Anda di halaman 1dari 36

i

Hak Cipta © pada:


Lembaga Administrasi Negara
Edisi Tahun 2023

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Jl. Veteran No. 10 Jakarta Pusat 10110

Pedoman Coaching, Mentoring, & Evaluasi Aktualisasi
Pelatihan Struktural Kepemimpinan

TIM PENGARAH SUBSTANSI:
1. Dr. Muhammad Taufiq, DEA.
2. Dr. Tr. Erna Irawati, S.Sos., M.Pol.Adm.


PENULIS MODUL:
Rizky Fitria, SE., MSE., M.Ec.
Siti Zakiyah, S.Si., MSE., MA


REVIEWER: Dr. Muhammad Taufiq, DEA.
EDITOR: Dr. Tr. Erna Irawati, S.Sos., M.Pol.Adm.
COVER: Anton Sri Pambudi, SAP., M.Si.


Jakarta – LAN – 2023

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan


Yang Maha Esa, atas perkenan-NYA penyusunan Pedoman Coaching dan
Mentoring Pelatihan Struktural Kepemimpinan dapat diselesaikan sesuai
dengan target waktu yang ditetapkan.
Pedoman ini bertujuan untuk menjadi acuan yang standar dalam
kegiatan coaching dan mentoring di penyelenggaraan pelatihan, sehingga
dapat memberikan hasil yang optimal dalam hal penyelesaian produk
aktualisasi kepemimpinan dan pengambangan potensi diri peserta. Pedoman
Coaching dan Mentoring memberikan penjelasan mengenai pengertian,
tujuan, dan unsur-unsur yang terlibat sesuai dengan peran masing-masing
dengan mengacu kepada beberapa kebijakan yang terkait.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
tinggi kepada tim yang terlibat dalam penyusunan Pedoman ini. Semoga
Pedoman Coaching dan Mentoring ini dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya dan dapat membantu Penyelenggaran Pelatihan Struktural
Kepemimpinan dalam pelaksanaan kegiatan coaching dan mentoring secara
baik. Kami menyadari bahwa Pedoman ini masih belum sempurna, karena
itu saran dan masukan dari pembaca dan penyelenggara pelatihan sangat
kami harapkan.

Deputi Bidang Kebijakan


Pengembangan Kompetensi ASN
Lembaga Administrasi Negara,

Muhammad Taufiq

iii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................5
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 5
B. Tujuan dan Sasaran.................................................................................................. 6
C. Ruang Lingkup ........................................................................................................... 6
BAB II COACHING .........................................................................................................7
A. Pengertian Coaching................................................................................................ 7
B. Tujuan Coaching ....................................................................................................... 7
C. Pihak-pihak yang Terlibat Coaching.................................................................. 8
D. Mekanisme Pelaksanaan Coaching................................................................... 12
BAB III MENTORING ...................................................................................................16
A. Pengertian Mentoring ........................................................................................... 16
B. Tujuan Mentoring ................................................................................................... 17
C. Pihak-pihak yang Terlibat Mentoring.............................................................. 17
D. Mekanisme Pelaksanaan Mentoring................................................................. 20
BAB IV EVALUASI AKTUALISASI...........................................................................25
A. Pengertian ................................................................................................................. 25
B. Tujuan ......................................................................................................................... 26
C. Pihak – Pihak yang Terlibat ................................................................................ 26
D. Mekanisme Pelaksanaan Evaluasi Aktualisasi ............................................. 30
BAB IV PENUTUP .........................................................................................................32
REFERENSI ....................................................................................................................33
LAMPIRAN .......................................................................................................................34
Formulir Coaching.............................................................................................................. 34
Formulir Mentoring ............................................................................................................ 35

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyelenggaraan Pelatihan Struktural Kepemimpinan
melibatkan berbagai pihak seperti Lembaga Penyelenggara Pelatihan
Struktural sebagai unit kerja pada Instansi Pemerintah yang bertugas
menyelenggarakan Pelatihan Struktural, peserta pelatihan, tenaga
pelatihan hingga tim penjaminan mutu. Coach dan mentor merupakan
bagian dari tenaga pelatihan yang yang memiliki kompetensi untuk
memberikan pendampingan terhadap hasil pengembangan kapasitas
kepemimpinan, rancangan dan implementasi aktualisasi
kepemimpinan, Policy Brief, pemetaan sikap perilaku kepemimpinan
dan strategi pengembangan potensi diri.
Kualitas produk aktualisasi pelatihan dan pengembangan
potensi diri peserta salah satunya dipengaruhi oleh proses coaching
dan mentoring yang dilakukan. Coach memiliki kompetensi,
pengalaman, dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pembelajaran
pada Pelatihan Struktural, misalnya kemampuan dalam
pembimbingan kualifikasi lain yang disetarakan oleh LAN. Sementara
Mentor adalah atasan Peserta Pelatihan atau Pegawai lain yang
ditunjuk Pejabat Pembina Kepegawaian Peserta Pelatihan yang
memiliki kompetensi, pengalaman, dan keahlian sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran pada Pelatihan Struktural. Untuk dapat
menjadi coach dan mentor dalam Pelatihan, terdapat beberapa
kompetensi, persyaratan, dan kode etik yang harus dipenuhi karena
mereka memiliki tugas dalam membantu peserta terkait penyelesaian
produk aktualisasi kepemimpinan dan pengembangan potensi diri.
Dari sisi peserta, proses pembimbingan yang dilakukan bersama coach
dan mentor sangat diperlukan sebagai media berdiskusi, memperoleh
informasi, motivasi, feedback, dan penilaian terhadap pengerjaan
produk pelatihan.

5
Oleh karena itu, Pedoman Coaching dan Mentoring ini dipandang
perlu untuk menjadi acuan bagi Lembaga Penyelenggara Pelatihan
Struktural Kepemimpinan dalam melakukan proses coaching dan
mentoring yang sesuai dengan kebijakan, sehingga pelatihan tersebut
menghasilkan peserta dan produk aktualisasi kepemimpinan yang
berkualitas.

B. Tujuan dan Sasaran


1. Memastikan proses coaching dan mentoring berjalan baik;
2. Produk aktualisasi kepemimpinan peserta selesai dengan optimal;
3. Potensi diri dan rencana pengembangan kompetensi peserta dapat
dipetakan dengan maksimal.
4. Optimalisasi coaching dan mentoring menjadi budaya model
pengembangan kompetensi Aparatur Sipil Negara

C. Ruang Lingkup
Pedoman Coaching dan Mentoring dapat digunakan sebagai
acuan dalam proses pengerjaan aktualisasi kepemimpinan dan
pengembangan potensi diri peserta pelatihan struktural
kepemimpinan. Semua unsur yang terlibat seperti Lembaga pelatihan,
coach, mentor, dan peserta diharapkan dapat melaksanakan kegiatan
coaching dan mentoring dengan baik sehingga menghasilkan peserta
dan produk pelatihan yang berkualitas.

6
BAB II
COACHING

A. Pengertian Coaching
Mengacu kepada Peraturan Lembaga Administrasi Negara
(PerLAN) Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pengembangan Kompetensi
Pegawai Negeri Sipil, coaching adalah pembimbingan peningkatan
kinerja melalui pembekalan kemampuan memecahkan permasalahan
dengan mengoptimalkan potensi diri. Senada dengan hal tersebut,
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (PermenPANRB) Nomor 6 Tahun 2022 tentang Pengelolaan
Kinerja Pegawai Aparatur Sipil Negara menyebutkan coaching sebagai
aktivitas bertanya antara Pimpinan atau pihak lain yang diberikan
penugasan khusus (coach) dan Pegawai (coachee) yang bertujuan
untuk mendapatkan strategi atau pemecahaan suatu masalah dengan
menggali kemampuan yang dimiliki Pegawai.
Dalam Pelatihan Struktural Kepemimpinan, coaching dilakukan
oleh coach pada peserta (coachee) untuk pembimbingan penyusunan
produk aktualisasi kepemimpinan dan pengembangan potensi diri.
Coach yang akan membimbing tersebut ditentukan oleh Lembaga
Pelatihan dengan mempertimbangkan kemampuan, dan pemenuhan
persyaratan serta kode etik sesuai kebijakan yang berlaku.

B. Tujuan Coaching
Tujuan pelaksanaan coaching pada Pelatihan Struktural
Kepemimpinan adalah sebagai berikut:
1. Peserta dapat menyelesaikan seluruh tahapan pembelajaran
aktualisasi kepemimpinan;
2. Peserta dapat menggali dan mengembangkan potensi diri dengan
optimal.

7
C. Pihak-pihak yang Terlibat Coaching
Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan coaching antara lain:
1. Lembaga Penyelenggara Pelatihan Struktural
Lembaga pelatihan yang dapat menyelenggarakan pelatihan
struktural kepemimpinan adalah:
a. Lembaga Pelatihan Terakreditasi;
b. Lembaga pelatihan pemerintah yang belum terakreditasi dengan
penjaminan mutu dari LAN atau Lembaga Pelatihan
Terakreditasi dengan akreditasi paling rendah kategori B;
2. Coach
Coach adalah seorang professional yang telah mengikuti Workshop
PKP/PKA/PKN Tingkat II/PKN Tingkat I dan ditetapkan melalui
Surat Keputusan (SK) Kepala Lembaga Pelatihan untuk melakukan
tugas pembimbingan.
Tugas Coach dalam Pelatihan Struktural Kepemimpinan adalah:
a. Memberikan motivasi dan tantangan-tantangan kepada peserta;
b. Membimbing peserta menyelesaikan seluruh tahapan
pembelajaran aktualisasi kepemimpinan;
c. Melakukan monitoring kegiatan peserta selama pembelajaran
aktualisasi kepemimpinan menggunakan media/metode yang
disepakati;
d. Melakukan koordinasi dengan mentor untuk membantu peserta
apabila peserta mengalami permasalahan selama pembelajaran
aktualisasi kepemimpinan;
e. Memberikan masukan (alternatif pilihan) kepada peserta terkait
aktualisasi kepemimpinan pada saat pemilihan isu aktual,
gagasan kreatif yang diusulkan, dan pelaksanaan kegiatan
dalam menyelesaikan isu selama pembelajaran aktualisasi
kepemimpinan di tempat kerja;
f. Memberikan feedback terhadap laporan progress implementasi
aktualisasi kepemimpinan yang disampaikan peserta bimbingan
minimal seminggu sekali;

8
g. Mengembangkan instrumen monitoring dan perekaman
terhadap progress yang dilaporkan oleh peserta:
h. Mengkomunikasikan proses, kemajuan, dan hasil coaching
kepada penyelenggara pelatihan;
i. Melakukan monitoring pelaksanaan pengembangan potensi diri
peserta pelatihan;
j. Melakukan penilaian pengembangan potensi diri peserta
pelatihan.

Kompetensi yang harus dimiliki oleh coach dalam pelatihan


struktural kepemimpinan adalah:
a. Memahami kebijakan umum penyelenggaraan pelatihan
struktural kepemimpinan baik PKP, PKA, PKN Tingkat II, dan
PKN Tingkat I;
b. Memahami konsep dasar dan tahapan pembelajaran aksi
perubahan atau proyek perubahan;
c. Memahami konsep dasar dan kertas kerja rancangan dan/atau
laporan aksi perubahan/proyek perubahan;
d. Menggunakan instrumen pembimbingan sebagai coach
PKP/PKA/PKN Tingkat II/PKN Tingkat I;
e. Berkomunikasi dengan baik;
f. Memberikan masukan kepada peserta terkait aksi
perubahan/proyek perubahan:
g. Memotivasi peserta dalam menyelesaikan aksi
perubahan/proyek perubahan;
h. Memberikan penjelasan (dukungan/keberatan) terhadap hasil
nilai penguji dengan argumentasi dan bukti yang relevan.

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang Coach pada pelatihan


struktural kepemimpinan terdiri atas persyaratan umum dan
persyaratan khusus, yaitu sebagai berikut.

Persyaratan Umum:

9
a. Sudah mengikuti Workshop PKP/PKA/PKN Tingkat II/PKN
Tingkat I;
b. Tidak sedang menjadi penguji dalam satu angkatan;
c. Tidak sedang menjadi mentor dalam satu Angkatan.

Persyaratan khusus:
No. PKP PKA PKN Tingkat II PKN Tingkat I
1. Pejabat Pejabat Pejabat Pejabat
struktural yang struktural yang struktural, struktural
memenuhi memenuhi minimal JPT yang setingkat JPT
kualifikasi, kualifikasi, sudah mengikuti Madya atau
minimal minimal PKN Tingkat II JPT Pratama
Pengawas dan Administrator yang sudah
sudah dan sudah mengikuti PKN
mengikuti PKP mengikuti PKA Tingkat I

2. WI minimal WI minimal • WI ahli utama WI ahli utama,


jenjang ahli jenjang ahli yang pernah sudah pernah
muda muda menduduki JPT menduduki JPT
• WI ahli utama Utama atau
• WI ahli madya Madya
yang sudah
pernah
menduduki
Jabatan
Struktural
Kepemimpinan
• WI ahli madya
dengan
pengalaman
pernah menjadi
coach 5 tahun

3. Pejabat Pejabat Pejabat Pejabat


Fungsional Fungsional Fungsional Fungsional
(selain WI) (selain WI) (selain WI) (selain WI)
minimal jenjang minimal jenjang minimal jenjang minimal
ahli muda ahli madya utama dan jenjang utama
pernah dan sudah
menduduki mengikuti PKN
Jabatan Tingkat I
Struktural
Kepemimpinan
4. Pegawai Lain Pegawai Lain Pegawai Lain Pegawai Lain
yang memenuhi yang memenuhi yang memenuhi yang
kualifikasi, kualifikasi, setara kualifikasi, setara memenuhi
setara dengan dengan jabatan dengan JPT kualifikasi,
jabatan Administrator setara dengan
Pengawas JPT Madya dan
sudah
mengikuti PKN
Tingkat I

10
Selain memenuhi kompetensi dan syarat di atas, seorang Coach juga
harus memperhatikan dan mematuhi kode etik yang berlaku, yakni:
a. Menjunjung tinggi integritas dan kredibilitas dalam memberikan
penilaian secara objektif;
b. Menolak segala bentuk penyalahgunaan wewenang, gratifikasi,
serta tidak ada konflik kepentingan;
c. Patuh dan taat pada aturan perundang-undangan yang berlaku;
d. Memiliki komitmen yang tinggi untuk peningkatan pemahaman
peserta PKP/PKA/ PKN Tingkat II/PKN Tingkat I melalui
pendampingan dan pembimbingan yang terarah dan terukur
sehingga tercipta suasana kondusif dalam menggali potensi
belajar peserta;
e. Menjunjung tinggi toleransi dan kearifan lokal, serta keragaman
lain.

3. Coachee
Coachee yang dimaksud dalam pedoman ini adalah peserta
pelatihan yang dibimbing dalam penyelesaian aktualisasi
kepemimpinan dan pengembangan potensi diri.
Tugas Coachee dalam Pelatihan Struktural Kepemimpinan antara
lain:
a. Menginformasikan identifikasi masalah yang akan diangkat ke
dalam aktualisasi kepemimpinan beserta rencana
pelaksanaannya;
b. Melakukan kesepakatan tentang pertemuan dengan coach sesuai
dengan aturan yang berlaku;
c. Mengisi laporan terkait proses pelaksanaan aktualisasi
kepemimpinan dan pengembangan potensi diri;
d. Memberikan sejumlah informasi yang terkait dengan seluruh
proses penyelesaian aktualisasi kepemimpinan dan
pengembangan potensi diri sesuai dengan target pada saat
pembimbingan tatap muka dengan coach;

11
e. Mencatat seluruh masukan dari coach terkait dengan
penyelesaian aktualisasi kepemimpinan dan pengembangan
potensi diri.

D. Mekanisme Pelaksanaan Coaching


Skema pelaksanaan coaching tampak seperti gambar di bawah:

• Penyampaian
hasil coaching
• Penentuan jadwal kepada penguji
coaching
• Pembagian • seminar
Kelompok Pelaksana • melaksanakan aktualisasi
Pra- Coachee kegiatan Pasca (rancangan dan
an
coaching aktualisasi Coaching implementasi)
• Penentuan coaching
Coach • melaksanakan • Perbaikan
kegiatan pemetaan laporan
dan pengembangan
• aktualisasi
potensi diri
pasca pelathan

Gambar 1.1
Alur Pelaksanaan Coaching

1. Pra coaching
a. Lembaga Penyelenggara Pelatihan
1) Sebelum pelaksanaan coaching, penyelenggara pelatihan
membagi peserta kedalam beberapa kelompok, yaitu 4 (empat)
kelompok untuk PKP dan PKA, 6 (enam) kelompok untuk PKN
Tingkat II, dan 5 (lima) kelompok untuk PKN Tingkat I.
Pembagian kelompok dapat dilakukan menyesuaikan kebutuhan
dan diinformasikan kepada LAN;
2) Penentuan coach harus dilakukan dengan memperhatikan
persyaratan umum dan khusus seorang coach, serta pemenuhan
kompetensi dan kode etik yang berlaku seperti telah dijabarkan
di atas;

12
3) Penetapan coach melalui Surat Keputusan (SK) Kepala Lembaga
penyelenggara pelatihan.
b. Coach
1) Mengidentifikasi dan mempelajari calon – calon peserta yang
akan menjadi coachee (latar belakang Pendidikan, pengalaman
kerja, & unit kerja tempat bertugas);
2) Menyiapkan bahan pendampingan terhadap peserta (coachee);
3) Coaching dapat dilakukan sesuai jadwal yang telah ditetapkan
oleh penyelenggara pelatihan di dalam master jadwal (coaching
pada saat tahap klasikal dilakukan di Lembaga pelatihan).
c. Coachee
1) Melakukan pembelajaran mandiri terhadap agenda
pembelajaran terutama agenda 2, 3 dan 4;
2) Menemukan core isu yang akan diangkat dalam proses
aktualisasi;
3) Mengetahui coach.
2. Pelaksanaan coaching
a. Sebelum dan saat Seminar Rancangan Aktualisasi
1) Lembaga Penyelenggara pelatihan
a) Melakukan penjadwalan proses coaching antara coach dan
coachee (tentatif);
b) Menyiapkan sarana prasarana proses coaching;
c) Melakukan pemantauan terhadap proses coaching;
d) Menyiapkan seminar rancangan aktualisasi.
2) Coach
a) Melaksanakan coaching untuk mengidentifikasi alternatif
isu apa saja yang akan diangkat coachee di instansi masing-
masing sesuai dengan agenda 2 dan 3 yang telah dipelajari
sebelumnya;
b) Melakukan pembimbingan, memberikan masukan,
motivasi, dan feedback selama peserta menyelesaikan
tahapan pembelajaran aktualisasi;
c) Memandu seminar rancangan aktualisasi.

13
3) Peserta
a) Menyampaikan alternatif isu yang dipilih kepada coach;
b) Melaksanakan proses coaching yang dipandu oleh coach;
c) Mengikuti seminar rancangan aktualisasi.
b. Sesudah Seminar Rancangan Aktualisasi
1) Lembaga Penyelenggara Pelatihan
a) Melakukan pemantauan terhadap proses coaching;
b) Menyiapkan sarana prasarana proses coaching;
c) Menyiapkan seminar aktualisasi.
2) Coach
a) Melaksanakan coaching saat implementasi aktulisasi;
b) Melakukan pembimbingan, memberikan masukan, motivasi,
dan feedback selama peserta menyelesaikan aktualisasi di
tahap klasikal;
c) Memandu seminar aktualisasi.
3) Peserta
a) Melaksanakan proses coaching yang dipandu oleh coach;
b) Mengikuti seminar aktualisasi.
3. Pasca coaching
a. Lembaga Penyelenggara Pelatihan
1) Menyelenggarakan seminar aktualisasi;
2) Mengolah nilai dari hasil seminar aktualisasi.
b. Coach
1) Memandu pelaksanaan seminar aktualisasi;
2) Memberikan penilaian kepada coachee secara deskriptif.
c. Peserta
1) Mempresentasikan laporan aktualisasi saat seminar aktualisasi;
2) Memperbaiki laporan aktualisasi sesuai masukan dari Penguji.

14
Peran coach dalam pelatihan struktural kepemimpinan dapat
dilihat pada gambar berikut:

Peserta menerima Peserta menerima Coaching


penjelasan konsep tentang penjelasan rancangan
aktualisasi merancang aktualisasi aktualisasi
kepemimpinan kepemimpinan kepemimpinan

Coaching Coaching perbaikan Seminar Rancangan


implementasi hasil seminar Aktualisasi
aktualisasi rancangan Kepemimpinan
kepemimpinan aktualisasi
kepemimpinan § Pemaparan rancangan
§ Monev implementasi aktualisasi
aktualisasi kepemimpinan kepemimpinan
§ Monitoring pelaksanaan § Pemaparan pemetaan
pengembangan potensi diri potensi diri
§ Hasil coaching

Seminar Implementasi
Aktualisasi
Kepemimpinan

§ Pemaparan implementasi
aktualisasi
kepemimpinan
§ Pemaparan pemetaan
potensi diri
§ Hasil coaching

Gambar 2.2
Tahapan Coaching Aktualisasi Kepemimpinan

Contoh formulir dalam proses coaching dapat dilihat pada lampiran 1.

15
BAB III
MENTORING

A. Pengertian Mentoring
Dalam Peraturan LAN Nomor 10 Tahun 2018 tentang
Pengembangan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil, mentoring
didefinisikan sebagai pembimbingan peningkatan kinerja melalui
transfer pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dari orang yang
lebih berpengalaman pada bidang yang sama. Kemudian di dalam
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian
Kinerja Pegawai Negeri Sipil, mentoring merupakan bimbingan kinerja
berupa suatu proses terus-menerus dan sistematis yang dilakukan
oleh atasan langsung dalam membantu PNS agar mengetahui dan
mengembangkan kompetensi PNS, dan mencegah terjadinya kegagalan
kinerja. Sementara PermenPANRB Nomor 6 Tahun 2022 tentang
Pengelolaan Kinerja Pegawai Aparatur Sipil Negara menyebutkan
bahwa mentoring merupakan aktivitas untuk berbagi pengetahuan dan
pengalaman dari Pimpinan atau pihak lain yang diberikan penugasan
khusus (mentor) yang berpengalaman pada sebuah bidang yang ingin
dipelajari oleh Pegawai (mentee).
Pada penyelenggaraan Pelatihan Struktural Kepemimpinan,
mentoring dilakukan oleh mentor pada peserta (mentee) untuk
mencapai tujuan pembelajaran Pelatihan Struktural Kepemimpinan.
Proses mentoring dalam Pelatihan Struktural Kepemimpinan,
dilaksanakan melalui proses berbagi pengetahuan dan pengalaman
serta pembimbingan dalam melaksanakan proses aktualisasi di tempat
kerjanya. Selain itu, mentor juga berperan penting dalam tahapan
pengembangan potensi, dimana mentor menilai dan melakukan proses
mentoring dalam proses pemetaan sikap perilaku kepemimpinan
peserta, strategi pengembangan potensi diri, dan Pelaksanaan
pengembangan potensi diri, dengan menggunakan instrumen yang
telah disiapkan.

16
B. Tujuan Mentoring
Tujuan pelaksanaan diadakan mentoring dalam Pelatihan
Struktural Kepemimpinan adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan isu permasalahan yang akan diangkat mentee;
2. Menentukan solusi dan kegiatan dalam proses aktualisasi;
3. Melaksanakan Pemetaan Sikap Perilaku Kepemimpinan, dan
menyusun Strategi Pengembangan Potensi Diri mentee;
4. Memastikan kelancaran proses aktualisasi;
5. Memastikan kelancaran pelaksanaan pengembangan potensi diri.

C. Pihak-pihak yang Terlibat Mentoring


Unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksanaan mentoring antara lain:
1. Lembaga Penyelenggara Pelatihan Struktural
Lembaga pelatihan yang dapat menyelenggarakan pelatihan
struktural kepemimpinan adalah:
a. Lembaga Pelatihan Terakreditasi;
b. Lembaga pelatihan pemerintah yang belum terakreditasi
dengan penjaminan mutu dari LAN atau Lembaga Pelatihan
Terakreditasi dengan akreditasi paling rendah kategori B.
Saat mentoring, lembaga penyelenggara pelatihan berperan dalam
hal:
a. Melakukan koordinasi dengan instansi pengirim peserta
Pelatihan Struktural Kepemimpinan dalam penentuan mentor;
b. Memberikan penyamaan persepsi terhadap para mentor peserta
Pelatihan Struktural Kepemimpinan.
2. Mentor
Dalam Keputusan Kepala LAN Nomor 1 Tahun 2023 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Struktural Kepemimpinan
disebutkan bahwa mentor adalah atasan Peserta Pelatihan atau
Pegawai lain yang ditunjuk Pejabat Pembina Kepegawaian Peserta
Pelatihan yang memiliki kompetensi, pengalaman, dan keahlian
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran pada Pelatihan Struktural.

17
Tugas Mentor dalam pelatihan struktural kepemimpinan antara
lain:
a. Memberikan persetujuan dalam penetapan isu;
b. Menyepakati time line penyelesaian kegiatan yang akan
dilaksanakan;
c. Memberikan dukungan penuh kepada Peserta dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan;
d. Memberikan bimbingan dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan;
e. Sebagai inspirator dalam melakukan kegiatan-kegiatan
penyelesaian isu;
f. Memberikan bimbingan lanjutan apabila peserta bimbingan
ditunda kelulusannya;
g. Melakukan penilaian sikap perilaku kepemimpinan peserta
pelatihan;
h. Mensepakati hasil penilaian sikap perilaku kepemimpinan dan
strategi pengembangan potensi diri;
i. Melakukan monitoring pelaksanaan pengembangan potensi
diri peserta pelatihan.
j. Melakukan penilaian pengembangan diri/potensi diri peserta
pelatihan.

Dalam hal kompetensi, Mentor diharapkan memiliki kemampuan:


a. Memiliki kompetensi sesuai bidang tugasnya;
b. Memahami Kebijakan umum penyelenggaraan PKP/PKA/PKN
Tingkat II/PKN Tingkat I;
c. Memahami Konsep dasar dan tahapan pembelajaran aksi
perubahan/ proyek perubahan;
d. Memahami Konsep dasar dan kertas kerja rancangan dan/atau
laporan aksi perubahan/ proyek perubahan;
e. Menggunakan instrumen pembimbingan sebagai Mentor
PKP/PKA/ PKN Tingkat II/PKN Tingkat I;
f. Menginspirasi, memotivasi, memberi dukungan peserta.

18
Untuk persyaratan, sama seperti coach, seorang mentor juga harus
memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus yaitu:
Persyaratan Umum:
a. Mentor adalah atasan langsung peserta atau pegawai lainnya
yang ditunjuk oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Instansi
peserta sebagai mentor (pegawai yang setara atasan langsung).
b. Memiliki kompetensi dalam memberikan dukungan, bimbingan
dan masukan/arahan kepada peserta untuk melaksanakan
pembelajaran aksi perubahan/ proyek perubahan.
Persyaratan Khusus:
a. Memiliki pengetahuan terkait dengan isu dan gagasan
pemecahan isu, jenis kegiatan dan kriteria kualitas
pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan peserta selama
pembelajaran aksi perubahan/proyek perubahan;
b. Memfasilitasi peserta untuk memiliki pemikiran yang kritis,
kreatif, dan berorientasi pada peningkatan kualitas pekerjaan;
c. Mengarahkan peserta dalam menetapkan isu dan gagasan
penyelesaian isu, serta melaksanakan kegiatan;
d. Memfasilitasi peserta dalam pengumpulan bukti belajar; dan
e. Mendukung peserta untuk menghadapi evaluasi aksi
perubahan/proyek perubahan.

Mentor diprioritaskan dapat hadir secara langsung, bila tidak


memungkinkan dapat hadir virtual atau dengan direkam saat
seminar rancangan & seminar hasil.
Mentor juga perlu memperhatikan dan mematuhi kode etik yang
telah ditetapkan, antara lain:
a. Menjunjung tinggi integritas dan kredibilitas dalam
memberikan penilaian secara objektif;
b. Menolak segala bentuk penyalahgunaan wewenang dan
gratifikasi;
c. Patuh dan taat pada aturan perundang-undangan yang
berlaku;

19
d. Memiliki komitmen yang tinggi untuk peningkatan pemahaman
peserta PKP/PKA/ PKN Tingkat II/PKN Tingkat I melalui
pendampingan dan pembimbingan yang terarah dan terukur
sehingga tercipta suasana kondusif dalam menggali potensi
belajar peserta;
e. Menjunjung tinggi toleransi dan kearifan lokal, serta keragaman
lain

3. Mentee (Peserta)
Pada pelatihan struktural kepemimpinan, mentee adalah
peserta pelatihan yang akan dibimbing oleh mentor. Tugas mentee
pada saat pelaksanaan kegiatan mentoring adalah:
a. memberikan semua informasi yang terkait dengan
permasalahan dalam menyelesaikan target penyelesaian
aktualisasi kepemimpinan secara jujur dan terbuka;
b. terbuka dalam berdikusi/berkomunikasi terkait pemetaan
sikap perilaku kepemimpinan dan pengembangan potensi diri;
c. mendiskusikan masukan yang diberikan oleh mentor pada saat
pelaksanaan mentoring;
d. melaporkan kembali hasil dari pelaksanaan menjalankan
masukan mentor.

D. Mekanisme Pelaksanaan Mentoring


Waktu pelaksanaan mentoring adalah minimal 3 (tiga) kali setiap
penyelenggaraan yaitu pada saat pembangunan komitmen bersama,
seminar rancangan aktualisasi kepemimpinan, dan seminar hasil
aktualisasi kepemimpinan. Namun kegiatan mentoring dapat
dilakukan diluar waktu-waktu tersebut selama diperlukan dan
disepakati oleh kedua belah pihak.
Adapun skema pelaksanaan mentoring adalah sebagai berikut:

20
Pelaksanaan
• Penetapan dan Mentoring •Pemberian feedback ke
pemberitahuan mentor mentor
dari Lembaga Pelatihan. • Pemetaan oleh mentor dan •Hasil penilaian dan
• Diskusi tentang pembahasan terkait hasil pemetaan
pemetaan potensi diri
potensi diri dan sikap perilaku
kesepakatan waktu dan peserta. dan sikap perilaku
substansi pembimbingan • Sharing informasi dan pengalaman mentee
• Self-assessment pemetaan untuk penyelesaian produk
•Keberlanjutan mentoring
aktualisasi kepemimpinan
potensi diri dan sikap • Pembahasan kebutuhan
perilaku peserta. pengembangan kompetensi mentee

Evaluasi
Pra Mentoring
Mentoring

Gambar 3.1
Alur Pelaksanaan Mentoring

1. Pra Mentoring
a. Lembaga Penyelenggara Pelatihan
1) Lembaga penyelenggara pelatihan menetapkan mentor melalui
keputusan Kepala Lembaga pelatihan sesuai yang disampaikan
instansi pengirim;
2) Penentuan mentor harus dilakukan dengan memperhatikan
persyaratan umum dan khusus seorang mentor, serta
pemenuhan kompetensi dan kode etik yang berlaku seperti
telah dijabarkan di atas;
3) Lembaga Penyelenggara melaksanakan pembekalan mentor
maksimal Hari ke-19 pelaksanaan Pelatihan Struktural
Kepemimpinan.
b. Mentor
1) Memberikan arahan terhadap isu yang akan diangkat mentee
dalam proses aktualisasi;
2) Menyiapkan bahan pendukung yang dapat menguatkan proses
aktualisasi mentee;
3) Melakukan pemetaan sikap perilaku kepemimpinan mentee;

21
4) Bersama mentee mendiskusikan jadwal pembimbingan beserta
tujuan dan hasil yang akan dicapai selama proses aktualisasi
c. Peserta
1) Mengindentifikasi isu dan gagasan pemecahan masalah yang
akan diangkat dalam proses aktualisasi;
2) Melakukan self-assessment pemetaan sikap perilaku
kepemimpinan dan mengidentifikasi strategi pengembangan
potensi diri;
3) Bersama mentor mendiskusikan jadwal pembimbingan beserta
tujuan dan hasil yang akan dicapai selama proses aktualisasi.

2. Pelaksanaan Mentoring
a. Lembaga Penyelenggara Pelatihan
1) Melakukan pemantauan terhadap proses mentoring.
b. Mentor
1) Melaksanakan bimbingan / pendampingan dan memberikan
insight untuk pendalaman isu yang ditetapkan serta
memberikan komitmen dukungan sumber daya yang dimiliki
organisasi;
2) mendiskusikan hasil pemetaan sikap perilaku kepemimpinan
mentee dan memberikan masukan terkait strategi
pengembangan potensi diri;
3) Memberikan masukan, dukungan dan feedback selama peserta
menyelesaikan tahapan pembelajaran aktualisasi;
4) Memberikan masukan, dukungan sumber daya dan feedback
selama pelaksanaan pengembangan potensi diri.
c. Peserta
1) Mendiskusikan dengan mentor untuk menetapkan core isu dan
gagasan pemecahan masalah yang dipilih;
2) Mendiskusikan dengan mentor untuk menetapkan peta potensi
diri dan strategi pengembangan potensi diri;
3) Melaksanakan proses mentoring untuk mendapatkan
dukungan dan komitmen dari mentor.

22
3. Evaluasi Mentoring
a. Lembaga Penyelenggara Pelatihan
1) Menyiapkan seminar aktualisasi;
2) Mengolah nilai dari hasil seminar aktualisasi.
b. Mentor
1) Memberikan komitmen dan dukungan kepada mentee saat
seminar aktualisasi;
2) Memberikan penilaian kepada mentee secara deskriptif terhadap
rancangan dan implementasi aktualisasi;
3) Memberikan penilaian terhadap hasil pemetaan sikap perilaku
kepemimpinan dan pelaksanaan pengembangan potensi diri.
c. Peserta
1) Mempresentasikan laporan aktualisasi saat seminar aktualisasi;
2) Memperbaiki laporan aktualisasi sesuai masukan dari
Narasumber ;
3) Memberikan feedback kepada mentor terhadap proses dan hasil
mentoring yang telah dilakukan.

23
Peran mentor yang sangat krusial terutama pada tahapan
pengembangan potensi diri tergambar pada alur dibawah:
Peserta Pelatihan Mentor melakukan Mentoring
(mentee) melakukan self- penilaian sikap pemetaan potensi
Pes
assessment pemetaan perilaku kepemimpinan diri
sikap perilaku mentee-nya
kepemimpinan
§ Finalisasi pemetaan
sikap perilaku peserta
§ Perumusan strategi
pengembangan potensi
diri

Mentoring pelaksanaan Seminar Rancangan Mentoring


Pengembangan Aktualisasi Pembangunan
Potensi Diri Kepemimpinan Komitmen Bersama

Mentor mendukung, § Pemaparan pemetaan Kesepakatan isu dan


memastikan, memantau potensi diri dukungan sumber daya
dan membantu mentee § Hasil mentoring terhadap aktualisasi
§ Hasil mentoring

Seminar Implementasi
Aktualisasi
Kepemimpinan

§ Pemaparan pemetaan
potensi diri
§ Hasil mentoring

Gambar 3.2
Tahapan Mentoring Pengembangan Potensi Diri

Contoh formulir dapat digunakan dalam proses mentoring dapat dilihat


pada lampiran 2.

24
BAB IV
EVALUASI AKTUALISASI

A. Pengertian
Evaluasi adalah proses penilaian hasil pelatihan berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan untuk mengetaui sejauh mana
pengetahuan maupun ketrampilan berhasil dikuasai dan diterapkan.
Pada penyelenggaraan Pelatihan Struktural Kepemimpinan, terdapat 4
(empat) evaluasi yang dilakukan kepada para Peserta. Salah satu evaluasi
yang dilakukan kepada para peserta adalah evaluasi aktualisasi yang
memiliki bobot 50% (20% evaluasi rancangan aktualisasi dan 30%
evaluasi pelaksanaan aktualisasi).
Evaluasi aktualisasi dilakukan kepada para peserta untuk menilai
1. PKN Tingkat I
Kemampuan mengimplementasikan kepemimpinan kolaboratif
melalui pengalaman best practices untuk dalam menyelesaikan
program bersama secara nasional dan mendorong perubahan
kebijakan yang berdampak nasional sesuai dengan tanggung jawab
instansinya dalam proyek perubahan.
2. PKN Tingkat II
Kemampuan mengaktualisasikan kapasitas kepemimpinan strategis
melalui pengalaman mengidentifikasi keunggulan kompetitif
(competitive advantages) atau best practices dan/atau advokasi
kepemimpinan dan aplikasinya dalam proyek perubahan.
3. PKA
Kemampuan menerapkan kapasitas kepemimpinan berkinerja tinggi
dalam manajemen pelaksanaan kegiatan pembangunan melalui
pengalaman best practices dan aplikasinya dalam Aksi Perubahan
dalam peningkatan kinerja organisasi.
4. PKP
Kemampuan mengaktualisasikan kapasitas kepemimpinan
melayani melalui pengalaman best practices pengendalian kegiatan

25
pelayanan publik dan aplikasinya dalam Aksi Perubahan Kualitas
Pelayanan Publik dalam peningkatan kualitas pelayanan publik.

B. Tujuan
Tujuan evaluasi aktualisasi dalam Pelatihan Struktural
Kepemimpinan adalah untuk menilai hasil mengaktualisasikan kapasitas
kepemimpinan di tempat kerja dari berbagai mata pelatihan yang telah
dipelajari dalam meingkatkan kinerja organisasi/instansi/nasional.

C. Pihak – Pihak yang Terlibat


Pihak - pihak yang terlibat dalam pelaksanaan evaluasi aktualisasi antara
lain:
1. Lembaga Penyelenggara Pelatihan
Lembaga pelatihan yang dapat menyelenggarakan Pelatihan
Struktural Kepemimpinan adalah:
a. Lembaga Pelatihan Terakreditasi;
b. Lembaga pelatihan pemerintah yang belum terakreditasi dengan
penjaminan mutu dari LAN atau Lembaga Pelatihan Terakreditasi
dengan akreditasi paling rendah kategori B.
Saat evaluasi aktualisasi, lembaga penyelenggara pelatihan berperan
dalam hal:
a. Menyiapkan sarana prasarana pelaksanaan evaluasi aktualisasi
(seminar rancangan aktualisasi & seminar pelaksanaan
aktualisasi);
b. Menetapkan penguji evaluasi aktualisasi melalui Keputusan
Kepala Lembaga pelatihan;
c. Melakukan penyamaan persepsi penguji evaluasi aktualisasi;
d. Memastikan rencana pelaksanaan evaluasi aktualisasi sesuai
jadwal;
e. Memastikan kehadiran penguji evaluasi aktualisasi.
2. Penguji
Penguji adalah seseorang yang memiliki kapasitas dan kompetensi
tertentu untuk melakukan penilaian sesuai tujuan pelaksanaan

26
Pelatihan Struktural Kepemimpinan dan telah mengikuti
penyamaan persepsi terkait dengan Pelatihan Struktural
Kepemimpinan.
Tugas Penguji evaluasi aktualisasi dalam Pelatihan Struktural
Kepemimpinan antara lain:
a) PKP dan PKA
1) Menguji evaluasi rancangan aksi perubahan yang terdiri
dari: 1) ketepatan rencana aksi perubahan, 2) terobosan
inovatif, 3) tahapan rencana aksi perubahan dan
pengendalian risiko/mutu pekerjaan, 4) kejelasan peta dan
pemanfaatan sumberdaya organisasi, dan Rencana Strategi
Pengembangan Kompetensi dalam Aksi Perubahan.
2) Menguji evaluasi implementasi aksi perubahan yang terdiri
dari: 1) capaian hasil perubahan terhadap rencana
perubahan, 2) kepemimpinan pelayanan/kinerja, 3)
kemanfaatan aksi perubahan, 4) keberlanjutan aksi
perubahan, 5) Pelaksanaan Strategi Pengembangan
Kompetensi dalam Aksi Perubahan, 6) Keterkaitan Mata
Pelatihan Pilihan dengan Aksi Perubahan, dan 7).
Diseminasi dan Publikasi Aksi Perubahan.

b) PKN Tingkat II
1) Menguji evaluasi rancangan proyek perubahan yang terdiri
dari: 1) Ketepatan rencana proyek perubahan dengan
tuntutan organisasi adaptif, 2) terobosan inovatif dan
cakupan manfaat untuk organisasi adaptif, 3) tahapan
rencana perubahan dan ketepatan strategi organisasi, 3)
tahapan rencana perubahan dan ketepatan strategi
organisasi, 4) rencana strategi marketing: kejelasan peta
stakeholders, pemanfaatan sumberdaya organisasi, dan
strategi marketing, dan 5) rencana strategi pengembangan
kompetensi dalam proyek perubahan.

27
2) Menguji evaluasi implementasi proyek perubahan yang
terdiri dari: 1) Capaian hasil perubahan terhadap rencana
perubahan dan manfaat proyek perubahan, 2)
kepemimpinan strategis, 3) implementasi strategi
marketing: ketepatan stakeholder utama dan strategi
komunikasinya, pemanfaatan sumberdaya organisasi, dan
strategi marketing (diseminasi dan publikasi proyek
perubahan), 4) keberlanjutan proyek perubahan, dan 5)
Pemberdayaan Organisasi Pembelajar: Pelaksanaan
Strategi Pengembangan Kompetensi dalam Proyek
Perubahan.

c) PKN Tingkat I
1) Menguji evaluasi rancangan proyek perubahan yang terdiri
dari: 1) ketepatan rencana proyek perubahan dengan
tuntutan organisasi adaptif, 2) terobosan inovatif dan
cakupan manfaat untuk organisasi adaptif, dan 3) tahapan
rencana perubahan dan ketepatan strategi kolaborasi, 4)
rencana strategi marketing: kejelasan peta stakeholders,
pemanfaatan sumberdaya organisasi, dan strategi
marketing, dan 5) rencana strategi pengembangan
kompetensi dalam proyek perubahan.
2) menguji evaluasi implementasi proyek perubahan yang
terdiri dari: 1) capaian hasil perubahan terhadap rencana
perubahan dan manfaat proyek perubahan, 2)
kepemimpinan kolaboratif, 3) implementasi strategi
marketing: ketepatan stakeholder utama dan strategi
komunikasinya, pemanfaatan sumberdaya organisasi, dan
strategi marketing (diseminasi dan publikasi proyek
perubahan), 4) keberlanjutan proyek perubahan, dan 5)
pemberdayaan organisasi pembelajar: pelaksanaan strategi
pengembangan kompetensi dalam proyek perubahan.

28
Dalam hal kompetensi, Penguji diharapkan memiliki kemampuan:
a. Memahami Kebijakan umum penyelenggaraan Pelatihan
Struktural Kepemimpinan;
b. Memahami Konsep dasar dan tahapan pembelajaran
aktualisasi;
c. Memahami Konsep dasar kertas kerja rancangan dan/atau
laporan aktualisasi;
d. Memahami dan mampu menggunakan instrumen penilaian
penguji;
e. Berkomunikasi dengan baik, memberikan motivasi dan
memberikan tantangan; dan
f. Mampu mengajukan pertanyaan secara efektif dan kontekstual.
Untuk persyaratan, sama seperti coach dan mentor, seorang penguji
juga harus memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus
yaitu:
Persyaratan Umum:
a. Sudah mengikuti penyamaan persepsi penguji Latsar CPNS;
b. Tidak sedang mengampu sebagai coach dan/atau mentor dalam
satu angkatan.

Persyaratan Khusus:
Persyaratan khusus penguji Pelatihan Structural Kepemimpinan
diuraikan sebagai berikut:
No PKP PKA PKN Tingkat PKN Tingkat I
II
1 Pejabat Pejabat Pejabat Pejabat
struktural struktural struktural: struktural:
yang yang • JPT Madya • JPT Madya
memenuhi memenuhi • JPT • JPT
kualifikasi, kualifikasi, Pratama Pratama
minimal minimal setara yang sudah yang sudah
Administrator dengan mengikuti mengikuti
Administrator PKN Tingkat PKN
dan telah II Tingkat I
mengikuti PKA
2 Minimal WI Minimal WI WI ahli utama WI ahli utama
ahli madya ahli madya dan pernah dan pernah
menjabat JPT menjabat JPT

29
3 Pejabat Pejabat Pejabat Pejabat
Fungsional Fungsional Fungsional Fungsional
(selain WI) (selain WI) (selain WI) (selain WI)
minimal minimal jenjang ahli jenjang ahli
jenjang ahli jenjang ahli utama dan utama dan
madya madya pernah sudah
menjabat JPT mengikuti PKN
Tingkat I
4 Pegawai Lain Pegawai Lain Pegawai Lain Pegawai Lain
yang yang yang yang
memenuhi memenuhi memenuhi memenuhi
kualifikasi, kualifikasi, kualifikasi, kualifikasi,
setara dengan setara dengan setara dengan setara dengan
jabatan jabatan JPT dan sudah JPT Madya
Administrator Administrator mengikuti PKN dan sudah
Tingkat II mengikuti PKN
Tingkat I

Penguji juga perlu memperhatikan dan mematuhi kode etik yang


telah ditetapkan, antara lain:
a. Menjunjung tinggi integritas dan kredibilitas dalam
memberikan penilaian secara objektif;
b. Menolak segala bentuk penyalahgunaan wewenang, gratifikasi,
dan dan tidak ada konflik kepentingan;
c. Patuh dan taat pada aturan perundang-undangan yang
berlaku;
d. Memiliki komitmen yang tinggi untuk peningkatan pemahaman
peserta PKP/PKA/PKN Tingkat II/PKN Tingkat I melalui
pendampingan dan pembimbingan yang terarah dan terukur
sehingga tercipta suasana kondusif dalam menggali potensi
belajar peserta;
e. Menjunjung tinggi toleransi dan kearifan lokal, serta keragaman
lain.

D. Mekanisme Pelaksanaan Evaluasi Aktualisasi


Evaluasi aktualisasi dilakukan melalui seminar rancangan
aktualisasi dan seminar aktualisasi yang menghadirkan coach, mentor
& penguji. Evaluasi aktualisasi dilakukan untuk menilai hasil

30
pembiasaan diri di tempat kerja mengaktualisasikan berbagai mata
pelatihan yang telah dipelajari.

31
BAB IV
PENUTUP

Demikian Pedoman Coaching, Mentoring, dan Evaluasi Aktualisasi ini


disusun sebagai informasi untuk dapat dijadikan acuan bagi
penyelenggara dalam Pelatihan Struktural Kepemimpinan. Hal-hal teknis
lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan coaching dan mentoring dapat
dikonsultasikan kepada Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan
Pengembangan Kompetensi ASN Lembaga Administrasi Negara, Telp/Fax:
021-3455021 ext.152, atau media sosial berikut:

32
REFERENSI

Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja


Pegawai Negeri Sipil
Peraturan LAN Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pengembangan Kompetensi
Pegawai Negeri Sipil
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (PermenPANRB) Nomor 6 Tahun 2022 tentang
Pengelolaan Kinerja Pegawai Aparatur Sipil Negara
Keputusan Kepala LAN Nomor 375 Tahun 2022 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan Struktural Kepemimpinan
Peraturan Kepala LAN Nomor 8 Tahun 2020 tentang Pedoman Coaching,
Konseling, dan Mentoring di Lingkungan LAN

33
LAMPIRAN

Formulir Coaching

NO. COACH NO. COACHEE

1. Nama 1. Nama

2. NIP 2. NIP

3. Pangkat/Gol. 3. Pangkat/Gol.

4. Jabatan 4. Jabatan

5. Unit Kerja 5. Unit Kerja

PERIODE/ HAMBATAN
NO. OUTPUT KET.
KEGIATAN WAKTU INTERNAL EKSTERNAL

PERMASALAHAN: TINDAK LANJUT:

SARAN COACH:

RENCANA AKSI: TARGET WAKTU:

………….., (dd/mm/yy)

Coach, Coachee,

(Nama Lengkap)
(Nama Lengkap)

34
Formulir Mentoring

NO. MENTOR NO. MENTEE

1. Nama 1. Nama

2. NIP 2. NIP
3. Pangkat/Gol. 3. Pangkat/Gol.
4. Jabatan 4. Jabatan

5. Unit Kerja 5. Unit Kerja

NO. KEGIATAN PERIODE/ TARGET DUKUNGAN


KET.
WAKTU OUPUT % INTERNAL EKSTERNAL

PERMASALAHAN: TINDAK LANJUT:

SARAN MENTOR:

RENCANA AKSI: TARGET WAKTU:

KOMPETENSI YANG JALUR PENGEMBANGAN: WAKTU:


DIKEMBANGKAN:

………….., (dd/mm/yy)
Mentor, Mentee,

(Nama Lengkap) (Nama Lengkap)

35
36

Anda mungkin juga menyukai