Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERILAKU ORGANISASI
Teori Pembentuk Kelompok

Oleh:
Sherina Victoria Oroh 20302003
Jevi Tasya Dalentang 20302090
Mentodius harefa 18302139

Universitas Negeri Manado


Fakultas Ekonomi
Program Studi S1 Manajemen
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Teori Pembentukan
Kelompok ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita dalam mengetahui Teori Pembentukan Kelompok. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang. Walaupun dalam penyelesaian makalah ini banyak
mengalami kesulitan terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang.
Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................…………………i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... ………………….…..1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Menjelaskan tentang Pengertian Teori Pembentukan Kelompok...............................................3
B. Mempelajari Bentuk-Bentuk Kelompok…….............................................................................5
C. Memahami Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kelompok………………………....6
D. Teori-Teori Pembentukan Kelompok……………………….....……………………..…..........6
E. Tahapan-Tahapan Terbentukan Kelompok ………………………………………………........7

F. Fungsi dari Kelompok dalam Organisasi………………………………………...…………….8

G. Contoh Kasus Pembentukan Kelompok dan Jenis-jenis Contoh Kelompok Sosial………..….8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................................................9
B. Saran ..........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................10
BAB I

PEDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Setiap manusia dalam berbagai kegiatan manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok.
Demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Dalam organisasi akan banyak
ditemui kelompok-kelompok seperti ini. Kelompok dapat mengubah motivasi individu atau kebutuhan
dan bisa memengaruhi perilaku individu dalam satu kondisi organisasi. Hubungan antar individu dalam
kelompok harus terjaga. Kelanggengan kelompok terletak pada kesungguhan masing-masing individu
yang tergabung dalam kelompok untuk saling mendukung tujuan kolektivitas yang telah ditetapkan
secara bersama dengan menampung sebagian besar aspirasi individu. Semakin banyak aspirasi anggota
kelompok yang terakomodasi, semakin puaslah anggota kelompok (Wahjono, 2010).

Tantangan yang paling berat dihadapi oleh organisasi dengan perubahan adalah perbedaan
individu yang ada dalam organisasi, yang selanjutnya akan membentuk perilaku kelompok. Salah satu
topik menarik dalam bidang perilaku organisasi untuk ditelaah atau penelitian adalah mengenai perilaku
kelompok karena kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia, setiap hari manusia akan
terlibat dalam aktivitas kelompok. Maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai perilaku kelompok
dalam organisasi.
B.RUMUSAN MASALAH

1. Apa Itu Pengertian Teori Pembentukan Kelompok?

2. Apa saja Bentuk-Bentuk Kelompok?

3. Apa saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kelompok?

4. Apa saja Teori-Teori Pembentukan Kelompok?

5. Bagaimana Tahapan-Tahapan Terbentukan Kelompok?

6. Apa saja Fungsi dari Kelompok dalam Organisasi?

7. Bagaimana Contoh Kasus Pembentukan Kelompok dan Jenis-jenis Kelompok Sosial?

C. TUJUAN PENULISAN

 Untuk mengetahui Pengertian Teori Pembentukan Kelompok?


 Untuk mengetahui Bentuk-Bentuk Kelompok?
 Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kelompok?
 Untuk mengetahui Teori-Teori Pembentukan Kelompok?
 Untuk mengetahui Bagaimana Tahapan-Tahapan Terbentukan Kelompok?
 Untuk mengetahui Apa saja Fungsi dari Kelompok dalam Organisasi?
 Untuk mengetahui Bagaimana Contoh Kasus Pembentukan Kelompok dan Jenis-jenis Kelompok
Sosial?
BAB II

PEMBAHASAN
A. Teori Pembentukan Kelompok

Sebagai makhluk sosial menusia tidak bisa dipisahkan dari kelompok. Kelompok merupakan
bagian dari kehidupan manusia. Tiap hari manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian
pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi.

Menurut Thoha (2007:80) mengemukakan bahwa banyak teori yang mecoba mengembangkan
suatu anggapan mengenai awal terbentuknya dan tumbuhnya suatu kelompok. Teori yang sangat dasar
tentang terbentuknya kelompok ini adalah mencoba menjelaskan tentang ketersediaan di antara orang-
orang tertentu. Teori ini disebut propinquity atau teori kedekatan, artinya seseorang berhubungan
dengan orang lain karena adanya kedekatan ruang dan daerahnya (Spatial and Geographic proximiti).
Teori ini mencoba untuk meramalkan bahwa seorang mahasiswa yang duduk dekat dengan seorang
mahasiswa lain akan lebih mudah membentuk suatu kelompok dibandingkan dengan mahasiswa yang
duduk berjauhan. Dalam sutu kantor, pegawai-pegawai yang bekerja dalam ruangan yang sama akan
mudah bergabung dan membuat hubungan yang menyebabkan adanya kelompok, dibandingkan dengan
pegawai-pegawai secara fisik secara terpisahkan satu sama lain.

Teori pembentukan kelompok yang lebih komprehensif adalah suatu teori yang berasal dari
George Homans.(dalam Thoha 2007-80). Teorinya berdasarkan pada aktivitas-aktivitas,interaksi-
interaksi,dan sentimen-sentimen (perasaan atau emosi). Tiga elemen ini satu sam lain berhubungan
secara langsung, dan dapat dijelaskan sebagai berikut:

(1) Semakin banyak aktivitas-aktivitas seseorang dilakukan dengan orang lain (shared), semakin banyak
interaksi- interaksinya,dan juga semakin kuat tumbuhnya sentimen mereka.

(2) Semakin banyak interaksi-interaksi di antara orang-orang, maka semakin banyak kemungkinan
aktivitas-aktivitas dan sentimen yang ditularkan (dibagikan) pada orang lain.

(3) Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain, dan semakin banyak
sentimen seseorang didekati oleh orang lain, maka semakin banyak kemungkinan menularkannya
aktivitas dan interaksi-interaksi.

Salah satu teori yang agak menyeluruh (comprehensive) penjelasannya tentang pembentukan
kelompok adalah teori keseimbangan (a balance theory of group formation), yang dikembangkan oleh
Theodore Newcomb. (Dalam Thoha, 2003 81). Teori ini menyatakan bahwa seseorang tertarik kepada
yang lain adalah berdasarkan kesamaan sikap dalam menanggapi suatu yang relevan satu sama lain.

Teori lain sekarang ini sedang mendapat perhatian yang sangat penting dalam memahami
terbentuknya kelompok, yaitu teori pertukaran (pertukaran teori). Teori ini ada kegunaannya dengan
teori motivasi dalam bekerja.

Teori pertukaran kelompok berdasarkan atas interaksi dan susunan hadiah-biaya-dan hasil.
Suatu tingkat positif yang minim (hadiah lebih besar daripada biaya) dari suatu hasil harus ada, jikalau
yang diinginkan terdapatnya daya tarik dan ditawarkan.

Teori lain dari pembentukan kelompok adalah berdasarkan alasan-alasan praktis (praktik
pembentukan kelompok). Contoh dari teori ini, antara lain karyawan-karyawan suatu organisasi
mungkin dapat mengelompokkan karena alasan ekonomi, keamanan atau alasan-alasan sosial. Secara
logis, karyawan yang mendasarkan pertimbangan ekonomi bisa bekerja dalam suatu proyek karena
dibayar untuk itu, atau mereka dapat bersama-sama serikat buruh karena memiliki tuntutan yang sama
tentang peningkatan upah. Untuk alasan, keamanan bersatunya kedalam suatu kelompok karena
membuat dirinya satu depan menghadapi deskriminasi, pemecatan, perlakuan, sepihak, dan lain
sebagainya. Demikian seterusnya alasan-alasan praktis ini membuat orang-orang dapat
mengelompokkan dalam suatu kelompok.

Dari pemahaman beberapa teori pembentukan seperti yang diuraikan di atas, kemudian dapat
diidentifikasikan karakteristik dari suatu kelompok itu. Menurut Reitz, karakteristik yang menonjol dari
suatu kelompok itu, antara lain:

(1) Adanya dua orang atau lebih

(2) Yang berinteraksi satu sama lainnya

(3) dan melihat suatu kelompok sebagai suatu kelompok.

Oleh karena itu Gito Sudarmo (2000:57), memberikan defenisi kelompok sebagai dua orang atau
lebih berkumpul dan berinteraksi serta saling tergantung untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
Indrawijaya (1989:91) menyatakan bahwa dalam suatu kelompok terdapat pengaruh dari organisasi
(kekompok) terhadap perilaku individu. Sebaliknya perilaku individu juga berpengaruh terhadap norma
dan sistem nilai bersama yang biasanya menjadi perilaku kelompok.

Duncam dalam Sofyandi, (2007:126) mengemukakan ada empat ciri utama kelompok, yaitu :

1. Motif umum yang mengarah pada interaksi kelompok. Anggota suatu kelompok paling tidak
harus memiliki satu tujuan bersama.
2. Anggota yang dipengaruhi secara berbeda oleh interaksi mereka. Hubungan dalam suatu
kelompok harus memberikan pengaruh kepada setiap anggotanya. Tingkat pengaruh tersebut
diantara mereka dapat berbeda.
3. Struktur kelompok dengan tingkat status yang berbeda. Dalam kelompok selalu ada perbedaan
tingkat/status, kerana akan selalu ada pimpinan dan pengikutnya.
4. Norma dan nilai standar. Karena kelompok tebentuk untuk mencapai tujuan bersama, maka
biasana pembentukannya disertai dengan tingkah laku dan sistem nilai bersama. Anggota
kelompok diharapkan mengikuti pola tersebut.

B. Bentuk-Bentuk Kelompok

Banyak terdapat beberapa bentuk kelompok. Teori-teori yang melihat melihat mula terbentuknya
kelompok seperti yang diuraikan diatas menyatakan jumlah pola kelompok tersebut. Sosiolog dan
psikolog yang mempelajari suatu perilaku Mengidentifikasikan beberapa perbedaan dari tipe kelompok.
Dari perbedaan dan banyaknya bentuk kelompok tersebut, dapat kiranya berikut ini dikemukakan
beberapa dari antaranya (Thoha, 2007:85)

1. Kelompok Primer (Primary Group) sosial dari orang-orang didalam organisasi Orang yang pertama
kali merumuskan dan menganalisa suatu kelompok primer ini adalah Charles H. Cooley. Didalam
bukunya organisasi-organisasi sosial, yang diterbitkan untuk pertama kali tahun 1909.

Kadang-kadang kelompok kecil dan kelompok primer dipakai silih berganti. Secara teknis ada
bedanya. Suatu kelompok kecil hanya untuk dihubungkan dengan suatu kriteria ukuran jumlah anggota
kelompoknya, yakni kecil. Dan pada umumnya tidak diikuti dengan spesifikasi berupa jumlah yang
tepatuntuk kelompok kecil tarsebut. Tetapi kriteria yang dapat diterima ialah bahwa kelompok
tersebutharuslah sekecil mungkin untuk berhubungan berkomunikasi secara tatap muka. Suatu kelompok
kelompok primer haruslah mempunyai suatu kebersamaan, loyalitas, dan mempunyai tanggapan yang
sama atas nilai dari para anggotanya. Dengan demikian, semua kelompok primer adalah kelompok yang
kecil ukurannya, tetapi tidak semua kelompok kecil adalah primer. Contoh dari kelompok primer ini
adalah keluarga, dan kelompok kolega (peer group). perasaan keakraban,

2. Kelompok Formal Kelompok formal adalah suatu kelompok yang sengaja dibentuk untuk
melaksanakan suatu tugas tertentu. Anggota- anggotanya biasanya diangkat oleh organisasi. Tetapi itu
tidak harus sedemikian pada setiap kasus. Sejumlah orang yang ditetapkan untuk melaksanakan suatu
tugas tertentu merupakan bentuk dari kelompok formal ini. Dan contoh dari kelompok formal ini
antaranya komite atau panitia, unit-unit kerja tertentu seperti bagian, laboratorium riset dan
pengembangan, tim manajer, kelompok tukang pembersih, dan lain sebagainya.

3. Kelompok Informal Adapun kelompok informal adalah suatu kelompok yang tumbuh dari proses
interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Anggota kelompok tidak diatur dan diangkat,
keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok. Kelompok informal ini
sering timbul berkembang dalam kelompok formal, karena adanya beberapa anggota yang secara tertentu
mempunyai nilai-nilai yang sama yang perlu ditularkan sesama anggota lainnya. Kadangkala kelompok
informal berkembang atau keluar dari organisasi formal. Cara lain untuk memggolongkan kelompok
adalah dengan membedakan antara kelompok terbuka dan kelompok tertutup sebagaimana dikemukakan
oleh RC Ziller (1965) dalam bukunya Toward A Theory Of Open Dan Closed Gropusi (dalam Thoha,
2007:88). Kelompok terbuka adalah suatu kelompok yang secara ajek (teratur) mempunyai rasa tanggap
terhadap perubahan dan pembaharuan. Sedangkan kelompok tertutup adalah kecil kemungkinan nya
menerima perubahan dan pembaharuan, atau mempunyai kecenderungan tetap menjaga kestabilan.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kelompok

Menurut Gito Sudarmo (2000:66) prestasi kelompok dapat dipengaruhi oleh dua hal yakni faktor
eksternal dan faktor internal.

a. Faktor Eksternal adalah sebagai berikut :


- Strategi organisasi, setiap organisasi mempunyai strategi. Setiap strategi yang ditetapkan oleh
organisasi akan mempengaruhi perilaku kelompok dalam organisasi tersebut.
- Struktur wewenang, setiap organisasi memiliki struktur wewenang kepada siapa seseorang
melapor, siapa yang membuat keputusan. Struktur ini menentukan dimana posisi suatu kelompok
tertentu dalam hirarkhi organisasi.
- Peraturan, semakin banyak peraturan formal yang ditetapkan oleh organisasi pada semua
pekerjanya, maka perilaku kelompok akan semakin konsisten dan dapat diramalkan.
- Sumber-Sumber Organisasi, besar kecilnya sumberdaya yang ada dalam organisasi yang
diberikan kepada anggotanya hal ini akan mempengaruhi perilaku prestasi kelompok.
- Proses Seleksi, Proses seleksi menjadi faktor penting dalam menjaring orang-orang yang
berkualitas. Dan hal ini pula akan dapat mempengaruhi perilaku dan prestasi kelompok.
- Penilaian Prestasi dan Sisitem Imbalan, adanya sistem imbalan yang mengkaitkannya dengan
prestasi dari kelompok kerja akan mempengaruhi perilaku kelompok tersebut.
- Budaya Organisasi, setiap organisasi memiliki kebiasaan- kebiasaan yang tidak tertulis yang
mentukan perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pekerja.
- Lingkungan Fisik, Ruangan yang tetata dengan baik, suhu udara dan lain-lain akan
mempengaruhi perilaku kelompok.
b. Faktor Internal
- Kemampuan
- Karakteristik Kepribadian

D. Teori-Teori Pembentukan Kelompok

Ada beberapa teori yang dapat dikemukakan berkaitan dengan pembentukan kelompok, yaitu:

1. Teori Kedekatan (Propinquity)

Teori yang sangat dasar tentang terbentuknya kelompok ini adalah menjelaskan adanya afiliasi di
antara orang - orang tertentu.

2. Teori Interaksi (Geome Homans)

Teori pembentukan kelompok yang lebih komprehensif adalah suatu teori yang berasal dari
George Homans. Teorinya berdasarkan pada aktivitas- aktivitas , interaksi-interaksi, dan
sentimen-sentimen (perasaan atau emosi).

3. Teori Keseimbangan (Theodore Newcomb)


Salah satu teori yang agak menyeluruh. (comprehensive) penjelasannya tentang pembentukan
kelompok ialah teori keseimbangan (a balance theory of group formation) yang
dikembangkan oleh Theodore Newcomb. Teori ini menyatakan bahwa seseorang tertarik
pada yang lain adalah didasarkan atas kesamaan sikap di dalam menanggapi suatu tujuan
4. Teori Pertukaran
Teori lain yang sekarang ini mendapat perhatian betapa pentingnya di dalam memahami
terbentuknya kelompok ialah teori pertukaran (exchange theoty). Teori ini ada kesamaan
fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja. Teori propinquity, interaksi, keseimbangan,
semuanya memainkan peranan di dalam teori pertukaran ini.

E. Tahapan-Tahapan Terbentukan Kelompok

1. Tahap 1- Forming

Pada tahap ini, kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok masih cenderung
untuk bekerja sendiri dan masih belum saling mengenal dan belum bisa saling percaya. Waktu banyak
dihabiskan untuk merencanakan, mengumpulkan informasi dan mendekatkan diri satu sama lain. Contoh:
dalam suatu acara ospek, para mahasiswa seangkatan belum saling mengenal antara mahasiswa satu
dengan yang lain, ketika dibagi kedalam. suatu kelompok-kelompok kecil, setiap mahasiswa melakukan
suatu perkenalan dan saling menanyakan identitas teman sekelompok.

2. Tahap 2- Storming Pada tahap ini kelompok sudah mulai mengembangkan ide-ide berhubungan
dengan tugas yang mereka hadapi. Anggota kelompok saling terbuka mengeluarkan ide-ide dan perspektif
mereka masing-masing. Sehingga kemungkinan tejadinya konflik.

Contoh : Kelompok kecil mahasiswa ospek yang telah saling mengenal tersebut dihadapkan pada suatu
permainan kelompok. Ketika mencari jalan keluar untuk menyelesaikan permainan tersebut, beberapa
anggota telah mulai berani mengungkapkan pendapat. Pendapat yang bervariasi memungkinkan
terjadinya konflik.

3. Tahap 3- Norming Pada tahap ini sudah terdapat kesepakatan antara anggota kelompok. Kelompok
mulai menemukan kesesuaian dengan kesepakatan yang mereka buat mengenai aturan-aturan dan nilai-
nilai yang digunakan. Pada tahap ini, anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring
dengan melihat kontribusi penting masing-masing anggota untuk kelompok.

Contoh: kelompok mahasiswa ospek tersebut mulai saling menentukan jalan keluar mana yang mereka
pilih untuk menyelesaikan permainan. Mereka membuat suatu kesepakatan seperti menentukan siapa
yang harus memimpin permainan dan siapa yang bekerja menyelesaikan tugas permainan.

4. Tahap 4- Performing Pada tahap ini, kelompok dapat berfungsi dalam menyelesaikan pekerjaan atau
tugas dengan lancar dan efek

tif. Anggota kelompok saling tergantung satu sama lain dan mereka saling respek dalam berkomunikasi.
Contoh: Kelompok mahasiswa ospek yang telah menentukan peraturan dan fungsi anggota memulai
mengerjakan permainan sesuai dengan tugas yang telah disepakati.
5. Tahap 5- Adjourning Ini adalah tahap terakhir dalam kelompok dimana proyek tugas atau pekerjaan
berakhir dan kelompok membubarkan diri.

Contoh: kelompok mahasiswa ospek telah menyelesaikan permainan dan ospek telah berakhir. Sehingga
mereka membubarkan kelompok mereka.

F. Fungsi dari Kelompok dalam Organisasi

Kelompok dalam organisasi mempunyai fungsi tertentu baik untuk organisasi maupun
anggotanya. Adapun fungsi kelompok bagi individu maupun organisasi adalah:

1. Kelompok sebagai alat utama untuk mengurangi rasa ketidakamanan, kegelisahan,dan


rasa kurang mampu. Para individu merasa lebih perkasa, mengurang rasa keraguan,
lebih tahan dari ancaman-ancaman ketika ia merupakan bagian kelompok.
2. Kelompok menjadi alat untuk melakukan tugas-tugas yang kompleks, dan tugas-tugas
yang memerlukan saling ketergantungan diantara dua orang atau lebih yang sukar
dilakukan secara individual.
3. Kelompok merupakan alat utama pernyataan diri sendiri dan pemilikan pengakuan diri.
4. Kelompok menjadi alat bantu memunculkan ide-ide baru atau alat untuk
menyelesaikan suatu tugas secara kreatif.
5. Kelompok merupakan alat utama untuk memenuhi kebutuhan afiliasi atau kasih
sayang, yang didalamnya setiap orang memiliki kebutuhan untuk dukungan, cinta, dan
persahabatan,
6. Kelompok dapat berfungsi sebagai alat koordinasi atau penghubung diantara beberapa
departemen yang berkerja dalam kondisi saling bergantungan.
7. Kelompok dapat merupakan mekanisme pemecahan masalah yang membutuhkan
pemprosesan sebagai informasi dan interaksi diantara anggota yang memiliki informasi
yang berbeda.
8. Memberikan kekuatan atau power, di mana apa yang tidak bisa dicapai secara
individu, sering menjadi mungkin ketika ia berada dalam kelompok.
9. Sarana pencapaian tujuan, khususnya untuk menyelesaikan tugas-tugas khusus.
10. Kelompok dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan keputusan yang kompleks.
11. Kelompok dapat digunakan sebagai alat untuk sosialisasi pekerjaan dan pelatihan.
12. Kelompok merupakan alat utama untuk pengembangan dan pengujian realitas sosial.

G. Contoh Kasus Pembentukan Kelompok dan Jenis-jenis Contoh Kelompok Sosial

Pembentukan kelompok sosial dipengaruhi oleh sejumlah faktor, dua di antaranya sebagai
berikut: KEDEKATAN atau KEDEKATAN GEOGRAFIS. Contoh proses pembentukannya adalah
mahasiswa yang berasal dari kota tertentu misalnya sedang kuliah di kota Jakarta dan membentuk suatu
kelompok sosial berdasarkan kedekatan asal.

Jenis Contoh Kelompok Sosial ialah:


Kelompok Primer: Anggota Keluarga. Kelompok Sekunder: Sekumpulan penyelenggara sebuah acara,
Kelompok Formal: Lembaga Negara, Organisasi Kemasyarakatan. Kelompok Keanggotaan: Osis.Publik:
Sekumpulan orang pada tempat umum. Kelompok Referensi: Kelompok pemeluk agama.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelompok adalah suatu sistem yang terorganisasi yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
saling berhubungan sedemikian rupa sehingga sistem tersebut melakukan fungsi tertentu, mempunyai
serangkaian peran hubungan antara para anggotanya dan mempunyai serangkaian norma yang
mengatur fungsi kelompok dari tiap-tiap anggotanya.

Perilaku kelompok dalam organisasi adalah aktivitas yang dilakukan dua orang atau lebih yang
berkumpul dan berinteraksi sebagai anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tertentu
yang telah disepakati. Perilaku individu harus diarahkan menuju kepentingan organisasi guna
mencapai tujuan organisasi sehingga dalam perkembangan selanjutnya perilaku kelompok
berkembang menjadi perilaku organisasi. Ada begitu banyak manfaat dari keberadaan kelompok
dalam suatu organisasi, baik manfaat untuk individu sebagai bagian atau anggota kelompok maupun
bagi efektifitas kerja suatu organisasi yang sedang berjalan. Di dalam suatu kelompok yang
sebenarnya, para anggota mempertimbangkan diri mereka sendiri dan bergantung satu dengan lainnya
untuk mencapai tujuan umum, dan mereka saling berhubungan satu dengan yang lain secara teratur
untuk mengejar tujuannya atas dukungan dalam suatu periode waktu.

B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini para pembaca dapat lebih mengetahui dan memahami
lebih lanjut mengenai perilaku organisasi khususnya masalah perilaku kelompok dalam organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Badeni. 2013. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Bandung: Penerbit Alfabeta
Gibron, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donelly, Jr. 1985, Organisasi: Perilaku,
Struktur dan Proses. Jakarta: Penerbit Erlangga
Herlambang. Susatyo. 2014. Perilaku Organisasi Cara Mudah Mempelajari Peritaku Manusia
dalam Sehuah Organisasi. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Rivai, Veitzhal dan Deddy Mulyadi. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. 2012. Jakarta:
Penerbit RajaGrafindo Persada
Sunyoto. Danang dan Burhanudin. 2011. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: CAPS
Thoha, Miftah. 2008. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai