Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

“ MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK KOORDINASI


DAN PENGENDALIAN ”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Desain Organisasi

Dosen Pengampu :

LILI ERTI, SE.,

MM

OLEH :

JAKA PRASTIO (2261201210)

PETRUS DACHI (2261201268)

RIO WAHYU PRATAMA (2261201203)

KELOMPOK VIII

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LANCANG KUNING

T/A 2022-2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “
Menggunakan Teknologi Informasi Untuk Koordinasi Dan Pengendalian ”guna
memenuhi tugas kelompok Desain Organisasi.

Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen,orangtua,serta teman-teman sekalian


yang telah membantu, baik bantuan berupa moral maupun materil, sehingga
Makalah Desain Organisasi. ini dapat diselesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan.

Kami menyadari bahwa didalam penyusunan Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan, olehnya itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah
kami di lain waktu.

Harapan yang paling besar dari kami semoga Makalah ini dapat
bermanfaat,baik untuk pribadi,teman-teman,serta orang yang membaca Makalah
ini sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.

Pekanbaru,10 Oktober 2023

Tim penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER …………………………………………………... ................... i

KATA PENGANTAR …………………………………… ................... ii

DAFTAR ISI ……………………………………………. ................... ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………….. ................... 1


A. LATAR BELAKANG ................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................... 2
C. TUJUAN ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ………………………………... .................. 3


A. Teknologi Informasi Untuk Koordinasi Dan Pengendalian ...... 3
1. Definisi Teknologi Informasi ................................................ 3
2. Peran Teknologi Informasi Dalam Koordinasi Organisasi.. 6
3. Manfaat Penggunaan Teknologi Informasi Dalam
Pengendalian Organisasi ...................................................... 8
4. Jenis Sistem Informasi ......................................................... 9
5. Teknologi Informasi Untuk Pengendalian .......................... 10
6. Teknologi Informasi Yang Di Gunakan Dan Siapa Saja Yang
Terkait Dalam Koordinasi Dan Pengendalian ...................... 11
B. Peran Integrasi Sistem Manajemen Informasi Terpadu (ERP)
Dalam Koordinasi Dan Pengendalian ........................................ 12
1. Integrasi Data ......................................................................... 12
2. Pengertian Monitoring Dan Pengendalian .......................... 13
3. Kemampuan Analisis ........................................................... 14
4. Koordinasi Proses Bisnis ..................................................... 14
5. Peningkatan Transparansi .................................................... 15
C. Pengaruh Teknologi Internet Of Things (IOT) Dan Kecerdasan
Buatan (AI) Terhadap Koordinasi Dan Pengendalian ............ 15
D. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Teknologi Informasi . 17
E. Strategi Mengatasi Tantangan Dan Risiko Yang

iii
Terkait Dengan Teknologi Dan Informasi ................................ 17

BAB III PENUTUP .................................................................................. 20


A. KESIMPULAN .......................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 21

iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. latar belakang

dunia bisnis yang semakin kompleks dan berubah dengan cepat,


kemampuan untuk mengoordinasikan berbagai aspek operasional dan
mengendalikan proses Dalam secara efektif telah menjadi krusial bagi
kesuksesan sebuah organisasi. Dalam upaya untuk memenuhi tuntutan ini,
penggunaan teknologi informasi telah menjadi pijakan utama bagi
perusahaan-perusahaan modern yang ingin tetap bersaing di pasar yang
semakin kompetitif.

Dengan kemajuan teknologi informasi seperti sistem manajemen


basis data, perangkat lunak kolaboratif, platform cloud, dan analitik data
yang semakin canggih, organisasi memiliki akses ke berbagai alat yang
dapat mendukung proses koordinasi yang kompleks serta memfasilitasi
pengendalian yang lebih efisien. Namun, meskipun potensi besar yang
ditawarkan oleh teknologi informasi, ada juga tantangan yang perlu
diatasi, seperti masalah keamanan data, ketahanan sistem, dan kesesuaian
teknologi dengan kebutuhan organisasi.

Dalam konteks ini, penting bagi organisasi untuk memahami dengan


jelas bagaimana menerapkan teknologi informasi secara efektif untuk
meningkatkan koordinasi antar tim dan departemen, serta untuk
mengoptimalkan pengendalian operasional guna mencapai tujuan strategis
mereka.

1
B. rumusan masalah
1. Bagaimana teknologi informasi dapat digunakan untuk memperbaiki
proses koordinasi antar individu, tim, dan departemen di sebuah
organisasi?
2. Apa manfaat utama yang ditawarkan oleh penggunaan teknologi
informasi dalam memperkuat mekanisme pengendalian operasional
suatu perusahaan?
3. Bagaimana penerapan teknologi informasi dapat mempengaruhi
dinamika komunikasi dan koordinasi antara berbagai unit bisnis
dalam suatu perusahaan yang kompleks?
4. Apa saja peran utama teknologi informasi dalam memperkuat
pengendalian proses produksi dan kualitas produk.
5. Apa dampak positif dan negatif dari integrasi sistem manajemen
informasi terpadu (ERP) dalam meningkatkan koordinasi lintas
departemen dan pengendalian operasional dalam sebuah organisasi?
C. tujuan
1. Menganalisis peran teknologi informasi dalam meningkatkan efisiensi
koordinasi antar individu, tim, dan departemen di berbagai organisasi.
2. Mempelajari manfaat konkrit yang ditawarkan oleh penggunaan
teknologi informasi dalam memperkuat mekanisme pengendalian
operasional dan pengawasan dalam lingkungan bisnis modern.
3. Mengevaluasi tantangan utama yang dihadapi oleh organisasi dalam
mengadopsi teknologi informasi untuk tujuan koordinasi dan
pengendalian, serta menawarkan strategi yang tepat untuk
mengatasinya.
4. Memberikan rekomendasi praktis kepada organisasi untuk
mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi guna mencapai
efisiensi operasional yang lebih tinggi dan keunggulan kompetitif
yang berkelanjutan.

2
Bab II

pembahasan

A. Teknologi Informasi Untuk Koordinasi Dan Pengendalian

1. Definisi Teknologi Informasi

Menurut Haag& Keen (1996 )teknologi informasi adalah suatu alat yang
membantu pekerjaan yang berkaitan dengan informasi serta melakukan tugas
yang berkaitandenganpengolahan informasi.

Menurut Munir (2016) teknologi informasi adalah rangkuman teknologi


dari semua aspek yang berhubungan dengan komputer dan teknik yang
digunakan untuk mengumpul, menyimpan, dan memanipulasi data sehingga
menghasilkan informasi.

Menurut Abdi (2020) mendefinisikan teknologi informasi adalah


teknologi yang berfungsi membantu perorangan atau entitas dalam membuat,
mengubah, menyimpan, menyampaikan informasi dan menyebarkan
informasi. Berdasarkan definisi dari beberapa pemapar, dapat disimpulkan
teknologi informasi adalah seperangkat alat bantu yang berkaitan dengan
proses mengumpulkan, menyimpan dan memanipulasi data, sehingga
menghasilkan informasi yang bermanfaat.

Tujuan teknologi informasi secara umum adalah membantu memecahkan


masalah, mendukung dan membuka kreativitas, serta meningkatkan
efektivitas dan efisien dalam pekerjaan dan dapat meningkatkan kemampuan.
Selain itu, peranan teknologi menjadi sangat penting bagi aktivitas bisnis.
Teknologi komunikasi berperanan langsung dan berpengaruh terhadap
hubungan antara lingkungan yang dinamis dengan kompleksitas struktural.

3
Menurut Marius Robert Seran (2016) fungsi utama dari teknologi informasi
yaitu menangkap, mengolah, menghasilkan, menyimpan, mencari kembali
dan mentransmisi. Kemudian teknologi informasi atau sistem informasi
memiliki komponen.

Menurut Kadir (2014) 5 komponen teknologi informasi atau sistem


informasi yaitu:

 perangkat keras
 perangkat lunak
 Prosedur
 User
 basis data
 jaringan komputer dan komunikasi data.

Pengendalian Internal

Menurut Hery (2008) pengendalian internal adalah suatu alat kebijakan


dan prosedur yang digunakan untuk melindungi aset perusahaan dari segala
bentuk tindakan penyalahgunaan, tersedianya informasi akuntansi yang
akurat, serta memastikan bahwa semua peraturan hukum dan kebijakan telah
dipatuhi atau dijalankan dengan baik oleh seluruh karyawan.

Definisi sistem pengendalian internal menurut peraturan pemerintah


nomer 60 tahun 2008 (PP No 60 Tahun 2008)adalah prosedur integral yang
berfokus pada aktivitas dan kegiatan yang dilakukan terus menerus oleh
pimpinan dan karyawan, untuk memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan entitas. Melalui aktivitas yang efektif dan efisien,
keandalan laporan keuangan,pengamanan aset negara dan ketaatan pada
peraturan undang – undang.

4
Sedangkan menurut COSO SAS 78 (Committee of Sponsoring
Organization) (2013) pengendalian internal adalah proses melibat kandewan
komisaris, manajemen dan anggota lainnya, yang dirancang untuk
memberikan keyakinan yang memadai, tentang efektivitas dan efisiensi
operasi, keandalan laporan keuangan dan kepatuhan pada hukum atau
peraturan yang berlaku. COSO memandang pengendalian internal sebagai
rangkaian tindakan yang mencakup keseluruhan proses dalam entitas

Tujuan pengendalian internal secara umum adalah dapat melindungi aset,


informasi bisnis menjadi lebih akurat khususnya informasi laporan keuangan,
dan karyawan taat padaperaturan. Manfaat pengendalian internal selain dapat
melindungi aset, pengendalian internal dapat mencegah penyalahgunaan
penempatan. Cara dapat mencapai tujuan perusahaan adalah dokumentasi
yang memadai dan melakukan pemisahan fungsi dan tugas. Pengendalian
internal memiliki komponen, menurut COSO komponen pengendalian
internal dalam Kumaat (2011)yaitu lingkungan pengendalian, penilaian
resiko,prosedur pengendalian, pemantauan, informasi dan komunikasi.

Kemudian menurut Romney dan Steinbart (2015) pengendalian internal


juga menjalankan fungsi penting yaitu :

 pengendalian preventif yaitu pengendalian yang di lakukan sebelum


masalah timbul
 pengendalian detektif yaitu pengendalian di lakukan saat masalah
timbul
 pengendalian korektif yaitu pengendalian di lakukan setelah
masalah timbul, biasanya di lakukan dengan mengidentifikasi
masalah terlebih dahulu kemudian baru di perbaiki.

5
2. Peran Teknologi Informasi dalam Koordinasi Organisasi

Menurut Richardus (2016) teknologi informasi memiliki 5 peranan di


perusahaan yaitu :

 Operasional
 pengawasan dan kontrol
 perencanaan dan pengambilan keputusan
 Komunikasi
 interorganisasi,
adapun peranan lainnya:
1. Komunikasi yang Efisien:
Teknologi informasi memfasilitasi komunikasi yang cepat dan efisien
antara individu, tim, dan departemen dalam sebuah organisasi. Dengan
alat komunikasi seperti email, pesan instan, dan konferensi video,
anggota tim dapat berkolaborasi secara real-time, mengurangi
hambatan komunikasi, dan meningkatkan responsivitas.
2. Kolaborasi dan Berbagi Informasi:
Sistem manajemen basis data dan perangkat lunak kolaboratif
memungkinkan anggota tim untuk bekerja secara bersama-sama pada
proyek, membagikan informasi, dan mengakses dokumen secara
bersamaan. Hal ini memfasilitasi kolaborasi lintas tim dan
mempercepat proses pengambilan keputusan.
3. Penyederhanaan Tugas Administratif:
Dengan adopsi perangkat lunak manajemen tugas dan proyek, tugas
administratif dapat disederhanakan, sehingga anggota tim dapat fokus
pada tugas inti mereka. Penggunaan teknologi informasi dalam hal ini
dapat mempercepat alur kerja dan mengurangi beban administratif yang
tidak perlu.
4. Pemantauan Kinerja dan Evaluasi:
Teknologi informasi memungkinkan organisasi untuk memantau kinerja
individu dan tim melalui alat-alat analitik data yang canggih. Dengan
pemantauan kinerja yang terintegrasi, manajer dapat melacak progres,

6
mengidentifikasi masalah, dan membuat perubahan yang diperlukan
untuk meningkatkan efisiensi operasional.
5. Koordinasi Lintas Departemen:
Sistem ERP dan perangkat lunak manajemen rantai pasokan
memungkinkan koordinasi yang efektif antara berbagai departemen,
seperti keuangan, produksi, dan pemasaran. Dengan adanya integrasi
data yang lengkap, informasi dapat dengan mudah diakses oleh
departemen terkait, memungkinkan proses pengambilan keputusan
yang lebih baik dan koordinasi yang lebih efisien.
6. Peningkatan Aksesibilitas Informasi:
Teknologi informasi memungkinkan akses mudah dan cepat terhadap
informasi yang diperlukan oleh individu atau tim. Dengan adanya
penyimpanan data yang terpusat dan aksesibilitas yang mudah, anggota
tim dapat dengan mudah mengakses informasi yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas mereka.
7. Koordinasi Fleksibel dalam Tim Virtual:
Teknologi informasi memungkinkan koordinasi yang efisien antara
anggota tim yang bekerja secara virtual atau dari lokasi yang berbeda.
Dengan platform kolaboratif dan alat konferensi jarak jauh, tim dapat
tetap terhubung dan bekerja sama secara efektif tanpa batasan
geografis.
8. Pengelolaan Proyek yang Efektif:
Dengan adopsi perangkat lunak manajemen proyek yang canggih,
koordinasi proyek menjadi lebih terstruktur dan terorganisir. Alat-alat ini
memungkinkan pengaturan jadwal, pemantauan kemajuan, dan alokasi
sumber daya dengan lebih efisien, sehingga memastikan proyek
berjalan sesuai dengan rencana.
9. Peningkatan Tanggung Jawab dan Akuntabilitas:
Teknologi informasi memfasilitasi pelacakan tanggung jawab dan
akuntabilitas individu terhadap tugas dan target yang telah ditetapkan.
Dengan pemantauan yang terperinci dan transparan, anggota tim
merasa lebih bertanggung jawab terhadap kontribusi mereka terhadap
tujuan keseluruhan organisasi.
7
3. Manfaat Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pengendalian
Operasional

manfaat teknologi informasi menurut Muzakki, Susilo dan Yuniarto


(2016)pemanfaatan teknologi informasi mendukung kebutuhan dan
perkembangan entitas dan perorangan yang akan mendatangkan sesuatu hal
positif, misalkan membantu pekerjaan menjadi lebih cepat dan tepat waktu.

Menurut Rahmawati (2012) pemanfaatan teknologi informasi adalah


manfaat yang didapatkan oleh pengguna sistem informasi dalam membantu
melaksanakan tugasnya dimana komponen pengukurannya berdasarkan pada
intensitas dan kemudahan penggunaan. Perlu diketahui bahwa teknologi
informasi dapat membuat karyawan bisa memanfaatkannya untuk hal yang
positif. Penggunaan teknologi saat ini digunakan untuk mempercepat proses
dan mengurangi tingkat kesalahan dalam proses pengambilan keputusan dan
penggunaan, sehingga teknologi bisa digunakan dengan secara maksimal.

di bawah ini adalah beberapa manfaat utama dari penggunaan


teknologi informasi dalam pengendalian operasional:
1. Peningkatan Efisiensi Operasional:
Dengan penerapan teknologi informasi, proses operasional dapat
dioptimalkan secara signifikan, mengurangi waktu dan biaya yang
diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas operasional. Sistem
otomatisasi yang didukung oleh teknologi informasi dapat membantu
menghilangkan redundansi dan mempercepat alur kerja.
2. Peningkatan Akurasi dan Konsistensi:
Penggunaan teknologi informasi memungkinkan pengendalian
operasional yang lebih akurat dan konsisten. Dengan adopsi sistem
terkomputerisasi, kesalahan manusia dapat diminimalkan, sehingga
mengurangi risiko kesalahan dan meningkatkan kualitas hasil akhir.
3. Pengelolaan Inventaris yang Lebih Efektif:
Melalui sistem manajemen basis data dan perangkat lunak inventaris
yang terintegrasi, organisasi dapat mengelola stok barang atau bahan

8
secara efisien. Penggunaan teknologi informasi dalam hal ini
memungkinkan pengendalian yang lebih baik terhadap persediaan,
mengurangi risiko kekurangan atau kelebihan persediaan yang tidak
perlu.
4. Peningkatan Pengawasan Proses Produksi:
Dengan adopsi teknologi informasi, pengawasan proses produksi
menjadi lebih terstruktur dan transparan. Dengan pemantauan secara
real-time dan analitik data yang canggih, manajer dapat
mengidentifikasi masalah potensial atau ketidaksesuaian dalam proses
produksi dengan cepat, sehingga dapat segera mengambil tindakan
perbaikan.
5. Peningkatan Kecepatan Respons:
Teknologi informasi memungkinkan organisasi untuk merespons
perubahan pasar atau kebutuhan pelanggan dengan lebih cepat. Dengan
adopsi sistem manajemen informasi yang responsif, organisasi dapat
mengidentifikasi peluang atau ancaman secara tepat waktu, sehingga
dapat menyesuaikan strategi operasional dengan lebih efisien.

4. Jenis sistem informasi

Terdapat beragam jenis sistem informasi yang digunakan dalam berbagai


konteks, seperti:

1. Sistem Manajemen Basis Data (Database Management System - DBMS):


Sistem yang memungkinkan organisasi untuk menyimpan, mengelola, dan
mengakses data dengan efisien.
2. Sistem Manajemen Sumber Daya Perusahaan (Enterprise Resource
Planning - ERP): Sistem terintegrasi yang mengelola berbagai aspek
operasional suatu perusahaan, termasuk keuangan, sumber daya manusia,
dan rantai pasokan.
3. Sistem Informasi Manajemen (Management Information System - MIS):
Sistem yang mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis data untuk
membantu manajemen dalam pengambilan keputusan yang efektif.

9
4. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System - DSS): Sistem
yang mendukung pengambilan keputusan dengan menyediakan informasi,
analisis, dan alat simulasi untuk membantu manajer dalam memecahkan
masalah yang kompleks.
5. Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System - EIS): Sistem
yang menyediakan informasi penting secara cepat kepada eksekutif dan
manajer tingkat atas untuk membantu mereka memantau kinerja perusahaan
dan mengidentifikasi tren pasar.
6. Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System - GIS):
Sistem yang memungkinkan pengumpulan, penyimpanan, analisis, dan
visualisasi data berbasis lokasi, membantu dalam pengambilan keputusan
berdasarkan informasi geografis.
7. Sistem Pendukung Transaksi (Transaction Processing System - TPS):
Sistem yang memproses transaksi bisnis sehari-hari, seperti pembelian,
penjualan, dan pemrosesan pesanan, untuk memastikan operasi bisnis
yang efisien.

Setiap jenis sistem informasi ini memiliki peran khusus dalam


membantu organisasi mengelola data, memfasilitasi pengambilan
keputusan, dan meningkatkan kinerja operasional mereka.

5. Teknologi Informasi Untuk Pengendalian

Dalam konteks pengendalian, teknologi informasi dapat digunakan untuk


memantau, mengevaluasi, dan mengendalikan aktivitas bisnis. Beberapa contoh
penggunaan teknologi informasi untuk pengendalian meliputi:

1. Sistem Manajemen Inventori: Menggunakan perangkat lunak yang dapat


secara otomatis memantau persediaan, mengidentifikasi kekurangan atau
kelebihan stok, dan memberikan peringatan jika terjadi penyimpangan
dari standar persediaan yang telah ditetapkan.
2. Sistem Pemantauan Kinerja: Memanfaatkan aplikasi analitik dan dashboard
kinerja untuk melacak dan mengevaluasi kinerja operasional, memberikan

10
gambaran real-time tentang pencapaian target, serta mengidentifikasi area
di mana peningkatan diperlukan.
3. Sistem Pelacakan Transaksi: Menggunakan sistem yang dapat memantau
dan merekam setiap transaksi yang terjadi dalam bisnis, memungkinkan
identifikasi penyimpangan atau kegiatan yang mencurigakan yang
memerlukan tindakan pengendalian.
4. Sistem Keamanan Cyber: Memasang perangkat lunak keamanan yang
canggih untuk melindungi data sensitif perusahaan dari serangan cyber
dan melacak aktivitas yang mencurigakan di jaringan.
5. Sistem Audit Internal: Menggunakan perangkat lunak yang
memungkinkan tim audit internal untuk melakukan audit secara efisien
dan efektif terhadap proses bisnis, memastikan kepatuhan terhadap
peraturan, dan mengidentifikasi area risiko yang perlu ditangani.

Dengan penerapan teknologi informasi yang tepat, perusahaan dapat


meningkatkan kemampuan mereka untuk memantau dan mengendalikan
operasi bisnis secara lebih efektif, sehingga meminimalkan risiko dan
meningkatkan kepatuhan terhadap standar dan peraturan yang berlaku.

6. Teknologi Informasi Yang Di Gunakan Dan Siapa Saja Yang Terkait


Dalam Koordinasi Dan Pengendalian

Dalam konteks penggunaan teknologi informasi untuk koordinasi dan


pengendalian di suatu organisasi, beberapa contoh teknologi yang umumnya
digunakan meliputi:

1. Perangkat Lunak Kolaborasi: Seperti alat komunikasi dan kolaborasi


online, seperti Slack, Microsoft Teams, dan Zoom, yang memfasilitasi
komunikasi real-time antara anggota tim.
2. Sistem Manajemen Proyek: Seperti Jira, Trello, dan Asana, yang
memungkinkan tim untuk mengelola tugas, mengatur jadwal, dan
memantau kemajuan proyek secara keseluruhan.

11
3. Sistem Manajemen Basis Data: Seperti Oracle, MySQL, dan
Microsoft SQL Server, yang menyediakan infrastruktur untuk
menyimpan dan mengelola data perusahaan secara efisien.
4. Sistem ERP (Enterprise Resource Planning): Seperti SAP, Oracle
ERP, dan Microsoft Dynamics, yang mengintegrasikan berbagai proses
bisnis termasuk keuangan, manufaktur, dan rantai pasokan dalam satu
platform terpadu.
5. Perangkat Lunak Analitik Data: Seperti Tableau, Qlik, dan Power BI,
yang membantu organisasi dalam menganalisis data untuk mendapatkan
wawasan yang berharga dan mendukung pengambilan keputusan yang
lebih baik.
6. Sistem Keamanan Informasi: Seperti perangkat lunak keamanan
jaringan, perangkat lunak antivirus, dan firewall yang membantu
melindungi data dan informasi sensitif dari ancaman keamanan.

Sementara itu, pihak yang terlibat dalam penerapan dan penggunaan


teknologi informasi untuk koordinasi dan pengendalian meliputi manajer
operasional, tim TI, pengembang perangkat lunak, analis bisnis, staf
departemen terkait, dan karyawan yang menggunakan sistem tersebut dalam
kegiatan sehari-hari mereka. Proses implementasi dan penggunaan teknologi
informasi yang efektif memerlukan keterlibatan lintas departemen dan disiplin
yang luas.

B. PERAN INTEGRASI SISTEM MANAJEMEN INFORMASI TERPADU


{ERP} DALAM KOORDINASI DAN PENGENDALIAN

1. Integrasi Data

Integrasi data secara sederhana dapat dipahami sebagai proses


penggabungan data dari berbagai sumber untuk menjadi satu kesatuan data
terpadu yang dapat dikelola oleh perusahaan. Data dari setiap bagian, setiap
hal yang diperlukan perusahaan, akandigabungkan menjadi satu, sehingga
dapat diproses dengan lebih cepat, efektif, dan akurat. Proses ini jelas
dimulai dari
12
pengumpulan data dari berbagai pos bisnis, baik dari sektor human resources,
kemudian financial, bagian operasional, business development, inventory dan
pergudangan, pengadaan barang, dan masih banyak lagi. Data yang terkumpul
kemudian diberikan kode atau identitas tertentu dengan tujuan untuk
dikategorisasikan, sehingga pengelompokannya lebih teratur dan jelas. Baru
kemudian data dimasukkan ke dalam satu sistem database utama yang
dimiliki perusahaan secara sistematis dan sesuai kategorinya masing-masing.
Setiap bagian dari perusahaan idealnya dapat mengakses data yang
diperlukannya, sesuai dengan tingkat akses yang diberikan dari pihak
pengelola perusahaan. Dengan begini, data dapat ter-update secara aktual, dan
semua keputusan dan pertimbangan terkait data dapat dilakukan lebih
komprehensif.

2. Pengertian Monitoring dan Pengendalian


 Monitoring adalah upaya yang dilakukan secara rutin untuk
mengidentifikasi pelaksanaandari berbagai komponen program
sebagaimana telah direncanakan, waktu pelaksanaan program
sebagaimana telah dijadwalkan, dan kemajuan dalam mencapai tujuan
program(UNESCO)
 Pengendalian adalah tindakan manajemen, mulai dari penjaminan
kegiatan tetap padatracknya sampai pada tindakan koreksi dan/atau
penyesuaian pelaksanaan program berdasarkan hasil monitoring
(temuan adanya penyimpangan).
 Monitoring, pengendalian dan evaluasi merupakan alat manajemen
untuk memberikaninformasi kepada pengambil keputusan dan
menunjukkan akuntabilatas programataukegiatan. Evaluasi bukan
pengganti monitoring dan pengendalian, demikian
sebaliknyamonitoring dan pengendalian tidak bisa menggantikan
evaluasi. Data yang dihasilkan secarasistematis pada waktu kegiatan
monitoring sangat menentukan keberhasilan evaluasi.
 Pengendalian berbeda dengan monitoring hanya pada kewenangan
dari manajer untuklangsung melakukan intervensi ketika hasil
monitoring tidak sesuai dengan standar yangtelah ditetapkan.
13
Jadi pengendalian adalah kegiatan monitoring ditambah dengan
tindakanintervensi yang dilakukan oleh manajer (pengendali/ superisor/
pelaksana monitoring). Fungsi Monitoring dan Pengendalian: Fungsi
manajemen yang berkesinambungan untuk memberikan rekomendasi
untukmelakukan tindakan koreksi kepada pimpinan puskesmas dan
stakeholders lainnya. Bila kemudiantindakan koreksi dilakukan maka
fungsi pengendalian akan terlaksana secara lengkap. Tujuan Monitoring dan
Pengendalian; Untuk menjamin agar kegiatan program dapat dilaksanakan
sesuai rencana dan dapatdisesuaikan dengan perubahan lingkungan
organisasi agar Tujuan organisasi dapat dicapai secaraefektif dan efisien.

3. Kemampuan Analisis

Kemampuan analisis adalah keahlian untuk menyelidiki dan memecahkan


masalah dengan mengumpulkan informasi yang relevan. Untuk
mengaplikasikan kemampuan analisis secara efektif, penting untuk
menganalisis masalah dengan cermat. Dalam menganalisis masalah, Anda perlu
mengidentifikasi penyebab munculnya masalah, faktor-faktor yang
berkontribusi pada penyelesaiannya, dan berkomunikasi dengan tim atau
pihak terkait lainnya. Kemampuan analitis seseorang dapat dikenali melalui
beberapa ciri berikut:

 Kemampuan berpikir kritis, yang memungkinkan mereka melihat


celah atau hal-hal yang terabaikan oleh orang lain.
 Kemampuan untuk berpendapat berdasarkan hasil analisis atau data
yang ada.
 Kepercayaan dalam mengambil keputusan sulit
dengan mempertimbangkan peluang dan risiko yang
terlibat.
 Kemampuan untuk mengajukan solusi bagi masalah yang kompleks
dan menuntut pemikiran mendalam.

4. Koordunasi Proses Bisnis

Koordinasi proses bisnis adalah upaya untuk mengintegrasikan dan


mengelola serangkaian aktivitas atau langkah-langkah yang terlibat dalam
proses bisnis agar berjalan secar efisien dan sesuai dengan tujuan organisasi.
14
Ini

15
melibatkan pengaturan dan sinkronisasi berbagai aspek proses, termasuk orang,
teknologi, sumber daya, dan informasi, sehingga aktivitas-aktivitas ini dapat
berjalan sejalan dan mencapai hasil yang diinginkan.

5. Peningkatan Transparansi

Peningkatan transparansi merujuk pada tindakan atau upaya untuk


membuat informasi dan keputusan lebih terbuka dan dapat diakses oleh pihak
yang berkepentingan. Ini adalah hal yang penting dalam banyak konteks,
termasuk bisnis, pemerintahan, dan organisasi nirlaba.

C. Pengaruh Teknologi Internet of Things (IoT) dan Kecerdasan Buatan


(AI) terhadap Koordinasi dan Pengendalian:
1. Perluasan Kemampuan Koordinasi dan Pengendalian:
Adopsi Teknologi Internet of Things (IoT) memungkinkan
perangkat untuk saling terhubung dan berkomunikasi secara otomatis,
memperluas kemampuan koordinasi antara perangkat dan sistem.
Dengan bantuan Kecerdasan Buatan (AI), sistem dapat belajar dan
menyesuaikan diri dengan data yang dikumpulkan dari berbagai
sumber, sehingga memungkinkan pengendalian proses otomatis yang
lebih cerdas dan efisien.
2. Analisis Implikasi Masa Depan:
Analisis terhadap pertumbuhan teknologi IoT dan AI perlu
dilakukan untuk memahami implikasi potensialnya terhadap strategi
koordinasi dan pengendalian masa depan di berbagai sektor industri. Ini
termasuk perubahan dalam struktur organisasi, aliran kerja, serta
pergeseran dalam peran dan tanggung jawab manusia dalam proses
pengendalian.

Pertumbuhan teknologi yang pesat memiliki implikasi yang signifikan


terhadap strategi koordinasi dan pengendalian di berbagai sektor industri. Berikut
beberapa implikasi potensialnya:

16
1. Peningkatan Efisiensi Operasional: Teknologi seperti Internet of Things
(IoT) dan otomatisasi dapat meningkatkan efisiensi operasional dengan
memungkinkan perusahaan untuk mengendalikan proses produksi dan
pengiriman secara real-time. Ini memungkinkan koordinasi yang lebih
baik antara berbagai bagian dalam organisasi.
2. Peningkatan Keterlibatan Pelanggan: Teknologi digital telah mengubah
cara perusahaan berinteraksi dengan pelanggan mereka. Strategi pemasaran
dan layanan pelanggan yang didukung oleh data dan analitik dapat
meningkatkan keterlibatan pelanggan, memerlukan koordinasi antara
departemen pemasaran, penjualan, dan layanan pelanggan.
3. Globalisasi dan Jaringan Supply Chain: Teknologi memungkinkan
perusahaan untuk menghubungkan rantai pasokan global mereka dengan
lebih baik. Ini memerlukan koordinasi yang kuat dalam manajemen rantai
pasokan untuk mengatasi tantangan globalisasi.
4. Keamanan Data: Pertumbuhan teknologi juga membawa risiko keamanan
data yang lebihbesar. Pengendalian yang kuat diperlukan untuk
melindungi data sensitif dan mengkoordinasikan upaya keamanan
informasi di seluruh organisasi.
5. Mobilitas dan Kerja Jarak Jauh: Teknologi memungkinkan mobilitas yang
lebih besar, yang memungkinkan kerja jarak jauh. Ini mengubah cara
organisasi mengkoordinasikan dan mengendalikan pekerjaan, dengan
penekanan pada pengelolaan kinerja dan produktivitas daripada
pemantauan fisik.
6. Perkembangan Kecerdasan Buatan (AI): AI dapat digunakan dalam
analisis data dan pengambilan keputusan. Ini mempengaruhi strategi
pengendalian dengan mengintegrasikan kemampuan AI dalam proses
pengambilan keputusan, memerlukan koordinasi antara tim teknologi dan
tim bisnis.
7. Perubahan Model Bisnis: Teknologi seringkali memungkinkan model
bisnis baru, seperti layanan berbasis berlangganan dan platform digital. Ini
memerlukan perubahan dalam strategi koordinasi dan pengendalian untuk
menyesuaikan dengan perubahan bisnis.
8. Regulasi dan Kepatuhan: Pertumbuhan teknologi dapat mempengaruhi
peraturan dan kepatuhan. Perusahaan perlu berkoordinasi dengan baik
dalam mematuhi peraturan yang terus berubah.

Penting bagi perusahaan untuk terus beradaptasi dengan perkembangan


teknologi dan memperbarui strategi koordinasi dan pengendalian mereka agar
tetap relevan dalam berbagai sektor industri.

17
D. PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP TEKNOLOGI
INFORMASI

Pembentukan budaya organisasi yang mendukung inovasi dan adopsi


teknologi memiliki peran penting dalam mencapai koordinasi yang lebih efisien
dan pengendalian yang lebih efektif dalam sebuah organisasi. Budaya inovasi
mendorong karyawan untuk berpikir kreatif, menciptakan solusi baru, dan
mengadopsi teknologi terbaru. Hal ini dapat menghasilkan peningkatan
produktivitas dan efisiensi.

Selain itu, budaya yang mendukung inovasi juga memungkinkan


organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis dengan
lebih cepat. Dengan mengadopsi teknologi baru, organisasi dapat
meningkatkan kemampuan mereka dalam mengendalikan proses bisnis dan
mengelola sumber daya secara lebih efektif.

Pentingnya budaya organisasi yang mendukung inovasi dan adopsi


teknologi juga terkait dengan daya saing jangka panjang. Organisasi yang
terbuka terhadap inovasi dan teknologi cenderung lebih mampu bersaing di
pasar yang terus berubah. Dengan demikian, pembentukan budaya ini menjadi
kunci dalam mencapai koordinasi yang lebih efisien dan pengendalian yang
lebih efektif.

E. STRATEGI MENGATASI TANTANGAN DAN RISIKO YANG


TERKAIT DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI

 Meningkatkan Keterlibatan Karyawan melalui Sistem Informasi

Selain memberikan manfaat bagi manajemen, sistem informasi yang efektif juga
dapat meningkatkan keterlibatan karyawan. Dengan menyediakan akses mudah
ke pengetahuan penting dan sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas-tugas mereka, sistem informasi membantu karyawan merasa lebih terlibat
dalam operasi sehari-hari perusahaan. Keterlibatan yang ditingkatkan ini dapat
meningkatkan motivasi, produktivitas, dan kinerja tim secara keseluruhan,

18
sehingga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kesuksesan
keseluruhan perusahaan.
 Pendidikan dan Pelatihan dalam Pemanfaatan Sistem Informasi

penting bagi perusahaan untuk melihat pendidikan dan pelatihan sebagai elemen
penting dalam pemanfaatan sistem informasi. Pelatihan yang tepat bagi karyawan
mengenai penggunaan sistem informasi dan pentingnya pengambilan keputusan
berbasis data dapat membantu meningkatkan keterampilan mereka dan pemahaman
mereka tentang peran penting sistem informasi dalam operasi perusahaan. Selain
itu, pendidikan yang terus-menerus tentang perkembangan terbaru dalam teknologi
informasi juga penting untuk memastikan bahwa perusahaan tetap berada di garis
depan inovasi teknologi.

Pentingnya membangun fleksibilitas dalam infrastruktur teknologi


informasi tidak bisa diabaikan. Organisasi perlu memahami bahwa pasar dan
kebutuhan mereka dapat berubah dengan cepat. Inilah mengapa fleksibilitas
dalam TI sangat penting:
1. Adaptasi terhadap Perubahan: Dengan infrastruktur yang fleksibel,
organisasi dapat lebih mudah menyesuaikan sistem dan layanan TI
mereka untuk mengikuti perubahan kebutuhan internal maupun eksternal.
2. Efisiensi Operasional: Infrastruktur yang fleksibel memungkinkan
organisasi untuk lebih efisien dalam penggunaan sumber daya TI,
menghindari pemborosan, dan mengurangi biaya operasional.
3. Inovasi: Fleksibilitas memungkinkan organisasi untuk lebih cepat
mengadopsi teknologi baru dan inovasi, sehingga dapat tetap bersaing
dalam pasar yang berubah dengan cepat.
4. Kontinuitas Bisnis: Dengan fleksibilitas, organisasi dapat lebih mudah
merencanakan danmelaksanakan strategi pemulihan bencana serta
memastikan kontinuitas bisnis dalam situasi yang tidak terduga.
5. Respons Cepat: Infrastruktur yang fleksibel memungkinkan organisasi
merespons perubahan pasar dan pelanggan dengan cepat, sehingga tetap
relevan dalam industri.

19
6. Skalabilitas: Organisasi dapat dengan mudah mengukur infrastruktur
mereka sesuai dengan pertumbuhan bisnis atau kebutuhan proyek khusus.

20
Bab II

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan adopsi yang tepat dan penggunaan yang efektif, teknologi
informasi telah terbukti menjadi kunci utama dalam memfasilitasi
koordinasi yang efisien dan pengendalian yang efektif di lingkungan
bisnis. Melalui implementasi sistem manajemen proyek yang canggih,
perangkat lunak kolaborasi yang inovatif, dan sistem analitik data yang
canggih, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional,
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, serta mengurangi risiko
yang terkait dengan keamanan data.

Namun demikian, penggunaan teknologi informasi juga


memunculkan beberapa tantangan, termasuk masalah keamanan data yang
kompleks, kebutuhan akan infrastruktur yang terintegrasi, dan tantangan
terkait dengan adaptasi karyawan terhadap perubahan teknologi. Dengan
demikian, perusahaan perlu mengadopsi strategi yang tepat, termasuk
implementasi protokol keamanan data yang ketat, pengembangan
infrastruktur teknologi yang terintegrasi, dan program pelatihan yang
komprehensif untuk mengatasi tantangan ini.

Dengan menjembatani kesenjangan antara teknologi informasi yang


ada dan kebutuhan bisnis yang berkembang, perusahaan dapat
memperoleh keunggulan kompetitif yang signifikan. Dengan memahami
pentingnya penggunaan teknologi informasi yang efektif dalam proses
koordinasi dan pengendalian, perusahaan dapat mempercepat
pertumbuhan mereka, meningkatkan keunggulan operasional, dan
memastikan kelangsungan bisnis yang berkelanjutan di era digital ini.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://diskominfo.palopokota.go.id/content/uploads/images/dokumen/
Lakip-Kominfo_2021.pdf

https://staffnew.uny.ac.id/upload/132310001/pendidikan/Bab+14+Info
rmasi+Teknologi.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/243599-peran-teknologi-
informasi-dalam-pengemba-befe3837.pdf

https://www.academia.edu/42709967/Ringkasan_Materi_Monitoring_
dan_Pengendalian

https://toghr.com/kemampuan-analisis-adalah/

https://www.kompasiana.com/maulidyarahmah4761/653b2808ee794a
01753f6133/peran-sistem-informasi-dalam-meningkatkan-
pengambilan-keputusan-manajemen-yang-cepat-dan-akurat-dalam-
organisasi..

https://binus.ac.id/malang/2020/11/artificial-intelligence-of-things-
aiot/

22

Anda mungkin juga menyukai