Anda di halaman 1dari 18

Model, Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Pembelajaran Matematika

Annisa Eka Fadhilah – 2001105020


Devin Maysella Hadi Sunandris – 2001105032
Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
annisaekafadhilah6@gmail.com
devinmaysella30@gmail.com

Abstrak
Pada makalah ini dibahas mengenai Definisi Model Pembelajaran dan macamnya,
Definisi Pendekatan Pembelajaran dan macamnya, Definisi Strategi Pembelajaran dan
macamnya, Definisi Metode Pembelajaran dan macamnya, Definisi Teknik
Pembelajaran dan macamnya, Membedakan Model, Pendekatan, Strategi, Metode,
Teknik, Prinsip Pembelajaran Student Centered Learning dan PAKEM, Prinsip
Pembelajaran Bermakna.
Kata Kunci/Keywords: Model, Pendekatan, Pembelajaran Matematika

A. Pendahuluan
Pada dasarnya seorang pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang
dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi
tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh pendidik
adalah dengan mengajar dan salah satu yang paling penting pada saat mengajar adalah
performance pendidik, penguasaan keadaan kelas dan penerapan metode pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.
B. Definisi Model Pembelajaran dan macamnya
1. Definisi Model Pembelajaran
Menurut Slavin (2010), model pembelajaran adalah suatu acuan kepada suatu
pendekatan pembelajaran termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem
pengelolaanya.

1|Page
Menurut Soekamto (1995:78) mendefinisikan “Model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai
pedoman para perancang pembelajaran dan para pengajar dalm merencanakan dan
melakukan aktivitas pembelajaran”
Menurut Sagala (2005: 175) sebagaimana dikutip oleh Setiawan (2009: 27),
mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi
perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
belajar mengajar.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
sistematika mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapaitujuan belajar
tertentu.
2. Macam-macam Model Pembelajaran
a) Model Pembelajaran Langsung
i. Pengertian Model Pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung dapat didefinisikan sebagai model pembelajaran
di mana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung
kepada peserta didik, pembelajaran berorientasi pada tujuan dan distrukturkan
oleh guru. (Depdiknas, 2010: 24).
Menurut Killen dalam depdiknas (2010: 23) pembelajaran langsung atau
Direct Instruction merujuk pada berbagai teknik pembelajaran ekspositori
(pemindahan pengetahuan dari guru kepada murid secara langsung, yang
melibatkan seluruh kelas.
Pendekatan dalam model pembelajaran ini berpusat pada guru, dalam hal
ini guru menyampaikan isi materi pelajaran FKIP UNISSULA 17 dalam format
yang sangat terstruktur, mengarahkan kegiatan para peserta didik, dan
mempertahankan fokus pencapaian akademik.
ii. Tujuan Pembelajaran Langsung

2|Page
Menurut Depdiknas (2010: 23) menyebutkan bahwa tujuan utama
pembelajaran langsung adalah untuk memaksimalkan penggunaan waktu
belajar siswa.
Beberapa temuan dalam teori perilaku di antaranya adalah pencapaian
peserta didik yang dihubungkan dengan waktu yang digunakan oleh peserta
didik dalam belajar atau mengerjakan tugas dan kecepatan peserta didik untuk
berhasil dalam mengerjakan tugas sangat positif.
iii. Karakteristik Model Pembelajaran Langsung
Menurut Depdiknas (2010: 24), model pembelajaran langsung dapat
diidentifikasi beberapa karakteristik, yaitu :
1) Transformasi dan keterampilan secara langsung
2) Pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu
3) Materi pembelajaran yang telah terstruktur
4) Lingkungan belajar yang telah terstruktur
5) Distruktur oleh guru.
b) Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
i. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pengajaran berdasarkan masalah ini telah dikenal sejak zaman
John Dewey.
Menurut Arends (dalam Trianto, 2010:92-94) pengajaran berdasarkan
masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa
mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun
pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inquiri dan keterampilan
berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri
Menurut Tan (dalam Rusman, 2011:229) Pembelajaran Berbasis
Masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PMB
kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja
kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan,
mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara
berkesinambungan.
ii. Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

3|Page
Berbagai pengembang pengajaran berdasarkan masalah telah
memberikan model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Pengajuan pertanyaan atau masalah.
Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata autentik, menghindari
jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi
untuk situasi itu.
2) Berfokus pada keterkaitan antardisiplin.
Sebagai contoh, masalah populasi yang dimunculkan dalam pelajaran di
Teluk Chesapeake mencakup berbagai subjek akademik dan terapan
mata pelajaran seperti biologi, ekonomi, sosiologi, pariwisata dan
pemerintahan.
3) Penyelidikan autentik.
Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah,
mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan, mengumpulkan dan
menganalisa informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan),
membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan.
4) Menghasilkan produk dan memamerkannya.
Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk menghasilkan
prodik tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang
menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka
temukan.
5) Kolaborasi.
Bekerjasama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat
dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi
inquiri dan dialog untuk mengembangkan keterampilan sosial dan
keterampilan berpikir.
iii. Tujuan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
Pembelajaran berdasarkan masalah memiliki tujuan sebagai berikut:
1) Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan
keterampilan pemecahan masalah.
2) Belajar peranan orang dewasa yang autentik.

4|Page
3) Menjadi pembelajar yang mandiri.
c) Model Pembelajaran Kooperatif
i. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut Isjoni (2009: 5) Pada model Pembelajaran Kooperatif siswa
diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan
temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak
sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa. Artinya dalam pembelajaran
ini kegiatan aktif dengan pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dan mereka
bertanggung jawab atas hasil pembelajarannya.
Menurut Slavin (1985), Pembelajaran Kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok
heterogen.
ii. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif
sebagaimana dikemukakan Slavin (2008: 26-27), Yaitu:
1) Tujuan Kelompok
2) Pertanggungjawaban Individu
3) Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan
iii. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Menurut Isjoni (2007: 27-28) menyatakan bahwa pada dasarnya
cooperative learning dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga
tujuan pembelajaran penting yang dirangkum Ibrahim,et al. (2000), yaitu:
1) Hasil Belajar Akademik
2) Penerimaan terhadap perbedaan individu
3) Pengembangan ketrampilan social
C. Definisi Pendekatan Pembelajaran dan macamnya
1. Definisi Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran menurut Sanjaya (2009: 127) adalah suatu titik tolak atau
sudut pandang mengenai terjadinya proses pembelajaran secara umum berdasarkan
cakupan teoritik tertentu.

5|Page
2. Macam pendekatan pembelajaran
Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Kellen, Roy dalam bukunya yang
berjudul Effective teaching Strategis (1998) mengemukakan bahwa ada dua pendekatan
dalam kegiatan pembelajran yaitu :
a) Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student
centered approach).
Pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai objek dalalm belajar dan
kegiatan belajar bersifat klasik. Dalam pendekatan ini guru menempatkan diri
sebagai orang yang serba tahu dan sebagai satu-satunya sumber belajar.
b) Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).
Pendekatan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai objek belajar dan
kegiatan belajar bersifat modern. Pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa,
manajemen, dan pengelolaannya ditentukan oleh siswa. Pada pendektan ini siswa
memiliki kesempatan yang terbuka untuk melakukan kreativitas dan
mengembangkan potensinya melalui aktivitas secara langsung sesuai dengan minat
dan keinginannya.
Ada macam pendekatan lainnya :
a) Pendekatan Expository
Pendekatan Expository menekankan pada penyampaian informasi yang
disampaikan sumber belajar kepada warga belajar. Melalui pendekatan ini sumber
belajar dapat menyampaikan materi sampai tuntas. Pendekatan Expository lebih
tepat digunakan apabila jenis bahan belajar yang bersifat informatif yaitu berupa
konsep-konsep dan prinsip dasar yang perlu difahami warga belajar secara pasti.
b) Pendekatan Inquiry
Istilah Inquiry mempunyai kesamaan konsep dengan istilah lain seperti
Discovery.
Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inquiry,
sumber belajar menyajikan bahan tidak sampai tuntas, tetapi memberi peluang
kepada warga belajar untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan
menggunakan berbagai cara pendekatan masalah.

6|Page
c) Pendekatan Kontekstual
Merupakan proses belajar mengajar dengan pembelajaran bermakna
kegiatan-kegiatan yang melibatkan siswa secara langsung, siswa tidak dilatih untuk
menghafal, sekedar mengetahui atau memahami, tetapi siswa dilatih untuk
menemukan suatu sosusi dari permasalahan yang diberikan, hingga pemahaman
konsep sisiwa terbentuk.
D. Definisi Strategi Pembelajaran dan macamnya
1. Definisi Strategi pembelajaran
Secara umum strategi adalah alat, rencana, atau metode yang digunakan untuk
menyelesaikan suatu tugas (Beckman, 2004: 1).
Menurut Miarso (2005), strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh
pembelajaran dalam suatu sistem pembelajaran, yang berupa pedoman umum dan
kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang dijabarkan dari
pandangan falsafah dan atau teori belajar tertentu.
Suparman (2005: 167) menyatakan bahwa ada empat komponen utama strategi
pembelajaran yaitu:
a) Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan pendidik dalam
menyampaikan isi pelajaran kepada peserta didik;
b) Metode pembelajaran, yaitu cara pendidik mengorganisasikan materi pelajaran dan
peserta didik agar terjadi proses belajar secara efektif dan efisien;
c) Media pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan instruksional yang digunakan
pendidik dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran;
d) Waktu yang digunakan oleh pendidik dan peserta didik dalam menyelesaikan setiap
langkah dalam kegiatan pembelajaran.
2. Macam Strategi Pembelajaran
a) Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2006:
194)
b) Exposition-discovery learning

7|Page
Exposition-discovery learning pada dasarnya terdiri dari dua strategi yang
berbeda, yaitu strategi penyampaian atau ekspositori; dan discovery learning :
1) Strategi Pembelajaran Ekspositori
Menurut Sanjaya (2006: 177), strategi pembelajaran ekspositori adalah
strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi
secara verbal dari seorang pendidik kepada sekolompok peserta didik dengan
maksud agar peserta didik dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Strategi pembelajaran ekspositori memberikan dua keuntungan utama,
yaitu dari segi waktu dan pengawasan.
Strategi exposition „ekspositori‟ adalah strategi pembelajaran langsung
(direct instruction) dengan menyajikan materi pelajaran yang sudah jadi dan
siswa diharapkan menguasai secara penuh.
2) Strategi discovery
Dimana siswa mencari dan menemukan materi pelajaran sendiri melalui
berbagai aktivitas. Tugas guru dalam strategi discovery yaitu guru sebagai
fasilitator dan membimbing siswa dalam pembelajaran. Strategi discovery
disebut juga strategi pembelajaran tidak langsung.
c) Group-individual learning
Merupakan strategi pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran
individual. Strategi pembelajaran individual adalah perancangan aktivitas belajar
mandiri bagi siswa. Kemampuan individu menentukan tingkat kecepatan
keberhasilan penguasaan materi pembelajaran.
d) Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif merupakan model pembelajaran yang lebih banyak
melibatkan peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan
untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka
mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan kompetensinya.
E. Definisi Metode Pembelajaran dan macamnya
1. Definisi Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran menurut Sanjaya (2008: 187) adalah cara yang dapat
digunakan untuk melaksanakan strategi pembelajaran. Berdasarkan pendapat tersebut

8|Page
dapat dijelaskan bahwa metode merupakan upaya yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Uno & Mohamad (2012: 7) mengemukakan pendapatnya yaitu “Metode
pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan
fungsinya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran”.
2. Macam Metode Pembelajaran
a) Metode Karya Wisata (Out Door)
Menurut Anitah (2008: 5.29) Pembelajaran Outdoor hampir identik dengan
pembelajaran karya wisata artinya aktivitas belajar siswa dibawa ke luar kelas.
Pembelajaran ini harus direncanakan, dalikasanakan, dan dievaluasi secara sistematis
dan sistemik.
b) Metode Talking Stick
Metode pembelajaran talking stick adalah Metode pembelajaran yang
dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab
pertanyaan dari guru.
c) Metode Simulasi
Menurut Djamarah (2006:46) metode adalah suatu cara yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar,
metode diperlukan oleh guru agar penggunaanya bervariasi sesuai yang ingin dicapai
setelah pengajaran berakhir.
d) Metode Discovery Learning
Menurut Djamarah (2008: 22) Discovery Learning adalah belajar mencari dan
menemukan sendiri. Dalam sistem belajar mengajar ini guru menyajikan bahan
pelajaran yang tidak berbentuk final, tetapi anak didik diberi peluang untuk mencari
dan menemukan sendiri dengan menggunakan teknik pendekatan pemecahan
masalah.
e) Metode Diskusi
Menurut Suryosubroto (2009:167) adalah percakapan ilmiah oleh beberapa
yang tergabung dalam satu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang suatu

9|Page
masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan
kebenaran atas suatu masalah.
Menurut Wahab (2008:100) diskusi adalah suatu tugas yang benarbenar
memerlukan keahlian.
Menurut Sagala (2011:208) Diskusi adalah percakapan ilmiah yang reponsif
berisikan pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan
problematis pemunculan ide-ide dan pengujian ide-ide ataupun pendapat dilakukan
oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu yang diarahkan untuk
memperoleh pemecahan masalahnya dan untuk mencari kebenaran.
f) Metode Pembelajaran Luar Kelas
Menurut Kajawati (1995) menyatakan bahwa metode outdoor study atau
metode di luar kelas adalah metode dimana guru mengajak siswa belajar di luar kelas
untuk melihat peristiwa langsung dilapangan dengan tujuan mengakrabkan siswa
dengan lingkungannya. Melalui outdoor study lingkungan luar kelas dapat digunakan
sebagai sumber belajar.
Manfaat dari pembelajaran luar kelas yaitu :
1) Kesenangan.
2) Membangun kepercayaan diri dan harga diri.
3) Meningkatkan kesadaran sosial dan lingkunagan.
4) Mempelajari berbagai keterampilan baru.
5) Meningkatkan kesegaran dan kebugaran tubuh.
6) Meningkatkan pencapaian akademik. (Barron, P, 2009 : 8)
F. Definisi Teknik Pembelajaran dan macamnya
a. Definisi Teknik Pembelajaran
Teknik Pembelajaran adalah teknik dalam pengajaran selalu mengacu pada
pengertian implementasi perencanaan pengajaran di depan kelas, yakni penyajian
pelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas.
b. Macam – macam Teknik Pembelajaran :
1. Teknik Pembelajaran Kertas Satu Menit (One Minute Paper)
Teknik ini aslinya dikembangkan oleh spencer kagan dan diterapkan dalam
pembelajaran kooperatif. Teknik pembelajaran ini merupakan teknik yang sangat

10 | P a g e
efektif untuk mengukur kemajuan pembelajaran para mahasiswa/siswa, baik
kemajuan dalam pemahaman terhadap bahan ajar maupun kemajuan dalam
melakukan tanggapan terhadap bahan ajar.
2. Teknik Pembelajaran Butir Terjelas (ClearestPoint)
Teknik Pembelajaran Butir Terjelas adalah suatu variasi dari teknik kertas satu
menit. Dalam teknik ini, waktu yang diberikan lebih longgar (relatif lebih lama)
kepada para siswa untuk menjawab pertanyaan.
3. Teknik Pembelajaran Tanggapan Aktif (Active Respons)
Teknik Pembelajaran Tanggapan Aktif (Active Respons) mirip dengan teknik-
teknik diatas, dalam hal ini mahasiswa/siswa diminta untuk melaporkan tanggapan
mereka terhadap fase tertentu dari bahan ajar tertentu.
4. Teknik Pembelajaran Jurnal Harian (Daily Jurnal)
Teknik ini memiliki manfaat yang lebih luas dibandingkan dengan teknik
pembelajaran yang diuraikan diatas. Teknik Pembelajaran Jurnal Harian (Dialy
Jurnal) adalah suatu praktik penulisan atau pencatatan pada sebuah kertas (atau
halaman dari suatu buku jurnal) tentang kumpulan pemikiran, pemahaman, dan
penjelasan tentang sebuah gagasan atau konsep. Buku jurnal biasanya tercetak berupa
bundelan buku. Guru meminta para siswa untuk menyimpan jurnal tersebut dengan
suatu kesepakatan dan pemahaman bahwa para siswa tersebut akan bertukar pikiran
dengan guru tentang isi jurnal yang disusunnya.
Teknik pembelajaran buku jurnal mengharuskan siswa memiliki buku jurnal
untuk setiap bidang studi ataumata pelajaran sebab buku jurnal memang merupakan
sarana komunikasi individual antara setiap guru bidang studi dengan setiap individu
siswa.
5. Teknik Pembelajaran Kuis Bacaan (Reading Quiz)
Teknik Pembelajaran Kuis Bacaan (Reading Quiz) adalah Teknik yang
memungkinkan guru untuk “memaksa” siswa membaca bahan-bahan ajar beruapa
teks atau buku bacaan. Dalam teknik ini guru mengajukan sejumlah pertanyaan
dalam serangkaian kuis bacaan dengan maksud memberikan panduan terhadap siswa
tentang butir-butir penting bahan ajar yang harus diamati dan ditelaahnya secara
cermat.

11 | P a g e
6. Teknik Pembelajaran Jeda (Clarification Pauses)
Teknik ini menghadapkan siswa pada situasi mendengarkan aktif (active
listening) selama proses pembelajaran. Dalam suatu sesi ceramah, setelah guru
memaparkan butir-butir penting atau konsep kunci suatu bahan ajar, guru melakukan
jeda, memberikan waktu kepada siswa untuk melakukan pengendapan, membangun
struktur kognitifnya terkait bahan ajar yang baru saja didengarnya dari guru. Setelah
menunggu beberapa saat, guru kemudian mengajukan pertanyaan kepada setiap
siswa apakah perlu penjelasan lagi terkait bahan ajara yang baru diajarkan, atau guru
dapat berkeliling kelas melihat catatan siswa, menjawab pertanyaan-pertanyaan
siswa dan sebagainya. Para siswa yang belum bertanya pada saat awal-awal
pembelajaran dapat mengajukan pertanyaan pada saat jeda ini.
7. Teknik Pembelajaran Tanggapan Terhadap Demonstrasi (Response To A
Demonstration)
Setelah guru melaksanakan presentasi pembelajaran atau suatu kegiatan
demonstrasi, para siswa diminta untuk menuliskan suatu paragraf yang dimulai
dengan kalimat, misalnya:
“ saya pada hari ini telah belajar tentang....
“ saya mulai bertanya-tanya tentang apa itu sebenarnya....
“ saya merasa kagum terhadap....
Kegiatan ini memberikan kesempatan pada siswa untuk merefleksikan hal-hal
apa saja yangbaru dipelajari dari presentasi gurunya.
8. Teknik Pembelajaran Waktu Tunggu (Wait Time)
Ketimbang memilih siswa yang akan menjawab pertanyaan yang diajukan
guru,variasi ini memberikan waktu kepada guru untuk menunggu sebentar sebelum
siswa menjawab suatu pertanyaan. Waktu tunggu yang disediakan guru tidaklah
lama, sekitar 15 detik sampai 20 detik bergantung tingkat kesulitan bahan ajar. Suatu
hal yang sangat penting yang harus disepakati, siswa tidak boleh mengangkat
tangannya untuk menjawab pertanyaan sebelum guru mengatakan “oke”.
9. Teknik Pembelajaran Ringkasan Mahasiswa/Siswa ( Student Summary)
Teknik ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
mendengarkan secara aktif (active listening). Setelah salah satu siswa secara sukarela

12 | P a g e
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, guru meminta siswa lain untuk
membuat ringkasan atau mengemukakan butir-butir penting dari tanggapan siswa
yang menjawab pertanyaan pertama tadi.
10. Teknik Pembelajaran Pertanyaan Kuis / Tes (Quiz/Test Question)
Dalam teknik pembelajaran ini siswa diminta secara aktif terlibat dalam
menciptakan kuis dan bahan-bahan tes yang akan digunakan guru,baik sebagian atau
seluruhnya, yang akan digunakan sebagai bahan ulangan nantinya, bergantung pada
keinginan guru. Pertanyaan kuis itu dituliskan dalam sehelai kertas , maksimal dua
pertanyaan saja pada setiap siswa.
G. Membedakan Model, Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik
• Model adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru di kelas.
• Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi,menginsipi rasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
• Strategi adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien .
• Teknik adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung.
H. Prinsip Pembelajaran Student Centered Learning dan PAKEM
• Prinsip Student Centered Learning
Student Centered Learning juga didefinisikan sebagai salah satu cara belajar yang
membuat mahasiswa menjadi bagian penting atau bagian utama atau berpengaruh pada
isi dari materi, kegiatan, dan materi itu sendiri serta kecepatan berpengaruh dalam belajar.
Melalui metode pembelajaran ini, mahasiswa mengambil peran utama atau menjadi pusat
dalam proses pembelajaran, maka apapun yang bersangkutan dengan materi
pembelajaran mahasiswa harus mandiri dalam mencari sumber – sumber dan referensi
belajar dengan bimbingan dari dosen. Maka dosen tersebut dapat disebut juga fasilitator
yang berperan untuk memfasilitasi apa yang telah mahasiswa cari.
• Prinsip PAKEM
PAKEM adalah model pembelajaran yang bertumpu pada 4 prinsip yaitu aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan. Aktif maksudnya bahwa dalam proses pembelajaran
guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa, sehingga siswa aktif bertanya,

13 | P a g e
mempertanyakan dan mengemukakan pendapat atau gagasan. Kreatif dimaksudkan agar
guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam, sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa. Efektif dapat diartikan memanfaatkan waktu yang ada. Efektif dapat
diartikan memanfaatkan waktu yang ada.
Prinsip dalam Pembelajaran PAKEM :
1. Peran aktif siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi kreatif yang
mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
2. Dalam hal ini, seorang guru harus mampu memanfaatkan modalitas belajar yang
dimiliki siswa baik visual, auditorial dan kinestetik, agar pembelajaran dapat
optimal dan siswa ikut aktif terlibat lansung dalam pembelajaran.
3. Pembelajaran tidak monoton dan penuh kreativitas.
4. Dalam proses pembelajaran harus sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang
telah dirancang.
5. Pembelajaran yang menyenangkan dapat dilihat dari penampilan guru yang
menarik, suasana belajar yang aktif, kaya dengan metode belajar, desain kelas yang
tidak membosankan, sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada
waktu belajar dan waktu curah perhatian siswa terhadap pembelajaran menjadi
tinggi.
I. Prinsip Pembelajaran Bermakna (meaningful scientific, constructivist)
Pembelajaran bermakna merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh guru dalam proses
pembelajaran agar peserta belajar mampu menyerap materi ajar secara lebih bermakna, atau
dengan kata lain pembelajaran bermakna merupakan suatu upaya yang dilakukan pengajar
untuk menjamin terjadinya belajar bermakna bagi peserta belajar. Dengan demikian istilah
pembelajaran bermakna sangat berkaitan erat dengan belajar bermakna. Oleh karena itu untuk
mengkaji tentang pembelajaran bermakna, maka perlu dikaji terlebih dahulu tentang belajar
bermakna.
• Pembelajaran Bermakna Saintifik (meaningfull scientific)
Pembelajaran bermakna saintifik (meaningfull scientific) adalah proses
pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik, yaitu melalui langkah-langkah:
mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.
Prinsipnya pembelajaran saintifik ini adalah sebagai berikut :

14 | P a g e
1. Memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen,
mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi dan menguji
hipotesis.
2. Proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip,
atau kriteria.
3. Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat
dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan,
legenda, atau dongeng semata.
4. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik
terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir logis.
5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan tepat
dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan
substansi atau materi pembelajaran.
6. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam
melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain dari substansi atau
materi pembelajaran.
7. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi
atau materi pembelajaran.
8. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung -
jawabkan.
• Pembelajaran Bermakna Kontruktivis (meaningfull constructivist)
Pembelajaran bermakna kontruktivis (meaningfull contructivist) adalah model
pembelajaran yang berorientasi pada suatu pendekatan yang memberi peluang terjadinya
proses aktif peserta bclajar mengkontruksi atau membangun sendiri pengetahuannya,
memanfaatkan sumber belajar secara beragam, dan memberi peluang peserta belajar
untuk berkolaborasi dcngan yang lain.
Prinsip Pembelajaran bermakna kontruktivis (meaningfull constructivist), antara
lain sebagai berikut :
1. Pengetahuan dibangun oleh mahasiswa sendiri baik secara personal maupun sosial.

15 | P a g e
2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari pembelajar kepada pebelajar.
3. Pebelajar aktif mengkostruksi terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan
konsep menuju konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah.
4. Pembelajar sekedar memhantu pebelajar dengan menyediakan sarana dan situasi
agar proses konstruksi pebelajar berlangsung secara efektif dan efisien.
J. Daftar Pustaka
1. Siti Nur Rohmah. 2021. Strategi Pembelajaran Matematika. Tersedia di
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=wRExEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR1
&dq=macam+strategi+pembelajaran+matematika&ots=T0BPgKPD5F&sig=SAXqoidw
EzxR4tBQrqgRHaW3WHE&redir_esc=y#v=onepage&q=macam%20strategi%20pemb
elajaran%20matematika&f=false
2. Abdullah. PENDEKATAN DAN MODEL PEMBELAJARAN YANG
MENGAKTIFKAN SISWA. Edureligia | Vol. 01 No. 01 Tahun 2017. Tersedia di
file:///C:/Users/User/Downloads/45-83-1-SM.pdf
3. Muhamad Afandi, S.Pd., M.Pd Evi Chamalah, S.Pd., M.Pd Oktarina Puspita Wardani,
S.Pd., M.Pd. 2013. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN DI SEKOLAH.
Tersedia di
file:///C:/Users/User/Downloads/9230susun_ISI_DAN_DAFTAR_PUSTAKA_BUKU_
MODEL_edit_.pdf
4. Dr. Wahyudin Nur Nasution, M.Ag. 2017. STRATEGI PEMBELAJARAN. Tersedia di
file:///C:/Users/User/Downloads/1.%20Strategi%20Pembelajaran.pdf
5. Nurhidayati, M. Hum. METODE PEMBELAJARAN INTERAKTIF. “Seminar Metode
Pembelajaran” bekerjasama dengan mahasiswa KKN-PPL UNY tahun 2011 di SMP N 2
Depok 1. Tersedia di file:///C:/Users/User/Downloads/ppm-metode-pembelajaran-fix.pdf
6. Ukti Lutvaidah. PENGARUH METODE DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
TERHADAP PENGUASAAN KONSEP MATEMATIKA. Jurnal Formatif 5(3): 279-
285, 2015. Tersedia di file:///C:/Users/User/Downloads/653-1849-1-PB.pdf
7. Indrasta Wahyu. Belajar dan Pendekatan Pembelajaran. Tersedia di
file:///C:/Users/User/Downloads/BELAJAR_DAN_PENDEKATAN_PEMBELAJARA
N-with-cover-page-v2.pdf

16 | P a g e
8. Akhmad Sudrajat. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model
Pembelajaran. Tersedia di file:///C:/Users/User/Downloads/Pengertian_Pendekatanx-
with-cover-page-v2.pdf
9. Kardi dan Nur, Pengantar pada Pembelajaran dan Pengelolaan Kelas, (Surabaya; Uni
Press, 2003),hal 9. Tersedia di file:///C:/Users/User/Downloads/bab%202.pdf
10. Prof. Dr. Sri Anitah W. Strategi Pembelajaran. Tersedia di
file:///C:/Users/User/Downloads/PBIN4301-M1.pdf
11. Sapuadi. 2019. Strategi Pembelajaran. Tersedia di file:///C:/Users/User/Downloads/E-
book%20Strategi%20Pembelajaran.pdf
12. Mutahir. 2018. TEKNIK PEMBELAJARAN.
http://repository.unisda.ac.id/455/1/6.%20Teknik%20Pembelajaran%20Mutahir%20Sol
usi%20Pembelajaran%20K-13.pdf
13. STAINKUDUS. 2017. BAB II LANDASAN TEORITIS.
http://eprints.stainkudus.ac.id/203/5/5.%20BAB%20II.pdf
14. Lestari, Barkah dan Mustofa. 2009. MEDIA PEMBELAJARAN MATA KULIAH
PERENCANAAN PEMBELAJARAN EKONOMI.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318131/pendidikan/PERENCANAAN+PEMBELA
JARAN+EKONOMI.pdf
15. UPI. 2001. Pengertian Pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik dan.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/19540402198011200
1-IHAT_HATIMAH/Pengertian_Pendekatan,_strategi,_metode,_teknik,_taktik_dan.pdf
16. Wardani, Ni Putu. 2016. KONSEP PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED
LEARNING DI PERGURUAN TINGGI.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/09e48d77d10d4d5fadd60dce65c
ef048.pdf
17. LATIF, ABDUL. 2014. BAB II KAJIAN TEORI.
http://digilib.uinsby.ac.id/595/5/Bab%202.pdf
18. Muhtadi, Ali. 2008. PENDEKATAN CONTRUCTIVIST LEARNING CYCLE UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN LEBIH BERMAKNA PADA
MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN.

17 | P a g e
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132280878/penelitian/7.+Pendekatan+construktivist+le
arning+cycle+untuk+meningkatkan+kualitas+pembelajaran+bermakna.pdf
19. Harjanti, Maulina Hadrina. 2021. PEMBELAJARAN BERMAKNA (MEANINGFUL
LEARNING) PADA KURIKULUM 2013. pada-kurikulum-mulida-hadrina-harjanti-
abstrak
20. Muhtadi, Ali. 2006. PENDEKATAN CONTRUCTJV/ST LEARNING CYCLE UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN LEBIH BERMAKNA PADA MA
TA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN.
https://media.neliti.com/media/publications/219952-none.pdf

18 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai