Anda di halaman 1dari 30

BAB III

PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

A. Penyajian Pengalaman Memimpin Proyek Perubahan

Proyek perubahan merupakan agenda pokok yang menjadi tugas


dari peserta Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) yang
harus diselesaikan. Melalui proyek perubahan ini diharapkan peserta
Diklatpim bisa menjadi pemimpin perubahan di instansinya masing-masing.
Pelaksanaan proyek perubahan merupakan tindak lanjut dari rancangan
proyek perubahan yang telah dilaksanakan pada tahap sebelumnya.
Pelaksanaan proyek perubahan menjadi pengalaman yang sangat
membantu dan memberi semangat baru untuk terus meningkatkan peran
dan sinergitas antar dinas/lembaga/stakeholder terkait dalam melakukan
pembinaan dan pendampingan guna pengembangan IKM konveksi melalui
pemanfaatan limbah industri.
Adapun pengalaman memimpin proyek perubahan yang berjudul
“Pola Pendampingan IKM Konveksi Dengan Pemanfaatan Limbah
Industri” dapat kami jelaskan sesuai dengan urutan pentahapan proyek
perubahan sebagai berikut :

1. Koordinasi dan Konsultasi dengan Mentor

Kegiatan proyek perubahan ini diawali dengan koordinasi dan


konsultasi project leader dengan mentor yaitu Kepala Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kota Pasuruan yang dilaksanakan pada Hari Senin
tanggal 28 Agustus 2017 bertempat di ruang kerja Kepala Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Pasuruan.
Tujuan dari koordinasi dan konsultasi ini adalah agar mentor
mendapatkan gambaran yang jelas tentang proyek perubahan yang akan
dilaksanakan dan project leader mendapatkan persetujuan, petunjuk/
arahan serta saran dan masukan untuk kelancaran pelaksanaan proyek
perubahan.

20
Gambar 3.1 Project Leader melakukan koordinasi dan konsultasi
dengan mentor

Hasil koordinasi dan konsultasi dengan mentor adalah sebagai berikut :


1. Mentor sangat mendukung dengan adanya kegiatan proyek perubahan
dalam bentuk inovasi pola pendampingan IKM konveksi dengan
pemanfaatan limbah industri sebagai upaya pembinaan dan
pendampingan kepada IKM konveksi.
2. Mentor memandang koordinasi dan sinergitas antar dinas/
lembaga/stakeholder terkait sangat penting untuk dilaksanakan dalam
rangka optimalisasi pembinaan dan pendampingan kepada IKM.
3. Berbagai strategi dan program telah diupayakan dalam pemberdayaan
IKM. Namun semua strategi dan program tersebut tidak mungkin
dilakukan sendiri oleh pemerintah. Peran dan dukungan perguruan
tinggi, pelaku bisnis, perbankan dan stakeholders lainnya sangat
diperlukan. Keterbatasan sumberdaya yang dimiliki oleh pemerintah
perlu didukung oleh sumberdaya yang lain.
4. Mentor menghendaki bahwasannya pola pendampingan yang akan
disusun, tidak hanya diterapkan pada IKM konveksi saja, melainkan ke
depannya dapat diterapkan juga kepada IKM yang lain.
21
2. Rapat Koordinasi Pembentukan Tim Internal dan Tim Eksternal

Untuk mewujudkan terlaksananya proyek perubahan, maka project


leader melaksanakan rapat koordinasi pembentukan tim internal dan
eksternal yang akan berperan dan terlibat langsung dalam kegiatan proyek
perubahan. Rapat koordinasi ini dilaksanakan pada Hari Rabu tanggal 30
Agustus 2017 bertempat di ruang kerja Kepala Bidang Perindustrian.

Rapat koordinasi ini membahas mengenai maksud dan tujuan


dilaksanakannya kegiatan proyek perubahan serta pembentukan tim
internal dan eksternal untuk mendukung kelancaran pelaksanaan proyek
perubahan. Berikut foto rapat koordinasi pembentukan tim internal dan tim
eksternal.

Gambar 3.2 Project Leader memimpin rapat koordinasi pembentukan


tim internal dan tim eksternal

Bukti pelaksanaan kegiatan rapat koordinasi pembentukan tim


internal dan tim eksternal berupa undangan, daftar hadir dan notulen rapat
sebagaimana terlampir.

22
3. Menyusun Draft Keputusan Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan tentang Tim Pelaksana Kegiatan Proyek Perubahan (Tim
Internal)
Dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan proyek
perubahan, maka disusun draft Keputusan Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan tentang Tim Pelaksana Kegiatan Proyek Perubahan.
Tim pelaksana kegiatan proyek perubahan terdiri dari Penanggung
jawab yaitu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Ketua adalah
Kepala Bidang Perindustrian selaku project leader, Sekretaris adalah
Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan Anggota Tim
meliputi Kepala Bidang Perdagangan, para Kepala Seksi dan staf di bidang
perindustrian. Draft keputusan tentang Tim Pelaksana Kegiatan Proyek
Perubahan ini selanjutnya diajukan untuk mendapatkan pengesahan dari
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pasuruan.

Gambar 3.3 Draft Keputusan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan


tentang Tim Pelaksana Kegiatan Proyek Perubahan
23
4. Menyusun Draft Keputusan Walikota tentang Tim Pembinaan dan
Pendampingan Industri Kecil dan Menengah (Tim Eksternal).
Guna memberikan kepastian hukum bagi dinas/lembaga/stakeholder
terkait dalam melaksanakan tugas pembinaan dan pendampingan kepada
IKM dalam suatu pola pendampingan secara sinergitas, maka disusun
Keputusan Walikota tentang Tim Pembinaan dan Pendampingan Industri
Kecil dan Menengah.
Tim Pembinaan dan Pendampingan Industri Kecil dan Menengah
beranggotakan dinas/lembaga/stakeholder yang memiliki kompetensi dan
kewenangan untuk melakukan pembinaan dan pendampingan. Stakeholder
dimaksud meliputi Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi
dan Usaha Mikro, Kamar Dagang dan Industri, PT. Bank Pembangunan
Daerah Jawa Timur, PT. Telekomunikasi Tbk, Lembaga Penelitian dan
Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Merdeka Malang, Klinik
UMKM dan Jatim Information Technology Creative Malang.

Gambar 3.4 Draft Keputusan Walikota tentang Tim Pembinaan dan


Pendampingan Industri Kecil dan Menengah
24
5. Pengajuan Draft Keputusan Walikota tentang Tim Pembinaan dan
Pendampingan Industri Kecil dan Menengah.

Draft Keputusan Walikota tentang Tim Pembinaan dan Pendam-


pingan Industri Kecil dan Menengah yang telah disusun, selanjutnya
diajukan ke Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Pasuruan untuk
mendapatkan koreksi atau pembetulan.
Pada tahapan ini, project leader menyampaikan draft Keputusan
Walikota kepada Kepala Bagian Hukum sekaligus memberikan penjelasan
terkait maksud pembentukan tim, tugas dari anggota tim serta susunan dan
kedudukan anggota tim.

Gambar 3.5 Project Leader mengajukan Draft Keputusan Walikota


tentang Tim Pembinaan dan Pendampingan Industri
Kecil dan Menengah kepada Kepala Bagian Hukum

25
6. Pengesahan Keputusan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan
tentang Tim Pelaksana Kegiatan Proyek Perubahan.
Pengesahan Keputusan Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan tentang Tim Pelaksana Proyek Perubahan menjadi acuan
dan dasar yang menguatkan peran anggota tim dalam melaksanakan tugas
terkait persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan hasil kegiatan.

Gambar 3.6 Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan mengesahkan


Tim Pelaksana Kegiatan Proyek Perubahan

Bukti pengesahan Keputusan Kepala Dinas Perindustrian dan


Perdagangan tentang Tim Pelaksana Kegiatan Proyek Perubahan
sebagaimana terlampir.

7. Pengesahan Keputusan Walikota tentang Tim Pembinaan dan


Pendampingan Industri Kecil dan Menengah
Setelah dilakukan koreksi dan pembetulan oleh Bagian Hukum,
maka draft Keputusan Walikota tentang Tim Pembinaan dan
Pendampingan Industri Kecil dan Menengah dimintakan pengesahan
dengan penandatanganan oleh Walikota Pasuruan.
Bukti pengesahan Keputusan Walikota tentang Tim Pembinaan dan
Pendampingan Industri Kecil dan Menengah sebagaimana terlampir.
26
8. Rapat Koordinasi Tim Internal dan Tim Eksternal

A. Rapat Koordinasi Dalam Rangka Sinergitas Pembinaan dan


Pendampingan Kepada IKM Konveksi Terkait Aspek Permodalan dan
Kewirausahaan

Rapat koordinasi dilaksanakan pada Hari Jumat tanggal 8


September 2017, dibuka oleh Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Pasuruan dan dihadiri oleh anggota tim internal dan
eksternal. Tim internal yang hadir meliputi Sekretaris Dinas Perindustrian
dan Perdagangan, Kepala Bidang Perindustrian selaku project leader,
Kepala Bidang Perdagangan, dan para Kepala Seksi di Bidang
Perindustrian.
Adapun tim eksternal yang hadir adalah perwakilan dari Bank
Pembangunan Daerah Jawa Timur Cabang Pasuruan, PT. Telekomunikasi,
Tbk Cabang Pasuruan, Kamar Dagang dan Industri Kota Pasuruan serta
Kepala Bidang Usaha Mikro pada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota
Pasuruan.

Gambar 3.7 Kepala Dinas membuka rapat koordinasi dalam rangka


sinergitas pembinaan dan pendampingan IKM konveksi
terkait aspek permodalan dan kewirausahaan
27
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pasuruan dalam
pengarahannya menyampaikan bahwa agar pembinaan yang dilakukan
kepada IKM bisa mencapai hasil yang maksimal yaitu sampai IKM yang
dibina tersebut bisa mandiri dan berdaya saing, maka setelah dilakukan
pembinaan perlu ditindaklanjuti dengan pendampingan.
Permasalahan yang dihadapi oleh IKM sangat beragam, oleh
karenanya perlu adanya sinergitas yang melibatkan berbagai pihak atau
stakeholder terkait yang mempunyai kompetensi dan kewenangan sesuai
dengan bidangnya untuk bersama-sama melakukan pendampingan.
Setelah dibuka oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan,
rapat koordinasi dilanjutkan dengan dipimpin oleh Kepala Bidang
Perindustrian selaku project leader, yang menyampaikan informasi
mengenai telah disahkannya Tim Pembinaan dan Pendampingan Industri
Kecil dan Menengah. Tim dimaksud mempunyai tugas melakukan
pembinaan dan pendampingan secara sinergitas sesuai kewenangan
masing-masing guna penguatan dan pengembangan IKM Kota Pasuruan.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Bidang Usaha Mikro
menyampaikan bahwa sebagai bentuk pembinaan/fasilitasi kepada IKM
terkait aspek permodalan, maka Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota
Pasuruan akan melaksanakan kegiatan Fasilitasi Askes Usaha Mikro
dengan Lembaga Keuangan. Kegiatan tersebut akan menghadirkan
narasumber dari lembaga perbankan yang mempunyai program bantuan
pinjaman/kredit lunak modal usaha untuk usaha mikro.
Di samping masalah permodalan, terkait pembinaan/fasilitasi kepada
IKM, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro juga berencana melaksanakan
kegiatan Fasilitasi Klinik UMKM dengan mengundang beberapa konsultan
yang mempunyai kompetensi di bidangnya guna memberikan konsultasi
dan saran/masukan atas permasalahan yang dihadapi IKM.
Sehubungan dengan rencana kegiatan dimaksud, pada kesempatan
tersebut perwakilan dari Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Cabang
Pasuruan menyatakan kesediaannya untuk bertindak sebagai narasumber
yang akan memaparkan mengenai program kredit modal kerja yang

28
dikeluarkan oleh Bank Jatim yang peruntukannya digunakan sebagai
tambahan modal usaha.
Bak gayung bersambut, Kamar Dagang dan Industri Kota Pasuruan
juga menyampaikan kesediaannya untuk bertindak sebagai narasumber
guna berbagi pengalaman mengenai kewirausahaan.
Adapun PT. Telekomunikasi, Tbk Cabang Pasuruan dalam rangka
penguatan permodalan industri kecil dan menengah, melalui program
Corporate Social Responsibility (CSR) telah mengucurkan bantuan kredit
modal usaha bergulir dengan bunga rendah kepada IKM Kota Pasuruan.
Kegiatan fasilitasi akses usaha mikro dengan lembaga keuangan
direncanakan pelaksanaannya pada tanggal 27 September 2017 bertempat
di Hotel Transit Jl. Jend. A. Yani No. 55 Pasuruan dan kegiatan fasilitasi
UMKM direncanakan pada tanggal 28 September 2017 bertempat di Kantor
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Pasuruan.
Bukti pelaksanaan kegiatan rapat koordinasi dalam rangka sinergitas
pembinaan dan pendampingan kepada IKM konveksi terkait aspek
permodalan dan kewirausahaan berupa undangan, daftar hadir dan notulen
rapat serta penyataan dukungan sebagaimana terlampir.

B. Rapat Koordinasi Dalam Rangka Sinergitas Pembinaan dan


Pendampingan Kepada IKM Konveksi Terkait Aspek Promosi dan
Pemasaran Secara Online

Rapat koordinasi tim internal dan eksternal yang kedua terkait aspek
promosi dan pemasaran secara online dilaksanakan pada Hari Selasa
tanggal 12 September 2017, bertempat di Jatim Information Technology
Creative (JITC) Malang Jl. Galunggung No. 08 Gading Kasri Klojen Malang.
Tim internal yang hadir meliputi Kepala Bidang Perindustian, Kepala Seksi
Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan, Kepala Seksi Industri Logam, Mesin,
Elektronika dan Aneka, serta staf di Bidang Perindustrian pada Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Pasuruan. Adapun tim eksternal yang
hadir adalah tenaga ahli dari LPPM Universitas Merdeka Malang serta
beberapa orang tenaga dari JITC Malang.
29
Gambar 3.8 Rapat koordinasi dalam rangka sinergitas pembinaan dan
pendampingan IKM konveksi terkait aspek promosi dan
pemasaran secara online

JITC adalah wadah pengembangan bagi para pelaku usaha kreatif


dan telematika yang dihadirkan untuk merespon tantangan masa depan
Pembangunan Nasional dan Regional Industri Kreatif Bidang Elektronika
dan Telematika (ELITE). Wadah kreatif para pelaku usaha agar mampu
mengembangkan usahanya yang prospektif. Berada di bawah naungan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, JITC berupaya
merangkul semua komponen yang ada, baik itu pelaku usaha maupun
yang masih dalam tahap belajar usaha kreatif yang berkaitan dengan
telematika dan elektronika.
Dr. Fajar Supanto, M.Si dari LPPM Universitas Merdeka Malang
sekaligus selaku Pengelola JITC Malang yang hadir dalam rapat
mengatakan, bahwa JITC Malang akan menggembleng para pelaku usaha
sebagai peserta didik agar nantinya benar-benar siap bersaing di dunia
entepreneur. Mindset mereka harus tangguh, karena itulah mereka akan
didampingi sejak pra diklat sampai pasca diklat.

30
Untuk peserta didik, JITC terbuka untuk umum. Prinsipnya terbuka
bagi siapa saja yang mau belajar. Entah itu ingin menjalankan usaha
maupun yang memiliki kendala di bidang kreatif. JITC Malang juga
menyelenggarakan workshop tentang editing, animasi, pembuatan film,
modeling kreatif dan elektronika.
JITC bertekad menstimuli masyarakat untuk bergerak di bidang
kreatif yang menjanjikan, bahwa wirausaha di bidang industri kreatif
elektronika dan telematika sebagai solusi masa depan.
Berkenaan dengan pola pendampingan kepada industri konveksi di
Kota Pasuruan, JITC Malang bersedia memberikan pelatihan mengenai
promosi dan pemasaran secara online melalui pembuatan blog pada hari
Sabtu tanggal 23 September 2017 bertempat di Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Pasuruan.
Bukti pelaksanaan kegiatan rapat koordinasi dalam rangka sinergitas
pembinaan dan pendampingan kepada IKM konveksi terkait aspek promosi
dan pemasaran secara online berupa undangan, daftar hadir dan notulen
rapat serta pernyataan dukungan sebagaimana terlampir.

9. Identifikasi IKM Konveksi Yang Akan Dibina

Identifikasi dilakukan dengan metode pengumpulan data melalui


pengisian formulir dan wawancara guna mendapatkan informasi mengenai
profil dan potensi usaha sekaligus permasalahan yang dihadapi oleh IKM
konveksi yang akan dilakukan pembinaan. Hal ini perlu dilakukan untuk
memetakan potensi yang dimiliki dan permasalahan yang dihadapi, guna
memudahkan dalam melakukan pendampingan untuk membantu
mencarikan solusi atas permasalahan yang dihadapi.
Identifikasi dilakukan kepada 25 (dua puluh lima) IKM konveksi yang
ada di Kota Pasuruan yang dilaksanakan selama 5 (lima) hari pada tanggal
11 s/d 15 September 2017. Hasil identifikasi digunakan sebagai dasar bagi
penentuan bentuk pendampingan yang akan dilakukan selanjutnya. Bukti
hasil identifikasi IKM konveksi berupa form identifikasi sebagaimana
terlampir.
31
Gambar 3.9 Identifikasi IKM konveksi yang akan dilakukan pembinaan

Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan, diketahui bahwa limbah


kain perca yang dihasilkan oleh IKM konveksi adalah berkisar antara 5 s/d
15 % dari total jumlah bahan baku kain yang digunakan. Penjahit rumahan
setiap bulannya menghasilkan kain perca antara 0,5 s/d 5 kg, sedangkan
untuk usaha konveksi rata-rata di atas 5 s/d 15 kg. Potensi limbah kain
perca yang besar dan belum termanfaatkan inilah yang ingin digarap oleh
project leader dalam proyek perubahan yang saat ini sedang dilaksanakan.
Di samping masalah teknis produksi, dalam menjalankan usahanya
IKM konveksi juga menghadapi permasalahan lainnya. Dari 25 IKM
konveksi yang diidentifikasi, permasalahan yang dihadapi dan kebutuhan
yang diinginkan dapat dipetakan (dalam persentase) sebagai berikut :
kurangnya permodalan usaha menduduki peringkat pertama sebesar 76%,
diikuti oleh kebutuhan akan mesin/peralatan produksi sebesar 64%, masih
terbatasnya jangkauan pemasaran sebesar 52%, masih minimnya sarana
promosi sebesar 36%, rendahnya penguasaan mengenai pengembangan
desain produk sebesar 36%, kurangnya keterampilan SDM tenaga kerja
pada IKM konveksi sebesar 32% dan yang terakhir adalah kurangnya
kemampuan manajerial utamanya masalah pengelolaan keuangan usaha.
Permasalahan yang dihadapi tersebut yang oleh project leader
bersama-sama dengan tim eksternal ingin dicarikan solusi pemecahannya.
32
10. Penyusunan Draft Pola Pendampingan IKM Konveksi Dengan
Pemanfaatan Limbah industri

Selama ini sudah banyak pihak yang terlibat dan secara aktif
berperan dalam pengembangan IKM di Kota Pasuruan, baik melalui
berbagai program atau kegiatan yang dilakukan sesuai tugas pokok dan
fungsi masing-masing, akan tetapi dalam implementasi program atau
kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing pihak tersebut masih
belum terkoordinasi atau kurang adanya sinergi program antara lembaga
satu dengan lembaga yang lain atau kurang terintegrasi, masih berjalan
sendiri-sendiri, dan tidak fokus, serta pendekatan program atau kegiatan
masih bersifat top down, sehingga program atau kegiatan yang
dilaksanakan oleh pihak-pihak tersebut dalam pengembangan IKM kurang
optimal, karena seringkali terjadi tumpang tindih antar program atau
kegiatan, dan tidak jarang pula program atau kegiatan yang tidak sesuai
dengan masalah atau kebutuhan IKM.
Sinergitas di dalam pendampingan kepada IKM menjadi kunci
penentu dalam rangka membangun IKM yang tangguh dan berdaya saing
di masa depan. Melihat dari hasil identifikasi permasalahan yang dihadapi
oleh IKM dalam menjalankan usahanya, perlu disusun pola pendampingan
yang mensinergikan program/kegiatan dari berbagai pihak yang
mempunyai kewenangan dalam melakukan pembinaan kepada IKM guna
mencapai hasil yang optimal.
Pola pendampingan yang disusun memuat peran dari masing-
masing instansi/lembaga/stakeholder yang terlibat dalam mendukung dan
memberikan fasilitasi bagi pengembangan IKM konveksi Kota Pasuruan.

33
Pemerintah Kota
Pasuruan

Regulasi/
Koordinasi/Fasilitasi

Dinas Perindustrian Dinas Koperasi dan


dan Perdagangan Usaha Mikro

Pelatihan/Promosi/
Penguatan Kelembagaan

Konsultasi/Pelatihan/ Pemagangan/Pemasaran/
Pendampingan/Fasilitasi Pendampingan

LPPM Unmer IKM Konveksi Kamar Dagang


Pendampingan IT Permodalan/Promosi
Malang dan Industri
Sarana Pemasaran

Konsultasi/Pendampingan
Promosi/Permodalan

Jatim IT Creative Bank Jatim

Klinik UMKM PT. Telekomunikasi

Gambar 3.10 Pola pendampingan IKM konveksi dengan pemanfaatan


limbah industri

34
11. Pengajuan Draft Pola Pendampingan IKM Konveksi Dengan
Pemanfaatan Limbah Industri

Draft Pola Pendampingan IKM Konveksi Dengan Pemanfaatan


Limbah Industri yang telah disusun, selanjutnya diajukan kepada Kepala
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pasuruan untuk mendapatkan
koreksi atau pembetulan.
Pada tahapan ini, project leader menyampaikan draft sekaligus
memberikan penjelasan terkait model atau pola pendampingan yang dibuat
dan peran dari masing-masing stakeholder yang terlibat.

Gambar 3.11 Pengajuan draft pola pendampingan IKM konveksi dengan


pemanfaatan limbah industri

12. Pengesahan Pola Pendampingan IKM Konveksi Dengan Pemanfaatan


Limbah Industri

Pengesahan Pola Pendampingan IKM Konveksi Dengan


Pemanfaatan Limbah Industri oleh Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan menjadi acuan dan dasar yang menguatkan peran masing-
masing stakeholder dalam melakukan pembinaan dan pendampingan
kepada IKM konveksi. Bukti pengesahan beserta pola pendampingan yang
telah disusun sebagaimana terlampir.
35
13. Penerapan Pola Pendampingan IKM Konveksi Dengan Pemanfaatan
Limbah Industri
Penerapan pola pendampingan IKM konveksi dengan pemanfaatan
limbah industri dilakukan dalam beberapa rangkaian kegiatan yang
melibatkan berbagai stakeholder terkait. Kegiatan dimaksud meliputi :
A. Pelatihan Pembuatan Kerajinan dari Kain Perca
Penerapan pola pendampingan kepada IKM konveksi diawali
dengan kegiatan pelatihan pembuatan kerajinan dari limbah kain perca.
Pada kegiatan ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pasuruan
dalam hal ini project leader menggandeng Lembaga Pelatihan Keteram-
pilan dan Pemberdayaan Masyarakat (LPK-PM) Kreasi Pelangi Nusantara
(Pelanusa) Singosari Malang untuk bertindak sebagai instruktur.
Pelangi Nusantara selama ini dikenal sebagai komunitas yang giat
mensosialisasikan zero waste untuk mendukung isu global tentang
pemeliharaan lingkungan. Dengan prinsip from waste to income, Pelangi
Nusantara telah mengolah limbah kain perca menjadi aneka produk,
diantaranya reusable bag yang fashionable untuk menggantikan kantong
plastik, produk-produk home decoration, fashion asesoris dan masih
banyak lagi yang lainnya.
Pelatihan pembuatan kerajinan dari limbah kain perca dilaksanakan
selama 3 (tiga) hari pada tanggal 18 s/d 20 September 2017 bertempat di
Hotel Transit Jl. A. Yani No. 55 Pasuruan untuk penyampaian materi dan
Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Averrous di Jl. Sunan Ampel Timur
I/193 Pasuruan untuk tempat prakteknya. Peserta pelatihan adalah para
pemilik usaha konveksi dan penjahit rumahan di Kota Pasuruan sejumlah
25 (dua puluh lima) orang.
Produk yang dibuat adalah tas, dompet, gantungan tas dan sarung
bantal kursi serta taplak meja.Diharapkan setelah pelatihan ini, peserta
dapat meneruskan untuk dijadikan sebagai diversifikasi produk sehingga
dapat meningkatkan pendapatan pengusaha dan karyawannya.
Bukti pelaksanaan kegiatan berupa surat permintaan instruktur, surat
tugas instruktur, undangan, daftar hadir dan materi sebagaimana terlampir.
36
Gambar 3.12 Project Leader membuka Kegiatan Pengembangan Industri
Konveksi Melalui Pemanfaatan Limbah Kain Perca

Gambar 3.13 Ibu Noor Suryanti Pimpinan Pelangi Nusantara memberikan


penjelasan mengenai langkah-langkah dalam pembuatan
kerajinan dari limbah kain perca

37
Gambar 3.14 Peserta pelatihan dengan semangat melakukan praktek
membuat produk kerajinan dari limbah kain perca

Gambar 3.15 Hasil pelatihan berupa sarung bantal kursi dan taplak meja
dari limbah kain perca

38
Gambar 3.16 Hasil pelatihan berupa tas, dompet dan gantungan tas dari
limbah kain perca

Gambar 3.17 Peserta berfoto bersama usai acara penutupan pelatihan


pemanfaatan limbah kain perca

39
B. Fasilitasi Pembuatan Blog Untuk Promosi dan Pemasaran Online
Pemasaran merupakan cara untuk menjual barang atau jasa kepada
konsumen baik secara langsung maupun melalui perantara. Seiring dengan
perkembangan teknologi, pemasaran juga dikembangkan secara online.
Pemasaran online dirasa lebih efektif dan efisien dibanding pemasaran
langsung kepada konsumen.
Beberapa keuntungan pemasaran online adalah :
1. Tidak terbatas dengan waktu karena bisa diakses 24 jam.
2. Menjangkau pasar yang lebih luas, bahkan sampai ke manca negara.
3. Mengurangi biaya pemasaran karena tidak perlu membuat outlet secara
fisik dan juga tidak perlu brosur, spanduk, dan sebagainya.
4. Memudahkah pelaku usaha untuk menjalin hubungan dengan konsumen
melalui komunikasi interaktif dengan memanfaatkan ruang diskusi
chatting atau email.
5. Strategi pemasaran lewat internet bisa memberikan nilai lebih dalam
menghadapi persaingan.
Sebagai rangkaian dalam upaya pendampingan kepada pelaku
usaha untuk mengenalkan dan meningkatkan pemasaran produk yang
dihasilkan, maka project leader melaksanakan kegiatan Fasilitasi
Pembuatan Blog untuk Promosi dan Pemasaran Secara Online
bekerjasama dengan Jatim Information Technolgy Creative (JITC) Malang.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 23 September 2017
bertempat di Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pasuruan.
Peserta berjumlah 6 IKM dari 25 IKM konveksi yang mengikuti pelatihan
sebelumnya, yang dipandang telah mempunyai produk yang layak untuk
dipromosikan dan dipasarkan secara online.
Pada kegiatan ini, peserta dibekali pengetahuan mulai dari teknik
pengambilan gambar/foto produk, pengenalan website atau blog, cara
menginstall wordpress, langkah-langkah membuat blog di wordpress,
memposting artikel atau produk sampai dengan membuat atau mengedit
halaman. Bukti pelaksanaan kegiatan berupa permintaan instruktur, surat
tugas instruktur, undangan, daftar hadir dan materi sebagaimana terlampir.
40
Gambar 3.18 Project Leader membuka Kegiatan Fasilitasi Pembuatan
Blog Untuk Promosi dan Pemasaran Secara Online

Gambar 3.19 Instruktur dari JITC Malang sedang memberikan penjelasan


kepada peserta

41
Gambar 3.20 Peserta mempraktekkan teknik pengambilan gambar atau
fotografi untuk menghasilkan tampilan yang terbaik

Gambar 3.21 Peserta mempraktekkan pembuatan blog profil usaha dan


produknya masing-masing

C. Fasilitasi Akses Usaha Mikro Dengan Lembaga Keuangan


42
Kegiatan Fasilitasi Akses Usaha Mikro dengan Lembaga Keuangan
dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Pasuruan
bekerjasama dengan project leader sebagai bentuk pendampingan lanjutan
kepada pelaku usaha. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 27
September 2017 bertempat di Hotel Transit Jl. A. Yani No. 55 Pasuruan.
Pada kegiatan ini, project leader mengikutkan 6 IKM konveksi yang telah
dibina sebelumnya untuk mengikuti kegiatan guna mendapatkan informasi
dan akses dengan lembaga keuangan yang menjadi narasumber.
Adapun narasumber pada kegiatan ini adalah dari PT. Bank
Pembangunan Daerah Jawa Timur Cabang Pasuruan yang menyampaikan
informasi mengenai program Kredit Pundi Kencana untuk penguatan modal
usaha dan dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Pasuruan yang
menyampaikan materi tentang kewirausahaan dan motivasi usaha.
Bukti pelaksanaan kegiatan berupa surat permintaan narasumber,
surat tugas narasumber, undangan, daftar hadir dan materi sebagaimana
terlampir.

Gambar 3.22 Project Leader saat memberikan pengantar pada kegiatan


Fasilitasi Akses Usaha Mikro dengan Lembaga Keuangan
C. Fasilitasi Klinik UMKM

43
Bentuk kegiatan pendampingan selanjutnya adalah Fasilitasi Klinik
UMKM yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro
bekerjasama dengan project leader yang dilaksanakan pada tanggal 28
September 2017 bertempat di Kantor Dinas Koperasi dan Usaha Mikro
dengan mengundang para konsultan.
Peserta yang hadir pada kegiatan ini diantaranya adalah 6 IKM
konveksi yang telah mendapatkan pembinaan dan pendampingan
sebelumnya. Pada kegiatan ini, peserta melakukan konsultasi mengenai
berbagai permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam menjalankan
usahanya guna mendapatkan solusi pemecahannya.
Bukti pelaksanaan kegiatan berupa surat permintaan narasumber,
surat tugas narasumber, undangan dan daftar hadir sebagaimana
terlampir.

Gambar 3.22 Project Leader saat diminta memberikan penjelasan pada


kegiatan Fasilitasi Klinik UMKM

B. Hasil Capaian Pelaksanaan Proyek Perubahan


44
Hasil capaian pelaksanaan proyek perubahan dalam jangka pendek
dapat dilihat dari tabel berikut :

Output Target Capaian Bobot Target Realisasi Hasil


No.
Kinerja Target Kinerja Kinerja Capaian
1. Pengesahan Keputusan 15 % 1 Dok 1 Dok 15 %
Kepala Dinas Perindustrian
dan Perdagangan tentang
Tim Internal
2. Pengesahan Keputusan 15 % 1 Dok 1 Dok 15 %
Walikota tentang Tim
Eksternal
3. Rapat koordinasi Tim Internal 10 % 1 kali 2 kali 20 %
dan Tim Eksternal
4. Identifikasi IKM konveksi 15 % 25 IKM 25 IKM 15 %
yang akan dilakukan
pembinaan
5. Pengesahan pola pendam- 15 % 1 Dok 1 Dok 15 %
pingan IKM konveksi dengan
pemanfaatan limbah industri
6. Penerapan pola pendam- 30 % 5 IKM 6 IKM 36 %
pingan IKM konveksi dengan
pemanfaatan limbah industri
- Pelatihan pembuatan
kerajinan dari kain perca
- Fasilitasi akses usaha mikro
dengan lembaga keuangan
- Fasilitasi pembuatan blog
dengan JITC Malang
- Konsultasi manajemen
usaha dengan klinik UMKM
Jumlah 100 116

C. Kendala Implementasi Proyek Perubahan (Internal dan Eksternal)

45
Dalam melaksanakan proyek perubahan terdapat beberapa kendala
yang dihadapi oleh project leader, namun kendala tersebut masih dapat
diatasi dan tidak sampai menghambat jalannya kegiatan proyek perubahan.
Kendala dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Kendala Internal
a. Tidak dimilikinya aparatur pembina di Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Pasuruan yang mempunyai kompetensi dan
kemampuan teknis dalam memberikan pelatihan mengenai
pemanfaatan limbah kain perca menjadi produk kerajinan.
b. Tidak tersedianya tempat yang representatif di Kantor Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Pasuruan untuk tempat praktek
serta mesin/peralatan menjahit yang dibutuhkan untuk pelatihan.
c. Terbatasnya anggaran dan waktu pelaksanaan kegiatan pelatihan
pemanfaatan limbah kain perca.
d. Terbatasnya jumlah IKM konveksi yaitu hanya 6 IKM saja yang
mendapatkan kesempatan memperoleh fasilitasi pembinaan dan
pendampingan lanjutan oleh dinas/lembaga terkait.
2. Kendala Eksternal
a. Kurangnya intensitas pertemuan antara dinas/lembaga terkait yang
mempunyai kewenangan dalam melakukan pembinaan kepada IKM di
Kota Pasuruan untuk membahas mengenai rencana dan tindak lanjut
program/kegiatan dalam pola pendampingan kepada IKM konveksi.
b. Beragamnya permasalahan atau kendala yang dihadapi oleh IKM
konveksi dalam menjalankan usahanya.
c. Rendahnya kemampuan sumber daya manusia (SDM) pelaku IKM
konveksi, tidak hanya terkait dengan kemampuan dan keterampilan
dalam hal teknis produksi melainkan juga aspek inovasi, kreatifitas,
dan desain produk.
d. Terbatasnya mesin/peralatan produksi dan tenaga kerja terampil yang
dimiliki serta beragamnya tingkat pengetahuan pelaku IKM konveksi.
D. Strategi Mengatasi Kendala
46
Dengan adanya kendala yang muncul pada saat implementasi
proyek perubahan, maka project leader mengambil langkah-langkah
strategis untuk menghadapi kendala tersebut yang dilaksanakan selama
laboratorium kepemimpinan proyek perubahan sebagai berikut :

1. Kendala Internal

a. Melakukan berkoordinasi dengan pimpinan Lembaga Pelatihan


Keterampilan dan Pemberdayaan Masyarakat (LPK-PM) Kreasi
Pelangi Nusantara (Pelanusa) yang berkedudukan di Jl. Wijaya Barat
No. 84 Singosari Kabupaten Malang yang telah sukses bergerak di
bidang pengolahan dan pemanfaatan limbah kain perca, untuk
berkenan bertindak sebagai narasumber dan instruktur guna
memberikan materi dalam upaya membuka wawasan tentang
pemanfaatan limbah kain perca sekaligus memberikan bekal
pengetahuan dan keterampilan melalui praktek pembuatan produk
kerajinan berbahan baku kain perca kepada IKM konveksi Kota
Pasuruan sebagai peserta kegiatan.

b. Melakukan koordinasi dengan pimpinan Lembaga Kursus dan


Pelatihan (LKP) Averrous yang beralamat di Jl. Sunan Ampel Timur
I/193 Pasuruan untuk berkenan dijadikan sebagai tempat pelatihan
sekaligus dapat meminjamkan mesin/peralatan menjahit yang dimiliki
untuk digunakan oleh peserta sejumlah 25 orang selama 3 hari
pelatihan. LKP Averrous adalah lembaga kursus dan pelatihan
menjahit, sehingga memiliki tempat yang representatif dan juga
mesin/peralatan menjahit yang cukup memadai.

c. Mengajukan penambahan anggaran untuk tahun depan sehingga IKM


konveksi yang belum mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan
tahun ini, bisa diikutkan di tahun berikutnya. Dengan terbatasnya
anggaran yang ada, maka hanya 25 IKM saja dari sejumlah 172 IKM
konveksi yang ada di Kota Pasuruan yang mengikuti kegiatan
pelatihan pada tahun ini.

47
Menggunakan waktu se-efektif mungkin, mengingat terbatasnya
waktu pelatihan yang hanya berlangsung selama 3 hari. Diupayakan
semua peserta aktif melakukan praktek sesuai tugas yang diberikan
baik untuk perorangan maupun kelompok.
d. Melakukan seleksi untuk menentukan 6 IKM dari 25 IKM konveksi
yang telah mengikuti pelatihan untuk mendapatkan fasilitasi
pembinaan dan pendampingan lanjutan oleh dinas/lembaga terkait.
Seleksi didasarkan pada kontinuitas proses produksi serta jenis dan
kualitas produk yang layak untuk dipromosikan dan dipasarkan.

1. Kendala Eksternal
a. Melakukan koordinasi dan komunikasi yang intens dengan
dinas/lembaga terkait yang mempunyai kewenangan dalam
melakukan pembinaan kepada IKM, dalam hal ini adalah Dinas
Koperasi dan Usaha Mikro Kota Pasuruan serta UPT Pengembangan
Mutu Produk Industri dan Teknologi Kreatif Malang yang membawahi
JITC Malang untuk membahas mengenai rencana program/kegiatan
yang akan dilaksanakan sebagai bentuk tindak lanjut dari
pendampingan kepada IKM konveksi.
b. Permasalahan atau kendala yang dihadapi oleh IKM konveksi dalam
menjalankan usahanya tidak hanya terbatas pada kemampuan
sumber daya manusia (SDM) pelaku usaha, melainkan juga aspek
permodalan, kewirausahaan, kemampuan manajerial, kelembagaan
usaha sampai dengan pemasaran hasil produksi.
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Pasuruan terkait aspek
permodalan dan kewirausahaan melaksanakan kegiatan Fasilitasi
Akses Usaha Mikro dengan Lembaga Keuangan dengan narasumber
dari Bank Jatim Cabang Pasuruan dan Kamar Dagang dan Industri
(Kadin) Kota Pasuruan. Sedangkan terkait aspek kemampuan
manajerial dan kelembagaan usaha, melaksanakan kegiatan Fasilitasi
Klinik UMKM dengan mengundang konsultan dari Regional Research
Business and Development Kota Pasuruan dan Lembaga Pendidikan
Perkoperasian Daerah Kota Pasuruan.
48
Adapun terkait permasalahan di bidang pemasaran produk, Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Pasuruan bekerja sama dengan
Jatim Information Technology Creative (JITC) Malang melaksanakan
kegiatan Fasilitasi Marketing Online melalui Pembuatan Blog untuk
Promosi dan Pemasaran Secara Online.
c. Memberikan pemahaman kepada pelaku IKM konveksi akan
pentingnya upaya untuk terus meningkatkan kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki serta mendorong tumbuhnya kreatifitas dan
inovasi dalam menciptakan produk serta desain produk yang berdaya
saing, menarik minat pembeli dan laku di pasaran.
d. Memberikan penjelasan mengenai program restrukturisasi mesin/
peralatan produksi yang digulirkan oleh Kementerian Perindustrian,
dimana ada bantuan/subsidi biaya untuk pembelian mesin/peralatan
produksi baru bagi IKM yang besarannya disesuaikan dengan tingkat
komponen dalam negeri (TKDN) dari mesin tersebut.
Adapun untuk tenaga kerja terampil yang dibutuhkan, dapat bekerja
sama dengan lembaga kursus dan pelatihan sesuai kompetensi yang
dibutuhkan, bisa dengan cara mengirimkan karyawan untuk mengikuti
kursus atau pelatihan, atau menampung siswa yang sudah lulus untuk
direkruit sebagai karyawan.
Beragamnya tingkat pengetahuan pelaku IKM konveksi tidak menjadi
kendala yang berarti, asalkan ada kemauan dan tekad yang kuat dari
pelaku IKM yang bersangkutan untuk maju dan mengembangkan diri.

49

Anda mungkin juga menyukai