Menimbang
a.
b.
c.
Mengingat
1.
2.
3.
4.
5.
Menetapkan
PERTAMA
KEDUA
KETIGA
instansi
pemerintah.
Akuntabilitas
merupakan
perwujudan
kewajiban
instansi
untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan melalui pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik (LAKIP).
KUA Kecamatan WALEA KEPULAUAN sebagai salah satu instansi pemerintah sesuai dengan bidang
tugasnya membantu Kepala Kankemenag dalam penyelenggaraan pemerintah di bidang agama,
berkewajiban juga menyusun rencana strategis.
Rencana strategis yang disusun oleh KUA merupakan langkah awal untuk melaksanakan mandat
tersebut di atas, yang dalam penyusunannya perlu melaksanakan analisis terhadap lingkungan baik
internal maupun eksternal yang merupakan langkah yang penting dengan memperhitungan kekuatan
(strenghts), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan tantangan (threats) yang ada. Rencana
ini merupakan suatu proses yang berorientasi pada proses dan hasil yang ingin dicapai dalam kurun
waktu lima tahun, dengan tetap memperhatikan potensi yang ada baik sumberdaya manusia maupun
sumberdaya alam, kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang dihadapi.
Rencana strategis disusun untuk jangka waktu lima tahun, dan diimplementasikan ke dalam
rencana kerja (Renja) tahunan, yang memungkinkan adanya revisi sesuai dengan perkembangan
kebutuhan.
-37. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
Keuangan Negara
8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
9. PMA Nomor 21 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Laporan Akuntabilitas Kinerja Satuan
Organisasi di lingkungan Departemen Agama.
10. KMA Nomor 517 Tahun 2001 tentang Penataan Organisasi KUA.
D. Sistematika Penulisan
Rencana Strategis KUA Kecamatan WALEA KEPULAUAN Kabupaten Jepara Tahun 2012 2016
disusun menurut sistematika sebagai berikut :
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Landasan Hukum
D. Sistematika Penulisan
BAB II. VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN
A. Visi dan Misi KUA Kecamatan WALEA KEPULAUAN.
B. Tujuan
C. Sasaran
D. Strategi dan Kebijakan
BAB III. TUGAS DAN FUNGSI KUA KEC. WALEA KEPULAUAN
A. Struktur Organisasi
B. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan
C. Tugas dan Fungsi
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
A. Visi dan Misi KUA Kecamatan WALEA KEPULAUAN
Visi KUA Kecamatan dirumuskan dengan memperhatikan visi Kementerian Agama Republik
Indonesia yang ditetapkan dalam Renstra Kementerian Agama RI tahun 2010 2014 yakni
Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri dan sejahtera
lahir batin
Berdasarkan pada visi Kementerian Agama tersebut visi KUA Kecamatan WALEA KEPULAUAN
ditetapkan sebagai berikut:
TERWUJUDNYA KUA KECAMATAN WALEA KEPULAUAN
YANG BERKUALITAS, TRANSPARAN, PARTISIPATIF DAN AKUNTABEL
MENUJU PEMBANGUNAN MASYARAKAT YANG TAAT BERAGAMA,
RUKUN, CERDAS, MANDIRI DAN SEJAHTERA
* KUA yang berkualitas
KUA merupakan unit pelayanan masyarakat di bidang administrasi keagamaan, dapat dikatakan
berkualitas apabila memenuhi beberapa kriteria. Dalam kerangka visi di atas ditetapkan tiga kriteria
sebagai berikut:
1. Sarana dan prasarana pelayanan yang berkualitas: kualitas pelayanan yang berkualitas erat kaitannya
dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. Hal ini bertujuan memberi kenyamanan dan
kepuasan kepada pengguna jasa. Sarana tersebut meliputi telephone, komputer, ruang tunggu, musholla
dan toilet.
2. Prosedur layanan yang jelas: kualitas kantor diukur pula dengan kejelasan prosedur layanan, syarat,
waktu dan biaya pelayanan.
3. Sumber Daya Manusia: kualitas sebuah kantor sangat ditentukan kualitas sumber daya manusianya.
Sarana dan SOP pelayanan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh SDM yang berkualitas.
* Transparan
Sebagai unit pelayanan masyarakat, KUA menganut prinsip transparan. Pelayanan harus dibangun
atas dasar kebebasan memperoleh informasi-informasi yang berkaitan dengan kepentingan ublic dapat
secara langsung diperoleh oleh mereka yang membutuhkan.
* Partisipatif
Banyak kegiatan yang ditangani oleh KUA harus merupakan partisipasi dari masyarakat seperti
wakaf, BAZ, sertifikasi halal, sertifikasi arah kiblat dan pembinaan keluarga sakinah.
-5* Akuntabilitas
Kemampuan untuk memberikan pelayanan yang memadai / berkualitas sesuai dengan nilai yang
berlaku maupun kebutuhan masyarakat. Suatu pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan secara
hukum (perpu yang berlaku) baik kepada pimpinan, maupun kepada masyarakat
Visi dijabarkan lebih lanjut ke dalam misi yang akan menjadi tanggung jawab KUA Kecamatan
WALEA KEPULAUAN. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang
berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberadaan serta peran KUA dalam menyelenggarakan
tugas pemerintahan. Oleh karena itu misi KUA Kecamatan WALEA KEPULAUAN dirumuskan sebagai
berikut :
1. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme sumberdaya manusia KUA
2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan KUA Kec. WALEA KEPULAUAN.
3. Memantapkan sistem pelayanan, pembinaan dan penyuluhan.
4. Meningkatkan kualitas pelayanan.
5. Meningkatkan tata kelola kantor yang bersih dan berwibawa.
Penjelasan masing-masing misi :
1. Misi Kesatu :
Sebagai pelaksana di lapangan dan sebagai ujung tombak pelayanan, pembinaan dan penyuluhan
SDM KUA menjadi sangat penting dan menjadi kunci keberhasilan. Kualitas pelayanan, pembinaan dan
penyuluhan sangat tergantung pada kemampuan dan keahlian para petugas secara teknis maupun
kemampuan lain yang bersifat intersektoral, multidisipliner, dan berpikir komprehensif. Peningkatan
kualitas sumberdaya manusia merupakan peningkatan kapasitas individu dalam mengemban beban
-6KUA bukan hanya melayani administrasi pernikahan, tetapi juga memage pelayanan
dan pembinaan wakaf, zakat, bimbingan perkawinan, bimbingan haji, kemitraan umat dan
keluarga sakinah. Institusi KUA harus mampu berperan sebagai pelaksana fungsi manajemen dalam
bidang pembinaan umat dan pelayanan administrasi keagamaan secara menyeluruh serta melakukan
kajian/analisis dalam rangka pengendalian perencanaan yang telah dirumuskan.
3. Misi Ketiga :
Pelayanan yang cepat, tepat berkualitas dan murah merupakan dambaan setiap pelanggan. Menu
pelayanan KUA yang telah diinformasikan dapat dipahami dan dilaksanakan sebagai protap. Di bidang
pelayanan disusun sebuah SOP pelayanan dan penangung jawabnya. Bidang pembinaan dan
penyuluhan agama disusun sebuah peta dakwah dan strategi penyuluhan.
4. Misi Keempat :
Peningkatan pelayanan merupakan upaya terwujudnya pelayanan prima. Oleh karena itu, institusi
KUA harus dapat meningkatkan kemampuan pelayanan yang cepat, benar, dan murah. Harus
menyediakan data pernikahan (pelayanan duplikat) dengan cepat, tepat dan akurat. Pelayanan ikrar
wakaf, bimbingan konseling yang bermutu.
5. Misi Kelima :
Peningkatan kualitas penyelenggaran sumber dana APBN yang baik untuk upaya mendukung
laporan keuangan Kementerian Agama RI menjadi WTP (Wajar Tanpa Pengecualian).
B. Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi dan tujuan sebagai hasil
yang akan dicapai / dihasilkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu
kepada pernyataan visi dan misi sehingga rumusannya harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang
ingin dicapai di masa mendatang. Untuk itu tujuan disusun guna memperjelas pencapaian sasaran yang
ingin diraih dari masing-masing misi.
-7Tabel 1
Misi Tujuan
No
Misi
Tujuan
Meningkatkan kapasitas
kelembagaan KUA
Meningkatkan
sistema. Menyusun sistem pelayanan yang baik
pelaya-nan, pembinaan dan dan menjadi SOP/Protap.
penyu-luhan agama.
b. Menyusun sistem pembinaan yang baik
sesuai dengan sylabus.
C. Sasaran
Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai dalam rumusan yang spesifik, terukur, dalam kurun
waktu tertentu secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan.
Tabel 2
Tujuan Sasaran
No
TUJUAN
SASARAN
Uraian
1
Indikator
-8-
No
TUJUAN
SASARAN
Uraian
Indikator
Menyusun sistem
Pembinaan
mencapai * Jamaah Haji mandiri.
pembinaan yang
hasil maksimal sesuai * Catin siap menjadi calon
baik sesuai dengan sylabus.
ayah dan ibu yang baik.
sylabus.
Mewujudkan
* Meningkatnya fasilitas,
* Jumlah fasilitas pelayapelayanan prima
sarana prasarana pelaya
nan bertambah.
nan.
* Terpenuhinya fasilitas
* Meningkatnya fasilitas
pendukung.
pendukung.
* Meningkatkan
* Laporan keuangan sesuai * Berkurangnya temuan
status dari
dengan kaidah / petunjuk
dari irjend maupun BPK.
disclaimer menjadi laporan.
* Tidak ada korupsi, kolusi
WTP.
* Melaksanakan sesuai
dan nepotisme.
* Jaminan bahwa
dengan hukum dan
Kementerian
undang-undang yang
agama adalah
berlaku.
instansi yang
bersih dan
berwibawa
D. Strategi
Strategi adalah keseluruhan cara atau langkah dengan penghitungan yang pasti untuk mencapai
tujuan atau mengatasi persoalan. Cara atau langkah dirumuskan lebih bersifat makro dibandingkan
dengan teknik yang lebih sempit, dan merupakan rangkaian kebijakan. Sehingga strategi merupakan
cara mencapai tujuan dan sasaran yang dijabarkan ke dalam kebijakan-kebijakan dan program-program.
Tabel 3
Tujuan - Strategi
No
Tujuan
Strategi
-9-
No
Tujuan
Strategi
E. Kebijakan
Kebijakan adalah suatu arah tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam suatu lingkungan
tertentu dan digunakan untuk mencapai suatu tujuan, atau merealisasikan suatu sasaran tertentu. Oleh
karena itu, kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan untuk dijadikan pedoman,
pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya
kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan serta visi dan misi kantor / organisasi.
Tabel 4.
Strategi Kebijakan
No
Strategi
Kebijakan
* Menugaskan DDTK.
* Menugaskan diklat/penataran.
* Melakukan disiplin anggaran.
* Rangkap jabatan/tugas.
BAB III
TUGAS DAN FUNGSI KUA KECAMATAN WALEA KEPULAUAN
A. Struktur Organisasi
KUA Kecamatan WALEA KEPULAUAN terdiri dari :
1. Unsur Pimpinan yaitu : Kepala KUA.
2. Unsur Staf yaitu : Staf tata usaha.
3. Unsur Pelaksana / Jabatan Fungsional:
a. Bidang Kepenghuluan
b. Bidang Penyuluh Agama Islam.
Gambar 1
Bagan Struktur Organisasi
Kantor Urusan Agama Kecamatan WALEA KEPULAUAN
No
Pendidikan
Jumlah
S2
S1
SLTA
No
Pendidikan
Jumlah
S2
S1
SLTA
-113. Perlengkapan
Perlengkapan yang dimiliki untuk mendukung pelaksanaan tugas KUA Kecamatan WALEA KEPULAUAN
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6: Sarana KUA Kec. WALEA KEPULAUAN
No
Nama Barang
Jumlah (unit)
Almari Kayu
Rak kayu
Meja kayu
Kursi kayu
10
Kursi Besi
25
Filling Kabinet
Mesin Ketik
Komputer
Kipas angin
10
Brankas
11
Televisi (hibah)
12
Meja tamu
13
Kursi tamu
14
Telephon
3. Adanya suatu tekad/semangat membentuk team work dalam membangun masyarakat WALEA
KEPULAUAN.
4. Adanya dukungan dana untuk kegiatan belanja administrasi dan perencanaan kegiatan KUA.
Kelemahan (Weaknesses) yaitu situasi dan ketidak mampuaan internal yang mengakibatkan KUA
tidak/kurang dapat dalam mencapai visi dan misi :
1. Kurangnya staf yang terdidik secara fungsional dalam mengembangkan pelayanan, pembinaan dan
penyuluhan agama.
-132. KUA bukan merupakan satker yang dapat mengembangkan kegiatan dengan alokasi dana ( MAK ) yang
memadai.
3. Kurang tersedianya fasilitas sarana dan prasarana sebagai pendukung dibidang kelembagaan.
4. Kurang tersedianya data-data dan informasi sebagai pendukung dalam bahan dan analisa proses
perencanaan.
5. Terlalu banyak tugas-tugas dan kegiatan semi resmi yang tidak didukung oleh dana.
6. Lokasi KUA yang jauh dari pemukiman warga dan jauh dari masjid.
7. Tidak adanya musrenbang di lingkungan Kankemenag.
8. Pembantu PPN tidak dapat diperhatikan nasib dan kedudukannya dalam kerangka pelayanan pernikahan.
Peluang (Opportunities) yaitu situasi dan faktor-faktor luar bersifat positif yang membantu KUA
Kecamatan WALEA KEPULAUAN :
1. Penduduk mayoritas beragama Islam karena keberadaan KUA adalah untuk memberikan pelayanan
administrasi keagamaan khususnya umat Islam.
2. Lembaga-lembaga keagamaan, organisasi keagamaan mempunyai misi yang hampir sama bahkan sama
dengan misi KUA.
3. Jumlah perwakafan umat Islam yang begitu besar baru tergarap sebagian kecil.
4. Potensi zakat, infaq dan shadaqah belum termanajemen secara maksimal.
Ancaman (Threats)
1. Terbatasnya dana yang tersedia untuk peningkatan kualitas SDM terutama dalam penciptaan aparatur
yang handal.
2. Adanya tumpang tindih peraturan perundangan yang mengatur peraturan yang mengatur keuangan
pernikahan dengan teknis pelaksanaan pernikahan, sehingga timbul penafsiran yang berbeda-beda yang
berakhir pada kekeliruan- kekeliruan di pihak petugas Pencatat Nikah.
3. Keputusan MK yang merevisi UU 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan pasal 43 (ayat 1), dimana anak diluar
nikah mendapatkan hak yang sama dengan anak hasil pernikahan yang sah. Hal ini dikawatirkan seorang
wanita tidak lagi kawatir dengan perselingkuhan karena anak yang dihasilkannya mempunyai hak yang
sama dengan nikah resmi.
4. Pembantu PPN tidak jelas kedudukannya padahal Pembantu PPN merupakan bagian tak terpisahkan dari
kegiatan pernikahan bahkan sebagian besar
-14masyarakat hanya menuntut hak dan melupakan kewajiban dengan menyerahkan sepenuhnya urusan
pernikahan kepada Pembantu PPN baik biaya nikah maupun kelengkapan lainnya.
5. Adanya kecenderungan sebagian masyarakat apabila kewajiban secara hukum merugikan waktu,
mereka kesampingkan sementara mereka hanya menginginkan kebutuhan terpenuhi walaupun
melanggar aturan / perpu yang berlaku.
Indentifikasi terhadap faktor internal dan eksternal seperti tersebut di atas masih berupa analisis
kualitatif sehingga belum terlihat posisi KUA secara akurat, komponen atau unsur mana dari SWOT
tersebut yang lebih dominan dan berpengaruh terhadap kinerja KUA.
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. KONDISI SAAT INI
Lima tahun terakhir, pada umumnya kualitas penyelenggaraan pelayanan public oleh KUA
Kecamatan WALEA KEPULAUAN terus menerus mengalami peningkatan. Beberapa indikator yang
menyebabkan adanya peningkatan kualitas penyelenggaraan perencanaan tersebut meliputi :
1. Meningkatnya sarana pelayanan, buku nikah dicetak dengan printer bukan ditulis tangan,
2. Meningkatnya kualitas pembinaan dan penyelenggaraan bimibingan manasik haji, bidang wakaf, zakat
dan keluarga sakinah karena partisipasi masyarakat.
3. Meningkatnya operasional KUA tiap bulan Rp. 2.000.000,Peningkatan kualitas penyelenggaraan perencanaan tidak lepas dari meningkatnya kapasitas
kelembagaan KUA meliputi kapasitas SDM, sarana dan prasarana serta sistem pelayanan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku, meliputi:
1. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pendidikan formal dan diklat fungsional,
2. Fasilitasi berbagai forum multistakeholders di bidang zakat dan keluarga sakinah,
3. Meningkatnya koordinasi perencanaan intern yang mantap, sinergis, dan terpadu,
4. Pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan data dan informasi.
Namun peningkatan kualitas penyelenggaraan ini belum secara signifikan diikuti oleh peningkatan
kualitas produk perencanaan. Hal ini disebabkan adanya beberapa tantangan dan permasalahan pokok
antara lain:
1. Peraturan perundangan dan pedoman yang mengatur mekanisme perencanaan, tidak adanya
musrenbang di lingkungan Kankemenag.
2. Dukungan pembiayaan kepada MAK yang tidak hanya MAK 52. (habis pakai).
3. Belum mantapnya mekanisme perencanaan antara KUA dengan Seksi Urais.
B. KONDISI YANG DIINGINKAN
Dalam kurun waktu lima tahun kedepan, dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi yang
dimiliki, KUA diharapkan responsif, kreatif dan inovatif agar mampu menjawab perubahan lingkungan dan
tantangan untuk mewujudkan pelayanaan, pembinaan dan penyuluhan yang berkualitas melalui
peningkatan kapasitas dan komitmen SDM KUA, memantapkan kelembagaan KUA di tingkat basis, serta
koordinasi dan komunikasi antar pemangku kepentingan.
-16Untuk mewujudkan harapan diatas, beberapa kondisi yang harus disiapkan antara lain sebagai
berikut:
1. Dilaksanakan musrenbang di lingkungan Kankemenag serta diatur mekanisme yang mantap antara
perencanaan KUA dan Seksi Urais.
2. Meningkatnya koordinasi antara institusi Kankemenag Kabupaten dengan BPN dan Pemerintah
Kabupaten dalam bidang wakaf.
3. Mengatur sampai tuntas persoalan Pembantu PPN sebab keberadaannya menjadi bagian tak terpisahkan
dari kegiatan pernikahan yang selalu menjadi sorotan dan kritikan publik.
4. Meningkatnya pengalokasian dana bagi KUA untuk penyelenggaraan kegiatan semi resmi seperti
Pembinaan Keluarga sakinah yang setara dengan garapan PLKB Kecamatan, kegiatan MTQ dan
perwakafan hak milik melalui dana APBN dan pemberian MAK yang tidak hanya 52.
6. Menambah personal KUA sesuai batas minimal pelayanan.
8. Tersusunnya Standard Operating Procedure (SOP) perencanaan kegiatan / program.
9. Tersedianya alat dan metode penilaian kelayakan dan penetapan skala prioritas kegiatan.
10. Terbukanya peluang mengikuti program beasiswa pendidikan formal.
11. Dimantapkannya pengelolaan dan pemanfaatan data, penguasaan teknologi informasi dan komunikasi
sebagai simstem informasi di lingkungan Kankemenag
12. Penghapusan BMN yang sudah tidak layak pakai.
C. INDIKATOR DAN TARGET
1. Tersedianya jasa telepon, air, listrik, dan internet untuk memenuhi kebutuhan kantor.
2. Terselenggarakannya administrasi keuangan secara baik, lancar, dan benar.
3. Tersedianya jasa perbaikan peralatan kerja untuk mendukung pemeliharaan peralatan kerja agar berfungsi
lebih lama.
4. Tersedianya alat tulis kantor untuk memenuhi kebutuhan dalam operasional kantor.
5. Tersedianya jasa cetak dokumen, blangko, arsip, atau file penting lainnya.
6. Tersedianya peralatan dan perlengkapan kantor untuk mendukung kelancaran operasional.
7. Tersedianya buku literatur dan peraturan perundangundangan untuk bahan referensi bagi KUA.
-178. Tersedianya makanan dan minuman untuk keperluan lembur, rapat-rapat, dan menjamu tamu.
9. Tersedianya biaya koordinasi dan konsultasi.
10. Terpeliharanya gedung kantor secara rutin / berkala untuk mendukung kenyamanan aparat bekerja serta
mantapnya pengamanan aset yang ada.
11. Tersedianya kendaraan dinas roda dua.
12. Tersusunnya Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja.
13. Tersusunnya Rencana Kerja sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan.
14. Meningkatnya kemampuan teknis aparat KUA.
15. Tersosialisasikannya Sistem Informasi Manajemen Nikah.
16. Terlaksananya bimbingan teknis bimbingan konseling.
17. Tersusunnya dokumen hasil musrenbang Kankemenag.
18. Terlaksananya kegiatan monitoring, evaluasi, pengendalian, dan pelaporan pelaksanaan pelayanan,
bimbingan dan penyuluhan di KUA.
19. Terselenggaranya koordinasi Kankemenag dengan BPN dan Pemerintah Kabupaten dibidang perwakafan.
20. Terselenggaranya koordinasi Kankemenag dengan Pemerintah Kabupaten serta PLKB dibidang keluarga
sakinah.
21. Diambilkannya dana penyelenggaraan MTQ dari pos dana pendidikan, karena kegiatan tersebut bersifat
rutin dan melibatkan siswa siswi sekolah.
BAB V
PROGRAM DAN KEGIATAN
A. Program dan Kegiatan
Sebagai perwujudan dari beberapa kebijakan dan strategi dalam rangka mencapai tiap tujuan
strategisnya, maka langkah operasionalnya harus dituangkan ke dalam program dan kegiatan indikatif
yang mengikuti ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan tugas dan fungsi KUA Kecamatan.
B. Program KUA
1. Peningkatan layanan administrasi keagamaan dan kepenghuluan :
a) Peningkatan kepatuhan masyarakat terhadap pelaksanaan UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
dan peraturan pelaksanaannya.
b) Entri data nikah tahun dibawah tahun 2011 kedalam aplikasi SIMKAH.
c) Sosialisasi SOP pelayanan KUA.
2. Peningkatan Sarana dan Prasarana :
a) TV di ruang tunggu / pelayanan tamu.
b) Dispenser di ruang tunggu.
c) Instalasi air bersih.
d) Fasilitas foto untuk aplikasi SIMKAH.
e) Teralis untuk keamanan kantor.
f) Kendaraan dinas.
3. Peningkatan kapasitas Sumberdaya Aparatur
4. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.
C. Program Semi Resmi
1. Penyuluhan Agama Islam
a) Usulan penambahan personil penyuluh yang tidak merangkap.
b) Bantuan manajemen administrasi penerangan dan pembinaan syariah.
c) Meningkatnya kualitas penyuluhan agama Islam.
d) Terwujudnya kemitraan dan pemberdayaan umat Islam
e) Meningkatnya kualitas penyelenggaraan MTQ dan pengembangan Tilawatil Quran
dukungan dana.
c) Meningkatkan kajian potensi wilayah binaan.
d) Meningkatkan pembinaan satgas keluarga sakinah.
e) Meningkatkan bantuan pengembangan sebagaimana PLKB.
5. Pengelolaan kemasjidan, pembinaan syariah dan hisab rukyat serta jaminan produk halal.
a) Mengusulkan personil khusus yang menanganinya.
b) Meningkatkan manajemen adminstrasi, pemberdayaan, pengembangan dan dukungan dana.
Sebagai bagian dari upaya mewujudkan transpararansi dan akuntabilitas, KUA akan membuat
laporan kinerja atas kinerja dan anggaranberupa keluaran kegiatan dan indikator kinerja masing-masing
kegiatan. Indikator kinerja dapat diartikan sebagai suatu ukuran kuantitatif dan atau ukuran kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang ditetapkan.
BAB VI
PENUTUP
Rencana Strategis KUA Kecamatan WALEA KEPULAUAN Kabupaten Jepara Tahun 2012 2016
berfungsi sebagai pedoman, penentu arah, sasaran dan tujuan bagi aparatur KUA dalam melaksanakan
tugas penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pelaksanaan pelayanan kepada
stakeholders yang ada. Rencana Strategis ini merupakan penjabaran dari visi dan misi Kementerian
Agama RI Tahun 2010 - 2014.
Dengan melaksanakan Rencana Strategis ini sangat diperlukan partisipasi, semangat, dan
komitmen dari seluruh aparatur KUA, karena akan menentukan keberhasilan program dan kegiatan yang
telah disusun. Dengan demikian Rencana Strategis ini nantinya bukan hanya sebagai dokumen
administrasi saja, karena secara substansial merupakan pencerminan peningkatan pelayanan yang
memang dibutuhkan oleh stakeholders sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai.
Akhir kata semoga Rencana Strategis KUA Kec. WALEA KEPULAUAN Kabupaten Jepara ini dapat
diimplementasikan dengan baik sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah ditetapkan secara konsisten
dalam rangka mendukung terwujudnya good governance.
Jepara, 2 Januari 2012
Kepala KUA Kecamatan WALEA KEPULAUAN