Anda di halaman 1dari 13

BAB II

DISKRIPSI PROYEK PERUBAHAN

A. Output Kunci Proyek Perubahan


Keberhasilan proyek perubahan yang akan dilaksanakan oleh
project leader dapat dilihat dari output kunci atau keluaran penting sebagai
salah satu tolok ukur kinerja proyek perubahan. Output kunci dari proyek
perubahan ini adalah :
1. Adanya dukungan dari mentor.
2. Adanya dukungan dari stakeholder.
3. Terbitnya keputusan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan
tentang tim internal.
4. Terbitnya keputusan Walikota tentang tim eksternal.
5. Adanya identifikasi calon IKM konveksi yang akan dilakukan pembinaan.
6. Adanya pola pendampingan IKM konveksi dengan pemanfaatan limbah
industri.
7. Adanya penerapan pola pendampingan IKM konveksi dengan
pemanfaatan limbah industri.

B. Pentahapan Proyek Perubahan


Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam proyek perubahan
ini, maka disusun tahapan pelaksanaan proyek perubahan, baik dalam
jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Tahapan
proyek perubahan ini adalah sebagai berikut:

No. TAHAP UTAMA Waktu


A. Jangka Pendek Minggu IV Agust - Minggu II Okt 2017
1. Koordinasi dan konsultasi dengan mentor Minggu IV Agust 2017

2. Rapat koordinasi pembentukan tim internal dan tim Minggu IV Agust 2017
eksternal
3. Menyusun draft Keputusan Kepala Dinas Perindus- Minggu IV Agust 2017
trian dan perdagangan tentang tim internal

7
4. Menyusun draft Keputusan Walikota tentang tim Minggu IV Agust 2017
eksternal
5. Pengajuan draft Keputusan Walikota tentang tim Minggu I Sept 2017
eksternal
6. Pengesahan Keputusan Kepala Dinas Perindustri- Minggu I Sept 2017
an dan Perdagangan tentang tim internal
7. Pengesahan Keputusan Walikota tentang tim Minggu I Sept 2017
eksternal
8. Rapat koordinasi tim internal dan tim eksternal Minggu I Sept 2017

9. Identifikasi calon IKM konveksi yang akan dibina Minggu II Sept 2017

10. Penyusunan draft pola pendampingan IKM Minggu II Sept 2017


konveksi dengan pemanfaatan limbah industri
11. Pengajuan draft pola pendampingan IKM Minggu II Sept 2017
konveksi dengan pemanfaatan limbah industri
12. Pengesahan pola pendampingan IKM konveksi Minggu II Sept 2017
dengan pemanfaatan limbah industri
13. Penerapan pola pendampingan IKM konveksi Minggu III Sept -
dengan pemanfaatan limbah industri Minggu I Okt 2017
- Pelatihan pembuatan kerajinan dari kain perca
- Fasilitasi akses usaha mikro dengan lembaga
keuangan
- Fasilitasi pembuatan blog dengan JITC Malang
- Konsultasi manajemen usaha dengan klinik UMKM
B. Jangka Menengah Nop 2017–April 2018
1. Melakukan monitoring dan evaluasi penerapan pola Nop 2017–Maret 2018
pendampingan IKM konveksi
2. Menyusun rencana pengembangan dan penyem- April 2018
purnaan pola pendampingan IKM konveksi
C. Jangka Panjang Mei - Des 2018
Melaksanakan tindak lanjut pengembangan dan Mei – Des 2018
penyempurnaan pola pendampingan IKM konveksi

Tabel 2.1 Pentahapan (Milestones)


8
C. Tata Kelola Proyek Perubahan

SPONSOR/MENTOR
Kepala Dinas Perindag
H. Mualif Arif, S.Sos, MM

COACH PROJECT LEADER


Dr. Hary Wahyudi, SH, M.Si Kepala Bidang Perindustrian
Budiwati Setyarini, S.Si, MM

Tim Internal Tim Eksternal

Gambar 2.1 Tata Kelola Poyek Perubahan

Penjelasan peran masing-masing dalam penyelenggaraan proyek


perubahan adalah sebagai berikut :
1. Sponsor
Bertindak sebagai sponsor dalam proyek perubahan ini adalah
H. MUALIF ARIF, S.Sos MM, selaku Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Pasuruan. Adapun tugas sponsor dalam proyek ini
adalah:
a. Bertindak sebagai pembimbing dan pengawas project leader
berdasar sikap profesionalisme;
b. Memberikan dukungan penuh kepada project leader dalam
mempersiapkan rancangan Proyek Perubahan yang akan
dilakukan;
c. Memberikan dukungan kepada project leader dalam merumuskan
atau mengidentifikasi persoalan-persoalan krusial yang mendukung
Proyek Perubahan;

9
d. Memfasilitasi segala keperluan yang berkaitan dengan penyusunan
dan pelaksanaan proyek perubahan;
e. Berperan sebagai inspirator dan motivator.

2. Project Leader:
Bertindak sebagai project leader dalam Proyek Perubahan ini
adalah BUDIWATI SETYARINI, S.Si, MM, selaku Kepala Bidang
Perindustrian pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Pasuruan, yang mempunyai tugas:
a. Mempersiapkan dan merencanakan (dokumen/waktu/instrumen)
yang diperlukan dengan baik sebelum pertemuan dengan mentor;
b. Secara aktif melakukan diskusi dengan bertanya atau melaporkan
perihal rancangan proyek perubahan yang akan disusunnya;
c. Mengambil inisiatif dalam dialog dengan mentor dan coach;
d. Menggalang komunikasi dan kesepakatan dengan stakeholders
terkait (internal dan eksternal).

3. Coach
Bertindak sebai coach dalam proyek ini adalah Dr. HARY
WAHYUDI, SH, MSi, Widyaiswara Utama pada Badan Diklat Propinsi
Jawa Timur dengan tugas sebagai berikut:
a. Melakukan monitoring kegiatan project leader selama tahap taking
ownership melalui media teknologi informasi (IT);
b. Melakukan intervensi bila peserta mengalami permasalahan
selama tahapan taking ownership;
c. Melakukan komunikasi dengan mentor terkait kegiatan project
leader selama tahap taking ownership.

4. Tim Internal
Tim internal terdiri dari sekretaris, bidang perdagangan, seksi
dan staf di bidang perindustrian dengan tugas sebagai berikut :
a. Membantu menyusun draft keputusan Kepala Dinas Perindag
tentang tim internal.

10
b. Membantu menyusun draft keputusan Walikota tentang tim
eksternal.
c. Membantu menyiapkan administrasi yang diperlukan untuk
kelancaran pelaksanaan kegiatan proyek perubahan.
d. Membantu menyiapkan sarana prasarana yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan kegiatan proyek perubahan.
e. Melakukan identifikasi calon IKM konveksi yang akan dilakukan
pembinaan.
f. Membantu menyusun draft pola pendampingan kepada IKM
konveksi dengan pemanfaatan limbah industri.
g. Membantu melakukan koordinasi dengan narasumber dan
instruktur pelatihan.
h. Memberikan saran dan masukan terkait pelaksanaan kegiatan
proyek perubahan.
i. Melaksanakan pendampingan bersama tim eksternal kepada IKM
konveksi.
j. Melakukan monitoring dan evaluasi penerapan dan pengembangan
pola pendampingan IKM konveksi dengan pemanfaatan limbah
industri.

5. Tim Eksternal
Tim eksternal terdiri dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Klinik
UMKM, Bank Jatim, PT. Telekomunikasi Tbk, LPPM Universitas
Merdeka Malang, Jatim IT Creative Malang serta Kamar Dagang dan
Industri dengan tugas sebagai berikut :
a. Melaksanakan pembinaan dan pendampingan kepada IKM
konveksi sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang dimiliki.
b. Melakukan monitoring dan evaluasi atas pembinaan dan
pendampingan yang telah dilakukan.

11
D. Stakeholders Proyek Perubahan
Pengertian stakeholder adalah perorangan atau kelompok-kelompok
yang tertarik, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi,
yang berpengaruh maupun terpengaruh oleh tujuan-tujuan dan tindakan-
tindakan sebuah tim.
Dalam organisasi publik adalah sangat penting untuk mengetahui
siapa stakeholder yang memiliki kepentingan dan pengaruh terhadap
program yang dimiliki organisasi. Demikian pula dalam pelaksanaan proyek
perubahan ini perlu dikenali jenis stakeholders sebagai berikut:
1. Stakeholder berdasarkan perannya:
a. Stakeholder Primer
Orang/kelompok yang langsung dipengaruhi upaya itu, baik positif
maupun negatif. Dalam proyek perubahan ini orang/kelompok yang
langsung dipengaruhi oleh upaya adalah pelaku IKM konveksi dan
penyedia bahan baku.

b. Stakeholder Sekunder
Orang/kelompok yang secara tidak langsung dipengaruhi upaya itu,
baik positif maupun negatif. Dalam proyek perubahan ini
orang/kelompok yang secara tidak langsung dipengaruhi upaya
adalah Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Klinik UMKM, LPPM
Universitas Merdeka Malang, Jatim IT Creative Malang, Bank Jatim,
PT. Telekomunikasi Tbk serta Kamar Dagang dan Industri.

c. Stakeholder Utama
Mereka yang bisa memiliki pengaruh positif/negatif terhadap upaya itu
mereka penting di dalam atau bagi organisasi yang terlibat dalam
upaya itu. Dalam proyek perubahan ini adalah Kepala Dinas,
Sekretaris, Bidang Perdagangan, Seksi ILMEA, Seksi IKAHH dan
Seksi Pengawasan.

12
2. Stakeholders berdasarkan posisinya:
1. Stakeholder Internal
Orang/kelompok yang berada di dalam organisasi pengupaya.
Dalam proyek perubahan ini adalah Kepala Dinas, Sekretaris Dinas,
Bidang Perdagangan, Seksi ILMEA, Seksi IKAHH dan Seksi
Pengawasan.

2. Stakeholder Eksternal
Orang/kelompok yang berada di luar organisasi pengupaya. Dalam
proyek perubahan ini adalah Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Klinik
UMKM, LPPM Universitas Merdeka Malang, Jatim IT Creative
Malang, Bank Jatim, PT. Telekomunikasi Tbk, Kamar Dagang dan
Industri, pelaku IKM konveksi dan penyedia bahan baku.

3. Stakeholders berdasarkan pengaruhnya:


1. Promoters (High Influence/High Interest)
Dalam proyek perubahan ini yang masuk dalam promoters adalah
Kepala Dinas, Sekretaris, Bidang Perdagangan, Seksi ILMEA, Seksi
IKAHH dan Seksi Pengawasan.

2. Defender (Low Influence/High Interest)


Dalam proyek perubahan ini, stakeholders yang masuk dalam
kelompok ini adalah Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Klinik
UMKM, LPPM Universitas Merdeka Malang, Jatim IT Creative
Malang, Bank Jatim, PT. Telekomunikasi Tbk serta Kamar Dagang
dan Industri.

3. Latents (High Influence/Low Interest)


Stakeholder yang masuk dalam kelompok ini adalah penyedia bahan
baku, dalam hal ini adalah industri garmen dan pengepul kain perca.

4. Apathetics (Low influence/Low Interest)


Dalam proyek perubahan ini, stakeholder yang masuk dalam
apathetic adalah IKM konveksi.

13
Pengaruh
(+)

Promoters
Kepala Dinas
Latents Sekretaris
Penyedia bahan baku Bidang Perdagangan
Seksi ILMEA
Seksi IKAHH
Seksi Pengawasan
Kepentingan
(-)
(+)

Defenders
Dinas Koperasi & Usaha Mikro
Klinik UMKM
Apathetic
LPPM Unmer Malang
IKM konveksi
Jatim IT Creative Malang
Bank Jatim
PT. Telekomunikasi Tbk
Kamar Dagang dan Industri

(-)

Gambar 2.2 Kedudukan Stakeholder

E. Faktor Kunci Keberhasilan Proyek Perubahan


Adapun yang menjadi faktor kunci keberhasilan proyek perubahan
Pola Pendampingan IKM Konveksi Dengan Pemanfaatan Limbah Industri
adalah:
1. Adanya dukungan dari Kepala Dinas selaku atasan dan mentor yang
memiliki kewenangan untuk menyetujui proyek perubahan.
2. Adanya komitmen dan motivasi yang kuat dari tim baik internal maupun
eksternal untuk menyusun dan mengimplementasikan pola
pendampingan IKM konveksi dengan pemanfaatan limbah industri.
3. Adanya dukungan dan kerjasama yang baik dengan stakeholder
eksternal dalam implementasi pola pendampingan IKM konveksi.
14
F. Target Capaian Kinerja Proyek Perubahan
Target capaian kinerja proyek perubahan ini adalah

Bobot Target
No. Output Target Capaian Kinerja
Target Kinerja

1. Pengesahan Keputusan Kepala Dinas Perindustrian 15 % 1 Dok


dan Perdagangan tentang Tim Internal

2. Pengesahan Keputusan Walikota tentang Tim 15 % 1 Dok


Eksternal

3. Rapat koordinasi Tim Internal dan Tim Eksternal 10 % 1 kali

4. Identifikasi IKM konveksi yang akan dilakukan 15 % 25 IKM


pembinaan

5. Pengesahan pola pendampingan IKM konveksi 15 % 1 Dok


dengan pemanfaatan limbah industri

6. Penerapan pola pendampingan IKM konveksi dengan 30 % 5 IKM


pemanfaatan limbah industri
- Pelatihan pembuatan kerajinan dari kain perca
- Fasilitasi akses usaha mikro dengan lembaga
keuangan
- Fasilitasi pembuatan blog dengan JITC Malang
- Konsultasi manajemen usaha dengan klinik UMKM

Tabel 2.2 Target Capaian Kinerja

15
G. Adopsi dan Adaptasi Hasil Bench Marking ke Best Practice

Dari hasil kunjungan ke Badan Kepegawaian, Pendidikan dan


Pelatihan Kabupaten Sleman pada tanggal 14 s/d 16 Agustus 2017,
diperoleh informasi program dan kegiatan unggulan yang inovatif sebagai
berikut :
1. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pelayanan dan
pengelolaan administrasi kepegawaian.
2. Peningkatan Sistem Pengendalian Internal.
3. Peningkatan kapasitas SDM Aparatur didukung dengan sarana dan
prasarana yang memadai.
4. Peningkatan manajemen SDM aparatur berbasis kompetensi dan
kinerja.
5. Peningkatan koordinasi dengan SKPD dan kerjasama dengan lembaga
pengembangan SDM.

Adapun terobosan yang sudah dilakukan adalah :


1. Pengadaan CPNS yang Bersih dan Akuntabel, dilakukan dengan :
a. Pengumuman secara terbuka melalui Website resmi dan Papan
Pengumuman BKPP serta Media Cetak.
b. Pendaftaran secara online melalui https://sscn.bkn.go.id
c. Tes penerimaan CPNS menggunakan CAT (Computer Assisted Test)
2. Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pensiun PNS, dilakukan dengan :
a. Pembekalan pensiun
b. 1 tahun sebelum TMT Pensiun , diinformasikan ke PNS melalui OPD
untuk melengkapi persyaratan pensiun
c. 2 kali dalam setahun dilaksanakan penyampaian SK Pensiun
d. Akhir bulan sebelum TMT Pensiun, menerima karip, bukti transfer tht
dan besaran pensiuan
16
e. Pelayanan pensiun dengan “PENAK” (Penyelesaian Administrasi
Komprehensif)
3. Pelayanan One Stop Service yaitu Pelayanan SMART Mutasi
Kepegawaian dan Pelayanan Surat-Menyurat. Sistem Informasi Berbasis
Intranet Sebagai Alat Kerja dan Sumber Utama Informasi Proses
Pelayanan.
4. Pelayanan Kepangkatan Responsif Berbasis Folder. Pelayanan
Kenaikan Pangkat dan PMK dengan “Ceria” (Cepat, Responsif dan Aktif)
a. Diselesaikan sebelum TMT
b. Dikelola dengan sistem “Folder”
c. Responsif terhadap penyelesaian kendala
d. Aktif dilakukan monitoring terhadap proses penyelesaian
5. Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) berbasis WEB
Sistem Informasi Berbasis Web sebagai Open Information Ke Publik
untuk Mengetahui Prosedur, Mekanisme, dan Persyaratan Dalam
Pelayanan, Serta E-Konsultasi
6. Absensi Sidik Jari Terintegrasi
a. Mesin absensi sidik jari semua SKPD sudah terintegrasi dalam satu
jaringan
b. Data PNS tidak masuk kerja, terlambat masuk kerja dan tidak
presensi sidik jari dapat diakses realtime
7. Conseling Corner
Media untuk layanan konsultasi berbagai masalah yang sedang dihadapi
oleh PNS
 E-Counseling
Merupakan salah satu layanan Counseling Corner, yang
dikembangkan untuk mempermudah akses konseling melalui internet
8. Mutasi Antar Daerah On-Line yang Selektif
a. Pelayanan mutasi PNS antar daerah dengan “SIGAP” (Selektif,
Informatif, Gratis dan Administratif Prosedural)

17
b. Sistem Informasi Menggunakan SMS Gateway Untuk
Menginformasikan Proses Pelayanan Yang Telah Dilakukan Kepada
Pemohon Layanan
9. Diklat Satu Pintu
a. Semua penyelenggaraan dan pengiriman Diklat bagi PNS
dilaksanakan secara terpusat dan terpadu melalui Bidang
Pengembangan dan Diklat
b. SKPD hanya diperbolehkan melaksanakan BIMTEK

Terkait dengan kebijakan pemberian Tambahan Penghasilan


Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman, telah
diatur dalam Peraturan Bupati sleman Nomor 30 Tahun 2016 dan
ditindaklanjuti dengan Keputusan Bupati Sleman Nomor 1.15/Kep.
KDH/A/2017 tentang Besaran Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil
di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman.
Pemberian tambahan penghasilan berdasarkan data laporan
kehadiran pegawai dan penilaian perilaku kerja pegawai bulan sebelumnya
dan diperhitungkan sesuai peraturan perundang-undangan.
Kehadiran pegawai dilihat dari hasil finger print yang dilakukan pada
saat kedatangan pegawai pada pagi hari dan kepulangan di sore hari.
Sedangkan penilaian perilaku kerja pegawai dilakukan oleh majelis kode
etik yang ada di masing-masing SKPD yang diketuai oleh sekretaris SKPD.
Penerapan kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja
pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sleman guna
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Adapun nilai-nilai yang bisa diadopsi dan diadaptasi dari hasil bench
marking ke Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten
Sleman adalah :
1. Aspek Inovasi
Bentuk inovasi yang dapat diadopsi dan diadaptasi dari kegiatan
benchmarking yaitu :

18
a. Terwujudnya pengembangan inovasi alat dan aplikasi pendukung
yang berbasis data Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) yang
pada akhirnya menuju peningkatan kesejahteraan PNS berbasis
kinerja.
b. Penyusunan regulasi untuk penataan, pengawasan dan pengendalian
dalam penerapan pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai di
Kabupaten Sleman yaitu adanya Peraturan Bupati No 30 tahun 2016
dan Surat Keputusan Bupati Sleman Nomor : 1.15/Kep.KDH/A/2017
tentang Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil pada
Organisasi Perangkat Daerah.

2. Aspek Keterbukaan/Transparansi
Dengan penggunaan aplikasi pendukung berbasis teknologi
informasi untuk berbagai jenis layanan, selain memberikan aspek
keterbukaan/transparansi juga pelayanan yang cepat, tepat, tanggap
dan berwibawa.

3. Aspek Komitmen
Adanya komitmen yang tinggi dari para pemangku kepentingan
beserta jajarannya sampai ke tingkat paling bawah untuk
melaksanakan semua keputusan dan kebijakan yang telah ditetapkan.

4. Aspek Jejaring Kerja


Adanya dukungan dan kerjasama yang baik dengan stakeholder
terkait guna peningkatan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat.

5. Aspek Kepedulian/Kepekaan
Adanya terobosan Counseling Corner dan E-Counseling yang
memberikan layanan konsultasi bagi berbagai permasalahan yang
dihadapi.

19

Anda mungkin juga menyukai