2.1 Sejarah Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 1990 terkait Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 terkait Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah maupun Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara serta Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 terkait Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja & Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yaitu suatu lembaga pemerintahan diwajibkan untuk menyusun laporan kinerja yang ditujukan untuk penyelenggaraan program, kebijakan, maupun kegiatan di setiap tahunnya. Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Magelang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Magelang dan Peraturan Bupati Nomor 64 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, Dan Aset Daerah. Pembentukan Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sebagai salah satu lembaga teknis daerah yang dilatarbelakangi oleh perubahan pengelolaan keuangan daerah, yaitu Kepala Daerah diwajibkan menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan daerah yang terdiri dari laporan Realisasi APBD, Neraca daerah, Laporan arus kas dan Catatan atas laporan keuangan. Konsekuensi logis dari perubahan pertanggungjawaban tersebut maka dibentuklah organsasi BPKKD (Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah) yang telah dirubah namanya pada tahun 2008 menjadi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) dan dirubah kembali pada tahun 2017 menjadi Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) guna terintegrasinya pengelolaan keuangan yang meliputi pencatatan dan pertanggungjawaban penerimaan kas dan pengeluraan kas, serta aset/barang daerah. Otonomi daerah dan peningkatan persaingan antar daerah telah memaksa organisasi pemerintah daerah melakukan perubahan-perubahan yang inovatif menuju pemerintahan yang baik dan demokratis. Perubahan yang paling mendasar yakni pengelolaan keuangan daerah yang menuntut alokasi anggaran disesuai dengan kebutuhan masyarakat serta perkembangan teknologi yang menuntut terciptanya good governance dan e-goverment dimana keterbukaan serta transparansi pengelolaan keuangan dapat terwujud. 2.2 Visi dan Misi BPPKAD mendukung Visi dan misi Kepala Daerah yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Magelang Tahun 2014–2019 yaitu visi: “Kabupaten Magelang Yang Semakin SEMANAH (Sejahtera, Maju dan Amanah“), dimana misi yang diemban oleh Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Magelang berdasarkan RPJMD adalah Misi ke 5 (lima) RPJMD yaitu “Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan Tata Kelola Pemerintah yang Baik dan Demokratis”. 2.3 Kegiatan Umum Instansi
2.4 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah sebuah susunan maupun keterkaitan antara setiap bagian dan kedudukan yang terdapat dalam sebuah organisasi atau instansi untuk melaksanakan aktivitas operasional dalam mewujudkan tujuan yang diinginkan. Struktur organisasi menunjukkan secara jelas bagaimana pemisahan aktivitas pekerjaan antara satu dengan lainnya dan bagaimana keterkaitan fungsi dengan kegiatan dibatasi. Pada struktur organisasi yang dibentuk secara terarah dan tepat dapat menjelaskan suatu alur tugas dan kewajiban pihak yang bertugas dalam suatu organisasi dan instansi sebuah alur bagian maupun susunan antar setiap bagian dan posisi yang terdapat dalam sebuah organisasi. Struktur organisasi ini menjadikan pedoman agar pihak yang berkepentingan dalam bertugas tidak mengalami kebingungan dalam pembagian tugasnya dan terdapat pertanggungjawaban atas kegiatan yang dilakukan tersebut Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah merupakan Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan dan dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati menyelenggarakan fungsi penunjang urusan pemerintahan di bidang keuangan. Susunan organisasi Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, meliputi: 1. Kepala; 2. Sekretariat, membawahkan: a) Subbagian Program; b) Subbagian Keuangan; dan c) Subbagian Umum dan Kepegawaian. 3. Bidang Pengolahan Pendapatan, membawahkan: a) Subbidang Perencanaan Pendapatan; b) Subbidang Pendataan Pendapatan; c) Subbidang Penetapan Pendapatan. 4. Bidang Pelayanan, Penagihan Pendapatan, dan Sengketa Pajak, membawahkan: a) Subbidang Pelayanan; b) Subbidang Penagihan Pendapatan; dan c) Subbidang Verifikasi dan Sengketa Pajak. 5. Bidang Anggaran, membawahkan: a) Subbidang Perencanaan Anggaran; b) Subbidang Penyusunan Anggaran. 6. Bidang Perbendaharaan, membawahkan: a) Subbidang Pengendalian Perbendaharaan; b) Subbidang Kas Daerah. 7. Bidang Akuntansi, membawahkan: a) Subbidang Akuntansi; b) Subbidang Pelaporan. 8. Bidang Aset, membawahkan: a) Subbidang Analisa Kebutuhan; b) Subbidang Pengelolaan Aset; dan c) Subbidang Pengolahan Data Aset. 2.5 Cakupan Kegiatan Operasional
2.6 Maksud dan Tujuan Pembentukan BPPKAD
Pembentukan Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sebagai salah satu lembaga teknis daerah yang dilatarbelakangi oleh perubahan pengelolaan keuangan daerah, yaitu Kepala Daerah diwajibkan menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan daerah yang terdiri dari laporan Realisasi APBD, Neraca daerah, Laporan arus kas dan Catatan atas laporan keuangan. Adapun Tujuan Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Magelang antara lain: 1. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme sumber daya aparatur; 2. Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai secara kualitas dan kuantitas sehingga mendukung kelancaran pelaksanaan tugas; 3. Meningkatkan PAD serta Pendapatan Daerah lainnya; 4. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan dan pertanggungjawaban keuangan SKPD yang akuntabel dan profesional; 5. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan dan pertanggungjawaban Barang Milik Daerah pada SKPD yang akuntabel dan profesional. 2.7 Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) BPPKAD Tugas Pokok Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah membantu Bupati menyelenggarakan fungsi penunjang urusan pemerintahan di bidang keuangan. Sedangkan Fungsi Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah: 1. Perumusan kebijakan bidang perencanaan, pendataan, penetapan, pelayanan, penagihan pendapatan, sengketa pajak, anggaran, perbendaharaan, akuntansi, aset, dan kesekretariatan; 2. Pelaksanaan koordinasi kebijakan bidang perencanaan, pendataan, penetapan, pelayanan, 3. Bidang perencanaan, pendataan, penetapan, pelayanan, penagihan penagihan pendapatan, sengketa pajak, anggaran, perbendaharaan, akuntansi, dan aset; 4. Pelaksanaan kebijakan pendapatan, sengketa pajak, anggaran, perbendaharaan, akuntansi, dan aset; 5. Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah dan pelayanan di bidang keuangan; 6. Pelaksanaan administrasi bidang perencanaan, pendataan, penetapan, pelayanan, penagihan pendapatan, sengketa pajak, anggaran, perbendaharaan, akuntansi, dan aset; 7. Pelaksanaan fungsi kesekretariatan Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah; 8. Pelaksanaan Tugas Pembantuan yang diberikan kepada daerah bidang perencanaan, pendataan, penetapan, pelayanan, penagihan pendapatan, sengketa pajak, anggaran, perbendaharaan, akuntansi, dan aset; 9. Pemantauan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan bidang keuangan perencanaan, pendataan, penetapan, pelayanan, penagihan pendapatan, sengketa pajak, anggaran, perbendaharaan, akuntansi, dan aset; dan 10. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas dan fungsinya. 2.8 Pelaksanaan Kegiatan Magang Mahasiswa melaksanakan kegiatan magang di BPPKAD Kabupaten Magelang selama 43 hari terhitung sejak hari Rabu, 05 Juli 2023 sampai dengan hari Rabu, 16 Juli 2023. Magang dilaksanakan selama lima hari kerja dalam seminggu dengan ketentuan hari Senin hingga Jumat mulai pukul 07.00-15.30 serta istirahat pukul 11.30-13.00. Dalam melaksanakan aktivitas magang di Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Magelang, mahasiswa wajib menaati peraturan yang telah ditetapkan oleh Instansi. Ketentuan-ketentuan bagi mahasiswa magang sebagai berikut: 2.9 Posisi Penempatan Magang Pada pelaksanaan praktik magang, penulis ditugaskan pada Bidang Akuntansi yang dipimpin oleh kepala bidang yaitu Ibu ???? selama kurang lebih satu bulan atau setara dengan 43 hari. Pelaksanaan praktik magang dimulai pada Rabu, 05 Juli 2023 sampai dengan Rabu 16 Agustus 2023. 2.10 Aktivitas Magang Penulis melakukan magang di Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Magelang. Berikut ini adalah informasi data tempat pelaksanaan magang, yaitu: a. Nama Instansi : Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah b. Alamat : Jl. Soekarno Hatta No. 59 Kota Mungkid, 56511 c. Telepon : (0293)-788181 d. E-mail : layananaduan.bppkadkabmgl@gmail.com e. Website : http://bppkad.magelangkab.go.id Aktivitas yang penulis lakukan selama kegiatan magang di BPPKAD Kabupaten Magelang yaitu sebagai berikut: BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Laporan Keuangan Daerah
3.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, laporan keuangan adalah struktur yang menyajikan posisi keuangan dan kinerja keuangan dalam sebuah entitas. Menurut (Harahap, 2019) . Laporan Keuangan adalah Hasil (Output) akhir pada proses akuntansi. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan ditujukan bagi banyak pihak yang berkepentingan seperti manajemen, kreditor, pemerintah, dan pihak-pihak lainnya. Laporan keuangan pemerintah daerah adalah gambaran mengenai kondisi dan kinerja keuangan pemerintah daerah itu sendiri. Haryanti SJ (dalam Afiyah, 2010). Laporan keuangan merupakan hasil dari suatu proses kegiatan akuntansi dengan siklus akuntansi yang dilaksanakan atau direalisasikan sebelumnya oleh organisasi perangkat daerah (OPD) yaitu tahap pengidentifikasian dokumen, penjurnalan, dan posting pada buku besar ke masing-masing akun. 3.1.2 Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan pemerintah daerah yaitu sebuah informasi yang bermanfaat dalam menentukan suatu keputusan dan menilai akuntabilitas serta kinerja keuangan suatu entitas pelaporan terhadap sumber daya yang diberikan. 3.2 Pengelolaan Keuangan Daerah dan Sistem Akuntansi Daerah 3.2.1 Pengelolaan Keuangan Daerah
Menurut Halim (2013) pengelolaan keuangan daerah adalah seluruh
kegiatan yang meliputi perencanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah. Berdasarkan Permendagri Nomor 77 Tahun 2020 Pasal 1 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yakni semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaran pemerintahan daerah dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya ada segala kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut . berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, pengelolaan keuangan daerah tidak bergantung atau mengandalkan Bagian Setda Kabupaten/Kota, tetapi Organisasi Perangkat Daerah wajib menyusun dan melaporkan posisi keuangannya, kemudian dikonsolidasikan oleh PPKD.
3.2.2 Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Akuntansi yaitu suatu kegiatan yang memberikan informasi yang sifatnya mengenai tentang keuangan melalui entitas pemerintah untuk menentukan keputusan perekonomian dari pihak memiliki kepentingan terhadap terhadap suatu kegiatan. Sistem Akuntansi merupakan prosedur pencatatan secara menggunakan komputerisasi serta pencatatan dalam bentuk manual transaksi keuangan mempunyai tujuan untuk penggolongan, pengumpulan, menganalisis maupun memberikan informasi manajemen tentang keuangan dengan tepat waktu. Sistem Akuntansi mempunyai fungsi menyimpan maupun mengumpulkan data transaksi, mengolah data ke dalam sebuah informasi agar dapat digunakan dalam menentukan keputusan. Permendagri No 77 tahun 2020. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah merupakan sistem akuntansi yang mencakup proses pencatatan, penggolongan, penjabaran, serta mencatat kejadian ataupun transaksi keuangan dan laporan keuangan pada upaya melaksanakan APBD. Menurut penjelasan Abdul Halim & Muhammad Syam Kusufi (2014), akuntansi merupakan suatu sistem. Sistem yang mengolah masukan menjadi keluaran. Input nya yaitu bukti transaksi pada bentuk form ataupun dokumentasi. Output yaitu adanya penyajian laporan keuangan. Berdasarkan sistem akuntansi keuangan daerah, contohnya input yakni bukti memorial, Surat Tanda Setor, ataupun Surat Perintah Pencairan Dana Langsung. Output meliputi laporan arus kas, laporan perubahan Saldo Anggaran Lebih, laporan realisasi anggaran, laporan operasional, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan. 3.2.3 Entitas Pelaporan Keuangan a. Entitas Pelaporan Merupakan pihak pemerintahan daerah satu ataupun lebih yang diwajibkan untuk melaporkan laporan keuangan. Entitas dari pelaporan adalah pemerintahan daerah dan organisasi lingkungan pemerintah daerah. Pihak dan organisasi yang dimaksud diwajibkan untuk menyampaikan pertanggungjawaban yang berbentuk laporan keuangan. Entitas pelaporan yang ada di Kabupaten Magelang b. Entitas Akuntansi Merupakan unit pemerintah sebagai pengguna anggaran atau sebagai pengelola barang maka dari itu diwajibkan menyediakan laporan keuangan atas program tersebut untuk digabungkan dengan entitas pelaporan. Entitas akuntansi dalam menyediakan Laporan Keuangan SKPD yakni BPPKAD Kabupaten Magelang. 3.2.4 Basis Akuntansi dalam Pelaporan Keuangan Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010 Mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan ialah prinsip akuntansi yang ditetapkan sebagai penyusunan maupun menyediakan laporan keuangan pemerintahan. Pada PP 71 Tahun 2010 terkait Standar Akuntansi Pemerintahan ada 3 lapisan yaitu: Lampiran satu terkait Standar Akuntansi Pemerintahan Basis Akrual, Lampiran dua terkait Standar Akuntansi Pemerintahan Basis Kas menuju Akrual dan Lampiran tiga terkait Proses Pembuatan Standar Akuntansi Pemerintahan Basis Akrual. 3.2.5 Standar Laporan Keuangan Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Magelang Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Klaten berpedoman pada undang-undang dalam pembuatan laporan keuangan. Dalam Pemerintahan terdapat tujuh laporan keuangan yaitu Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Perubahan SAL maupun Catatan atas Laporan Keuangan. Dikarenakan BPKD Kota Klaten berperan sebagai entitas pelaporan maka dari itu diwajibkan untuk melaporkan 7 laporan tersebut karena telah mencakup semua SKPD yang ada pada pemerintahan Kabupaten Magelang. Tetapi, dalam pembuatan laporan keuangan Badan Pengelola Keuangan Kota Klaten berperan sebagai entitas akuntansi yang mana terdapat satu SKPD saja melaporkan lima laporan keuangan yang mencakup Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas, Catatan atas Laporan Keuangan, serta Laporan Operasional. 3.2.6 Jenis dan Bentuk Laporan Keuangan 3.2.7 Peranan Laporan Keuangan BAB IV