Anda di halaman 1dari 16

BAHAN AJAR

MATA PELATIHAN
HUBUNGAN KELEMBAGAAN

PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR


ANGKATAN I REGULER
TAHUN 2021

DISUSUN OLEH :
ARDILES NUR, S.STP, M.Si.
WIDYAISWARA AHLI MADYA

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI BENGKULU
2021
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Deskripsi Singkat
C. Hasil Belajar
D. Indikator Hasil Belajar
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
BAB II KONSEP KERJASAMA KELEMBAGAAN SESUAI DENGAN ASAS
PEMERINTAHAN
A. Pengertian Kerjasama Antar Lembaga
B. Pengertian Kerjasama Daerah
C. Bentuk Kerjasama Daerah
BAB III LEMBAGA-LEMBAGA YANG TERKAIT DENGAN TUGAS POKOK ORGANISASI
A. Dasar Hukum Kelembagaan, Organisasi dan Koordinasi
B. Bentuk Lembaga
C. Fungsi dan Peran Kelembagaan
BAB IV POTENSI KEWENANGAN YANG DAPAT DIKERJASAMAKAN
A. Pembinaan dan Pengawasan
B. Asosiasi Daerah
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pejabat administrator wajib memiliki kompetensi sebagai bentuk akuntabilitas
jabatannya dalam mendukung terwujudnya world class bureaucracy. Kompetensi
merupakan serangkaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku seorang yang
dapat diamati, diukur dan dikembangkan dalam melaksanakan tugasnya. Kompetensi
seorang pejabat administrator meliputi standar kompetensi manajerial jabatan
administrator sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri PAN & RB Nomor 38
Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Aparatur Sipil Negara, serta standar
kompetensi pemerintahan untuk administrator sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 108 Tahun 2017 tentang Kompetensi Pemerintahan.
Pelatihan Kepemimpinan Administrator bertujuan untuk mengembangkan
penguasaan secara terintegrasi antara kompetensi manajerial dan kompetensi
pemerintahan sehingga diharapkan dapat mewujudkan pejabat administrator yang
memiliki kriteria kepemimpinan manajemen kinerja dengan kemampuan :
1. Membangun karakter dan sikap perilaku kepemimpinan Pancasila yang
berintegritas, menjunjung tinggi etika birokrasi yang berwawasan kebangsaan,
serta bertanggung jawab dalam mempimpin seluruh kegiatan pelayanan publik di
unit instansinya sebagai bentuk kemampuan kepemimpinan Pancasila dan
Nasionalisme.
2. Mengaktualisasikan kepemimpinan kinerja dan manajemen kinerja sesuai dengan
bidang tugasnya dengan melakukan inovasi, kolaborasi, dan mengoptimalkan
seluruh potensi sumber daya internal dan eksternal dalam rangka peningkatan
kinerja organisasi serta administrasi pemerintahan dan pembangunan di unit
instansinya.
Agenda Kepemimpinan Pancasila dan Nasionalisme, Agenda Kepemimpinan
Kinerja, Agenda Manajemen Kinerja, dan Agenda Aktualisasi Kepemimpinan
merupakan kurikulum pembelajaran dalam Pelatihan Kepemimpinan Administrator
untuk mencapai kompetensi kepemimpinan manajemen kinerja. Agenda pembelajaran
manajemen kinerja membekali pejabat administrator dengan kemampuan manajemen
kinerja organisasi dalam menjalin hubungan kelembagaan yang didukung oleh
manajemen resiko dan akuntabilitas kinerja sesuai standar kinerja pelayanan dan
manajemen penganggaran dalam melaksanakan memimpin pelaksanaan pelayanan
publik dengan memanfaatkan teknologi informasi sehingga pelaksanaan kinerja
organisasi berjalan dengan optimal.
Hubungan Kelembagaan merupakan mata pelatihan dalam agenda
pembelajaran manajemen kinerja bersama dengan Akuntabilitas Kinerja, Organisasi
Digital, Manajemen Kinerja, Standar Kinerja Pelayanan, Manajemen Penganggaran,
dan Manajemen Risiko.
B. Deskripsi Singkat
Mata pelatihan hubungan kelembagaan membekali Peserta dengan
kemampuan memahami konsep kerjasama kelembagaan, menyusun peta jejaring kerja
sama antar unit organisasi/lembaga, dan menganalisis potensi kewenangan dalam
pelayanan publik dapat dikerjasamakan.
C. Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran mata pelatihan hubungan kelembagaan,
Peserta diharapkan mampu memahami konsep kerjasama kelembagaan sesuai dengan
asas pemerintahan, menyusun peta jejaring kerja sama antar unit organisasi/lembaga,
dan menganalisis potensi kewenangan dalam pengendalian pelayanan publik dapat
dikerjasamakan.
D. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran mata pelatihan hubungan kelembagaan,
Peserta dapat :
1. Menjelaskan konsep kerjasama kelembagaan sesuai dengan asas pemerintahan.
2. Mengidentifikasi lembaga-lembaga yang terkait dengan tugas pokok organisasi.
3. Menganalisis potensi kewenangan yang dapat dikerjasamakan.
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
Materi pokok dan sub materi pokok dalam mata pelatihan hubungan
kelembagaan, terdiri atas :
1. Konsep kerjasama kelembagaan sesuai dengan asas pemerintahan
a. Pengertian Kerjasama Antar Lembaga
b. Pengertian Kerjasama Daerah
c. Bentuk Kerjasama Daerah
2. Lembaga-lembaga yang terkait dengan tugas pokok organisasi
a. Dasar Hukum Kelembagaan, Organisasi dan Koordinasi
b. Bentuk Lembaga
c. Fungsi dan Peran Kelembagaan
3. Potensi kewenangan yang dapat dikerjasamakan
a. Pembinaan dan Pengawasan
b. Asosiasi Daerah
BAB II
KONSEP KERJASAMA KELEMBAGAAN SESUAI DENGAN ASAS PEMERINTAHAN

A. Indikator Keberhasilan
Setelah menerima materi ini, Peserta diharapkan mampu memahami
pengertian Kerjasama Antar Lembaga, Pengertian Kerjasama Daerah, dan Bentuk
Kerjasama Daerah.
B. Uraian
1. Pengertian Kerjasama Antar Lembaga
Literatur terpublikasi mengenai kerjasama antar lembaga mengungkap
adanya pengaruh positif antara variabel pembentuk kerjasama antarlembaga dan
outcomes yang diharapkan (Jennings, 1994; Jennings, 1998; Chaudry et al., 2000;
Polivka et al. 2001; Ervin, 2004; Stephenson, 2005; dan Selden, 2006).
Studi yang terkait dengan kerja sama antar lembaga yang dilakukan oleh
Cavaye (1995); Polivka, et al. (2001); Schumaker (2002); Sadao dan Robinson (2002);
Johson et al. (2003); Maldonado, Benson dan Gam (2003); dan Ervin (2004)
mengarah pada 4 faktor situasional yang diindikasi berpengaruh terhadap
keefektifan kerja sama antar lembaga :
a. leadership, (Kepemimpinan): Leadership berperan penting dalam kesuksesan
organisasi. Seorang pemimpin organisasi dapat menciptakan image yang positif
terkait dengan respons terhadap suatu kondisi yang dinilai kritis.
b. communication, (komunikasi): Komunikasi yang terbuka merupakan faktor yang
sangat penting dalam kesuksesan koordinasi interagency. Kemampuan
berkomunikasi akan meningkatk an produktivitas baik individu maupun
organisasi.
c. trust, (Kepercayaan): kepercayaan sangat penting untuk hubungan yang
melibatkan beberapa pihak termasuk bagi keefektifan kerjasama
interorganisasional dalam situasi emergensi.
d. commitment (komitmen): kepercayaan dan komitmen sebagai faktor yang
berpengaruh terhadap kesuksessan hubungan interorganisasional. Komunikasi,
kepercayaan dan komitmen se bagai faktor situasional mempunyai hubungan
yang positif terhadap proses kerjasama.
2. Pengertian Kerjasama Daerah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2018 tentang
Kerja Sama Daerah, bahwa kerja sama daerah adalah usaha bersama antar satu
daerah dan daerah lain, antara daerah dan pihak ketiga dan/atau antara daerah dan
lembaga atau pemerintah daerah di luar negeri yang didasarkan pada
pertimbangan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik serta saling
menguntungkan
3. Bentuk Kerjasama Daerah
a. Kerja sama Daerah dengan Daerah Lain (KSDD)
Adalah usaha bersama yang dilakukan oleh daerah dengan daerah lain
dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah untuk kesejahteraan masyarakat dan percepatan
pemenuhan pelayanan publik.
Dalam pelaksanaan KSDD, daerah diwakili Gubernur atau
Bupati/Walikota yang bertindak untuk dan atas nama daerah. Gubernur atau
Bupati/Walikota dapat memberikan kuasa kepada Pejabat di lingkungan
perangkat daerah untuk menanda tangani perjanjian kerjasama. Pejabat di
lingkungan perangkat daerah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
KSDD dikategorikan menjadi 2 kerjasama, yaitu :
1) Kerjasama Wajib, dilaksanakan oleh 2 atau lebih daerah yang berbatasan
untuk penyelenggaraan urusan pemerintahan yang memiliki eksternalitas
lintas daerah dan penyediaan layanan publik yang lebih efisien jika dikelola
bersama.
2) Kerjasama Sukarela, dilaksanakan oleh 2 atau lebih daerah yang berbatasan
atau tidak berbatasan untuk penyelenggaraan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah namun dipandang lebih efektif dan efisien jika
dilaksanakan dengan bekerjasama.
b. Kerja Sama Daerah dengan Pihak Ketiga (KSDPK)
Adalah usaha bersama yang dilakukan oleh daerah dengan pihak ketiga
dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
percepatan pemenuhan pelayanan publik.
Dalam pelaksanaan KSDPK, daerah diwakili oleh Gubernur atau
Bupati/Walikota yang bertindak untuk dan atas nama daerah.
Pihak ketiga yang dapat menjadi mitra dalam KSDPK terdiri atas :
1) Perseorangan.
2) Badan Usaha yang berbadan hokum sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3) Organisasi kemasyarakatan baik yang berbadan hukum maupun tidak
berbadan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Kerja sama Daerah dengan Pemerintah Daerah di Luar Negeri (KSDPL)
Adalah usaha bersama yang dilakukan oleh daerah dengan pemerintah
daerah di luar negeri dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintah yang
menjadi kewenangan daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan percepatan pemenuhan pelayanan publik.
Dalam pelaksanaan KSDPL dan KSDLL, daerah diwakili oleh Gubernur
atau Bupati/Walikota yang bertindak untuk dan atas nama daerah.
Objek KSDPL dan KSDLL terdiri atas :
1) Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2) Pertukaran budaya.
3) Peningkatan kemampuan teknis dan manajemen pemerintahan.
4) Promosi potensi daerah.
5) Objek kerja sama lainnya yang tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
KSDPL terdiri atas :
1) Kerja sama Provinsi kembar/bersaudara.
2) Kerja sama Kabupaten/Kota kembar/bersaudara.
3) Kerja sama lainnya.
Tahapan kerja sama luar negeri dimulai dengan adanya prakarsa.
Prakarsa KSDPL dapat berasal dari
1) Pemerintah Daerah.
2) Pemerintah Daerah di Luar Negeri.
3) Pemerintah Daerah di Luar Negeri melalui Menteri dan/atau Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hubungan luar negeri.
d. Kerja Sama Daerah dengan Lembaga di Luar Negeri (KSDLL)
Adalah usaha bersama yang dilakukan oleh daerah dengan lembaga di
luar negeri dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
KSDLL diselenggarakan :
1) Atas dasar penerusan kerja sama Pemerintah Pusat.
2) Dalam bentuk kerja sama lainnya berdasarkan persetujuan Pemerintah
Pusat.
Berdasarkan prakarsa, kepala daerah melakukan penjajakan untuk
mengetahui peluang dan manfaat kerja sama bagi kepentingan daerah dan
kepentingan nasional. Dalam hal hasil penjajakan dapat ditindaklanjuti
dengan pernyataan kehendak kerjasama, kepala daerah melakukan koordinasi
dan konsultasi dengan Menteri dan Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hubungan luar negeri sebelum dilakukan
penandatanganan pernyataan kehendak kerja sama. Pernyataan kehendak
kerjasama sebagaimana dimaksud ditindaklanjuti dengan penyusunan rencana
KSDPL atau KSDLL.
C. Latihan
Untuk dapat lebih memahami mengenai Konsep Kerjasama Kelembagaan
Sesuai dengan Asas Pemerintahan, silahkan Saudara menjawab pertanyaan sebagai
berikut :
1. Analisa dan bandingkan antar masing-masing konsep kerjasama dan beri contoh
dari masing-masing kerjasama yang dilakukan baik antar lembaga maupun antar
pemerintah daerah !
2. Pola sikap dan tindakan apa yang diperlukan untuk dapat membangun kerjasama
yang baik antar lembaga maupun antar daerah ?
D. Rangkuman
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2018 tentang Kerja
Sama Daerah, bahwa kerja sama daerah adalah usaha bersama antar satu daerah dan
daerah lain, antara daerah dan pihak ketiga dan/atau antara daerah dan lembaga atau
pemerintah daerah di luar negeri yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan
efektivitas pelayanan publik serta saling menguntungkan.
BAB III
LEMBAGA-LEMBAGA YANG TERKAIT DENGAN TUGAS POKOK ORGANISASI

A. Indikator Keberhasilan
Setelah menerima materi ini, Peserta diharapkan mampu memahami Dasar
Hukum Kelembagaan, Organisasi dan Koordinasi, Bentuk Lembaga, Fungsi dan Peran
Kelembagaan.
B. Uraian
1. Dasar Hukum Kelembagaan, Organisasi dan Koordinasi
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD
NRI) Tahun 1945 menyebutkan bahwa “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan
yang berbentuk Republik,” prinsip negara kesatuan ialah pemegang tampuk
kekuasaan tertinggi atas segenap urusan negara adalah pemerintah pusat tanpa ada
suatu delegasi atau pelimpahan kekuasaan kepada pemerintah daerah.
Pada Negara Kesatuan Republik Indonesia, Presiden merupakan pemegang
kekuasaan tertinggi negara. Oleh karena itu, provinsi, kabupaten dan kota sebagai
daerah otonom harus tunduk pada aturan negara dan semua kewenangan
pemerintahan daerah bertanggung jawab kepada Presiden.
Pemerintahan daerah merupakan bagian penting yang tak terpisahkan dari
fungsi penyelenggara negara sebagai amanat dari undang-undang, yaitu adanya
pembagian kewenangan dalam menyelengarakan pemerintahan dari pemerinah
pusat kepada pemerintah daerah. Dalam hal pembagian kekuasaan terhadap
daerahnya digunakanlah suatu asas yang dinamakan asas otonomi sesuai dengan
yang diatur dalam Pasal 18 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Dalam sistem hukum Indonesia juga diatur mengenai kelembagaan,
organisasi dan koordinasi dan koordinasi aturan hukumnya tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
2. Bentuk Lembaga
Struktur organisasi atau kelembagaan diartikan sebagai bagaimana suatu
pekerjaan dibagi, dikelompokkan atau dikoordinasi secara formal. Ada 4 elemen
kunci yang perlu diperhatikan ketika hendak mendesain struktur organisasi atau
kelembagaan, yaitu :
a. Pembagian dan pengelompokan tugas. Sejauh mana tugas-tugas dari masing-
masing organisasi atau lembaga didefinisikan.
b. Departementalisasi. Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan
secara bersama-sama, dapat berupa proses, produk, geografi dan pelanggan.
c. Hirarki. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak
organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab
kepada siapa.
d. Koordinasi. Mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan
terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Kemudian bagaimana
hubungan antar lembaga yang berada di struktur organisasi.
3. Fungsi dan Peran Kelembagaan
Fungsi kelembagaan adalah menyederhanakan suatu proses dengan
memberikan pembagian tugas yang jelas bagi setiap elemen yang dapat
mendorong suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Organisasi adalah suatu
kerja sama sekelompok orang atau badan untuk mencapai tujuan bersama. Fungsi
organisasi adalah membuat suatu kegiatan atau proses menjadi efektif dan efisien
dengan mengatur aktivitas dan kerja sama yang dilakukan oleh masing-masing
orang/lembaga.
C. Latihan
Untuk dapat lebih memahami mengenai lembaga-lembaga yang terkait dengan
tugas pokok organisasi, silahkan Saudara menjawab pertanyaan sebagai berikut
1. Sebutkan dasar hukum kelembagaan, organisasi dan koordinasi !
2. Coba Saudara jelaskan tentang 4 elemen kunci yang perlu diperhatikan ketika
hendak mendesain struktur organisasi atau kelembagaan !
D. Rangkuman
Fungsi kelembagaan adalah menyederhanakan suatu proses dengan
memberikan pembagian tugas yang jelas bagi setiap elemen yang dapat mendorong
suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Organisasi adalah suatu kerja sama
sekelompok orang atau badan untuk mencapai tujuan bersama. Fungsi organisasi
adalah membuat suatu kegiatan atau proses menjadi efektif dan efisien dengan
mengatur aktivitas dan kerja sama yang dilakukan oleh masing-masing orang/lembaga.
BAB IV
POTENSI KEWENANGAN DAPAT DIKERJASAMAKAN

A. Indikator Keberhasilan
Setelah menerima materi ini, Peserta diharapkan mampu memahami
Pembinaan dan Pengawasan, Asosiasi Daerah.
B. Uraian
1. Pembinaan dan Pengawasan
Secara umum Peraturan Pemerintah mengatur mengenai penyelenggaraan
kerja sama daerah dengan daerah lain, kerja sama dengan pihak ketiga dan kerja
sama daerah dengan pemerintah daerah atau lembaga di luar negeri serta
pembinaan dan pengawasan kerja sama daerah.
Pembinaan kerja sama dilakukan berjenjang dari pemerintah pusat,
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Sedangkan pembinaan dan pengawasan
kerja sama antar perangkat daerah dilakukan oleh Kepala Daerah. Pembinaan dan
pengawasan kerja sama daerah Kabupaten/Kota dalam 1 daerah Provinsi secara
umum dan teknis dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.
Pelaksanaan dan pengawasan tersebut dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Pembinaan dan pengawasan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 12
Tahun 2017 menjelaskan tugas pembinaan dan pengawasan umum yang terdiri
atas :
a. Pembagian urusan pemerintahan
b. Kelembagaan daerah
c. Kepegawaian pada perangkat daerah
d. Keuangan daerah
e. Pembangunan daerah
f. Pelayanan public di daerah
g. Kerja sama daerah
h. Kebijakan daerah
i. Kepala daerah dan DPRD
j. Bentuk pembinaan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
2. Asosiasi Daerah
Asosiasi dalam kerja sama daerah merupakan proses interaksi yang
mendasari terbentuknya lembaga-lembaga sosial antar pemerintah daerah. Daerah
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2018 tentang Kerja sama Daerah,
pemerintahan daerah dapat membentuk asosiasi untuk mendukung kerja sama
daerah. Pembentukan asosiasi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pembentukan asosiasi dimaksudkan untuk membangun usaha bersama
antara daerah dan daerah lain, antara daerah dan pihak ketiga dan/atau antara
daerah dan lembaga atau pemerintah daerah di luar negeri yang didasarkan pada
pertimbangan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik serta saling
menguntungkan. Adapun asosiasi daerah yang telah terbentuk antara lain adalah :
a. Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia.
b. Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia.
c. Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia.
C. Latihan
Untuk dapat lebih memahami mengenai potensi kewenangan yang dapat
dikerjasamakan, silahkan Saudara menjawab pertanyaan sebagai berikut :
1. Mengapa pembinaan dan pengawasan perlu terus dilakukan dan dilaksanakan
secara berjenjang ?
2. Coba Saudara sebutkan beberapa asosiasi daerah yang telah terbentuk dan berikan
penjelasan mengenai peran dan manfaat asosiasi tersebut !
D. Rangkuman
Pembinaan kerja sama dilakukan berjenjang dari pemerintah pusat, pemerintah
provinsi dan kabupaten/kota. Sedangkan pembinaan dan pengawasan kerja sama
antar perangkat daerah dilakukan oleh Kepala Daerah. Pembinaan dan pengawasan
kerja sama daerah Kabupaten/Kota dalam 1 daerah Provinsi secara umum dan teknis
dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat. Pelaksanaan dan
pengawasan tersebut dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BAB V
PENUTUP

Pejabat administrator mempunyai tugas memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan


pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan yang sudah
direncanakan dengan baik sesuai standar operasional prosedur bagi keberlangsungan unit
organisasi. Pejabat administrator juga harus menjamin terselenggaranya peningkatan
kinerja secara berkesinambungan yang dilakukan pejabat pengawas dan pejabat
pelaksana dalam memberikan pelayanan publik.
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Pemerintahan Daerah

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2018 tentang Kerja Sama Daerah

Anda mungkin juga menyukai