PROPOSAL MAGANG
Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana
Sain Terapan Pemerintahan pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri
Oleh
ARUM KUSUMA PRATITA
NPP. 23.2048
Program Studi Keuangan Daerah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu bagian dari kajian Keuangan Daerah adalah system akuntasi
berbasis akrual, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
menjelaskan penerapan standar akuntansi berbasis akrual, sebagaimana Pasal 36 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 yang intinya ketentuan mengenai
pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan
selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun. Pasal 70 ayat (2) Undang-Undang Nomor
1 Tahun 2004 menyatakan Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran
pendapatan dan belanja berbasis akrual sebagaiman dimaksud dalam Pasal 12 dan
Pasal 13 undang-undang ini dilaksanakan selambat-lambatnya pada tahun anggaran
2008.
Pasal 32 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 mengamanatkan bahwa
bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan
disajikan sesuai SAP. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) disusun oleh Komite
Standar Akuntansi
Pemerintahan
(KSAP) yang
terlebih
dahulu
mendapat
pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Tindak lanjut dari undangundang tersebut adalah diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) sebagai pengganti Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntasi Pemerintah (SAP) yang mengatur
tentng pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual yang
merupakaan jawaban dari tuntutan masyarakat dan dorongan lembaga-lembaga
Internasional.
Pemerintahan Kota Padang berusaha untuk menciptakan keandalan laporan
keuangan dengan pelaksanaan secara transparan dan akuntabel. Berdasarkan opini
BPK atas Pemeriksaan Laporan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Padang pada
tahun 2007 memperoleh opini Disclaimer, pada tahun anggaran berikutnya tahun
2008 sampai dengan tahun 2011 meningkat dan memperoleh opini WDP ((Wajar
Dengan Pengecualian). Tahun 2012 meningkat menjadi WTP dengan Paragraf
Penjelasan (WTP-DPP), tetapi tahun 2013 turun lagi dengan memperoleh opini WDP
dan meningkat lagi tahun 2014 menjadi WTP-DPP.
Pemerintah Daerah Kota Padang berupayamenerapkan Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual dalam pelaporan keuangannya untuk dapat
mempertahankan atau untuk tetap mendapat opini WTP dari BPK tetapi terkendala
kekurangan sumberdaya yang memadai. Peserta magang akanmenjadi sumberdaya
yang dapat membantu kekurangan tersebut. Magang membawa pada sebuah
pengalaman nyata, yaitu dunia kerja. Proses magang yang dilakukan dengan terjun
langsung di Pemerintah Daerah akan menciptakan deskripsi pemikiran baru karena
teori akan diimplementasikan dan dengan mudah praja akan cepat memahami dan
belajar bagaimana system akuntansi berbasis akrual tersebut dilaksanakan. Sehingga
pada saat selesai kuliah dan duduk di meja kerja akan dengan mudah beradaptasi.
Dengan demikian, magang akan dilaksanakan di Kota Padang Provinsi
Sumatera Barat dengan mengambil judul penelitian magang IMPLEMENTASI
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL DI KOTA
PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT.
Kegunaan Teoritis
Hasil
magang
diharapkan
dapat
meningkatkan
pengembangan
ilmu
Kegunaan Praktis
Program magang diharapkan mampu memberi pengaruh positif pada semua
pihak, terutama :
a. Bagi praja
1. Akan siap menjadi tenaga kerja yang siap mengaplikasikan ilmu,
pengetahuan dan ketrampilannya.
2. Akan memperoleh pengalaman di dunia kerja yang nantinya
menerapkannya di tempat kerjanya.
3. Akan melihat persaingan di dunia kerja, sehingga praja dituntut
untuk terus mengembangan ilu dan keahlian agar mampu bertahan
dalam situasi persaingan yang keras di dunia kerja.
b. Bagi Instansi Pemerintah Daerah
1. Memperoleh
gambaran
baru
dalam
pengembangan
system
akuntansi pemerintahan.
2. Memperoleh bantuan dalam pekerjaan tugas-tugas kantor di unit
kerja yang ditempati.
yang
ditempati
magang
dengan
kampus
sebagai
penyelenggara.
c. Bagi Pihak Penyelenggara Magang
1. Meningkatkan kualitas hubungan dan kerjasama antar kedua belak
pihak.
2. Untuk meningkatkan keterkaitan dan kesesuaian antara substansi
akademik dengan permasalahan dan kebutuhan di lapangan.
3. Melalui laporan hasil magang dapat menjadi salah satu kegiatan
penilaian internal tentang kualitas pengajaran maupun pelatihan dan
pengasuhan. Secara eksternal akan mengetahui cara pandang dan
perlakuan pemerintah daerah terhadap praja.
BAB II
LANDASAN NORMATIF DAN TEORITIS
2.1.
Landasan Normatif
1. Pemerintah Daerah
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
1)
Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika tidak terjadi
pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan
mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi berlaku umum dalam
penyusunaan laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi berlaku
umum tersebut, dan pengungkapan memadai dalam laporan keuangan. Laporan audit
yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian adalah laporan yang paling
dibutuhkan oleh semua pihak, pemakai informasi keuangan, maupun oleh auditor.
Agar tercipta akuntabilitas dan rasa percaya terhadap pengelolaan keuangan
pemerintah.
2)
meyakini apakah laporan keuangan wajar atau tidak. Opini ini bias diterbitkan jika
auditor
menganggap
ada
ruang
lingkup
audit
yang
dibatasi
oleh
10
5. Kebijakan Publik
Peraturan
Menteri
Pendayagunaan
Aparatur
Negara
Nomor
Landasan Teoritis
1. Implementasi
Pada dasarnya implentasi adalah tindakan atau perbuatan baik yang
dilakukan oleh individu atau kelompok utuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
secara bersama-sama. Hal ini sesuai pendapat van Meter dan van Horn (1975) yang
mengatakan bahwa implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh
individu-individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta
yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam
keputusan kebijakan.
Purwanto dan Sulistyatuti (2012) mengemukakan bahwa implementasi
intinya adalah kegiatan untuk mendistribusikan keluaran kebijakan (to deliver policy
output) yang dilakukan oleh para implementer kepada kelompok sasaran (target
group) sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan kebijakan. Selanjutnya Syukur
dalam Sumaryadi (2005) menyatakan ada tiga unsur penting proses implementasi
yaitu :
11
12
public termasuk jika pemerintah memutuskan tidak melakukan tindakan apapun atau
tidak berbuat atau mengurus suatu isu atau kejadian yang terjadi.
2.3.
Operasionalisasi Magang
1) Melaksanakan Magang Penelitian (research internship)
Pelaksanaan magang penelitian (research internship) adalah proses
pengumpulan data sesuai dengan desain atau rancangan magang yang telah dibuat.
Pelaksanaan magang dan penelitian dilakukan secara cermat dan hati-hati karena
berhubungan dengan data yang dikumpulkan, keabsahan dan kebenaran. Data
penelitian akan menentukan kualitas penelitian yang dilakukan. Peneliti fokus pada
pemecahan masalah yang telah dirumuskannya dengan mengacu pengambilan data
berdasarkan instrumen penelitian yang telah dibuatnya secara ketat. Berdasarkan cara
pengambilan data terhadap subjek penelitian, data dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu data langsung dan data tidak langsung. Data langsung adalah data yang
diperoleh secara langsung oleh peneliti dari sumber data (subjek penelitian),
sementara data tidak langsung adalah data yang diperoleh peneliti tanpa berhubungan
secara langsung dengan subjek penelitian yaitu melalui penggunaan media tertentu
misalnya wawancara menggunakan telepon, dan sebagainya.
2) Melakukan Analisis Data
Beragam data yang terkumpul saat peneliti melaksanakan magang dan
penelitian tidak akan mempunyai makna apapun sebelum dilakukan analisis. Ada
beragam alat yang dapat digunakan untuk melakukan analisis data, bergantung pada
jenis data itu sendiri. Peneliti akan memadukan antara data dan fakta dilapangan
dengan teori dan peraturan terutama yang berkaitan dengan implementasi sistem
akuntansi pemerintahan berbasis akrual di Kota Padang.
3) Merumuskan Hasil Magang dan Pembahasan
13
BAB III
MEODE MAGANG
3.1.
Desain Magang
14
agar
sasaran
atau
target
penelitian
yang
dicapai
dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Pendapat mengenai penelitian kualitatif dikemukakan oleh Sugiyono
(2009:1) yaitu:
15
16
3.2.
17
dengan masalah yang diteliti. Hasil percakapan tersebut dicatat atau direkam oleh
pewawancara.
Sementara menurut Siswanto (2012:58) menyatakan bahwa Wawancara
adalah cara pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden
secara langsung.
Esterberg dalam Sugiyono (2011:233) mengemukakan beberapa macam
wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur.
Dalam pengamatan ini penulis menggunakan wawancara terstruktur sebagai teknik
pengumpulan datanya dan yang menjadi responden adalah beberapa subjek informasi
yang penulis anggap mewakili dan bisa memberikan informasi yang jelas serta sangat
memahami tentang implementasi sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual di
Kota Padang.
2. Dokumentasi
Riduwan (2004:43) menyatakan bahwa,Dokumentasi adalah ditujukan
untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang
relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter dan data
yang relevan dengan penelitian.
Menurut Arikunto (2010:274) mengemukakan bahwa teknik pengumpulan
data dengan dokumentasi ialah mencari data mengenai hal-hal atau vaiabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat,lengger, agenda
dan sebagainya.
18
3. Observasi Lapangan
Nasution dalam Sugiyono (2013:64) menyatakan bahwa observasi dasar
semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data yaitu
fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
Teknik pengumpulan data dengan cara observasi lapangan merupakan teknik
dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala dari objek
yang diteliti. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dilakukan baik dalam keadaan
situasi yang sebenarnya maupun situasi khusus yang diadakan, dalam hal ini peneliti
selalu mengaitkan antara dua hal yaitu informasi dan konteksnya. Informasi adalah
apa yang ada dan terjadi, sedangkan konteksnya adalah hal-hal yang berkaitan
dengan kejadian-kejadian sekitarnya.
Teknik obsevasi dapat dilakukan apabila penelitian yang dilakukan
berhubungan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan apabila
responden yang diamati tidak terlalu besar. Observasi mempunyai kegunaan lain
seperti mencocokkan hasil wawancara dengan kenyataan yang ada, sejauh yang
dapat dilihat serta untuk melihat langsung kenyataan yang tidak bisa diungkapkan
melalui wawancara.
3.3.
data dan penyajian data dengan mengelompokkannya dalam suatu bentuk yang
19
bahwa : pengujian psikologis, satu bagian penting dari proses pengsahihan internal
ialah memeriksa satu butir uji baru dihadapkan dengan ukuran-ukuran keterampilan
atau construct yang sama dan telah disahihkan. Bila mereka bertemu-bertumpang
tindih, berkorelasi dengan kuat atau uji, baru tersebut memiliki kesahihan bersama
yang baik. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa
analisa kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan antara lain :
a. Reduksi data, merupakan bagian dari analisis data yang diartikan sebagai proses
pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, mengabstraksikan, dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan,
berlangsung secara terus-menerus, selama proses rekaman atau proses
pengambilan data berlangsung pada proses ini sangat dituntut kejelian dan
kecermatan peneliti, karena proses tersebut juga merupakan suatu bentuk analisis
20
21
KEGIA
TAN
1.
Proses
bimbing
an UM
Seminar
usulan
magang
Penelitian
dan
Pengolah
an data
2.
3.
4.
2016
2017
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
kekekekeke1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusun
an dan
sidang
Laporan
Akhir
Sumber : Kalender Akademik IPDN Tahun 2016/2017