Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Sistem Informasi Manajemen

Disusun Oleh : Kelompok II


Anggota : Ahmad Mubarok
: Anisa Fitrianingsih
: Muhamad Jenal
: Muhammad Rayhan E

STIE TRIDHARMA BANDUNG KBB CIPANAS


Wisma Sinar Kasih, Jl. Raya Pacet No. 12-14, Cipendawa Kec. Pacet
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43253
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat Nya
sehingga makalah dengan judul “ Sistem Informasi Untuk Keunggulan
Kompetitif “ dapat tersusun sampai dengan selesai. Kami sangat berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan
saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Cianjur , 27 Oktober 2022


Kelompok II

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTRA ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................2
A. Perusahaan dan Lingkungannya .............................................................3
B. Aliran Sumber Daya Fisik Pada Rantai Penawaran Manajemen ...........4
C. Keunggulan Kompetitif ..........................................................................4
D. Dimensi Keunggulan Kompetitif ...........................................................4
a. Keunggulan Strategis .......................................................................5
b. Keunggulan Taktis ...........................................................................6
c. Keunggulan Operasional ..................................................................6
E. Tantangan Dari Pesaing-Pesaing Global ................................................7
F. Tantangan dalam Pengembangan Sistem Informasi Global ..................8
a. Kendala Politis .................................................................................8
b. Rintangan Budaya dan Komunikasi .................................................8
c. Pembatasan Pembelian dan Import Piranti Keras ............................9
d. Pembatasan Pemrosesan Data ..........................................................9
e. Pembatasan Komunikasi Data..........................................................9
f. Masalah-Masalah Teknologi ............................................................9
g. Kurangnya Dukungan Dari Manajemen Anak Perusahaan.............10
G. Manajemen Pengetahuan.......................................................................10
a. Dimensi Informasi ...........................................................................11
1. Relevansi ...................................................................................11
2. Akurasi ......................................................................................11
3. Ketepatan Waktu .......................................................................12
4. Kelengkapan ..............................................................................12

ii
b. Sistem Manajemen Pengetahuan yang Berubah-ubah ....................12
c. Sistem informasi..............................................................................13
H. Perencanaan Strategis untuk Sumber Daya Informasi ..........................13
a. Chief Information Officer dan Chief Technology Officer .............14
b. Perencanaan Strategis bagi Perusahaan .........................................14
c. Rencana Strategis untuk Area Bisnis .............................................15
d. Pendekatan SPIR Perencanaan Strategis untuk Sumber Daya
Informasi ........................................................................................16
1. Pernyataan Misi Teknologi Informasi ......................................16
2. Sasaran Teknologi Informasi ...................................................16
BAB III PENUTUP ................................................................................................18
A. Kesimpulan............................................................................................18
B. Saran ......................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model sistem umum perusahaan akan dapat menjadi contoh pola yang
baik untuk menganalisis sebuah organisasi. Model ini akan menyoroti unsur-
unsur yang seharusnya ada dan bagaimana unsur-unsur tersebut seharusnya
berinteraksi. Dalam hal yang sama, delapan model unsur lingkungan sebuah
perusahaan dapat menjadi suatu cara yang baik untuk memahami
kompleksitas dari cara perusahaan akan berinteraksi dengan lingkungannya.
Integrasi antara model sistem umum dan delapan model unsur lingkungan
akan menjadi dasar dari suatu konsep manajemen rantai suplai (supply chain
management).
Keunggulan kompetitif dapat dicapai melalui pengelolaan sumber
daya fisik, akan tetapi sumber daya virtual ternyata juga dapat memainkan
peranan yang besar. Michael E. Porter diakui sebagai orang yang paling
banyak mengungkapkan konsep keunggulan kompetitif dan
mengontribusikan pemikiran-pemikiran mengenai rantai nilai (value chain)
dan sistem nilai (value system), yang setara dengan melihat sesuatu secara
sistem atas perusahaan dan lingkungannya. Para eksekutif perusahaan dapat
menggunakan informasi tersebut untuk mendapatkan keunggulan strategis,
taktis, dan operasional.
Sumber daya informasi sebuah perusahaan meliputi piranti keras,
piranti lunak, spesialis informasi, pengguna, fasilitas, basis data (database),
dan informasi. Informasi memiliki empat dimensi yang sangat penting:
relevansi, akurasi, ketetapan waktu, dan kelengkapan. Eksekutif perusahaan
melakukan perencanaan strategis untuk keseluruhan organisasi, area bisnis,
dan sumber daya informasi. Chief Information Officer (yang disebut juga
Chief Technology Officer) memainkan peranan penting dalam semua jenis
perencanaan strategis. Sebuah rencana strategis untuk sumber daya informasi
akan mengidentifikasikan tujuan-tujuan yang harus dipenuhi oleh sistem
informasi perusahaan di tahun-tahun mendatang dan sumber daya informasi
yang akan diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut

SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF 1


B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan perusahaan dengan lingkungannya?
b. Bagaimana aliran sumber daya fisik pada rantai penawaran manajemen?
c. Apa dan bagaimana keunggulan kompetitif sistem informasi?
d. Apa sajakah yang menjadi dimensi penting dari sebuah keunggulan
kompetitif?
e. Tantangan apakah yang mungkin muncul dari pesaing global?
f. Apa saja yang menjadi tantangan dalam pengembangan sistem informasi
global?
g. Apa hubungan manajemen pengetahuan dengan keahlian kompetitif?
h. Bagaimanakah perencanaan strategis untuk sumber daya informasi?

C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian perusahaan dan lingkungannya.
b. Mengetahui aliran sumber daya fisik pada rantai penawaran manajemen.
c. Mengetahui keunggulan kompetitif sistem informasi.
d. Untuk mengetahui dimensi penting dari sebuah keunggulan kompetitif
e. Untuk mengetahui tantangan apa yang mungkin muncul dari pesaing
global
f. Untuk mengetahui tantangan dalam pengembangan sistem informasi
global.
g. Mengetahui hubungan manajemen pengetahuan dengan keahlian
kompetitif
h. Mengetahui perencanaan strategis untuk sumber daya informasi

SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF 2


BAB II
PEMBAHASAN
A. Perusahaan dan Lingkungannya
Perusahaan adalah suatu sistem fisik yang dikelola melalui
penggunaan sebuah sistem virtual. Sistem fisik perusahaan merupakan suatu
sistem terbuka di mana perusahaan/instansi berhadapan dengan
lingkungannya. Sebuah perusahaan memperoleh sumber daya dari
lingkungannya, mengubah sumber daya tersebut menjadi produk dan jasa,
dan mengembalikan sumber daya yang telah diubah kembali ke lingkungan.
Ada delapan elemen lingkungan perusahaan yakni :
1) Pemasok disebut juga vendor memasok bahan, mesin, jasa, pekerja, dan
informasi bahwa perusahaan menggunakan untuk menghasilkan produk
dan jasa
2) Pelanggan
3) Serikat buruh adalah serikat pekerja yang terampil dan tidak terampil
untuk industri dan perdagangan tertentu
4) Masyarakat keuangan terdiri atas institusi-institusi seperti bank dan
lembaga peminjam lainnya yang mempengaruhi sumber daya keuangan
yang dibutuhkan perusahaan
5) Pemegang saham/pemilik adalah orang yang menginvestasikan
uangnya/modalnya di perusahaan; mereka adalah pemilik utama
perusahaan
6) Pesaing termasuk semua organisasi yang bersaing dengan perusahaan di
pasar
7) Pemerintah secara nasional, negara bagian atau provinsi dan juga daerah
lokal, biasanya ada kendala dalam bentuk undang-undang dan peraturan,
tetapi juga memberikan bantuan dalam bentuk pembelian, informasi dan
dana bagi perusahaan.
8) Masyarakat global adalah daerah geografis tempat perusahaan mendirikan
usahanya. Perusahaan menunjukan tanggung jawabnya terhadap
masyarakat global dengan menjaga lingkungan, menyediakan produk dan
jasa yang memberikan kontribusi terhadap kualitas hidup masyarakat dan

SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF 3


menjalankan operasinya dengan etika yang benar

B. Aliran Sumber Daya Fisik-Rantai Penawaran Manajemen


Sumber daya fisik sebuah perusahaan meliputi pegawai, bahan baku,
mesin, dan uang. Pegawai dipekerjakan oleh perusahaan, diubah ke tingkat
keahlian yang lebih tinggi melalui pelatihan dan pengalaman, dan pada
akhirnya meninggalkan perusahaan. Bahan baku memasuki perusahaan dalam
bentuk input mentah dan diubah menjadi barang jadi, yang kemudian dijual
kepada para pelanggan perusahaan. Mesin dibeli, digunakan dan pada
akhirnya dijual dalam bentuk penerimaan penjualan investasi pemegang
saham, dan pinjaman lalu diubah menjadi pembayaran kepada pemasok,
pajak kepada pemerintah, dan pengembalian kepada para pemegang saham.
Ketika berada di dalam perusahaan, sumber daya fisik dipergunakan untuk
menghasilkan produk dan jasa yang dijual oleh perusahaan kepada para
pelanggannya.

C. Keunggulan Kompetitif
Seiring dengan perusahaan memenuhi kebutuhan produk dan jasa para
pelanggannya, perusahaan tersebut akan berusaha untuk mendapatkan
keunggulan di atas para pesaingnya. Satu hal yang tidak selalu terlihat jelas
adalah adanya fakta bahwa sebuah perusahaan juga akan dapat mencapai
keunggulan kompetitif melalui sumber daya virtualnya. Di dalam sistem
informasi, keunggulan kompetitif (competitive advantage) mengacu pada
penggunaan informasi untuk mendapatkan pengungkitan (leverage) di dalam
pasar.

D. Dimensi Keunggulan Kompetitif


Keunggulan kompetitif dapat direalisasikan dalam hal mendapatkan
keunggulan strategis, taktis, maupun operasional. Tiga tingkat keunggulan
kompetitif tersebut akan bekerja bersama-sama. Sistem informasi yang
terpengaruh oleh ketiga tingkat ini akan memiliki kemungkinan terbaik untuk
meningkatkan kinerja sebuah perusahaan secara substansial. Pada tingkat

SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF 4


manajerial yang tertinggi adalah tingkat perencanaan strategis, sistem
informasi dapat digunakan untuk mengubah arah sebuah perusahaan untuk
mendapatkan keunggulan strategisnya. Pada tingkat manajemen kontrol
(menengah), manajer dapat memberikan spesifikasi mengenai bagaimana
rencana strategis akan diimplementasikan, sehingga menciptakan suatu
keunggulan taktis. Pada tingkat manajemen operasional (lebih rendah),
manajer dapat menggunakan teknologi informasi dalam berbagai
pengumpulan data dan penciptaan informasi yang akan memastikan efisiensi
operasi, sehingga mencapai keunggulan operasional.
a. Keunggulan Strategis
Keunggulan strategis (strategic advantage) adalah keunggulan
yang memiliki dampak fundamental dalam bentuk operasi perusahaan.
Sistem informasi dapat digunakan untuk menciptakan suatu keunggulan
strategis. Sebagai contoh, sebuah perusaahn dapat memutuskan untuk
mengubah seluruh datanya menjadi basis data dengan alat penghubung
standar (seperti alat penghubung browser web) untuk memungkinan
berbagi dengan rekan-rekan bisnis dan pelanggannya.
Basis data yang terstandardisasi dan dapat diakses melalui browser
Web mencerminkan pergeseran posisi perusahaan secara strategis. Strategi
ini menyebabkan operasi perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa cara
secara fundamental, yaitu :
1. Akses yang ada saat ini bisa jadi dilakukan melalui piranti lunak
komputer buatan perusahaan sendiri, sehingga perubahan tersebut akan
menyebabkan perusahaan harus mempertimbangkan untuk membeli
piranti lunak pelaporan standar dari vendor luar atau mempekerjakan
perusahaan luar untuk merancang dan mengembangkan suatu sistem
pelaporan baru. Mobilitas akses laporan juga akan ikut terpengaruh,
karena para pengguna tidak lagi membutuhkan akses laporan, karena
para pengguna tidak membutuhkan akses langsung ke sumber daya
komputer perusahaan. Setiap sambungan ke internet akan
memungkinkan pengguna menggunakan sebuah browser Web untuk
mengakses laporan dari hampir seluruh tempat di manapun di dunia ini.

SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF 5


2. Para pemasok dan pelanggan potensial di manapun di seluruh dunia
akan memiliki potensi akses atas tingkat persediaan bahan baku dan
barang jadi perusahaan, sehingga akan mempercepat transaksi
pembelian dan penjualan perusahaan.
3. Keamanan juga tidak dapat diabaikan dalam contoh terjadinya
perubahan sistem informasi secara strategis ini. Dengan semakin
besarnya keuntungan yang terkait dengan akses Web kepada informasi
perusahaan maka tingkat bahayanya pun akan semakin besar pula.
Tingkat strategis akan menentukan arah dan tujuan perusahaan, namun
tetap masih terdapat kebutuhan akan suatu rencana yang dapat
mencapai suatu strategi yang menyadari arti penting dari keamanan.
b. Keunggulan Taktis
Sebuah perusahaan mendapatkan keunggulan taktis (tactical
advantage) ketika perusahaan tersebut mengimplementasikan strategi
dengan cara yang lebih baik dari para pesaingnya. Sebagai contoh, layanan
pelanggan dapat ditingkatkan dengan menawarkan kepada pelanggan
akses langsung ke informasi. Semua perusahaan ingin memuaskan
pelanggan, karena kepuasan pelanggan akan menghasilkan pengulangan
pembelian.
Perusahaan mendapatkan keunggulan taktis dalam beberapa hal, yaitu :
1. Pelanggan melihat potongan harga sebagai alasan untuk terus membeli
produk dari perusahaan. Potongan itu sendiri merupakan insentif bagi
pelanggan, namun juga dapat memberikan keuntungan ekonomis bagi
perusahaan.
2. Sistem informasi dapat menyarankan produk mana yang mungkin ingin
dibeli oleh pelanggan. Perusahaan tidak hanya akan mendorong
kesetiaan pelanggan, namun juga dapat meningkatkan keuntungan dari
penjualan.
c. Keunggulan Operasional
Keunggulan Operasional (Opertional Advantage) adalah
keunggulan yang berhubungan dengan transaksi dan proses sehari-hari.
Disinlah sistem informasi akan berinteraksi secara langsung dengan

SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF 6


proses.
Suatu situs Web yang “mengingat” pelanggan dan kegemaran
mereka dari transaksi-transaksi masa lalu akan mencerminkan suatu
keunggulan operasional. Browser sering memiliki cookies, file-file kecil
berisi informasi yang terdapat di dalam komputer pengguna, yang dapat
menyimpan nomor akun, kata sandi, dan informasi lain yang berhubungan
dengan transaksi pengguna. Ini merupakan kemudahan yang berharga bagi
pelanggan, bahwa para pelanggan yang menggunakan Web untuk
menempatkan pembelian mereka akan menghemat beban perusahaan
membayar seorang juru tulis untuk memasukkan data, tetapi ini hanyalah
keuntungan yang bersifat minor saja.
Data yang dimasukkan oleh pengguna kemungkinan besar akan
lebih akurat. Karena data tidak dikomunikasikan secara lisan kepada orang
lain, maka tidak akan terjadi kesalahpahaman di dalam komunikasi. Ketika
informasi (nama, alamat, dan seterusnya) dapat diambil dari catatan
sebelumnya, data tersebut bahkan akan memiliki atas data yang
dimasukkan oleh pengguna. Jika data tidak akurat, pengguna tidak akan
menyalahkan perusahaan. Karena berbagai alasan operasional, akses Web
ke sistem informasi perusahaan akan dapat meningkatkan hubungan
dengan pelanggan.

E. Tantangan Dari Pesaing-Pesaing Global


Perusahaan multinasional (Multinational Corporation-MNC) adalah
perusahaan yang beroperasi lintas produk, pasar, negara, dan budaya.
Perusahaan multinasional terdiri atas perusahaan induk dan sekelompok anak
perusahaan. Anak perusahaan-anak perusahaan tersebut dapat tersebar secara
geografis, dan masing-masing dapat memiliki sasaran, kebijakan dan
prosedurnya sendiri.
Perusahaan hendaknya tidak membatasi pemikiran akan pesaing-
pesaing global hanya untuk organisasi-organisasi lain saja. Kalangan
profesional dan staf yang bekerja di negara lain yang bersaing untuk
pekerjaan yang sama seperti yang terjadi di negara tuan rumah juga dapat

SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF 7


dianggap sebagai pesaing.
Alasan utama melakukan outsource adalah ekonomi. Namun,
oustourcing juga memiliki kelemahannya sendiri. Satu hal yang khususnya
sangat penting bagi oustourcing TI adalah perlindungan Hak Kekayaan
Intelektual (HAKI), yang di beberapa negara tidak mendapat perlindungan
yang memadai. Satu cara untuk mengatasi masalah HAKI adalah dengan
mengakuisisi perusahaan outsourcee asing.
Sebagai contoh, di tahun 2004 IBM membeli Daksh eServices, salah
satu perusahaan call-center terbesar di India. Pada saat itu, IBM memiliki
lebih dari 9.000 karyawan di India yang mengembangkan sistem piranti lunak
dengan membeli Daksh eService memungkinkan IBM mengakuisisi
perusahaan sehingga masalah-masalah HAKI dengan perusahaan outsourcing
akan dapat dihindari.

F. Tantangan dalam Pengembangan Sistem Informasi Global


Pengembangan semua jenis sistem informasi dapat menjadi suatu
tantangan, tetapi ketika sistem yang dibuat mencakup batas internasional,
para pengembangnya harus mengatasi beberapa kendala yang unik. Istilah
sistem informasi global (Global Information System-GIS) diberikan untuk
suatu sistem informasi yang terdiri atas beberapa jaringan yang melintasi
batas negara. Berikut adalah beberapa kendala yang harus diatasi oleh
pengembang GIS, yaitu :
a. Kendala-Kendala Politis
Pemerintah nasional di suatu negara di tempat anak perusahaan berada
dapat menerapkan beragam pembatasan yang menjadikan perusahaan
induk mengalami kesulitan untuk memasukkan anak perusahaan tersebut
ke dalam jaringan. Pembatasan yang umum adalah akses yang terbatas ke
komunikasi berkecepatan tinggi. Karena infrastruktur telepon biasanya
dimiliki dan dioperasikan oleh pemerintah dan bukannya perusahaan
swasta, hal ini dapat menjadi suatu rintangan yang cukup berat.
b. Rintangan Budaya dan Komunikasi
Interaksi dengan teknologi dapat sangat bervariasi di beberapa budaya.

SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF 8


Antarmuka (interface) GIS harus tetap konsisten meskipun menggunakan
bahasa yang berbeda-beda. Sebagai akibatnya, kebanyakan antarmuka GIS
mengandalkan grafik dan icon untuk berinteraksi dengan pengguna dan
tidak terlalu bergantung pada perintah yang diketikkan ke dalam bidang-
bidangnya. Selain itu, masalah rancangan GIS juga dapat diselesaikan
dengan menawarkan beragam format yang memiliki fungsionalitas yang
sama. Jika sebuah perusahaan memutuskan untuk membuat GIS, ia harus
bersedia untuk mengadaptasi berbagai kebutuhan populasi global ke dalam
sistemnya.
Rintangan budaya juga dapat memengaruhi rancangan suatu GIS. Di
dalam beberapa masyarakat tertentu, penggunaan teknologi dianggap
sebagai suatu pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlian, sedangkan di
masyarakat lainnya dipandang sebagai suatu pertanda tingkat sosial.
c. Pembatasan Pembelian dan Impor Piranti Keras
Pemerintah nasional mencoba untuk melindungi pabrikan lokal dan
merangsang investasi asing pada produksi lokal dengan menentukan
bahwa hanya peralatan yang diproduksi atau dirakit di negara itu yang
dapat dipergunakan. Ketentuan seperti ini dapat mempengaruhi
pengoperasian berbagai sistem piranti keras dan lunak yang berbeda.
d. Pembatasan Pemrosesan Data
Kebijakan nasional dapat mengatur bahwa data harus diproses di dalam
negeri, bukan dikirimkan ke luar negeri dan diproses di tempat lain.
e. Pembatasan Komunikasi Data
Pembatasan komunikasi data yang paling banyak dipublikasikan adalah
pembatasan yang dikenakan pada aliran data antarnegara. Aliran data
antarnegara (Transborder Data Flow-TDF), adalah pergerakan data yang
dapat dibaca oleh mesin melintasi batas negara.
f. Masalah-Masalah Teknologi
Di beberapa negara, sumber listrik yang dapat diandalkan mungkin tidak
tersedia, sehingga mengakibatkan seringnya terjadi gangguan listrik.
Sirkuit telekomunikasi sering kali hanya dapat mengirimkan data dengan
kecepatan yang rendah, dan kualitas transmisinya juga buruk. Piranti lunak

SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF 9


juga bisa menjadi masalah. Karena banyak negara tidak memperhatikan
hak cipta atas piranti lunak dan membiarkan pasar tersembunyi (black
market), beberapa vendor peranti lunak menolak untuk berbisnis di
beberapa negara tertentu.
g. Kurangnya Dukungan dari Manajemen Anak Perusahaan
Manajemen kantor anak perusahaan sering kali ikut menjadi masalah.
Beberapa merasa yakin bahwa mereka dapat menjalankan anak
perusahaannya tanpa harus mendapat bantuan, dan mereka memandang
peraturan yang ditetapkan oleh kantor pusat sebagai suatu hal yang tidak
perlu. Beberapa manajer anak perusahaan mendapat imbalan berdasarkan
profitabilitas, dan mereka akan berusaha untuk menghambat solusi
korporat yang mereka anggap akan dapat mengurangi pendapatan mereka.
Manajemen kantor di luar negeri juga dapat melihat GIS sebagai salah satu
jenis pengawasan dari “Big Brother”. Para manajer tingkat menengah
mungkin merasa takut dilewati oleh rantai informasi baru yang
menghimpun data operasional kepada perusahaan induk. Dengan segala
kemungkinan masalah di atas, adalah mukjizat kecil jika MNC mencoba
untuk mengembangkan GIS. Meskipun menghilangkan seluruh masalah di
atas adalah suatu hal yang mustahil untuk dilakukan, pengaruh MNC dapat
diminimalkan dengan mengikuti strategi yang terencana dengan baik yang
dituangkan ke dalam rencana strategis sumber daya informasi.

G. Manajemen Pengetahuan
Sumber daya informasi sebuah perusahaan terdiri atas:
 Perangkat Keras komputer
 Perangkat Lunak komputer
 Spesialis informasi
 Pengguna
 Fasilitas
 Database
 Informasi

SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF 10


Ketika manajer memutuskan untuk menggunakan informasi untuk
mencapai keunggulan kompetitif, mereka harus mengelola sumber daya ini
agar dapat meraih hasil yang dinginkan. Informasi, sama seperti sumber daya
lainnya, memerlukan manajemen. Para manajer memastikan bahwa data
mentah yang dikumpulkan telah seluruhnya terkumpul dan kemudian
diproses menjadi informasi yang bermanfaat. Manajer kemudian memastikan
bahwa individu-individu yang tepat akan menerima informasi dalam bentuk
yang tepat dan pada waktu yang tepat sehingga ia dapat dipergunakan.
Terakhir, manajer akan menyingkirkan informasi yang sudah usang dan
menggantinya dengan informasi terbaru dan akurat. Semua aktivitas ini
mengakuisisi data, memproses data menjadi informasi, menggunakan dan
mengomunikasikan informasi dengan cara yang paling efektif, dan
menyingkirkan informasi pada waktu yang tepat disebut manajemen
pengetahuan (knowledge management).
a. Dimensi Informasi
Ketika pengembang sistem (pengguna maupun spesialis informasi)
mendefinisikan output yang diberikan oleh prosesor informasi, mereka
akan mempertimbangkan empat dimensi dasar informasi. Keempat
dimensi yang diinginkan akan dapat menambah nilai dari informasi
tersebut, yaitu :
1) Relevansi
Informasi memiliki relevansi jika informasi tersebut berhubungan
dengan masalah yang sedang dihadapi. Pengguna seharusnya dapat
memilih data yang diperlukan tanpa harus melewati dahulu sejumlah
fakta-fakta yang tidak berhubungan. Data yang relevan dengan
pengambilan keputusan yang akan diambil saja yang akan disebut
sebagai “informasi”.
2) Akurasi
Idealnya, seluruh informasi seharusnya akurat. Akan tetapi, fitur-fitur
yang memberikan kontribusi kepada tingkat akurasi sistem akan
menambah biaya dari sistem informasi tersebut. Karena hal ini, para
pengguna sering kali terpaksa harus menerima tingkat akurasi yang

SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF 11


kurang dari 100 persen. Aplikasi-aplikasi yang melibatkan uang, seperti
penggajian, penagihan, dan piutang, berusaha untuk mencapai tingkat
akurasi 100 persen. Aplikasi-aplikasi lainnya, seperti peramalan
ekonomi jangka panjang dan laporan-laporan statistik, sering kali masih
tetap bermanfaat meskipun data yang dipergunakan kurang dari 100
persen akurat.
3) Ketetapan waktu
Informasi hendaknya tersedia untuk pengambilan keputusan sebelum
situasi yang genting berkembang atau hilangnya peluang yang ada. Para
pengguna hendaknya dapat memperoleh informasi yang menguraikan
apa yang sedang terjadi saat ini, selain dari apa yang telah terjadi di
masa lalu. Informasi yang tiba setelah suatu keputusan diambil tidak
akan memiliki nilai yang bermanfaat.
4) Kelengkapan
Para pengguna hendaknya dapat memperoleh informasi yang
menyajikan suatu gambaran lengkap atas suatu masalah tertentu atau
solusinya. Namun, sistem hendaknya juga tidak menenggelamkan
pengguna dalam lautan informasi. Istilah kelebihan muatan informasi
(information overload) menunjukkan bahwa memiliki informasi yang
terlalu banyak juga dapat memberikan kerugian. Pengguna hendaknya
dapat menentukan jumlah rincian yang dibutuhkan. Informasi dikatakan
lengkap jika memiliki jumlah agregasi yang tepat dan mendukung
semua area di mana keputusan akan diambil. Biasanya yang terbaik
adalah membiarkan pengguna menentukan sendiri dimensi informasi
yang dibutuhkannya. Jika dibutuhkan, spesialis informasi dapat
membantu pengguna melakukan pendekatan atas pekerjaan ini dengan
cara-cara yang logis.
b. Sistem Manajemen Pengetahuan yang Berubah-ubah
Manajemen pengetahuan pada awalnya berfokus pada sistem
pemrosesan transaksi yang akan memproses pesanan pelanggan, membuat
catatan persediaan, menghitung jumlah gaji, dan tugas-tugas lain yang
serupa. Karenanya, sistem informasi dianggap memiliki “tingkat rendah”

SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF 12


karena berhubungan dengan pekerjaan-pekerjaan yang diberikan kepada
organisasi di “tingkat rendah.” Kini, organisasi mengakui bahwa sistem
informasi mengumpulkan pengetahuan yang terdapat di dalam suatu
organisasi, dan organisasi harus mengelola pengetahuan tersebut.
c. Sistem Informasi
Sistem informasi awal serta piranti lunak dan keras yang tidak
sesuai atau hanya sesuai secara parsial dengan teknologi informasi terkini
disebut sebagai legacy systems. Meskipun data yang dikumpulkan oleh
legacy systems terutama memproduksi informasi historis, informasi
tersebut masih dianggap berharga. Kebanyakan data legacy dapat diubah
dan dipergunakan oleh teknologi-teknologi baru. Teks dan angka yang
sering kali membuat file-file legacy dapat diimpor ke dalam basis data
modern. Pengambilan data mungkin memerlukan nilai-nilai data lama
yang diperbarui menjadi nilai-nilai baru. Sebagai contoh, nomor-nomor
produk yang sudah tidak terpakai dapat diganti dengan nomor-nomor yang
berlaku saat ini. Langkah-langkah lainnya mungkin perlu untuk dilakukan
untuk menggabungkan data teks dan numerik ke dalam basis data
sekarang. Perusahaan memutuskan sendiri mengenai jumlah data legacy
yang akan diambil berdasarkan perkiraan mereka atas tambahan
keuntungan yang dapat direalisasikan dari data legacy. Satu masalah dalam
mengubah data legacy adalah bahwa data seperti ini bisa jadi tidak tersedia
dalam format digital. Beberapa data legacy dapat hanya tersedia dalam
bentuk cetakan kertas.

H. Perencanaan Strategis untuk Sumber Daya Informasi


Perusahaan-perusahaan pertama pengguna komputer menempatkan
tanggung jawab pengelolaan sumber daya informasi di tangan sebuah unit
khusus yang terdiri atas para profesional informasi. Unit ini, yang disebut
sebagai layanan informasi (Infomation Service-IS), dikelola oleh seorang
manajer yang mungkin memiliki status wakil presiden. Praktik yang diterima
pada masa sekarang adalah membuat layanan informasi sebagai suatu area
bisnis utama dan memuaskan manajer puncaknya di dalam kelompok

SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF 13


eksekutif senior, seperti komite eksekutif, yang melakukan pengambilan-
pengambilan keputusan penting bagi perusahaan.
a. Chief Information Officer dan Chief Technology Officier
Chief Information Officer (CIO) atau Chief Technology Officer
(CTO) adalah manajer dengan tingkat tertinggi di layanan informasi.
Orang ini akan menyumbangkan keahlian manajerial dalam memecahkan
masalah-masalah yang tidak hanya berhubungan dengan layanan informasi
saja, melainkan juga area-area operasi perusahaan lain. Chief Information
Officer atau Chief Technology Officer memaikan peran penting dalam
perencanaan strategis suatu usaha, area bisnis, dan sumber daya informasi.
Sebuah rencana strategis untuk sumber daya informasi akan
mengindetifikasikan tujuan-tujuan yang harus dipenuhi oleh sistem
informasi perusahaan di tahun-tahun mendatang dan sumber daya
informasi yang akan diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
CIO dan CTO dapat menjadikan layanan informasi sebagai salah satu
unsur vital dalam struktur organisasi perusahaan dengan melaksanakan
saran-saran berikut ini :
 Meluangkan waktu dalam bisnis dan pelatihan bisnis.
 Secara aktif mencari kemitraan dengan unit-unit bisnis dan manajemen
– Jangan tunggu sampai Anda diundang!
 Fokus pada perbaikan proses bisnis.
 Menjelaskan biaya-biaya IS dalam istilah bisnis
 Membangun kredibilitas dengan memberikan jasa IS yanng dapat
diandalkan.
 Terbuka untuk ide-ide yang berasal dari luar bidang IS
b. Perencanaan Strategis bagi Perusahaan
Ketika sebuah perusahaan mengorganisasikan para eksekutifnya ke
dalam suatu komite eksekutif, kelompok ini biasanya akan bertanggung
jawab atas perencanaan strategis bagi keseluruhan perusahaan. Pada
tingkat paling minimum, komite eksekutif terdiri atas presiden atau wakil
presiden bidang-bidang bisnis perusahaan. Komite ini akan menentukan
rencana bisnis strategis organisasi.

SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF 14


Setelah rencana dibuat, komite eksekutif akan memonitor
pelaksanaan sepanjang tahun dan jika dibutuhkan mengambil tindakan
yang sesuai. Dalam beberapa kasus, rencana dapat dimodifikasi untuk
mencerminkan perubahan situasi. Komite juga dapat mengambil inisiatif
pengambilan keputusan yang ditujukan untuk memastikan bahwa seluruh
sasaran (goals) perusahaan akan tercapai.
c. Rencana Strategis untuk Area Bisnis
Ketika para eksekutif sebuah perusahaan sepenuhnya memiliki
komitmen pada perencanaan strategis, mereka melihat adanya kebutuhan
bagi masing-masing area bisnis untuk mengembangkan rencana
strategisnya sendiri. Rencana area bisnis akan merinci bagaimana area-
area tersebut akan mendukung usaha ketika berusaha mencapai sasaran
strategisnya.
Salah satu pendekatan pada perencanaan strategis area bisnis
adalah agar setiap area membuat rencananya sendiri secara terpisah dari
area-area yang lain. Akan tetapi, pendekatan seperti ini tidak dapat
memastikan bahwa area-area akan dapat bekerja sama dengan baik.
Selama beberapa tahun terakhir, unit IS mungkin telah
mendedikasikan sebagai besar perhatian mereka pada perencanaan strategi
dari kebanyakan area bisnis yang lain. Istilah yang digunakan untuk
menggambarkan aktivitas ini adalah perencanaan strategis untuk sumber
daya informasi (Strategic Planning For Information Resource-SPIR)
Pendekatan perencanaan strategi untuk sumber daya informasi
(Strategic Planning For Information Resource-SPIR) adalah
pengembangan rencana strategis secara paralel bagi layanan informasi dan
perusahaan sehingga rencana perusahaan akan mencerminkan dukungan
yang akan diberikan oleh layanan informasi. Rencana IS akan
mencerminkan permintaan dukungan sistem di masa mendatang dan
sumber daya informasi yang akan dibutuhkan. Kunci SPIR adalah
mengembangkan rencana strategis bagi perusahaan dan bagi sumber daya
informasi pada waktu yang bersamaan.

SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF 15


d. Pendekatan SPIR Perencanaan Strategis untuk Sumber Daya Informasi
Pendekatan SPIR Perencanaan Strategis untuk Sumber Daya
Informasi adalah pengembangan rencana strategis secara paralel bagi
layanan informasi dan perusahaan sehingga rencana perusahaan akan
mencerminkan dukungan yang akan diberikan oleh layanan informasi.
Rencana IS akan mencerminkan permintaan dukungan sistem di masa
mendatang.
Rencana strategis sumber daya informasi (Strategic Plan for
Information Resources-SPIR) telah dikembangkan untuk mendukung
Rencana Strategis Bisnis dengan menggabungkan dan menerapkan sumber
daya informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan-tujuan strategis.
SPIR disusun dalam empat bagian, yaitu :
1. Pernyataan Misi Teknologi Informasi
Misi teknologi informasi adalah untuk memberikan layanan informasi
dengan kualitas terbaik di dalam suatu lingkungan pendukung yang
akan mempromosikan kreativitas, perkembangan pribadi, interaksi,
keberagaman, dan pengembangan profesional sehingga perusahaan
dapat memanfaatkan teknologi guna membantu mencapai tujuan-tujuan
korporat.
2. Sasaran Teknologi Informasi
Misi teknologi informasi akan dapat tercapai dengan menncapai
sasaran-sasaran berikut ini :
a. Membangun suatu keunggulan kompetitif dalam penggunaan
teknologi informasi
b. Mengembangkan sistem informasi yang memenuhi kebutuhan
karyawan di seluruh tingkat organisasi dan juga para mitra
lingkungan bisnis
c. Tetap mengikuti perkembangan teknologi informasi sehingga dapat
memenuhi kebutuhan para pelanggan
d. Mempertahankan stabilitas operasional dan keandalan bagi seluruh
sumber daya informasi yang ada, orang, data, fasilitas, peranti keras,
dan piranti lunak

SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF 16


e. Menjaga kesinambungan program pendidikan dan pelatihan yang
dirancang untuk meraih penggunaan seluruh sumber daya informasi
secara efisien dan efektif

SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF 17


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas maka diperoleh kesimpulan :
1) Perusahaan memperoleh sumber daya dari lingkungannya, mengubah
sumber daya tersebut menjadi produk dan jasa, dan mengembalikan
sumber daya yang telah diubah kembali ke lingkungan. Delapan elemn
lingkungan yaitu : pemasok, pelanggan, serikat buruh, masyarakat
keuangan, pemegang saham/pemilik, pesaing, pemerintah dan masyarakat
global;
2) Sistem fisik perusahaan adalah suatu sistem terbuka yang didalamnya
menghubungkan dengan lingkungannya. Perusahaan mengambil sumber
daya dari lingkungan mereka, mengubah sumber daya ini ke dalam produk
dan jasa, dan mengembalikan sumber daya yang diubah kepada
lingkungan;
3) Keunggulan Kompetitif mengacu pada penggunaan informasi untuk
mempengaruhi pangsa pasar;
4) Keunggulan kompetitif dapat direalisasikan dalam hal mendapatkan
keunggulan strategis, taktis, maupun operasional. Tiga tingkat keunggulan
kompetitif tersebut akan bekerja bersama-sama. Sistem Informasi
dipertajam dengan memiliki kesempatan terbaik dari ketiganya untuk
meningkatkan tampilan perusahaan secara mendasar;
5) Pemain besar pada pangsa psar global saat ini merupakan perusahaan
multinasional (Multinational Corporations/MNCs). Proses informasi dan
komunikasi – berdasar koordinasi sangat penting untuk sebuah MNC
dikarenakan skala dan penyebaran aktivitas bisnis mereka;
6) Tantangan dalam persaingan global yaitu : kendala-kendala politis,
rintangan budaya dan komunikasi, pemabatasan pembelian dan impor
piranti keras, pemabatasan pemrosesan data, pembatasan pemrosesan data,
pemabatasan komunikasi data, masalah-masalah teknologi dan kurangnya
dukungan dari manajemen anak perusahaan;

SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF 18


7) Ketika manajer memutuskan untuk menggunakan informasi untuk
mencapai keunggulan kompetitif, mereka harus mengelola sumber daya
ini agar dapat meraih hasil yang dinginkan. Informasi, sama seperti
sumber daya lainnya, memerlukan manajemen. Para manajer memastikan
bahwa data mentah yang dikumpulkan telah seluruhnya terkumpul dan
kemudian diproses menjadi informasi yang bermanfaat;
8) SPIR (Strategic Planning For Information Resource) merupakan
pengembangan bersama dari perencana strategis untuk kedua perusahaan
dan jasa informasinya. Mengembangkan dua rencana bersama-sama
berarti bahwa rencana perusahaan akan mencerminkan pemberian
dukungan pada jasa informasi dan rencana jasa informasi akan
mencerminkan tuntutan masa datang bagi sistem pendukung.

B. Saran
Perusahaan akan berusaha untuk mendapat keunggulan di atas para
pesaingnya. Produk dan jasa pada harga yang lebih rendah, berkualitas tinggi,
dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus dari segmen-segmen pasar
tertentu maka perusahaan akan mencapai keunggulan. Perusahaan melihat
adanya kebutuhan bagi masing-masing area bisnis untuk mengembangkan
rencana strategisnya. Area-area bisnis tersebut harus bekerja sama dalam
mengembangkan rencana strategisnya. Rencana area bisnis ini akan merinci
bagaimana area-area tersebut akan mendukung setiap usaha yang dilakukan
dalam mencapai sasaran strategisnya

SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF 19


DAFTAR PUSTAKA

McLeod Raymond, Sistem Informasi Manajemen, Edisi Kesepuluh, Jakarta,


Salemba Empat : 2007
Putra Amos. 2018. “Blog Mahasiswa Universitas Brawijaya”,
http://blog.ub.ac.id/amostra/2018/12/18/penggunaan-sistem-informasi-dalam-
mendukung-copetitive-advantage/ , diakses pada 23 Oktober 2022 pukul 15.27
WIB.

SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF 20

Anda mungkin juga menyukai