Anda di halaman 1dari 24

Nama : WAHYUDI, S.Pd.

NI PPPK : 198806302022211003
Unit Kerja : SD N 1 Siyonoharjo
Kecamatan : Eromoko

MATERI 1 ORIENTASI PPPK KELEMBAGAAN PEMERINTAH KABUPATEN


WONOGIRI ANTONIUS HENDRO, S.STP, Msi (KEPALA BAGIAN ORGANISASI
SETDA KAB. WONOGIRI)

A Urusan Pemerintahan diatur dalam UU No 23 Tahun 2014 mencakup 2 yaitu


Wajib dan Pilihan.
1. Wajib :
a. Pelayanan Dasar : Pendidikan, Kesehatan, PU dan Tata Ruang, Perumahan dan
Kawasan Pemukiman, Trantibun dan Linmas, Sosial.
b. Non Pelayanan dasar : Tenaga Kerja, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, Pangan, Pertanahan, Lingkungan Hidup, Adminduk dan
capil, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk dan KB,
Perhubunga, Komunikasi dan Informatika, Koperasi dan UKM, Penanaman
Modal, kepemudaan dan Olah Raga, Statistik, Persandian, Kebudayaan,
Perpustakaan, Kearsipan
2. Pilihan :
a. Kelautan dan Perikanan
b. Pariwisata
c. Pertanian
d. Kehutanan
e. Energi dan Sumber Daya Mineral
f. Perdagangan
g. Perindustrian
h. Transmigrasi

Dari beberapa macam urusan pemerintahan tersebut dikembangkang dalam


penjabaran yang lebih spesifik sesuai dengan sasaran instansi serta penjelasan kegiatan
yang dilakukan. Penjabaran tersebut, memiliki satu tujuan yaitu melayani masyarakat
sesuai dengan bidangnya.
B Kelembagaan Perangkat Daerah
1. Perkembangan Regulasi Penataan Perangkat Daerah
Perkembangan regulasi penataan perangkat daerah diatu dalam :
a. Permendagri Nomor 56 Tahun 2019
b. PP Nomor 77 Tahun 2019
c. Permendagri Nomor 11 Tahun 2019
d. Permendagri Nomor 25 Tahun 2021
e. Permen PAN dan RB Nomor 25 Tahun 2021
f. Permendagri Nomor 16 Tahun 2020
2. Hal-Hal Yang Diatur Dalam Peraturan Kelembagaan Perangkat Daerah
a. Susunan Organisasi
b. Kedudukan
c. Tugas dan Fungsi
d. Tata Kerja
3. Asas Pembentukan Perangkat Daerah
a. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
b. Intensitas urusan pemerintahan dan potensi daerah
c. Efisiensi
d. Efektivitas
e. Pembagian habis tugas
f. Rentang kendali
g. Tata kerja yang jelas
h. Fleksibilitas
4. Urusan Pemerintah Berdasarkan UU 23 / 2014 Tentang Pemerintah daerah
Urusan pemerintahan ( pasal 9 ) dibagi menjadi 3 :
a. 6 Urusan Absolut ( pasal 10 )
b. 32 Urusan Konkuren ( pasal 11 ) dibagi menjadi 2
 24 urusan wajib (pasal 12) : 6 urusan wajib terkait pelayanan dasar, 18
urusan wajib tidak terkait pelayanan dasar.
 81 pilihan (pasal12)
c. 7 Urusan Pemerintahan Umum ( pasal 20 )
C Implementasi Reformasi Birokrasi di Pemerintahan Kabupaten Wonogiri
Dasar hukum :
1. Perpres Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Desain Reformasi Birokrasi Tahun
2010-2025.
2. Peraturan menteri pendayaggunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor
25 Tahun 2020 Tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2020- 2024
3. Peraturan Presiden no 29 Tahun 2014 Tentang sistem akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah.
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
53 Tahun 2014 tentang petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja , Pelaporan Kinerja dan
Tata cara Reviu atas laporan kinerja instansi Pemerintah.
Saat ini kondisi birokrasi di Indonesia dihadapkan dengan
1. Organisasi pemerintah belum tepat fungsi dan ukuran
2. Peraturan perundangan yang tumpang tindih, inkonsisten dan multi tafsir
3. Manajemen SDM aparatur yang belum optimal
4. Penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang dalam penyelenggaraan
pemerintahan.
5. Pelayanan publik belum dapat mengakomodir seluruh hak-hak warga negara
6. Pola pikir dan budaya kerja belum sepenuhnyamendukung birokrasi yang efektif,
efisien, produktif dan profesional.
D Tujuan Reformasi Birokrasi 2021 – 2024
Pemerintah yang Bersih dan Baik
SASARAN RB
1. Birokrasi yang bersih dan akuntabel
2. Birokrasi Yang Kapabel
3. Pelayanan Publik yang Prima
E Misi Kabupaten Wonogiri ( 2021 – 2026 )
1. Menjadi rakyat Wonogiri yang lebih pintar , lebih sehat , dan lebih berbudaya
2. Mempercepat pelaksanaan birokrasi di pemerintah kabupaten Wonogiri
3. Memperkuat kapasitas ekonomi rakyat dan membuka lapangan kerja baru untuk
mengurangi kemiskinan dan penggaguran.
4. Membangun pemenuhan sarana dan prasaranan dasar di wonogiri yang berkualitas
dan berwawasan lingkungan guna menunjang pengembangan wilayah.
F Area Perubahan Reformasi Borokrasi
1. Manejemen Perubahan
2. Penataan Peraturan Perundang – undang
3. Penguatan Kelembagaan
4. Penguatan tata laksana
5. Penguatan sistem menejemen SDM
6. Penguatan sistem pengawasan
7. Penguatan akuntabilitas kinerja
8. Peningkatan kualitas Pelayanan Publik
MATERI II HUBUNGAN DAN TATA KERJA ORGANISASI PEMATERI
ANTONIUS HENDRO, S.STP, Msi (KEPALA BAGIAN ORGANISASI
SETDA KAB. WONOGIRI)

A. Implementasi Reformasi Birokrasi di Pemerintah Kabupaten Wonogiri


Dasar Hukum :
1. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Tahun
2010-2025
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25
Tahun 2020 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2020-2024
3. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
B. Saat Ini Birokrasi Di Indonesia Dihadapkan Dengan
1. Organisasi pemerintah belum tepat fungsi dan ukuran.
2. Peraturan perundangan yang tumpeng tindih, inkosisten dan multitafsir.
3. Manajemen SDM aparatur yang belum optimal.
4. Penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang dalam penyelenggaraan pemerintah.
5. Pelayanan publik belum dapat mengakomodir seluruh hak-hak dasar warga negara.
6. Pola piker dan budaya kerja belum sepenuhnya mendukung birokrasi yang efektif,
efisien, produktif dan professional.
C. Tujuan Reformasi Birokrasi 2021-2024
Sasaran RB: 1. Birokrasi yang bersih dan akuntabel,
2. Birokrasi yang kapabel
3. Pelayanan publik Yang prima
D. Delapan Area Perubahan Reformasi Birokrasi
1. Manajemen perubahan
2. Penataan peraturan perundang-undangan
3. Penguatan tatalaksana
4. Penguatan sistem manajemen SDM
5. Penguatan sistem manajemen SDM
6. Penguatan system pengawasan
7. Penguasaan Akuntabilitas Kinerja
8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
E. Visi dan Misi Kabupaten Wonogiri
1. Visi Kabupaten Wonogiri :
Mewujudkan Wonogiri Yang Maju, Mandiri dan Sejahtera” dengan semangat Go
Nyawiji Sesarengan Mbangun Wonogiri
2. Misi Kabupaten Wonogiri :
a. Menjadikan rakyat Wonogiri yang lebih pintar, lebih sehat dan lebih berbudaya.
b. Mempercepat pelaksanaan reformasi birokrasi di pemerintah kabupaten wonogiri
c. Memperkuat kapasitas ekonomi rakyat dan membuka lapangan kerja baru
untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran
d. Membangun pemenuhan sarana dan prasarana dasar di Wonogiri yang
berkualitas dan berwawasan lingkungan guna menunjang pengembangan wilayah

Pemerintah kabupaten wonogiri telah menetapkan peraturan bupati wonogiri nomor 114
tahun 2021 tentang roadmap reformasi birokrasi pemerintah kabupaten wonogiri tahun
2021-2026. Quick Wins dalam kerangka pelaksanaan Reformasi Birokrasi merupakan
program percepatan dalam bentuk inisiatif kegiatan yang menggambarkan percepatan
pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Quick Wins Road Map RB Kab. Wonogiri. Terdapat 2
Jenis Quick Wins yaitu :
1. Quickwins yang bersifat Mandatory untuk tahun 2022 dan Maksimal 2021 Yaitu
Penyederhanaan Birokrasi.
2. Quickwins yang bersifat Mandatory untuk tahun 2022 dan Maksimal 2021 Yaitu
Penyederhanaan Birokrasi.
F. Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (Sakip) Kabupaten Wonogiri
1. Gambaran Mengenai SAKIP :
a. SAKIP merupakan sebuah sistem yang memastikan setiap program, kegiatan dan
anggaran digunakan secara efektif, efisien serta berdampak langsung bagi masyarakat
b. SAKIP di bangun atas landasan perencanaan yang berorentiasi hasil memiliki dampak
nyata, dan terukur keberhasilannya
c. Monitoring dan evaluasi kinerja terus dilakukan tidak lagi ditanyakan berapa serapan
anggaran, tapi kinerja apa yang telah dihasilkan, apa kendalanya dan bagaimana
solusinya
2. Kementerian PAN dan RB melalui Deputi Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan
Pengawasan memiliki peran penting untuk mendorong penerapan sakip di instansi
pemerintah
a. Evaluasi SAKIP :
 Langkah berikutnya penerapan dan diskusi bertujuan untuk menilai pemahaman dan
rekomendasi perbaikan teknis, memastikan perubahan pola pikir kearah orentiasi hasil
 Evaluator menganalisis hasil evaluasi tahun sebelumnya serta isu strategis terkini
yang sedang dihadapi setiap pemerintah daerah.
 Evaluator menganalisis seluruh dokumen terkait, mulai dari RPJMD, Renstra, Renja,
IKU, Perjanjian Kinerja, RKA, Hingga Laporan Kinerja baik di tingkat pemerintah
daerah maupun perangkat daerah.
MATERI III MANAJEMEN PPPK PEMATERI SURATMAN, SE.,M.M.
(SEKRETARIS BKD WONOGIRI)

A Jabatan ASN Yang Bisa Di Isi PPPK


1. Jabatan Fungsional
2. Jabatan Pimpinan Tinggi
3. Jabatan Lain Bukan Jabatan Struktural
B Manajemen PPPK

C Penetapan Kebutuhan PPPK


1. Instansi diwajibkan menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PPPK jangka
waktu 5 tahun dan diperinci per tahun berdasarkan prioritas
2. Penyusunan kebutuhan jumlah PPPK merupakan satu kesatuan dengan penyusunan
kebutuhan PNS
3. Kebutuhan jenis dan jabatan PPPK dengan Keputusan Menteri setiap tahun, dengan
pertimbangan Kementerian Keuangan dan pertimbangan tehnis Kepala BKN
4. Usulan disertai dengan kompetensi, kualifikasi, kebutuhan instansi dan persyaratan
kebutuhan dalam jabatan
D Pengadaan PPPK

E Masa Perjanjian PPPK


1. Masa hubungan kerja paling singkat 1 tahun
2. Perpanjangan berdasarkan pencapaian kinerja, kesesuaian kompetensi dan kebutuhan
instansi
3. Perpanjangan hubungan kerja JPT berkoordinasi dengan KASN dan paling lama 5
tahun.
F Penggajian dan Tunjangan
1. PPPK di berikan gaji dan tunjangan
2. Gaji dan tunjangan berlaku sesuai dengan peraturan yang berlaku dengan PNS
3. PPPK di berikan gaji dan tunjangan yang besarannya di atur oleh Peraturan Presiden
G Pengembangan Kompetensi dan Pemberian Penghargaan
H Disiplin Perbup no 97 tahun 2020
1. PPPK wajib mematuhi disiplin
2. Instansi pemerintah wajib menegakan disiplin terhadap PPPK
3. PPPK yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin
4. Psl 52 ayat (1) “PPK setiap instansi menetapkan peraturan disiplin PPPK. Tata cara
pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai disiplin PNS.
I Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja Dengan Hormat
MATERI IV DISIPLIN PPPK PEMATERI SURATMAN, SE.,M.M.
(SEKRETARIS BKD WONOGIRI)

A. Dasar Hukum Disiplin PPPK


PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu yang diangkat
berdasarkan perjanjian kerja dalam jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintah.
1. PP Nomor 49 Tahun 2018 tentang Manajemen PPPK (BAB VIII tentang DISIPLIN
Pasal 51 dan Pasal 52)
Pasal 51 (1) Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas,
PPPK wajib mematuhi disiplin PPPK. (2) Instansi Pemerintah wajib melaksanakan
penegakan disiplin terhadap PPPK serta melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin.
(3) PPPK yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.

Pasal 52 (1) Berdasarkan ketentuan disiplin yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini,
PPK pada setiap instansi menetapkan disiplin PPPK. (21 Disiplin PPPK sebagaimana
dimaksud pada ayat (t) ditetapkan berdasarkan karakteristik pada setiap instansi. (3) Tata
cara pengenaan sanksi disiptin bagi pppK dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
2. Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 97 Tahun 2020 (Tentang Disiplin Pegawai ASN
Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Wonogiri)
B. Kewajiban Pegawai ASN - Pasal 4 Perbup Nomor 97 Tahun 2020
1. mengucapkan sumpah/janji ASN
2. mengucapkan sumpah/janji jabatan
3. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Pemerintah
4. menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan
5. melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh
pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab
6. menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS
7. mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau
golongan
8. memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus
dirahasiakan
9. bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara
10. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang
dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang
keamanan, keuangan, dan materiil
11. masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja
12. mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan
13. menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya
14. memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat
15. membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas
16. memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier
17. menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
C. Larangan Pegawai ASN - Pasal 5 Perbup Nomor 97 Tahun 2020
1. menyalahgunakan wewenang
2. menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain
dengan menggunakan kewenangan orang lain
3. tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau
lembaga atau organisasi internasional
4. bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat
5. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan
barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga
milik negara secara tidak sah
6. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang
lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk
keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain yang secara langsung atau tidak
langsung merugikan negara
7. memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara
langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam
jabatan
8. menerima hadiah atausuatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang
berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya
9. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya
10. melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani
11. menghalangi berjalannya tugas kedinasan
12. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
dengan cara: ikut serta sebagai pelaksana kampanye; menjadi peserta kampanye
dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS; sebagai peserta kampanye
dengan mengerahkan PNS lain; dan/atau sebagai peserta kampanye dengan
menggunakan fasilitas negara;
13. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara:
membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan
salah satu pasangan calon selama masa kampanye; mengadakan kegiatan yang
mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta
pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat;
14. memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau
calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat
dukungan disertai fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda
Penduduk sesuai peraturan perundang-undangan
15. memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah,
dengan cara: terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah; menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan
dalam kegiatan kampanye; membuat keputusan dan/atau tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa
kampanye; mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau
pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota
keluarga, dan masyarakat.
D. Tingkat Dan Jenis Hukuman Disiplin PPPK - Pasal 7 ayat (2) Perbup Nomor 97
Tahun 2020
RINGAN: teguran lisan; teguran tertulis; pernyataan tidak puas secara tertulis.
SEDANG: penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun; penurunan golongan
setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.
BERAT: pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri; pemutusan hubungan Perjanjian Kerja tidak dengan hormat.
E. Penjatuhan Hukuman Disiplin PPPK Untuk Tidak Masuk Kerja Tanpa Alasan
Yang Sah (Alpa)
Hukuman Disiplin Tingkat Ringan:
1. teguran lisan bagi ASN yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah secara
kumulatif selama 3 (tiga) hari kerja dalam 1 (satu) tahun;
2. teguran tertulis bagi ASN yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah
secara kumulatif selama 4 (empat) sampai dengan 6 (enam) hari kerja dalam 1
(satu) tahun;
3. pernyataan tidak puas secara tertulis bagi ASN yang tidak masuk kerja tanpa
alasan yang sah secara kumulatif selama 7 (tujuh) sampai dengan 10 (sepuluh)
hari kerja dalam 1 (satu) tahun;
Hukuman Disiplin Tingkat Sedang
1. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun bagi PPPK yang tidak
masuk kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 11 (sebelas)
sampai dengan 13 (tiga belas) hari kerja dalam 1 (satu) tahun;
2. penurunan golongan setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun bagi PPPK yang
tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 14 (empat
belas) sampai dengan 16 (enam belas) hari kerja dalam 1 (satu) tahun;
Hukuman Disiplin Tingkat Berat:
1. pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
bagi PPPK yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama
17 ( tujuh belas) hari kerja atau lebih.
2. pemutusan hubungan Perjanjian Kerja dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
bagi PPPK yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah secara terus menerus
selama 10 (sepuluh) hari kerja.
F. Cuti PPPK - Pasal 77 PP Nomor 49 Tahun 2018
Cuti sebagaimana dimaksud pada Pasal 76 ayat (1) terdiri atas:
Cuti Tahunan:
1. Diberikan bagi PPPK yang telah bekerja paling sedikit 1 tahun terus menerus.
2. Lamanya cuti 12 hari kerja
Pengecualian Pemberian Cuti Tahunan:
Diberikan pengecualian tidak perlu menunggu masa kerja minimal 1 tahun dalam hal :
Ibu, bapak, istri/suami, anak, dan/atau mertua sakit keras atau meninggal dunia.Salah
seorang anggota sebagaimana dimaksud angka 1 meninggal dunia dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan harus mengurus hak dari anggota keluarga yang
meninggal. Melangsungkan perkwinan pertama.. PPPK Guru yang mengambil liburan
semester tidak berhak mengambil cuti tahunan.
Cuti Sakit:
1. PPPK yang sakit sampai dengan 14 hari, mengajukan permintaan cuti dengan
melampirkan surat keterangan dokter
2. PPPK yang menderita sakit lebih dari 14 hari, mengajukan permintaan cuti dengan
dilampiri surat keterangan dokter pemerintah.
3. Hak atas cuti sakit diberikan paling lama 1 bulan
4. PPPK yang tidak sembuh dalam jangka waktu 1 bulan dilakukan pemutusan
hubungan perjanjian kerja
5. PPPK yang mengalami kecelakaan kerja sehingga perlu mendapatkan perawatan
berhak atas cuti sakit sampai berakhirnya masa hubungan perjanjian kerja
Cuti Melahirkan
Untuk kelahiran anak pertama sampai dengan kelahiran anak ketiga pada saat menjadi PPPK,
PPPK berhak atas cuti melahirkan. Lamanya cuti melahirkan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberikan paling lama 3 bulan.
Cuti Bersama
Cuti Bersama bagi PPPK mengikuti ketentuan Cuti Bersama bagi PNS. PPPK yang karena
Jabatannya tidak diberikan hak atas cuti bersama, hak cuti tahunannya ditambah sesuai dengan
jumlah cuti bersama yang tidak diberikan. Cuti bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
MATERI V PENERAPAN TUGAS DAN FUNGSI PEMATERI Drs. TARMO,
S.Pd.M.Pd (KEPALA BIDANG PTK DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KABUPATEN WONOGIRI)

A. Kewajiban Guru PPPK


1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna menyenangkan kreatif, dinamis
dan dialogis.
2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatan mutu pendidikan .
3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga , profesi dan kedudukan sesuai
dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
4. Mengikuti dan menjadi anggota organisasi profesi
5. Mengembangkan kompetensi
B. Tugas Pokok Guru
1. Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan .
2. Melaksanakan pembelajaran dan pembimbingan.
3. Menilai hasil pembelajran atau pembimbingan.
4. Membimbing dan melatih peserta didik
5. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok sesuai dengan
beban kerja guru.
C. Rincian Kegiatan Guru Kelas
1. Menyusun kurukulum pembelajaran pada satuan pendidikan.
2. Menyusun silabus pembelajaran.
3. Menyusun RPP pembelajaran.
4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
5. Menyusun alat ukur sesuai mata pelajaran.
6. Menilai dan mengevakuasi dan proses hasil belajar pada mata pelajaran di kelasnya.
7. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran
8. Melaksanakan pembelajaran atau perbaikan dan pengayaan dengan memfaatkan
hasil penilaian dan evaluasi.
9. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
10. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat
sekolah dan nasional.
11. Membimbing guru pemula dalam program induksi.
12. Membimbing siswa dlam kegiatan ekstrakurikuler dan proses pembelajaran
13. Melaksakana pengembangan diri
14. Melakasanakan publikasi ilmiah
15. Membuat karya inovatif
D. Rincian Kegiatan Guru Mata Pelajaran
1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan
2. Menyusn silabus pembelajaran
3. Menysusn RPP
4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
5. Menyusun alat ukur / soal sesuai dengan mata pelajaran
6. Menilai dan mengvaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran yang
diampunya.
7. Menganilis hasil penilaian pembelajaran
8. Melaksanakan pembelajaran /Perbaiakan dan pengayaan dengan menfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi
9. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat
sekolah dan nasional.
10. Mmebimbing guru pemula dalam program induksi
11. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembeljaran
12. Melaksanakan pengembangan diri
13. Melaksanakan publikasi ilmiah dan
14. Membiayai karya inovatif
E. Rincian Kegiatan Guru Bimbingan Dan Konseling
1. Menyusun kurikulum bimbinmgan dan konseling
2. Menyusun silabus bimbingan dan konseling
3. Menyusun satuan layanan dan bimbingan komseling
4. Melaksanakan bimbingan dan konseling per semester
5. Menyusun alat ukur atau lembar kerja program bimbingan dan konseling
6. Mengevaluasi proses dan hasil bimbingan dan konseling
7. Menganalisis hasil bimbingan dan konseling
8. Melaksanakan pembelajaran atau perbaikan tindak lanjut bimbingan dan konseling
dengan memfaatkan hasil evaluasi.
9. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat
sekolah dan nasional.
10. Mmebimbing guru pemula dalam program induksi
11. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembeljaran
12. Melaksanakan pengembangan diri
13. Melaksanakan publikasi ilmiah dan
14. Membiayai karya inovatif
Materi VI Rencana Strategi/Renstradinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Wonogiri Tahun 2021–2026 Pemateri FX. PRANATA, AP., M.Hum. (Plt .
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri)

A. Visi Misi Bupati Wonogiri


1. Visi
Mewujudkan wonogiri yang maju, mandiri dan sejahtera dengan semangat go
nyawiji sesarengan mbangun wonogiri.
2. Misi
a. Menjadikan rakyat wonogiri yang lebih pintar, lebih sehat dan lebih berbudaya
b. Mempercepat pelaksanaan reformasi birokrasi di pemerintah kabupaten wonogiri
B. Keselarasan Renstra Dengan Rpjmd
1. RPJMD (Misi ke 1 Tujuan ke 2 Sasaran ke 1, dan 2)
Indikator urusan Pendidikan :
a. Meningkatnya secara nyata proporsi penduduk terutama penduduk miskin
yang dapat menyelesaikan program wajib belajar dikdas 9 tahun
b. Menurunnya jumlah penduduk berusia 10 tahun ke atas yg buta huruf terutama
di kalangan penduduk miskin
2. RPJMD (Misi ke 5 Tujuan ke 1 Sasaran ke 1)
Indikator urusan kebudayaan :
Meningkatnya kesadaran masyarakat utk berpartisipasi dlm pelestarian adat istiadat
budaya dan tradisi masyarakat.
3. Renstra Misi ke 1 Tujuan 1 Sasaran 1 dan RENSTRA Misi ke 2 Tujuan 2 Sasaran 2
Indikator Tujuan Dinas P & K :
a. Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan yg didukung oleh sarpras serta
tenaga pendidik dan kependidikan.
b. Meningkatkan pembinaan dan pelestarian adat istiadat, budaya dan tradisi yg
ada di masyarakat.
C. Misi 1 Menjadikan Rakyat Wonogiri Yang Lebih Pintar, Lebih Sehat Dan Lebih
Berbudaya
1. Tujuan : Mempertahankan kualitas Pendidikan Kabupaten Wonogiri
2. Sasaran: Terwujudnya Pendidikan yang berkualitas
3. Strategi 1.3 : Pengembangan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan
dalam mendukung merderka belajar
Kebijakan 1.3,1 : Mendorong peningkatan profesionalisme pendidik dan tenaga
kependidikan. : Pemerataan Kuantitas dan Kuwalitas PTK bagi satuan Pendidikan
Dasar, PAUD dan Pendidikan Nonformal / Kesetaraan :
a. Penyediaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan bagi Satuan Pendidikan
Sekolah Dasar
b. Penyediaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan bagi Satuan Pendidikan
Sekolah Menengah
c. Penyediaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan bagi Satuan PAUD
D. Isu – Isu Strategis
1. Kebijakan Merdeka Belajar yang merupakan pelayanan publik dalam penerapan
Standar Pelayanan Minimal (SPM);
2. Tuntutan adaptasi dan penerapan kemajuan teknologi informasi untuk peningkatan
pembelajaran bagi peserta didik, pendidik dan Tenagaa Kependidikan;
3. Tuntutan peningkatan profesionalisme Guru;
4. Tuntutan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Sekolah dalam kondisi baik;
5. Tuntutan peningkatan pelayanan Pendidikan Non Formal;
6. Tuntutan pengembaganan kebudayaan bagi masyarakat Wonogiri Wonogiri.
MATERI VII PELAYANAN PUBLIK DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KABUPATEN WONOGIRI PEMATERI HERI RUSTIATI, S.H., M.Hum.
(SEKRETARIS DINAS P DAN K DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KABUPATEN WONOGIRI)

A. Latar Belakang
Beberapa hal yang menyebabkan pentingnya disusun Standar Pelayanan Publik: amanat
Undang-Undang 25/2009: UU mewajiban setiap penyelenggara pelayanan publik untuk
menyusun Stndar Pelayanan. Jaminan dan kepastian adalah sebagai jaminan dan
kepastian penyelenggaraan pelayanan. Aspirasi masyarakat adalah sebagai masyarakat
menginginkan pelayanan publik berkualitas.

B. Dasar Hukum Pelayanan Publik


Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik :
Pasal 15 huruf (a)
Penyelenggara berkewajiban menyusun dan menetapkan standar pelayanan.
Pasal 20
1. Penyelenggara berkewajiban menyusun dan menetapkan standar pelayanan dengan
memperhatikan kemampuan penyelenggara, kebutuhan masyarakat dan kondisi
lingkungan.
2. Dalam menyusun dan menetapkan standar pelayanan, penyelenggara wajib
mengikutsertakan masyarakat dan pihak terkait.
C. Komponen Wajib Standar Pelayanan
Komponen wajib standar pelayanan yang ada pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Wonogiri terdiri dari :
1. Dasar hukum
2. Persyaratan
3. Sistem, mekanisme, dan prosedur
4. Jangka waktu penyelesaian
5. Biaya/tarif
6. Produk pelayanan
7. Sarana, prasarana, dan/atau fasilitas
8. Pengawasan internal
9. Penanganan pengaduan, saran, dan masukan
10. Jumlah pelaksana
11. Jaminan pelayanan yang memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan
12. Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk
memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, dan risiko keragu-raguan
D. Definisi Standar Pelayanan
Standar Pelayanan merupakan tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayananan sebagai kewajiban
dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas,
cepat, mudah, terjangkau, dan terukur. Penyelenggara merupakan institusi penyelenggara
negara, korporasi, Lembaga independent yang dibentuk berdasar UU untuk kegiatan
yanlik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan
publik. Masyarakat merupakan seluruh pihak (perseorangan, kelompok, badan hukum)
yang berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan publik, baik langsung maupun
tidak langsung.
E. Jenis Pelayanan Administrasi Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten
Wonogiri
1. Layanan pengesahan legalisasi SK dan berkas lain
2. Pelayanan Penerbitan Rekomendasi Izin Pendirian dan Izin Operasional Sekolah
3. Pelayanan Rekomendasi Pindah Sekolah
4. Legalisasi Berkas
5. KP4
6. Permohonan Cuti
7. Kenaikan Gaji Berkala
8. Penilaian Angka Kredit
9. Pelayanan Penerbitan Rekomendasi Izin Pendirian dan Izin Operasional Sekolah
F. Survei Kepuasan Masyarakat (SKM)
Survei Kepuasan Masyarakat merupakan bentuk kerjasama antara Penyelenggara
Pelayanan Publik dengan Masyarakat dalam rangka melakukan penilaian kinerja
pelayanan, agar penyelenggara layanan dapat meningkatkan kualitas layanannya. (Pasal
20-39 UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik). Kegiatan pengukuran secara
komprehensif tentang tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang
diberikan oleh penyelenggara pelayanan public. (Permenpanrb Nomor 14 Tahun 2017).
1. Manfaat Melaksanakan Skm
a. Mengetahui kelemahan atau kekuatan unit penyelenggara pelayanan
b. Mengetahui kinerja penyelenggara secara periodik
c. Bahan penetapan kebijakan dalam perbaikan pelayanan
d. Partisipasi aktif masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik
e. Diketahui IKM secara menyeluruh terhadap hasil pelaksanaan pelayanan publik
pada lingkup Pemerintah Pusat dan Daerah
f. Memacu persaingan positif antar unit penyelenggara pelayanan
2. Unsur Survei Kepuasan Masyarakat
a. Persyaratan: Syarat (dokumen atau barang/hal lain) yang harus dipenuhi dalam
pengurusan suatu jenis pelayanan, baik persyaratan teknis maupun administratif
b. Sistem, Mekanisme & Prosedur: Tata cara pelayanan yang dibakukan penerima
pelayanan, termasuk pengaduan
c. Waktu Penyelesaian: Jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan
d. Biaya/tarif: Ongkos yang dikenakan kepada penerima layanan dalam mengurus
dan/atau memperoleh pelayanan dari penyelenggara.
e. Produk spesifikasi jenis pelayanan: Hasil pelayanan yang diberikan dan diterima
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
f. Kompetensi Pelaksana: Kemampuan yang harus dimiliki oleh pelaksana, meliputi
pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan pengalaman
g. Prilaku Pelaksana: Prilaku pelaksana adalah sikap petugas dalam memberikan
pelayanan
h. Penanganan Pengaduan, Saran, & Masukan: Tata cara pelaksanaan penanganan
pengaduan dan tindak lanjut
i. Sarana dan Prasarana: Peralatan dan fasilitas yang diperlukan dalam
penyelenggaraan pelayanan, termasuk peralatan dan fasilitas pelayanan bagi
kelompok rentan
3. Prinsip Pelaksanaan Skm
a. Netralitas: Surveyor tidak boleh memiliki kepentingan pribadi, golongan dan tidak
berpihak
b. Keadilan: Menjangkau semua pengguna layanan
c. Transparansi: Hasil SKM harus dipublikasikan dan mudah diakses oleh
masyarakat
d. Partisipatif: Melibatkan masyarakat dan pihak terkait lainnya
e. Akuntabel: Dapat dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan
f. Berkelanjutan: Dilakukan secara berkala dan berkelanjutan untuk mengetahui
perkembangan peningkatan kualitas pelayanan

Anda mungkin juga menyukai