pengelolaan pembelajaran merupakan “suatu proses Menurut Sanjaya (2009: 284) dalam melaksanakan
penyelenggaraan interaksi peserta didik dengan pengelolaan pembelajaran, ada dua macam kegiatan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan yang harus dilakukan yaitu “mengelola sumber
belajar”. Menurut Depdikbud (1997) pengelolaan belajar dan melaksanakan peran sebagai sumber
pembelajaran adalah “proses mengatur agar seluruh belajar itu sendiri”. Sebagai pengelola, menurut
potensi secara optimal mendukung tercapainya Sanjaya (2009: 284) guru harus melakukan beberapa
tujuan, yaitu perencanaan (planning), langkah, yaitu “1) merencanakan tujuan
pengorganisasian (organizing), pengerahan pembelajaran; 2) mengorganisasikan berbagai
(actuating), pengawasan (controlling)”. Untuk sumber belajar; 3) memimpin, memotivasi,
mencapai tujuan pembelajaran yang optimal mendorong dan menstimulasi siswa; 4) mengawasi
variabel-variabel pembelajaran harus dikelola segala sesuatu untuk pencapaian tujuan”. Kemudian
dengan baik. Variabel-variabel tersebut menurut langkah-langkah pengelolaan pembelajaran menurut
menurut Majid adalah: “1) variabel konteks berupa Sudrajad (1991: 48), yaitu “1) memberikan topik
peserta didik; 2) variabel pertanda berupa pendidik; atau tujuan pembelajaran; 2) menyampaikan secara
3) variabel proses; dan 4) variabel produk berupa efektif kegiatan belajar; dan 3) membantu atau
perkembangan peserta didik jangka panjang dan menyajikan materi pendidikan”.
jangka pendek”. Dengan menggunakan pengelolaan pembelajaran
Pengelolaan merupakan keterampilan guru untuk secara tepat dan bervariasi dapat menumbuhkan sifat
menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, dan positif peserta didik, dalam hal ini menurut
mengendalikannya jika terganggu dalam Sardiman (1996: 56) pengelolaan pembelajaran
pembelajaran. Menurut Mulyasa (2009: 97-98) berguna untuk “1) menimbulkan kegairahan belajar;
beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam 2) memungkinkan interaksi yang lebih antara peserta
pengelolaan yaitu “1) kehangatan dan keantusiasan; didik dengan lingkungan; dan 3) memungkinkan
2) tantangan; 3) bervariasi; 4) luwes; 5) berkenaan peserta didik belajar sendiri-sendiri menurut
hal-hal positif; dan 6) penanaman disiplin diri kemampuan dan minatnya”. Tujuan pembelajaran
yang tidak jelas, materi yang terlalu mudah atau
Berkenaan dengan hal tersebut, Majid (2008: 167- terlalu sulit, urutan materi tidak sistematis, alat
169) berpandangan bahwa, guru harus pembelajaran tidak tersedia, merupakan contoh
memperhatikan tujuh hal, yaitu: “1) ruang belajar; 2) masalah pembelajaran. Hal ini yang harus
pengaturan sarana belajar; 3) susunan tempat duduk; diperhatikan pendidik karena masalah tersebut
4) penerangan; 5) suhu; 6) pemanasan sebelum sangat penting terutama masalah tujuan
masuk ke materi yang akan dipelajari; dan 7) bina pembelajaran sesuai dengan yang dikemukakan oleh
suasana dalam pembelajaran Sanjaya (2007:63-64) bahwa tujuan pembelajaran
adalah “kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki
anak setelah melakukan proses pembelajaran
Langkah-Langkah Pengelolaan tertentu”. Menurut Ibrahim, Sihkabuden, Suprijanta
& Kustiawan (2001: 45) untuk menunjang
Pembelajaran pembelajaran yang mengaktifkan siswa perlu
Oleh karenanya seorang guru harus memenuhi diperhatikan hal-hal antara lain “1) aksesbilitas; 2)
standar kompetensi, sebagaimana yang telah mobilitas; 3) interaksi; dan 4) variasi kerja siswa”.
ditetapkan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan