Anda di halaman 1dari 3

AGENDA : Pandangan Umum Fraksi terhadap Rancangan KUA PPAS

tahun anggaran 2023

TANGGAL PELAKSANAAN : selasa, 15 November 2022


WAKTU PELAKSANAAN : 15.00 - selesai
TEMPAT : Ruang sidang Paripurna DPRD Muna Barat
DESKRIPSI :

Bismillahirrahmanirrahim…
Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakaatuh…
salam sejahtera bagi kita semua…

Yang terhormat bapak Bupati kab. Muna Barat, yang terhormat pimpinan dan segenap rekan-
rekan anggota dewan perwakilan rakyat daerah kabupaten Muna Barat, para pejabat sipil,
tni/polri serta instansi vertikal se-kabupaten muna barat yang kami hormati, sekretaris daerah,
sekretaris dewan, para staf ahli bupati, asisten, kepala dinas, kepala badan, dan kepala kantor
dilingkungan pemerintah kabupaten muna barat yang saya muliakan para tokoh masyarakat,
kaum cerdik pandai, tokoh agama, pimpinan partai politik, lsm, ormas, tokoh pemuda, para
wartawan serta hadirin undangan yang berbahagia

Allhamdullilah. Sebagai wujud syukur atas limpahan Rahmat Allah swt, tuhan yang maha esa,
patut kiranya jika pada kesempatan ini kita memuji dan memuja-nya, karena telah mengizinkan
dan memberikan kesempatan lahir dan bathin, sehingga pada hari ini kita masih dapat
berkumpul kembali di ruang rapat paripurna yang terhormat ini dalam menyelesaikan suatu
tugas dan kewajiban yang sangat penting dalam menjaga kelangsungan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan di kabupaten muna barat yang kita cintai bersama.

Pimpinan sidang dewan yang terhormat

Saya ingin memulai dengan sebuah pernyataan mendasar tentang hakikat berdirinya suatu
daerah dalam konteks otonomi daerah. Bahwa sesuai regulasi Pemekaran daerah dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah bahwa Pemekaran
daerah merupakan salah satu skenario penataan daerah yang ditujukan untuk mewujudkan
efektivitas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, mempercepat peningkatan kesejahteraan
masyarakat, mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik, meningkatkan kualitas tata
kelola pemerintahan, meningkatkan daya saing nasional dan daya saing Daerah, serta
memelihara keunikan adat istiadat, tradisi, dan budaya Daerah.

Berpijak pada tujuan tersebut maka sejatinya Pemekaran Daerah memiliki maksud yang mulia.
Praktek penyelenggaraan pemerintahaan daerahlah yang kadang kala membuat adanya
disorientasi dari tujuan awal terbentuknya suatu daerah.
Muna Barat sebagai salah satu DOB “daerah otonom baru” di Sulawesi Tenggara yang lahir
melalui UU No 14 Tahun 2014, dapat dikatakan sebagai daerah yang dianggap berhasil oleh
Pemerintah Pusat dalam menjalankan praktik otonomi daerah. Berdasarkan hasil evaluasi
Kementerian Dalam Negeri dari 3 DOB di Sulawesi Tenggara, Muna Barat memperoleh poin
yang lebih tinggi dari 2 DOB lainnya yaitu Buton Selatan dan Buton Tengah. Dimana Muna Barat
berada pada posisi teratas dengan nilai 93,25 disusul Kabupaten Buton Selatan 91,25 dan
urutan terakhir Buton Tengah 90,50. Prestasi ini tentu tak dapat dipungkiri berkat kerja keras
yang dilakukan oleh pemerintahan daerah mengarahkan segenap OPD dalam hal
penyelanggaraan pemerintahan daerah yang sesuai dengan regulasi yang ada hingga target
target pembangunan dapat tercapai.

Berbagai indikator pembangunan menunjukkan trend yang baik dari tahun ke tahun. Kita lihat
misalnya pada pertumbuhan ekonomi berdasarkan data statistik (BPS Muna Barat, 2020)
tercatat pertumbuhan ekonomi kita masuk dalam kategori lima besar bersama Konawe,
Konawe Kepulauan, Kolaka, dan Kota Kendari, dimana Muna Barat mencapai peringkat
keempat pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tenggara dengan raihan 6,79% yang melampaui
pertumbuhan ekonomi Kabupaten induknya Kabupaten Muna yang hanya mencapai tingkat
pertumbuhan ekonomi 5,4% pada tahun yang sama.

Indicator lainnya semisal tingkat pengangguran juga menunjukkan trend yang cukup baik. Jika
dibandingkan dengan angka pengangguran di Kabupaten seusianya yakni Buton Tengah dan
Buton Selatan, dimana prosentase Muna Barat sedikit lebih kecil yaitu 3,12%, sedangkan Buton
Tengah mencapai 4,22% dan Buton Selatan 3,77%.

Secara umum sesungguhnya jika dicermati secara objektif Muna Barat dapat dikatakan telah
berhasil memposisikan dirinya sebagai kabupaten otonom yang dapat menjadi rolemodel bagi
daerah baru di Indonesia, tentu saja dengan beberapa catatan yang menyertai untuk
pembenahan ditahun-tahun mendatang.

Pertanyaan berikutnya adalah setelah 8 tahun terbentuk, apa hal yang fundamental yang perlu
mendapatkan penanganan serta perhatian secara serius dalam rangka mengantar muna barat
menuju daerah yang lebih maju dan lebih mandiri??

Menjawab Pertanyaan ini tentu saja bukanlah hal yang mudah, akan tetapi dengan
memperhatikan upaya-upaya serius yang telah dilakukan oleh bapak bupati dalam evaluasi 100
hari perjalanan pemerintahannya,  telah mampu memotret dengan  jelas problem  serius yang
tengah di hadapi oleh muna barat sehingga dengan segera mengambil Langkah-langkah
antisipatif sebagai solusi, diantaranya; pembenahan infrastruktur  pelayanan publik, sarana
dan prasarana  pemerintahan berupa perkantoran, daya saing infrastruktur dan tingkat
kesejateraan masyarakat serta kualitas sumber daya manusia. Atas dasar kondisi tersebut
kemudian melahirkan formulasi kebijakan strategis sebagai rencana dalam upaya pembenahan
untuk mengatasi  masalah serius dimaksud, diantaranya:
1. Penataan birokrasi
2. Penataan pelayanan dasar pada sektor Pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan umum
3. Perlindungan social, dan
4. Perekonomian

Dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti yang tertuang pada point-point pokok
diatas, maka kami Fraksi Amanat Demokrasi Pembangunan Indonesia Raya pada prinsipnya
menyatakan menerima Rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Rancangan Prioritas
Anggaran Sementara (KUA-PPAS) tahun anggaran 2023, untuk dibahas pada siding-sidang
selanjutnya.
Pimpinan Dewan, para Anggota Dewan dan hadirin yang berbahagia.

Sebelum menutup pandangan umum ini, perkenankan kami Fraksi Amanat Demokrasi
Pembangunan Indonesia Raya menyampaikan beberapa hal yaitu:
pertama, agar pemerintah mengoptimalkan Langkah-langkah konkrit terkait penyusunan
anggaran yang berbasis kinerja dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan
keluaran dan hasil yang diharapkan. Termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran
tersebut dengan mengacu kepada indikator kinerja, standar biaya dan evaluasi kinerja.
Kedua, dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) dan
pemerintahan yang bersih (clean governance) sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang
berlaku, maka pemerintah daerah hendaknya mampu membuktikan kinerja secara nyata dan
transparan.
Ketiga, dalam mengusulkan program dan kegiatan dalam APBD 2023 hendaknya senantiasa
harus dilakukan sinkronisasi dan harmonisasi denganAPBN, sehingga terhindar dari duplikasi
atau tumpang tindihnya suatu kegiatan yang didanai dari berbagai sumber.

Demikian pandangan umum “Fraksi Amanat Demokrasi Pembangunan Indonesia Raya”


Wabillahitaufiq walhidayah, assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Susunan Anggota Fraksi:

1. ……………………………………………... (ketua)

2. ……………………………………………… (wakil)

3. ……………………………………………… (sekretaris)

4. ……………………………………………… (anggota)

Anda mungkin juga menyukai