Anda di halaman 1dari 9

Pengertian model pembelajaran

• Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar


yang meliputi segala aspek sebelum, sedang, dan sesudah
pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait
yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses
belajar mengajar.
Pengertian model pembelajaran menurut para
ahli
• Arends (dalam Suprijono, 2013: 46) model pembelajaran mengacu pada
pendekatan yang digunakan termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran,
tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan
pengelolaan kelas.
• Menurut Joice&Weil (dalam Isjoni, 2013: 50) model pembelajaran adalah suatu
pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan
untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk
kepada pengajar di kelasnya.
• Istarani (2011: 1) model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi
ajaryang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang
dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung
atau tidak langsung dalam proses belajar
Macam-macam model pembelajaran
   A. MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG
1.      Pengertian Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang lebih berpusat pada guru dan
lebih mengutamakan strategi pembelajaran efektif guna memperluas informasi materi ajar.
2.      Macam-Macam Pembelajaran Langsung
Adapun macam-macam pembelajaran langsung antara lain :
a. Ceramah, merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seorang kepada
sejumlah pendenga
b. Praktek dan latihan, merupakan suatu teknik untuk membantu siswa agar dapat menghitung
dengan cepat yaitu dengan banyak latihan dan mengerjakan soal.
c.   Demonstrasi, merupakan suatu cara penyampaian informasi yang mirip dengan ceramah hanya
saja frekuensi pembicara/guru lebih sedikit dan siswa lebih banyak dilibatkan.
d.   Questioner
3.      Ciri-Ciri pada Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung mempunyai ciri-ciri, antara lain :
a. Proses pembelajaran didominasi oleh keaktifan guru.
b. Suasana kelas ditentukan oleh guru sebagai perancang kondisi.
c. Lebih mengutamakan keluasan materi ajar daripada proses
terjadinya pembelajaran.
d. Materi ajar bersumber dari guru.
B.       MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1.      Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak­tidaknya tiga tujuan penting pembelajaran,

yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial (Ibrahim,

dkk, 2000:7). Menurut Slavin (1997), pembelajaran kooperatif, merupakan model pembelajaran dengan siswa

bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen. Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning

mengacu pada model pengajaran, siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar

(Nur dan Wikandari, 2000:25). Eggen dan Kauchak (1993: 319) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai

sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa saling membantu dalam mempelajari sesuatu.

2.      Macam-Macam Model Pembelajaran Kooperatif


Ada 4 macam model pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh Arends (2001), yaitu;
a.Student Teams Achievement Division (STAD)
b.Group Investigation
c.Jigsaw
d.Structural Approach
3.          Ciri-Ciri dan Tahapan pada Model Kooperatif
Menurut Arends (1997: 111), pembelajaran yang menggunakan model kooperatif memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan materi belajar,
kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah,
jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-
beda,
penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.
Pembelajaran kooperatif dilaksanakan mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut (Ibrahim,
M., dkk., 2000: 10)
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan perlengkapan pembelajaran.
b. Menyampaikan informasi.
c. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
d. Membantu siswa belajar dan bekerja dalam kelompok.
e. Evaluasi atau memberikan umpan balik.
f. Memberikan penghargaan.
C.      MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH
1.      Pengertian Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran
proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang
sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan
sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks
(Ratumanan, 2002 : 123).
2. Macam-Macam Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Macam-macam pembelajaran berdasarkan masalah Menurut Arends (1997), antara lain :
a. Pembelajaran berdasarkan proyek (project-based instruction), pendekatan pembelajaran yang
memperkenankan siswa untuk bekerja mandiri dalam mengkonstruk pembelajarannya.
b. pembelajaran berdasarkan pengalaman (experience-based instruction), pendekatan
pembelajaran yang memperkenankan siswa melakukan percobaan guna mendapatkan
kesimpulan yang benar dan nyata.
c. Belajar otentik (authentic learning), pendekatan pengajaran yang memperkenankan siswa
mengembangkan ketrampilan berpikir dan memecahkan masalah yang penting dalam konsteks
kehidupan nyata.
d. Pembelajaran bermakna (anchored instruction), pendekatan pembelajaran yang mengikuti
metodologi sains dan memberi kesempatan untuk pembelajaran bermakna.
3.      Ciri-Ciri dan Tahapan pada Pembelajaran Berdasarkan Masalah
ciri-ciri dari model pembelajaran berdasarkan masalah menurut Arends (2001 : 349), antara lain :
a. Pengajuan pertanyaan atau masalah.
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
c. Penyelidikan autentik. Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan
penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka
harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat
ramalan, mengumpul dan menganalisa informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan),
membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan.
d. Menghasilkan produk dan memamerkannya.
e. Kolaborasi. Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu
dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerja
sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks
dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan
keterampilan sosial dan ketrampilan berfikir.

Anda mungkin juga menyukai