasional menerangkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan stres -
terutama tuntutan tugas dan peran , struktur organisasi - dikendalikan oleh
manajemen .
30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Menyadari bahwa penulis jauh dari kata sempurna, kedepannya enulis akan
lebih mendetail dan focus dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber-sumber dan lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.
31
DAFTAR PUSTAKA
Gibson, Ivancevisch, & Donnelly. 1995. Organization, 8 Ed. Ahli Bahasa oleh Nunuk
Adriani. 1996. Organisasi Jilid 1 & 2, Edisi 8. Jakarta : Binapura Aksara.
Robbin, Stepen P. & Langton, Nancy. 2003. Organization Behavior, Third Canadian
Edition, Pearson Education Canada Inc.
32