Anda di halaman 1dari 63

MAKALAH ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN

ORGANISASI

Disusun oleh :

Kelompok 2

Tifal Dakwani 101411535005

Shavira Arsy 101411535013

Faris Hadi Mohamad Minarna 101411535031

Nur Risca Azizah 101411535039

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Airlangga

Banyuwangi

2015

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul Organisasi

makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Administrasi Kebijakan Kesehatan

(AKK). Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Drg. Setya Haksama selaku dosen pembimbing mata kuliah AKK
2. Teman-teman FKM PDD Banyuwangi yang selalu saling memberikan semangat

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna,

baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga makalah ini memberikan

informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan

ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Banyuwangi, 19 Maret 2015

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................6

2.1 Pengertian dan Lingkup Bahasan Organisasi...................................................................6

2.2 Berbagai Teori Organisasi.................................................................................................11

2.3 Asas dan Prinsip Organisasi.............................................................................................19

2.4 Berbagai Jenis Organisasi.................................................................................................23

2.5 Berbagai Struktur Organisasi...........................................................................................29

2.6 Prinsip Pengembangan Organisasi (Organization Development)....................................37

2.7 Perilaku Organisasi (Organization Behaviour)................................................................44

2.8 Ruang lingkup Perilaku Organisasi.................................................................................51

BAB III CONCLUSION...........................................................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................63

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya manusia memiliki banyak tujuan yang hendak dicapai.

Seringkali untuk mencapai tujuan yang besar, seseorang memerlukan orang lain untuk

diajak bekerjasama dalam mencapai tujuan tersebut. Dalam kerjasama tersebut, aktivitas-

aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat mengikuti suatu pola kerja

tertentu. Tempat atau wadah kerja sama untuk mencapai tujuan dengan pola tertentu itu

disebut sebagai organisasi. Organisasi adalah suatu hal yang tidak asing lagi bagi

masyarakat luas, sebab hampir di setiap lapisan masyarakat memiliki organisasi untuk

menjalankan suatu tujuan yang ingin dicapai. Setiap orang memiliki dasar untuk

memimpin yang juga merupakan bagian dari organisasi, paling tidak setiap masing-

masing orang memimpin dirinya sendiri dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.


Persoalan-persoalan organisasi cenderung semakin ruwet, karena manusia baik

sebagai individu maupun anggota kelompok selaku pendukung utama suatu organisasi

maupun bentuknya, memiliki perilaku dan pembawaan yang berbeda-beda dan

cenderung berkembang mempengaruhi perilaku organisasi. Hal ini merupakan tantangan

yang harus di hadapi oleh setiap manajer atau pimpinan organisasi, karena organisasi

sangat di perlukan pada organisasi, dan juga tata kerja dalam pembagian tugas baik

secara individual ,maupun social (bersama-sama). Maka dari itu penting bagi kita,

mempunyai pengetahuan tentang organisasi, manajemen, maupun tata kerja. Agar dapat

mengembangkan potensi diri sebaik keorganisasian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian dan lingkup bahasan Organisasi ?
2. Bagaimana macam dari teori Organisasi ?
3. Bagaimana asas dan prinsip Organisasi ?
4. Bagaimana jenis-jenis Organisasi ?
5. Bagimana struktur Organisasi ?

5
6. Bagaimana prinsip pengembangan Organisasi (Organization Development) ?
7. Bagaimana perilaku Organisasi (Organization Behaviour) ?
8. Bagaimana ruang lingkup Organisasi ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dan lingkup bahasan organisasi
2. Mengetahui berbagai teori organisasi
3. Mengetahui asas dan prinsip organisasi
4. Mengetahui jenis organisasi
5. Mengetahui struktur organisasi
6. Mengetahui prinsip pengembangan Organisasi (Organization Development)
7. Mengetahui perilaku organisasi (Organization Behaviour)
8. Mengetahui ruang lingkup organisasi

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Lingkup Bahasan Organisasi

Pengertian Organisasi

Banyak sekali definisi tentang pengertian organisasi. Definisi tersebut didapatkan

dari konteks dan pandangan yang berbeda setiap pakarnya dengan melihat fakta yang ada.

Tapi secara keseluruhan, tak ada perbedaan dalam prinsipnya. Kata organisasi berasal dari

bahasa Inggris organization yang bentuk invinitifnya to organize. Kata tersebut berasal dari

kata Yunani organen yang berarti sebagian atau susunan dalam binatang atau tumbuh-

tumbuhan yang dipergunakan untuk melakukan beberapa tugas khusus, seperti hati, ginjal

dan sebagainya. Sedangkan kata to organize diberi arti menyusun atau mengatur bagian-

bagian yang berhubungan satu sama lain, yang tiap-tiap bagian mempunyai satu tugas

khusus dan atau berhubungan dengan keseluruhan. Pendapat lain mengenai kata

organisasi ini adalah bahwa kata itu (masih) berasal dari bahasa Yunani organon dan

istilah Latin organum yang berarti alat, bagian, anggota atau badan. Definisi organisasi

menurut para pakar :

1. Chester I. Barnard (1968)


A formal organization is a system a complex of physical, biological, personal, and

social component which are in a specific systematic relationship by reason of the

cooperation of two or more persons


( Organisasi formal adalah sebuah system yang kompleks, baik dari sisi fisik biologi,

personal dan komponn-komponen sosial dengan system yang spesifik hubungan

didasarkan dengan alasan .

2. Edgar A. Schein

7
An organization is the rational coordination of the activities of a number of people for

a achievement of some common explicit purpose or goal, through division of labor and

function, and through a hierarchy of authority and responsibility.


( organisasi adalah koordinasi sejumlah kegiatan manusia yang direncanakan untuk

mencapai suatu maksud atau tujuan bersama melalui pembagian tugas dan fungsi serta

melalui serangkaian wewenang dan tanggungjawab manusia sebagai anggota organisasi

tersebut )
3. Ralph Currier Davis & Alan C. Filley ( 1962 )
It has been pointed out that an organization consist of a group of individuals

cooperating under the direction of executive leadership toward the accomplishment of

certain common objectives


( Seperti yang dikatakan bahwa organisasi merupakan sebuah kelompok yang terdiri dari

kumpulan individu-individu yang saling bekerjasama dibawah kepemimpinan eksekutif

untuk mencapai tujuan umum yang pasti )


4. Herbert A. Simon (1958)
Organization is the complex pattern of communicatin and other relations in a group of

human being
( Organisasi merupakan contoh komunikasi yang kompleks dan hubungan lain di dalam

kehidupan kelompok manusia )


5. Dalton E. McFarland (1958)
An organization is an identifiable group of people contributing their effort toward the

attainment of goals
( Organisasi adalah sebuah kelompok dari individu yang turut andil dalam

mengupayakan sesuatu tujuan yang memiliki arah )


6. James D. Mooney
organization is the form of every human association for the attainment of common

purpose
( Organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan bersama )
7. John D. Millet
Organization is people working together and so it takes on characteristics of human

relationship which are involved in group detiviry.


( Organisasi adalah kumpulan dari orang yang bekerjasama dengan mengandung ciri-ciri

dan hubungan kemanusiaan yang timbul di dalam kegiatan kelompok.)

8
Dari pengertian-pengertian di atas dapat dipahami bahwa organisasi merupakan

sistem yang terpadu, yang di dalamnya terdapat sub sistem dan komponen-komponen yang

saling berhubungan. Setiap hubungan yang terjadi merupakan kerjasama di antara sub sistem

yang ada, sehingga ada saling ketergantungan yang kuat secara internal dan hubungan yang

terpadu secara eksternal. Hubungan eksternal itu sebagai bagian dari kenyataan organisasi

yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat dan elemen lainnya yang mendukung

tercapainya tujuan organisasi. Manusia adalah mahluk social yang cinderung untuk hidup

bermasyarakat serta mengatur dan mengorganisasi kegiatannya dalam mencapai sautu

tujuan tetapi karena keterbatasan kemampuan menyebabkan mereka tidak mampu

mewujudkan tujuan tanpa adanya kerjasama. Hal tersebut yang mendasari manusia untuk

hidup dalam berorganisasi.

Unsur-unsur organisasi adalah:

1. Terdiri dari dua orang atau lebih


2. Saling bekerja sama
3. Ada aturan dalam berhubungan
4. Mencapai tujuan bersama
5. Ada aturan yang harus dipatuhi
6. Ada pendelegasian wewenang dan tugas koordinasi

Ruang Lingkup Organisasi

Organisasi adalah sebuah kesatuan tindakan controlling dan monitoring. Oleh

karena itu, setiap anggota organisasi harus mengetahui apa itu organisasi dan apa saja ruang

lingkupnya. Ruang lingkup organisasi adalah :

1. Teori Organisasi
Teori organisasi merupkan sebuah dasar organisasi. Banyaknya variasi tentang

teori organisasi dapat memberi gambaran bagaimana membuat suatu organisasi yang

efektif dan efisien. Teori organisasi ada banyak pendapat tentang persepsi teori organisasi

dalam segi apapun. dari banyaknya persepsi tersebut tidak ada yang salah. tapi perbedaan

9
tersebut dapat digunakan untuk saling melengkapi dalam menghadapi dan menyelesaikan

suatu masalah dalam organisasi.


2. Prinsip Organisasi
Setiap organisasi ingin organisasinya berjalan efektif dan efisien. Salah satu

syarat agar organisasi tersebut berjalan efektif dan efisien adalah mempunyai prinsip

organisasi. Prinsip Organisasi disunakan sebagai dasar dalam memberikan petunjuk untuk

bahan perencanaan dan apa yang harus dilakukan. Setiap anggota harus mengerti bahwa

prinsip berorganisasi merupakan hal yang penting dalam system organisasi dan dalam

perancanaan system organisasi.


3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah sebuah susunan komponen-komponen unit kerja

dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan

menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda tersebut diintegrasikan

( koordinasi).
Tanpa adanya struktur organisasi dan management yang tepat organisasi

tersebut akan kacau dan tak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya, bahkan bisa jadi

akan bubar sebab tidak ada pembagian unit-unit kerjanya.


4. Jenis Organisasi
Umumnya organisasi dibagi menjadi organisasi formal dan organisasi

informal. Organisasi informal kebanyakan digunakan untuk suatu kelompok yang memliki

ketertarikan dan tujuan yang sama dalam hal kesenangan. Sedang oragnisasi formal

digunakan untuk hal yang sangat resmi.


5. Pengembangan Organisasi
Tentunya tak ada ornganisasi yang tak ingin untuk berkembang dan memiliki

jaringan yang luas. Untuk mencapai hal tersebut, organisasi harus mempunyai prinsip

yang kuat.
6. Perilaku Organisasi
Suatu bidang studi yang mengamati tentang pengaruh perilaku individu,

kelompok dan perilaku dalam struktur organisasi dengan maksud untuk mendapatkan

pengetahuan guna memperbaiki keefektifan organisasi.

Ringkasan

10
Organisasi adalah kumpulan dari sekelompok manusia yang saling bekerja

bersama antara satu sama lain, dan setiap anggotanya mempunyai tugas masing-masing.

Organisasi harus memiliki anggota dan juga memiliki tujuan dan struktur organisasi,

karena hal tersebut merupakan komponen organisasi yang wajib dipenuhi. Organisasi,

dapat dibangun oleh beberapa aspek, seperti menggabungkan visi dan misi untuk mencapai

tujuan bersama. Dan setiap anggota harus mengetahi tentang ruang lingkup organisasi,

sehingga organisasi tersebut akan berjalan sukses.

11
2.2 Berbagai Teori Organisasi

Teori oganisasi mempelajari bagaimana jalannya organisasi sesuai dengan fungsinya

dan bagaimana mereka mempengaruhi dan di pengaruhi oleh orang didalamnya maupun

dilingkungan sekitar kerja. Teori organisasi yang ada sekarang ini merupakan hasil dari

sebuah proses evolusi. Dibawah ini merupakan bagan tentang perkembangan teori organisasi:

TEORI ORGANISASI

KLASIK NEOKLASIK MODERN

BIROKRASI ADMINISTRASI MANAJEMEN ILMIAH

Beberapa macam teori organisasi :

1. Teori Klasik

Teori ini biasa disebut dengan teori tradisional atau disebut juga teori

mesin. Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi digambarkan

sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya terspesialisasi. Dikatakan teori

mesin karena organisasi ini menganggap manusia bagaikan sebuah onderdil yang setiap

saat bisa dipasang dan digonta-ganti sesuai kehendak pemimpin. Menurut penganut teori

klasik suatu organisasi tergantung pada empat kondisi pokok: Kekuasaan, Saling

melayani, Doktrin, Disiplin. Teori Klasik berkembang dalam 3 Aliran:

A. BIROKRASI

12
Dikemukakan oleh MAX WEBER dalam buku The Protestant Ethic

and Spirit of Capitalism dan The Theory of Social and Economic Organization.

Istilah BIROKRASI berasal dari kata LEGAL_RASIONAL: Legal disebakan

adanya wewenang dari seperangkat aturan prosedur dan peranan yang dirumuskan

secara jelas. Sedangkan Rasional karena adanya penetapan tujuan yang ingin

dicapai.

a. Ciri Birokrasi modern (ideal):


1) Adanya prinsip pembidangan tugas yang jelas (jurisdictional areas), umumnya

diatur oleh hukum/peraturan-peraturan administrasi


2) Adanya prinsif hierarki.
3) Manajemen kantor modern didasarkan pada dokumen tertulis/diarsipkan.
4) Tugas dalam organisasi dilaksanakan berdasarkan spesialisasi, diperlukan

pendidikan dan latihan secara terus menerus.


5) Menuntut pegawai bekerja dengan kapasitas penuh
6) Karena tindakan dalam manajemen harus didasari oleh perturan-

peraturan/perundang-undangan, maka setiap apparatus birokrasi harus

mempelajari perundang-undangan dan memahaminya.


b. Unsur Birokrasi Ideal:
1) Hirarki
2) Kualitas Keahlian,
3) Aspek-aspek keahlian,
4) Kewenangan dan kekuasaan yang legal.
c. Fungsi Birokrasi Ideal:
1) Spesialisasi
2) Struktur
3) Kemungkinan meramalkan dan kestabilan
4) Rasionalisasi

B. ADMINISTRASI

Teori ini dikembangkan oleh Henry Fayol, Lyndall Urwick dari Eropa dan

James D. Mooney, Allen Reily dari Amerika. HENRY FAYOL (1841-1925): Seorang

industrialis asal Perancis tahun 1916 menulis sebuah buku Admistration

industrtrielle et Generale diterjemahkan dalam bahasa inggris 1926 dan baru

dipublikasikan di amerika 1940.

13
14 kaidah manjemen menurut Fayol yang menjadi dasar teori administrasi:

1) Pembagian kerja
2) Wewenang & tanggung jawab
3) Disiplin
4) Kesatuan perintah
5) Kesatuan pengarahan
6) Mendahulukan kepentingan umum
7) Balas jasa
8) Sentralisasi
9) Rantai Skalar
10) Aturan
11) Keadilan
12) Kelanggengan personalia
13) Inisiatif
14) Semangat korps

C. MANAJEMEN ILMIAH

Dikembangkan tahun 1900 oleh FREDERICK WINSLOW TAYLOR).

Definisi Manajemen Ilmiah: Penerapan metode ilmiah pada studi, analisa dan

pemecahan masalah organisasi atau Seperangkat mekanisme untuk meningkatkan

efesiensi kerja. F.W. TAYLOR menuangkan ide dalam tiga makalah: Shop

Management, The Principle Oif Scientific Management dan Testimony before the

Special House Comitte. Dari tiga makalah tersebut lahir sebuah buku Scientific

Management. Berkat jasa-jasa yang sampai sekarang konsepnya masih dipergunakan

pada praktek manajemen modern maka F.W. TAYLOR dijuluki sebagai BAPAK

MANAJEMEN ILMIAH. Menurut Fredrick Winslow Taylor dalam bukunya

(Scientific Manajement, 1911) dan Charles Babbage (The economy of machinery and

manufactures, 1832) terdapat beberapa prinsip dan manajemen ilmiah sebagai

berikut :

1. Pembagian Kerja Berdasarkan Keterampilan (waktu dan tenaga dapat

dihemat bila prinsif pembagian kerja diterapkan dalam produksi)

2. Mempelajari kebiasaan kerja pegawai dan menganalisisnya

3. Seleksi pegawai secara ilmiah

14
4. Kerjasama antara pengawas dan pegawai

5. Pembagian tanggung jawab antara manajemen dan pegawai secara

wajar

Empat kaidah Manajemen menurut Frederick W. Taylor:

1. Menggantikan metode kerja dalam praktek dengan metode atas dasar ilmu

pengetahuan.
2. Mengadakan seleksi, latihan dan pengembangan karyawan
3. Pengembangan ilmu tentang kerja, seleksi, latihan dan pengembangan secara

ilmiah perlu intregasikan.


4. Perlu dikembangkan semangat dan mental karyawan untuk mencapai manfaat

manajemen ilmiah

2. Teori Organisasi Neo Klasik

Aliran yang berikutnya muncul adalah aliran Neoklasik disebut juga dengan

Teori Hubungan manusiawi. Teori ini muncul akibat ketidakpuasan dengan teori klasik

dan teori merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada pentingnya

aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja.

Munculnya teori neoklasik diawali dengan inspirasi percobaan yang dilakukan di Pabrik

Howthorne tahun 1924 milik perusahaan Western Elektric di Cicero yang disponsori oleh

Lembaga Riset Nasional Amerika. Percobaan yang dilakukan ELTON MAYO seorang

riset dari Western Electric menyimpulkan bahwa pentingnya memperhatikan insentif upah

dan Kondisi kerja karyawan dipandang sebagai factor penting peningkatan produktifitas.

Dalam pembagian kerja Neoklasik memandang perlunya:

a. Partisipasi

b. Perluasan kerja

15
c. Manajemen bottom_up

Human relations movement (pendekatan hubungan kemanusiaan), setiap

orang berbeda, mempunyai keunikan tersendiri sesuai dengan keadaan, sikap, kepercayaan

dan motivasi hidup masing-masing. Dalam bekerja, manusia tidak mungkin terlepas dari

keunikan, tetapi akan mempengaruhi tindakan dan cara berfikir. Faktor yang mendekatkan

orang satu sama lain adalah faktor kesamaan (daerah, kegemaran, profesi, kepercayaan

dan ideologi). Keakraban hubungan akan terwujud dalam bentuk organisasi informal yang

selalu membayangi organisasi formal. Dua orang pemimpin harus menyadari dan

memperhitungkan kehadiran organisasi informal dalam menganalisis masalah organisasi

formal.

A. Elemen-Elemen:

1) Indidvidu.

2) Kelompok kerja (organisasi informal).

3) Manajemen partisipatif.

B. Tujuan Dilaksanakan Human Relations:

1) Kepuasan psikologis pegawai.

2) Moral tinggi.

3) Disiplin tinggi.

4) Loyalitas tinggi.

5) Motivasi tinggi

3. Teori Modern

Teori ini muncul pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan dua teori

sebelumnya yaitu klasik dan neoklasik. Teori Modern sering disebut dengan teori

Analiasa Sistem atau Teori Terbuka yang memadukan antara teori klasik dan neokalsi.

Teori Organisasi Modern melihat bahwa semua unsure organisasi sebagai satu kesatuan

16
yang saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan system tertutup yang

berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan system terbuka

yang berkaitan dengan lingkunngan dan apabila ingin survivel atau dapat bertahan hidup

maka ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan.

A. Karakteristik Teori Modern:

1) Kadang-kadang disebut analisis sistem organisasi,

2) Mempertimbangkan semua elemen, organisasi,

3) Memandang organisasi sebagai suatu sistem,

4) Penyesuaian diri agar organisasi itu dapat bertahan lama dalam hidupnya, harus

disesuaikan dengan perubahan lingkungannya,

5) Organisasi dan lingkungannya harus dilihat sebagai sesuatu yang saling

ketergantungan. Multidisiplin.

TEORI MODERN vs TEORI KLASIK

1. Teori Klasik memusatkan pandangan pada analisa dan deskripsi organisasi

sedangkan Teori Modern menekankan pada perpaduan & perancangan sehingga terlihat

lebih menyeluruh.
2. Teori Klasik membicarakan konsep koordinasi, scalar, dan vertical sedangkan

Teori Modern lebih dinamis, sangat komplek, multilevel, multidimensi dan banyak

variable yang dipertimbangkan.


4. Teori Organisasi Terbuka

Sistem ini lebih menekankan saling hubungan dan saling ketergantungan

antara unsur unsur organisasi yang bersifat sosial dan teknologi yang dipengaruhi oleh

variabel sehingga jika salah satu variabel berubah maka yang lain akan berpengaruh.

A. Sistem organisasi terbuka mempunyai tiga aliran :


1) Aliran hubungan kemanusiaan
2) Aliran bidang pengembangan organisasi yang baru
3) Aliran fungsional dalam lingkungan
B. Karakteristik sistem organisasi terbuka (menurut Burns dan Stalker) :
1) Tugas tugas non rutin terjadi pada keadaan yang tidak stabil

17
2) Pengetahuan khusus diperlukan untuk tugas umum/bersama (common tasks)
3) Menekankan tercapainya tujuan
4) Konflik dalam organisasi disesuaikan dan diimbangi dengan interaksi antar anggota

yang sederajat
5) Menekankan pula dengan rasa tangggung jawab
6) Kesetiaan dan tanggung jawab ditujukan kepada organisasi sebagai keseluruhan

5. Teori Organisasi Tertutup

Sistem ini dasarpemikiran nya banyak dipengaruhi oleh ilmuwan fisika dan

diterapkan pada suatu sistem yang mekanistis.Konsentrasi ya pada hal-hal yang

internal.Sifat yang menonjol dari sistem tertutup adalah kecenderungan yang kuat untuk

bergerak mencapai keseimbangan dan enteropi yang statis.

Karakteristik lain seperti yang dikatakan oleh Tom Burns dan G.M Stalker

adalah

1) Tugas rutin terjadi dalam keadaan yang stabil


2) Adanya pembagian tugas
3) Sarana dan pertanggung jawaban
4) Konflik di dalam organisasi diselesaikan dari atasan
5) Prestise adalah pelekat di dalamnya yakni bahwa kedudukan seseorang didalam nya

dipengaruhi oleh kedudukan jabatan nya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem tersebut menekankan adanya

keteraturan dalam menjaga kestabilan.sistem ini disebut juga sistem yang klasik atau

tradisional.Max Weber menyebutnya tipe ideal dari suatu organisasi.suatu tipe ideal adalah

bahwa organisasi itu berusaha untuk menjadi apa yang seharusnya terjadi.

Ringkasan :

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem tersebut menekankan adanya keteraturan

dalam menjaga kestabilan. Sistem ini disebut juga sistem yang klasik atau tradisional. Max

Weber menyebutnya tipe ideal dari suatu organisasi. Suatu tipe ideal adalah bahwa organisasi

itu berusaha untuk menjadi apa yang seharusnya terjadi. Selain itu setiap teori selalu

18
berkembang mengikuti peradaban agar selalu sesuai dan dapat dijadikan pedoman yang baik

untuk membangun suatu organisasi.

2.3 Asas dan Prinsip Organisasi

A. Prinsip dan Asas Organisasi

Organisasi yang baik adalah organisasi yang dapat berjalan sebagaimana

mestinya. Untuk menjalankan suatu organisasi agar dapat berjalan dengan baik diperlukan

adanya prinsip organisasi yang dapat diartikan sebagai aturan yang harus diikuti. Prinsip

organisasi diperlukan agar suatu organisasi dapat berjalan secara efektif dan efisien. Sehingga

semua pelaku dalam organisasi tersebut tahu, memahami dan mengenal apa yang menjadi

tujuan dalam organisasi tersebut.

Menurut Max Waber, adalah sebagai berikut:

1. Keahlian, Semua kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi, harus

didasarkan keahlian, sehingga mampu menjalankan tugas dengan baik;

2. Berdasarkan kebijaksanaan, peraturan, dan prosedur, Pelaksanaan tugas pekerjaan

harus sesuai dengan kebijaksanaan, peraturan dan prosedurnya;

3. Jenjang hirarki, Setiap pelaksanaan tugas pekerjaan harus dapat dipertanggung

jawabkan kepada atasan melalui mata rantai tingkat unit dalam organisasi;

4. Formalitas, Semua keputusan harus diambil secara formal dan tidak ada

pertimbangan yang bersifat pribadi,

5. Meritokrasi system, Hal-hal yang menyangkut bidang kepegawaian harus didasarkan

pada sistem kecakapan (maritokrasi system).

Menurut Urwick (Catatan tentang Teori Organisasi, 1952), sebuah organisasi

dibangun pada sepuluh prinsip:

19
1. Prinsip tujuan - Setiap organisasi dan setiap bagian dari organisasi harus merupakan

ekspresi dari tujuan usaha yang bersangkutan, atau itu adalah eaningless dan karena itu

berlebihan.

2. Prinsip spesialisasi - Kegiatan dari setiap anggota dari setiap kelompok yang terorganisir

harus dibatasi, sejauh mungkin, dengan kinerja fungsi tunggal.

3. Prinsip koordinasi - Tujuan penyelenggaraan per se, yang dibedakan dari tujuan

melaksanakan, adalah untuk memudahkan koordinasi: kesatuan usaha.

4. Prinsip otoritas - Dalam setiap kelompok yang terorganisir otoritas tertinggi harus istirahat

di suatu tempat. Harus ada garis yang jelas dari wewenang kepada setiap individu dalam

kelompok

5. Prinsip tanggung jawab - Tanggung jawab dari atasan atas tindakan bawahan adalah

mutlak.

6. Prinsip definisi - Isi dari masing-masing posisi, baik tugas yang terlibat, wewenang dan

tanggung jawab merenungkan dan hubungan dengan posisi lain harus secara jelas

didefinisikan secara tertulis dan dipublikasikan kepada semua pihak terkait.

7. Prinsip korespondensi - Dalam setiap posisi, tanggung jawab dan wewenang harus sesuai.

8. Prinsip rentang kendali - Tidak ada orang yang harus mengawasi lebih dari lima, atau

paling banyak, enam bawahan langsung yang bekerja Interlocks.

9. Prinsip keseimbangan - Adalah penting bahwa berbagai unit organisasi harus disimpan

dalam keseimbangan.

10. Prinsip kontinuitas - Re-organisasi adalah proses terus menerus: dalam setiap ketentuan

khusus usaha harus dibuat untuk itu ".

B. Prinsip Mutlak Organisasi

20
Dari beberapa pendapat para ahli di atas berkaitan dengan pembentukan atau

penyusunan suatu organisasi, maka perlu diperhatikan beberapa prinsip penting organisasi

yaitu :

1. Perumusan Tujuan yang Jelas. Tujuan dan arah merupakan hal yang sangat penting

dalam pembentukan suatu organisasi. Karena dari tujuan ini akan terlihat hasil yang akan

dicapai baik itu secara fisik maupun non fisik.

2. Pembagian kerja. Dalam pembentukan suatu organisasi harus terlihat dengan jelas

akan pembagian kerja dari masing-masing unit (sub) organisasi, hal ini supaya tidak

terjadinya tumpang tindih aktivitas dan dapat menghambat tercapainya suatu tujuan.

3. Delegasi kekuasaan. Dengan adanya pembagian kerja tersebut yang jelas maka akan

telihat pula garis komando dan delegasi kekuasaan (wewenang) dari masing-masing unit

kerja.

4. Rentang kekuasaan. Rentang kekuasaan merupakan penjabaran dari pendelegasian

suatu kekuasaan. Parameter dan tolok ukur pun harus menjadi bagian dari rentang

kekuasaan, sehingga tidak timbul diktatoris kekuasaan atau kesewenangan kekuasaan

tersebut.

5. Tingkat pengawasan. Penggambaran tingkat pengawasan yang timbul antar atasan

dengan sub (unit) bawahannya harus lah terlihat dalam struktur organisasi tersebut.

Sehingga batasan apa yang menjadi hak dan kewajiban baik itu atasan maupun bawahan

akan tercipta.

6. Kesatuan perintah dan tanggung jawab. Dengan tergambarnya struktur organisasi

yang jelas maka kesatuan perintah atau komando akan terlihat pula. Begitu juga dengan

tanggung jawab dari orang yang memberikan delegasi (perintah) akan nampak.

7. Koordinasi. Ini pun harus terlihat dengan jelas dalam penyusunan suatu organisasi.

Koordinasi dari masing-masing divisi atau unit kerja akan tercipta.

21
C. Asas-asas Organisasi
1. Asas Pembagian Tugas
2. Asas keseimbangan wewenang dan tanggung jawab
3. Asas disiplin
4. Asas kesatuan komando
5. Asas mengutamakan kepentingan umum
6. Asas keadilan
7. Asas inisiatif
8. Asas kesatuan dan kebersamaan
9. Asas Pencapaian tujuan
10. Asas Sentralisasi vs Desentralisasi
11.Asas Pembagian kerja / Divisi
12. Asas Span of control / Rentang kendali
13. Asas Efektivitas dan Efisiensi
Ringkasan :
Sebuah prinsip fundamental atau induvidualis kebenaran yang dibuat oleh orang

atau kelompok sebagai pedoman untuk berpikir atau bertindak. Ada banyak prinsip organisasi

yang berbeda menurut para ahli. Namun pelaku organisasi harus memiliki prinsip mutlak

yang dijadikan sebagai pedoman dalam menjalankan organisasi tersebut. Setiap prinsip harus

dijalankan dengan baik agar suatu organisai dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan

apapun. Dengan demikian tujuan suatu organisasi ini akan semakin cepat tercapai dan sesuai

dengan harapan terbentuknya organisasi.

22
2.4 Berbagai Jenis Organisasi

Organisasi terdiri atas banyak jenis dan sangat luas tujuan dan fungsinya. Dalam

membentuk suatu organisasi, sebaiknya menentukan jenis organisasinya terlebih dahulu. Ada

berbagai macam organisasi yang berdasarkan sifat hubungan personal, wilayah, jumlah orang

yang memegang pimpinan, tujuan, fungsi dan tujuan yang dilayani, pihak yang memakai

manfaat, lalu lintas kekuasaan, kehidupan dalam masyarakat, organisasi berstruktur produk,

organisasi berstruktur fungsional dan organisasi berstruktur hibrid.

1. Berdasarkan Sifat Hubungan Personal


a. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah organisasi yang diatur secara resmi dan secara sadar

dibentuk dengan tujuan khusus dalam hal formal. Kegiatan dan hubungan yang terjadi

bersifat formal. Obligasi yang terkandung dalam organisasi didasarkan pada formal.

Contoh : Pemerintahan, BUMN, Sekolah, Organisasi yang berbadan hukum dll.


b. Organisasi Informal
Organisasi yang dibentuk secara informal , tujuannya adalah tidak spesifik , istilah

juga informal , kegiatan dan hubungan yang informal ( personal / hubungan pribadi

tidak hubungan formal). Contoh : Arisan, Klub Jembatan, dll


2. Berdasarkan Wilayah
a. Organisasi Nasional
Organisasi Nasional adalah sebuah organisasi yang mencakup seluruh wilayah dalam

sebuah negara. Contoh : pemerintah pusat .


b. Organisasi Regional
Organisasi regional adalah organisasi yang meliputi beberapa negara tertentu.

Contoh : ASEAN

c. Organisasi Internasional
Organisasi internasional adalah organisasi yang mencakup semua atau sebagian besar

negara di dunia. Contoh : WHO , UNESCO


3. Berdasarkan Jumlah Orang yang Memegang Pimpinan
a. Organisasi Bentuk Tunggal

23
Organisasi bentuk tunggal adalah organisasi dengan pucuk pimpinan berada ditangan

satu orang, semua kekuasaan dan tugas pekerjaan bersumber kepada satu orang.
b. Organisasi Bentuk Komisi
Organisasi bentuk komisi adalah organisasi dengan pimpinan organisasi merupakan

suatu dewan yang terdiri dari beberapa orang, semua kekuasaan dan tanggung jawab

dipikul oleh dewan sebagai suatu kesatuan.


4. Berdasarkan Tujuan
a. Organisasi Publik atau Sosial
Organisasi publik adalah organisasi ( nirlaba ) yang bertujuan untuk melayani

kebutuhan publik , tanpa perhitungan laba rugi . Tujuan organisasi ini adalah untuk

kebutuhan sosialitas . Tujuannya memberikan pelayanan sosial , tidak untuk

mendapatkan keuntungan ( nirlaba motif ). Contoh : yayasan sosial , masyarakat

sosial, Badan Eksekutif Mahasiswa ( BEM )


b. Organisasi Bisnis
Organisasi bisnis adalah sebuah organisasi yang didirikan untuk tujuan komersial, dan

memperoleh keuntungan, dan semua tindakan yang dimotivasi oleh keuntungan

( motif keuntungan ). Contoh : Koperasi , korporasi , perusahaan , Badan Usaha Milik

Negara ( BUMN ).
5. Berdasarkan Fungsi dan Tujuan yang Dilayani

a. Organisasi produksi, misalnya organisasi produk makanan.

b. Organisasi berorientasi pada politik, misalnya partai politik.

c. Organisasi yang bersifat integratif, misalnya serikat pekerja.

d. Organisasi pemelihara, misalnya organisasi peduli lingkungan

6. Berdasarkan Pihak yang Memakai Manfaat


1. Mutual benefit organization (Organisasi yang Saling Menguntungkan)
Organisasi yang saling menguntungkan adalah organisasi yang kemanfaatannya

terutama dinikmati oleh anggotanya. Contoh : koperasi


2. Service organization (Organisasi Pelayanan)
Organisasi pelayanan adalah organisasi yang kemanfaatannya dinikmati oleh

pelanggan. Contoh : bank


3. Business Organization (Organisasi Bisnis)

24
Organisasi bisnis adalah organisasi yang bergerak dalam dunia usaha. Contoh :

berbagai perusahaan
4. Commonwealth organization (Organisasi Kekayaan Umum)
Organisasi kekayaan umum adalah organisasi yang kemanfaatannya terutama

dinikmati oleh masyarakat umum, seperti organisasi pelayanan kesehatan. Contoh :

rumah sakit, Puskesmas.


7. Berdasarkan Lalu Lintas Kekuasaan
a. Organisasi Lini atau Bentuk Lurus
Pada organisasi ini, kekuasaan mengalir dari pucuk pimpinan organisasi langsung

lurus kepada para pejabat yang memimpin unit-unit dalam organisasi.


b. Organisasi Bentuk Lini dan Staff
Dalam organisasi ini pucuk pimpinan dibantu oleh staf pimpinan ahli dengan tugas

sebagai pembantu pucuk pimpinan dalam menjalankan roda organisasi.

c. Organisasi Bentuk Fungsional


Organisasi bentuk fungsional adalah bentuk organisasi dalam kegiatannya dibagi

dalam fungsi-fungsi yang dipimpin oleh seorang ahli dibidangnya, dengan hubungan

kerja lebih bersifat horizontal.


8. Berdasarkan Kehidupan dalam Masyarakat
a. Organisasi Pendidikan, contoh : sekolah, lembaga bimbingan belajar dll
b. Organisasi Kesehatan, contoh : rumah sakit, puskesmas dll
c. Organisasi Pertanian, dan lain - lain
9. Organisasi Berstruktur Produk
Jenis organisasi ini membagi tugasnya ke dalam dimensi produk. Artinya

sebuah garis koordinasi atau kelompok koordinasi terbagi atas jenis produk yang

dihasilkan oleh organisasi tersebut. Misalnya sebuah perusahaan menghasilkan produk A,

B, dan C.
Pada setiap produk tersebut terdapat bagian atau divisi yang mendukung

kesuksesan produk di pasar. Setiap produk akan memiliki divisi pemasaran, SDM, dan

produksi sendiri.
Pengelompokan divisi tersebut bertujuan untuk memaksimalkan garis

koordinasi dalam satu kelompok produk yang dihasilkan. Tingkat fleksibilitas dari jenis

organisasi ini tinggi karena semua orang yang ada dalam struktur ini akan lebih mudah

25
untuk beradaptasi. Namun demikian, tingkat efisiensi keberjalanan organisasi akan

sangat rendah bila tidak dikelola dengan baik.


10. Organisasi Berstruktur Fungsional
Berbeda dengan organisasi yang berstruktur produk, organisasi berstruktur

fungsi lebih menitikberatkan adanya koordinasi yang jelas antarfungsi yang terlibat

dalam sebuah organisasi. Target besar yang ingin dicapai adalah efisiensi dan spesialisasi

dari setiap fungsi yang ada dalam organisasi.


Struktur ini cocok untuk lingkungan yang sudah stabil dan tidak terlalu banyak

berubah sesuai dengan waktu. Selain itu, struktur ini akan merangsang anggota

organisasi untuk lebih mahir pada fungsi yang dimilikinya. Namun demikian, struktur ini

akan cocok untuk organisasi yang berukuran kecil sampai sedang serta menghasilkan

produk yang tidak variatif.


Struktur ini akan membuat beban pengambilan keputusan tertuju pada puncak

organisasi. Artinya proses pengambilan keputusan akan sangat lambat, sehingga respon

terhadap perubahan lingkungan pun akan semakin lambat. Proses inovasi pun akan

semakin sulit karena setiap fungsi bersekat. Tapi, hal ini bisa ditingkatkan

performansinya dengan melakukan teknik TQM.


11. Organisasi Berstruktur Hibrid (Campuran)
Jenis organisasi ini merupakan gabungan dari struktur organisasi produk dan

fungsional. Setiap produk yang diproduksi memiliki fungsi yang dibutuhkan oleh produk

tersebut. Selain itu, organisasi juga memiliki struktur fungsional yang tetap mengontrol

secara terpusat jalannya organisasi.


Salah satu yang dominan dari struktur ini adalah keputusan menjadi tidak

terdesentralisasi, tetapi juga tidak tersentralisasi. Artinya perlu koordinasi yang tinggi

antarfungsi pokok yang dimiliki dan juga struktur yang berada dalam garis koordinasi

produk. Karena sifatnya, jenis organisasi dengan struktur ini akan mudah beradaptasi jika

terdapat perubahan pada lingkungan secara mendadak.


Ringkasan
Organisasi terdiri atas banyak jenis dan sangat luas tujuan dan fungsinya. Ada

berbagai macam organisasi yang berdasarkan sifat hubungan personal, wilayah, jumlah orang

26
yang memegang pimpinan, tujuan, fungsi dan tujuan yang dilayani, pihak yang memakai

manfaat, lalu lintas kekuasaan, kehidupan dalam masyarakat, organisasi berstruktur produk,

organisasi berstruktur fungsional dan organisasi berstruktur hibrid.

27
2.5 Berbagai Struktur Organisasi

A. Pengertian Struktur Organisasi

Gibson menyatakan bahwa struktur organisasi merupakan pola formal kegiatan dan

hubungan di antara berbagai sub-unit dalam sebuah organisasi. Menurut pandangan Gibson,

kita dapat melihat struktur organisasi sebagai :

a) bagan dari susunan kotak-kotak yang berarti struktur yang bersifat statis.

b) hubungan kegiatan yang merupakan struktur yang besifat dinamis.

Fungsi struktur dalam sebuah organisasi adalah memberikan informasi kepada

seluruh manusia yang menjadi anggotanya untuk mengetahui kegiatan atau pekerjaan yang

harus ia kerjakan, berkonsultasi atau bertanggung jawab kepada siapa, sehingga proses

kerjasama menuju pencapaian tujuan organisasi dapat terwujud sesuai dengan perencanaan

yang telah ditetapkan sebelumnya. Kejelasan gambaran struktur organisasi akan memberikan

kemudahan bagi pimpinan untuk mendistribusikan jabatan kepada seseorang yang tepat,

sehingga daya guna dan hasil guna dapat terwujud.

Fungsi atau kegunaan struktur dalam sebuah organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kejelasan Tanggung Jawab. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab dan apa

yang harus dipertanggung jawabkan. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab

kepada pimpinan atau atasan yang memberikan kewenangan, karena pelaksanaan

kewenangan itu yang harus dipertanggungjawabkan.

2. Kejelasan Kedudukan. Kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur organsisasi

sebenarnya mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun hubungan karena adanya

keterkaitan penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan kepada seseorang.

3. Kejelasan Uraian Tugas. Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangat

membantu pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan bagi

28
bawahan akan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan karena uraiannya

yang jelas.

4. Kejelasan Jalur Hubungan. Dalam rangka pelaksaan tugas dan tanggung jawab setiap

karyawan atau pegawai dalam sebuah organisasi, maka dibutuhka kejelasan hubungan

yang tergambar dalam struktur, sehingga jalur penyelesaian pekerjaan akan semakin

efektif dan dapat saling menguntungkan.

Pola dasar struktur organisasi sebaiknya tersusun relative permanen, artinya tidak

perlu selamanya mengalami perubahan. Dalam aktivitas yang dilakukan harus ada jaminan

fleksibilitas, artinya aktivitas itu senantiasa dapat diperluas jangkauannya, namun pola dasar

struktur organisasi tidak perlu mengalami perubahan. Yang perlu mendapat perhatian dalam

mengisi struktur organisasi adalah manusia yang memiliki kompentensi yang sesuai dengan

jenis tugas dalam bagian-bagian tugas atau pekerjaan pada struktur tersebut. Penggolongan

aktivitas dalam struktur dapat kita bagi menjadi empat unsure :

a) unsur pimpinan.
b) unsur pembantu pimpinan
c) unsur pelakasana tugas pokok dan
d) unsur pelaksana tugas-tugas fungsional.
B. Desain organisasi

Stuktur organisasi pada setiap perusahaan berbeda-beda bergantung pada budaya

dan jenis industri dimana mereka berusaha. Contohnya saja perusahaan konsultan dan

perusahaan pertambangan. Struktur organisasi mereka bisa sangat berbeda. Umumnya pada

perusahaan konsultan, jabatan tertinggi adalah partner sedangkan pada perusahaan tambang

bisa CEO.

C. Struktur Organisasi Dasar

Sesuai dengan struktur oganisasi Henry Mintzberg, yang mana setiap organisasi

terdiri dari enam bagian dasar.

29
Gambar 0.1 Model Mintzberg

Enam dasar organisasi menurut Henry Mintzberg :

1. Strategic Apex (Top Management)

Strategis puncak, rumah dari manajemen puncak dimana seluruh kekuasaan

dan tanggung jawab berada. Dalam konsepsi Henry Mintzberg, mereka yang berada di

puncak strategis dari suatu organisasi berfungsi untuk mengatur strategi, garis besar

agenda, mengalokasikan sumber daya, desain, dan staf organisasi. Hubungan puncak

strategis ke bagian lain dari organisasi mirip dengan hubungan inti-pinggiran dalam

banyak hal. CEO, Presiden, dan anggota Dewan ratusan atau ribuan mil jauhnya dari

tempat inti operasi, atau areal produksi organisasi berada. Ukuran dari suatu organisasi

adalah kunci untuk jumlah pengaruh puncak strategis ini pada bagian konstituen lainnya,

seperti inti operasi, staf pendukung, garis tengah, atau technostructure.

2. Middle Line (middle management)

30
Rantai yang menghubungkan puncak strategis dengan operating core (inti

operasi) dengan menggunakan otoritas formal yang didelegasikan.

3. Operating Core (operations, operational processes)

Mereka yang melakukan pekerjaan dasar yang berhubungan langsung dengan

produksi produk dan jasa.

4. Technostructure (analysts that design systems, processes, etc)

Para analis yang melayani organisasi dengan mempengaruhi pekerjaan orang

lain. Mereka mendesain, merencanakan, mengubah, atau mengontrol orang-orang yang

melakukannya, tetapi mereka tidak melakukannya sendiri.

5. Support Staff (support outside of operating workflow)

Terdiri dari unit khusus yang memberikan dukungan kepada organisasi di luar alur

kerja operasi.

6. Ideology (halo of beliefs and traditions; norms, values, culture)


D. Struktur Organisasi Umum
1. Functional Organization ( Organisasi Fungsional )

Organisasi fungsional umum ditemui pada perusahaan-perusahaan yang

memproduksi suatu barang. Pada functional organization, semakin besar organisasi,

semakin dalam pula hirarkinya dan semakin terspesialisasi pekerjaannya. Semua orang

melapor kepada hirarki diatasnya, seterusnya hingga mencapai puncak hirarki (CEO).

Keuntungan dari Functional Organization adalah kesederhanaan dalam

komunikasi dan efisiensi proses yang berulang. Kerugiannya bila menghadapi sebuah

proyek antar divisi, pergerakan dari tiap anggota tim akan terbatasi oleh sekat-sekat

31
divisi dan manajer proyek dapat merangkap menjadi manajer salah satu divisi yang

mengakibatkan keputusannya terpengaruh kedudukannya pada divisi. Kerugian lain

dari sistem ini adalah komunikasi menjadi sangat terbatas (umumnya top down) dan

kreativitas terbatasi oleh rangkaian persetujuan birokratis.

2. Projectized Organization ( Organisasi Proyek )

Organisasi proyek seperti ini berfokus hanya saja proyek daripada

fungsionalitas. Mungkin tipe organisasi ini ada pada beberapa kelompok konsultan

freelancer yang bekerja secara lepas tetapi memiliki seorang koordinator. Manajer

proyek memiliki kuasa yang besar selama sebuah proyek berlangsung.

Keuntungan dari tipe organisasi ini adalah kemudahan untuk

memasukkan seorang konsultan luar, efisiensi dalam mengerjakan proyek, kemudahan

untuk membagikan sumber daya antar proyek, fleksibilitas dan independensi yang besar

dari tiap karyawannya.

Kekurangan yang dapat muncul adalah setiap karyawan harus cukup

memiliki motivasi, bertanggung jawab, dan terbiasa untuk mengambil inisiatif. Struktur

ini tidak terlalu cocok bila perusahaan memiliki banyak aspek administrasi atau operasi.

3. Matrix Organization ( Organisasi Matrix )

32
Organisasi Matrix merupakan peleburan dari kedua tipe organisasi

diatas. Organisasi Matrix menca ri keseimbangan antara operasional/administrasi dan

proyek. Contohnya adalah seorang manajer proyek yang ingin mengerjakan proyek

inventory. Tim proyek akan terdiri dari bagian purchasing dan finance.

Organisasi Matrix mempunyai tiga buah sub Organisasi berdasarkan

kekuatan manajer proyek dan manajer fungsional.

Keuntungan yang diberikan tipe organisasi matrix adalah pemanfaatan

sumber daya manusia yang efisien, anggota tim mempunyai pekerjaan operasional tetap

setelah proyek selesai, sharing pengetahuan antar divisi yang lebih baik dari pada tipe

fungsional, dan adanya keterlibatan stakeholder yang kuat.

Kekurangan yang dapat muncul adalah dengan adanya dua buah atasan,

karyawan bawah harus melapor pada dua atasan dan hal ini dapat membingungkan.

Atasan-atasan dapat memperebutkan karyawan sehingga membingungkan mereka

dalam membuat prioritas kerja dan memahami perannya. Prosedur komunikasi dan

pemanfaatan sumber daya harus ada dan jelas untuk menghindari kekacauan ini.

E. Faktor penentu struktur organisasi

Sebagian organisasi terstruktur pada garis yang lebih mekanistis sedangkan

sebagian yang lain mengikuti karakteristik organik. Berikut adalah beberapa faktor utama

yang diidentifikasi menjadi penyebab atau penentu struktur suatu organisasi, yaitu :

a. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen

untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi secara

keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. Tepatnya, struktur harus

mengikuti strategi. Jika manajemen melakukan perubahan signifikan dalam strategi

organisasinya, struktur pun perlu dimodifikasi untuk menampung dan mendukung

33
perubahan ini. Sebagian besar kerangka strategi dewasa ini terfokus pada tiga dimensi

-inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi- dan pada desain struktur yang berfungsi

dengan baik untuk masing-masing dimensi.

Strategi inovasi adalah strategi yang menekankan diperkenalkannya produk

dan jasa baru yang menjadi andalan. Strategi minimalisasi biaya adalah strategi yang

menekankan pengendalian biaya secara ketat, menghindari pengeluaran untuk inovasi

dan pemasaran yang tidak perlu, dan pemotongan harga. Strategi imitasi adalah strategi

yang mencoba masuk ke produk atau pasar baru hanya setelah viabilitas terbukti.

b. Ukuran Organisasi

Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah

organisasi secara signifikan mempengaruhi strukturnya. Sebagai contoh, organisasi

besar yang mempekerjakan 2.000 orang atau lebih cenderung memiliki banyak

spesialisasi, departementalisasi, tingkatan vertikal, serta aturan dan ketentuan daripada

organisasi kecil. Namun, hubungan itu tidak bersifat linier. Ukuran memengaruhi

struktur dengan kadar yang semakin menurun. Dampak ukuran menjadi kurang penting

saat organisasi meluas.

c. Teknologi

Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi mengubah input

menjadi output. Setiap organisasi paling tidak memiliki satu teknologi untuk mengubah

sumber daya finansial, SDM, dan sumber daya fisik menjadi produk atau jasa.

d. Lingkungan

Lingkungan sebuah organisasi terbentuk dari lembaga atau kekuatan di luar

organisasi yang berpotensi memengaruhi kinerja organisasi. Kekuatan ini biasanya

meliputi pemasok, pelanggan, pesaing, badan peraturan pemerintah, kelompok tekanan

publik, dan sebagainya.

34
Struktur organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya karena lingkungan

selalu berubah. Beberapa organisasi menghadapi lingkungan yang relatif statis tak

banyak kekuatan di lingkungan mereka yang berubah. Misalnya, tidak muncul pesaing

baru, tidak ada terobosan teknologi baru oleh pesaing saat ini, atau tidak banyak

aktivitas dari kelompok tekanan publik yang mungkin memengaruhi organisasi.

Organisasi lain menghadapi lingkungan yang sangat dinamis seperti

peraturan pemerintah cepat berubah dan memengaruhi bisnis mereka, pesaing baru,

kesulitan dalam mendapatkan bahan baku, preferensi pelanggan yang terus berubah

terhadap produk, dan semacamnya. Secara signifikan, lingkungan yang statis memberi

lebih sedikit ketidakpastian bagi para manajer dibanding lingkungan yang dinamis.

Karena ketidakpastian adalah sebuah ancaman bagi keefektifan sebuah

organisasi, manajemen akan menocba meminimalkannya. Salah satu cara untuk

mengurangi ketidakpastian lingkungan adalah melalui penyesuaian struktur organisasi.

Ringkasan

Struktur organisasi adalah susunan unit kerja dalam sebuah organisasi. Struktur

organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja serta fungsinya. Struktur Organisasi

menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang

lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.

35
2.6 Prinsip Pengembangan Organisasi (Organization Development)

1) Pengertian

Pengertian Pengembangan Organisasi (OD) adalah startegi untuk merubah nilai

manusia dan struktur organisasi sehingga organisasi itu adaptif dengan lingkungannya.

Prinsip pengembangan organisasi merupakan suatu penyempurnaan yang terencana dalam

fungsi menyeluruh (nilai dan struktur) suatu organisasi.

Dalam kenyataannya, organisasi seringkali terjadi stagnan yang disebabkan

keengganan manusia untuk mengikuti perubahan, dimana perubahan dianggap bisa

menyebabkan dis equilibrium (ketidakseimbangan). Hal ini mengakibatkan patologi dalam

organisasi sehingga perlu dilakukan evaluasi, adaptasi, kaderisasi dan inovasi. Sebab

penolakan terhadap perubahan adalah :

A. Security

Merasa tidak aman dengan kondisi baru yang belum diketahui sehingga perlu

penyesuaian.

B. Ekonomi

Organisasi cenderung menolak perubahan karena tidak mau menanggung kerugian dengan

adanya perubahan.

C. Psikologis dan budaya

a. Persepsi

Persepsi yang salah bisa menjadi sumber terjadinya sikap menentang terhadap

perubahan.

b. Emosi

Emosi akan menimbulkan prasangka sehingga cenderung menolak perubahan.

c. Kultur

36
Berguna sebagai dasar dalam menilai hal baru yang diterimanya.

2) Macam-macam Prinsip Organisasi

Setiap strategi pengembangan organisasi harus mempunyai pedoman atau prinsip

yang jelas sebagai penunjuk arah untuk mengendalikan jalannya pengembangan organisasi,

menggunakan kerangka yang tepat, alat dan teknologi. Tanpa aturan prinsip, pilihan dan

keputusan yang dibuat mengenai kerangka pembangunan organisasi, analisis, alat dan

teknologi tidak akan tepat sasaran. Organisasi tidakakan memiliki jaminan untuk mencapai

kinerja total pengembangan organisasi berkelanjutan tanpa adanya prinsip. Berikut terdapat

enam prinsip pengembanganorganisasi untuk mempromosikan kinerja dari pegawai dan

sistem organisasi yang efektif.

a. Prinsip Integritas

Sebuah organisasi tidak bisa berada dalam keadaan baik dalam jangka panjang

jika tidak memiliki integritas. Organisasi harus fokus pada intervensi pengembangan

organisasi untuk mempertahankan integritas. Makna utama dari integritas adalah

keutuhan. Integritas mencakup aspek internal yang penting untuk menciptakan harmoni,

stabilitas, vitalitas, dan kebajikan yang memiliki dampak yang signifikan terhadap

kehidupan organisasi serta pada kualitas SDM dan dalam mengintegrasikan sistem.

Prinsip Integritas adalah prinsip menyeluruh untuk sinergi organisasi yang

efektif dan kinerja organisasi yang tinggi. Prinsip ini adalah prinsip tertinggi yang

mendefinisikan karakter prinsip-prinsip lainnya. Hal ini juga menentukan nilai intervensi

pengembangan organisasi.

b. Prinsip Komitmen

Pegawai akan memberikan kinerja yang terbaik ketika mereka berkomitmen

dalam suatu hal. Pegawai akan memberikan yang terbaik jika organisasi memberikan

37
sumber daya yang mereka perlukan. Komitmen diperlukan dari setiap individu dan sumber

daya yang ada dan menghidari sikap meremehkan untuk mencapai keberhasilan tinggi.

Perencanaan sumber daya, mengembangkan strategi komunikasi terfokus,

memperkenalkan komitmen meja bundar, dan profil juara pengembangan organisasi

adalah pusat untuk menggunakan prinsip komitmen. Hal terpenting adalah cara organisasi

melakukan hal tersebut dan hal yang ditunjukkan organisasi. Harus ada kesepakatan

tentang program, proses dan strategi yang akan memfasilitasi kepemilikan intervensi

pengembangan organisasi oleh pegawai.

c. Prinsip Pemberdayaan

Intervensi pengembangan organisasi harus memberdayakan orang dan sistem

masyarakat sehingga mereka dapat bekerja dengan kinerja yang baik. Hal ini disertai

dengan dibangunnya kapasitas internal dan stamina, meningkatkan pergerakkan orang

untuk mencapai bisnis (dan strategis) hasil, dan memfasilitasi keselarasan dan vitalitas

dalam dan di antara unsur-unsur sistem. Harus ada kesepakatan tentang program, proses

dan strategi yang akan memfasilitasi pemberdayaan pegawai dan respon dari integrasi

sistem.

d. Prinsip Multifungsi

Prinsip multifungsi adalah konsekuensial dari prinsip pemberdayaan.

Prinsip Multifungsi menekankan pentingnya adaptasi, responsif, fleksibilitas, inovasi,

vitalitas, dan spontanitas pegawai dan mengintegrasikan sistem. Prinsip ini sangat penting

untuk memastikan bahwa orang dan sistem bekerja dengan baik dalam mengintegrasikan

sistem sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal. Membangun pembelajaran

organisasi dan mengoptimalkan elemen sistem dalam intervensi pengembangan organisasi

adalah beberapa desain dalam menggunakan prinsip multifungsi.

e. Prinsip Pembaruan

38
Jantung dari setiap intervensi pengembangan organisasi adalah pembaharuan

dari SDM dan mengintegrasikan sistem. Prinsip pembaruan terkait dengan prinsip

multifungsi. Mencapai kinerja yang tinggi berkelanjutan, pegawai dan sistem integrasi

harus beroperasi ulang untuk suatu pembaharuan. Mengoptimalkan dan menghidupkan

kembali sistem sumber daya manusia dan elemen, pengembangan organisasi dan kerangka

teknologi harus memasukkan mekanisme dan alat untuk sistematik, penilaian

berkelanjutan, mengulas kembali dan umpan balik.

f. Prinsip Integrasi

Hal yang penting adalah sebuah adaptasi yang baik dan rencana integrasi

dalamintervensi pengembangan organisasi. Integrasi adalah sebuah konsep dalam

risetLawrence dan Lorsch yang mengacu kepada proses mencapai kesatuan usahadiantara

berbagai macam subsistem organisasi. Ada berbagai teknik untukmencapai integrasi, dari

peraturan, prosedur, dan rencana sampai saling penyesuaian.

Proses pemantauan hasil pengembangan organisasi memerlukan pengendali rencana integr

asi. Sistem mekanisme yang efektif sangatdiperlukan untuk memastikan kepemilikan

rencana integrasi oleh pegawai danoperasi

3) Faktor penyebab dilakukannya pengembangan organisasi adalah :

A. Kekuatan eksternal

1. Kompetisi yang semakin tajam antar organisasi.

2. Perkembangan IPTEK.

3. Perubahan lingkungan baik lingkungan fisik maupun sosial yang membuat

organisasi berfikir bagaimana mendapatkan sumber diluar organisasi untuk masa

depan organisasi.

B. Kekuatan Internal

39
Struktur, sistem dan prosedur, perlengkapan dan fasilitas, proses dan

sasaran bila tidak cocok akan membuat organisasi melakukan perbaikan. Perubahan

organisasi dilakukan untuk mencocokan dengan kebutuhan yang ada.

4) Pendekatan Pengembangan Organisasi

Didalam pengembangan Organisasi terdapat pendekatan integratif yaitu :

A. Adanya organisasi dan manajemen yang terencana ke arah organisasi dan manajemen

yang manusiawi.
B. Adanya perkembangan konsepsi latihan kepekaan dan studi laboratorium. Pemikiran ini

didahului oleh Kurt Lewin mengenai Counter Group bergeser pda Incounter Group. Hal

ini dirasa tidak bisa membantu didalam prakteknya.


C. Pengembangan potensi manusia.
5) Geseran didalam Organizational Development terjadi pada nilai, proses dan

teknologi.

A. Geseran nilai yang dibawa OD diantaranya adalah:

1. Penggunaan seluruh sumber-sumber yang tersedia.


2. Pengembangan potensi manusia.
3. Efektivitas dan kesehatan organisasi.
4. Pekerjaan yang menarik dan menantang.
5. Kesempatan untuk mempengaruhi lingkungan kerja.
6. Penerimaan terhadap kemanusiaan.

Nilai yang dicari untuk mengembangkan OD adalah nilai yang dianggap

tepat, benar dan baik dalam pengelolaan SDM.

B. Geseran proses meliputi


1. Proses efektif
2. Proses manajemen
3. Proses pelaksanaan kerja

C. Geseran teknologi yang diutamakan adalah teknologi yang bias menjawab kualifikasi

posisi manusia

6) Karakteristik Pengembangan Organisasi

40
A. Keputusan penuh dengan pertimbangan.

B. Diterapkan pada semua sub sistem manusia baik individu, kelompok dan organisasi.

C. Menerima intervensi baik dari luar maupun dalam organisasi yang mempunyai

kedudukan di luar mekanisme organisasi.

D. Kolaborasi.

E. Teori sebagai alat analisis.

7) Langkah-Langkah Pengembangan Organisasi

A. Penilaian keadaan.

B. Pemecahan masalah.

C. Implementasi.

D. Evaluasi.

Pengembangan Organisasi (OD) mendefinisikan sebuah kesuksesan jangka

panjang untuk sebuah organisasi yang melibatkan mempertahankan melalui pengujian

waktu. OD adalah disiplin yang semata-mata didasarkan pada gagasan bahwa orang akan

berperforma lebih baik untuk kepentingan organisasi jika mereka diperlakukan dengan

bermartabat dan hormat.

Organisasi Pembangunan adalah perubahan yang teratur dan sistemik yang

membantu organisasi atau bagian dalam organisasi untuk menjadi lebih mendasar dan

dipelihara dengan menggunakan ilmu perilaku dan teori organisasi, pengetahuan dan

keterampilan. Penekanan yang paling menonjol adalah tentang bagaimana hubungan

individu dan kelompok mempengaruhi seluruh organisasi. Pengembangan organisasi

berfokus untuk memastikan hubungan yang menguntungkan antar-dan intra-unit dan

membantu kelompok yang terlibat memprakarsai dan mengakomodasi perubahan yang

akan datang.

Ringkasan

41
Prinsip pengembangan Organisasi merupakan sebuah metode yang digunakan

untuk mengubah persepsi masyarakat dan organisasi menjadi lebih tanggap dengan

lingkungannya, namun pelaksanaanya terjadi banyak penolakan yang desebabkan karena

faktor security, ekonomi, psukologi dan budaya. Adapula faktor yang menyebabkan

diberlakukannya pengembangan organisasi baik faktor eksternal maupun internal. Faktor

tersebut diharapkan dapat membantu pengembangan organisasi sehingga masyarakat dan

organisasi bisa lebih adaptif dengan lingkungannya.

Selain itu, pengembangkan organisasi membutuhkan prinsip agar proses yang

diharapkan dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan sesuatu yang diharapkan. Prinsip

dalam OD ialah prinsip integritas, prinsip komitmen, prinsip pemberdayaan, prinsip

multifungsi, prinsip pembaruan, prinsip integrasi. Prinsip tersebut satu sama lain saling

terkait dalam proses pengmbangan organisasi untuk mempromosikan kinerja dari pegawai

dan system organisasi yang efektif

42
2.7 Perilaku Organisasi (Organization Behaviour)

Akhir-akhir ini perkembangan perilaku organisasi semakin terasa

kemajuannya bahkan telah menjadi sesuatu hal yang ramai dibicarakan orang, bukan

saja di kalangan akademisi tetapi para politisi dan para birokrasipun berbicara tentang

perilaku organisasi. Ini disadari karena disamping perilaku organisasi ini mudah

dipahami, juga persoalan-persoalan organisasi yang cenderung semakin ruwet, ditambah

pula berbagai persoalan-persoalan manusia dengan berbagai karakter dan perilaku berlanjut

menjadi tantangan utama yang sering dihadapi oleh setiap pimpinan organisasi baik

orgnaisasi pemerintah maupun organisasi swasta dewasa ini. Oleh sebab itu seorang

pimpinan sangat dituntut peranannya untuk bagaimana memahami perilaku organisasi.

A. Definisi Perilaku Organisasi

Perilaku organisasi merupakan bidang ilmu yang mempelajari dan

mengaplikasikan pengetahuan tentang bagaimana manusia berperilaku atau bertindak

dalam organisasi (Davis dan Newstrom:1989). Selain itu, perilaku organisasi ialah bidang

ilmu yang menyelidiki dampak dari pengaruh individu, kelompok, dan struktur dalam

organisasi terhadap perilaku orang-orang yang terlibat di dalamnya, bertujuan untuk

mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam meningkatkan efektivitas organisasi

(Robin:2003).

B. Elemen Perilaku Organisasi

43
Perilaku Organisasi memiliki tiga elemen kunci, yakni: manusia, struktur,

teknologi dan lingkungan. Dapat di gambarkan sebagai berikut :

L M L

S T

a. Manusia :

Melakukan interaksi (hubungan sosial dalam organisasi, dapat berupa kelompok besar

maupun kelompok kecil

b. Struktur organisasi :

Menentukan hubungan formal antar anggota organisasi, pembagian pekerjaan,

wewenang, dan tanggung jawab

c. Teknologi :

Merupakan instrument yang berpengaruh signifikan dalam proses penyelesaian

pekerjaan

d. Lingkungan :

Tidak ada organisasi yang terbebas dari pengaruh lingkungan, karena itu organisasi

harus dapat menyesuaikan diri dengan pengembangan lingkungan

C. Tujuan dari perilaku organisasi

44
Tujuannya adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih besar dari

faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika individu dan kelompok dalam sebuah

kerangka organisasi sehingga individu dan kelompok-kelompok dan organisasi untuk

mana mereka berasal bisa menjadi lebih efisien dan efektif. Bidang ini juga mencakup

analisis faktor organisasi yang mungkin mempunyai pengaruh terhadap perilaku individu

dan kelompok. Banyak penelitian perilaku organisasi pada akhirnya bertujuan

menyediakan profesional manajemen sumber daya manusia dengan informasi dan alat-alat

yang mereka butuhkan untuk memilih, melatih, dan mempertahankan karyawan dalam

mode yang menghasilkan keuntungan maksimal bagi karyawan individual maupun bagi

organisasi.

D. Model dalam Perilaku Organisasi

Terdapat empat model dalam perilaku organisasi, yakni model otokratik,

model kastodial, model suportif, serta model kolegial (Cunningham, Eberle, 1990; Davis,

1967).

1. Model Otokratik

Orang yang duduk dalam posisi pimpinan memiliki kekuasaan

untuk memerintah berdasarkan kewenangan formal. Pimpinan membuat aturan

konsep/pemikiran dan karyawan harus patuh dan melaksanakan tanpa berani

membantah meskipun aturan, konsep/pemikiran pimpinan tidak sesuai dengan

keinginan mereka. Akibat psikologis model ini adalah ketergantungan karyawan

terhadap atasan, yang penting loyal dan prestasi kerja juga minimal.

2. Model Kastodial

Model ini mengedepankan program kesejahteraan, pemberian

berbagai bonus sehingga karyawan merasa aman. Karyawan diperkenankan membuat

organisasi buruh/karyawan untuk memperjuangkan aspirasi mereka. Model ini

45
memerlukan sumber-sumber ekonomi yang kuat untuk mendukung kesejahteraan

pegawai termasuk pembayaran pensiun. Model ini menimbulkan ketergantungan

karyawan terhadap organisasi, karyawan bekerja untuk mendapatkan bonus,

motivasi kerja lemah, kooperasi yang mereka tampilkan bersifat pasif.

3. Model Suportif

Manajemen tidak mengandalkan sumber-sumber ekonomi, keuangan

atau bonus dalam memotivasi pegawai. Orientasi manajerial membantu

meningkatkan motivasi pegawai melalui kepemimpinan yang member kesempatan

agar pegawai dapat mengerjakan tugas sesuai kapasitas masing-masing. Asumsi

pimpinan bahwa setiap karyawan tidak akan menentang keinginan organisasi

sejauh pimpinan dapat membimbing dan mengarahkan mereka untuk berpartisipasi

sesuai kemampuan masing-masing.

4. Model Kolegial

Model ini mengandalkan pada kemampuan manajemen membangun

perasaan kemitraan dengan para pegawai. Dengan cara ini pegawai merasa

dibutuhkan dan berguna. Pimpinan lebih dianggap sebagai mitra kerja bukan

sebagai atasan sehingga hubungan kerja tidak kaku. Model ini menghasilkan

disiplin diri dan rasa bertanggungjawab dari pegawai karena pegawai tidak

dianggap sebagai alat produksi semata.

Berikut tabel pengelompokan model perilaku organisasi berdasarkan

faktor-faktor yang telah ditentukan:

Otokratik Kastodial Suportif Kolegial


Dasar model Kekuasaan/kekuatan Sumber-sumber Kepemimpinan Kemitraan

ekonomi
Orientasi Kewenangan Uang Bantuan untuk Kerja tim

manajerial memotivasi
Orientasi Kepatuhan Keamanan dan Prestasi kerja Perilaku yang

46
karyawan keuntungan bertanggungjawab
Hasil Ketergantungan Ketergantungan Partisipasi Disiplin diri

psikologis pada atasan pada organisasi

karyawan
Kebutuhan Kebutuhan pokok Keamanan Status dan Aktualisasi

karyawan yang keluarga (nafkah pengakuan sedang

terpenuhi hidup)
Hasil/prestasi Minimal Kooperatif Dorongan kerja Antusiasme

kerja yang terpacu sedang


Sumber : Makmur Muchlas (2005:33)

E. Poin-Poin dari Perilaku Organisasi


1. Perilaku organisasi menjelaskan perilaku orang-orang yang beroprasi di level individu,

kelompok, atau organisasi


2. Pendekatan multidisiplin, menggunakan prinsip dari berbagai ilmu
3. Berorientasi pada manusia yakni perilaku, persepsi, kemampuan perasaan mereka

penting untuk organisasi


4. Berorientasi pada bagaimana kinerja ditingkatkan
F. Disiplin ilmu yang mendukung perilaku organisasi
1. Psikologi

Psikologi (psychology) adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur,

menjelaskan, dan terkadang mengubah perilaku manusia dan makhluk lain. Pada

psikolog memfokuskan diri mempelajari dan berupaya memahami perilaku individual.

Mereka yang telah memberikan konstribusi dan terus menambah pengetahuan PO

adalah teoritikus pengetahuan, teoritikus kepribadian, psikolog konseling, dan yang

terpenting, psikologi industri dan organisasi.

Psikologi industri/organisasi pada zaman dahulu memfokuskan diri mereka

dengan masalah rasa lelah, bosan, dan faktor faktor lain yang relevan dengan kondisi

kondisi kerja yang dapat menghargai kinerja yang efisien. Baru baru ini, konstribusi

konstribusi mereka telah diperluas sehingga mencakup pengetahuan, persepsi,

kepribadian, emosi, pelatihan, keefektifan kepemimpinan, kebutuhan dan kekuatan

47
motivasional, kepuasan kerja, proses pembuatan keputusan, penghargaan kinerja,

ukuran sikap, teknik seleksi karyawan, rancangan kerja, dan stres pekerjaan.

2. Psikologi Sosial

Psikologi sosial (social psychology) memadukan konsep dari psikologi dan

sosiologi, meskipun pada umumnya dianggap sebagai cabang dari psikologi. Psikologi

sosial berfokus pada pengaruh seseorang terhadap individu lainnya. Satu bidang utama

yang banyak diteliti oleh psikologi sosial adalah perubahan cara menerapkannya dan

cara mengurangi hambatan terhadap penerimaannya. Selain itu, kita juga menemukan

psikologi - psikologi sosial yang memberikan konstribusi signifikan dalam bidang

pengukuran, pemahaman, dan perubahan sikap, pola komunikasi, dan pembangunan

kepercayaan. Akhirnya, para sosial telah memberikan konstribusi yang penting terhadap

studi kita tentang perilaku, kekuatan, dan konflik kelompok.

3. Sosiologi

Sementara psikologi pada individu, sosiologi (sociology) mempelajari

manusia dalam kaitannya dengan lingkungan sosial dan kultur mereka. Pada sosiolog

telah memberikan konstribusi untuk PO melalui studi mereka mengenai perilaku

kelompok dalam organisasi, terutama organisasi formal dan kompleks. Barangkali yang

terpenting, sosiologi telah memberikan konstribusi untuk penelitian tentang kultur

organisasi, struktur dan teori organisasi formal, teknologi organisasi, komunikasi,

kekuatan, dan konflik.

4. Antropologi

Antropologi (anthropology) adalah studi kemasyarakatan untuk mempejari

manusia dan aktivitas aktivitas mereka. Sebagai contoh, kerja para antropolog dalam

kultur dan lingkungan telah membuat kita memahami perbedaan dalam nilai nilai

48
fundamental, sikap, dan perilaku di antara individu di negara dan dalam organisasi yang

berbeda beda. Banyak dari pemahaman kita saat ini mengenai budaya organisasi,

lingkungan organisasi, dan perbedaan dalam budaya bangsa merupakan hasil kerja para

antropolog atau mereka yang menggunakan metode antropologi.

Sumber: Perilaku Organisasi, Organizational Behavior. Stephen P. Robbins. Timothy A.

Judge (Hal. 14 16)

Ringkasan :

Dalam pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku organisasi

merupakan bidang studi yang mempelajari pengaruh yang dimiliki oleh individu, kelompok,

dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi guna meningkatkan keefektifan dalam

organisasi. Terdapat 4 macam model dalam perilaku organisasi yakni model otokratik,

model kastodial, model suportif, serta model kolegial. Selain itu, disiplin ilmu psikologi,

psikologi sosial, sosiologi, dan antropologi merupakan ilmu yang berhubungan dengan

perilaku organisasi itu sendiri.

49
2.8 Ruang lingkup Perilaku Organisasi

Perilaku Organisasi, sesungguhnya terbentuk dari perilaku-perilaku individu dan

kelompok yang terdapat dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu sebagaimana telah

disinggung diatas pengkajian masalah perilaku organisasi jelas akan meliputi atau

menyangkut pembahasan mengenai perilaku individu atau kelompok. Dengan demikian dapat

dilihat bahwa ruang lingkup kajian ilmu perilaku organisasi hanya terbatas pada dimensi

internal dari suatu organisasi.

Gambar 1. Ruang Lingkup Perilaku Organisasi

Dalam kaitan ini, aspek-aspek yang menjadi unsur-unsur, komponen atau sub

sistem dari ilmu perilaku organisasi antara lain adalah:

1. Motivasi

50
Kebutuhan dan atau keinginan seorang pekerja terhadap sesuatu hal tertentu

dan akan diusahakan untuk bisa dicapainya, dalam kajian ilmu administrasi sering disebut

dengan istilah motivasi. Motivasi adalah proses psikologis yang merupakan salah satu

unsur pokok dalam perilaku seseorang. Sebagaimana dikemukakan Miftah Thoha, perilaku

seseorang itu sebenarnya bisa dikaji sebagai saling berinteraksinya atau

ketergantungannya unsur-unsur yang merupakan suatu lingkaran. Unsur- unsur itu secara

pokok terdiri dari motivasi dan tujuan. Atau menurut Fred Luthans, terdiri dari tiga unsur

yakni kebutuhan (needs), dorongan (drive) dan tujuan (goals).

2. Kepemimpinan
Dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan organisasi, salah satu aspek

perilaku organisasi yang penting disamping motivasi, adalah kepemimpinan (leadership).

Bagi sebuah organisasi, kepemimpinan jelas sekali mempunyai peran yang sangat penting.

Sebab, adanya kepemimpinan berarti terjadinya proses membantu dan mendorong orang

lain untuk bekerja dengan antusias mencapai tujuan. Jadi, faktor manusia atau pemimpin-

lah yang mempertautkan kelompok dan memotivasinya untuk mencapai tujuan, atau

kepemimpinan juga mengubah yang tadinya hanya kemungkinan menjadi kenyataan.


Seorang pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan

segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya, secara keseluruhan di persepsikan oleh

karyawannya sebagai gaya kepemimpinan (leadershipstyle). Gaya tersebut bisa berbeda-

beda atas dasar motivasi, kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu.

Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif,

dimana pembedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan.

Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik

ekonomis maupun non ekonomis), berarti telah digunakan gaya kepemimpinan yang

positif.
Sebaliknya, jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment,

berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat

51
menghasilkan prestasi yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian

manusiawi. Selain gaya kepemimpinan diatas, terdapat gaya lainnya yaitu gaya otokratik,

partisipatif, dan bebas kendali (free rein atau laissez faire).


Pemimpin otokratik memusatkan kuasa dan pengambilan keputusan bagi

dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau

melakukan apa saa yang diperintahkannya.Kepemimpinan ini pada umumnya negatif,

yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa

manfaatnya antara lain : memuingkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta

memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.


Pemimpin partisipatif lebih banyak mendesentralisakikan wewenang yang

dimilikinya sehingga keputusan yang diambil tidak sepihak. Adapun pemimpin bebas

kendali menghindari kuasa dan tanggung jawab, kemudian menggantungkan kepada

kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.

Diantara ketiganya, kecenderungan umum yang terjadi adalah kea rah penerapan praktek

partisipasi secara lebih luas karena dianggap paling konsisten dengan perilaku organisasi

supportif.
3. Stres dan atau konflik

Kondisi-kondisi tidak berjalannya proses-proses keorganisasian seperti yang

diharapkan ini pada gilirannya akan dapat menimbulkan stres bagi anggota organisasi,

sekaligus membawa kemungkinan munculnya konflik baik dalam pengertian yang positif

maupun yang negatif. Untuk itu perlu diupayakan agar konflik negatif sesegera mungkin

dipecahkan atau diselesaikan, sementara konflik positif dipelihara untuk memacu

peningkatan produktivitas dan atau kinerja organisasi.

4. Pembinaan karir

Peran pembinaan dalam organisasi dapat sangat krusial dalam karir.

Pembinaan akan memberikan petunjuk yang sangat khusus atau menolong individu ketika

mereka menjalani karir. Peran Pembinaan disini meliputipengembangan bakat(talent

52
development) yaitu individu-individu diberi tantangan kerja yang melalui tantangan

tersebut mereka dapat mempelajari sesuatu, dan membuka jalan (door open) yaitu

individu diberi kesempatan untuk bertumbuh, menghasilkan tugas-tugas dan pada waktu

yang sama memastikan bahwa persaingan ditingkat yang lebih senior berhasil

dimenangkan.

Format terakhir pada pembinaan karir adalah tercapainya individu sebagai

pembina bagi diri sendiri sehingga bisa menjadi pemimpin organisasi yang sukses.

5. Masalah sistem imbalan

Masalah sistem imbalan berkaitan dengan kinerja kelihatan sebagai anjuran

yang menarik, tapi pembayarannya sangat sulit diterapkan secara efektif. Organisasi harus

yakin bahwa organisasi dapat menilai kinerja secara cermat dan menerapkan ketentuan

yang obyektif dan dirasakan sangat adil. Hal ini berarti pertama-tama harus ada sebuah

sistem manajemen kinerja lengkap dan luas yang dengan cermat dapat menggunakan

penilaian kinerja dan tingkat kinerja yang berbeda-beda. Setiap rencana yang gagal

menerapkan hal ini lebih condong menyebabkan ketidakpuasan dan mematikan semangat

pegawai, dan bukannya memotivasi mereka.

Sebagai contoh banyak perusahaan yang memiliki lebih dari satu divisi dengan

kawasan produk yang berbeda dan sudah biasa jika diantara divisi itu memperoleh

keuntungan pasar dan yang lainnya mengalami penurunan permintaan. Dalam keadaan

semacam ini dapat timbul suatu bahaya. Jika sasaran tidak ditetapkan dan ditinjau

kembalidengan hati-hati, orang-orang yang mencapi target relatif mudah mendapatkan

bonus besar sementara orang lain yang mungkin bekerja jauh lebih keras namun gagal

memenuhi target, sebagai konsekuensinya, tidak menerima bonus sama sekali. Jelas

bahwa setiap rencana yang menerapkan cara ini akan menyebabkan perpecahan dan tidak

adil.

53
Masalah lain tentang mengkaitkan pembayaran imbalan dengan kinerja adalah

bagaimana memberikan imbalan kepada pekerjaan-pekerjaan yang targetnya sulit

ditetapkan. Misalnya pekerjaan dibidang hukum, tatausaha dan penelitian yang

keluarannya sulit dinilai. Dalam hal ini pendekatan yang didasarkan atas wewenang

mungkin diperlukan. Disini organisasi memberikan penghargaan kepada perilaku yang

berhasil, bukannya untuk hasil-hasil berwujud.

Terakhir, setiap proses penetapan-sasaran akan memerlukan campuran target

jangka pendek dan jangka panjang. Jika tidak, mungkin ada pemusatan perhatian pada

hasil yang dapat segera diperoleh atas kerugian masa depan jangka panjang.

6. Hubungan komunikasi

Komunikasi mungkin dianggap efektif kalau gagasan dan maksud seseorang

disampaikan kepada orang lain dengan berhasil. Proses komunikasi kadang-kadang

digambarkan dalam pengertian pengirim (transmitter) dan penerima ( receiver), dengan

sejumlah campur tangan tertentu antara pengirimdan penerima. Campur tangan ini

menggambarkan rintangan-rintangan terhadap komunikasi efektif. Komunikasi

mempunyai sejumlah tujuan, meliputi:

a. Membagi informasi
b. Memperhatikan gagasan
c. Mengirim/ menyampaikan dan tukar menukar pandangan
d. Mengirim/ menyampaikan perasaan

Perlunya berkomunikasi timbul dari kebutuhan kita untuk saling

mempengaruhi di dalam kehidupan bermasyarakat guna mencapai hasil tertentu.

Komunikasi efektif sangat penting pada setiap tingkat di dalam setiap organisasi untuk

memastikan bahwa organisasi itu berfungsi dan mencapai sasaran-sasarannya secara

efektif.

7. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan

54
Pemberdayaan (empowerment) merupakan istilah popular yang berarti

mendelegasikan tanggung jawab dan pembuatan keputusan kepada tingkat kewenangan

terendah di dalam organisasi sehingga keputusan-keputusan dapat dibuat ditempat yang

paling dekat dengan titik-titik dampaknya. Selain itu sebagai upaya setiap organisasi untuk

memanfaatkan semua kemungkinan terbaik pada sumber daya manusianya.

Membuat keputusan-keputusan sedekat mungkin dengan titik pengaruhnya

mempunyai kebaikan, karena orang-orang yang berkepentinganlah yang paling tahu

tentang pokok-pokok masalah terkait, dan pendelegasian tanggung jawab dengan cara ini

biasanya lebih meningkatkan motivasi dan moral. Dalam kenyataannya, organisasi

mengkomunikasikan strategi dan nilai-nilainya kepada anggota sehingga mereka

mengetahui apayang harus dicapai dengan caranya sendiri. Agar berjalan

efektif,parapegawai harus dengan sepenuh hati menganut nilai-nilai organisasi dan sepakat

bertanggung jawab terhadap arah tujuan organisasi secara keseluruhan.

8. Produktivitas dan atau kinerja (performance)

Penilaian kinerja berbeda dari faktor- faktor lain karena dianggap sebagai

penilaian keluaran, yaitu apa yang diproduksi organisasi, bukannya penilaian masukan,

yaitu parameter dan keadaan yang mempengaruhi keluaran-keluaran tersebut. Namun,

penilaian seperti memperoleh laba, pendapatan modal, pendapatan setiap saham,

pendapatan perusahaan atas setiap tenaga kerja dan tingkat kebiasaan membolos, jumlah

perselisihan dan kekhawatiran serta sikap pegawai merupakan mekanisme penting untuk

membandingkan kinerja organisasi.

9. Kepuasan kerja

Kepuasan dikaitkan dengan perilaku kerja dalam cara-cara berikut: kualitas

dan kuantitas out put, berkaitan langsung dengan usaha dan tujuan. Kepuasan kerja secara

seimbang dapat dikaitkan dengan kesukaan; atau sebaliknya yg dapat ditandai dengan

55
keterlambatan, ketidakhadiran, turnover, dan sebagainya. Dapat dilihat kebalikan dari

kepuasan kerja yaitu frustasi. Frustasi dapat berbentuk :

a. Fiksasi, terlihat jika seseorang secara terus-menerus mengulang argument dalam

pertemuan rapat atau terus berusaha menyelesaikan masalah dengan menggunakan

solusi yang sebelumnya telah diketahui bahwa solusi itu tidak tepat.
b. Regresi,terlihat dalam perilaku seperti merajuk, marah , atau perilaku yang tidak

dewasa bahkan kadang menangis dan depresi.


c. Withdrawal (penarikan diri), adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh individu untuk

menarik perilakunya dari tempat kerja seperti ketidakhadirankerja, turnover atau

istirahat melebihi waktu yang ditentukan.


d. Agresi,dapat mengambil bentuk seperti sabotase, desas desus jahat, atau menyuarakan

keluhan-keluhan supervisi

10. Pembinaan dan pengembangan organisasi (organizational development)

Organization development digunakan sebagai istilah untuk menggambarkan

proses meninjau kembali dan memperbaiki efektifitas perusahaan beserta organisasinya.

Karena berasal dari ilmu pengetahuan sosial, maka organization development cenderung

berkonsentrasi pada tindakan dan interaksi antar individu dalam kelompok kerja dan

hubungan antar kelompok dalam organisasi. Beckhard (1969) mendefinisikan

organization development sebagai usaha terencana, organisasi luas dan dikelola dari atas

untuk meningkatkat efektivitas dan kesehatan organisasi melalui intervensi terencana

dalam proses-proses organisasi yang menggunakan ilmu pengetahuan sosial.

Jadi, organization development dapat ditinjau menjadi empat sudut

pandang, yaitu:

a. Tujuan yang akan dicapai


b. Pengetahuan yang berkaitan dengan pengelolaan pengembangan organisasi
c. Strategi dan kebijaksanaan untuk meninjau kembali dan memperbaiki efektifitas

perusahaan atau bagiannya.


d. Aktivitas untuk melaksanakan strategi dan kebijakan.

56
Oleh karena itu, OD meliputi hal-hal berikut:

a. Membuat diagnosa tentang apa yang dibutuhkan untuk memperbaiki efektivitas

organisasi dan menentukan tujuan-tujuannya.


b. Mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan
c. Mengembangkan aktivitas untuk melaksanakan strategi
d. Memastikan arus balik ke monitor dan mengevaluasi kemajuan.
Dari hal-hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa OD merupakan proses jangka

panjang dan berlangsung terus menerus. Tingkah laku (behaviour) menduduki urutan

teratas di dalam pengorganisasian yang terbentuk secara formal dan non formal. Tingkah

laku formal berasal dari jalur komunikasi resmi, metode standar untuk melaksanakan

pekerjaan-pekerjaan, sikap berorientasi pada pekerjaan, tugas-tugas yang diuraikan

secara jelas garis-garis komando diantara unit-unit kerja pegawai. Didalam keadaan-

keadaan tertentu, ditetapkan pula sikap sosial dan para pegawai diharuskan untuk

mematuhi norma-norma tingkah laku tersebut guna mengembangkan studi dan

mendapatkan ketrampilan dari pekerjaan yang bersangkutan. Kenaikan upah dan

promosi-promosi tergantung dari sikap mental mereka terhadap ketentuan organisasi.


Tingkah laku non formal merupakan tingkah laku yang tidak diatur di dalam

organisasi formal dan bukan bagian dari organisasi formal, namun bukan berarti sikap

tersebut tidak dibutuhkan. Berbagai tingkah laku non formal dapat menguntungkan dan

member sumbangan pada efisiensi dan pemuasaan pegawai dengan cara-cara yang unik.

Tingkah laku non formal diilhamkan dan tecipta secara psikologis dan sosial. Pandangan

suka dan tidak suka, nilai-nilai pribadi dan sosialisasi tugas merupakan faktor-faktor

menuju tingkah laku non formal. Faktor-faktor tersebut dapat dipelajari dan tingkah laku

yang dihasilkan itu dapat dianalisa secara normative dan merupakan ciri khas dari

organisasi formal yang mengakibatkan atau membiarkan eksistensi tingkah laku non

formal tersebut.
Ringkasan :

57
Perilaku Organisasi, sesungguhnya terbentuk dari perilaku-perilaku individu dan

kelompok yang terdapat dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu sebagaimana telah

disinggung diatas pengkajian masalah perilaku organisasi jelas akan meliputi atau

menyangkut pembahasan mengenai perilaku individu atau kelompok. Ruang lingkup perilaku

organisasi meliputi aspek-aspek yang menjadi unsur-unsur, komponen atau sub sistem dari

ilmu perilaku organisasi yaitu Motivasi, Kepemimpinan, Stres dan atau konflik, Pembinaan

karir, Masalah sistem imbalan, Hubungan komunikasi, Pemecahan masalah dan pengambilan

keputusan, Produktivitas dan atau kinerja (performance), Kepuasan kerja, Pembinaan dan

pengembangan organisasi (organizational development).

58
BAB III

CONCLUSION

Organization is a group of people that work together each other that have same

purpose and each people have a different task. Organization must be have members,

purpose, and structure of it because that is the component must be met. Organization, can

be build from some aspects, like combining vision and mission to reach the target. And each

member must know about the scope of organization, so the organization can be succes.

So it can be colclude that the system emphasizes the existence of regularity in

maintaining stability. This system also called a clasic or traditional system. Max Weber calls

it the ideal type of organization. An ideal type is that organization seeks to become what is

supposed to happen. In addition, the theory is always evolving and following civilization to

keep suit and can be used as a guideline to build an organization.

A fundamental guidelines or truth individualism that made by a person or

group as a guideline to think or act. But, the organizator must have an absolute principle that

serve as guidelines in the organization. An principle must be conducted properly so that the

organizations can fare well without any obstacle. And then the purpose of the organization

will be more quickly achieved and the formation of the organization will expectations.

Organization build by many types and have wide purpose and fucntion. There are

various of organizations based on personal relations, region, sum of people who hold

leadership ,purpose ,function and the destinations served, those who get the benefits, traffic

control, life in society, the organization of structured products, organizational structure and

organizational structure functional hybrid.

59
Organizations structure is a work unit composition in a organization. Structure

organization indicate division of work which their functions distribution. Structure

organization describe one activity with the other else and how the related of activity and

limited function.

Principle of organization development is a metod principlelize of society and

oganization be more perceptive with the environment, but the implementation will consist a

rejection because security factor, economics, psychology, and culture. Beside that, there are

factors which motivate Organization development in external or internal factor. The

expectation of that factors can help organization development, until the people and

organization can be adaptive with their environment.

Beside that, organization development need a principle so the process which

expect can goes well and create something that expect. In organization development, there are

integrity principle, commitment principle, empowerment principle, multifungtions

In addition, organization development need a principle of process is expected to

goes well and produce something expected. A principle of organization development is

integrity principle, commitment principle, empowerment principle, multifunctional principle,

the principle of renewal, and the principle of integration. The principle are related each other

on organizational development process to promote the performance of employees and an

effective organizational system.

In the above discussion, it can be concluded that organizational behavior is a

science of the effect of which is owned by an individual, group, and organizational structure

of the behavior in order to improve the effectiveness of the organization. There are four kinds

of models in the model of organizational behavior autocratic, kastodial models, models

supportive, and collegial models . In addition, the disciplines of psychology, social

60
psychology, sociology, and anthropology is a science dealing with the behavior of the

organization itself .

Organizational Behavior, actually formed from the behaviors of individuals and

groups who are in the organization. Therefore, as already mentioned above - assessment of

organizational behavior problems or concerns obviously will include a discussion of the

behavior of individuals or groups. The scope of organizational behavior includes aspects that

become elements, components or sub-systems of the science of organizational behavior,

namely Motivation, Leadership, Stress and or conflict, career coaching, reward system

problems, relationship communication, problem solving and decision making, productivity

and or performance (performance), job satisfaction, coaching and development organization

(organizational development).

61
DAFTAR PUSTAKA

Tyson. Shaun & Tony Jackson. 2000. The Essence of Organizational Behaviour : Perilaku

Organisasi. Yogyakarta : Penerbit Andy.

Wexley, Kenneth M. And Gary A. Yuki. 2005. Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia.

Jakarta : Rineka Cipta.

J., Winardi. 2002. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta : Rajawali Pers.

J., Winardi. 2003. Teori organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta : Rajawali Pers.

Magdalena Lumbantoruan.1992. Eksiklopedi Ekonomi Bisnis dan Management. Jakarta :

Cipta Adi Pustaka.

Barnard, Chester I. 1968. The Function of an Executive. Cambridge : Harvard University

Press.

Bennett, Alvin Le Roy. 1980. International Organizations Second Edition. New Jersey :

Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs.

Davis, Ralph Currier and Alan C. Filley. 1962. Principles of Management. New York :

Alexander Hamilton Institute.

Fremont, E Kast and James A. Rosenweig. 1974. Organization and Management : A System

Approach. Tokyo : McGraw Hill, Inc.

Greenberg, Jerald and Robert A. Baron. Behavior in Organizations : Understanding and

Managing the Human Side of Work. Boston : Allyn and Bacon.

Hicks, Herbert G. and Ray Gullet C. 1975. Organizations : Theory and Behavior. United

States of America : McGraw-Hill.

Huse, Edgar F. and James L. Bowditch. 1973. Behavior in Organizations : A System

Approach To Manaaging. Boston : Addison-Wesley Publishing Company.

62
Gibson, James L, Ivancevich, John M, Donelly Jr, James H. 2000. Organizations, Behavior,

Structure, Processes. International Edition, Irwin.. USA : Me Graw Hill

http://organisasi.org/pengertian-struktur-organisasi-serta-empat-elemen-di-dalamnya-ilmu-

pengetahuan-ekonomi-manajemen. [tanggal akses : 23 Maret 2015, 15.00 WIB]

Bellone, C.J. 1980. Organization Theory And The New Public Administration. Boston: Allyn

And Bacon, Inc.

Denhard, R. 1984. Theories of Public Organization. California: Brooks/Cole

Publishing Co.

https://www.academia.edu/6910934/Organisasi_pendidikan [tanggal akses : 23 maret 2015,

18.00 WIB]

http://eprints.undip.ac.id/5780/1/ORGANISASI_MANAJEMEN_-_AYUN_SRIATMI.pdf

[tanggal akses : 23 maret 2015, 18.20 WIB]

https://www.academia.edu/6976066/TEORI_ORGANISASI [tanggal akses : 23 maret 2015,

11.00 WIB]

https://docs.google.com/presentation/d/1iQji7mwNRA3hOFyi-ZdXGvAg9D2-

BtGvsHZ0pBiNPNY/edit#slide=id.i443 [tanggal akses : 23 maret 2015, 11.00 WIB]

https://www.academia.edu/9776956/Organization_Developement_Strategi_dan_Proses_Peng

embangan_Organisasi. qurais shihab. 2015 [tanggal akses : 23 maret 2015, 13.00 WIB]

63

Anda mungkin juga menyukai