Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

METODE DESAIN PENGEMBANGAN PRODUK

Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mata


Kuliah Desain Pengembangan Produk

Disusun Oleh :

Mohammad Zidane Syafiq Ridho


NPM : 191026201129

Dosen Pengampu :

Fajrinaldi, S.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS IBNU SINA BATAM
2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT Berkat limpahan rahmat,
karunia dan kuasa-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Metode Desain Pengembangan Produk”. Shalawat beserta salam juga
disanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat dari
alam kebodohan kepada alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah keselamatan
dan kesehatan kerja. Makalah ini di susun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang risiko yang ada di industri serta mengetahui bagaimana mengelola risiko-
risiko keselamatan dan kesehatan dalam suatu aktivitas kegiatan pengendalian
risiko yang bertujuan untuk meminimalkan kerugian atau kehilangan serta
memaksimalkan peluang.
Penulisan makalah ini telah diupayakan semaksimal mungkin, namun
disadari bahwa masih terdapat berbagai kekurangan yang disebabkan oleh
keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Karena itu, diharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna kesempurnaannya dan semoga makalah ini
dapat memberi manfaat bagi semua pihak. AamiinYa Rabbal ’Alamin.

Batam, 21 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR……………………………………………….................. ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………................... I-1
1.2 Identifikasi Masalah………………………………………………. ……. I-1
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………...…. I-1
1.4 Metode Penulisan…………………………………………………...…… I-2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengembangan Produk ………………………………………………… II-1
2.2 Metode dalam Desain Pengembangan Produk ………………..…..... ... II-1
2.2.1 Metode Design Thinking (MDT) ……………………………….. II-1
2.2.2 Quality Function Deployment (QFD) ……………………………… II-2
2.2.3 Metode Kano …………………...……………………………….. II-3
BAB III PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………. III-1
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pengembangan produk adalah merupakan penelitian terhadap produk yang
sudah ada untuk dikembangkan lebih lanjut agar mempunyai tingkat kegunaann
yang lebih tinggi dan lebih disukai konsumen. Penelitian ini dapat bersifat
penelitian lapangan (survey konsumen) serta dapat pula sebagai penelitian
laboratoris (di dalam laboratorium perusahaan) atau dapat pula kedua-duanya. Di
dalam penelitian lapangan akan dicari data-data mengenai produk yang akan
dikembangkan. Pengembangan disini dapat meliputi pengembangan kualitasnya,
kegunaannya, dan sebagainya, sesuai dengan selera konsumen. Sedangkan
penelitian laboratorium menyangkut masalah penerapan pengembangan produk
tersebut, terutama utuk produk-produk obat-obatan dan sebagainya. Adanya
penelitian dan pengembangan produk ini diharapkan perusahaan selalu dapat
menyesuaikan diri dengan produkproduk yang disenangi konsumen (Nasution,
2003).
Tujuan dari penelitian dan pengembangan produk adalah agar barang atau
jasa yang dihasilkan selalu sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan selera
masyarakat. Dengan demikian barang yang dihasilkan akan selalu dapat diminati
dan dibutuhkan masyarakat. Tujuannya adalah agar barang atau jasa yang
dihasilkan dapat selalu meningkat penjualannya, sehingga keuntungan perusahaan
dapat selalu berkembang dan meningkat. Keuntungan yang meningkat akan dapat
menjamin kelangsungan hidup perusahaan (Nasution,2003).

1.2 Identifikasi masalah


a. apakah metode yang digunakan pada desain pengembangan produk?

1.3 Tujuan penulisan


a. Mengetahui metode apa saja yang digunakan pada desain pengembangan
produk.
I-2

1.4 Metode penulisan


Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis melakukan metode penelaahan
melalui bahan bacaan dari media yang bertujuan untuk melengkapi materi atau
data-data dalam penyusunan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengembangan Produk


Pengembangan produk wajib dilakukan oleh perusahaan agar produk yang
dihasilkan selalu diminati konsumen. Menurut Urich dan Eppinger, 2000 (dikutip
dari Sulistriani 2002) yang dimaksud dengan pengembangan produk adalah
serangkaian aktifitas yang dimulai dari identifikasi pasar, kemudian dilanjutkan
dengan kegiatan produksi, penjualan dan distribusi produk. Produk biasanya
mengalami laba dan rugi dalam daur hidupnya. Daur hidup produk tertentu dapat
berubah dengan cepat karena serangan dan respon kompetitor yang selalu
berubah. Untuk itu diperlukan suatu strategi pengembangan produk untuk
menjaga agar produk selalu diminati konsumen. (Kottler dan Amstrong, 1997,
dikutip dari Sulistriani 2002).

2.2 Metode dalam Desain Pengembangan Produk


2.2.1 Metode Design Thinking (MDT)
Metode Design Thinking (MDT), merupakan metode pengembangan
produk yang berawal dari upaya menjawab permasalahan yang ada di masyarakat.
Saat ini, MDT merupakan metode pengembangan desain yang dikaji dan
dipraktekkan oleh institusi pendidikan dan pusat kajian. MDT berawal dari empati
mendalam terhadap keinginan dan kebutuhan manusia. Sehingga MDT termasuk
pada kategori perspektif mendesain yang berpusat pada kebutuhan pengguna, atau
dengan istilah lain adalah user centered design. MDT dianggap membawa hal
positif bagi pembelajarnya. Karena pembelajarnya diajak mendekati masalah
langsung pada subjeknya. Mereka bekerja dalam tim, berfikir multi perspektif
untuk menjawab tantangan dengan solusi hebat. Sebesar apapun masalahnya, dan
seberapa terbatasnya keadaan yang dihadapi, selalu ada optimis untuk membuat
perubahan. Kondisi ini didukung oleh suasana belajar yang memungkinkan
pembelajar melakukan kesalahan dan belajar dari pengalaman tersebut, dikutip
dari Plattner (2016 : 13). Dampak positif penerapan MDT adalah menambah rasa
II-2

percaya diri bagi mahasiswa dan meningkatkan kemandirian dalam belajar.


Dampak jangka panjangnya adalah, mempersiapkan mahasiswa untuk
berkontribusi dikomunitas, masyarakat dan industri. Latar belakang penerapan
MDT adalah menawarkan alternatif berfikir mengenai inovasi produk marketpull
yang berbasis kebutuhan pengguna. Adanya penerapan MDT ini diharapkan dapat
memberikan pengalaman baru bagi mahasiswa. Mengembangkan solusi untuk
permasalahan yang di masyarakat yang berpotensi memiliki nilai bisnis.

2.2.2 Quality Function Deployment (QFD).


Hal yang perlu diketahui sebelum suatu produk mulai diproduksi adalah
apakah produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan para pelanggan. Hal ini
merupakan alasan utama perlunya dilakukan riset untuk mengidentifikasi
kebutuhan pelanggan dan pentingnya berkomunikasi dengan pelanggan internal
dan eksternal. Konsep Quality Function Deployment (QFD) dikembangkan untuk
menjamin bahwa produk yang memasuki tahap produksi benar-benar akan dapat
memuaskan kebutuhan para pelanggan dengan jalan membentuk tingkat kualitas
yang diperlukan dan kesesuaian maksimum pada setiap tahap pengembangan
produk.
Quality Function Deployment (QFD) adalah suatu alat untuk mendesain
dan mengembangkan produk baru yang mampu mengintegrasikan kualitas ke
dalam desain, memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen (customer needs
and wants) yang diterjemahkan ke dalam technical responses. QFD dikembangkan
dijepang oleh Yoji Akao pada tahun 1972. QFD didefinisikan sebagai “a system
for translating customer requirments into appropriate technical requirments at
every stage of product’s life cycle from product conception to sale to service”.
Menurut Deatz, Barnard, dan Norman (dalam martyaningsih,1999) pengertian
QFD adalah suatu proses perencanaan sistematis yang dikembangkan untuk
membantu tim proyek dalam menyusun semua elemen-elemen yang dibutuhkan
untuk mendefinisikan, mendesain, dan menghasilkan sebuah produk yang dapat
memenuhi kebutuhan pelanggan.
II-3

Fokus utama dari QFD adalah melibatkan pelanggan pada proses


pengembangan produk sedini mungkin. Filosofi yang mendasarinya adalah bahwa
pelanggan tidak akan puas dengan suatu produk meskipun suatu produk yang
telah dihasilkan dengan sempurna, bila mereka memang tidak menginginkan atau
membutuhkannya.
Berdasarkan definisinya, QFD merupakan praktek untuk merancang suatu
proses sebagai tanggapan terhadap kebutuhan pelanggan. QFD menerjemahkan
apa yang dibutuhkan pelanggan menjadi apa yang dihasilkan organisasi. QFD
memungkinkan organisasi untuk memprioritaskan kebutuhan pelanggan,
menemukan tanggapan inovatif terhadap kebutuhan tersebut, dan memperbaiki
proses hingga tercapai efektifitas maksimum. QFD juga merupakan praktek
menuju perbaikan proses yang dapat memungkinkan organisasi untuk melampaui
harapan pelanggannya. Tujuan dari QFD sendiri tidak hanya memenuhi sebanyak
mungkin harapan-harapan pelanggan, tapi juga berusaha melampaui harapan
pelanggan sebagai cara untuk berkompetisi, sehingga diharapkan konsumen tidak
menolak dan tidak komplain tapi malah menginginkannya.

2.2.3 Metode Kano


Metode Kano dikembangkan oleh Noriaki Kano (Kano, 1984). Metode Kano
adalah model yang bertujuan untuk mengkategorikan atribut-atribut dari produk
maupun jasa berdasarkan seberapa baik produk atau jasa tersebut mampu dapat
diterima dan pengaruhnya dalam memuaskan kebutuhan pelanggan.
Ketidaktahuan terhadap kategori atribut layanan dapat menimbulkan akibat
negatif bagi pihak perusahaan bila penyedia jasa tidak memberikan jasa sesuai
ketegori atribut jasa yang dapat memberikan dan meningkatkan kepuasan dari
nasabah. Ide dasar dalam pengembangan metode Kano adalah (Berger, dkk,
1993), yaitu:
1. Atribut kualitas yang sulit untuk dilihat dapat dipahami dengan
mengkategorikan atribut-atribut secara jelas,
II-4

2. Dalam pelayanan akan kebutuhan konsumen, kepuasan pelanggan


sebanding dengan fungsi/pelayanan yang maksimal dari produk atau jasa
yang diberikan,
3. Atribut kebutuhan konsumen tidak selalu masuk dalam kategori one
dimensional, tetapi juga bisa masuk must be atau attractive,
4. Atribut kebutuhan konsumen dapat dipetakan / diklasifikasikan melalui
kuisioner yang ditujukan kepada konsumen.

Atribut-atribut layanan dapat dibedakan menjadi beberapa kategori yaitu :


1. Must Be atau Basic needs. (M), pada kategori keharusan (must be) atau
kebutuhan dari (basic needs), pelanggan menjadi tidak puas apabila kinerja
dari atribut yang bersangkutan rendah. Tetapi kepuasan pelanggan tidak
akan meningkat jauh diatas netral meskipun kinerja dari atribut tersebut
tinggi.
2. One dimensional atau performance needs (O), dalam kategori one
dimensional atau performance needs, tingkat kepuasan pelanggan
berhubungan linear dengan kinerja atribut, sehingga kinerja atribut yang
tinggi akan mengakibatkan tingginya kepuasan pelanggan pula.
3. Attractive atau excitement needs (A), sedangkan pada kategori attractive
atau excitement needs, tingkat kepuasan pelanggan akan meningkat sampai
tinggi dengan meningkatnya kinerja atribut. Akan tetapi penurunan kinerja
atribut tidak akan menurunkan tingkat kepuasan.
4. Indifferent (I), ada atau tidaknya atribut tertentu sama sekali tidak akan
berpengaruh pada kepuasan pelanggan. Atribut-atribut yang dimaksud
biasanya merupakan atribut pelengkap yang tidak diperhatikan oleh
pelanggan.
5. Reverse (R), pelanggan akan menjadi puas jika atribut yang dimaksud tidak
ada dan akan menjadi tidak puas jika atribut tersebut ada. Atribut - 16
atribut yang dimaksud merupakan atribut yang tidak diinginkan oleh
pelanggan.
II-5

6. Questionable results (Q), adanya kesalahpahaman pelanggan atau kesalahan


interpretasi dalam mengikuti survey menyebabkan kesalahan dalam survey
tersebut, respon yang diberikan pelanggan akan atribut tertentu dapat
menimbulkan kontradiksi yang masih bisa dipertanyakan.
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Untuk dapat meningkatkatkan penjualan produk diperlukan
pengembangan produk yang sesuai dengn kebutuhan dan perkembangan selera
masyarakat sehingga diperlukan suatu strategi pengembangan produk untuk
menjaga agar produk selalu diminati konsumen dengan beberapa metode yaitu
Metode Design Thinking (MDT), Quality Function Deployment (QFD) dan Metode
kano.
DAFTAR PUSTAKA

http://evonelauw.blogspot.com/2011/06/manajemen-operasional-desain
produk_20.html
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/324/jbptunikompp-gdl-triastutia-16151-4-
bab2-0003.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Modul%206%202011.pdf
Tutuhatunewa, A. dan W. Latuny. (2008). AplikasiQuality Function Deployment
Dalam Desain Service Facilities Kapal Cepat Trayek Tulehu – Amahai, ARIKA
Vol. 02, No. 2, pp 124 – 131.

iv

Anda mungkin juga menyukai