Anda di halaman 1dari 18

NASKAH

KAJIAN AKADEMIS

PEMBENTUKAN UPTD
PELAYANAN PAJAK DAERAH DAN
RETRIBUSI DAERAH

BADAN PENDAPATAN DAERAH


PROVINSI BALI
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil


sepanjang 153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa.
Secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan
115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti
bagian Indonesia yang lain. Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66
km2 atau 0,29% luas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 8 kabupaten, 1
kotamadya, 55 kecamatan, dan 701 desa/kelurahan. Jumlah
penduduk Provinsi Bali tahun 2016 berjumlah 4.125.800 jiwa dan
dengan jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebesar
Rp.5.816.331.660.212,32 ( Lima Triliun delapan ratus enam belas
milyar tiga ratus tiga puluh satu juta enam ratus enam puluh ribu dua
ratus dua belas rupiah tiga puluh dua sen ), Terdiri dari :
a. Belanja langsung Rp. 1.673.281.955.362,65
b. Belanja Tidak Langsung Rp. 4.143.049.704.850,67

Penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk


mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat.
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, mengamanatkan bahwa dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah, Kepala Daerah dan DPRD sebagai
penyelenggara pemerintahan daerah, dibantu oleh perangkat daerah.
Keberadaan perangkat daerah ini adalah untuk melaksanakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan juga
melaksanakan tugas pembantuan.
Berdasarkan PERMENPAN No.001 Tahun 2015 pengertian
pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Mengingat hal ini, maka diperlukan
suatu pedoman umum yang dapat diterapkan diberbagai organisasi
pelayanan publik untuk mengukur kinerja pelayanannya. Pedoman
Umum Penyusunan Indeks Keputusan Masyarakat Unit Pelayanan
Instansi Pemerintah menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 01 Tahun 2015, merupakan pedoman umum
yang dapat diterapkan disemua jenis organisasi pelayanan publik
untuk mengukur kinerja pelayanan.
Salah satu organisasi publik yang berhubungan langsung
dengan pelayanan publik adalah SAMSAT (Sistem Administrasi
Manunggal Di Bawah Satu Atap). Organisasi ini bertugas melayani
masyarakat dalam hal pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
dan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). Sektor
pajak merupakan sektor yang cukup berpengaruh dalam pelaksanaan
pembangunan nasional yang bersifat fisik maupun non fisik. Mengingat
pentingnya sektor Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak BBNKB
dalam rangka pembangunan nasional, maka aparat pemerintah perlu
memberikan pelayanan semaksimal mungkin dan memuaskan kepada
wajib pajak.

Sebagai tindak lanjut dari amanat Undang-Undang Nomor


23 tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah, maka ditetapkanlah
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah. Dalam kontek Urusan Keuangan, Peraturan Pemerintah ini
ditindaklanjuti dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor: 5 Tahun 2017 tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat
Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Urusan
Pemerintahan Bidang Keuangan sub Pendapatan

Untuk mendukung penyelenggaraan urusan pemerintahan


yang menjadi kewenangan Provinsi Bali, telah ditetapkan Perangkat
Daerah dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 10 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah serta
Peraturan Gubernur yang mengatur tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah.
Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 10 Tahun 2016,
menetapkan bahwa Perangkat Daerah yang menangani urusan
penunjang bidang pendapatan Badan Pendapatan Daerah,
Sementara tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi serta Tata Kerja Badan Pendapatan Daerah dituangkan dalam
Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2016.
Ditetapkannya Permendagri Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit
Pelaksana Teknis Daerah, berimplikasi terhadap keberadaan UPTD di
lingkungan Badan Pendapatan Daerah. Berkenaan hal tersebut,
dalam kajian ini akan menguraikan pembentukan UPTD Badan
Pendapatan Daerah di lingkungan Badan Pendapatan Daerah Provinsi
Bali.

1.2 Dasar Hukum.


a. Pasal 18 ayat (6) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
b. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 1649);
c. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587), sebagaimana telah beberapakali diubah terakhir dengan
Undang-Undang 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5887);
f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2017 tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi
Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 451);
g. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 10 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah
Provinsi Bali Tahun 2016 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Bali Nomor 8);
h. Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata
Kerja Badan Pendapatan Daerah Provinsi Bali

1.3 Maksud dan Tujuan.


a. Maksud.
Maksud pengkajian adalah untuk merepresentasikan
faktor-faktor dan daya dukung dalam rangka pembentukan Unit
Pelaksana Teknis Daerah Badan Pendapatan Daerah Provinsi Bali
di Kabupaten/Kota se Bali

b. Tujuan
Tujuan pengkajian adalah untuk memberikan informasi
pemenuhan kriteria dan bahan masukan/pertimbangan dalam
rangka pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah Badan
Pendapatan Daerah Provinsi Bali di Kabupaten/Kota se Bali

1.4 Keluaran
Keluaran dari pengkajian ini adalah bahan kajian yang
merepresentasikan pemenuhan kriteria faktor-faktor dan daya dukung
pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah yang diharapkan bisa
dijadikan rekomendasi untuk pembentukan Unit Pelaksana Teknis
Daerah Badan Pendapatan Daerah Provinsi Bali di Kabupaten/Kota se
Bali
BAB II

ANALISIS PEMENUHAN KRITERIA


2.1. Kegiatan Teknis Operasional :

Melakukan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan


teknis Unsur penunjang Urusan Pemerintahan Provinsi yang bersifat
pelaksanaan dan menjadi tanggungjawab dari Badan Pendapatan
Daerah Provinsi Bali yang menjadi instansi induk dari UPTD Badan
Pendapatan Daerah Provinsi Bali di Kabupaten/Kota se Bali
melaksanakan fungsi : a pemungutan pendapatan daerah khususnya
pajak daerah dan retribusi daerah, b. Melaksanakan pelayanan
kepadan masyarakat dalam hal pajak daerah, c. Melaksanakan
penatausahaan dan admistrasi pada pendapatan daerah telah
terpenuhi sesuai dengan Pasal 20 Ayat (2) huruf a Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembentukan
dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah.

2.1.1. Berlangsung secara terus menerus :

Menyelenggarakan kegiatan teknis operasional pemungutan


pendapatan daerah antara lain : a), Pengesahan Surat Tanda Nomor
Kendaraan Bermotor, b). Perpanjangan Surat Tanda Nomor
Kendaraan Bermotor ; c) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor bagi
Kendaraan Baru ( BBNKB 1); d) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
II (BBNKB 2), e) Rubentina; f ) Duplikat STNK ; g) Pembayaran Fiscal,
h) Pemantauan dan Pemungutan Pajak Air Permukaan ; i)
Pemantauan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sesuai dengan
fungsi UPTD Badan Pendapatan Daerah Provinsi Bali di Kabupaten/
Kota se Bali yang berlangsung secara terus menerus.

2.1.2 Kontribusi dan Manfaat :

Memberikan kontribusi dan manfaat langsung dan nyata


kepada masyarakat dan/atau dalam penyelenggaraan pemerintahan
telah terpenuhi sesuai dengan Pasal 20 Ayat (2) huruf c Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana
Teknis Daerah.
2.2. Bentuk/Jenis Barang atau Jasa Yang disediakan.
Adapun jenis usaha/ kegiatan dari Dinas Pendapatan Daerah
Provinsi Sumatera Utara ialah suatu instansi yang dibentuk
pemerintah yang dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan publik
guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Badan
Pendapatan Daerah Provinsi Bali merupakan instansi yang memiliki
sumber pendanaan secara umum yang berasal dari pajak, retribusi,
utang, obligasi pemerintah, laba BUMN/ BUMD, penjualan aset
negara, dan sumbangan/ hibah. Setiap dana yang diterima harus
dipertanggung jawabkan kepada publik dalam rangka pelaksanaan
akuntabilitas publik.
Akuntabilitas sektor publik terkait dengan diperlukannya
transparansi dan pemberian informasi kepada publik dalam rangka
pemenuhan hak – hak publik. Kegiatan tersebut dilakukan untuk
dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Dari kegiatan ini Badan Pendapatan Daerah Provinsi Bali berorientasi
pada pelayanan mereka terhadap masyarakat dan juga berusaha
mencapai visi dan misinya.
Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) pada
Badan Pendapatan Daerah Provinsi Bali merupakan salah satu
instansi Pemerintah Daerah Provinsi Bali yang bertugas memberikan
pelayanan publik berupa barang dan jasa secara langsung kepada
masyarakat. Pembentukan SAMSAT Badan Pendapatan Daerah
Provinsi Bali dimaksudkan untuk memperlancar, mempermudah dan
mempercepat pelayanan pajak kepada masyarakat. SAMSAT Badan
Pendapatan Daerah Provinsi Bali merupakan suatu sistem kerjasama
terpadu antara POLRI, Badan Pendapatan Daerah Provinsi Bali dan
PT Jasa Raharja. Pelayanan di SAMSAT Badan Pendapatan Daerah
Provinsi Bali meliputi berbagai macam pelayanan/pengurusan pajak
kendaraan bermotor. Jenis-jenis pengurusan pajak kendaraan
bermotor di SAMSAT Badan Pendapatan Daerah Provinsi Bali antara
lain pelayanan untuk menerbitkan Surat Tanda Nomor Kendaraan
Bermotor (STNK), Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor, Tanda
Nomor Kendaraan Bermotor, Tanda Coba Kendaraan Bermotor dan
Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBNKB) serta Sumbangan Wajib Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLJJ). SAMSAT dapat
diibaratkan sebagai suatu cabang birokrasi yang berada di tengah-
tengah birokrasi dan masyarakat. Pada posisinya dimasyarakat
cabang SAMSAT harus memberikan pelayanan yang memuaskan
kepada masyarakat sebagai pengguna layanan baik pelayanan
barang maupun pelayanan jasa.
Pelayanan jasa yang dilakukan di SAMSAT memang tidak
berwujud seperti pelayanan barang. Subarsono (dalam Dwiyanto,
2008:138) menjelaskan bahwa meskipun wujud pelayanan tidak
nampak, proses penyelenggaraannya dapat diamati dan dapat
dirasakan, misal apakah layanan yang dilakukan dapat dinilai cepat,
lambat, menyenangkan, menyulitkan, murah atau mahal. Jenis
pelayanan jasa yang diberikan oleh SAMSAT Badan Pendapatan
Daerah Provinsi Bali adalah pelayanan terkait pemungutan pajak
kendaraan bermotor. Pajak kendaraan bermotor sendiri meliputi pajak
atas kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor
ditambah dengan Sumbangan Wajib Dana Lalu Lintas Jasa Raharja
(SWDKLJJ). Pelayanan pajak kendaraan bermotor di SAMSAT
Badan Pendapatan Daerah Provinsi Bali dibedakan berdasarkan
pemungutan pajak atas pendaftaran kendaraan bermotor baru,
pemungutan pajak atas pengesahan ulang tahunan dan lima tahunan
STNK dan bea balik nama kendaraan bermotor.
Pengurusan pajak kendaraan bermotor merupakan
kewajiban yang perlu dilakukan oleh pemilik kendaraan bermotor.
Sebagai contoh pengesahan ulang STNK tahunan dan penggantian
STNK lima tahunan sangat penting bagi pengendara kendaraan
bermotor. Pengesahan STNK berkaitan dengan masa aktif/berlaku
atau tidaknya STNK. Jika STNK yang dimiliki sudah habis masa
berlakunya maka pengendara kendaraan bermotor dapat dikenakan
sanksi. Hal ini senada dengan materi Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pasal 68 yang
menjelaskan bahwa setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan
dijalan wajib dilengkapi dengan Surat Tanda Nomor Kendaraan
(STNK) dan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) yang masih
berlaku. Bila pengendara mengemudikan kendaraan bermotor
dengan STNK mati (sudah habis masa berlakunya) maka termasuk
pelanggaran dan dapat dikenai sanksi administrative. Oleh karena itu
pengurusan pajak kendaraan bermotor perlu dilakukan.
Selain berhubungan dengan masa aktif STNK, pelayanan
pajak kendaraan bermotor juga diperlukan mengingat adanya
peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Yogyakarta dari waktu ke
waktu. Dengan jumlah kendaraan bermotor yang terus bertambah
maka bertambah pula masyarakat yang akan melakukan
registrasi/pendaftaran kendaraan bermotornya di SAMSAT agar
dapat dioperasikan

2.3. Sumber Daya Pegawai, Pembiayaan, Sarana dan Prasarana


2.3.1. Sumber Daya :

Tersedianya sumber daya yang meliputi pegawai yang


melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis
penunjang yang menjadi tanggungjawab dari urusan yang
dilaksanakan, pembiayaan sarana dan prasarana, Jumlah sumber
daya manusia yang tersedia di UPT Badan Pendapatan Daerah
Provinsi Bali di Kabupaten/ Kota se Bali adalah 348 ( Tiga ratus empat
puluh delapan ) PNS dan 219 ( dua ratus sembilan belas pegawai
kontrak dengan perincian sebagai berikut :

NO TEMPAT PENUGASAN PNS PEGAWAI


KONTRAK

1 UPT KAB. JEMBRANA 17 14

2 UPT KAB. BULELENG 28 35

3 UPT KAB. TABANAN 39 18

4 UPT KAB. KARANGASEM 23 13

5 UPT KAB. BANGLI 22 13

6 UPT KAB. KLUNGKUNG 29 18

7 UPT KAB. GIANYAR 44 31

8 UPT KAB. BADUNG 66 37

9 UPT KOTA DENPASAR 79 40

JUMLAH 348 119


2.3.2. Pembiayaan
Pembiayaan Pegawai Negeri Sipil/ Aparatur Sipil Negara
yang ditugaskan pada Badan Pendapatan Daerah Provinsi Bali
bersumber dari Dana Alokasi Umum, sedangkan pembiayaan bagi
Pegawai Kontrak bersumber dari Pendapatan Asli Daerah dan
ditempatkan pada pos Belanja Langsung.

2.3.3. Sarana dan Prasarana

Tersedia pembiayaan yang cukup dan tersedia sarana dan


prasarana yang memadai terutama gedung kantor tersendiri dan
peralatan/alat kerja yang jelas untuk menyelenggarakan kegiatan
Badan Pendapatan Daerah Provinsi Bali memiliki 24 Gedung
Kantor Permanen yang tersebar di 9 (sembilan) Kabupaten/Kota se
Bali dengan kepemilikan tanah Milik Pemprov Bali, sedangkan gerai
dan corner melalui sitem Sewa tempat ( data terlampir ), namun di
beberapa tempat dipergunakan sistem sharing cost/kerjasama
dengan pihak BPD Bali

2.4. Standar Operasional Prosedur Pelaksanaan Tugas


2.5. Keserasian Hubungan antara Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota
2.6. Jabatan Teknis Yang tersedia

Tersedianya jabatan fungsional teknis sesuai dengan tugas


dan fungsi UPTD Badan P sesuai dengan Pasal 20 Ayat (2) huruf e
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit
Pelaksana Teknis Daerah.
BAB III

ANALISIS BEBAN KERJA


BAB IV

ANALISIS RASIO BELANJA PEGAWAI

4.1. Profil Belanja Pegawai

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang penyusunan


Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/lembaga, Belanja Pegawai adalah
belanja kompensasi baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pegawai
pemerintah, pagawai negeri sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan yang belum
berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, kecuali
pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal. Termasuk dalam kelompok
belanja pegawai ini adalah pengeluaran-pengeluaran untuk gaji dan tunjangan-
tunjangan, uang makan, lembur, honorarium dan vakasi. Gaji dan tunjangan adalah
pengeluaran untuk kompensasi yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah
berupa gaji pokok dan berbagai tunjangan yang diterima berkaitan dengan jenis dan sifat
pekerjaan yang dilakukan (tunjangan istri/suami, tunjangan anak, tunjangan
jabatan/yang dipersembahkan dengan tunjangan jabatan, tunjangan kompensasi kerja,
tunjangan perbaikan penghasilan, tunjangan beras, tunjangan pajak penghasilan,
tunjangan pengabdian wilayah terpencil, dan tunjangan umum baik dalam bentuk uang
maupun barang.

Rasio Belanja Pegawai di Badan Pendapatan Daerah provinsi Bali secara


keseluruhan sbb:
Belanja PNS
Rasio Belanja PNS = 𝑥 100%
Rasio total Belanja

143.369.563.786
Rasio Belanja PNS = 𝑥 100% = 82.82%
173,106,381,068

Gaji Kontrak
Rasio Kontrak = 𝑥 100%
Rasio Belanja langsung

10,092,452,750
Rasio Kontrak= 𝑥 100% = 33.94%
29,736,817,282

Belanja PNS + Gaji Kontrak


Rasio Belanja Pegawai = 𝑥 100%
Total Belanja

143.369.563.786+ 10,092,452,750
Rasio Belanja Pegawai = 𝑥 100% = 88.65%
173,106,381,068
4.2. Analisis Rasio Belanja Pegawai Per UPT

4.2.1. UPT Pelayanan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah di Kabupaten Buleleng

Belanja PNS
Rasio Belanja PNS = 𝑥 100%
Rasio total Belanja

3,046,522,458
Rasio Belanja PNS = 𝑥 100% = 52.287%
6,385,111,758.00

Gaji Kontrak
Rasio Kontrak = 𝑥 100%
Rasio Belanja langsung

1,641,607,298
Rasio Kontrak= 𝑥 100% = 51.88%
3,046,522,458

Belanja PNS + Gaji Kontrak


Rasio Belanja Pegawai = 𝑥 100%
Total Belanja

3,046,522,458 + 1,641,607,298
Rasio Belanja Pegawai = 𝑥 100% = 77.997%
6,385,111,758.00

4.2.2. UPT Pelayanan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah di Kabupaten Jembrana

Belanja PNS
Rasio Belanja PNS = 𝑥 100%
Rasio total Belanja

2,219,669,365
Rasio Belanja PNS = 𝑥 100% = 62.86%
3,531,283,851

Gaji Kontrak
Rasio Kontrak = 𝑥 100%
Rasio Belanja langsung

615,602,736
Rasio Kontrak= 𝑥 100% = 46.93%
1,311,614,486

Belanja PNS + Gaji Kontrak


Rasio Belanja Pegawai = 𝑥 100%
Total Belanja

2,219,669,365 +615,602,736
Rasio Belanja Pegawai = 𝑥 100% = 80.29%
3,531,283,851
4.2.3. UPT Pelayanan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah di Kabupaten Tabanan
Belanja PNS
Rasio Belanja PNS = 𝑥 100%
total Belanja
6,033,279,403
Rasio Belanja PNS = 𝑥 100% = 79.37%
7,601,459,515
Gaji Kontrak
Rasio Kontrak = 𝑥 100%
Rasio Belanja langsung

674,231,568.00
Rasio Kontrak= 𝑥 100% = 42.99%
1,568,180,112

Belanja PNS + Gaji Kontrak


Rasio Belanja Pegawai = 𝑥 100%
total Belanja
6,033,279,403 + 674,231,568.00
Rasio Belanja Pegawai = 𝑥 100% = 88.24%
7,601,459,515

4.2.4. UPT Pelayanan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah di Kabupaten Badung
Belanja PNS
Rasio Belanja PNS = Rasio total Belanja 𝑥 100%

8,480,323,525
Rasio Belanja PNS = 𝑥 100% = 76.22%
11,125,866,971

Gaji Kontrak
Rasio Kontrak = Rasio Belanja langsung 𝑥 100%

1,495,035,216
Rasio Kontrak= 𝑥 100% = 56.51%
2,645,543,446

Belanja PNS + Gaji Kontrak


Rasio Belanja Pegawai = 𝑥 100%
Total Belanja

8,480,323,525 + 1,495,035,216.
Rasio Belanja Pegawai = 𝑥 100% = 89.66%
11,125,866,971

4.2.5. UPT Pelayanan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah di Kota Denpasar
Belanja PNS
Rasio Belanja PNS = Rasio total Belanja 𝑥 100%

10,647,905,983
Rasio Belanja PNS = 𝑥 100% = 75.90%
14,028,139,984

Gaji Kontrak
Rasio Kontrak = Rasio Belanja langsung 𝑥 100%

1,788,179,376.00
Rasio Kontrak= 0 3,380,234,001 𝑥 100% = 52.90%
Belanja PNS + Gaji Kontrak
Rasio Belanja Pegawai = 𝑥 100%
Total Belanja

10,647,905,983 + 1,788,179,376.00
Rasio Belanja Pegawai = 𝑥 100% = 88.65%
14,028,139,984

4.2.6. UPT Pelayanan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah di Kabupaten Gianyar
Belanja PNS
Rasio Belanja PNS = Rasio total Belanja 𝑥 100%

6,120,803,900
Rasio Belanja PNS = 𝑥 100% = 74.94%
8,167,167,872.00

Gaji Kontrak
Rasio Kontrak = Rasio Belanja langsung 𝑥 100%

938,061,312.00
Rasio Kontrak= 𝑥 100% = 45.84%
2,046,363,972

Belanja PNS + Gaji Kontrak


Rasio Belanja Pegawai = 𝑥 100%
Total Belanja

6,120,803,900 + 938,061,312.00
Rasio Belanja Pegawai = 𝑥 100% = 86.43%
8,167,167,872.00 0

4.2.7. UPT Pelayanan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah di Kabupaten Bangli
Belanja PNS
Rasio Belanja PNS = 𝑥 100%
Rasio total Belanja

2,483,098,000
Rasio Belanja PNS = 𝑥 100% = 64.49%
3,850,583,962

Gaji Kontrak
Rasio Kontrak = Rasio Belanja langsung 𝑥 100%

791,489,232.00
Rasio Kontrak= 𝑥 100% = 57.88%
1,367,485,962

Belanja PNS + Gaji Kontrak


Rasio Belanja Pegawai = 𝑥 100%
Total Belanja

2,483,098,000 + 791,489,232.00
Rasio Belanja Pegawai = 𝑥 100% = 85.04%
3,850,583,962

4.2.8. UPT Pelayanan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah di Kabupaten Klungkung
Belanja PNS
Rasio Belanja PNS = Rasio total Belanja 𝑥 100%

3,446,668,084
Rasio Belanja PNS = 𝑥 100% = 70.03 %
4,921,795,400

Gaji Kontrak
Rasio Kontrak = Rasio Belanja langsung 𝑥 100%

751,043,808
Rasio Kontrak= 𝑥 100% = 50.91%
1,475,127,316
Belanja PNS + Gaji Kontrak
Rasio Belanja Pegawai = 𝑥 100%
Total Belanja

3,446,668,084 + 751,043,808
Rasio Belanja Pegawai = 𝑥 100% = 85.29%
4,921,795,400

4.2.9. UPT Pelayanan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah di Kabupaten


Karangasem
Belanja PNS
Rasio Belanja PNS = Rasio total Belanja 𝑥 100%

2,110,908,200
Rasio Belanja PNS = 𝑥 100% = 62.66%
3,368,677,504

Gaji Kontrak
Rasio Kontrak = Rasio Belanja langsung 𝑥 100%

556,973,904
Rasio Kontrak= 𝑥 100% = 44.28%
1,257,769,304

Belanja PNS + Gaji Kontrak


Rasio Belanja Pegawai = 𝑥 100%
Total Belanja

2,110,908,200 + 556,973,904
Rasio Belanja Pegawai = 𝑥 100% = 79.20%
3,368,677,504
BAB V

PENUTUP

1. UPTD Badan Pendapatan Daerah Provinsi Bali, selanjutnya dapat disebut


sebagai UPT Pelayanan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
2. Berdasarkan fungsinya UPTD Badan Pendapatan Daerah Provinsi Bali
melaksanakan fungsi : a pemungutan pendapatan daerah khususnya pajak
daerah dan retribusi daerah, b. Melaksanakan pelayanan kepadan
masyarakat dalam hal pajak daerah, c. Melaksanakan penatausahaan dan
admistrasi pada pendapatan daerah
3. Berdasarkan teknis operasional, kegiatan pendapatan daerah antara lain a),
Pengesahan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, b). Perpanjangan
Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor ; c) Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor bagi Kendaraan Baru ( BBNKB 1); d) Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor II (BBNKB 2), e) Rubentina; f ) Duplikat STNK ; g) Pembayaran
Fiscal, h) Pemantauan dan Pemungutan Pajak Air Permukaan ; i) Pemantauan
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor ;
4. Berdasarkan jam kerja efektif pada UPTD Badan Pendapatan Daerah Provinsi
Bali memiliki jam kerja efektif lebih dari 18 juta jam kerja per tahun mengingat
tingginya jumlah Wajib Pajak yang dilayani;
5. UPTD Badan Pendapatan Daerah Provinsi Bali juga memiliki banyak potensi
potensi yang belum dijamah dan dilaksanakan pemungutan, sehingga dengan
jumlah WP yang sangat besar dan kompleksitasnya kegiatan maka UPTD
Badan Pendapatan Daerah Provinsi Bali dapat sekiranya tetap dipertahankan.

Anda mungkin juga menyukai