NIM : 10572113821
KELAS : M21D
MAKASSAR
2023
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta ala yang telah memberikan saya
kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat
nanti. Saya mengucapkan syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta ala atas limpahan
nikmat sehat-Nya, sehingga saya mampu menyelesaikan pembuatan makalah sebagai
tugas yang diberikan dosen Pembimbing Mata Kuliah SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN.
Meski telah disusun secara maksimal, akan tetapi saya sebagai manusia biasa
sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya dan masih jauh dari
kata sempurna. Karenanya saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca,sehingga makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi dan dapat bermanfaat bagi banyak orang. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf yang setulus-tulusnya.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
Allah Subhanahu wa ta ala dan Dosen Pembimbing Mata Kuliah sistem informasi
manajemen yang telah memberikan tugas pembuatan makalah ini. Demikian yang
dapat saya sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil manfaat dan pelajaran
dari makalah ini. Terima kasih.
2
DAFTAR ISI
Judul...................................................................................................................................1
Kata Pengantar..................................................................................................................2
Daftar Isi...........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Tujuan....................................................................................................................5
C. Manfaat..................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
A. Kesimpulan..........................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................29
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di era globalisasi yang sarat akan perubahan dan perkembangan telah banyak
mempengaruhi sendi-sendi kehidupan masyarakat. Perkembangan yang luar biasa cepat
terjadi di berbagai bidang. Bidang-bidang tersebut misalnya sosial, ekonomi, kesehatan,
dan tak tertinggal adalah bidang pendidikan. Perkembangan yang dialami oleh berbagai
bidang tersebut tidak dapat dipungkiri salah satu penyebabnya adalah terjadinya
perkembangan Ilmu pengetahuan dan Tekonologi (IPTEK).
Didalam organisasi modern, dan dalam bahasan ekonomis secara luas, informasi telah
menjadi komoditas yang sangat berharga, dan telah berubah dan dianggap sebagai
sumber daya habis pakai, bukannya barang bebas. Dalam suatu organisasi perlu
dipertimbangkan bahwa informasi memiliki karakter yang multivalue, dan
multidimensi. Dari sisi pandangan teori sistem, informasi memungkinkan kebebasan
beraksi, mengendalikan pengeluaran, mengefisiensikan pengalokasian sumber daya dan
waktu. Sirkulasi informasi yang terbuka dan bebas, merupakan kondisi yang optimal
untuk pemanfaatan informasi.
Perilaku kita diarahkan oleh moral, etika, dan hukum. Undang-undang mengenai
komputer telah diterapkan di banyak negara untuk mengatasi kekhawatiran seperti
kejahatan komputer, hak mendapatkan akses data, hak akan privasi, dan paten piranti
4
lunak. Beberapa negara lebih maju dibandingkan yang lain dalam hal mengeluarkan
undang-undang semacam ini, dan hukum di satu negara dapat mempengaruhi
penggunaan teknologi informasi (sistem komputer) di tempat lain di dunia.
B. Tujuan :
a) Untuk membuat sistem kerja manusia menjadi lebih efisien dan
memuaskan dalam pendekatan human centered dalam manajemen
perusahaan dan manajemen pendidikan.
b) menjadikan banyak lembaga pendidikan menjadi bernilai karena nilai
informasi yang dihasilkan memiliki arti strategis dalam pola
pengembangan manajemen pendidikan.
c) Mencehag penyalagunaan informasih oleh pihak yang tidak
berkepentingan atau tidak berhak mengelolah informasi.
C. Manfaat
a) Mempermudah untuk membuat sebuah aplikasi bisnis dalam perusahaan dan
memudahkan komunikasi .
b) Metode ini memungkinkan setiap subjek didalamnya menjadi problem
solver dan menciptakan ide-ide bagi pengembangannya dikemudian hari.
5
BAB 2
PEMBAHASAN
Pendekatan ini berfungsi untuk pengembangan sistem yang berfokus pada pengguna
sehingga interaksi yang terjadi dapat bermanfaat sesuai dengan kebutuhan serta
persyaratan pengguna yang juga mempertimbangkan faktor ergonomi serta usability.
Pada penelitian ini, penggunaan HCD bertujuan untuk menghasilkan solusi desain
6
dengan rekomendasi perbaikan yang berfokus pada pengguna sehingga
mereka dapat menggunakan situs web dengan lebih nyaman dan mudah. Lalu,
usability testing juga digunakan sebagai alat guna mengidentifikasi
masalah yang ada terkait dengan tingkat usability hingga akhirnya
memunculkan kebutuhan baru. Selain itu perbaikan antarmuka pada
penelitian ini menggunakan guideline terkait usability sebuah situs web yang sesuai
dengan buku Research-Based Web Design & Usability Guidelines (2006)
dimana buku tersebut merupakan pedoman dalam menghasilkan solusi desain
antarmuka.Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan solusi desain dengan
perbaikan yang direkomendasikan terhadap antarmuka situs web dengan
kaidah usabilitydan diharapkan setelah adanya solusi desain dengan perbaikan yang
sesuai dengan kaidah usabilitymeningkatkan kenyamanan yang dirasakan
pengguna. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan terkait
dengan evaluasi usabilitydengan menggunakan pendekatan human centered design.
Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Richard et al (2015) terdapat
pembahasan proses desain human-centered designyang melibatkan pengguna
sepanjang pengembangan produk dan proses pengujian. Penelitian tersebut bertujuan
untuk menerapkan HCD untuk menilai dan meningkatkan usability, faktor
manusia dan user experiencesuatu sistem kesehatan yang dikenal sebagai Wireless
Insole for Indepedent andSafe Elderly Living(WIISEL). Hasil penelitian
melaporkan bahwa penerapan metodologi tersebut telah sukses untuk proses
desain dan pengembangan untuk mendeteksi dan memprediksi jatuhnya
lansia.
7
Usability adalah atribut dalam setiap produk atau sistem, dimana
merujuk pada apa yang bisa dilakukan oleh produk atau system(Dumas & Redish,
1999).Usability juga berupa suatu ukuran kualitas kemudahan user interfacesebuah
sistemdari segi kemudahan pemakaian oleh pengguna (Nielsen, 2012).Produk atau
sebuah sistem akan dapat memuaskan penggunanya dengan user Interface
yang baik dan memudahkan.Pada penelitian ini, metrik yang digunakan adalah
metrik learnability, lalu metrik efficiency, setelah itu tingkat errorserta satisfaction.
8
1) Teknologi informasi dan keunggulan kompetitif
Hubungan antara teknologi informasi dan keunggulan kompetitif lembaga, bahwa
lembaga perlu mengembangkan kapabilitas teknologi informasi secara efektif ,
menghasilkan sistem yang tepat guna,dan mencapai tujuan pembelajaran dengan
implementasi teknologi informasi.
Dalam meningkatkan daya saingnya, Quinn & Hilmer (1994) mengatakan ada
dua strategi yang bisa dikombinasikan yaitu ;
a. Mengkonsentrasikan sumber daya untuk mencapai keunggulan dan memberikan nilai
yang unik bagi pelanggan.
b. Mencari sumber daya luar yang lebih strategis
Teknologi informasi merupkan pengendali munculnya berbagai tuntutan dan upaya
untuk mengadakan perubahan, baik dalam sturktur maupun proses organisasi lembaga.
9
menggunakan informasi. Sedangkan yang menekankan bagaimana orang menggunakan
mesin (alat) adalah Machine Centered Approaches atau disebut informastion
architecture
Hal yang membedakan kedua nya adalah desain teknologi informasi dan proses.
Dalam machine centered, teknologi dan proses di desain untuk menyederhanakan
apakah yang akan diproses mesin (computer). Dan manusia diharapkan menyesuaikan
dengan kelemahan dan keterbatasan computer. Sedangkan dalam human centered desain
disebutkan bahwa teknologi dan proses didesain untuk membuat sistem kerja manusia
menjadi lebih efektif dan memuaskan.
10
strategis dalam pola pengembangan manajemen lembaga pendidikan. Dengan demikian,
teknologi informasi akan menjadi keharusan dalam mengelola sebuah lembaga
pendidikan agar mampu mengembangkan pola pembelajaran yang lebih berkualitas dan
memiliki nilai bagi pelanggannya. Untuk mampu menguasai teknologi informasi yang
optimal, setidaknya diperlukan prasyarat umum yang meliputi kesiapan baik sumber
daya manusia maupun sumber daya material. Kesiapan sumber daya bukanlah sesuatu
yang mudah untuk dipenuhi karena bagi lembaga pendidikan harus mencari alternatif
tertentu yang paling menguntungkan dan tepat guna. Salah satu upaya tersebut, yaitu
dengan strategi outsourcing teknologi informasi, yang merupakan strategi penguasaan
dan pemanfaatan teknologi informasi oleh lembaga pendidikan melalui pihak ketiga
(Ludigdo dalam Rochaety, 2005:86) Akan tetapi, strategi ini tidak selalu memberikan
manfaat yang optimal dan mengandung sejumlah resiko sehingga digunakan strategi
insourcing dalam pemanfaatan teknologi.
11
menghasilkan sistem yang tepat guna, dan mencapai tujuan pembelajaran dengan
implementasi teknologi informasi. Menurut Quinn & Hilmer, 1994 dalam (Rochaety,
2005:86) ada dua strategi yang bisa dikombinasikan, yaitu (1) mengonsentrasikan
sumber daya untuk mencapai keunggulan dan memberikan nilai yang unik bagi
pelanggan; (2) mencari sumber daya dari luar yang lebih strategis. Ada beberapa
manfaat dari penerapan teknologi informasi oleh sebuah lembaga termasuk lembaga
pendidikan dalam rangka mencapai keunggulan kompetitif walaupun tidak semua
manfaat dapat dikuantifikasikan secara finansial.
12
manajemen lembaga pendidikan, sekaligus menunjukkan bahwa aset manusia
mempunyai peran yang sangat penting dalam penguasaan dan pengembangan teknologi
informasi. Dengan kombinasi pelatihan formal, pengalaman kerja, dan kepemimpinan
yang terfokus, staf teknologi informasi dapat mengakumulasikan kompetensi dan
pengetahuan teknologi menjadi relevan.
13
Dalam manajemen pendidikan, peningkatan mutu sebuah lembaga merupakan hal yang
paling diprioritaskan, sebab dapat menggaet rasa percaya masyarakat terhadap lembaga
tersebut. Oleh karenanya produk atau layanan yang ditawarkan memerlukan sebuah
inovasi dan kreasi yang gemilang, tentunya dalam tanda kutip ‘problem solving’ yang
mampu memberikan jawaban atas persoalan yang terjadi di masyarakat melalui sistem
pendidikan.
Human-Centered Design atau HCD seperti yang telah dijelaskan diatas merupakan
sebuah metode berpikir kreatif yang memiliki relevansi dengan persoalan tersebut. Maka
sebagai lembaga organisasi, metode HCD ini menjadi sebuah pintu baru yang akan
menghubungkan antara masyarakat dan juga organisasi.
Human-Centered Design.
14
desain dan diakhiri dengan solusi desain yang dibuat sesuai dengan kebutuhan pengguna
tersebut. Human-Centered Design adalah sebuah proses yang dapat digunakan pada
berbagai industri dan sektor untuk mengatasi berbagai jenis tantangan.
1. Desirability
Desirability adalah tahap pertama dalam proses desain dengan metode human centered
design yang bermakna mengumpulkan segala macam keinginan dan inspirasi dari warga
dan partisipan baik melalui proses wawancara secara formal maupun informal, baik
dalam pola berkelompok maupun individu. Tujuan tahap ini adalah mendapatkan
gambaran secara utuh kebutuhan dan keinginan dari setiap stakeholder sehingga dapat
dijadikan bahan kajian awal. Data yang digunakan dapat berupa hasil wawancara
langsung secara formal maupun secara informal, baik dalam suatu komunitas maupun
individu. Oleh karena itu, data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder
yang diperoleh dari instansi.
2. Feasibility
15
Tahap selanjutnya setelah tahap desirability adalah tahap feasibility atau studi kelayakan.
Ide-ide yang berhasil dikumpulkan dalam tahap desirability akan dievaluasi dan diseleksi
untuk diuji apakah layak baik dalam hal aspek hukum, sosial budaya, teknis/teknologi,
dan kelayakan fisik taman. Menurut Sudarma dalam esei tentang studi kelayakan dan
perencanaan bisnis, dijelaskan bahwa studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan
bagi suatu bisnis maupun organisasi yang bersifat sosial untuk mengambil keputusan
tentang suatu kegiatan atau aktivitas yang akan dilakukan. Studi kelayakan juga
dijadikan landasan untuk menentukan kegiatan atau aktivitas yang bersifat komersial
maupun nonkomersial sehingga menjadi salah satu instrumen dalam rangka menyusun
perencanaan desain.
3. Viability
16
Beberapa prosedur dirumuskan untuk melindungi data dan informasi, baik dari
faktor kesenjangan maupun masalah teknis dan etika yang diperkirakan dapat merusak,
menghilangkan, atau menghambat distribusi data dan informasi tersebut. Upaya yang
dilakukan secara teknis untuk mengatasi hal tersebut, yaitu dengan menyusun visi
berasama guna melindungi dan mengamankan data dan informasi. Menurut Hary
Gunarto dalam (Rochaety, 2005:89) terdapat tiga jenis pengendalian data dan informasi,
meliputi :
(1) pengendalian sistem informasi,
(2) pengendalian prosedural, dan
(3) pengendalian fasilitas.
17
Ketiga, langkah-langkah pengendalian output secara standar dilakukan melalui : (1)
pengecekan dokumen dan laporan yang dihasilkan, (2) pengecekan terhadap seluruh
output, apakah sudah sesuai dengan input yang diberikan.
18
tentang perilaku sejak seseorang masih kecil. Sedangkan etika merupakan serangkaian
petunjuk yang harus diikuti, memiliki standar atau idealisme yang diterima oleh
perorangan, kelompok, atau suatu komunitas teknologi informasi.
Menurut James H. Moor dalam Rochaety (2005: 91) etika teknologi informasi
berperan sebagai alat analisis mengenai sifat dan dampak sosial teknologi informasi,
serta formulasi dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan teknologi informasi
tersebut. Hambatan dalam menghadapi penerapan etika dan hukum pada teknologi
informasi dan internet, antara lain pemahaman mengenai etika dan hukum pada masing-
masing kelompok sosial yang berbeda, baik di negara maju maupun negara
berkembang.
Dalam menanamkan budaya etika pada lembaga pendidikan, ada tiga bentuk
implementasi yang harus diperhatikan berikut ini.
19
3. Membangun kode etik lembaga pendidikan tersendiri atau beradabtasi dengan kode
etik yang dibuat oleh lembaga profesi dibidang pendidikan, misalnya kode etik guru dan
kode etik kepala sekolah. Selanjutnya Leod mengemukakan bahwa dalam
merencanakan operasi teknologi informasi yang beretika harus memenuhi 9 tahap
standar etika, yaitu :
a. Merumuskan paham etika;
b. Mebentuk prosedur melalui peraturan-peraturan yang ada;
c. Menetapkan sanksi;
d. Mengakui adanya perilaku etis;
e. Memfokuskan pada program pelatihan;
f. Melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan;
g. Mendorong program rehabilitasi etika;
h. Mendorong partisipasi masyarakat profesional untuk membuat kode etik;
i. Menetapkan budaya keteladanan.
Sementara itu menurut James Moor dalam Indrajit (2002: 265) bahwa dalam pembuatan
perangkat lunak yang didasari pada teknik pemrograman terstruktur teknologi
informasi, ada tiga alasan utama diperlukannya etika, yaitu logical malleability
(kelenturan logika), transformation factor (faktor transformasi), dan invisibility faktor
(faktor yang tidak kasat mata).
1. Kelenturan logika Perangkat aplikasi teknologi informasi akan melakukan hal-hal
yang diinginkan pembuatnya (progammer).
2. Faktor transformasi Konsep etika berkembang dalam fenomena transformasi karena
telah bergesernya paradigma dan mekanisme aktivitas lembaga pendidikan sehari-hari,
baik antara komponen internal maupun komponen eksternal.
3. Faktor tidak kasat mata Komputer sebagai kotak hitam dari teknologi informasi akan
bekerja sesuai dengan aplikasi yang diinstalasi
20
seperangkat aturan. Kita mulai belajar mengenai perilaku moral
semenjak kecil. Saat kita tumbuh dewasa secara fisik adan mental, kita
belajar mengenai peraturan-peraturan yang diharapkan masyarakat
untuk kita ikuti. Aturan perilaku ini adalah moral.
b. Etika
Perilaku kita juga diarahkan oleh etika. Kata etika berasal dari bahasa
Yunani ethos, yang berarti karakter. Etika adalah sekumpulan
keprcayaan, standar, atau teladan yang mengarahkan, yang masuk
kedalam seseorang atau masyarakat. Tidak seperti moral, etika bias jadi
amat bervariasi dari satu komunitas dengan komunitas yang lain.
Keberagaman komputer ini bias dilihat dala bentuk peranti lunak
bajakan yaitu peranti lunak yang diduplikasi secara illegal dan kemudia
digunakan atau dijual.
c. Hukum
Hukum adalah peraturan perilaku formal yang diterapkan oleh otoritas
yang berwenang, seperti pemerintah, terhadap subjek atau warga
negaranya. Selama 10 tahun pertama penggunaan komputer di bidang
bisnis dan pemerintahan, tidak terdapat hukum yang berkaitan dengan
komputer. Hal ini dikarenakan karena komputer merupakan inovasi
baru, dan sistem hukum membutuhkan waktu untuk mengerjakannya.
Teknologi informasi
Teknologi Informasi (TI) merupakan sebutan lain dari teknologi komputer, yang
dikhususkan untuk pengolahan data menjadi informasi yang bermanfaat bagi sebuah
organisasi termasuk organisasi pendidikan. Teknologi Informasi adalah suatu teknologi
yang digunakan untuk mengolah data,termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,
menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi
yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan
untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang
strategis untuk pengambilan keputusan.
21
Untuk menjaga itu semua diperlukanlah sebuah aturan atau undang-undang yang
mengatur mengenai itu. Banyak Negara maju telah mempunyai undang-undang khusus
mengenai komputer. Hal yang dapat ditimbulkan bukan hanya masalah akses data pribadi secara
bebas tapi juga menyangkut kejahatan komputer dan juga hak paten peranti lunak.
Pada dasarnya masyarakat memiliki empat hak dasar yang berkenaan dengan
penggunaan komputer yaitu, pribadi, akurasi, properly, dan akses. Kesemua itu tentunya harus
didukung dengan sikap kita yang bijaksana. Setiap perilaku kita diarahkan oleh moral, etika,
dan hukum. Maka dari itu, penggunaan komputer pun ada moral, etika, dan hukumnya.
Dibawah ini adalah Berbagai macam moral/akhlak, hukum dan Etika pada saat
pemakaian Tekhnologi Informasi diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Melakukan semua kegiatan tanpa kecurangan. Hal ini mencakup
pencurian atau penyalahgunaan uang, peralatan, pasokan, dokumentasi,
program komputer, atau waktu komputer.
b. Menghindari segala tindakan yang mengkompromikan integritas
mereka. Misalnya pemalsuan catatan dan dokumen, modifikasi
program dan file produksi tanpa ijin, bersaing bisnis dengan organisasi,
atau terlibat dalam perilaku yang mungkin mempengaruhi perusahaan
atau reputasinya. Para karyawan tidak boleh menerima hadiah dari
pemasok, agen dan pihak-pihak seperti itu.
c. Menghindari segala tindakan yang mungkin menciptakan situasi
berbahaya. Termasuk membawa senjata tersembunyi di tempat kerja,
mencederai orang lain atau mengabaikan standar keselamatan dan
keamanan.
d. Tidak menggunakan alkhohol atau obat terlarang saat bekerja dan tidak
bekerja di bawah pengaruh alkhohol atau obat terlarang atau kondisi
lain yang tidak bugar untuk bekerja.
22
tersedianya saluran atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan program
pendidikan.
23
Persaingan dalam pengembangan prosesor telah mendorong pertumbuhan
industri TI karena setiap prosesor baru diciptakan, dibutuhkan spesifikasi baru,
khususnya yang terkait dengan RAM dan kapasitas pengingat sekunder
seperti harddisk. Penciptaan prosesor dengan spesifikasi baru telah memberi tantangan
bagi produsen software untuk mengimbanginya dengan menciptakan system operasi dan
aplikasi baru yang mampu mengoptimalkan spesifikasi prosesor dan
perangkat hardware secara keseluruhan
Menurut (Arief S, 2009)ada lima dimensi moral dari era informasi yang
sedang berkembang saat ini.
a) Hak dan kewajiban informasi. Kode etik sistem informasi harus
mencakup topik-topik, seperti: privasi e-mail setiap karyawan,
pemantauan tempat kerja, perlakuan informasi organisasi, dan
kebijakan informasi untuk pengguna.
b) Hak milik dan kewajiban. Kode etik sistem informasi harus mencakup
topik-topik, seperti: lisensi penggunaan perangkat lunak, kepemilikan
24
data dan fasilitas organisasi, kepemilikan perangkat lunak yang
buat oleh pegawai pada perangkat keras organisasi, masalah
copyrights perangkat lunak. Pedoman tertentu untuk hubungan
kontraktual dengan pihak ketiga juga harus menjadi bagian dari topik di
sini
c) Akuntabilitas dan pengendalian. Kode etik harus
menyebutkan individu yang bertanggung jawab untuk seluruh
sistem informasi dan menggaris bawahi bahwa individu-individu
inilah yang bertanggung jawab terhadap hak individu, perlindungan
terhadap hak kepemilikan, kualitas sistem dan kualitas hidup.
d) Kualitas sistem. Kode etik sistem informasi harus menggambarkan
tingkatan yang umum dari kualitas data dan kesalahan sistem yang dapat
ditoleransi. Kode etik juga harus dapat mensyaratkan bahwa semua
sistem berusaha mengestimasi kualitas data dan kemungkinan
kesalahan sistem.
e) Kualitas hidup. Kode etik sistem informasi juga harus dapat
menyatakan bahwa tujuan dari sistem adalah meningkatkan kualitas
hidup dari pelanggan dan karyawan dengan cara mencapai tingkatan
yang tinggi dari kualitas produk, pelayanan pelanggan, dan kepuasan
karyawan.Moral berpengaruh terhadap Etika Sistem Informasi, ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh:(Usman & Nufus,
2017), (Shobirin & Hapzi Ali, 2019)dan (Puspita et al., 2022).
25
mengancam penyebaran bentuk-bentuk teknologi baru dan, karena itu mengancam
pula kemajuan-kemajuan dalam produktivitasdan kehidupan sosial yang lebih baik.Isu-
isu sosial mengenai kebebasan pribadi menaruh perhatian pada
perkembangan“pengharapan kebebasan pribadi” atau norma-norma kebebasan pribadi,
dan sikap publik.
26
Officer). CIO harus sadar bagaimana komputer mempengaruhi masyarakat, dan
karena itu harus berbuat sesuai dengan memformulasi kebijakan-kebijakan yang
memastikan bahwa teknologi tersebut digunakan secara tepat.
27
PENUTUP
KESIMPULAN
Pendekatan ini berfungsi untuk pengembangan sistem yang berfokus pada pengguna
sehingga interkasi yang terjadi dapat bermanfaat sesuai dengan kebutuhan serta
persyaratan pengguna yang juga mempertimbangkan faktor ergonomi serta usubility.
Kehidupan mengalami kemajuan yang sedemikian pesat. Pesatnya perkembanga
teknologi informasi telah menjadikan banyak lembaga pendidikan menjdadi bernilai
karena nilai informasi yang dihasilkan memiliki arti strategis dalam pola perkembangan
manajemen lembaga pendidikan. Sistem informasi manajemen diharapkan mampu
mwmbantu setiap yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan
akurat. Namun disadari bahwa dengan berbagai peran yang dimiliki dalam aktifitas
yang dilaksakannya, setiap orang berusaha untuk dapat memenuhi tugas dan tanggung
jawab yang dibebankan kepadanya dengan baik.
28
DAFTAR PUSTAKA
29