Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

DESAIN PROSES PRODUK DAN JASA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Produksi
Dosen Pengampu : Ibu Ningrum, M.TA.

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Ajeng Setiyowati (20210007)


2. Dewi Melati (20210028)
3. Anggi Wulandari (20210032)
4. Ajib Fikri Al Furqon (20210037)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITA MUHAMMADIYAH METRO
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Metro, 5 Juni 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii

DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................4

A. LATAR BELAKANG .........................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................................4

C. TUJUAN PENULISAN .....................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................5

A. STRATEGI PROSES DESAIN ........................................................................8

B. TUJUAN DESAIN PRODUK DAN JASA .........................................................9

C. PROSES PERDESAINAN………………………………………………………..8
D. INOVASI UNTUK MELAHIRKAN GAGASAN ...............................................11

BAB II PENUTUP ...................................................................................................20

A. KESIMPULAN ................................................................................................20

B. SARAN ...........................................................................................................21

INTEGRASI AYAT AL-QUR’AN.............................................................................22

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Desain produk dan jasa merupakan salah satu strategi yang sangat
penting dalam operasional perusahaan ,hal ini terjadi karena desain produk
dan jasa sangat berhubungan erat dengan kepuasan konsumen .Dengan
adanya desain produk dan jasa dapat meningkatkan penilaian kepuasan
konsumen terhadap produk dan juga jasa yang di produksi perusahaan.
Menggunakan strategi desain produk dan jasa masyarakat tidak hanya
mendapatkan sisi manfaat dari sebuah produk tetapi juga mendapatkan nilai
estetika atu keindahan sebuah produk dan jasa
Saat ini juga perusahaan dihadapkan dengan berbagai macam keinginan
konsumen yang semakin banyak,dengan strategi desain produk dan jasa
perusahaan dapat merancang produk dan jasa yang di harapkan
konsumen.Dalam pemasarannya produk dan jasa yang di desain sedemikian
rupa akan lebih menarik perhatian konsumen ,Maka dari itu penting sekali
untuk memahami strategi produk atau jasa untuk kelancaran suatu usaha
sehingga dapat tercapai tujuan perusahaan

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini, yaitu :
1. Apa Strategi Proses Desain
2. Tujuan Desain Produk Dan Jasa
3. Proses Pendesainan
4. Inovasi Untuk Melahirkan Gagasan

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun rumusan tujuan penulisan dalam makalah ini, yakni untuk mengetahui
apa strategi proses desain, apa tujuan desain produk dan jasa, bagaomana
proses pendesainan, dan apa inovasi untuk melahirkan gagasan

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. STRATEGI PROSES DESAIN

Strategi desain menerapkan pemikiran taktis dari strategi bisnis dengan


kebutuhan pengguna untuk menciptakan produk yang paling efektif.
Persimpangan antara strategi perusahaan dan pemikiran desain ini
mencapai tujuan jangka panjang melalui aplikasi kreatif yang ditargetkan
pada pengguna akhir.
Tidak seperti perencanaan strategis, yang mengumpulkan data untuk
membuat keputusan tentang bagaimana mendekati tujuan, pemikiran
strategis melibatkan seluruh kelompok yang memberikan kontribusi yang
berarti di semua tingkatan dalam bisnis.
Strategi proses desain merujuk pada pendekatan dan metode yang
digunakan dalam mengembangkan produk atau sistem desain. Ini
melibatkan serangkaian langkah yang diambil oleh tim desain untuk
memahami kebutuhan pengguna, merencanakan, menghasilkan konsep-
konsep desain, dan mengembangkan solusi yang optimal.
Strategi proses desain produk dan jasa melibatkan serangkaian langkah
yang dirancang untuk mengembangkan produk atau jasa yang berhasil
dan memenuhi kebutuhan pengguna.Dalam proses melakukan desain
baik produk atau jasa ada beberapa metode atau pendekatan yang di
gunakan
Dalam strategi proses desain, terdapat berbagai metode dan pendekatan
yang dapat digunakan untuk mengarahkan dan memfasilitasi proses
kreatif dalam merancang produk, layanan, atau pengalaman pengguna.
Beberapa metode dan pendekatan yang umum digunakan dalam strategi
proses desain antara lain:
1. Pendekatan Berbasis Pengguna: Pendekatan ini menempatkan
pengguna sebagai fokus utama dalam proses desain. Desainer
melakukan penelitian untuk memahami kebutuhan, tujuan, dan
tantangan pengguna yang dituju. Dengan pemahaman yang
mendalam tentang pengguna, desainer dapat menciptakan solusi yang
lebih relevan dan bermakna bagi mereka.

5
2. Brainstorming: Metode ini melibatkan generasi ide secara bebas dan
tanpa penilaian terhadap kualitasnya. Peserta bebas mengemukakan
ide-ide baru, yang kemudian dikumpulkan, dievaluasi, dan diubah
menjadi konsep yang lebih matang. Brainstorming dapat dilakukan
secara individu atau dalam kelompok, dan mempromosikan pemikiran
kreatif dan asosiasi bebas.
3. Prototyping: Pendekatan ini melibatkan pembuatan model atau
prototipe kasar dari solusi yang sedang dirancang. Prototipe ini
digunakan untuk menguji dan mengevaluasi konsep, mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangannya, serta memperoleh umpan balik dari
pengguna dan pemangku kepentingan. Prototyping membantu dalam
iterasi dan penyempurnaan desain sepanjang proses.
4. Desain Berbasis Tantangan: Pendekatan ini melibatkan merumuskan
tantangan atau masalah secara jelas sebelum memulai proses desain.
Dengan menetapkan batasan dan kendala yang jelas, desainer
dihadapkan pada tantangan yang mendorong kreativitas dan inovasi
dalam menemukan solusi yang efektif.
5. Analisis Konteks: Pendekatan ini melibatkan pemahaman mendalam
tentang konteks di mana produk atau layanan akan digunakan. Ini
termasuk mempelajari faktor-faktor lingkungan, sosial, budaya, dan
teknologi yang dapat mempengaruhi desain. Analisis konteks
membantu desainer dalam menghasilkan solusi yang relevan dan
sesuai dengan kebutuhan pengguna.
6. Co-Design: Pendekatan ini melibatkan kolaborasi langsung antara
desainer dan pengguna dalam proses desain. Pengguna diundang
untuk berpartisipasi aktif dalam merancang solusi, memberikan
wawasan dan masukan yang berharga. Co-design dapat membantu
memastikan bahwa solusi yang dihasilkan benar-benar memenuhi
kebutuhan dan harapan pengguna.
7. Pendekatan Iteratif: Pendekatan ini melibatkan siklus berulang dari
pengujian, evaluasi, dan penyempurnaan solusi. Setiap iterasi
memungkinkan desainer untuk mempelajari dari pengalaman,
mengidentifikasi kekurangan, dan melakukan perubahan yang
diperlukan untuk meningkatkan desain.

6
Pendekatan iteratif memungkinkan desainer untuk secara bertahap
menghasilkan solusi yang lebih baik.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi strategi proses desain.


Faktor-faktor ini perlu dipertimbangkan oleh tim desain untuk
menciptakan strategi yang efektif. Berikut adalah beberapa faktor yang
mempengaruhi strategi proses desain:

a. Kebutuhan Pengguna: Salah satu faktor kunci dalam strategi proses


desain adalah kebutuhan dan preferensi pengguna. Memahami
kebutuhan pengguna secara mendalam membantu tim desain
mengembangkan solusi yang sesuai dan relevan. Strategi harus
mengakomodasi kebutuhan pengguna dan mempertimbangkan
pengalaman pengguna sebagai prioritas utama.
b. Tujuan Bisnis dan Strategi: Strategi proses desain harus selaras
dengan tujuan bisnis perusahaan. Misalnya, apakah tujuan adalah
menghasilkan produk dengan biaya rendah, menghadirkan inovasi
yang membedakan, atau memasuki pasar baru. Tim desain perlu
mempertimbangkan tujuan bisnis saat merencanakan dan
mengembangkan solusi desain.
c. Tantangan Teknis: Tantangan teknis seperti keterbatasan sumber
daya, teknologi yang tersedia, atau batasan produksi dapat
mempengaruhi strategi proses desain. Tim desain harus
mempertimbangkan faktor-faktor ini saat merancang solusi yang
memenuhi kriteria teknis yang ditetapkan.
d. Konteks dan Lingkungan: Lingkungan di mana produk atau jasa
akan digunakan juga mempengaruhi strategi proses desain. Faktor-
faktor seperti budaya, kebiasaan, infrastruktur, dan peraturan dapat
memengaruhi desain. Tim desain harus mempertimbangkan
konteks ini dan menciptakan solusi yang sesuai.
e. Pesaing dan Pasar: Persaingan di pasar dan tren yang ada juga
mempengaruhi strategi proses desain. Analisis pesaing dan
pemahaman tentang tren pasar membantu tim desain untuk
mengidentifikasi peluang dan membedakan produk atau jasa
mereka dari yang lain.

7
f. Teknologi: Kemajuan teknologi juga mempengaruhi strategi proses
desain. Tim desain harus mengikuti perkembangan teknologi
terbaru dan mempertimbangkan penggunaan teknologi yang
relevan untuk menciptakan solusi desain yang inovatif dan efektif.
g. Keterbatasan dan Batasan: Terkadang, strategi proses desain
dipengaruhi oleh keterbatasan dan batasan tertentu, seperti waktu,
anggaran, atau kepatuhan regulasi. Tim desain harus mampu
bekerja di bawah keterbatasan ini dan mengoptimalkan solusi
desain sesuai dengan batasan yang ada.
h. Nilai dan Etika: Strategi proses desain juga harus mencerminkan
nilai dan etika perusahaan. Hal ini termasuk keberlanjutan,
tanggung jawab sosial, dan integritas desain. Tim desain perlu
mempertimbangkan implikasi sosial, lingkungan, dan etis dari solusi
desain yang mereka kembangkan.
Mempertimbangkan faktor-faktor ini membantu tim desain untuk
mengembangkan strategi proses desain yang efektif dan menghasilkan
produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan pengguna dan mencapai
tujuan bisnis

B. TUJUAN DESAIN PRODUK DAN JASA


Adapun tujuan dari tujuan desain produk dan jasa adalah adalah :
1. Memenuhi kebutuhan pengguna: Salah satu tujuan utama desain
produk dan jasa adalah memenuhi kebutuhan pengguna dengan cara
yang efektif dan memuaskan. Desain yang baik harus mampu
memecahkan masalah dan memberikan solusi yang relevan dan
bernilai bagi pengguna.
2. Meningkatkan pengalaman pengguna: Desain produk dan jasa yang
baik menciptakan pengalaman pengguna yang positif. Tujuannya
adalah untuk memberikan interaksi yang mudah, intuitif, dan
menyenangkan dengan produk atau jasa, serta meningkatkan
kepuasan dan loyalitas pengguna.

8
3. Meningkatkan diferensiasi dan keunggulan kompetitif: Desain yang
inovatif dan menarik dapat membantu membedakan produk atau jasa
dari pesaing. Tujuannya adalah untuk menciptakan nilai tambah yang
unik dan membedakan untuk menarik minat pelanggan dan
memenangkan persaingan pasar.
4. Memperhitungkan aspek estetika dan keindahan: Desain yang estetis
dan menarik secara visual dapat meningkatkan daya tarik produk atau
jasa. Tujuannya adalah untuk menciptakan produk yang menarik
secara visual dan memberikan pengalaman sensorik yang
menyenangkan bagi pengguna.
5. Meningkatkan fungsionalitas dan kinerja: Desain yang baik harus
mengoptimalkan fungsionalitas produk atau jasa, memastikan kinerja
yang optimal, dan memenuhi persyaratan teknis yang relevan.
Tujuannya adalah untuk memberikan nilai dan kegunaan yang tinggi
bagi pengguna.
6. Memperhitungkan aspek keberlanjutan: Tujuan desain produk dan jasa
modern adalah untuk memperhitungkan aspek keberlanjutan. Desain
yang berkelanjutan mempertimbangkan penggunaan bahan-bahan
ramah lingkungan, efisiensi energi, daur ulang, atau pemakaian yang
bertanggung jawab.
7. Meningkatkan keuntungan bisnis: Pada akhirnya, tujuan desain produk
dan jasa juga mencakup aspek keberhasilan bisnis. Desain yang baik
harus dapat meningkatkan keuntungan dan kinerja finansial
perusahaan melalui peningkatan penjualan, pangsa pasar, atau
efisiensi produksi.

C. PROSES PENDESAINAN
Proses pendesainan (design process) adalah serangkaian langkah atau
tahapan yang dilakukan dalam menciptakan solusi desain yang efektif.
Meskipun proses pendesainan dapat bervariasi tergantung pada konteks
dan metodologi yang digunakan, berikut adalah rangkaian umum yang
dapat diterapkan:
1. Penelitian dan pemahaman: Tahap awal proses pendesainan adalah
melakukan penelitian yang mendalam tentang masalah yang akan
diselesaikan dan pemahaman tentang pengguna, konteks, dan

9
kebutuhan. Ini melibatkan analisis pasar, wawancara pengguna,
observasi, atau pengumpulan data yang relevan.
2. Ideation (Perancangan Konsep): Setelah memahami tantangan dan
kebutuhan, langkah berikutnya adalah menghasilkan ide-ide konsep
desain. Ini melibatkan penggunaan teknik seperti brainstorming,
sketsa, mood boards, atau prototyping cepat untuk menghasilkan
beragam ide yang kreatif.
3. Konseptualisasi: Ide-ide konsep yang dihasilkan kemudian
dikembangkan menjadi konsep yang lebih terperinci. Ini melibatkan
membuat sketsa, membuat model fisik atau digital, atau menggunakan
alat perancangan lainnya untuk menggambarkan gagasan secara lebih
rinci.
4. Evaluasi dan seleksi: Konsep-konsep desain dievaluasi berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan, seperti kelayakan teknis, kepuasan
pengguna, keberlanjutan, dan tujuan bisnis. Konsep yang paling
menjanjikan dipilih untuk dikembangkan lebih lanjut.
5. Perancangan Detail: Konsep yang dipilih dikembangkan menjadi
desain yang lebih detail. Ini melibatkan pemodelan 3D, pembuatan
prototipe, atau desain grafis yang lebih terperinci. Pada tahap ini,
aspek-aspek seperti fungsi, estetika, ergonomi, dan teknis
diperhatikan.
6. Pengujian dan validasi: Desain yang telah dikembangkan kemudian
diuji dan divalidasi melalui pengujian yang relevan. Ini meliputi
pengujian fungsionalitas, kegunaan, ergonomi, atau pengalaman
pengguna. Hasil pengujian digunakan untuk melakukan perbaikan dan
penyesuaian desain.
7. Implementasi: Setelah desain telah melewati tahap pengujian dan
validasi, tahap implementasi dimulai. Ini melibatkan persiapan untuk
produksi massal, pemilihan material, proses manufaktur, dan
implementasi solusi desain ke dalam produk yang siap dipasarkan.
8. Evaluasi dan Peningkatan: Setelah peluncuran produk, evaluasi terus
menerus dilakukan untuk memperbaiki desain berdasarkan umpan
balik pelanggan dan kinerja produk di pasar. Ini memungkinkan
perusahaan untuk terus memperbaiki dan meningkatkan desain untuk
iterasi berikutnya.

10
Penting untuk diingat bahwa proses pendesainan adalah iteratif dan
kolaboratif. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk beradaptasi dengan
perubahan dan meningkatkan desain seiring berjalannya waktu dan
perubahan kebutuhan pengguna dan pasar.

D. INOVASI UNTUK MELAHIRKAN GAGASAN


Inovasi untuk melahirkan gagasan adalah proses atau metode baru yang
digunakan untuk merangsang kreativitas dan memunculkan ide-ide baru.
Tujuannya adalah untuk mengatasi hambatan kreatif, memperluas
perspektif, dan menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi.
Kreativitas dan inovasi mempunyai peranan yang penting dalam
menjalankan sebuah bisnis. Seringnya banyak kesuksesan yang didapat
oleh pebisnis diawali dengan kreativitasnya menemukan inovasi
pengembangan produk bisnisnya. Daya kreativitas tersebut selayaknya
dilandasi dengan cara berpikir yang maju, ide baru, dan berbeda
dibandingkan produk-produk yang telah ada. Jika pebisnis mampu
memaksimalkan kreativitas untuk melahirkan sebuah inovasi, maka bisnis
yang dikelola akan mampu pula tampil berbeda dibandingkan dengan
bisnis serupa lainnya.
Seringnya orang keliru memahami arti kreatif dan inovatif. Dua hal ini
cukup berbeda walau saling berkaitan. Kreativitas adalah kemampuan
untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara
baru dalam melihat masalah dan peluang. Sedangkan inovasi adalah
kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan
peluang untuk meningkatkan atau untuk memperkaya kehidupan orang-
orang. Jadi kreatif adalah sifat yang selalu mencari cara-cara baru dan
inovatif adalah sifat yang menerapkan solusi kreatif. Kreatif tapi tidak
inovatif menjadi sia-sia karena ide hanya sebatas pemikiran tanpa ada
tindakan nyata.
Graham Wallas, dalam bukunya "The Art of Thoughts" menyatakan
bahwa sebelum terciptanya sebuah inovasi, ada proses kreatif yang
harus dilakukan, yaitu :

11
1. Tahap Persiapan
Ini adalah mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan
mengumpulkan data atau informasi, mempelajari pola berpikir dari
orang lain, dan bertanya pada orang lain.
2. Tahap Inkubasi
Pada tahap ini pengumpulan informasi dihentikan, individu melepaskan
diri untuk sementara dari masalah tersebut. Masalah tersebut
diendapkan dulu.
3. Tahap Iluminasi
Tahap ini merupakan tahap munculnya inspirasi atau gagasan baru.
4. Tahap Verifikasi
Ini adalah tahap pengujian ide atau kreasi baru tersebut terhadap
realitas. Di sini diperlukan pemikiran yang meliputi proses divergensi
(pemikiran kreatif) dan proses konvergensi (pemikiran kritis).
Para pebisnis dituntut untuk terus mengembangkan kreativitas dan
berinovasi antara lain untuk :
1) Meningkatkan Efisiensi Produk
Inovasi pada sebuah produk bertujuan untuk meningkatkan
efisiensinya. Barang yang mengalami inovasi akan dapat
melakukan tugasnya dengan tepat sasaran tanpa perlu membuang
waktu lebih banyak.
Contohnya pada jasa layanan pengiriman makanan di sebuah
rumah makan. Bila dulunya hanya bisa melayani makan di tempat,
maka inovasinya bisa dengan memberikan layanan jasa
antar/delivery.
Contoh lainnya, jika dahulu semua transaksi dicatat secara manual,
kamu bisa membuat inovasi untuk meningkatkan efisiensi
operasional usahamu dengan mengimplementasikan aplikasi kasir
online.

2) Sebagai Pembeda atau Ciri Khas Bisnis


Salah satu tujuan utama dari inovasi adalah melakukan atau
menciptakan sesuatu yang berbeda dari para kompetitor di bidang
sama. Jika ingin berinovasi pada produk, maka kembangkan produk
itu hingga memiliki keunggulan atau spesifikasi khusus yang tidak

12
ada di pasaran. Dengan begitu, suatu bisnis bisa memiliki pembeda
atau ciri khas tersendiri, baik dalam hal produk maupun identitas.
Contohnya produk kue brownies. Bila biasanya brownies
menggunakan bahan baku standar yaitu tepung terigu, maka kali ini
diciptakan brownies dengan bahan baku wortel atau ubi.
3) Menarik Lebih Banyak Konsumen
Setelah melakukan inovasi dalam bisnis, kamu nantinya berpeluang
besar untuk menarik banyak konsumen lebih banyak dari
sebelumnya. Konsumen memang menyukai hal-hal yang baru dan
cenderung lebih unik dan yang memang mereka sukai.
Contohnya pada bisnis alat tulis. Pulpen berwarna-warni dengan
bentuk yang menarik akan lebih disukai oleh konsumen daripada
pulpen dengan model standar.
4) Menciptakan Pasar Baru di Tengah Masyarakat
Tujuan lain inovasi dalam bisnis adalah untuk menciptakan pasar
baru di masyarakat. Produk yang diberi inovasi memberikan fitur
dan perkembangan terbaru yang akan menarik minat masyarakat.
Sehingga masyarakat tertarik untuk membeli produk tersebut.
Inovasi tidak selamanya memberikan perkembangan tetapi kadang
juga melakukan pengurangan fitur.
Contohnya produk telepon pintar. Beberapa fitur seperti kualitas
kamera atau kapasitas memori dikurangi sehingga hadirlah sebuah
produk baru dengan harga yang lebih murah. Produk baru ini
nantinya akan menciptakan pasar baru yang mengincar harga yang
lebih murah dengan produk yang tidak jauh berbeda kualitasnya.
Inti dari semuanya adalah sebagai pebisnis kamu memang
sepatutnya selalu tahu dan paham apa yang sedang terjadi di
pasar, agar bisa menentukan kreativitas dan inovasi apa yang
cocok untuk bisnismu dalam upaya untuk terus mampu memenuhi
kebutuhan pasar.

Inovasi produk berangkat dari pemahaman terhadap keinginan pelanggan


dan hasil pengidentifikasian kebutuhan pelanggan secara dinamis dan
ber- kesinambungan. Dengan semakin bebasnya pesaing masuk dan
keluar ke/ dari pasar atau industri, persaingan yang dihadapi berlangsung

13
semakin ketat. Perusahaan harus mampu menawarkan produk yang
memiliki keunggulan spesifik dan mutu yang lebih baik dibandingkan
dengan produk pesaing. Sehubungan dengan hal tersebut, perusahaan
harus selalu melakukan penyem- purnaan atas produk yang dihasilkan.
Untuk menunjang konsep itu, perusahaan harus mampu menyusun tim
desain terpadu yang andal dan imaginatif. Aparatur pemasaran dan
perekayasa manufaktur harus senantiasa mampu menemukan tren
perubahan keinginan dan kebutuhan pelanggan, baik melalui kegiatan
survei pasar maupun kegiatan intelijen pasar. Dalam kegiatan menjaring
dan menemukan perubahan keinginan dan kebutuhan pelanggan
dimaksud, perusahaan harus mampu menetapkan pelanggan sasaran
yang akan dijadikan sebagai narasumber dan pemberi gagasan. Dalam
hal ini, muncul pertanyaan berikut.
1. Apakah pelanggan sasaran itu ialah pelanggan potensial?
2. Apakah hanya pelanggan aktual yang terlayani sekarang yang harus
disurvei?
Pelanggan target dalam hal ini ialah pelanggan yang telah lama menjalin
hubungan bisnis dengan perusahaan, memiliki volume pembelian yang
cukup besar, serta pelanggan lainnya yang memiliki tendensi kepastian
untuk melakukan pembelian atau pembelian berulang atas produk.
Mereka itu merupakan golongan pelanggan yang dapat menyediakan
banyak informasi yang sangat berguna. Dengan demikian, survei
pelanggan perlu diikuti dengan pembuatan kelompok fokus yang
ukurannya lebih kecil agar wawancara terhadap pelanggan sasaran
survei akan lebih mudah dilakukan dan berlangsung efektif. Data yang
berhasil dikumpulkan harus menjalani uji lapang agar diperoleh kepas-
tian bahwa data itu layak dipakai sebagai masukan oleh tim desain.

14
Gambar 1.

Dalam Gambar 1 terlihat bahwa apabila personil perusahaan bekerja


secara parsial dan mementingkan departemen atau fungsinya masing-
masing, perusahaan akan kesulitan menghasilkan desain produk yang
baik. Sehubungan dengan itu, sekat fungsional yang membatasi kerja
sama dan sinergi mereka harus dirubuhkan. Kerja desain secara
depertemental harus diubah menjadi tim disain terpadu (concurrent
design). Semua pihak terkait harus berusaha duduk semeja untuk tukar
gagasan dan pada akhirnya menghasilkan desain yang baik.

Diskusi dan bertukar pikiran dengan perusahaan mengenai produk yang


dihasilkan merupakan sumber potensial dari gagasan produk baru.
Saluran informasi ini merupakan saluran informasi alternatif selain saluran
yang ber- sifat formal. Saluran informasi formal untuk menerima masukan
gagasan produk baru adalah para pemasok (supplier and/or vendor),
distributor, wira- niagawan (salesmen and/or sales girls), dan pekerja
(workers). Di samping itu, perusahaan juga dapat memakai informasi
yang tersedia dalam jurnal bisnis dan industri, jurnal otomotif, laporan
hasil penelitian perguruan tinggi, laporan pemerintah, dan informasi dari
media lainnya. Namun demikian, perekayasa dan juga analis perusahaan
harus bersikap hati-hati terhadap informasi itu. Informasi yang diperoleh
dari berbagai sumber yang dikemukakan itu hen- daknya dipandang
sebagai informasi awal yang masih perlu diolah. Hanya informasi yang

15
akurat, andal, kini, dan lengkap yang harus dipertimbangkan dalam
mendefinisikan usaha menemukan gagasan produk baru dan ide pe-
ngembangan produk. Langkah demikian perlu dilakukan untuk mencegah
risiko kegagalan yang mungkin menimpa perusahaan di masa yang akan
datang.

Di samping itu, para pesaing (competitor) juga dapat dimanfaatkan se-


bagai sumber gagasan mengenai produk baru atau jasa. Perusahaan
dapat memperoleh informasi yang berharga melalui pembuatan peta
persepsi pelang gan, kajian patok duga (benchmark study), dan
kerekayasaan dari belakang (backward reengineering).

1. Peta persepsi dimaksud serta hasil studi patok duga dapat membantu
per- usahaan untuk belajar dari para pesaingnya mengenai gagasan
produk baru atau jasa baru. Melalui kegiatan perbandingan antara
keandalan produk yang dihasilkan dengan produk saingan,
perusahaan akan men- dapatkan informasi mengenai kelebihan dan
kekurangan dari produk yang dihasilkan. Hasil kajian itu selanjutnya
sangat bermanfaat untuk merencanakan pengembangan produk yang
dihasilkan, paling tidak

untuk menyamai atau melebihi produk saingan. Peta persepsi


merupakan suatu diagram kartesius yang memperlihatkan persepsi
pelanggan terhadap posisi produk atau jasa yang dihasilkan, dan atau
yang disediakan dibandingkan dengan produk saingan atau produk
substitusi lainnya. Peta persepsi ini berguna untuk mengungkapkan
posisi produk atau jasa perusahaan menurut persepsi pelanggan. Hasil
perban- dingan keberadaan produk atau jasa yang sihasilkan oleh
perusahaan dengan produk atau jasa pesaingnya menurut penglihatan
pelanggan akan sangat bermanfaat untuk membantu melakukan
perbaikan atas produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
Dengan memperhatikan infor- masi yang disajikan peta persepsi
dimaksud, perekayasa perusahaan dan tim disain dapat melakukan
modifikasi yang diperlukan untuk mengu- rangi atau meminimumkan
kelemahan produk atau jasa yang dihasilkan dan atau disediakan.

16
2. Patok duga (benchmark) merupakan suatu kegiatan membandingkan
ke- beradaan produk atau jasa yang dihasilkan, dan atau disediakan
dengan produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing pada industri
yang sama. Patok duga ini berkaitan dengan usaha mendapatkan
informasi mengenai keunggulan dari produk atau jasa, atau proses
yang terbaik pada kelasnya. Hal itu dimungkinkan dengan melakukan
pengukuran kinerja dari pro- duk atau proses yang saat ini dijalankan
oleh perusahaan, kemudian hasil analisis itu dibandingkan dengan
prestasi produk atau jasa pesaing. Analis atau perekayasa dapat
membuat suatu rekomendasi untuk dijadi- kan basis perbaikan
terhadap desain sebelum diputuskan sebagai desain akhir. Menurut
Russel dan Taylor (2000) dan Chase dkk. (2001), perusa- haan
saingan yang dijadikan patok duga itu mungkin saja berada pada lini
bisnis yang sama dan dapat pula memiliki jenis bisnis yang berbeda
dengan perusahaan. Misalnya American Express dikenal dengan baik
mengenai kemampuannya untuk menyampaikan kiriman dengan
segera kepada pelanggan. Disney World dikenal baik berkaitan
dengan komitmen pegawainya dan Federal Express dikenal dengan
kecepatan layanannya. McDonalds dikenal dengan konsistensinya
pada bakuan mutu dan Xerox dikenal mengenai patok duga
keteknikannya. Keunggulan yang ada perusahaan-perusahaan itu
dapat dipelajari untuk kemudian diterjemahkan menjadi bagian dari
desain produk yang akan dibuat. Melalui cara itu, perusahaan dapat
mendefinisikan langkah distribusi, bagaimana produk atau jasa yang
dihasilkan itu dapat segera diserahkan kepada pelanggan. Semua
usaha perbaikan mutu dan pengembangan produk akan selalu
mendapat dukungan dan komitmen dari para pegawai. Segenap
pegawai memiliki komitmen untuk selalu menghasilkan produk atau
jasa yang konsisten dengan bakuan mutu.

Pada akhirnya, keluaran yang dihasilkan akan memiliki ciri khas yang
spesifik yang akan mendiversifikasikannya dengan produk saingan.
Hal yang dikemukakan itu merupakan jalan un- tuk memperoleh
keunggulan bersaing.

17
3. Kerekayasaan di belakang (backward engineering) berkaitan dengan
penguraian dan pengkajian secara hari-hati atas produk saingan
beserta dengan keunggulannya, kemudian melakukan pemeriksaan
atas produk saingan yang bersangkutan untuk mencari dan
menemukan fitur dan un- sur disain yang spesifik yang menjadi kunci
keunggulannya. Hasil kajian mengenai keunggulan produk atau jasa
pesaing dimaksud kemudian dipadukan ke dalam desain produk yang
akan dibuat oleh perusahaan. Desain baru itu merupakan desain untuk
pengembangan produk. Menu- rut berbagai penulis, Ford telah
menggunakan metode ini dengan baik dan sukses dalam mendesain
mobil tipe Taurus yang dihasilkannya (Russell dan Taylor, 2000).
Perekayasa dan analis Ford telah menilai lebih dari 400 fitur dan
elemen desain produk pesaingnya, kemudian meng- adaptasinya
melalui suatu proses modifikasi. Pada akhirnya tim Ford da- pat
mengembangkan lebih daripada 300 fitur dan elemen desain yang
menjadi pencitra keunggulan yang ada pada produk patokduga
dimaksud (seperti misalnya pedal akselarator dari Audi, keakuratan
meteran bensin Toyota, dan ban dari BMW serta disain penyimpanan
ban reserepnya). Ditambahkan bahwa gagasan produk baru yang
ditumbuhkan dari ke- giatan perusahaan di bidang R & D biasanya
mempunyai jalur yang panjang dan memerlukan waktu yang lama dan
biaya yang mahal untuk sampai kepada fase komersialisasi. Di pihak
lain, pesaing justru telah berhasil memperpendek siklus hidup
produknya. Pesaing sudah dapat menghadirkan produk baru yang
lebih unggul di mata pelanggan. Ini me rupakan alasan mendasar
perlunya perusahaan melakukan patok duga dan rekayasa dari
belakang.

18
Berikut disajikan peta persepsi dari produk mie instan yang saat ini banyak
dihasilkan dan dipasarkan oleh saingan. Sehubungan dengan itu, produk yang
di-hasilkan oleh perusahaan terancam didesak oleh pesaing dan pangsa
pasar perusahaan terancam berkurang.

Misalkan, dari survei pasar yang dilangsungkan oleh Tim R & D per- usahaan,
dapat disusun peta persepsi seperti dimaksud pada Gambar 2 dibawah ini.
Berdasarkan Gambar 2, produk perusahaan (dalam kasus ini dimisalkan mie
instan merek X) dipersepsi oleh pelanggan memiliki citarasa yang baik, te-
tapi kandungan nutrisinya rendah. Perusahaan saingan yang dipersepsi oleh
pelanggan sebagai leading product ialah merek Y. Merek Y memiliki cita rasa
yang baik dan juga kandungan nutrisi yang lebih baik. Merek-merek lainnya
dipersepsi memiliki posisi yang lebih marginal dibanding dengan produk yang
dihasilkan oleh perusahaan.

Tim R & D perusahaan lebih lanjut dapat melakukan kegiatan kerekayasaan


mundur dan studi patok duga dengan menempatkan Merek Y sebagai produk
eksperimen. Dari kegiatan kerekayasaan dan patok duga itu perusahaan
diharapkan dapat menemukan gagasan untuk semakin memperbaiki cita rasa
produk yang dihasilkan, sekaligus meningkatkan kandungan nutrisinya.
Perusahaan memiliki peluang untuk meluncurkan mie instan sehat yang enak,
lezat, dan gurih, serta bergizi tinggi.

Gambar 2. Peta Persepsi Pelanggan Mengenai Posisi Produk Perusahaan

19
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Materi strategi proses desain membahas tentang pendekatan dan metode
yang digunakan dalam merancang produk, layanan, atau pengalaman
pengguna yang inovatif. Dalam konteks ini, proses desain menjadi penting
untuk memastikan bahwa ide-ide kreatif dapat diimplementasikan dengan
efektif dan efisien.
Salah satu strategi yang penting dalam proses desain adalah pendekatan
berbasis pengguna. Dalam hal ini, desainer harus memahami kebutuhan,
keinginan, dan perilaku pengguna yang dituju. Dengan memahami pengguna
secara mendalam, desainer dapat menciptakan solusi yang relevan dan
berarti bagi mereka.
Selain itu, strategi desain berfokus pada penggunaan metode dan alat yang
tepat untuk memfasilitasi pemikiran kreatif dan inovatif. Teknik seperti
brainstorming, prototyping, dan iterasi berulang digunakan untuk
menghasilkan ide-ide baru, menguji konsep, dan memperbaiki solusi yang
ada.
Selama proses desain, kolaborasi tim juga menjadi faktor kunci. Melibatkan
anggota tim dengan latar belakang dan perspektif yang berbeda dapat
memberikan wawasan yang beragam dan mendukung pengambilan
keputusan yang lebih baik. Dalam kolaborasi, komunikasi yang efektif dan
pemahaman yang baik tentang peran dan tanggung jawab masing-masing
anggota tim sangat penting.
Selain itu, strategi proses desain mencakup penerapan pendekatan iteratif.
Proses desain sering kali melibatkan siklus berulang yang melibatkan
pengujian, evaluasi, dan penyempurnaan solusi. Dengan pendekatan ini,
desainer dapat memperbaiki dan mengoptimalkan solusi mereka seiring
berjalannya waktu.
Keseluruhan, strategi proses desain bertujuan untuk menciptakan solusi yang
inovatif dan relevan bagi pengguna. Melalui pendekatan yang di sesuaikan
dengan produk yang akan di rancang, kolaborasi tim, dan penerapan
pendekatan iteratif, desainer dapat menghasilkan produk, layanan, atau
pengalaman pengguna yang memenuhi kebutuhan dan keinginan pengguna
secara efektif. Dengan demikian, strategi proses desain menjadi elemen kunci

20
dalam mencapai keberhasilan dalam inovasi dan pengembangan produk.
Dalam rangka mencapai keberhasilan dalam pengembangan produk inovatif,
strategi proses desain menjadi kunci penting. Dengan memahami kebutuhan
pengguna, menerapkan metode desain yang tepat, mendorong kolaborasi tim,
dan mengadopsi pendekatan iteratif, desainer dapat menciptakan solusi yang
relevan, berarti, dan memenuhi kebutuhan pengguna dengan baik. Oleh
karena itu, penting bagi para desainer untuk memahami dan menerapkan
strategi proses desain secara efektif guna mencapai kesuksesan dalam
inovasi dan pengembangan produk

B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis tidak luput dari kesalahan. Maka dari itu
penulis berharap untuk kritik dan saran yang membangun serta penulis
berharap kepada pembaca agar fokus dalam mempelajari materi dalam
makalah ini. Terimakasih

21
INTEGRASI AYAT AL-QUR’AN

Artinya: "Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan," Q.S At-Taubah
ayat 105

22
DAFTAR PUSTAKA

Murdifin H. & Mahfud N. (2014). “MANAJEMEN PRODUKSI MODERN. Operasi


Manufaktur dan Jasa”. PT. Bumi Aksara
Tony Wijaya (2013). “Manajemen Produksi Konsep dan Aplikasi di Industri
Manufaktur". Penerbit Andi Offset
Haming, Murdifin. (2012). Manajemen Produksi Modern. Erlangga.
Pujawan, I Nyoman, & Junaedi. (2014). Manajemen Operasi: Teori dan Praktik
dalam Manajemen Produksi Modern. Guna Widya.
Sujana, I Wayan Gede, & Suwika, I Made. (2020). Manajemen Produksi: Strategi,
Perencanaan, dan Pengendalian. Penerbit Universitas Pendidikan
Ganesha.

23

Anda mungkin juga menyukai