Assalamualaikum WR.WB
Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya yang telah memberikan
kekuatan dan petunjuk sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya,
sehingga makalah yang berjudul “Sistem Informasi Sebagai Keunggulan Kompetitif” dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas kelompok mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen pada program studi manajemen. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan
menambah wawasan kepada pembaca tentang sistem informasi manejemen sebagai keunggulan
kompetitif.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Hindradjid Harsono, S.E.,M.Si. selaku
dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat
menambah wawasan kami berkaitan dengan topik yang diberikan. Kami juga mengucapkan
terima kasih yang sebesarnya kepada Bapak Hindradjid Harsono atas bimbingan dan
pengajarannya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan.
Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca
temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini.
Wassalamualaikum WR.WB.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
2.1 Model Sistem Umum Perusahaan..................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Model........................................................................................................................3
2.1.2 Pengertian Model Sistem Umum Perusahaan.............................................................................4
2.1.3 Model Sistem Umum..................................................................................................................4
2.1.4 Perusahaan di Dalam Lingkungannya.......................................................................................12
2.2 Keunggulan Kompetitif.................................................................................................................13
2.2.1 Pengertian Keunggulan Kompetitif...........................................................................................13
2.2.2 Lingkungan Perusahaan Porter Value Chain.............................................................................13
2.2.3 Memperluas Ruang Lingkup Rantai Nilai.................................................................................16
2.2.4 Dimensi-Dimensi Keunggulan Kompetitif..............................................................................17
BAB III.....................................................................................................................................................21
KESIMPULAN........................................................................................................................................21
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................21
3.2 Saran................................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
3
Terdapat tiga kegunaan model diantaranya :
1) Mempermudah Pengertian
Suatu model pasti lebih sederhana daripada entitasnya. Entitas lebih mudah
dimengerti jika elemen-elemennya dan hubungannya disajikan secara sederhana.
2) Mempermudah Komunikasi
Suatu model digunakan karena pada umumnya setelah pemecahan masalah manajer
akan mengkomunikasikan baik hasil maupun keputusan kepada pihak-pihak yang
terhubung, maka model system sangat dugunakan agar mempermudah jalur
komunikasinya.
3) Memperkirakan Masa Depan
Khususnya dalam model matematika, model ini dapat memperkirakan apa yang akan
terjadi di masa depan,namun tidak seratus persen akurat. Karena banyak data yang
dimasukkan ke dalam model biasanya didasarkan atas berbagai asumsi, manajer juga
harus menggunakan pertimbangan dan intuisi untuk mengevaluasi model.
2. Sistem Konseptual
Sistem konseptual adalah sebagian sistem terbuka yang dapat mengendalikan
operasinya sendiri. Pengendalian dicapai dengan menggunakan lingkaran yang
terdapat di dalam sistem. Lingkaran tersebut dinamakan lingkaran umpan balik,
lingkaran ini menyediakan suatu jalur bagi sinyal-sinyal dari sistem ke mekanisme
pengendalian dan sebaliknya.
Lingkaran umpan balik (feedback loop) terdiri atas sumber daya virtual. Data
dikumpulkan dari perusahaan dan dari lingkungan lalu dimasukkan kedalam
pemroses informasi yang mengubahnya menjadi informasi yang kemudian diberi
kepada para manajer, untuk melakukan pengambilan keputusan yang akan
mempengaruhi perubahan-perubahan yang dibutuhkan pada sistem fisik.
Mekanisme pengendalian adalah sejenis alat yang menggunakan sinyal umpan balik
untuk mengevaluasi kinerja sistem dan menentukan apakah perlu dilakukan tindakan
perbaikan.
Sistem lingkaran tersebut dibedakan menjadi 2 jenis yakni sistem lingkaran
terbuka dan sistem lingkaran tertutup.
Sistem Lingkaran Terbuka adalah suatu sistem tanpa lingkaran umpan balik atau
mekanisme pengendalian. Perusahaan bisnis yang menggunakan konsep ini hanya
sedikit. Perusahaan-perusahaan tersebut menggunakan sistem terbuka, tetapi
umpan balik dan mekanise pengendaliannya tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Perusahaan itu mulai pada suatu jalan dan tidak pernah berganti arah. Jika
perusahaan kehilangan kendali, tidak ada yang dilakukan untuk mengendalikan
keseimbangan. Hasilnya adalah kehancuran sistem (kebangkrutan). Sedangkan
Sistem Lingkaran Tertutup adalah suatu sistem yang memiliki lingkaran umpan
balik dan mekanisme pengendalian. Sistem tersebut dapat mengendalikan output-
nya dengan membuat penyesuaian-penyesuaian pada input-nya.
Pengolah Informasi; Perjalanan informasi tidak selalu dari sistem fisik kepada manajer.
Para manajer memperoleh informasi dari sistem yang menghasilkan informasi dari data
yang terkumpul.
7
Konsep Dasar Model menggunakan Sistem Konseptual, yakni sebagai system terbuka
dapat mengendalikan operasinya sendiri, sebagian tidak. Pengendalian dicapai dengan
menggunakan umpan balik (feedback), yang menyediakan suatu jalur bagi sinyal-sinyal
dari system ke mekanisme-mekanisme pengendalian dan dari mekanisme pengendalian
kembali ke system. Contoh dari mekanisme pengendalian adalah manajemen perusahaan,
yang menggunakan dimensi informasi:
Relevansi
Berkaitan dengan masalah yang terjadi. Manajer harus mampu memilih informasi
yang diperlukan tanpa membaca seluruh informasi mengenai subyek lain.
Akurasi
Idealnya, semua informasi harus akurat, tetapi peningkatan ketelitian sistem
menambah biaya. Karena alasan tersebut, manajer terpaksa menerima ketelitian yang
kurang dari sempurna. Kasus aplikasi pembayaran gaji, penagihan dan piutang,
menuntut ketelitian 100 %.
Ketepatan waktu
Informasi harus tersedia untuk memecahkan masalah sebelu situasi krisi menjadi
tidak terkendali atau kesempatan menghilang. Manajer harus mampu memperoleh
informasi yang menggambarkan apa sedang terjadi saat ini, selain apa yang telah
terjadi di masa lampau.
Kelengkapan
Manajer harus mampu memperoleh informasi yang menyajikan gambaran lengkap
dari suatu permasalahan atau penyelesaian. Namun, rancangan sistem seharusnya
tidak menenggelamkan manajer dalam lautan informasi. Istilah kelebihan informasi
(information overload) mengakui adanya bahaya dari informasi yang terlalu banyak.
Manajer harus mampu menentukan jumlah rincian yang diperlukan.
Manajer adalah orang yang terbaik untuk menentukan dimensi-dimensi informasi yang ia
perlukan. Jika perlu analis sistem dapat membantu manajer mendekati tugas ini secara
logis. Manajer menggunakan standar untuk mengendalikan sistem fisik dengan kinerja
actual.Sistem konseptual yang mengendalikan sistem fisik terdiri dari 3 elemen
penting : manajer, pengolah informasi dan standar
Standar dikombinasikan dengan output informasi dari pengolah informasi,memungkinkan
manajer untuk melaksanakan management by exception (suatu gaya yang diikuti
manajer, yaitu manajer terlibat dalam aktifitas hanya jika aktifitas itu menyimpang dari
kinerja yang dapat diterima).
8
Management by Exception memberikan 3 keuntungan dasar :
1. Manajer tidak membuang waktu memantau aktifitas yang berlangsung secara
normal.
2. Karena lebih sedikit keputusan yang dibuat, tiap keputusan dapat menerima
perhatian lebih menyeluruh.
3. Perhatian dipusatkan pada peluang-peluang, maupun pada hal-hal yang tidak
berjalan semestinya.
Arus Keputusan, data diubah menjadi informasi oleh pengolah informasi, dan informasi
diubah menjadi keputusan oleh manajer. Pengolah informasi dan manajer bekerja sama
untuk mengubah data menjadi keputusan.
Gambar tersebut menunjukkan aliran sumber daya dari lingkungan melalui perusahaan
dan kembali kelingkungan. Aliran sumber daya fisik berada dibagian bawah ; aliran
sumber daya virtual berada dibagian atas. Bagian ini menggambarkan model sistem
umum perusahaan, yang menampilkan arsitektur bagian seluruh jenis organisasi dalam
bentuk sebuah sistem.
10
Aliran Sumber Daya Fisik
Sumber daya fisik sebuah perusahaan meliputi pegawai, bahan baku, mesin dan uang.
Pegawai dipekerjakan oleh perusahaan, diubah ke tingkat keahlian yang lebih tinggi
melalui pelatihan dan pengalaman, dan pada akhirnya meninggalkan perusahaan. Bahan
baku memasuki perusahaan dalam bentuk input mentah dan diubah menjadi barang jadi,
yang kemudian dijual kepada para pelanggan perusahaan. Mesin dibeli, digunakan, dan
pada akhirnya dijual dalam bentuk besi tua atau ditukar dengan mesin yang lebih baru.
Uang memasuki perusahaan dalam bentuk penerimaan penjualan, investasi pemegang
saham, dan pinjaman lalu diubah menjadi pembayaran kepada pemasok, pajak kepada
pemerintah, dan pengambilan kepada para pemegang saham. Ketika berada di dalam
perusahaan, sumber daya fisik dipergunakan untuk menghasilkan produk dan jasa yang
dijual oleh perusahaan kepada para pelanggannya.
11
2.1.4 Perusahaan di Dalam Lingkungannya
Sebuah perusahaan tercipta atas dasar tujuan untuk memberikan produk dan jasa
yang memenuhi kebutuhan lingkungannya. Sama pentingnya, sebuah perusahaan tidak
akan dapat berfungsi tanpa sumber daya yang diberikan oleh lingkungannya. Unsur-unsur
lingkungan adalah organisasi dan individu yang berbeda di luar perusahaan dan memiliki
pengaruh langsung maupun tidak langsung atas perusahaan. Kedelapan unsur ini terdapat
didalam suatu sistem yang lebih besar yang disebut masyarakat (society),
Model 8 unsur lingkungan :
1. Pemasok ( supplier ) lebih disebut vendor, memasok bahan baku, mesin, jasa, orang,
dan informasi yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan produk dan jasanya.
2. Pelanggan ( customer )
3. Serikat kerja ( Labor union )adalah organisasi dari para pekerja terampil maupun
tidak terampil dari berbagai jenis bidang usaha dan industri.
4. Komunitas keuangan ( financial community ) terdiri atas industri-industri seperti bank
dan institusi pemberi pinjaman lainnya yang mempengaruhi sumber daya keuangan
yang tersedia bagi perusahaan.
5. Pemegang saham dan pemilik ( stockbolders and owners )orang-orang yang
menginvestasikan uang kedalam perusahaan. Mereka adalah pemilik perusahaan yang
sebenarnya.
6. Pesaing ( competitor ) adalah mencakup semua organisasi yang bersaing dengan
perusahaan didalam pasar.
7. Pemerintah ( goverment ) baik itu ditingkat nasional, provinsi maupun local, akan
memberikan pembatasan dalam bentuk peraturan dan perundang-undangan dan juga
memberikan bantuan dalam bentuk pembelian, informasi dan dana
12
8. Komunitas global ( global community ) adalah wilayah geografis dimana perusahaan
menjalankan operasinya. Perusahaan menunjukkan tanggungjawabnya kepada
masyarakat global dengan menghargai lingkungan hidup, memberikan produk dan
jasa dan memberikan kontribusi kepada mutu kehidupan, dan melakukan operasinya
secara etis.
2.2 Keunggulan Kompetitif
2.2.1 Pengertian Keunggulan Kompetitif
Keunggulan kompetitif adalah kemampuan yang diperoleh sebuah perusahaan
melalui karakteristik dan sumber daya yang dimiliki untuk dapat memiliki kinerja
lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan lain yang ada pada industri dan pasar yang
sama. Teori ini dicetuskan oleh Michael Porter dalam sebuah bukunya yang berjudul
Competitive Advantage (1985). Teori ini muncul sebagai bentuk kritik terhadap teori
keunggulan komparatif dari Ricardo.
Satu yang tidak selalu terlihat jelas adalah adanya fakta bahwa sebuah perusahaan
juga akan mencapai keunggulan kompetitif melalui penggunaan sumber daya virtualnya.
Di dalam bidang sistem informasi, keunggulan kompetitif (competitive advantage)
mengacu pada penggunaan informasi untuk mendapatkan pengungkitan (leverage)
didalam pasar. Manajer perusahaan menggunakan sumber daya virtual sekaligus
juga fisik dalam memenuhi tujuan-tujuan strategi perusahaan. Pandangan secara luas
atas keunggulan kompetitif menyadari adanya organisasi-organisasi yang bersaing
dengan perusahaan sekaligus sekaligus juga profesional dan staf di negara-negara
lain yang bersaing memperebutkan pekerjaan dengan karyawan perusahaan. Perusahaan
multinasional sering kali mengontrakkan pekerjaan (outsource) ke organisasi-organisasi
lain agar dapat mencapai suatu keunggulan ekonomi.
Perusahaan yang melakukan bisnis secara global memiliki kebutuhan-kebutuhan
informasi dan koordinasi khusus. Biasanya keunggulan kompetitif dapat dicapai
melalui pengelolaan sumber daya fisik. Pendukung utama keunggulan kompetitif adalah
Michael Porter, yang mengembangkan konsep-konsep seperti rantai nilai (value chains)
dan sistem nilai (value system).
2.2.2 Lingkungan Perusahaan Porter Value Chain
Profesor Harvard Michael E. Porter yakin bahwa sebuah perusahaan meraih
keunggulan kompetitif dengan menciptakan suatu rantai nilai (value chain). Margin
adalah nilai dari produk dan jasa perusahaan setelah dikurangi harga pokoknya, seperti
yang diterima oleh pelanggan perusahaan. Meningkatkan margin adalah tujuan dari rantai
nilai.
Perusahaan menciptakan nilai dengan melakukan apa yang disebut oleh Porter
sebagai aktivitas nilai (value activities). Aktivitas nilai terdiri atas dua jenis : utama dan
pendukung.
13
1) Aktivitas nilai utama (primary value activities) meliputi logistik input yang
mendapatkan bahan baku dan persediaan dari pemasok, operasi perusahaan yang
mengubah bahan baku menjadi barang jadi, logistik output yang memindahkan
barang kepada pelanggan, operasi pemasaran penjualan yang mengidentifikasi
kebutuhan pelanggan dan mendapatkan pesanan, dan aktivitas-aktivitas jasa yang
menjaga hubungan pelanggan yang baik setelah penjualan. Aktivitas nilai utama ini
mengelola aliran sumber daya fisik di sepanjang perusahaan.
2) Aktivitas nilai pendukung (support value activities) mencakup infrastruktur
perusahaan, bentuk organisasi yang secara umum akan memengaruhi seluruh aktivitas
utama. Selain itu, tiga aktivitas akan memengaruhi aktivitas utama secara terpisah
maupun dalam bentuk terkombinasi yaitu :
1. manajemen sumber daya manusia,
2. pengembangan teknologi, dan
3. pengadaan (atau pembelian).
Masing-masing aktivitas nilai, baik utama maupun pendukung akan mengandung tiga
unsur penting, yaitu :
1. input yang di beli,
2. sumber daya manusia, dan
3. teknologi.
Value Chain Analysis adalah proses di mana sebuah perusahaan mengidentifikasi
kegiatan utama dan bantuan yang menambah nilai produk, kemudian menganalisisnya
untuk mengurangi biaya atau meningkatkan diferensiasi. Value Chain Analysis
merupakan strategi yang digunakan untuk mengalisis kegiatan internal perusahaan.
Dengan kata lain, dengan melihat ke dalam kegiatan internal, analisis itu mengungkap
di mana keunggulan kompetitif suatu perusahaan atau kekurangannya. Perusahaan
yang bersaing melalui keunggulan diferensiasi akan mencoba untuk melakukan
kegiatan yang lebih baik dari yang akan dilakukan pesaing. Jika bersaing melalui
keunggulan biaya, ia akan mencoba untuk melakukan kegiatan internal dengan biaya
lebih rendah dari pesaing. Ketika sebuah perusahaan mampu memproduksi barang
dengan biaya yang lebih rendah dari harga pasar atau untuk memberikan produk-
produk unggulan, ia memperoleh keuntungan.
14
Value Chain Analysis yang banyak digunakan oleh perusahaan – perusahaan,
yaitu Porter’s Value Chain Model yang diperkenalkan oleh Michael Porter pada tahun
1985. Berikut adalah gambaran model dari Porter’s Value Chain :
Porter’s Value Chain berfokus pada sistem, dan bagaimana input diubah menjadi
output yang dibeli oleh konsumen. Menggunakan sudut pandang ini, Porter
menggambarkan rantai kegiatan umum untuk semua bisnis, dan ia membagi mereka
ke dalam kegiatan primer dan dukungan.
Primary Activies
Kegiatan utama berhubungan langsung dengan penciptaan fisik, penjualan,
pemeliharaan dan dukungan dari suatu produk atau jasa. Mereka terdiri dari:
Inbound Logistic – semua proses yang terkait dengan menerima, menyimpan,
dan mendistribusikan input internal.
Operations – kegiatan transformasi yang mengubah input menjadi output
yang akan dijual kepada pelanggan.
Outbond Logistic – kegiatan ini memberikan produk atau layanan kepada
pelanggan.
Marketing & Sales – proses yang digunakan untuk membujuk pelanggan
untuk membeli produk yang dijual.
Service – kegiatan yang berkaitan dengan mempertahankan nilai dari produk
atau layanan kepada pelanggan setelah membeli produk.
15
Support Activites
Kegiatan ini mendukung fungsi utama di atas. Dalam diagram kita, garis putus-
putus menunjukkan bahwa setiap dukungan, atau sekunder, aktivitas dapat
berperan dalam setiap kegiatan utama. Misalnya, pengadaan mendukung operasi
dengan kegiatan tertentu, tetapi juga mendukung pemasaran dan penjualan dengan
kegiatan lain.
Procurement (Purchasing) – kegiatan organisasi untuk mendapatkan sumber
daya yang dibutuhkan untuk beroperasi.
Human Resource Management – seberapa baik sebuah perusahaan merekrut,
melatih, memotivasi, memberi penghargaan, dan mempertahankan para
pekerjanya.
Technological Development – kegiatan ini berhubungan dengan pengelolaan
dan pengolahan informasi, serta melindungi basis pengetahuan perusahaan.
Infrastructure – sistem dukungan perusahaan, dan fungsi-fungsi yang
memungkinkan untuk mempertahankan operasi sehari-hari seperti akuntansi,
hukum, administrasi, dan manajemen.
2.2.3 Memperluas Ruang Lingkup Rantai Nilai
Kaitan rantai nilai perusahaan ke rantai nilai organisasi lain dapat menghasilkan
suatu sistem interorganisasional (interorganizational system-IOS). Perusahaan-
perusahaan yang berpartisipasi disebut sebagai sekutu bisnis (business partners). Mereka
bekerja bersama sebagai suatu unit tunggal yang terkoordinasi, sehingga menimbulkan
suatu sinergi yang tidak dapat dicapai jika masing-masing bekerja sendirian.
Sebuah perusahaan dapat mengaitkan rantai nilainya kepada rantai nilai
pemasoknya dengan mengimplementasikan sistem yang membuat sumber daya input
tersedia bila dibutuhkan. Salah satu contoh adalah kesepakatan just-in-time (JIT) dengan
pemasok untuk mengirimkan bahan baku sehingga bahan baku akan tiba beberapa jam
sebelum digunakan di dalam proses produksi. JIT akan membantu meminimalkan biaya
penyimpanan bahan baku.
Ketika para pembeli produk perusahaan adalah organisasi, rantai nilai mereka
akan juga dapat dikaitkan dengan rantai nilai perusahaan dan para anggota distribusinya.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan produsen farmasi dapat melampirkan label harga
pengecer kepada produk. Produknya sebelum pengiriman, sehingga dapat menghemat
biaya yang harus dikeluarkan pengecer nantinya. Ketika pembeli adalah pelanggan
individual, mereka dapat menggunakan komputer mereka untuk masuk ke dalam
situs Web perusahaan untuk mendapatkan informasi dan melakukan pembelian.
16
Karena setiap aktivitas nilai mencakup komponen informasional, mengelola sumber
daya informasi sebuah perusahaan adalah langkah penting dalam meraih keunggulan
kompetitif.
2.2.4 Dimensi-Dimensi Keunggulan Kompetitif
Keunggulan kompetitif dapat direalisasikan dalam hal mendapatkan keunggulan
strategis, taktis, maupun operasional. Pada tingkat manajerial yang tertinggi, tingkat
perencanaan strategis-sistem informasi dapat digunakan untuk mengubah arah sebuah
perusahaan dalam mendapatkan keunggulan strategisnya. Pada tingkat kendali
manajemen (menengah), manajer dapat memberikan spesifikasi mengenai bagaimana
rencana strategis akan diimplementasikan sehingga menciptakan suatu keunggulan taktis.
Pada tingkat kendali operasional (lebih rendah), manajer dapat menggunakan teknologi
informasi dalam berbagai pengumpulan data dan penciptaan informasi yang akan
memastikan efisiensi operasi, sehingga mencapai keunggulan operasional. Terbagi
menjadi 3 yaitu :
Keunggulan strategis (strategic advantage) adalah keunggulan yang dimiliki dampak
fundamental dalam membentuk operasi perusahaan. Sistem informasi dapat digunakan
untuk menciptakan keunggulan strategis. Tingkat strategis akan menentukan arah dan
tujuan perusahaan, namun tetap masih terdapat kebutuhan akan suatu rencana yang dapat
mencapai suatu strategi yang menyadari arti penting dari keamanan.
Keunggulan Taktis. Sebuah perusahaan mendapatkan keunggulan taktis (tactical
advantage) ketika perusahaan tersebut mengimplementasikan strategi dengan cara yang
lebih baik dari para pesaingnya. Semua perusahaan ingin memuaskan pelanggan, karena
kepuasan pelanggan akan menghasilkan pengulangan pembelian.
Perusahaan mendapatkan keunggulan taktis dalam beberapa hal, yaitu :
1) Pelanggan melihat potongan harga sebagai alasan untuk terus membeli produk dari
perusahaan. Potongan itu sendiri merupakan insentif bagi pelanggan, namun juga
dapat memberikan keuntungan ekonomis bagi perusahaan.
2) Sistem informasi dapat menyarankan produk mana yang mungkin ingin dibeli oleh
pelanggan. Perusahaan tidak hanya akan mendorong kesetiaan pelanggan, namun
juga dapat meningkatkan keuntungan dari penjualan.
Keputusan strategis adalah menjadikan sistem informasi perusahaan tersedia bagi
para pelanggan untuk meningkatkan layanan pelanggan. Perusahaan mengembangkan
suatu sistem informasi taktis yang tidak hanya akan meningkatkan kepuasan pelanggan,
namun juga akan meningkatkan profitabilitas.
Keunggulan Operasional, (Operational advantage) adalah keunggulan yang
berhubungan dengan transaksi dan proses sehari-hari. Di sinilah sistem informasi akan
berinteraksi secara langsung dengan proses.
17
Suatu situs Web yang “mengingat” pelanggan dan preferensi mereka dari transaksi-
transaksi masa lalu akan mencerminkan suatu keunggulan operasional. Browser sering
memiliki cookies, file-file kecil berisi informasi yang terdapat di dalam komputer
pengguna, yang dapat menyimpan informasi lain yang berhubungan dengan transaksi
pengguna yang merupakan kemudahan bagi pelanggan, bahwa para pelanggan yang
menggunakan Web untuk menempatkan pembelian mereka akan menghemat beban
perusahaan membayar seorang juru tulis untuk memasukkan data, tetapi ini hanyalah
keuntungan yang bersifat minor saja. Data yang dimasukkan oleh pengguna
kemungkinan besar akan lebih akurat. Karena data tidak dikomunikasikan secara lisan
kepada orang lain, maka tidak akan terjadi kesalahpahaman di dalam komunikasi.
Tantangan-Tantangan Dari Pesaing Global
Perusahaan multinasional (multinational corporation-MNC) adalah perusahaan
yang beroperasi lintas produk, pasar, negara, dan budaya yang terdiri atas perusahaan
induk dan sekelompok anak perusahaan. Anak perusahaan-anak perusahaan tersebut
dapat tersebar secara geografis, dan masing-masing dapat memiliki sasaran, kebijakan
dan prosedurnya sendiri. Pemikiran akan pesaing-pesaing global bukan hanya untuk
organisasi-organisasi lain saja. kalangan profesional dan staf yang bekerja di negara lain
yang bersaing untuk pekerjaan yang sama seperti yang terjadi di negara tuan rumah juga
dapat dianggap sebagai pesaing.
Alasan utama melakukan outsource adalah ekonomi. Namun, oustourcing juga
memiliki kelemahannya sendiri. Satu hal yang khususnya sangat penting bagi
oustourcing TI adalah perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), yang di beberapa
negara tidak mendapat perlindungan yang memadai. Satu cara untuk mengatasi masalah
HAKI adalah dengan mengakuisisi perusahaan outsourcee asing.
Kebutuhan Khusus untuk Pemrosesan Informasi di Perusahaan Multinasional
Meskipun semua perusahaan memiliki kebutuhan pemrosesan informasi dan
koordinasi, kebutuhan-kebutuhan ini merupakan hal yang sangat penting artinya bagi
perusahaan multinasional (MNC). MNC adalah sebuah sistem terbuka yang berusaha
untuk meminimalkan ketidakpastian yang terdapat dalam lingkungannya. Ketidakpastian
adalah “perbedaan antara jumlah informasi yang dibutuhkan untuk melakukan suatu
pekerjaan dan jumlah informasi yang telah dimiliki oleh organisasi.”.
18
Kebutuhan Khusus untuk Koordinasi di Perusahaan Multinasional
Koordinasi adalah kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif di dalam pasar
global. Perusahaan yang tidak mampu mendapatkan kendali strategis atas operasinya di
seluruh dunia dan mengelolanya dengan cara yang terkoordinasi secara global, tidak akan
dapat meraih kesuksesan dalam perekonomian internasional.
Kabar buruk bagi para eksekutif MNC adalah tantangan koordinasi semakin besar
bagi MNC dibandingkan sebuah perusahaan yang membatasi aktivitasnya hanya di
negara asalnya. Kesulitan timbul dari adanya kenyataan bahwa sumber daya yang
digunakan oleh MNC sangat luas terdistribusi. Sumber daya informasi yang tersebar-
peranti keras, peranti lunak, dan pegawai menjadi sulit untuk dikelola dan dapat diatur
oleh praktik-praktik bisnis yang saling bertentangan. Kabar baiknya adalah bahwa
kemajuan di bidang teknologi informasi, metodologi, dan komunikasi telah membuat
koordinasi global menjadi jauh lebih mudah. Tetapi bahkan dengan kemajuan-kemajuan
ini, koordinasi tetap menjadi suatu tantangan besar.
Keuntungan Koordinasi
Banyak keuntungan yang diperoleh oleh MNC adalah karena memiliki
kemampuan pemrosesan informasi yang baik yang didasarkan pada kemampuannya
dalam berkoordinasi. Keuntungan koordinasi antara lain meliputi :
1. Fleksibilitas dalam merespons pesaing di berbagai negara dan pasar.
2. Kemampuan untuk merespons perubahan yang terjadi di satu negara pada satu negara
lain atau satu wilayah dalam satu negara lain.
3. Kemampuan untuk menyamai kebutuhan pasar di seluruh dunia.
4. Kemampuan untuk berbagi pengetahuan antarunit di berbagai negara.
5. Mengurangi biaya operasi secara keseluruhan.
6. Peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
7. Kemampuan untuk meraih dan mempertahankan keragaman produk perusahaan dan
juga bagaimana produk diproduksi dan didistribusikan.
Tantangan Dalam Mengembangkan Sistem Informasi Global
Pengembangan semua jenis sistem informasi dapat menjadi suatu tantangan,
tetapi ketika sistem yang dibuat mencakup batas internasional, para pengembangnya
harus mengatasi beberapa kendala yang unik. Istilah sistem informasi global (global
information system-GIS) diberikan untuk suatu sistem informasi yang terdiri atas
beberapa jaringan yang melintasi batas negara.
19
Berikut adalah beberapa kendala yang harus diatasi oleh pengembang GIS, yaitu :
a. Kendala-kendala Politis
Pemerintah nasional di suatu negara di mana anak perusahaan berada dapat
menerapkan beragam pembatasan yang menjadikan perusahaan induk mengalami
kesulitan untuk memasukkan anak perusahaan tersebut ke dalam jaringan. Pembatasan
yang umum adalah akses yang terbatas ke komunikasi berkecepatan tinggi. Karena
infrastruktur telepon biasanya dimiliki dan dioperasikan oleh pemerintah dan bukannya
perusahaan swasta, hal ini dapat menjadi suatu rintangan yang cukup berat.
b. Rintangan Budaya dan Komunikasi
Interaksi dengan teknologi dapat sangat bervariasi di beberapa budaya.
Antarmuka (interface) GIS harus tetap konsisten meskipun menggunakan bahasa yang
berbeda-beda. Sebagai akibatnya, kebanyakan antarmuka GIS mengandalkan grafik dan
icon untuk berinteraksi dengan pengguna dan tidak terlalu bergantung pada perintah yang
diketikkan ke dalam field. Selain itu, masalah rancangan GIS juga dapat diselesaikan
dengan menawarkan beragam format yang memiliki fungsionalitas yang sama. Jika
sebuah perusahaan memutuskan untuk membuat GIS, ia harus bersedia untuk
mengadaptasi berbagai kebutuhan populasi global ke dalam sistemnya.
Contoh Kasus SIM Keunggulan Kompetitif Perusahaan
Dell Computers, perusahaan yang memproduksi komputer dengan mengandalkan
keterlibatanpelanggan dalam menentukan sendiri fitur dari komputer yang akan dibeli
(bukan fitur yangsudah distandarkan dari pabrik), serta Amazon.com, yang juga
mengandalkan keterlibatanpelanggan dengan konsep ”swalayan” (pelanggan bisa
memilih sendiri buku yang akandibeli, dengan harga yang paling sesuai dengan
kantong masing-masing), merupakan contoh yang tepat untuk menggambarkan
pemanfaatkan kekuatan informasi yang ditunjang dengan teknologi yang tepat untuk
memenangkan persaingan. Kedua perusahaan ini tampil sebagai pemenang karena
mereka mampu menggunakan informasi untuk memenangkan pelanggandengan cara
yang mengubah paradigmanya dari persaingan dalam produk menjadi persaingandalam
pemanfaatan informasi yang tepat untuk memenangkan persaingan di pasar
20
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Sebuah perusahaan adalah suatu sistem fisik yang dikelola melalui pengguna sebuah
sistem virtual. Sebuah perusahaan mengambil sumber daya dan lingkungannya, mengubah
sumber daya tersebut menjadi produk dan jasa, dan mengembalikan sumber daya yang diubah
kembali ke lingkungan. Model Sistem Umum Perusahaan tersebut menunjukkan aliran sumber
daya dari lingkungan melalui perusahaan dan kembali kelingkungan.
Di dalam bidang sistem informasi, keunggulan kompetitif (competitive advantage),
mengacu pada penggunaan informasi untuk mendapatkan pengungkitan (leverage), di dalam
pasar. Profesor Harvard Michael E. Porter yakin bahwa sebuah perusahaan meraih keunggulan
kompetitif dengan menciptakan suatu rantai nilai (value chain). Margin adalah nilai dari produk
dan jasa perusahaan setelah dikurangi harga pokoknya, seperti yang diterima oleh pelanggan
perusahaan. Meningkatkan margin adalah tujuan dari rantai nilai.
Perusahaan menciptakan nilai dengan melakukan apa yang disebut oleh Porter sebagai
aktivitas nilai (value activities). Aktivitas nilai terdiri atas dua jenis : utama dan pendukung
Keunggulan kompetitif dapat direalisasikan dalam hal mendapatkan keunggulan strategis, taktis,
maupun operasional. Ketika manajer memutuskan untuk menggunakan informasi guna mencapai
keunggulan kompetitif, mereka harus mengelola sumber daya ini agar dapat meraih hasil yang
dinginkan. Informasi, sama seperti sumber daya lainnya, memerlukan manajemen. Empat
dimensi dasar informasi yang diinginkan akan dapat menambah nilai dari informasi tersebut,
yaitu : Relevansi, Akurasi, Ketepatan waktu, Kelengkapan.
3.2 Saran
Perusahaan pada masa sekarang berlomba-lomba untuk menjadi unggul dibidangnya.
Salah satu hal nya adalah melalui sistem informasi yang dimana jika dipelajari lebih jauh, sistem
informasi ini dapat membantu perusahaan-perusahaan tersebut untuk berkembang dan dapat
bersaing dengan perusahaan lain. Dengan memanfaatkan teknologi sistem informasi perusahaan
dapat terlihat berbeda dan menarik bagi masyarakat, hal inilah yang menjadi keunggulan
kompetitif bagi perusahaan tersebut.
21
DAFTAR PUSTAKA
Arijanto, A., Hikmah, D., & Nashar, Muhammad. (2015). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta:
Universitas Mercu Buana. Yogyakarta: Sibuku Media
McLeod,Jr,Raymond., Schell, George P. 2008. Sistem Informasi Manajemen.Jakarta. Salemba
Empat
McLeod Raymond, Sistem Informasi Manajemen, Edisi Kesepuluh, Jakarta, Salemba Empat :
2007
Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2018). Management Information Systems: Managing
The Digital Firm. Pearson.
‘O'Brien, J. A., & Marakas, G. M. (2006). Management Information Systems (Vol. 6). McGraw-
Hill Irwin.
Wibowo Arif. Paper Sistem Informasi Manajemen. Universitas 17 Agustus 1945. Semarang.
2004.
julia.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/32236/Model+Sistem+Umum+Perusahaan.doc
jenis-jenis model sistem umum perusahaan/
santiw.staff.gunadarma.ac.id
parno.staff.gunadarma.ac.id
22