Anda di halaman 1dari 38

Analisis 6 Model Pembelajaran

Yang Ditawarkan Mentri Nadiem Sebagai Inovasi

DISUSUN OLEH
KELOMPOK
5
FENI MEILANI 1910631050012
NUR AMALIATUNNISA 1910631050091
ZULFA AMALIA 1910631050119
1
Model Pembelajaran
Discovery-Inquiry Learning (DIL)
Pengertian
Moh. Amin (Sudirman N, 1992 )

Pembelajaran discovery harus meliputi pengalaman-


pengalaman belajar untuk menjamin peserta didik dapat
mengembangkan proses-proses discovery.

Pembelajaran discovery-inquiry merupakan pembelajaran


yang menitik beratkan pada proses pemecahan masalah,
sehingga peserta didik harus melakukan eksplorasi berbagai
informasi agar dapat menentukan konsep mentalnya sendiri
dengan mengikuti petunjuk pendidik berupa pertanyaan
yang mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran.
Tahapan Model pembelajaran Discovery-Inquiry

1) Stimulasi (Stimulation) 3) Mengumpulkan informasi/data


Dalam tahapan ini pendidik mengidentifikasi (Data collection)
ketersediaan konten dari aneka sumber
Memberikan kesempatan kepada peserta didik
belajar yang sesuai dengan materi yang
untuk menggali lebih luas persoalan yang telah
dibahas, untuk dipelajari oleh peserta didik
dibuat berdasarkan pemahaman dari konten
atau dirumuskan beberapa pertanyaan terkait
tersebut, melalui perngumpulan berbagai
konten tersebut untuk jadi acuan peserta didik
informasi yang relevan dengan cara membaca
dalam membuat persoalan sendiri.
literatur baik secara online maupun offline,
mengamati obyek, wawancara dengan nara
2) Identifikasi Masalah (Problem statement ) sumber atau melakukan uji coba sendiri dan
Memberikan kesempatan kepada peserta didik lain-lain oleh peserta didik.
untuk mengidentifikasi berbagai persoalan yang
ada dalam konten materi tersebut.
Tahapan Model pembelajaran Discovery-Inquiry

4) Pengolahan informasi/data (Data prossesing)


Peserta didik secara kelompok ataupun mandiri melakukan pengolahan, pengacakan,
pengklasifikasian, pentabulasian bahkan penghitungan data pada tingkat kepercayaan tertentu.

5) Verifikasi hasil (Verification)


Pendidik mengarahkan peserta didik untuk
melakukan pembuktian dari hipotesis atau
pernyataan yang telah dirumuskan berdasarkan
hasil pengolahan informasi yang telah ada.

6) Generalisasi (Generalization ):
Peserta didik menarik kesimpulan atau generalisasi tertentu
berdasarkan hasil verifikasi dan masukan dari pendidik dan
peserta didik lainnya.
Peran Pendidik & Peserta Didik

Pendidik Peserta Didik


1) Menciptakan suasana yang memberi 1) Mengambil prakasa dalam menemukan
peluang untuk berpikir bebas dalam masalah dan merancang alternatif pemecahan
bereksplorasi dalam penemuan dan masalah
pemecahan masalah 2) Aktif mencari informasi dan sumber-sumber
2) Sebagai fasilitator dalam penelitian belajar
3) Rekan diskusi dalam pencarian alternatif 3) Menyimpulkan dan analisis data
pemecahan masalah; 4) Melakukan eksplorasi untuk memecahkan
4) Pembimbing penelitian, pendorong masalah; mencari alternatif masalah bila
keberanian berfikir alternatif dalam terjadi kebuntuan.
pemecahan masalah.
2
Model Pembelajaran
Flipped Classroom
Pengertian
 Bergman dan Sams (Ulya dkk, 2019)
Flipped Classroom adalah pembelajaran yang kegiatan-
kegiatan yang biasanya dikerjakan di kelas dilakukan
oleh siswa di luar kelas, selanjutnya mengerjakan soal-
soal atau praktek lainnya didiskusikan dan dikerjakan di
kelas.

 Graham Brent Jhonson (Damayanti & Sutama, 2016)


Flipped Classroom merupakan model pembelajaran
yang meminimalkan pengajaran secara langsung
dalam proses pembelajaran.
Pengertian
 Ishak, Kurniawan, dan Zainudin (2019)
Flipped Classroom didefinisikan sebagai strategi
pembelajaran dimana siswa mempelajari materi
belajar melalui video sebelum masuk kelas dan hadir
ke kelas untuk berdiskusi dan saling bertukar gagasan

 Maolidah, Ruhimat, dan Dewi (2017)


Model pembelajaran Flipped Classroom
memanfaatkan media pembelajaran yang dapat
diakses secara online oleh siswa yang mampu
mendukung materi pembelajarannya
Langkah-Langkah Model Pembelajaran
Flipped Classroom
Menurut Jacob Bishop (Fikri, 2019)
1) Fase 0 (Siswa belajar mandiri melalui video pembelajaran)
Sebelum pembelajaran tatap muka, siswa menonton video
pembelajaran di rumah mengenai pertemuan selanjutnya
yang diberikan oleh guru saat akhir pembelajaran.

2) Fase 1 (Pengerjaan tugas dan kegiatan belajar mengajar di


kelas)
Pada pembelajaran di kelas, siswa di bagi menjadi beberapa
kelompok heterogen untuk mengerjakan tugas mengenai
materi yang disampaikan.
Langkah-Langkah Model Pembelajaran
Flipped Classroom

3) Fase 2 (Menerapkan kemampuan siswa dalam proyek


dan simulasi lain di dalam kelas)
Siswa berdiskusi di kelas dan tugas seorang guru adalah
memfasilitasi berlangsungnya diskusi. Disamping itu guru
akan memberikan beberapa pertanyaan atau soal dari materi
tersebut. Sedangkan proyek pada model pembelajaran ini
adalah lembar kegiatan yang dikerjakan siswa untuk
menerapkan kemampuannya.
4) Fase 3 (Mengukur pemahaman siswa yang dilakukan di
kelas pada akhir materi pelajarana)
Sebelumnya, guru telah menyampaikan bahwa akan ada kuis
pada 14 setiap akhir pertemuan sehingga siswa benar-benar
memperhatikan dan memahami setiap proses belajar yang
telah dilalui di kelas. Tugas guru adalah fasilitator.
Kelebihan & Kekurangan

Kelebihan Kekurangan

 Dapat meningkatkan diskusi antar siswa  Siswa harus mempunyai setidaknya satu unit
menjadi lebih menarik komputer atau laptop untuk menonton video
 Siswa dapat mengulang-ulang video pembelajaran
pembelajaran di luar waktu pelajaran sampai  Kualitas video pembelajaran mungkin sangat
mengerti buruk
 Siswa tidak memahami materi pada video
pembelajaran
 Siswa tidak mampu mengajukan pertanyaan-
pertanyaan kepada guru atau temannya jika
hanya menonton video saja.
3
Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Pengertian
Pembelajaran Berbasis Proyek (project-based learning) merupakan model
pembelajaran yang menekankan pada siswa agar mampu belajar secara mandiri
dengan melakukan pemecahan masalah dan siswa mampu menghasilkan suatu
proyek atau karya nyata (Rati, dkk., 2017).

Padiya (Tinenti, 2018) mendefinisikan model pembelajaran berbasis proyek sebagai


proses pembelajaran yang bermakna karena dalam pelaksanaannya siswa diajarkan
untuk mampu menguasai keterampilan proses serta menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari.

Model project-based learning adalah suatu pembelajaran inovatif yang berpusat


pada siswa (student center) serta guru berperan sebagai motivator maupun fasilitator
dimana siswa diberi peluang untuk bekerja secara otonom mengonstruksi belajarnya
(Surya, dkk., 2018).
Model pembelajaran berbasis proyek adalah model
pembelajaran yang menekankan siswa agar mampu
mengonstruksi sendiri proses belajarnya dengan melakukan
pemecahan masalah serta menghasilkan suatu proyek.

Siswa harus mampu mengembangkan keterampilan meneliti, membuat,


menganalisis, hingga mempresentasikan produk pembelajaran (berupa: karya
tulis, bentuk desain, karya seni, skema, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain)
berdasarkan pengalaman nyata (Lestari, 2020).
Tujuan
(Anggraini & Wulandari, 2021)

Untuk mengembangkan wawasan siswa

Mengasah serta membiasakan siswa untuk


mampu berpikir kritis dalam
menyelesaikan suatu permasalahan
Menurut Anggraini & Wulandari (2021) terdapat langkah-langkah model
pembelajaran project-based learning, yaitu :

Penyelesaian Proyek
Penentuan Proyek dengan Fasilitas dan
Monitoring Guru

Perencanaan Langkah- Penyusunan Laporan


langkah Penyelesaian dan Presentasi/Publikasi
Proyek Hasil Proyek

Penyusunan Jadwal Evaluasi Proyek dan


Pelaksanaan Proyek Proyek Hasil Proyek
Manfaat

(Dewi, 2015)

1. Siswa mampu berkolaborasi dengan siswa lainnya baik dalam satu kelompok maupun
kelompok lainnya.
2. Siswa mampu bekerja sama serta berbagi tanggung jawab dalam penyelesaian
proyek.
3. Siswa mampu memanajemen waktu dengan baik selama penyelesaian proyek.
4. Siswa mampu memahami, mendengarkan, menghargai pendapat, serta berkompromi
dengan siswa lain dalam mengambil keputusan.
5. Siswa mampu mengomunikasikan ide-ide yang dimiliki.
6. Mampu menjembatani siswa untuk mendapatkan pemahaman secara mendalam serta
aplikatif terhadap materi pembelajaran.
Keunggulan

Kurniasih (Nurfitriyanti, 2016)

1. Siswa maupun pendidik menikmati proses pembelajaran karena suasana


pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
2. Mampu meningkatkan kolaborasi.
3. Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola sumber.
4. Melibatkan siswa untuk belajar mengambil informasi serta menunjukkan
pengetahuan yang dimiliki, yang kemudian mengimplementasikan dalam dunia
nyata.
5. Siswa didorong untuk mampu mengembangkan serta mempraktikkan keterampilan
komunikasi.
Keunggulan

Kurniasih (Nurfitriyanti, 2016)

6. Kemampuan siswa dalam pemecahan masalah menjadi meningkat.


7. Meningkatkan motivasi belajar siswa.
8. Siswa menjadi lebih aktif serta mampu memecahkan permasalahan yang kompleks.
9. Siswa secara kompleks dilibatkan langsung dalam pengalaman belajarnya serta
pembelajaran dirancang berkembang berdasarkan dunia nyata.
10. Siswa diberikan pengalaman pembelajaran berupa praktik dalam mengorganisasi
proyek dan mengalokasi waktu serta sumber-sumber lain berupa perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas.
Kelemahan

Sani (Nurfitriyanti, 2016)

1. Memerlukan guru yang terampil serta mau belajar.


2. Memerlukan biaya yang cukup.
3. Diperlukan waktu yang cukup banyak untuk memecahkan masalah serta
menghasilkan produk.
4. Kesulitan melibatkan semua siswa dalam kerja kelompok.
5. Tidak cocok bagi siswa yang mudah menyerah, serta tidak memiliki keterampilan dan
pengetahuan yang diperlukan.
6. Memerlukan bahan, fasilitas, serta peralatan yang memadai.
Model project based learning dapat dilaksanakan jika memenuhi syarat-syarat
berikut: “(a). Pendidik harus terampil mengidentifikasi kompetensi dasar yang
lebih menekankan pada aspek keterampilan atau pengetahuan pada tingkat
penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi; (b). Pendidik mampu memilih materi
atau topik-topik yang akan dijadikan tema proyek sehingga menjadi menarik; (c).
Pendidik harus terampil menumbuhkan motivasi siswa dalam mengerjakan
proyek; (d). Adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup; (e). Pendidik harus
melihat kesesuaian waktu proyek dengan kalender akademik sehingga kegiatan
proyek memungkinkan akan dilakukan” (Nurhayati & Harianti).
4
Model Pembelajaran Blended Menggunakan Blog
Pengertian Model Blended Learning

1 Buditjahjanto (2016)
Perpaduan antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran
secara online, sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif
yang bisa dipilih dalam proses pembelajaran

Sukmawati, dkk. (2017)


Model pembelajaran yang memungkinkan adanya
interaksi berkualitas tinggi antara guru dan siswa serta
2 dapat menghilangkan hambatan tempat, waktu, maupun
situasi karena praktik pendidikan dilakukan pada jarak
jauh.
Ramsay, 2001 (dalam Hendarita) mengemukakan bahwa terdapat tiga tahapan dasar
dalam model blended learning yang mengacu pada pembelajaran berbasis ICT, yaitu:

Seeking of information Acquisition of information Synthesizing of konwledge


Menurut Alexander, 2000; Forsyth, 2001; Deore, 2012(dalam Hendarita) model
pembelajaran blended learning dalam penerapannya, memerlukan sebuat tools atau
media berbasis teknologi sebagai elemen pendukung. Salah satunya yaitu dapat melalui
blog. Hendarita menyatakan bahwa pembelajaran dengan melalui blog, dapat membantu
peserta didik meningkatkan kemampuan menulis, berpikir kritis, mengakses informasi
belajar serta meningkatkan keterampilan teknologi peserta didik, berbagi, dan
menggunakan ulang konten-konten pembelajaran, juga dapat memudahkan pendidik
serta peserta didik untuk dapat berinteraksi serta berkolaborasi secara global melalui
berbagai fitur dan sumber informasi yang dapat mendukung proses pembelajaran.
Alur Kegiatan Pembelajaran

Nopitasari, dkk. (2022)

1 2
Sebelum memulai pembelajaran, Guru membagikan link blog
guru menyapa peserta didik melalui yang berisi materi
whatsapp serta mengirimkan link pembelajaran yang harus
zoom peserta didik pelajari sebelum
pembelajaran dimulai
Manfaat

Lestari (2020)

Jadwal belajar siswa menjadi


lebih fleksibel, dengan
penggabungan pembelajaran tatap
muka dan instruksi online.
Mampu membantu siswa untuk Guru dan siswa memiliki
berkembang dengan lebih baik peluang untuk
dalam proses belajar berdasarkan pembelajaran secara
gaya belajar serta preferensi dalam mandiri serta terus
belajar. berkembang.
Kelebihan & Kelemahan

Nopitasari, dkk. (2022) menyatakan terdapat kelebihan dari penerapan model pembelajaran
blended learning menggunakan media blog, yaitu: “(1). Pengajar dapat memberikan materi
pelajaran sesuai dengan pemahaman peserta didik; (2). Peserta didik bisa mempelajari materi
pelajaran secara mandiri dengan memanfaatkan materi yang tersedia secara online tanpa
mengunduhnya terlebih dahulu; (3). Pembelajaran secara online melalui aplikasi zoom,
dimanfaatkan peserta didik untuk bertanya yang belum diketahuinya; (4). Pengajar dapat
membagikan soal atau kuis melalui blog, sehingga peserta didik yang tidak mengikuti
pembelajaran melalui zoom juga dapat mengerjakannya”. Selain kelebihan tersebut, juga
Nopitasari, dkk. (2022) memaparkan kelemahan dari penerapan model pembelajaran blended
learning menggunakan media blog, yaitu: “(1). Pengajar perlu merangkum terlebih dahulu
materi yang sesuai dengan pemahaman peserta didik; dan (2). Bergantung terhadap
ketersediaan fasilitas internet.”
5
Model Pembelajaran
Berbasis Game
Pengertian
Metode pembelajaran game dikembangkan pertama kali oleh
David De Vries dan Keith Edward.

Metode ini merupakan suatu pendekatan kerja sama antar


kelompok dengan mengembangkan kerja sama
antarpersonal.

Dalam pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT)


peserta didik memainkan permainan dengan anggotaanggota
tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-
masing.

Permainan dapat disusun pendidik dalam bentuk kuis berupa


pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan materi
pelajaran. Dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang
berkaitan dengan kelompok
TUJUAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
MEMANFAATKAN GAME PENDIDIKAN
Agar pembelajaran di kelas berlangsung dinamis dan menyenangkan,
peserta didik lebih bersemangat dalam melakukan aktivitas belajar.

Hasil belajar akademik peserta didik meningkat dan peserta didik dapat
menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan
keterampilan sosial.

Dengan menerapkan model ini, diharapkan pembelajaran tidak lagi


berpusat pada pendidik tetapi berpusat pada peserta didik. Agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara optimal, maka pendidik “perlu
menyiapkan model pembelajaran yang cocok” dengan pendekatan “game”.
Pendidik juga perlu menyiapkan media belajar berbentuk game interaktif
berbasis TIK yang menyenangkan bagi peserta didik untuk memainkannya
serta mempelajari materinya.
Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Game 

1) Memilih game sesuai topik


Guru memilih game yang sesuai dengan topik yang akan disampaikan sesuai dengan panduan diatas.

2) Penjelasan Konsep
Guru memberikan penjelasan/konsep awal terkait dengan game yang akan dimainkan, tujuan
dan tantangan yang harus diselesaikan.

3) Aturan
Peserta didik memahami dan menyepakati aturan yang disampaikan oleh guru serta
disediakan ruang untuk berkreasi dan mengekspresikan diri.
Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Game 

4) Bermain game
Peserta didik bermain game menggunakan platform yang sudah ditentukan sebelumnya termasuk
batasan waktu dan jadwal bermain
5) Merangkum pengetahuan
Peserta didik merangkum pengetahuan, pengalaman, dan hal-hal yang didapatkan dari game yang
telah dimainkan.
6) Melakukan refleksi
Peserta didik melakukan refleksi dari hasil rangkuman dan menghubungkannya dengan
topik materi yang sedang dipelajari.
6
Model Pembelajaran
SOLE
Pengertian
Model pembelajaran SOLE (Self Organized Learning
Environments) menitik beratkan proses pembelajaran
mandiri yang dilakukan oleh siapapun yang berkeinginan
untuk belajar dengan memanfaatkan internet dan perangkat
pintar yang dimilikinya.

Self Organized Learning Environment (SOLE) atau Arena


Belajar Mandiri adalah metode belajar yang digagas oleh
seorang praktisi pendidikan asal India yang bernama  Sugata
Mitra

Dalam konteks pembelajaran yang dilakukan di sekolah,


model pembelajaran SOLE digunakan oleh guru dalam
mengeksplorasi kedalaman pemahaman materi kepada
peserta didik dengan memanfaatkan rasa
keingintahuan yang dimiliki oleh peserta didik tersebut.
Langkah-Langkah Model Pembelajaran
SOLE

1) Pertanyaan (Question)
Memberikan pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa ingin tahu
peserta didik terhadap materi yang diajarkan, pertanyaan tersebut
diharapkan juga dapat menurunkan pertanyaan-pertanyaan yang lebih
banyak lagi terhadap materi yang diajarkan.
2) Investigasi
Peserta didik membentuk kelompok-kelompok kecil. Peserta didik
dalam kelompok berkolaborasi satu dengan yang lainnya dan
menggunakan satu perangkat internet untuk mencari jawaban
terhadap pertanyaan yang diberikan sebelumnya.

3) Mengulas
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil penemuan mereka
terhadap pertanyaan yang diberikan
Terima Kasih

—Kelompok 5

Anda mungkin juga menyukai