NI PPPK : 198806302022211003
Unit Kerja : SD N 1 Siyonoharjo
Kecamatan : Eromoko
Pemerintah kabupaten wonogiri telah menetapkan peraturan bupati wonogiri nomor 114
tahun 2021 tentang roadmap reformasi birokrasi pemerintah kabupaten wonogiri tahun
2021-2026. Quick Wins dalam kerangka pelaksanaan Reformasi Birokrasi merupakan
program percepatan dalam bentuk inisiatif kegiatan yang menggambarkan percepatan
pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Quick Wins Road Map RB Kab. Wonogiri. Terdapat 2
Jenis Quick Wins yaitu :
1. Quickwins yang bersifat Mandatory untuk tahun 2022 dan Maksimal 2021 Yaitu
Penyederhanaan Birokrasi.
2. Quickwins yang bersifat Mandatory untuk tahun 2022 dan Maksimal 2021 Yaitu
Penyederhanaan Birokrasi.
F. Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (Sakip) Kabupaten Wonogiri
1. Gambaran Mengenai SAKIP :
a. SAKIP merupakan sebuah sistem yang memastikan setiap program, kegiatan dan
anggaran digunakan secara efektif, efisien serta berdampak langsung bagi masyarakat
b. SAKIP di bangun atas landasan perencanaan yang berorentiasi hasil memiliki dampak
nyata, dan terukur keberhasilannya
c. Monitoring dan evaluasi kinerja terus dilakukan tidak lagi ditanyakan berapa serapan
anggaran, tapi kinerja apa yang telah dihasilkan, apa kendalanya dan bagaimana
solusinya
2. Kementerian PAN dan RB melalui Deputi Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan
Pengawasan memiliki peran penting untuk mendorong penerapan sakip di instansi
pemerintah
a. Evaluasi SAKIP :
Langkah berikutnya penerapan dan diskusi bertujuan untuk menilai pemahaman dan
rekomendasi perbaikan teknis, memastikan perubahan pola pikir kearah orentiasi hasil
Evaluator menganalisis hasil evaluasi tahun sebelumnya serta isu strategis terkini
yang sedang dihadapi setiap pemerintah daerah.
Evaluator menganalisis seluruh dokumen terkait, mulai dari RPJMD, Renstra, Renja,
IKU, Perjanjian Kinerja, RKA, Hingga Laporan Kinerja baik di tingkat pemerintah
daerah maupun perangkat daerah.
MATERI III MANAJEMEN PPPK PEMATERI SURATMAN, SE.,M.M.
(SEKRETARIS BKD WONOGIRI)
Pasal 52 (1) Berdasarkan ketentuan disiplin yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini,
PPK pada setiap instansi menetapkan disiplin PPPK. (21 Disiplin PPPK sebagaimana
dimaksud pada ayat (t) ditetapkan berdasarkan karakteristik pada setiap instansi. (3) Tata
cara pengenaan sanksi disiptin bagi pppK dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
2. Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 97 Tahun 2020 (Tentang Disiplin Pegawai ASN
Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Wonogiri)
B. Kewajiban Pegawai ASN - Pasal 4 Perbup Nomor 97 Tahun 2020
1. mengucapkan sumpah/janji ASN
2. mengucapkan sumpah/janji jabatan
3. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Pemerintah
4. menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan
5. melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh
pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab
6. menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS
7. mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau
golongan
8. memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus
dirahasiakan
9. bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara
10. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang
dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang
keamanan, keuangan, dan materiil
11. masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja
12. mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan
13. menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya
14. memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat
15. membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas
16. memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier
17. menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
C. Larangan Pegawai ASN - Pasal 5 Perbup Nomor 97 Tahun 2020
1. menyalahgunakan wewenang
2. menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain
dengan menggunakan kewenangan orang lain
3. tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau
lembaga atau organisasi internasional
4. bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat
5. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan
barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga
milik negara secara tidak sah
6. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang
lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk
keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain yang secara langsung atau tidak
langsung merugikan negara
7. memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara
langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam
jabatan
8. menerima hadiah atausuatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang
berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya
9. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya
10. melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani
11. menghalangi berjalannya tugas kedinasan
12. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
dengan cara: ikut serta sebagai pelaksana kampanye; menjadi peserta kampanye
dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS; sebagai peserta kampanye
dengan mengerahkan PNS lain; dan/atau sebagai peserta kampanye dengan
menggunakan fasilitas negara;
13. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara:
membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan
salah satu pasangan calon selama masa kampanye; mengadakan kegiatan yang
mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta
pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat;
14. memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau
calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat
dukungan disertai fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda
Penduduk sesuai peraturan perundang-undangan
15. memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah,
dengan cara: terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah; menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan
dalam kegiatan kampanye; membuat keputusan dan/atau tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa
kampanye; mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau
pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota
keluarga, dan masyarakat.
D. Tingkat Dan Jenis Hukuman Disiplin PPPK - Pasal 7 ayat (2) Perbup Nomor 97
Tahun 2020
RINGAN: teguran lisan; teguran tertulis; pernyataan tidak puas secara tertulis.
SEDANG: penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun; penurunan golongan
setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.
BERAT: pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri; pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat.
E. Penjatuhan Hukuman Disiplin PPPK Untuk Tidak Masuk Kerja Tanpa Alasan
Yang Sah (Alpa)
Hukuman Disiplin Tingkat Ringan:
1. teguran lisan bagi ASN yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah secara
kumulatif selama 3 (tiga) hari kerja dalam 1 (satu) tahun;
2. teguran tertulis bagi ASN yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah
secara kumulatif selama 4 (empat) sampai dengan 6 (enam) hari kerja dalam 1
(satu) tahun;
3. pernyataan tidak puas secara tertulis bagi ASN yang tidak masuk kerja tanpa
alasan yang sah secara kumulatif selama 7 (tujuh) sampai dengan 10 (sepuluh)
hari kerja dalam 1 (satu) tahun;
Hukuman Disiplin Tingkat Sedang
1. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun bagi PPPK yang tidak
masuk kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 11 (sebelas)
sampai dengan 13 (tiga belas) hari kerja dalam 1 (satu) tahun;
2. penurunan golongan setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun bagi PPPK yang
tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 14 (empat
belas) sampai dengan 16 (enam belas) hari kerja dalam 1 (satu) tahun;
Hukuman Disiplin Tingkat Berat:
1. pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
bagi PPPK yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama
17 ( tujuh belas) hari kerja atau lebih.
2. pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
bagi PPPK yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah secara terus menerus
selama 10 (sepuluh) hari kerja.
F. Cuti PPPK - Pasal 77 PP Nomor 49 Tahun 2018
Cuti sebagaimana dimaksud pada Pasal 76 ayat (1) terdiri atas:
Cuti Tahunan:
1. Diberikan bagi PPPK yang telah bekerja paling sedikit 1 tahun terus menerus.
2. Lamanya cuti 12 hari kerja
Pengecualian Pemberian Cuti Tahunan:
Diberikan pengecualian tidak perlu menunggu masa kerja minimal 1 tahun dalam hal :
Ibu, bapak, istri/suami, anak, dan/atau mertua sakit keras atau meninggal dunia.Salah
seorang anggota sebagaimana dimaksud angka 1 meninggal dunia dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan harus mengurus hak dari anggota keluarga yang
meninggal. Melangsungkan perkwinan pertama.. PPPK Guru yang mengambil liburan
semester tidak berhak mengambil cuti tahunan.
Cuti Sakit:
1. PPPK yang sakit sampai dengan 14 hari, mengajukan permintaan cuti dengan
melampirkan surat keterangan dokter
2. PPPK yang menderita sakit lebih dari 14 hari, mengajukan permintaan cuti dengan
dilampiri surat keterangan dokter pemerintah.
3. Hak atas cuti sakit diberikan paling lama 1 bulan
4. PPPK yang tidak sembuh dalam jangka waktu 1 bulan dilakukan pemutusan
hubungan perjanjian kerja
5. PPPK yang mengalami kecelakaan kerja sehingga perlu mendapatkan perawatan
berhak atas cuti sakit sampai berakhirnya masa hubungan perjanjian kerja
Cuti Melahirkan
Untuk kelahiran anak pertama sampai dengan kelahiran anak ketiga pada saat menjadi PPPK,
PPPK berhak atas cuti melahirkan. Lamanya cuti melahirkan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberikan paling lama 3 bulan.
Cuti Bersama
Cuti Bersama bagi PPPK mengikuti ketentuan Cuti Bersama bagi PNS. PPPK yang karena
Jabatannya tidak diberikan hak atas cuti bersama, hak cuti tahunannya ditambah sesuai dengan
jumlah cuti bersama yang tidak diberikan. Cuti bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
MATERI V PENERAPAN TUGAS DAN FUNGSI PEMATERI Drs. TARMO,
S.Pd.M.Pd (KEPALA BIDANG PTK DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KABUPATEN WONOGIRI)
A. Latar Belakang
Beberapa hal yang menyebabkan pentingnya disusun Standar Pelayanan Publik: amanat
Undang-Undang 25/2009: UU mewajiban setiap penyelenggara pelayanan publik untuk
menyusun Stndar Pelayanan. Jaminan dan kepastian adalah sebagai jaminan dan
kepastian penyelenggaraan pelayanan. Aspirasi masyarakat adalah sebagai masyarakat
menginginkan pelayanan publik berkualitas.