Anda di halaman 1dari 29

“PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN

DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMA


SWASTA AL-ULUM MEDAN”
O

ADELIA (3151131003)

DEVI MESLI HARAHAP (3151131010)

RETNO KURNIA DABUKKE (3151131038)

SALMA HURAINI (3151131042)

B REGULER

JURUSAN PENDIDIKAN GOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT, Tuhan YME, yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat Makalah Miniriset
Manajemen Pendidikan yang berjudul “Penerapan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
di SMA Swasta AL-ULUM MEDAN.

Laporan ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan laporan ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca agar
saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat, menambah
wawasan maupun inspirasi terhadap pembaca.

Medan, Mei 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 3

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis ............................................................................................... 4


B. Penelitian Yang Relevan .................................................................................... 10

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................................. 13


B. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................................... 13
C. Variabel Penelitian .............................................................................................. 13
D. Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data ........................................ 14

BAB IV. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN .................................................... 15

BAB V. PEMBAHASAN .............................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 21

LAMPIRAN.................................................................................................................... 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengelolaan atau manajemen yang baik dalam suatu lembaga pendidikan menjadi
hal yang mutlak bagi keberlangsungan hidup lembaga tersebut. Salah satu hal penting yang
dapat mempertahankan bahkan mengembangkan sebuah lembaga pendidikan adalah
pengelolaan sistem informasi secara tepat (Helmawati, 2015:1). Kemajuan ilmu dan
teknologi informasi telah banyak mengubah cara pandang dan gaya hidup masyarakat
Indonesia dalam menjalankan kegiatannya, termasuk dalam dunia pendidikan.

Peningkatan kinerja pendidikan di masa mendatang diperlukan sistem informasi dan


teknologi informasi yang tidak hanya berfungsi sebagai sarana pendukung, tetapi lebih
sebagai senjata utama untuk mendukung keberhasilan dunia pendidikan sehingga mampu
bersaing di pasar global. Sistem pendidikan telah berusaha untuk melakukan perubahan yang
mendasar, misalnya melalui tiga bentuk kebijakan pemerintah. Pertama, meningkatkan
ketentuan wajib belajar dari 6 ke 9 tahun. Kedua, mengarahkan pendidikan agar lebih relevan
dengan perkembangan industri, dengan teknologi informasi atau memiliki keterkaitan dan
kesesuaian. Ketiga, mendorong pendidikan sekolah menengah untuk lebih banyak
menyiapkan tenaga terampil sehingga lulusannya tidak memandang perguruan tinggi sebagai
satu-satunya alternatif pilihan masa depan (Ety Rochaety, 2006: vii).

Salah satu faktor dalam menciptakan lingkungan belajar dan kondusif dengan
lingkungan pandang dan dengar (audio-visual) yang dalam hal ini dapat diciptakan dengan
memanfaatkan teknologi informasi. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwasanya untuk
mempermudah peserta didik dalam belajar, salah satunya dengan menggunakan media.

Komponen utama yang dibutuhkan untuk menghasilkan sistem informasi manajemen


pendidikan yang efektif dan berkualitas, yaitu tersediannya teknologi informasi yang
digunakan oleh sumber daya manusia yang mampu mengoperasikannya.

Lingkungan internal maupun eksternal selalu berkembang dan bersifat dinamis


sehingga menimbulkan kesempatan atau hambatan pertumbuhan bagi lembaga pendidikan.
Penyebabnya adalah keputusan yang dibuat oleh pihak manajemen. Manajemen pendidikan
mempunyai tugas membuat keputusan, tetapi tugas ini merupakan aspek krisis yang menuntut

1
kemampuan manajerial untuk mengintegrasikan dan mengembangkan sebagai elemen yang
relevan ke dalam situasi lembaga pendidikan secara keseluruhan.

Dalam menjalankan tugasnya pihak manajemen akan dihadapkan pada terbatasnya


waktu, resiko yang mungkin mengancam stabilitas lembaga pendidikan dan keputusan yang
diambil harus dikomunikasikan pada pihak pelaksana (petugas operasional), seperti pendidik
dan tenaga pendidik. Untuk menghadapi hambatan maupun tantangan lingkungan dan
kemampuan dalam membuat keputusan, pihak manajemen pendidikan memerlukan strategi
yang tepat agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal,

Pada umumnya, apabila seseorang membicarakan sistem informasi manajemen, yang


tergambar adalah suatu sistem yang diciptakan untuk melaksanakan pengolahan data yang
akan dimanfaatkan suatu organisasi. Pemanfaatan di sini dapat berarti penunjang pada tugas-
tugas rutin, evaluasi terhadap prestasi organisasi, atau untuk pengambilan keputusan oleh
organisasi tersebut. Kini kalau seseorang mendengar istilah sistem informasi manajemen,
biasa juga mereka membayangkan suatu sistem komputer. Inti pengertian sistem informasi
manajemen konvensional tentu saja terkandung dalam pekerjaan-pekerjaan sistematis seperti
pencatatan agenda, kearsipan, komunikasi di antara manajer-manajer organisasi, penyajian
informasi untuk pengambilan keputusan, dan lain sebagainya (Tata Sutabri, 2005: 89).

Berdasarkan studi literatur ditemukan bahwa SMA Swasata Al-Ulum Medan


mempunyai sistem informasi manajemen, dalam rangka menyikapi segala perubahan dan
perkembangan yang terjadi di lingkungannya, khususnya di bidang pendidikan serta perannya
dalam proses pembelajaran. Salah satu alasan diterapkan sistem informasi manajemen yaitu
untuk memperlancar proses belajar mengajar di sekolah, Karena dilihat dari kondisi
peneyediaan bahan ajar atau buku pelajaran sangatlah kurang dan di zaman yang modern ini
guru dituntut untuk mampu memanfaatkan teknologi yang tersedia, maka pendidik di SMA
Swasta Al-Ulum Medan memanfaatkan teknologi informasi yang ada untuk mendapat bahan
ajar dengan cara mendownload di internet guna memperlancar proses belajar mengajar.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan Sistem Informasi Manajemen di SMA Swasta AL-Ulum
Medan?
2. Faktor-faktor apa yang menghambat dan mendukung tentang penerapan sistem
informasi manajemen di SMA Swasta AL Ulum Medan?

2
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui penerapan Sistem Informasi Manajemen di SMA Swasta AL- Ulum
Medan.
2. Mengetahui Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung tentang penerapan
sistem informasi manajemen dalam kelancaran Proses Pembelajaran di SMA Swasta
AL-Ulum Medan.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Kepala Sekolah dan Guru sebagai masukan untuk pengambilan keputusan
2. Bagi peserta didik memperoleh pengetahuan yang baru dan sebagai sumber bacaan.
3. Bagi pembaca dapat dijadikan sebagai sumber bacaan dan referensi jika ingin
melakukan penelitain yang sejenis di tempat yang berbeda.
4. Bagi peneliti menambah pengalaman baik dari segi pergaulan, interaksi dengan warga
sekolah serta meningkatkan pengetahuan dalam penyusunan karya tulis ilmiah.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Kerangka Teoritik
A. Pengertian Sistem Informasi Manajemen

Menurut Stoner, sistem informasi manajemen adalah sebuah metode formal untuk
menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu bagi manajemen yang diperlukan untuk
mempermudah proses pengambilan keputusan, dan memungkinkan fungsi-fungsi dari
manajemen seperti perencanaan, pengendalian, dan operasional organisasi dapat dilaksanakan
secara efektif. Menurut George M. Scott, sistem informasi manajemen adalah sekumpulan
sistem informasi yang saling berinteraksi, yang memberikan informasi baik untuk
kepentingan operasi atau kegiatan manajerial (George M. Scott, 1997: 69).

Menurut Ais Zakiyudin dalam bukunya bahwa, sistem informasi manajemen adalah
suatu sistem informasi manajemen menggambarkan ketersediaan suatu rangkaian data yang
cukup lengkap yang disimpan agar dapat menyediakan informasi untuk mendukung operasi,
manajemen, dan pembuatan keputusan dalam suatu organisasi (Ais Zakiyudin, 2011: 15).

Berdasarkan defenisi para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
manajemen adalah suatu sistem yang dirancang untuk menyediakan informasi guna
mendukung pengambilan kepetusan pada kegiatan manajemen dalam suatu organisasi.

Dengan mengacu kepada pengertian sistem informasi manajemen maka dapat


disimpulkan bahwa konsep sistem informasi manajemen memiliki beberapa karakteristik
yaitu:

a) Dalam suatu organisasi terdapat satu bagian khusus sebagai pengelola sistem
informasi manajemen
b) Sistem informasi manajemen merupakan jalinan lalu lintas data dan informasi dari
setiap bagian didalam organisasi yang terpusat dibagian sistem informasi manajemen
c) Sistem informasi merupakan jalinan hubungan antar bagian dalam organisasi melalui
satu bagian sistem informasi manajemen
d) Sistem informasi manejemen merupakan segenap proses yang mencangkup:
pengumpulan data, pengolahan data, penyimpanan data, pengambilan data, dan
penyebaran informasi dengan cepat dan tepat.

4
e) Sistem informasi bertujuan agar para pelaksana dapat melaksanakan tugas dengan
baik dan benar serta pimpinan dapat membuat keputusan dengan cepat dan tepat
(Suryadi, 2011: 166-167).

Untuk dapat memanfaatkan sistem informasi dengan efektif, maka harus diketahui
dengan pasti tentang organisasi, manajemen, dan teknologi organisasi yang membentuk
sistem. Berikut ini dijelaskan elemen-elemen sistem informasi manajemen:

Elemen Pertama, yaitu organisasi meliputi manusia, struktur, prosedur operasi,


politik, dan kultur. Elemen Kedua, yaitu manajemen, mengamati kesempatan, membuat
strategi untuk menjawab kebutuhan, mengalokasikan orang dan sumber dana untuk
mendukung strategi yang telah dibuat, mengkoordinasikan pekerjaan atau kegiatan dalam
organisasi. Elemen Ketiga, yaitu teknologi informasi yang merupakan alat yang dapat
digunakan oleh manajemen untuk membantu melakukan kontrol dan membuat suatu kegiatan
baru. Teknologi terdiri atas tiga komponen pokok, yaitu manusia (brainware), perangkat
keras (hardware), dan perangkat lunak (software), yang digunakan membantu menerima
masukan (input), mengolah, dan mengeluarkan hasil (ourput), serta dapat dipakai untuk
meneyebarluaskan hasil olahan atau analisi (H. Afifuddin, 2013: 237).

Tujuan dibentuknya sistem informasi manajemen adalah supaya organisasi memiliki


suatu sistem yang dapat diandalkan dalam mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat
dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang menyangkut keputusan-keputusan rutin
maupun keputusan-keputusan strategik. Dengan demikian Sistem Informasi Manajemen
adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi
yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi (Wahyudi Kumorotomo dan
Subando Agus Margono, 2009: 13).

Maksud dilaksanakannya sistem informasi manajemen pendidikan adalah, sebagai


pendukung kegiatan fungsi manajemen dalam rangka menunjang tercapainya sasaran dan
fungsi-fungsi operasional dalam organisasi pendidikan.

Dengan adanya sistem informasi manajemen pendidikan, organisasi pendidikan akan


merasakan beberapa manfaat sebagai berikut, yaitu: pertama, tersedianya sistem pengelolaan
data dan informasi pendidikan. Kedua, terintegrasinya data dan informasi pendidikan untuk
mendukung proses pengambilan keputusan. Ketiga tersedianya data dan informasi pendidikan
yang lengkap bagi seluruh stakholders yang bergabung dalam bidang pendidikan.

5
Sistem informasi manajemen pendidikan digunakan oleh penggunanya sebagai alat
bantu pengambil keputusan dan oleh pihak yang tergabung dalam interganizational
information sistem sehingga organisasi pendidikan dapat berinteraksi dengan pihak
berkepentingan (stakeholders). Nilai penting sistem informasi manajemen pendidikan adalah:

a) Sistem informasi yang berbasis komputer memungkinkan pendelegasian kegiatan


rutin.
b) Teknologi informasi memungkinkan pengolahan data secara lebih akurat dan andal
c) Pembuatan keputusan akan ditunjang dengan pilihan alternatif yang lebih objektif
dengan data pendukung yang lengkap
d) Monitoring dan evaluasi memerlukan penyerapan informasi secara cepat dan efesian.

B. Bidang Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen merupakan suatu badan yang memiliki bagian-bagian


yang memiliki tugas-tugas tertentu. Bagian-bagian itu adalah pengumpulan data,
penyimpanan data, pemroses data, dan pemrogram data (Made Pidarta, 1998: 157). Dalam
bagian-bagian terdapat seseorang coordinator yang bertugas mengkordinir pada semua bagian
Dan bertanggung jawab langsung pada manajemen puncak atau kepala sekolah.

1. Bagian Pengumpulan Data

Bertugas mengumpulkan data, baik bersifat internal maupun eksternal. Data internal
merupakan data yang berasal dari dalam organisasi (level manajemen), sedangkan data
eksternal merupakan data yang berasal dari luar organisasi namun masih terdapat hubungan
demean perkembangan organisasi. Personalia yang bertugas pada pengumpulan data dapat
diambilkan dari seluruh unit kerja dalam organisasi yaitu, wakasek sehingga setiap unit kerja
memiliki wakil-wakil untuk menunjang keefektifan pengumpulan data untuk diolah menjadi
sebuah informasi yang bermanfaat bagi pengguna informasi.

2. Bagian Penyimpan Data

Bagian penyimpan data bertugas menyimpan data. Penyimpanan data sangat


diperlukan karena tujuan utama adalah demi keamanan data. Apabila level-level manajemen
membutuhkan data, baik berupa data bahan mentah maupun data yang telah diolah, maka
data dapat diambil dan digunakan sesuai dengan kebutuhan manajer (kepala sekolah maupun
wakilnya).

6
3. Bagian Pengolah Data

Bagian pengolah data bertugas memproses data dengan mengikuti serangkaian


langkah atau pola tertentu sehingga data dirubah ke dalam bentuk informasi yang lebih
berguna. Pada pemrosesan data bias dilakukan dilakukan secara manual maupun dengan
bantuan mesin. Bagian pemrosesan data terdiri dari beberapa ahli yang bertugas membentuk
data menjadi informasi yang sesuai dengan kebutuhan level-level manajemen. Karena
kebutuhan setiap manajer (kepala sekolah dan wakil kepala sekolah) berbeda, maka
kebutuhan data pada tiap-tiap manajer berbeda pula.

4. Bagian Program Data

Apabila sistem informasi manajemen sudah memiliki perangkat computer, maka


bagian pemogram data disebut programmers, yaitu kelompok ahli yang bertanggung jawab
atas penyusunan program untuk diberikan kepada perangkat computer. Karena computer
memiliki bahasa tersendiri, maka tugas programmer adalah membahasakan data-data yang
telah dihimpun sesuai dengan bahasa computer (Sondang P. Siagian, 2006: 159-160).

Badan personalia dalam menjalankan sistem informasi manajemen terdiri dari seorang
koodinator yang dipimpin langsung oleh kepala sekolah, pengumpul data (dewan guru)
teknisi (programmer). Kesemuanya bertugas sesuai rencana dan posedur pelaksana pada
sistem informasi manajemen.

C. Proses Pembelajaran

Pembelajaran sebagai perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar dan
aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan seorang pendidik dalam konteks
mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis atau interaksi edukatif antara
mengajar dengan belajar. Jalinan komunikasi yang harmonis inilah yang menjadi indikator
suatu aktivitas/proses pembelajaran itu berjalan dengan baik. Pembelajaran adalah totalitas
aktivitas belajar mengajar yang diawali dengan perencanaan diakhiri dengan evaluasi
(Salehuddin Yasin, 2010: 65).

Pembelajaran adalah operasionalisasi dari kurikulum. Pembelajaran di sekolah terjadi


apabila terdapat interaksi antara siswa dengan lingkungan belajar yang diatur oleh pendidik
untuk mencapai tujuan pembelajaran (Nana Sudjana, 1995: 10). Kaitannya dengan
kompetensi sosial pendidik, peserta didik sebagai makhluk sosial dan makhluk etis maka

7
dalam pembelajaran peserta didik diperlakukan secara wajar dan bertujuan agar tercapai
optimalisasi potensi pada diri masing-masing peserta didik, memahami dan menerapkan
prinsip belajara humanistic yang beranggapan bahwa keberhasilan belajar ditentukan oleh
kemampuan yang ada pada diri peserta didik (Hamzah B. Uno, 2009: 19).

Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003


menyatakan bahwa, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pembelajaran, pendidik harus
memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkannya dan memahami berbagai model
pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan peserta didik untuk belajar dengan
perencanaan pengajaran yang matang oleh pendidik.

Berdasarkan defenisi para ahli, dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran adalah


interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
yang meliputi pendidik dan peserta didik yang saling bertukar informasi untuk mencapai
tujuan pembelajaran.

Pendidik sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk


mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karna tidak semua orang
tua memiliki kemampuan baik dari segi pengalaman, pengetahuan maupun ketersediaan
waktu. Dalam kondisi yang demikian orang tua menyerahkan anaknya kepada pendidik di
sekolah dengan harapan agar anaknya dapat berkembang secara optimal.

Pendidik dalam proses pembelajaran, memiliki peran yang sangat penting.


Bagaimanapun hebatnya kemajuan sains dan teknologi, peran pendidik tetap diperlukan.
Untuk memenuhi tuntutan peranan pendidik, maka pendidik harus mampu memaknai
pembelajaran, serta menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan
perbaikan kualitas pribadi peserta didik.

Menurut Mulyasa dalam bukunya Abd. Rahman Getteng, bahwa pendidik harus
memacu diri dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh
peserta didik agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal, dan menyenangkan
dengan memposisikan diri sebagai berikut: a) Orang tua yang penuh kasih sayang pada
peserta didiknya; b) Teman, tempat mengadu, dan tempat mengutarakan perasaan bagi
peserta didik; c) Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta
didik sesuai minat, dan pendidik sebagai model; d) Kemampuan dan bakatnya; e)

8
Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui permasalahan
yang di hadapi anak dan memberikan saran pemecahannya; f) Memupuk rasa percaya diri,
berani dan bertanggung jawab; g) Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan
(silaturahmi) dengan orang lain secara wajar; h) Mengembangkan proses sosialisasi yang
wajar antara peserta didik, orang lain, dan lingkungannya; dan i) Mengembangkan
kreativitas.

Selain pendidik, unsur lain dalam pembelajaran adalah peserta didik, yakni anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi pembelajaran pada jalur pendidikan baik
pendidikan informal, pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang
pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.

Para ahli mendefinisikan peserta didik sebagai orang yang terdaftar dan belajar di
suatu lembaga pendidikan tertentu, atau peserta didik merupakan orang yang belum dewasa
dan memiliki sejumlah potensi yang masih perlu dikembangkan. Sedangkan menurut undang-
undang peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu
(Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Dalam proses pendidikan, peserta didik merupakan salah satu komponen manusiawi
yang menempati posisi sentral. Peserta didik menjadi pokok persoalan dan tumpuan perhatian
dalam semua proses transformasi yang yang disebut pendidikan.

Selain pendidik dan peserta didik, unsur lain dalam pembelajaran adalah sumber
belajar yakni semua sarana pengajaran yang menyajikan pesan secara edukatif baik visual
saja maupun audiovisual, misalnya buku-buku dan bahan cetak lainnya.

AECT (Association of Education and Communication Tecnology) (1977)


mendefinisikan sumber belajar adalah berbagai atau semua sumber baik yang berupa data,
orang dan wujud tertentu yang digunakan oleh peserta didik dalam belajar baik secara
terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan
belajar (Sudjarwo, 1989: 141-142). Sumber belajar menurut AECT dibedakan menjadi enam
jenis yaitu:

a) Pesan (massage), yaitu informasikan yang di transmisikan atau diteruskan oleh


komponen lain dalam bentuk ide, ajaran, fakta, makna, nilai, dan data. Contoh: isi

9
bidang studi yang dicantumkan dalam kurikulum pendidikan formal, dan non formal
maupun dalam pendidikan informal.
b) Orang (person), yaitu manusia yang berperan sehingga pencari, penyimpan,
pengelolah dan penyaji pesan. Contoh: guru, dosen, tutor, siswa, pemain, pembicara,
instruktur dan penatar.
c) Bahan (material), yaitu sesuatu wujud tertentu yang mengandung pesan atau ajaran
untuk disajikan dengan menggunakan alat atau bahan itu sendiri tanpa alat penunjang
apapun. Bahan ini sering disebut media atau sofware atau perangkat lunak. Buku,
modul, majalah, bahan pengajaran terprogram, film, video tape, pita audio (kaset
audio), dan sebagainya
d) Alat (device), yaitu suatu perangkat yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang
tersimpan dalam badan. Alat ini disebut hardware atau perangkat keras. Contoh
proyektor slide, proyektor film, monitor televisi, monitor komputer, kaset dan lain-
lain
e) Teknik (Technique), teknik di artikan sebagai prosedur yang runtut atau acuan yang
dipersiapkan untuk menggunakan bahan peralatan, orang dan lingkungan belajar
secara kombinasi dan terkoordinasi untuk menyampaikan ajaran atau materi peralatan.
Contoh: belajar mandiri, belajar jarak jauh, belajar secara kelompok, simulasi,
diskusi, ceramah, problem solving, tanyajawab dan sebagainya.
f) Lingkungan (setting), yaitu situasi disekitar proses belajar mengajar terjadi. Latar
atau lingkungan ini dibedakan menjadi dua macam yaitu lingkungan fisik dan non
fisik. Lingkungan fisik seperti gedung, sekolah, perpustakaan, laboratorium, rumah,
studio, ruang rapat, taman sekolah dan sebagainya. Sedangkan lingkungan non fisik
contohnya adalah tatanan ruang belajar, cuaca dan sebagainya.

2. Penelitian yang Relevan

Ristati Sinen (2017) dengan judul penelitian: Penerapan Sistem Informasi Manajemen
Pendidikan Dalam Proses Pembelajaran Di Smp Negeri 21 Makassar”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) Penerapan sistem informasi manajemen sangat penting dilembaga
pendidikan khusunya di SMP Negeri 21 Makassar. Di mana menggunakan aplikasi pengolah
data yaitu dapodik dan teknologi informasi dalam mendukug proses pembelajaran
memberikan layanan pendidikan dengan menfasilitasi praktek pembelajaran dengan
menggunakan infrakstruktur teknologi, seperti fasilitas belajar dengan memadukan computer.

10
(2) Pelaksanaan Proses Pembelajaran di SMP Negeri 21 Makassar berdasarkan hasil
penelitian yaitu, sebelum melaksanakan proses pembelajaran harus melalui tiga tahap yaitu,
pertama, tahap perencanaan. Dalam tahap ini membuat analisis hari efektif dan analisis
program pembelajaran, membuat program tahunan, menyusun silabus, menyusun RPP, dan
membuat penilaian pembelajaran. Kedua, tahap pelaksanaan. Dalam tahap ini yang perlu
dilakukan yaitu, Aspek pendekatan dalam pembelajaran, Aspek stretegi dan taktik dalam
pembelajaran, Aspek metode dan teknik dalam pembelajaran. Media pembelajaran yang
dipakai dalam proses pembelajaran yaitu, media cetak (buku), gambar, LCD dan computer.
Ketiga, tahap evaluasi. Dalam tahap ini yang dievaluasi yaitu, pengetahuan belajar yang dites
dengan secara tertulis, lisan, dan daftar pertanyaan ujian. Evaluasi belajar keterampilan yang
dievaluasi dengan ujian praktek, dan analisis tugas yang dievaluasi sendiri oleh pendidik. Dan
bentuk tes yang diberikan kepada peserta didik tetap harus dengan persyaratan yang baku.

Popi Kotadjin dengan judul penelitian: Penerapan Sistem Informasi Manajemen


Perpustakaan Di Perpustakaan Daerah Kabupaten Halmahera Utara. Hasil Penelitian
menunjukkan bahwa (1) Sistem informasi menjadi prioritas pertama untuk dikembangkan
karena besarnya kekuatan-kekuatan lingkungan eksternal dan kesamaan dari kekuatan faktor
internal atau institusional. Beberapa sistem gagal karena benturan diantara keadaan atau
lingkungan internal. (2) Faktor-faktor yang dijadikan ukuran keberhasilan penerapan suatu
sistem menurut Laudon yaitu: tingkat penggunaannya relatif tinggi, kepuasan pengguna
terhadap sistem, sikap yang menguntungkanparapengguna terhadap sistem informasi dan
staff dari sistem informasi, tujuan yang dicapai dan imbal balik keuangan untuk organisasi.
(3) Faktor-faktor yang mempengaruhi kesukesan penerapan sistem informasi, antara lain
adanya dukungan dari manajemen eksekutif, keterlibatan end user (pemakai akhir),
penggunaan kebutuhan perusahaan yang jelas, perencanaan yang matang, dan harapan
perusahaan yang nyata. Sementara alasan kegagalan penerapan sistem informasi antara lain
karena kurangnya dukungan manajemen eksekutif dan input dari end-user, pernyataan
kebutuhan dan spesifikasi yang tidak lengkap dan selalu berubah-ubah, serta inkompetensi
secara teknologi.

Didik Agus Triwiyono dan Danay Meirawan (2013) dengan judul penelitian
Implementasi Sistem Informasi Manajemen Akademik Berbasis Teknologi Informasi Di
Sekolah Dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Sistem yang sudah berjalan di
Sekolah Dasar Islam Terpadu Fithrah Insani (SDIT Fithrah Insani) selama ini dilakukan
dengan cara manual dengan bantuan teknologi komputer. Namun demikian sistem tersebut

11
sudah dapat memberikan informasi akademik, baik bagi kepentingan pengelolaan pendidikan,
maupun bagi kepuasan pelanggan. Kekurangannya adalah dari sisi kecepatan proses
penyediaan data dan informasi yang valid; (2) Berdasakan analisis rantai nilai (value chain
analysis) dan analisis SWOT, SDIT Fithrah Insani dalam posisi yang kuat dan berpeluang
untuk mengimplementasikan sebuah sistem informasi manajemen akademik berbasis
teknologi informasi dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan akademiknya (3)
Berdasarkan kelayakan dan pertimbangan kelengkapan fasilitas sesuai kebutuhan,kemudahan
pemakaian, sistem pengamanan (security), dan kemudahan mendapatkannya, peneliti atas
persetujuan pimpinan yayasan dan pimpinan sekolah memutuskan untuk
menggunakansofware Sistem Informasi Sekolah JIBAS (Jaringan Informasi Bersama Antar
Sekolah)untuk diujicoba diimplementasikan di SDIT Fithrah Insani; dan (4) Efektivitas
implementasi SIM Akademik menggunakan Sistem Informasi Sekolah Jibas di SDIT Fithrah
Insani secara keseluruhan adalah 83.21% dari kriteria yang diharapkan. Sedangkan
berdasarkan dimensi efektivitas sistem informasi, hasilnya adalah : kualitas sistem (system
quality) sebesar 86,67%, kualitas informasi (information quality) sebesar 83,00%, dan
kualitas pelayanan (service quality) sebesar 76,67% terhadap mutu kinerja Institut Agama
Islam Swasta.

12
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi yang kami jadikan sebagai tempat penelitian, yaitu SMA Swata Al-Ulum
Medan Jl. Amaliun/Cemara No.10 Kota Medan II, Medan Area Kota Medan, Sumatera
Utara. Adapun waktu penelitian kami melakukan pada hari Rabu, 2 Mei 2018. Alasan kami
memilih lokasi ini karena ingin melihat apakah sistem informasi pada sekolah ini sudah
dilaksanakan dan sejauh mana pelaksanaannya dan sepengetahuan peneliti belum pernah ada
yang melakukan penelitian yang sama di SMA Swasta Al-Ulum Medan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi merupakan individu/unsur/elemen yang secara keseluruhan menjadi anggota
dalam suatu kesatuan yang diteliti. Penelitian yang menggunakan populasi sebagai subjek
merupakan penelitian terhadap seluruh subjek yang diteliti (studi populasi). Populasi dalam
penelitian ini adalah SMA Swasta Al-Ulum Medan. Dan dalam penelitian ini tidak terdapat
sampelnya karena penelitian ini hanya meneliti dan memilih sekolah SMA Swasta Al-Ulum
Medan tersebut untuk menjadi populasi sekaligus sampel dalam penelitian ini yang disebut
studi populasi.

C. Variabel Penelitian
Variabel merupakan sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian, sering juga disebut
sebagai faktor yang berperan dalam penelitian atau gejala yang akan diteliti. Menurut
Kerlinger (2006) variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari yang mempunyai
nilai yang bervariasi. Kerlinger juga mengatakan bahwa variabel adalah simbol/lambang
yang padanya kita letakan sebarang nilai atau bilangan. Adapun judul dalam penelitian ini
adalah Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Di SMA Swasta Al-Ulum
Medan. Yang mana dalam penelitian ini variabelnya merupakan variabel bebas, tidak ada
yang terikat dan tidak ada yang mempengaruhi atau berpengaruh satu sama lain, hanya
melihat implementasi dari variabel-variabel tersebut.

13
D. Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data
 Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Observasi
Teknik pengumpulan data observasi dilakukan untuk melihat lagsung lokasi sekolah
dan melihat bagaimana penerapan atau pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
untuk mendukung prooses pemmbelajaran yang ada di sekolah SMA Swasta Al-Ulum
Medan.

b) Wawancara
Teknik pengumpulan data wawancara dilakukan untuk mewawancarai pihak terkait
dan Kepala Sekolah bagaimana langkah-langkah pengolahan Sistem Informasi Manajemen di
Sekolah tersebut, kendala-kendala yang didapati dalam memasukkan data ke Sistem
Informasi Manajemen pendidikan, dan bagaimana proses pembelajaran di SMA Swasta Al-
Ulum Medan.

c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dokumentasi dilakukan untuk mengambil gambar sekolah.

 Teknik Analisa Data


Jenis penelitian ini adalah kualitatif, dengan perolehan data melalui observasi,
wawancara, dokumentasi. Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi

14
BAB IV

DESKRIPSI SEKOLAH

Batas-batas Sekolah :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Amaliun
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Permukiman Penduduk
 Sebelah Timur berbatasan dengan Permukiman Penduduk
 Sebelah Barat berbatasan dengan Gang Senggo

15
BAB V

PEMBAHASAN

A. Penerapan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Dalam Proses


Pembelajaran Di SMA Swasta AL-Ulum Medan

Sistem informasi manajemen adalah suatu sistem yang dirancang untuk menyediakan
informasi guna mendukung pengambilan kepetusan pada kegiatan manajemen dalam suatu
organisasi. Untuk menerapkan sistem informasi manajemen pendidikan di SMA Swasta Al
Ulum ini, operator harus mengetahui langkah-langkah dalam mengolah data manual menjadi
data digital yang sangat membantu guru, peserta didik, serta masyarakat sekitar untuk
mengakses sekolah tersebut baik dari sekolah langsung maupun dari web.

Seperti yang telah dijelaskan bahwa sistem informasi manajemen pendidikan yang
memiliki tugas-tugas tertentu. Bagian-bagian itu adalah pengumpulan data, penyimpanan
data, pemroses data, dan pemrogram data (Made Pidarta, 1998: 157). Dalam bagian-bagian
terdapat seseorang coordinator yang bertugas mengkordinir pada semua bagian Dan
bertanggung jawab langsung pada manajemen puncak atau kepala sekolah.

Dapat kita ketahui dengan adanya Sistem Informasi Manajemen Pendidikan akan
mempermudah untuk mengetahui tentang sekolah yang bersangkutan dan dengan
menanfaatkan Sistem Informaasi Pendidikan juga dapat mendukung proses pembelajaran di
Sekolah yang nantinya akan dapat meningkatkan pembelajaran dan mutu pendidikan di
sekolah nantinya..

Untuk itu di setiap satuan pendidikan diperlukan adanya Sistem Informasi Manajemen
Pendidikan untuk meningkatkan hasil dari proses pembelajaran yang telah diselenggarakan.
Dengan adanya Sistem Informasi Manajemen Pendidikan akan sangat mendukung informasi
tentang sekolah maupun proses pembelajaran tersebut.

Dari hasil yang didapatkan bahwa Sistem Informasi manajemen yang ada di Sekolah
SMA Swasta Al-Ulum Medan sudah menggunakan sistem informasi manajemen dengan
baik.

16
B. Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung tentang penerapan sistem
informasi manajemen di SMA Swasta AL-Ulum Medan.

Faktor-faktor yang dijadikan ukuran keberhasilan penerapan suatu sistem menurut Laudon
yaitu:

1. Sistem tersebut tingkat penggunaannya relatif tinggi yang diukur melalui polling
terhadap pengguna, pemanfaatan kuesioner, atau monitor parameter seperti volume
transaksi on-line.
2. Kepuasan pengguna terhadap sistem yang diukur melalui kuesioner atau interview.
3. Sikap yang menguntungkan para pengguna terhadap sistem informasi dan staff dari
sistem informasi.
4. Tujuan yang dicapai.
5. Timbal balik keuangan untuk organisasi baik melalui pengurangan biaya atau
peningkatan penjualan dan profit.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah kami lakukan di SMA Swasta AL-Ulum
medan maka terdapat faktor penghambat dan pendukung dalam penerapan sistem informasi
manajemen di sekolah tersebut.

 Faktor Pendukung
1. Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan
2. Menentukan permintaan pemakai sistem informasi
3. Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik
4. Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
5. Merancang sistem informasi baru
6. Membangun sistem informasi baru
7. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru
8. Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila
diperlukan

17
 Faktor Penghambat

Kegagalan dari sistem informasi bukan hanya pada bagian-bagiannya saja, tetapi pada
keseluruhan sistem yang tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya. Pengguna harus
memahami sistem informasi dan mengembangkan prosedur manual paralel untuk membuat
sistem bekerja secara sempurna. Terdapat faktor penyebab munculnya masalah pada sistem
informasi, faktor tersebut dapat bersifat teknis dan nonteknis. Faktor-faktor tersebut yaitu:

1. Desain
2. Data
3. Biaya
4. Operasi

Faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya penerapan sistem informasi di SMA


Swasta AL-Ulum Medan antara lain:

1. Kurangnya dukungan dari pihak eksekutif atau manajemen

Keterlibatan dalam desain dan operasi sistem informasi mempunyai beberapa hasil
yang positif. Pertama, jika pengguna terlibat secara mendalam dalam desain sistem, ia akan
memiliki kesempatan untuk mengadopsi sistem menurut prioritas dan kebutuhan bisnis, dan
lebih banyak kesempatan untuk mengontrol hasil. Kedua, pengguna berkecenderungan untuk
lebih bereaksi positif terhadap sistem karena mereka merupakan partisipan aktif dalam proses
perubahan itu sendiri.

Kesenjangan komunikasi antara pengguna dan perancang sistem informasi terjadi


karena pengguna dan spesialis sistem informasi cenderung memiliki perbedaan dalam latar
belakang, kepentingan dan prioritas. Inilah yang sering dikatakan sebagai kesenjangan
komunikasi antara pengguna dan desainer (user-designer communication gap).

2. Tidak Memiliki Perencanaan Memadai

Sistem informasi sebaiknya harus ditentukan maksud dan tujuannya. Setelah itu,
menambahkan komponen-komponen yang sesuai dengan tujuan utama dari sistem informasi
tersebut. Perencanaan sistem informasi sebaiknya sejalan dengan tujuan dan komponen-
komponen yang telah ditentukan sehingga tidak keluar dari jalur utama yang telah ditetapkan.
Sistem informasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan akan menghambat tujuan dari
perusahaan tersebut.

18
Pengembangan dan penerapan sistem informasi yang tidak didukung dengan
perencanaan yang matang tidak akan mampu menjembatani keinginan dan kepentingan
berbagai pihak di perusahaan. Hal ini dikarenakan sistem yang dijalankan tidak sesuai dengan
arah dan tujuan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang tidak memiliki kompetensi inti
dalam bidang teknologi informasi sebaiknya menjadi tidak memaksakan untuk menjadi
leader dalam investasi teknologi informasi.

Sebagian besar penyedia jasa teknologi informasi kurang sensitif terhadap


manajemen perusahaan, tetapi hanya fokus pada tools yang akan dikembangkan. Kelemahan
inilah yang mengharuskan perusahaan untuk mengidentifikasi secara jelas kebutuhan dan
spesifikasi sistem informasi yang akan diterapkan berikut manfaatnya terhadap perusahaan.
Kemauan perusahaan dalam merancang penerapan sistem informasi berdasarkan sumberdaya
yang dimiliki diyakini dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.

3. Inkompetensi secara Teknologi

Kesuksesan pengembangan sistem informasi tidak hanya bergantung pada


penggunaan alat atau teknologinya saja, tetapi juga manusia sebagai perancang dan
penggunanya. Sistem informasi yang tidak disosialisasikan akan menyebabkan karyawan
tidak dapat menggunakan sistem informasi tersebut. Hal ini akan berdampak pada
menurunnya kinerja perusahaan dan kegagalan sistem informasi sehingga sistem informasi
yang telah dirancang akan sia-sia serta menyebabkan kerugian materi yang cukup besar.
Selain itu, waktu sosialisasi yang singkat dapat menjadi kendala dalam hal penerapan sistem
informasi. Karyawan kurang mempelajari mengenai sistem informasi yang mereka gunakan
sehingga kemampuan mereka terbatas. Menurut Pambudi (2003) harus ada penyesuaian
tertentu dalam menerapkan sistem informasi. Penyesuaian terhadap strategi penerapan sistem
yang baru harus disosialisasikan dengan jelas kepada karyawan.

Sistem informasi harus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan


pengguna. Kompleksitas sistem bukanlah merupakan jaminan perbaikan kinerja, bahkan
menjadi kontraproduktif jika tidak didukung oleh kesiapan sumberdaya manusia dalam
tahapan implementasinya. Hal ini sering terjadi terutama pada perusahaan yang pengetahuan
teknologi informasinya rendah. Jika pengembangan sistem informasi diserahkan pada
sumberdaya yang kurang memiliki kompetensi dibidangnya akan berakibat fatal bagi
perusahaan ketika sistem tersebut telah diterapkan. Pengembangan sistem informasi sebagai
salah satu sarana pencapaian tujuan perusahaan, sehingga keduanya harus relevan, serta perlu

19
disiapkan dengan baik dan matang. Selain itu, perusahaan harus memiliki harapan yang
nyata, yaitu yang ingin dicapai dan berusaha dalam meraihnya, sehingga efektivitas dari
pengembangan atau penerapan sistem informasi dapat terjadi.

4. Komunikasi Antara Pengguna dengan Perancang Sistem Informasi

Hubungan antara konsultan dengan klien secara tradisional merupakan bidang


masalah dalam upaya sistem informasi. Pengguna dan specialist sistem informasi cenderung
mempunyai perbedaan dalam latar belakang, kepentingan dan prioritas. Inilah yang sering
dikatakan sebagai kesenjangan komunikasi antara pengguna dan desainer. Perbedaan ini akan
menyebabkan adanya perbedaan loyalitas organisasi, pendekatan dalam pemecahan masalah,
dan referensi.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/sekolah/180F9141E3BD6F9C50F8

http://www.kesekolah.com/direktori/sekolah/sman-7-tanjungbalai-tanjung-balai-sumatera-
utara.html

http://repositori.uin-alauddin.ac.id/7414/1/Ristati%20Sinen.pdf

http://repository.syekhnurjati.ac.id/895/1/ALI%20SAHID%20WAHYONO_59440892_ok-
min.pdf

21
LAMPIRAN

22
23
24
25
26

Anda mungkin juga menyukai