Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH MANAJEMEN INDUSTRI

“Pengembangan Produk”

Dosen Pengampu:

Dr. Faried Wadjdi, M.Pd., M.M.

Disusun Oleh:

Elida Avissa (1501620046)

Tanti Widia Sinaga (1501620021)

Muhamad Ilham Kemal (1501620013)

Muhammad Ixsan Setiawan (1501620037)

Pendidikan Vokasional Teknik Elektro


Fakultas Teknik
Universitas Negeri Jakarta
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengembangan Produk.”
dengan baik.

Penyusunan laporan ini diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Manajemen Industri
program studi Pendidikan Teknik Elektro, Universitas Negeri Jakarta. Dalam penyusunan makalah
ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Faried Wadjdi, M.Pd.,
M.M. selaku dosen pengampu mata kuliah, karena tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis dalam rangka menuntut ilmu.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan laporan hasil analisa ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan masih belum
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi
perbaikan tugas makalah selanjutnya. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
diri sendiri dan juga orang lain.

Jakarta, 15 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4
1. 1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4
1. 2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 5
1. 3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................................................... 6
2. 1 Pengembangan Produk ..................................................................................................... 6
a. Definisi Pengembangan Produk ....................................................................................... 6
b. Tujuan Pengembangan Produk ..................................................................................... 7
c. Strategi pengembangan produk ........................................................................................ 8
2. 2 Aspek Aspek Pembentuk Produk ................................................................................... 10
2. 3 Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi Pengembangan Produk ..................................... 11
2. 4 Jenis Jenis Yang Ada Pada Pengembangan Produk ....................................................... 11
2. 5 Pendekatan Dalam Pengembangan Produk .................................................................... 13
2. 6 Tahapan/Proses Pengembangan Produk......................................................................... 13
2. 7 Faktor Pendukung Dan Penghambat Pengembangan Produk ........................................ 17
a. Faktor Pendukung .......................................................................................................... 17
b. Faktor Penghambat ..................................................................................................... 18
BAB III SOAL DAN PEMBAHASAN ........................................................................................ 19
3.1 SOAL ............................................................................................................................. 19
3.2 PEMBAHASAN ............................................................................................................ 20
BAB IV PENUTUP ...................................................................................................................... 40
4. 1 Kesimpulan..................................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 41
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Kegiatan Merancang dan mengembangkan produk, baik yang berupa jasa maupun
barang, tidak terlepas dari konsep pemasaran yang bertujuan memenuhi kebutuhan yang
memuaskan pelanggan. Kepuasan pelanggan bisa dipenuhi dengan mengidentifikasi
perilaku konsumen terhadap suatu produk. Perilaku konsumen terhadap suatu produk dapat
dideteksi dengan menarik kebutuhan pasar (market pull), menekan penetrasi pasar dengan
teknologi baru (technology push), dan memodifikasi produk potensial untuk ditawarkan
kepada pasar (platform product).

Market pull berarti bahwa produsen harus membuat hanya apa yang dapat dijual
saja. Dalam hal ini produk baru ditentukan oleh keinginan dan kebutuhan konsumen (pasar)
dengan sedikit penekanan pada ketersediaan teknologi dan proses operasi. Teknologi push
berarti bahwa produsen harus menjual apa yang dapat dibuat oleh mereka. Dalam hal ini
produk baru ditentukan berdasarkan teknologi produksi dengan sedikit penekanan terhadap
apakah produk tersebut layak dijual atau tidak.

Di antara kedua pendekatan di atas kita dapat mengambil jalan tengan dimana
produk tersebut selain harus memenuhi keinginan konsumen (market pull) juga dapat
diproduksi sesuai dengan teknologi yang dimiliki produsen. Dengan demikian maka
pemenuhan kebutuhan pelanggan dan penggunaan teknologi dapat memberikan
keuntungan yang optimal. Pendekatan ini disebut platform product.
1. 2 Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan pengembangan produk
2) Apa saja aspek aspek pembentuk produk
3) Faktor-faktor apa yang melatarbelakangi pengembangan produk
4) Apa saja Jenis jenis yang ada pada pengembangan produk
5) Bagaimana cara untuk pendekatan dalam pengembangan produk
6) Bagaimana tahapan/proses pengembangan produk
7) Apa saja Faktor pendukung dan penghambat pengembangan produk

1. 3 Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pengembangan produk
2) Untuk memahami aspek aspek pembentuk produk
3) Untuk memahami Faktor-faktor yang melatarbelakangi pengembangan produk
4) Untuk memahami Jenis jenis yang ada pada pengembangan produk
5) Untuk mengetahui pendekatan dalam pengembangan produk
6) Untuk mengetahui tahapan/proses pengembangan produk
7) Untuk memahami Faktor pendukung dan penghambat pengembangan produk
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2. 1 Pengembangan Produk
a. Definisi Pengembangan Produk
Setiap produk yang dikeluarkan oleh perusahaan pasti memiliki siklus hidup. Siklus
hidup dimulai dari produk tersebut diluncurkan hingga pada akhirnya mengalami fase
penurunan. Ketika berada pada fase penurunan itulah, perusahaan harus mampu melakukan
pengembangan produk. Bentuk pengembangan produk bermacam-macam, bisa dengan
mengembangkan produk baru untuk menggantikan produk yang lama atau
menyempurnakan produk yang lama.

Pengembangan produk merupakan sebuah proses dan strategi yang perlu dilakukan
oleh suatu perusahaan dalam mengembangkan suatu produk. Hal yang perlu dilakukan
dalam mengembangkan suatu produk yaitu memperbaiki produk yang lama atau
menambahkan kegunaan produk tersebut kepada target pasar. Ini artinya, kamu perlu
menyajikan unsur-unsur baru yang dapat memikat hati pelanggan.

Selain itu, pengembangan produk termasuk dalam proses perubahan yang


dilakukan pada produk yang sudah ada sebelumnya. Sekaligus sebagai proses mencari
inovasi guna menambah nilai terhadap produk lama dan mengkonversikannya ke dalam
bentuk produk tersebut. Dengan dilakukannya pengembangan produk, itu artinya
perusahaan sudah paham dan mengetahui terkait kebutuhan dan juga keinginan pasar.

Berikut ini adalah pengertian pengembangan produk menurut beberapa sumber buku:

1. Dilansir dari buku Manajemen Pemasaran (2020) karya Marisi Butarbutar dan
kawan-kawan, pengembangan produk adalah strategi dan proses yang dilakukan
oleh perusahaan dalam mengembangkan produk, memperbaiki produk lama, atau
memperbanyak kegunaan produk ke segmen pasar yang ada dengan asumsi bahwa
konsumen menginginkan unsur-unsur baru mengenai produk.
2. Menurut Tjiptono (2008), Ia mengungkapkan bahwa pengembangan produk
merupakan sebuah strategi untuk produk baru, seperti produk yang disempurnakan,
produk orisinil, produk modifikasi, dan juga brand baru yang dikembangkan
dengan cara riset dan juga pengembangan.
3. Menurut Amstrong dan Kotler (2008), pengembangan produk adalah strategi untuk
menumbuhkan perusahaan dengan cara menawarkan modifikasi produk atau
produk baru ke target pasar yang sudah ditentukan. Pengembangan produk tersebut
dilakukan terhadap produk fisik dan memastikan bahwa ide produk yang sudah ada
dapat diubah menjadi sebuah produk baru yang lebih efektif.
4. Menurut Simamora (2000), menyatakan bahwa pengembangan produk merupakan
sebuah proses pencarian ide atau gagasan untuk produk baru dan
mengkonversikannya ke dalam lini produk yang telah berhasil di pasaran.
Pencarian produk baru ini didasarkan pada anggapan bahwa target pasar
menginginkan unsur yang baru. Oleh karena itu, pengenalan produk baru dapat
membantu dalam mencapai tujuan perusahaan.
5. Menurut Alma (2002), pengembangan produk merupakan kegiatan yang
dilaksanakan oleh produsen dalam mengembangkan produk mereka, memperbaiki
produk yang lama, menambahkan kegunaan produk lama, dan mengurangi biaya
produksi serta biaya kemasan.

b. Tujuan Pengembangan Produk


Tujuan dari adanya pengembangan produk yaitu untuk memberikan nilai yang
maksimal bagi para konsumen. Tak hanya itu, hal tersebut juga bertujuan untuk
memenangkan persaingan perusahaan dengan cara memilih produk yang inovatif.
Kemudian juga produk yang telah dimodifikasi dan memiliki nilai tinggi, baik itu dalam
hal desain, kemasan, ukuran, dan lainnya.

Sementara itu, menurut Keller dan Kotler (2008), menyatakan bahwa tujuan umum
dari pengembangan produk ada dua, yaitu:

1. Untuk memenuhi kebutuhan yang baru dan memperkuat citra perusahaan


sebagai investor. Tujuan tersebut dicapai dengan cara menawarkan produk yang
baru dibandingkan dengan produk sebelumnya.
2. Tujuan kedua yaitu untuk mempertahankan daya saing dengan produk yang
sudah ada. Hal ini dilakukan dengan cara menawarkan produk yang bisa
memberikan berbagai jenis kepuasan atau kegunaan baru.

Menurut Alma (2002), ada beberapa alasan yang mendasari suatu perusahaan
dalam melakukan pengembangan produk, antara lain:

1. Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen


2. Menambah omset atau meningkatkan penjualan
3. Untuk mendayagunakan sumber produksi
4. Memenangkan persaingan dengan produk yang sudah ada
5. Meningkatkan profit dengan cara menggunakan bahan yang sama
6. Mendayagunakan bahan-bahan yang masih tersisa
7. Mencegah konsumen merasa bosan
8. Untuk menyederhanakan kemasan produk

c. Strategi pengembangan produk


Setiap perusahaan yang bergerak di bidang yang berbeda akan mengikuti strategi
pengembangan produk masing-masing. Beberapa anggota akan melakukan inovasi,
sedangkan yang lain akan fokus pada adaptasi dalam pengembangan produk saat ini.
Apapun strategi yang digunakan, harus dilakukan secara jelas. Ketika merilis
produk baru di pasaran, ada beberapa strategi pengembangan produk yang harus kamu
lakukan, diantaranya:

1) Meningkatkan Produk yang Sudah Ada


Strategi ini dilakukan dengan cara membuat produk baru dari produk lama yang sudah ada
sebelumnya. Kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan keinginan pasar. Selain itu,
kamu juga perlu memotivasi target pasar untuk membeli produk yang sudah Anda
tingkatkan.
Hal tersebut berfokus pada penambahan fitur dan pembaruan yang nantinya akan
berpengaruh pada minat konsumen. Namun ada hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu
kamu harus terus mencari fitur yang dibutuhkan oleh konsumen dari produk yang
diperbarui.
2) Meningkatkan Nilai Produk
Biasanya, alasan pelanggan dalam membeli sebuah produk adalah karena nilai yang akan
mereka terima dari produk tersebut. Dengan begitu, perusahaan perlu memperkuat lagi
nilai produk dengan cara menawarkan fitur premium, meningkatkan kualitas produk, dan
juga dukungan pelanggan. Nilai tambahan yang disajikan akan menarik konsumen baru.
Kemudian pelanggan yang sudah ada akan memperoleh sesuatu yang baru dari produk
tersebut.
3) Percobaan
Menawarkan contoh atau sampel produk secara gratis akan membuat para pelanggan ingin
membeli produk kamu. Disini, para pelanggan tentu akan memeriksa kualitas produk dan
dengan adanya sampel gratis akan membuat mereka semakin yakin untuk membeli produk
versi premium. Penawaran gratis ini menunjukkan kepada para pelanggan bahwa apa yang
akan mereka dapatkan jika membeli produk tersebut.
4) Spesialisasi dan Sesuaikan
Kamu bisa menyesuaikan beberapa produk dan menjadikan produk tersebut lebih spesial
untuk menargetkan golongan pelanggan tertentu. Bahkan, kamu juga bisa menawarkan
produk yang dipersonalisasi secara relevan dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Hal tersebut akan membuat mereka berminat membeli produk yang kamu tawarkan
dibandingkan dengan kompetitor.
5) Penawaran Paket
Menawarkan sebuah paket baru tentu akan menarik perhatian para pelanggan. Kamu bisa
menawarkan produk dengan berbagai paket. Seperti paket bundel, diskon, atau sampel
gratis untuk memilih produk yang kamu tawarkan. Paket disini adalah sebuah penawaran
yang tidak akan didapatkan oleh pelanggan lain. Terlebih jika kamu menawarkan
penawaran dalam waktu terbatas, itu adalah termasuk ke dalam strategi pemasaran yang
baik.
6) Lini Produk Baru
Lini produk baru adalah pengembangan produk baru di dalam lini produk yang masih
relevan dengan lini produk yang sudah ada. Ketika kamu ingin membuat produk baru,
maka kamu harus berhati-hati dengan pengembangan tersebut. Jangan sampai, kamu hanya
fokus pada penawaran produk yang dibutuhkan oleh pelanggan. Produk baru harus
dilengkapi oleh fitur yang baru. Sehingga hal tersebut akan meningkatkan penjualan
produk tersebut.
7) Mengubah Gagasan atau Ide
Strategi ini dilakukan dengan cara mengubah definisi dan ide produk. Contohnya, ketika
kamu membuat produk baru namun target pasar tidak menanggapi tawaran tersebut. Maka
kamu perlu melakukan riset pasar dan mencari tahu keinginan serta kebutuhan pelanggan
yang sesuai. Perusahaan juga perlu memberikan ide baru untuk produk yang akan
dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.
8) Target Pasar Baru
Menjual beberapa jenis produk di pasar yang berbeda merupakan salah satu strategi dalam
pengembangan produk. Dimana kamu bisa menjual produk di pasar yang berbeda. Bahkan,
kamu juga dapat mengubah target pasar dan demografi serta mengalihkan fokus kamu dari
para pelanggan ke bisnis.

2. 2 Aspek Aspek Pembentuk Produk


Karena produk tidak sekedar merupakan output suatu proses produksi,maka kita dapat
memerinci aspek-aspek pembentukproduk menjadi seperti berikut:

Gambar 2.1 Aspek-Aspek Pembentuk Produk


Ketiga aspek tersebut harus diamati dengan cermat oleh produsen dalam upayanya
memenuhi keinginan konsumen, selain untuk memenangkan persaingan dengan produsen
lain.
2. 3 Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi Pengembangan Produk
Dalam konteks persaingan antar produsen, kita bisa mengidentifikasi faktor-faktor
yang melatarbelakangi timbulnya kegiatan perancangan dan pengembangan produk
(Nasution, 2005). Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor eksternal, antara lain :
1) Munculnya produk-produk sejenis dengan berbagai kelebihannya.
2) Munculnya produk-produk baru yang dapat menggantikan produk lama
(produk substitusi).
3) Pergeseran keinginan konsumen dan kebosanan terhadap produk-
produk lama.
4) Siklus hidup produk yang cenderung memendek pada masa modern ini.
b. Faktor Internal, yang merupakan keinginan manajemen untuk :
1) Memperbaiki kinerja produk.
2) Melakukan diversifikasi produk.
3) Mempertahankan segmen dan pangsa pasar baru.
4) Memanfaatkan sumber daya manusia (karyawan, tenaga ahli) yang
kemampuan semakin bertambah karena proses pembelajaran yang telah
dialaminya.
5) Menjaga kelangsungan hidup (keuntungan, financial) perusahaan.

2. 4 Jenis Jenis Yang Ada Pada Pengembangan Produk


Setiap perusahaan harus memiliki strategi dalam melakukan pengembangan
produk. Hal tersebut bertujuan supaya produk yang sedang dikembangkan bisa sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan konsumen serta perusahaan itu sendiri. Namun tetap
dalam penawaran yang menarik, agar para konsumen yang sudah ada masih ingin memiliki
produk tersebut.
Menurut Keller dan Kotler (2008), ada beberapa jenis strategi pengembangan produk,
diantaranya:

1. Memperbaiki produk yang sudah ada sebelumnya. Hal ini berarti


perusahaan harus menggunakan fasilitas serta teknologi yang sudah ada untuk
menciptakan inovasi baru dan memperbaiki produk lama. Dengan
menggunakan cara ini, perusahaan tidak akan mendapatkan risiko yang besar.
Sebab, mereka hanya perlu melakukan perubahan secara menyeluruh.
2. Memperluas lini produk. Jenis pengembangan produk dilakukan perusahaan
dengan cara menambah item pada lini produk yang sudah ada atau menambah
lini produk baru.
3. Menambah produk yang sudah ada. Dalam hal ini perusahaan perlu
menambah serta memberikan variasi pada produk yang sudah ada sebelumnya.
Kemudian memperluas segmen pasar dengan cara melayani berbagai jenis
konsumen yang mempunyai selera yang berbeda.
4. Meniru atau memodifikasi strategi kompetitor. Cara ini bisa dilakukan
dengan meniru strategi dari kompetitor yang dianggap akan menguntungkan.
Misalnya tentang penetapan harga.
5. Menambah lini produk. Biasanya, perusahaan akan membutuhkan dana yang
cukup besar dalam proses pembuatan produk baru yang tidak berkaitan dengan
produk yang sudah ada. Sebab, produk yang belum pernah dibuat dan fasilitas
yang dibutuhkan dalam pembuatannya memerlukan dana yang cukup besar.

Sedangkan menurut Tjiptono (2008), terdapat tiga strategi pengembangan produk, yaitu:

1) Strategi peningkatan kualitas. Produsen dapat meningkatkan daya tahan


produk atau dengan meningkatkan kehandalan dan kecepatan pelayan terhadap
konsumen.
2) Strategi peningkatan keistimewaan. Produk Ada empat indikator yang dapat
meningkatkan keistimewaan suatu produk, seperti kualitas bahan yang dipakai,
keanekaragaman, kenyamanan dalam pemakaian suatu produk bagi
penggunaannya dan aksesoris tambahan.
3) Strategi peningkatan gaya produk. Produsen bisa meningkatkan nilai suatu
produk dari segi pemilihan warna produk tersebut, rancangan atau desain yang
menarik dan yang terakhir adalah kemasan yang dapat memberi nilai tambah
bagi produk tersebut.

2. 5 Pendekatan Dalam Pengembangan Produk


Ada 2 (dua) pendekatan dalam pengembangan produk, yaitu pendekatan sequential
dan pendekatan Concurrent. Pendekatan sequential atau biasa disebut pendekatan secara
tradisional pada umumnya dimulai dari tahap pengidentifikasian kebutuhan pasar yang
kemudian akan diikuti dengan tahapan disain yang meliputi aktivitas pengidentifikasian
spesifikasi produk berdasarkan kebutuhan kostumer yang dinyatakan pada tahap
sebelumnya, perancangan konsep produk dan perancangan secara detail. Sesudah itu
tahapan akan dilanjutkan dengan tahapan untuk mewujudkan rancangan produk yang telah
dibuat dalam bentuk prototipe untuk mengevaluasi apakah rancangan sudah bekerja atau
menunjukkan performance yang sesuai dengan keinginan kostumer. setelah itu rancangan
itu dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.

Pendekatan Concurrent dalam pengembangan produk berusaha merancang suatu


produk dan melakukan proses manufacturing secara bersamaan dengan harapan dapat
mengantisipasi pesatnya persaingan dan semakin pendeknya siklus hidup produk.

2. 6 Tahapan/Proses Pengembangan Produk


Pengembangan produk baru bukan merupakan hal yang mudah bagi perusahaan yang
menjalankannya. Proses pengembangan produk untuk setiap perusahaan juga berbeda,
tergantung produk serta tingkat kompleksitasnya, dan umumnya kegiatan-kegiatan ini
lebih membutuhkan daya analisis intelektual dan manajemen organisasi.

Perusahaan harus menyadari bahwa dalam pelaksanaan pengembangan produk,


kemungkinan perusahaan mengadakan perubahan-perubahan ciri-ciri khusus produk,
meningkatkan mutu produk, menambah tipe produk, dan mengubah ukuran produk untuk
memuaskan pasar. Pada saat perusahaan mengalami kemunduran dan menghadapi
persaingan yang cukup tinggi, maka kebijaksanaan produk khususnya pengembangan
produk merupakan salah satu alternatif jika kebijaksanaan non produk seperti promosi,
penentu harga serta saluran distribusi tidak memberikan hasil yang memuaskan untuk dapat
menjamin kesinambungan produk di pasar.
Menurut Simamora (2000), terdapat delapan tahap yang harus dilalui dalam
pengembangan produk baru, yaitu:

a. Analisis Kebutuhan Pelanggan


Kebutuhan konsumen merupakan titik pendahuluan untuk pengembangan produk,
baik untuk pasar domestik ataupun global. Produk-produk baru merangsang
perusahaan untuk mencapai sasaran unit bisnis dan korporat. Untuk menentukan
lingkup produk baru yang akan dipertimbangkan, manajemen sering merumuskan
garis-garis besar perencanaan produk baru. Keputusan ini menjadi garis-garis besar
penting untuk proses perencanaan produk baru. Analisis kepuasan pelanggan
menentukan peluang untuk produk dan proses baru.
b. Pemunculan gagasan
Pencarian macam-macam gagasan yang menjanjikan merupakan titik pangkal
dalam proses pengembangan produk baru. Penggalian gagasan terentang mulai dari
perbaikan tambahan atas produk yang ada sekarang sampai ke produk yang sama
sekali baru bagi dunia. Beraneka gagasan produk berasal dari banyak sumber.
Membatasi pencarian gagasan-gagasan produk baru hanya pada aktivitas litbang
interval merupakan pendekatan yang sangat sempit. Sumber gagasan produk baru
meliputi para personalia perusahaan, pelanggan, pesaing, investor luar, akuisis dan
anggota saluran.

c. Penyaringan Ide dan Evaluasi


Pengevaluasian ide-ide baru merupakan bagian penting dari perencanaan produk
baru. Produk yang berhasil adalah produk yang memuaskan kriteria manajemen
untuk keberhasilan komersial. Manajemen memerlukan suatu prosedur
penyaringan dan evaluasi yang akan menghapus ide-ide yang tidak akan
menjanjikan sesegera mungkin. Tujuannya adalah untuk mengeliminasi ide-ide
yang paling tidak menjanjikan sebelum terlalu banyak waktu dan dana yang
dikucurkan ke dalamnya.

d. Analisis Bisnis
Analisis bisnis mengestimasi kinerja komersial produk yang diusulkan. Perolehan
suatu proyeksi finansial yang akurat tergantung pada mutu ramalan pendapatan dan
biaya. Analisis bisnis normalnya dipecahkan pada beberapa tahap dan proses
perencanaan produk baru. Setelah manajemen memutuskan konsep produk dan
strategi pemasarannya, manajemen dapat mengevaluasi daya tarik bisnis proposal
tersebut. Untuk memperkirakan penjualan, perusahaan dapat melihat angka
penjualan historis produk sejenis dan melakukan survei untuk mengetahui opini
pasar. Perusahaan tersebut dapat memperkirakan penjualan minimum dan
maksimum untuk memperkirakan jangkauan risiko. Setelah mempersiapkan
ramalan penjualan, manajemen dapat memperkirakan biaya dan laba yang di
harapkan dari produk tersebut, yang memasukkan biaya-biaya pemasaran,
penelitian, pengembangan, akuntansi, dan keuangan.

e. Pengembangan Strategi Pemasaran

Tujuan pengembangan strategi pemasaran adalah penyempurnaan rencana lebih


lanjut pada tahap-tahap berikutnya yaitu bagaimana strategi pemasaran untuk
mengenalkan produk baru ke pasar. Dalam tahap ini perusahaan melakukan
pengembangan rencana strategi, dimana strategi pemasaran lebih dulu mengalami
penyaringan. Dalam melakukan pengembangan strategi pemasaran ada 3 bagian
pokok, yaitu:

1) Menjelaskan ukuran struktur, perilaku pasar sasaran, posisi produk yang


direncanakan, penjualan, pangsa pasar, dan laba yang diinginkan dari lima
tahun pertama.
2) Menggambarkan harga, strategi distribusi, dan anggaran perusahaan yang
di rencanakan untuk produk tersebut dalam tahun pertama.
3) Menjelaskan jumlah penjualan, sasaran laba, dan strategi pemasaran
selanjutnya.
f. Pengembangan Produk
Setelah berhasil merampungkan tahap analisis bisnis, perencanaan produk bergerak
menuju tahap pengembangan dan pengujian (development and testing).
Pengembangan dan pengujian berkenaan dengan pembuatan karakteristik fisik
barang dan jasa baru yang dapat diterima bagi para pelanggan. Tujuannya adalah
mengkonversikan gagasan ke dalam produk aktual yang aman, memberikan
manfaat bagi para pelanggan, dan dapat diproduksi secara ekonomis oleh
perusahaan.
g. Pengujian Produk dan Pasar
Pada tahapan ini, pengujian produk merupakan kelanjutan dari tahapan
pengembangan produk. Tahapan-tahapan pengujian produk diantaranya:
1) Pengujian tentang konsep produk.
2) Pengujian desain produk.
3) Pengujian kesukaan konsumen terhadap produk.
4) Pengujian laboratorium terhadap produk.
5) Pengujian operasi pabrik dan tes penggunaan produk. Setelah manajemen
perusahaan merasa puas dengan produknya (setelah melakukan perubahan)
maka untuk lebih lanjut adalah pengujian pada tujuannya yaitu untuk
mengetahui reaksi konsumen.
h. Komersialisasi
Pada tahapan ini, semua fasilitas sudah disiapkan sedemikian rupa, baik fasilitas
produksi maupun pemasarannya. Perusahaan yang sudah memasuki tahapan ini,
harus sudah mempersiapkan strategi penetapan harga dan keuntungan yang
diharapkannya. Di dalam tahapan ini, perusahaan sudah melaksanakan riset
pemasaran terlebih dahulu, terutama yang menyangkut kebutuhan, keinginan,
selera, kepuasan para konsumen yang akan dituju.

2. 7 Faktor Pendukung Dan Penghambat Pengembangan Produk


a. Faktor Pendukung
Terdapat beberapa faktor yang mendorong perusahaan untuk melakukan pengembangan
produk, faktor-faktor ini harus dipertimbangkan agar terlaksananya pengembangan produk
yang berhasil. Menurut Stanton (1996) faktor pendorong atau pendukung pengembangan
produk adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan Teknologi. Perkembangan teknologi yang pesat memungkinkan
terciptanya sarana produksi yang baru untuk dimanfaatkan oleh perusahaan untuk
membuat dan menyempurnakan produk, sehingga kualitas produk menjadi lebih baik
dan jumlah produksi yang diperoleh akan dapat ditingkatkan.
2. Perubahan Selera Konsumen. Perubahan ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan,
tingkat perkembangan penduduk, tingkat pendidikan, serta kesetiaan konsumen
terhadap produk yang bersangkutan.
3. Persaingan. Adanya persaingan yang kuat di antara perusahaan yang sejenis akan
menyebabkan perusahaan berusaha untuk selalu mengembangkan produknya dengan
harapan dapat menyaingi volume produksi pesaing.
4. Adanya Kapasitas Produk Berlebihan. Dengan meningkatkan kapasitas mesin-
mesin yang dimiliki perusahaan, maka perusahaan berusaha untuk menggunakan
kelebihan kapasitas tersebut dengan jalan memproduksi perusahaan.
5. Siklus Hidup Produk yang Pendek. Siklus kehidupan produk yang pendek
mendorong perusahaan untuk terus mengembangkan produknya, sehingga konsumen
tidak bosan dengan produk-produk yang diproduksi perusahaan.
6. Adanya Keinginan untuk Meningkatkan Laba. Perusahaan mempunyai keinginan
untuk memperkuat posisi produknya di pasar, sera untuk memperluas pasar.
b. Faktor Penghambat
Menurut Kotler dan Keller (2008), terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab
terhambatnya proses pengembangan produk, yaitu:
1. Kekurangan gagasan mengenai produk baru yang penting dibidang tertentu.
Mungkin hanya ditemukan sedikit cara untuk memperbaiki beberapa produk dasar
(seperti baja, deterjen).
2. Pasar yang terbagi-bagi karena persaingan yang ketat. Perusahaan harus
mengarahkan produk baru mereka ke segmen pasar yang lebih kecil, hal ini berarti
penjualan dan laba yang lebih rendah untuk tiap produk.
3. Kendala sosial dan pemerintah. Produk baru harus memenuhi beberapa kriteria
seperti keamanan konsumen dan keseimbangan lingkungan.
4. Mahalnya proses pengembangan produk baru. Suatu perusahaan pada umumnya
harus menciptakan berbagai gagasan tentang produk baru untuk menemukan hanya
satu produk yang layak dikembangkan. Selanjutnya, perusahaan sering menghadapi
biaya litbang, manufaktur, dan pemasaran yang tinggi.
5. Kekurangan modal. Beberapa perusahaan yang memiliki gagasan-gagasan yang baik
tidak dapat mengumpulkan dana yang diperlukan untuk melakukan riset dan
meluncurkan produk baru.
6. Waktu pengembangan yang lebih singkat. Perusahaan-perusahaan yang tidak dapat
mengembangkan produk-produk baru secara cepat akan berada di pihak yang tidak
memiliki keunggulan. Perusahaan-perusahaan harus belajar bagaimana mempersingkat
waktu pengembangan dengan menggunakan teknik perancangan yang dibantu
komputer dan teknik manufaktur, mitra strategis, pengujian konsep awal, dan
perencanaan pemasaran tingkat tinggi. Perusahaan yang waspada akan menggunakan
pengembangan produk baru serentak, dimana kelompok lintas-fungsional bekerja sama
untuk mendorong produk baru melalui pengembangan dan menuju pasar.
7. Siklus hidup produk yang lebih singkat. Ketika suatu produk yang baru berhasil,
pesaing dengan cepat meniru.
BAB III
SOAL DAN PEMBAHASAN
3.1 SOAL
1. (2) Apakah yang dimaksud dengan beberapa istilah berikut ini:
a. Simplifikasi dan miniaturisasi rancangan produk
b. Reliabilitas (keandalan) produk/komponen
c. Modular design product
d. Consumer’s perception

Jelaskan jawaban saudara secara ringkas, jelas dan beri contoh seperlunya.

2. (5) Daya saing sebuah produk selain ditentukan oleh kualitas (Product Quality)
juga ditentukan oleh tingkat harga (Cost Production/Price) dan waktu penyerahan
barang (Delivery Time).
a. Benarkah pernyataan ini? Jelaskan jawabannya dengan disertai alasan-
alasannya saudara.
b. Bagaimanakah cara atau langkah-langkah manajemen yang harus diambil
untuk memenuhi ketiga factor QCD tersebut di dalam perencanaan system
produksi?
c. Jelaskan cara perhitungan yang harus digunakan manajemen untuk
menetapkan harga produk.
3. (7)
a. jelaskan konsep siklus kehidupan dari sebuah produk dan gambarkan konsep
ini mulai dari tahapan idealisasi sampai dengan tahapan komersialisasinya.
Kapankah sebuah produk akan mencapai tahapan yang memberikan
keuntungan (profit)?
b. jelaskan bagaimanakah cara menetapkan harga sebuah produk? Komponen-
komponen biaya apa sajakah yang membentuk struktur harga sebuah produk?
c. Di manakah biaya perancangan dan pengembangan produk harus dibebankan?
Mengapa demikian?
3.2 PEMBAHASAN
1. A. Arti Luas Simplifikasi adalah penyederhanaan segala hal yang berhubungan dengan
produksi, sedang arti sempitnya adalah usaha mengurangi keragaman bahan atau barang
yang diproduksi.

Simplifikasi memberikan dua sisi akibat pada produksi, yaitu akibat positif dan akibat
negatif. Akibat positifnya adalah memudahkan pembuatan barang-barang karena
terbatasnya macam barang. Proses produksi menjadi sederhana dan kebutuhan akan bahan
juga menjai lebih homogen. Penyederhanaan macam barang juga memungkinkan untuk
dilakukannya penyederhanaan cara kerja. Sedang akibat negatif yang mungkin timbul
adalah bila simplifikasi dilakukan tidak berdasarkan suatu perjanjian, baik perjanjian antar
produsen maupun perjanjian antara produsen dan konsumen, maka dapat menyebabkan
jatuhnya perusahaan yang melakukan simplifikasi karena ditinggal oleh konsumen atau
karena terjebak pada spesialisasi barang yang sudah jenuh di pasar.

Contoh :

Proses pembuatan sambal, biasanya melewati proses :

1) Ambil cabe utuh


2) Tambahkan garam, bawang putih, bawang merah dan bumbu lainnya
3) Lakukan proses penumbukan dan menggiling di cobek.

Proses tradisional diatas, memakan waktu 15 menit. Proses tersebut bisa jadi lebih cepat,
jika kita sederhanakan prosesnya yaitu dengan menggunakan teknologi mixe/blender,
maka prosesnya menjadi.

1) Ambil cabe utuh


2) Tambahkan garam, bawang putih, bawang merah dan bumbu lainnya
3) Lakukan proses penggilingan dengan mixer / blender

B. Reliabilitas (Eandalan) Produuk/Komponen adalah probabilitas bahwa suatu produk


akan bekerja sesuai dengan fungsi yang diinginkan tanpa ada kegagalan pada kondisi
pengoperasian tertentu dan pada periode waktu tertentu

Contoh reliabilitas:
- Reliabiltas Tes Berulang

Reliabiltas tes berulang adalah reliabilitas yang diukur dari hasil tes yang dilakuka secara
berulang-ulang.

Contoh : Sebuah ulangan harian diberikan kepada siswa. Setelah satu bulan, kemballi
diberi tugas menggunakan soal ulangan tersebut. Apabila skor sama atau meningkat maka
reliabilitasnya tinggi.

- Reliabilitas Antar Penilai

Reliabilitas antar penilai adalah reliabilitas yang melihat hasil dari pengamatan dua
pengamat berbeda. Sebab, pengamat satu dan pengamat lain pasti memiliki kriteria sendiri
dalam menilai sebuah tes.

Contoh : Terdapat dua orang hakim yang akan memutuskan keputusan terhadap sebuah
kasus. Hakim A dan hakim B pasti memiliki perbedaan pendapat tentang kriteria atau
hukuman terhadap kasus tersebut.

- Reliabilitas Konsistensi Internal

Reliabilitas konsistensi internal adalah pengukuran reliabilitas yang melihat pada


kekurangan dan kelebihan tes pada sebuah objek.

C. Modular Design Product merupakan sebuah rancangan desain yang terdiri atas
beberapa modul terpisah yang dapat dengan mudah dibongkar dan pasang serta di
konfigurasi. Memiliki bentuk yang secara umum sederhana, perabot modular dapat dengan
mudah pula menyesuaikan kebutuhan pengguna.

Contoh :

Pada desain senapan-senapan (Assault Rifle) modern, misalnya tipe M4 . Karena


kebutuhan misi yang berbeda, maka seorang prajurit membutuhkan kebutuhan senapan
yang berbeda. M4 memiliki komponen Rail Interface System (komponen yang berfungsi
seperti rel). Komponen inilah yang membuat senapan bisa dikustomisasi sesuai kebutuhan
. Pada misi perang yang berat, maka senapan bisa dipasangi pelontar granat. Untuk misi
pengintaian atau sniper, dapat dipasangi teropong bidik night vision. Untuk misi
pertempuran jarak dekat, bisa dipasangi alat bidik jarak dekat dan senter. Beragam fungsi
tersebut dapat menggunakan senapan yang sama. dengan kustomisasi pada beberapa modul
sudah membuat senapan tersebut berubah fungsi.

D. Consumer's Perseption Persepsi adalah pandangan atau interpretasi konsumen


tentang sesuatu di sekitar mereka, mungkin terkait dengan produk, layanan, keuangan
pribadi, pekerjaan, atau ekonomi. Pandangan konsumen dibentuk melalui pengalaman
langsung, iklan, atau influencer di sekitarnya.

Contoh :

Dalam membeli makanan, konsumen memperhatikan faktor-faktor seperti rasa, aroma,


harga, distribusi produk , iklan serta kemasan.

2. A. Menurut kelompok kami, pernyataan tersebut benar, dalam konsep pemasaran, proses
mencerminkan (quality), biaya (cost), dan penghantaran kualitas (delivery) dari perusahaan
kepada pelanggannya. Kualitas produk dan jasa merupakan buah dari proses yang baik;
yang dimulai dari produksi sampai delivery kepada pelanggan secara tepat waktu, efektif,
dan dengan biaya yang efisien. Jadi, kita wajib memahami proses. Dengan begitu, kita
bisa memiliki daya saing yang kuat dalam menghadapi pesaing-pesaing.

Dalam konteks kualitas, proses adalah bagaimana perusahaan kita mampu menciptakan
suatu sistem yang pada akhirnya dapat memberikan nilai lebih bagi pelanggan. Untuk itu,
perusahaan kita perlu lebih memperhatikan supply-chain, mulai dari proses produksi bahan
mentah hingga menjadi barang jadi. Bahkan, sebenarnya proses menuntut perusahaan kita
menjadi the captain of supply-chain. Karena itu, dibutuhkan komitmen yang kuat dari
perusahaan untuk dapat menciptakan nilai yang lebih baik. Dan tentunya, kita akan dapat
mereduksi aktivitas pengikisan nilai dalam perusahaan.

Contohnya Apple, setelah sekian lama menggunakan chip Power PC dari IBM, akhirnya
Apple memutuskan untuk membuat komputer yang menggunakan chip Intel.ketertarikan
Apple pada chip Intel karena selama ini Apple percaya bahwa Intel sangat fokus dalam
mengembangkan chip yang secara khusus ditujukan bagi laptop. Sehingga, dengan
menggunakan chip Intel, kualitas dan performa komputer Apple tentunya akan semakin
baik dan lebih cepat.

Untuk meningkatkan performanya, strategi yang dilakukan Apple adalah dengan


menanamkan chip Intel berotak ganda ke dalam dua produknya. Desktop iMac dan laptop
terbaru, MacBook Pro. Strategi ini memungkinkan pemilik laptop Apple dapat
menjalankan aplikasi Microsoft Windows dan software-software lainnya yang kompatibel
dengan chip tersebut.

Sedangkan dalam konteks cost, perusahaan kita perlu menciptakan suatu proses yang bisa
meningkatkan efisiensi secara finansial dengan tetap mengedepankan kualitas yang terbaik
bagi pelanggan.

Satu contoh menarik telah dilakukan Telkomsel dengan produk terbarunya, Simpati Jitu.
Dengan dukungan jaringan dan infrastrukturnya yang terbanyak di seluruh pelosok
Indonesia, Simpati Jitu diluncurkan untuk menciptakan produk dengan harga murah, tanpa
meninggalkan kualitas komunikasi.

Kelebihan-kelebihan yang hendak ditawarkan Simpati Jitu adalah harga yang terjangkau,
tarif hemat, hingga kualitas produk yang memenuhi para meter kenyamanan
berkomunikasi. Sejalan dengan tujuan awal, produk Simpati Jitu dimaksudkan untuk
membidik segmen pasar kelas bawah. Sehingga, masyarakat luas dapat menikmati produk
telekomunikasi seluler yang berkualitas dan terjangkau. Alhasil, Simpati Jitu dapat meraih
pangsa pasar yang besar di Indonesia.

Proses dalam konteks delivery adalah bagaimana melakukan suatu proses penyampaian
produk atau jasa secara tepat dan benar sehingga mampu memuaskan pelanggan. Proses
delivery yang tepat waktu jelas dapat membawa nilai lebih bagi para pelanggan.

Contoh-contoh perusahaan yang bagus delivery-nya adalah perusahaan jasa pengiriman,


seperti DHL, FedEx, PT Pos, dan Tiki. Tak hanya solusi pengiriman, perusahaan-
perusahaan tersebut juga harus mampu bersaing dalam layanan solusi pergudangan dan
transportasi. Jika pergudangan dan transportasinya bagus, waktu pengiriman akan semakin
singkat, dan itu berarti daya saing perusahaan tersebut semakin tinggi. Dengan begitu,
perusahaan jasa pengiriman akan semakin powerful untuk memberikan pelayanan yang
optimal kepada para pelanggan.

Contoh lain yang sudah sangat terkenal dengan kekuatan delivery-nya adalah Coca-Cola.
Sampai saat ini, sebagian besar produk Coca-Cola didistribusikan melalui lebih dari 120
pusat penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia. Produk Coca-Cola diangkut dengan
truk-truk yang bila dideretkan kira-kira panjangnya mencapai 17 kilometer. Inilah yang
menjadikan Coca-Cola sebagai perusahaan sukses dengan kekuatan saluran distribusi
terbesar di Indonesia.

Selanjutnya, elemen proses mengharuskan perusahaan Anda untuk menjadi simpul dari
sebuah network organization. Anda perlu membangun relasi dengan organisasi yang
berpotensi untuk menambah value. Strategi ini biasa disebut sebagai aliansi strategis.
Organisasi-organisasi ini bisa terdiri dari pemasok, pelanggan, atau bahkan pesaing Anda.
Yang terpenting, kerja sama yang terjadi bisa meningkatkan value.

Contoh langkah-langkah dalam memanfaatkan aliansi strategis ini adalah benchmarking,


reengineering, outsourcing, serta merger dan akuisisi (M&A). Langkah-langkah tersebut
jelas akan meningkatkan kualitas proses bisnis kita.

Contoh strategi akuisisi bisa disaksikan pada Nokia.

Demi mewujudkan ambisi menjadi perusahaan dengan produk dan layanan terlengkap di
industri e-mail nirkabel, Nokia membeli perusahaan penyedia layanan e-mail nirkabel,
Intellisync. Nokia ingin membuat sistem yang memungkinkan pelanggan dapat mengirim
dan menerima e-mail melalui perangkat mereka. Nokia berharap layanan ini bisa dipakai
pada lebih banyak tipe ponsel, serta lebih menghemat biaya.

Penerapan strategi proses akuisisi akan memungkinkan Nokia mendapat software terbaru
dan sumber daya bagi generasi ponsel yang lebih canggih. Dan pastinya, proses yang
dilakukan Nokia ini akan memperkuat layanan enterprise Nokia.

Namun, langkah-langkah penciptaan value, seperti brand, servis, dan proses, seharusnya
tidak sebatas penciptaan value bagi pelanggan eksternal dan investor. Langkah tersebut
harus juga bisa menjadi kredo bagi pelanggan internal seperti karyawan. Dengan
peningkatan nilai yang dirasakan oleh internal perusahaan, langkah pemasaran ini bisa
meliputi semua lingkungan perusahaan Anda. Semua karyawan Anda bisa menjadi
marketer produk perusahaan Anda.

Selain itu, lingkungan perusahaan Anda seharusnya menghindari arogansi fungsional


diperusahaan. Karena setiap orang memiliki keyakinan bahwa customer value adalah hasil
akhir, bukan lagi jabatan dan posisi kerja.

Sebaiknya, prinsip proses mengacu pada penciptaan value. Prinsip ini merupakan value
enabler dari suatu perusahaan. Dengan proses-di samping servis dan brand-Anda dapat
menerapkan konsep pemasaran untuk membangun value Anda. Value yang Anda tawarkan
kepada pelanggan akan makin lengkap sehingga mereka pun semakin terpuaskan. Dan,
dalam jangka panjang, proses akan menjadi pendukung penting untuk produk Anda.

B. Langkah manajemen untuk memenuhi faktor QCD

1. Perluasan departemen

Adakalanya perusahaan ingin menjawab kebutuhan pasar dalam bentuk menambah


produksi suatu produk atau komponen tertentu dan memerlukan perubahan tata letak.
Perubahan hanya berupa penambahan sejumlah mesin yang mudah diatasi dengan
membuat ruangan atau memerlukan perubahan seluruh tata letak jika penambahan
produksi menuntut perubahan proses.

2. Pengurangan departemen

Jenisnya kebalikan dari permasalahan yang di atas. Apabila perusahaan ingin mengurangi
sejumlah mesin tertentu karena ingin menurunkan tingkat produksi maka ruangan yang
tidak terpakai akan berkurang dan jarak antarmesin atau proses menjauh pula. Hal
demikian mendorong perlunya menata kembali susuan mesin atau peralatan yang telah ada.

3. Penambahan produk baru


Apabila produk baru yang berbeda dari yang sudah ada diproduksi pada tata letak yang
sudah ada maka masalah baru akan muncul. Apabila bahan produk baru membutuhkan
jenis mesin yang belum ada, maka perusahaan perlu mencari lokasi mesin baru, sehingga
total jarak minimum dan apabila penambahan produk baru tidak membutuhkan
penambahan mesin jenis baru, maka konsekuensinya dapat berupa penambahan jumlah
unit mesin tertentu.

4. Pemindahan departemen

Jika dengan pertimbangan keselamatan atau pertimbangan tertentu perusahaan


memindahkan lokasi mesin bahkan sebuah departemen. Kebijakan demikian akan
mengacaukan aliran bahan apabila tidak ditata ulang dengan baik, dan apabila perusahaan
menemukan aliran bahan yang kurang baik, maka perlu melakukan pemindahan mesin.

5. Penambahan departemen baru

Masalah yang demikian bisa muncul dari harapan untuk meningkatkan konsolodasi
misalnya pekerjaan mesin bor dari seluruh departemen kedalam satu departemen terpusat.
Hal lainnya adanya akibat kebutuhan pengadaan satu departemen untuk pekerjaan yang
belum pernah ada sebelumnya. Fasilitas produksi untuk komponen tersebut tentunya perlu
disiapkan yang bisa berupa penambahan sebuah departemen baru.

6. Perubahan metode produksi

Sebuah produk dibuat melalui proses produksi tertentu, Upaya meningkatkan produksi
dapat dilakukan dengan perbaikan-perbaikan metode produksi. Akibat perubahan metode
produksi akan memberi pengaruh pada tempat kerja atau wilayah kerja yang berdekatan.
Perusahaan perlu meningkatkan utilisasi ruang yang tersedia, sehingga memerlukan
penataan kembali fasilitas secara keseluruhan.

7. Penurunan biaya
Pada dasarnya, pemanfaatan ruang sia-sia memerlukan biaya tersembunyai (hidden cost).
Hal demikian dapat dijelaskan bersadarkan biaya investasi bangunan yang harus
didepresiasikan. Sementara itu, ada ruang yang sama sekali tidak terpakai yang berarti
biaya yang dikeluarkan tidak memberi manfaat atau nilai tambah apa pun.

Diantara hubungan dengan faktor-faktor biaya lokasi, ini dapat dibagi menjadi biaya
transfer dan biaya produksi. Biaya transfer adalah biaya pengangkutan bahan mentah ke
tempat pabrik dan biaya pengiriman barang jadi ke pasar. Biaya produksi meliputi semua
biaya lain yang berhubungan dengan operasi pabrik. Untuk mencapai lokasi yang terendah
biayanya, maka jumlah seluruh biaya transfer dan biaya produksi itu harus minimum.

C. Berikut adalah beberapa cara dalam menetapkan harga.

1. Skim The Cream

Cara yang satu ini dianjurkan jika dalam penerapannya tidak memiliki pesaing, atau tidak
ada produk atau jasa yang sejenis. Sehingga bisa dikatakan, cara yang satu ini adalah cara
yang digunakan jika keadaannya longgar, atau nyaris tanpa pesaing. Langkahnya adalah
dengan menetapkan harga yang paling tinggi, sehingga laba yang diperoleh akan sangat
maksimal.

2. Penetration

Strategi atau langkah ini adalah penentuan harga yang cukup berani. Dalam praktiknya
langkah yang satu ini adalah dengan mematok harga yang paling rendah, sehingga segmen
pasar akan beralih terhadap harga pasar yang paling rendah. Cara yang satu ini digunakan
jika keadaan pasar dalam mode persaingan ketat, atau telah berada pada titik jenuh.

Yang perlu diperhatikan dalam strategi yang satu ini adalah jangan sampai menetapkan
harga di harga kisaran jauh sangat rendah, karena dampak dan akibatnya bisa fatal, jika
terlalu rendah mematok harga, hal terburuk yang bisa terjadi adalah kebangkrutan suatu
produsen atau perusahaan terkait.

Ada beberapa metode penetapan harga yang wajib diketahui :

1. Menetapkan Biaya Harga Plus

Pada hakikatnya, penetapan harga biaya plus adalah sebuah metode yang lazim digunakan
oleh setiap perusahaan atau produsen. Penerapan metode atau cara yang satu ini adalah
dengan menentukan harga jual dengan berpedoman kepada hitungan jumlah keseluruhan
biaya yang digunakan. Setelah itu ditambah dengan satuan jumlah tertentu guna menutupi
laba atau kerap disebut dengan margin.

Sehingga dalam menetapkan harga dengan cara ini, perusahaan akan selalu berpedoman
kepada biaya keseluruhan produksi. Tentu saja fungsi utamanya adalah sebagai langkah
untuk mendapatkan laba sebesar-besarnya.

2. Mark Up

Metode yang satu ini cukup sederhana yaitu dengan menetapkan harga jual suatu unit
dengan berpedoman pada harga pokok di awal pembelian yang kemudian dikalkulasikan
dengan beberapa jumlah tertentu atau disini disebut dengan mark-up.

Dengan metode mark up, perusahaan atau produsen terkait akan selalu melihat harga awal
suatu produk, dengan begitu langkah menetapkan harga selanjutnya adalah dengan
menaikkannya sebesar beberapa persen dari harga awal.

Penetapan harga tersebut juga telah berdasarkan dengan biaya-biaya tambahan lainnya,
dengan begitu keadaan harga akan tetap standar tanpa ada kenaikan harga secara
berlebihan.

3. Penetapan Harga BEP

Break Even Point, yaitu dengan menetapkan harga jual dengan berdasarkan kepada total
biaya pengeluaran dan hasil yang diterima secara keseluruhan. Jika dilihat dari
pengertiannya tentunya produsen atau perusahaan yang menerapkan cara ini tidak akan
mendapat keuntungan, namun di lain sisi juga tidak mendapat kerugian dan menemukan
keseimbangan pasar.

4. Berdasarkan Pesaing

Tentu saja tidak hanya berpedoman dari lingkup personal, dalam menetapkan harga jual,
bisa juga dengan berpedoman atau menetapkannya dengan harga dari pesaing. Dengan
adanya kompetitor tentu saja dapat memepertimbangkan untuk memberikan harga dibawah
harga pasar, tujuan utamanya adalah untuk mendapat mangsa pasaran.

Dalam menetapkan harga dengan patokan kompetitor bukan berarti perusahan atau
produsen tertentu ingin menjatuhkan lawannya. Walaupun kesannya terlihat begitu namun
pada kenyataannya, yang dilakukan adalah sebagai patokan, dimana penetapan harga
terjadi dengan langkah mengawasi harga jual para pesaing.

Yang perlu diperhatikan adalah jangan terlalu mematok harga paling rendah, karena
dampaknya bisa merusak harga pasar, dan juga dapat membuat perusahaan atau produsen
terkait malah mendapat kerugian. Hal tersebut bisa saja terjadi jika terlalu mengedepankan
untuk mendapat banyak konsumen atau pelanggan.

5. Berdasarkan Permintaan Pasar

Konsumen adalah raja, tentu pengandaian tersebut adalah benar faktanya. Dalam
menetapkan harga jual pun produsen atau perusahaan juga selalu mendengarkan apa yang
diinginkan konsumen. Sehingga dalam menetapkan harga jual tentu saja memperhatikan
keluh kesah konsumen. Strategi menetapkan suatu harga ini merupakan umum digunakan
bagi para pelaku produksi maupun jasa.

Tujuan utama dari mendengarkan konsumen adalah untuk memikat hati konsumen,
sehingga tidak akan beralih ke produk lain. Tentu saja saat mendengarkan apa yang
diinginkan konsumen, produsen atau pihak perusahaan terkait tidak boleh asal-asalan
memberikan produk.

Harus tetap berikan kualitas serta kuantitas yang terjamin dan terjaga untuk menghindari
ketidakpuasan konsumen. Sekali saja konsumen merasa tidak puas, maka bisa dipastikan
konsumen tersebut tidak akan kembali bahkan hal terburuk adalah tidak mendapatkan
pelanggan atau konsumen sama sekali.

Dalam strategi menetapkan suatu harga, tentu ada beberapa faktor yang turut berpengaruh.
Faktor-faktor tersebut merupakan hasil cipta atau daya cipta konsumen yang melakukan
transaksi. Sehingga harga pasar akan berkutat pada tingkat keinginan konsumen.

3. A. Siklus Hidup Produk: Pengertian, Tahapan, Serta Contohnya dalam Bisnis

Siklus hidup produk atau dalam istilah asing biasa disebut dengan sebutan product life
cycle adalah salah satu komponen penting yang wajib diketahui dan dipahami dengan
benar oleh para produsen. Pada dasarnya, konsep nyata dari sebuah siklus hidup adalah
merupakan suatu proses yang memberikan gambaran proses yang akan dipasarkan.
Nantinya produk tersebut akan diedarkan ke masyarakat hingga mengalami suatu siklus
tertentu.

Banyak yang perlu diketahui tentang siklus hidup suatu produk. Jadi harus benar-benar
mengetahui pengertian tahapan dan contohnya. Jadi setelah mengetahui keseluruhannya,
akan diajarkan tentang bagaimana konsep tersebut terbentuk.

Pengertian Siklus Hidup Produk

Product life cycle sendiri merupakan suatu siklus yang dialami seluruh produk yang ada di
dunia, baik itu siklus hidup yang singkat maupun siklus hidup yang lama. Namun dengan
adanya perbedaan siklus pada setiap produknya, tentu akan menambah beragam wawasan
serta pengertian yang akan menjadi materi bagi setiap produsen.

Suatu siklus semacam ini juga dilihat dari berbagai produk, seperti makanan, barang barang
elektronik lainnya. Untuk itu kewajiban seperti itu menjadi hal penting yang harus dipenuhi
dalam melihat siklus suatu produk.

Dengan adanya pemahaman semacam hal tersebut maka dari itu produsen dapat melihat
serta memasang strategi yang tepat saat memasarkan produksinya. Sehingga secara
sederhana siklus hidup produk bisa digambarkan dengan diawali produk dibuat kemudian
diperkenalkan kepada pasaran hingga pada akhirnya produk tersebut mulai hilang dari
pasaran.

Selain itu hal lain yang harus dilakukan oleh produsen untuk memperpanjang umur
produknya bisa dari berbagai hal. Bisa dengan peningkatan kualitas, peningkatan produk
yang akan digunakan serta melakukan berbagai macam strategi yang tentunya menjadi
cikal bakal serta cara khas produsen dalam menentukan umur produknya menjadi lebih
lama dari umur produk sebelumnya.

Tahapan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)

Pada umumnya tahapan hidup suatu produk memiliki 4 tahapan umum. Ke 4 tahapan
tersebut wajib diketahui oleh setiap produsen. Jika dilihat dengan seksama maka bisa
dipastikan bahwa keempat produk tersebut adalah tahapan perkenalan (Introduction),
tahapan perkembangan, tahapan kedewasaan, dan tahapan penurunan.

Untuk itu bisa dilihat bahwa tahapan tersebut memiliki pengertian pengertian strategi yang
bisa dilihat sebagai berikut.

1.Tahap Perkenalan (Introduction)

Sesuai dengan namanya, tahapan ini merupakan tahapan perkenalan yang menjadi cikal
bakal suatu siklus hidup. Awalnya melalui tahapan ini, produk akan diproduksi dan
dipasarkan dalam jumlah yang lebih besar. Walaupun begitu, volume penjualannya tentu
saja tidak sesuai dengan jumlahnya.

Jadi, barang yang dipasarkan merupakan barang yang benar-benar baru, hal tersebut juga
dikarenakan pada tahapan ini acapkali disebut sebagai tahapan awal. Biasanya, pada tahap
ini, ongkos serta biaya promosinya lebih mahal.

Promosi yang dilakukan tentu saja harus merupakan promosi yang agresif serta memiliki
kualitas pemasaran yang menunjang. Saat promosi dilakukan, targetnya harus benar- benar
mengarah kepada merek penjualan. Tahapan ini memang proses pendistribusian serta
keuntungannya masih rendah dari biasanya.

Tahapan Pertumbuhan (Growth)


Tahapan kedua adalah pertumbuhan, tahapan yang satu ini sesuai dengan namanya
merupakan tahap siklus hidup produk yang menentukan suatu produk menjadi lebih
berkembang atau tidak.

Dalam tahapan ini, tentu saja laba akan meningkat dan prosesnya menjadi lebih
menguntungkan. Tahapan ini, di pasaran, permintaan akan produk semakin meningkat dan
minat masyarakat semakin bertambah.

Dengan adanya langkah seperti hal tersebut, maka dari produsen sendiri akan mengurangi
proses promosi yang dilakukan. Pengurangan langkah promosi tersebut memang menjadi
cara yang diambil dikarenakan banyaknya masyarakat yang telah mengetahui informasi
produk tersebut. Jadi pada tahapan ini usaha promosi tidak seagresif sebelumnya.

Pada tahapan yang satu ini, akan mulai tumbuh persaingan dengan produksi lainnya.
Sehingga bisa dikatakan, pada tahapan ini akan lebih terasa ketat persaingan yang
dilakukan. Saat proses distribusinya bisa dilakukan dengan berbagai macam hal, salah
satunya adalah dengan pendistribusian dengan penurunan harga jual produknya.

. Tahapan Kedewasaan (Maturity Process)

Selanjutnya adalah tahap pendewasaan, tahapan yang satu ini merupakan tahapan, dimana
produsen serta semua pihak terkait dapat melihat serta mampu menetapkan bahwa
penjualan yang dilakukan serta pemasaran yang dilakukan lebih meningkat jauh lebih
banyak dari sebelumnya dan untuk kedepannya juga masih terlihat semakin tetap.

Yang harus diingat adalah, tentu saja pada tahap ini, laba yang akan diperoleh mengalami
penurunan yang cukup signifikan. Hal ini merupakan proses yang disebabkan oleh
terjadinya persaingan harga yang cukup ketat dari sebelumnya.

Kemudian saat berada pada tahapan ini, maka akan ada pertumbuhan Kembali pada mode
promosi. Hal semacam itu menjadi salah satu sikap yang tentu saja akan diambil oleh setiap
produsen dalam menentukan agresifitasnya untuk Kembali menumbuhkan maksimalnya
target.

4. Tahap Kemunduran (Decline)


Dalam tahapan yang satu ini, pasti setiap siklus hidup produk akan memiliki tahapan
dimana produk yang dipasarkan mengalami penurunan agresivitas atau biasa yang disebut
sebagai tahapan kuno suatu produk. Untuk itu setiap produsen harus memiliki strategi baru
yang tentu saja wajib diberikan dalam mengembangkan produk baru yang diminati oleh
masyarakat.

Hal semacam itu digunakan sebagai langkah yang tepat untuk mengganti produk yang telah
using atau yang telah kuno. Walaupun jumlah persaingan mulai berkurang, tentu saja akan
ada masalah lainnya, yaitu penurunan jumlah permintaan barang produksi. Untuk itu
menghadapi siklus hidup produk tersebut maka harus ada pengawasan produk yang benar-
benar mumpuni bagi setiap produsen yang ada.

Keempat tahapan siklus hidup produk tersebut wajib diketahui dan dipahami dengan benar,
sehingga nantinya tidak akan terjadi Kendala yang cukup berarti bagi setiap produsen yang
ada. Fase maupun tahapan siklus tersebut harus sesuai dengan perkiraan pasar.

Contoh Siklus Hidup Produk

Salah satu contoh yang dapat diambil adalah produk ternama, yaitu Coca-cola. Pada
tahapan perkenalan, produk ini mulai dikenal masyarakat pada tahun 1886, sebagai salah
satu minuman berkarbonasi. Tentu saja di tahap perkenalan mulai banyak yang mengenal
produk yang satu ini. Dengan strategi pemasaran yang tepat, akhirnya coca cola menjadi
salah satu produk minuman unggulan.

Selanjutnya adalah tahapan pertumbuhan, tahapan yang satu ini coca-cola mulai
mendirikan sebuah perusahaan ternama untuk semakin dikenal luas oleh masyarakat.
Untuk meminimalisir terjadinya penurunan minat masyarakat, pihak coca cola Kembali
mempromosikan minumannya dengan teknik yang lebih agresif dari sebelumnya.

Dalam tahapan ini perusahaan ternama ini sempat mengalami kesulitan dalam segi
finansial yang menjadi masalah. Hal tersebut dikarenakan kurang tepatnya penentuan harga
yang dipatok. Lalu pada tahap pendewasaan, coca-cola mengalami kestabilan dalam
produksi serta laba yang didapatkan. Namun akhirnya terdapat pesaing-pesaing baru yang
memproduksi minuman berkarbonasi dengan label berbeda dan juga lebih
menyempurnakannya.
Anggapan bahwa minuman coca-cola menyebabkan dampak yang tidak bagus membuat
minat konsumen menjadi bimbang. Pesaing serta harga yang mulai bervariasi tentu
membuat produk ini mendapatkan persaingan yang cukup ketat. Lalu pada tahap
kemunduran, perusahaan mengalami penurunan laba hingga mencapai 15%. Hal tersebut
tentu menjadikan perusahaan untuk Kembali mengoptimalkan strategi pemasaran dengan
berbagai cara yang lebih efektif dari sebelumnya.

Kesimpulan

Siklus hidup produk memang menjadi kunci dimana produsen dapat mengambil
langkah selanjutnya. Jika produsen jeli serta teliti dalam mengamati siklus hidup
suatu produk, keberhasilannya bisa bertambah dengan pesat dan membuat produsen
mendapat benefit serta keuntungan yang cukup maksimal.

Untuk memastikan produk atau layanan Anda memiliki siklus hidup yang baik,
pastikan Anda selalu mengenalkan produk dan memasarkan produk secara
maksimal.

Memang dibutuhkan biaya yang cukup besar untuk biaya pemasaran, terutama jika
sasaran produk atau layanan Anda spesifik dan memiliki banyak kompetitor. Untuk
efesiensi biaya pada strategi pemasaran, lakukanlah proses pembukuan yang benar,
agar Anda bisa membuat anggaran yang optimal pada setiap kampanye pemasaran
yang Anda lakukan.

Kesulitan dengan pembukuan manual? Anda bisa mencoba untuk menggunakan


software akuntansi yang memiliki fitur sesuai dengan kebutuhan bisnis dan mudah
digunakan, salah satunya adalah Accurate Online.

Accurate Online adalah software akuntansi berbasis cloud buatan Indonesia yang
sudah dikembangkan sejak 20 tahun lalu dan digunakan oleh lebih dari 300 ribu
pengguna dari berbagai jenis bisnis.

Dengan menggunakan Accurate Online, Anda bisa memantau seluruh transaksi,


membuat laporan keuangan, memeriksa stok, rekonsiliasi transaksi dan masih
banyak lagi kapanpan dan dimanapun Anda mau.
B. Strategi penetapan Harga: Cara, Metode, Dan Fungsinya

Apakah yang dimaksud dengan sebuah harga? Menurut pengertiannya secara umum, harga
adalah suatu mekanisme pengendalian suatu jumlah besaran mata uang yang harus
dibayarkan atau dikeluarkan oleh konsumen sebagai pelaku dalam mendapatkan produk
atau jasa. Dan untuk penentuan besaran harga yang tepat tentunya diperlukan strategi
penetapan harga yang baik.

Dalam praktiknya strategi penetapan harga, pasti berbeda-beda, tergantung produsen yang
mengelolanya. Harga merupakan hasil pendefinisian sebuah produk dengan menggunakan
nilai mata uang.

Bagaimana Cara Menetapkan Harga ?

Dalam strategi menetapkan harga, Anda harus mengetahui apa tujuannya, dan apa
targetnya. Tentu saja produsen atau suatu perusahaan pasti berusaha keras dalam
menentukan harga jual. Karena, dalam menetapkan harga harus sesuai dan tepat. Berikut
adalah beberapa cara dalam menetapkan harga.

1. Skim The Cream

Cara yang satu ini dianjurkan jika dalam penerapannya tidak memiliki pesaing, atau tidak
ada produk atau jasa yang sejenis. Sehingga bisa dikatakan, cara yang satu ini adalah cara
yang digunakan jika keadaannya longgar, atau nyaris tanpa pesaing. Langkahnya adalah
dengan menetapkan harga yang paling tinggi, sehingga laba yang diperoleh akan sangat
maksimal.

2. Penetration

Strategi atau langkah ini adalah penentuan harga yang cukup berani. Dalam praktiknya
langkah yang satu ini adalah dengan mematok harga yang paling rendah, sehingga segmen
pasar akan beralih terhadap harga pasar yang paling rendah. Cara yang satu ini digunakan
jika keadaan pasar dalam mode persaingan ketat, atau telah berada pada titik jenuh.

Yang perlu diperhatikan dalam strategi yang satu ini adalah jangan sampai menetapkan
harga di harga kisaran jauh sangat rendah, karena dampak dan akibatnya bisa fatal, jika
terlalu rendah mematok harga, hal terburuk yang bisa terjadi adalah kebangkrutan suatu
produsen atau perusahaan terkait.

Jadi penetapan nya harus sesuai dengan biaya yang dikeluarkan ,agar tetap mendapatkan
laba untuk produksi kembali

Metode Menetapkan Harga

Seperti yang telah dijelaskan di awal, bahwa strategi menetapkan harga di setiap produsen
pastilah berbeda-beda. Jadi satu produsen dengan produsen lainnya pastilah berbeda-beda.
Pada kenyataanya, harga merupakan suatu variabel yang telah disepakati bersama bahwa
kaitannya sangat erat dengan sebuah perusahaan atau produsen tertentu. Ada beberapa
metode penetapan harga yang wajib diketahui.

1. Menetapkan Biaya Harga Plus

Pada hakikatnya, penetapan harga biaya plus adalah sebuah metode yang lazim digunakan
oleh setiap perusahaan atau produsen. Penerapan metode atau cara yang satu ini adalah
dengan menentukan harga jual dengan berpedoman kepada hitungan jumlah keseluruhan
biaya yang digunakan. Setelah itu ditambah dengan satuan jumlah tertentu guna menutupi
laba atau kerap disebut dengan margin.

Sehingga dalam menetapkan harga dengan cara ini, perusahaan akan selalu berpedoman
kepada biaya keseluruhan produksi. Tentu saja fungsi utamanya adalah sebagai langkah
untuk mendapatkan laba sebesar-besarnya.

2. Mark Up

Metode yang satu ini cukup sederhana yaitu dengan menetapkan harga jual suatu unit
dengan berpedoman pada harga pokok di awal pembelian yang kemudian dikalkulasikan
dengan beberapa jumlah tertentu atau disini disebut dengan mark-up.

Dengan metode mark up, perusahaan atau produsen terkait akan selalu melihat harga awal
suatu produk, dengan begitu langkah menetapkan harga selanjutnya adalah dengan
menaikkannya sebesar beberapa persen dari harga awal.
Penetapan harga tersebut juga telah berdasarkan dengan biaya-biaya tambahan lainnya,
dengan begitu keadaan harga akan tetap standar tanpa ada kenaikan harga secara
berlebihan.

3. Penetapan Harga BEP

Break Even Point, yaitu dengan menetapkan harga jual dengan berdasarkan kepada total
biaya pengeluaran dan hasil yang diterima secara keseluruhan. Jika dilihat dari
pengertiannya tentunya produsen atau perusahaan yang menerapkan cara ini tidak akan
mendapat keuntungan, namun di lain sisi juga tidak mendapat kerugian dan menemukan
keseimbangan pasar. Untuk lebih lengkapnya, Anda bisa membacanya melalui artikel ini.

4. Berdasarkan Pesaing

Tentu saja tidak hanya berpedoman dari lingkup personal, dalam menetapkan harga jual,
bisa juga dengan berpedoman atau menetapkannya dengan harga dari pesaing. Dengan
adanya kompetitor tentu saja dapat memepertimbangkan untuk memberikan harga dibawah
harga pasar, tujuan utamanya adalah untuk mendapat mangsa pasaran.

Dalam menetapkan harga dengan patokan kompetitor bukan berarti perusahan atau
produsen tertentu ingin menjatuhkan lawannya. Walaupun kesannya terlihat begitu namun
pada kenyataannya, yang dilakukan adalah sebagai patokan, dimana penetapan harga
terjadi dengan langkah mengawasi harga jual para pesaing.

Yang perlu diperhatikan adalah jangan terlalu mematok harga paling rendah, karena
dampaknya bisa merusak harga pasar, dan juga dapat membuat perusahaan atau produsen
terkait malah mendapat kerugian. Hal tersebut bisa saja terjadi jika terlalu mengedepankan
untuk mendapat banyak konsumen atau pelanggan.

5. Berdasarkan Permintaan Pasar

Konsumen adalah raja, tentu pengandaian tersebut adalah benar faktanya. Dalam
menetapkan harga jual pun produsen atau perusahaan juga selalu mendengarkan apa yang
diinginkan konsumen. Sehingga dalam menetapkan harga jual tentu saja memperhatikan
keluh kesah konsumen. Strategi menetapkan suatu harga ini merupakan umum digunakan
bagi para pelaku produksi maupun jasa.
Tujuan utama dari mendengarkan konsumen adalah untuk memikat hati konsumen,
sehingga tidak akan beralih ke produk lain. Tentu saja saat mendengarkan apa yang
diinginkan konsumen, produsen atau pihak perusahaan terkait tidak boleh asal-asalan
memberikan produk.

Harus tetap berikan kualitas serta kuantitas yang terjamin dan terjaga untuk menghindari
ketidakpuasan konsumen. Sekali saja konsumen merasa tidak puas, maka bisa dipastikan
konsumen tersebut tidak akan kembali bahkan hal terburuk adalah tidak mendapatkan
pelanggan atau konsumen sama sekali.

Dalam strategi menetapkan suatu harga, tentu ada beberapa faktor yang turut berpengaruh.
Faktor-faktor tersebut merupakan hasil cipta atau daya cipta konsumen yang melakukan
transaksi. Sehingga harga pasar akan berkutat pada tingkat keinginan konsumen.

Fungsi Strategi Penetapan Harga

Sebagai suatu proses yang penting, harga merupakan hal yang harus diperhatikan dengan
unsur strategi pemasaran. Sebab, fungsinya sendiri memiliki nilai yang sangat vital bagi
kelangsungan sebuah perusahaan produksi atau jasa.

Strategi penetapan harga mempunyai beberapa fungsi penting, sebagai penunjang segala
aktivitas transaksi dengan tetap memperhatikan standar kemampuan konsumen dalam
melakukan transaksi. Menetapkan suatu harga produk juga menjadi wadah produsen dalam
menentukan target banyak sedikitnya jumlah transaksi yang dilakukan oleh konsumen.

Lalu, penetapan harga suatu produk tertentu juga menjadi acuan bagi perusahaan dalam
proses produksi sehingga bisa ditentukan besaran jumlah barang yang akan diproduksi oleh
sebuah perusahaan. Dengan adanya strategi penetapan harga, maka seorang konsumen
tentunya juga dapat melihat faktor yang mempengaruhi besaran nilai harga tersebut.

Strategi penetapan harga juga dapat berperan sebagai alat penentu kualitas. Karena dengan
adanya hal tersebut konsumen lah yang akan memberikan penilaian tentang manfaat dari
atau pantas tidaknya harga yang ditetapkan terhadap barang tersebut. Hal ini tentu juga
sangat penting bagi kelangsungan pamor perusahan, sehingga tidak boleh salah dalam
mematok strategi penetapan harga.
Kesimpulan

Strategi penetapan harga memang sangatlah penting, dengan menerapkan harga


yang sesuai dan pas, tentunya akan lebih mempermudah sebuah perusahaan dalam
bersaing dengan pesaing atau kompetitornya. Untuk menetapkan harga harus
memepertimbangkan beberapa faktor yang ada, sehingga tidak mempersulit
konsumen dalam bertransaksi.

Menetapkan harga yang tepat tidak terlepas dari perhitungan menyeluruh barang
atau layanan yang akan Anda jual ke pelanggan. Pastikan juga Anda memiliki sistem
untuk menghitung setiap biaya dalam produk atau layanan yang Anda buat.

Jika belum memiliki sistem untuk mengoptimalkan penghitungan ini, Anda bisa
mencoba menggunakan software akuntansi yang memiliki fitur dan menghitung
biaya apa saja dalam pembuatan sebuah produk, salah satunya adalah Accurate
Online.

Accurate Online adalah software akuntansi berbasis cloud yang sudah digunakan
oleh lebih dari 300 ribu pengguna dan memiliki fitur terbaik yang terbukti cocok
untuk setiap jenis bisnis di Indonesia.

Dengan menggunakan Accurate Online, Anda bisa mencatat pengeluaran dan


pemasukan dalam usaha, penghitungan aset, penglolaan dan penghitungan pajak
usaha, payroll, otomasi lebih dari 200 jenis laporan keuangan, manufaktur, dan
masih banyak lagi.
BAB IV
PENUTUP

4. 1 Kesimpulan
Kegiatan Merancang dan mengembangkan produk, baik yang berupa jasa maupun barang,
tidak terlepas dari konsep pemasaran yang bertujuan memenuhi kebutuhan yang
memuaskan pelanggan. Kepuasan pelanggan bisa dipenuhi dengan mengidentifikasi
perilaku konsumen terhadap suatu produk. Perilaku konsumen terhadap suatu produk dapat
dideteksi dengan menarik kebutuhan pasar (market pull), menekan penetrasi pasar dengan
teknologi baru (technology push), dan memodifikasi produk potensial untuk ditawarkan
kepada pasar (platform product).

Pengembangan produk adalah proses perubahan yang dilakukan terhadap produk yang
sudah ada sekaligus proses pencarian inovasi untuk menambah nilai terhadap barang lama
dengan mengkonversikannya ke dalam produk tersebut. Dengan adanya pengembangan
produk berarti perusahaan sudah memahami tentang kebutuhan dan keinginan pasar.

Tujuan pengembangan produk adalah untuk memberikan nilai maksimal bagi konsumen,
memenangkan persaingan perusahaan dengan memilih produk yang inovatif, produk yang
dimodifikasi serta mempunyai nilai yang tinggi baik dalam desain warna, ukuran, kemasan,
merek, dan ciri-ciri lain.

Menurut Kotler dan Keller (2008), strategi pengembangan produk terdapat beberapa jenis,
yaitu: Memperbaiki yang sudah ada, memperluas lini produk, menambah produk
yang ada, meniru strategi pesaing, dan menambah lini produk.
DAFTAR PUSTAKA

• Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
• Kotler, Philip dan Keller, Kevin. 2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo.
• Simamora, Henry. 2000. Manajemen Pemasaran Internasional. Jakarta: Salemba Empat.
• https://www.gramedia.com/literasi/strategi-pengembangan-
produk/#Tahapan_atau_Proses_Pengembangan_Produk
• MI Pengembangan Produk.pdf
• BAB II_3.pdf
• https://www.gramedia.com/literasi/strategi-pengembangan-
produk/#Tahapan_atau_Proses_Pengembangan_Produk
• https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/31/110312869/pengembangan-produk-
definisi-tujuan-dan-strategi-pengembangannya

Anda mungkin juga menyukai