Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH DINAMIKA KELOMPOK

“TEORI PEMBENTUKAN,PERTUMBUHAN,DAN PERKEMBANGAN


KELOMPOK”

Dosen Pengampuh : Mardian Suryani, ME.i

Disusun Oleh

Kelompok 4 :

1. Sri Ayudia Permata (2011130011)


2. Paramita (2011130031)
3. Jefri Arisandi (2011130033)
4. Napiatun Mahmudah (2011130034)

PRODI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

FATMAWATI SUKARNO BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2023

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kepada ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah serta
inayahnya. Sehingga, Kita dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Teori
Pembentukan,Pertumbuhan dan Perkembangan Kelompok” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pengampuh mata kuliah “Dinamika Kelompok”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan bagi penulis.

Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada dosen pengampuh mata kuliah


Dinamika Kelompok Ibu Mardian Suryani, M yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini. Dan apabila ada kesalahan penulisan kata, nama, dan gelar kami mohon maaf yang
sebesar- besarnya.
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Bengkulu, 30 Oktober 2023

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ...............................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH ..........................................................................................
C. TUJUAN ...................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Teori Pembentukan Kelompok .................................................................................


B. Teori Pertumbuhan Kelompok ..................................................................................
C. Teori Perkembangan Kelompok ...............................................................................

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan mkhluk hidup yang paling sempurna apabila di bandingkan
dengan makhluk lain.oleh karena itu individu tidak dapat di abaikan dengan orang satu
dengan orang lain.setiap kali bertindak pasti ada ke ikutan sertaan orang lain yang
melengkapinya.
Dinamika kelompok mencakup berbagai aspek hubungan antarmanusia yang berbeda
dan mencakup aspek sosial, emosional, dan kognitif. Proses ini memungkinkan kelompok
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, mengembangkan ide-ide baru, dan mencapai
komitmen antaranggota kelompok. Dinamika kelompok memiliki banyak manfaat bagi
kelompok. Ini membantu menciptakan kesadaran tentang tujuan dan nilai-nilai kelompok,
membangun kesepakatan dan kesepahaman di antara anggota kelompok merupakan salah
satu hal yang sangat penting jika kita ingin membuat kelompok berhasil

Kelompok menurut Meyrs 1996 adalah dua orang atau lebih dalam waktu beberapa
lama (bukan sesaat) saling bereaksi, saling mempengaruhi, saling membutuhkan, memiliki
harapan yang sama. Konsep dalam menjelaskan pengertian kelompok dapat di dasarkan
pada : Persepsi (pemikiran),Setiap orang dalam kelompok di katakan satu kelompok apabila
memiliki persepsi yang sama atau hampir sama,motivasi (dorongan),tujuan,organisas,
interdependensi,dan interaks

Setelah terbentuknya kelompok akan ada metode tahap pembentukan kelompok


setalah pembentukan ada proses bernama pertumbuhan kelompok terjadi perkembangan
kelompok yang di mana, Dalam proses dinamika kelompok, jika diamati bagaimana
kelompok mengalami kehidupan fase demi fase maka terlihat sebagai proses yang unik.

B. Rumusan Masalah
1. Teori Pembentukan Kelompok ?
2. Teori Pertumbuhan Kelompok ?
3. Teori Perkembangan Kelompok ?

C. Tujuan
1. Agar mengetahui apa saja Teori Pembentukan Kelompok !
2. Agar mengetahui apa saja Teori Pertumbuhan Kelompok!
3. Agar mengetahui apa saja Teori Perkembangan Kelompok!

BAB II

PEMBAHASAN
A. Teori Pembentukan Kelompok
Banyak teori yang mencoba mengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula
terbentuk dan tumbuhnya suatu kelompok. Teori yang sangat dasar tentang terbentuknya
kelompok ini ialah mencoba menjelaskan tentang adanya afiliasi di antara orang-orang
tertentu. Teori-teori tentang pembentukan kelompok tersebut, adalah sebagai berikut:
1. Teori propinquity atau teori kedekatan
Arti teori kedekatan ini ialah bahwa seseorang berhubungan dengan orang lain
disebabkan karena adanya kedekatan ruang dan daerahnya (spatial and geographical
proximity). Teori ini mencoba untuk meramalkan bahwa seorang mahasiswa yang
duduk berdekatan dengan seorang mahasiswa lain di kelas akan lebih mudah
membentuk suatu kelompok dibandingkan dengan mahasiswa yang duduknya
berjauhan. Dalam suatu kantor, pegawai-pegawai yang bekerja dalam ruangan yang
sama atau yang berdekatan akan mudah bergabung dan membuat hubungan-hubungan
yang menimbulkan adanya kelompok, dibandingkan dengan pegawai-pegawai yang
secara fisik terpisahkan satu sama lain.
Sebenarnya pada beberapa hasil riset yang dapat mendukung teori propinguity
ini, tetapi usaha tersebut hanya menjelaskan pada permukaan saja dari pembentukan
kelompok, yakni mengenai merita. Hasil-hasil riset itu kurang mencoba menganalisa
tentang kekomplekan dari pembentukan kelompok, sehingga memerlukan eksplorasi
lebih lanjut.1
2. Teori dari George Homans
Teori pembentukan kelompok yang lebih komprehensif adalah suatu teori
yang berasal dari George Homans. Teorinya berdasarkan pada aktivitas-aktivitas,
interaksi-interaksi, dan sentiment-sentimen (perasaan atau emosi). Tiga elemen ini
satu sama lain berhubungan secara langsung, dan dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) semakin banyak aktivitas-aktivitas seseorang dilakukan dengan orang lain
(shared), semakin beraneka interaksi-interaksinya, dan juga semakin kuat
tumbuhnya sentimen-sentimen mereka.
b) semakin banyak interaksi-interaksi di antara orang-orang maka semakin banyak
kemungkinan aktivitas-aktivitas dan sentimen yang ditularkan (shared) pada orang
lain.

1
Agoes Kamaroellah. 2014 .Pengantar Perilaku Organisasi. Surabaya:Pustaka Radja h.81
c) semakin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain, dan
semakin banyak sentimen seseorang dipahami oleh orang lain, maka semakin
banyak kemungkinan ditularkannya aktivitas dan interaksi-interaksi.
Banyak teori lain yang berusaha untuk menjelaskan tentang pembentukan
kelompok. Pada umumnya teori-teori tersebut saling melengkapi, karena teori yang
satu menerangkan dari sisi yang berbeda dari teori yang lain sehingga perbedaan sisi
tadi membaut teori-teori pembentukan kelompok tersebut saling melengkapi.2
3. Teori keseimbangan oleh Theodore Newcomb
Salah satu teori yang agak menyeluruh (comprehensive) penjelasannya tentang
pembentukan kelompok ialah teori keseimbangan (a balance theory of group
formation), yang dikembangkan oleh Theodore Newcomb. Teori ini menyatakan
bahwa seseorang tertarik kepada yang lain adalah didasarkan atas kesamaan sikap di
dalam menanggapi suatu tujuan yang relevan satu sama lain. Gambar 2.1
menunjukkan teori keseimbangan ini. Individu A akan berinteraksi dan membentuk
suatu hubungan (kelompok) dengan individu B lantaran adanya sikap dan nilai yang
sama dalam rangka mencapai tujuan X. sekali hubungan tersebut terbentuk, partisipan
berusaha mencapai dan menjaga hubungan keseimbangan yang simetris di antara
sikap-sikap yang menarik dan bersama. Jika ketidakseimbangan terjadi ada suatu
usaha untuk memperbaiki keseimbangan tersebut. Jika keseimbangan tidak bisa
diperbaiki, maka hubungan bisa pecah.
4. Teori pertukaran
Teori lain yang sekarang ini sedang mendapat perhatian betapa pentingnya di
dalam memahami terbentuknya kelompok, ialah Teori pertukaran (exchange theory).
Teori ini ada kesamaan fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja. Teori
pertukaran ini berdasarkan atas interaksi dan susunan hadiah - biaya - hasil. Suatu
singkat positif yang minim (yakni hadiah lebih besar daripada biaya) dari suatu hasil
harus ada, jikalau diinginkan terdapatnya daya tarik dan afiliasi. Hadiah-hadiah yang
berasal dari interaksi-interaksi akan mendorong timbulnya kebutuhan, sementara
biaya akan menimbulkan kekhawatiran, frustasi, kesusahan, atau kelelahan. Teori di
atas seperti misalnya, propinguity, interaksi, keseimbangan, semuanya memainkan
peranan di dalam teori pertukaran ini.

2
Agoes Kamaroellah, h.82-83
Individu A Individu B

Nilai-nilai sikap yang sama:


 Agma
 Poltik
 Gaya hidup
 Perkawinan
 Pekerjaan
 Otoritas
GAMBAR 2.1. Teori Keseimbangan Pembentukan Kelompok
Sumber: Fred Luthans, Organizational Behavior, 1981. hlm. 320.
5. Teori praktis (Practicalities of group formation)
Teori lain dari pembentukan kelompok adalah didasarkan atas alasanalasan
praktis (Practicalities of group formation). Contoh dari teori ini, antara lain
karyawan-karyawan suatu organisasi mungkin dapat mengelompok disebabkan karena
alasan ekonomi, keamanan, atau alasan-alasan sosial. Secara logis, karyawan-
karyawan yang mendasarkan pertimbangan ekonomi bisa bekerja dalam suatu proyek
karena dibayar untuk itu, atau mereka dapat bersama-sama di dalam serikat buruh
dibayar untuk itu, atau mereka dapat bersama-sama di dalam seikat buruh karena
mempunyai tuntutan yang sama tentang kenaikan upah. Untuk alasan keamanan,
bersatunya ke dalam suatu kelompok karena membuat dirinya satu front untuk
menghadapi diskriminasi, pemecatan, perlakuan sepihak, dan lain sebagainya.
Demikian seterusnya, alasan-alasan praktis ini membuat orang-orang dapat
mengelompok dalam satu group.3
Yang teramat penting dalam memahami pembentukan kelompok berdasarkan
alasan-alasan praktis ini antaranya kelompok-kelompok itu cenderung memberikan
kepuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan sosial yang mendasar dari orang-orang yang
mengelompok tersebut. Para pekerja dalam hal tertentu pada umumnya mempunyai
suatu keinginan yang kuat untuk berafiliasi dengan pihak lain. Keinginan ini dapat
diketemukan dalam suatu kelompok. Suatu penelitian yang dilakukan seperti misalnya

3
Agoes Kamaroellah, h.84
Hawthome membuktikan bahwa motif afiliasi ini mempunyai pengaruh yang besar
terhadap perilaku manusia dalam organisasi.4
Dari pemahaman beberapa teori pembentukan kelompok seperti yang
diuraikan di atas, dapat kemudian diidentifikasikan karakteristik dari suatukelompok
itu. Menurut Reitz, karakteristik yang menonjol dari suatu kelompok itu, antara lain:
1) Adanya dua orang atau lebih
2) Yang berinteraksi satu sama lainnya
3) Yang saling membagi beberapa tujuan yang sama
4) Melihat dirinya sebagai suatu kelompok

B. Teori Pertumbuhan Kelompok


1. Pengertian Pertumbuhan Kelompok
Mills menjelaskan bahwa pertumbuhan kelompok berarti bukan penambahan dalam
keanggotaan, melainkan penambahan kapabilitas untuk mempertemukan kemungkinan
permintaan dalam tingkat yang lebih luas.
Adanya suatu kelompok tidak harus diawali dengan adanya kerumunan. Suatu
kelompok dapat terjadi apabila sebelum orang-orang yang bersangkutan berkumpul lebih
dahulu kepada mereka telah diberitahukan tujuan yang akan dicapai dan peranan masing-
masing. Dengan demikian, setelah berkumpul mereka bukan lagi kerumunan yang
anggotanya tidak saling berkaitan, melainkan mengarah ke suasana kelompok yang tiap- tiap
anggotanya mengetahui sasaran yang akan dicapai dan bertingkah laku sesuai dengan
peranannya yang saling berkaitan.
2. Indikator Pertumbuhan Kelompok
Indikator yang dijadikan pedoman untuk mengukur tingkat perkembangan kelompok
sebagaimana disarankan Mills adalah sebagai berikut.
a. Adaptasi Proses
Adaptasi berjalan dengan baik apabila dicirikan dengan beberapa hal, yaitu:
1) Setiap individu terbuka untuk memberi dan menerima informasi yang baru.
2) Setiap kelompok selalu terbuka untuk menerima peran baru sesuai dengan dinamika
kelompok tersebut.
3) Setiap anggota memiliki kelenturan untuk menerima ide, pandangan, norma, dan
kepercayaan anggota lain tanpa merasa integritasnya terganggu.
b. Adanya Pencapaian Tujuan
4
Agoes Kamaroellah, h.89
Pencapaian tujuan dapat dicirikan dengan adanya setiap anggota memiliki
kemampuan untuk beberapa hal, yaitu:
1) Menunda kepuasan dan melepaskan ikatan dalam rangka mencapai tujuan bersama;
2) Membina dan memperluas pola;
3) Terlibat secara emosional untuk mengungkapkan pengalaman, pengetahuan, dan
kemampuannya.
3. Tahapan Pertumbuhan Kelompok
Perkembangan kelompok dapat ditunjang dari cara komunikasi yang terjadi dalam
kelompok. Perkembangan kelompok dapat dibagi menjadi tiga tahap berikut
a. Tahap pra-afiliasi.
Tahap ini merupakan tahap permulaan, diawali dengan adanya perkenalan individu saling
mengenal satu sama lain. Kemudian, hubungan berkembang menjadi kelompok yang sangat
akrab dengan saling mengenal sifat tiap-tiap anggota.
b. Tahap fungsional.
Tahap ini ditandai dengan adanya perasaan senang antara satu dan yang lain, tercipta
kecocokan, dan kekompakan dalam kelompok. Pada akhirnya, pada tahap ini akan terjadi
pembagian dalam menjalankan fungsi kelompok.
c. Tahap disolusi.
Tahap ini terjadi apabila keanggotaan kelompok telah memiliki rasa tidak
membutuhkan lagi dalam kelompok. Tidak ada kekompakan ataupun keharmonisan, yang
akhirnya diikuti dengan pembubaran kelompok.5

C. Teori Perkembaangan kelompok

Teori Perkembangan Kelompok dikemukakan oleh Bennis dan Shepherd pada tahun
1956. Teori ini merupakan pengembangan atau setidaknya dipengaruhi dari apa yang telah
diungkapkan oleh orang-orang sebelumnya, seperti S. Freud, Kurt Lewin (1946), Sullivan
(1953), Schutz (1955) dan Carl Rogers.

Perhatian pokok dari teori ini adalah proses perkembangan kelompok yang terjadi
dalam interaksi antara orang-orang yang berada dalam suatu situasi latihan (training). Karena
situasi latihan merupakan situasi kelompok yang khas, kiranya perlu kita bicarakan terlebih
dahulu ciri-ciri utama dari kelompok seperti itu. Bennis dan Shepard menyatakan bahwa
tidak semua kelompok dapat mencapai titik akhir perkembangannya. Ada kelompok-
5
Bambang Syamsul Arifin, Dinamika Kelompok, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), hlm. 85-86
kelompok yang terfiksasi (terpaku) pada subtahap tertentu pada awal perkembangan
kelompok untuk jangka waktu panjang sebelum akhirnya subtahap meningkat ke subtahap
yang berikutnya. Akan tetapi, ada juga kelompok yang terpaku selama pada subtahap awal
tertentu sampai kelompok tersebut tidak ada lagi.

Bennis dan Shepard menyatakan pula bahwa teori ini hanya berlaku bagi kelompok-
kelompok khusus, yaitu yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan yang diamatinya di
laboratorium. Akan tetapi, teori mereka ternyata cukup sesuai dengan kenyataan yang
terdapat pada berbagai kelompok. Oleh karena itu, ada beberapa pihak yang menyatakan
bahwa teori ini dapat juga diterapkan pada kelompok-kelompok pada umumnya.

Teori ini dikemukakan oleh Schutz (1955, 1958) dan pada dasarnya mencoba
menerangkan perilaku antarpribadi dalam kaitannya dengan orientasi (pandangan) tiap-tiap
individu kepada individu lainnya. Ide pokoknya adalah setiap orang mengorientasikan dirinya
kepada orang lain dengan cara tertentu (khas) dan cara ini merupakan faktor utama yang
memengaruhi perilakunya dalam hubungan antarpribadi.

Awal dari teori ini bermula dari minat Schutz terhadap pembentukan kelompok yang
sangat dipengaruhi oleh karya-karya Bion (1949) dan Ried! (1942) sehingga tidak
mengherankan jika teori Schutz dikatakan sebagai teori psikoanalis.

Teori Perkembangan Kelompok Teori Menurut Bennis & Sheppard 1956 Kedua ahli
ini menguraikan proses perkembangan kelompok yang terjadi dalaminteraksi antara individu
yang berada dalam suatu situasi latihan (pelatihan) yangbertujuan untuk mengekspresikan
motivasi individu dalam berinteraksi denganindividu lainnya sehingga mencapai pemahaman
yang sama dalam kelompok danterciptanya komunikasi yang seharusnya.Dalam suatu
contoh, ada perusahaan yang sedang membangun kelompok baruuntuk menangani
pengembangan masyarakatdalam rangka mengembangkanperusahaan tanggung jawab sosial
untuk meningkatkan citra perusahaan dimata publik sebagaisuatu lembaga bisnis yang peduli

terhadap masalah masyarakat. Dalam mencapaitujuan tersebut, perusahaan


mengambil beberapa staf yang diberi amanah dankompeten dalam
menjalankanpengembangan masyarakat. Setelah itu dilakukanpelatihan terhadap staf agar
staf tersebut paham akan tugas yang dimilikinya, pahamterhadap situasi kelompok, sehingga
mereka mampu mentransfer dorongan-dorongannya untuk membangun suatu kelompok yang
solid.Terdapat beberapa tahapan perkembangan kelompok.
a. Tahap Otoritas
1) Ketergantungan pada otoritas, situasi saat anggota kelompokmengharapkan
Arah dari orang tertentu yang dianggap sebagaipemberi instruksi, misalnya
pemandu, guru, atau pelatih
2) Pemberontakan, terjadi karena pemberi perintah dianggap tidaklagi mampu
mengatasi masalah sehingga terjadi situasi salingmenyalahkan.
3) Pencairan, kondisi diterimanya instruksi yang ada atau kelompokbubar, tidak
berlanjut, atau terpecah jika tidak ada jalan keluar.
b. .Tahap Pribadi
1) Tahap harmoni, seluruh anggota kelompok saling percaya, salingmemenuhi
harapan, dan produktivitas kelompok tinggi.
2) Tahap identitas pribadi, suatu kondisi terjadinya tekanan padamasing-masing
individu sehingga kelompok terbagi dua, antara prodan kontra.
3) Tahap pencairan masalah pribadi, kondisi saat kelompok sudahdapat saling
menerima dan dapat berkomunikasi dengan baik.

Menurut Teori Mc Dougal 2005 Perpaduan kelompok dipengaruhi oleh beberapa


faktor, antara lain berkelanjutankeberadaan kelompok (berlanjut ke waktu yang lama),
terbentuknya tradisi dankebiasaan, adanya organisasi dalam kelompok (deferensiasi dan
spesialisasi fungsi),dan kesadaran diri kelompok (mengetahui masing-masing peran, tugas,
dan strukturdalam kelompok), pengetahuan tentang kelompok, dan masih ada kepada
kelompok.

Teori Menurut Festinger Perpaduan kelompok diawali oleh ketertarikan terhadap


kelompok dan anggotakelompok dan dilanjutkan dengan interaksi sosial dan tujuan-tujuan
yang saling menguntungkanketergantungan. Pada kekuatan-kekuatan di lapangan itu akan
menimbulkan perilakukelompok berupa kesinambungan keanggotaan dan penyesuaian
terhadap standarkelompok, misalnya kelompok suporter tim sepak bola yang tetap konsisten
denganstandar kelompoknya untuk memberikan dukungan terhadap tim tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam kehidupan sehari-hari menusia memiliki dua potensi,yaitu potensi subjektif dan
potensi objektif. Melalui potensi subjektif nya manusia dapat berperan sebagai subjek yang
mengatur dan memengaruhi lingkungan. Dengan potensi objektifnya, manusia dapat
dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.
Suatu kelompok dapat berubah menjadi kerumunan apabila unsur-unsur pengikat antar
anggota-anggota kelompok semakin mengendur. Kerumunan dan kelompok dapar berubah
menjadi sekedar kumpulan orang jika unsur penarik perhatian (objek yang menimbulkan
kerumunan) dan unsur-unsur pengikat antara orang – orang yang berkumpul (yang
menimbulkan kelompok) menjadi hilang.

DAFTAR ISI

Agoes Kamaroellah, (2014). Pengantar Perilaku Organisasi. Surabaya : Pustaka


Radja

Bambang Syamsul Arifin, (2015). Dinamika Kelompok. Bandung : CV Pustaka Setia

Anda mungkin juga menyukai