Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Arsitektur dan Data Managemen


Diajukkan untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu mata kuliah
PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI

Dosen : Homa P. Harahap, S.Si., M.M.

Disusun Oleh :

Sholehul Huda 16108031


Raka Aji Pangestu 161080
Harry Adi Putra R 161080

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS INDUSTRI KREATIF DAN TELEMATIKA
UNIVERSITAS TRILOGI
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul “
ARSITEKTUR DAN DATA MANAGEMENT “ini diajukan guna memenuhi tugas mata
kuliah Perencanaan Strategis Sistem informasi.
Dengan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat memberikan informasi bagi
masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

Jakarta, 20 Januari 2019

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ..................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….iii

BAB I .................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN ................................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 4

1.2 Perumusan Masalah .................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penulisan Makalah ........................................................................... 4

1.2 Manfaat ..................................................................................................... 4

BAB II ................................................................................................................. 5

LANDASAN TEORI ............................................................................................. 5

2.1 Konsep Arsitektur Database ........................................................................... 5

2.1.1 Pengertian Database terdistribusi ................................................................. 5

BAB III ................................................................................................................ 7

PEMBAHASAN ................................................................................................... 7

3.1 Arsitektur Database Terdistribusi ................................................................. 7

3.1.1 Sistem Basisdata Terdistribusi Homogen .................................................... 8

3.1.2 Sistem Basisdata Terdistribusi Heterogen ................................................... 9

3.2 Kelebihan dan Kekurangan Arsitektur Database Terdistribusi ....................... 10

3.3 Strategi Manajemen Jaringan dan Arsitektur ................................................ 11

iii
3.4 Strategi dan Arsitektur Manajemen Data ...................................................... 12

BAB IV ................................................................................................................. 15

PENUTUP ............................................................................................................. 15

4.1 KESIMPULAN ................................................................................................. 15

4.2 Saran ................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 16

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pada era modern seperti sekarang ini, konsep bisnis berjalan cepat sekali.
Orang yang memiliki bisnis ingin semuanya berjalan dengan efisien. pengerjaan yang
cepat, aman, jelas dan minimal dana. siapa yang tidak ingin bisnisnya berkembang.

Seorang yang memiliki bisnis yang besar, sangat mungkin bisnisnya terdapat
di mana-mana, terletak diberbagai kota yang berbeda atau kota yang sama. Dengan latar
belakang bisnis yang seperti ini, perusahaan akan kesulitan dalam menyajikan laporan
kepada pimpinannya. oleh karena itu ada hal yang menarik untuk kita bahas dalam
makalah ini, Sebuah Database Terdistribusi (Distribute Database ). Dengan konsep ini,
akan memungkinkan pembuatan laporan keuangan, laporan pegawai, gaji dan laporan
lainnya dikerjakan dengan cepat dan tepat.

1.2 Perumusan Masalah


dalam makalah ini, kita akan membatasi masalah yang di bahas, antara lain :

a. Apa itu Database terdistribusi?


b. Siapa yang butuh database terdistribusi?
c. Kenapa kita butuh sebuah konsep Database yang terdistribusi?
d. Bagaimana Arsitektur dan rancangan sebuah database terdistribusi?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
adapun tujuan spesifik dari penulisan makalah Desain Database Terdistribusi ialah :
a. untuk memenuhi tugas akhir Sistem Informasi Terdistribusi
b. Mengetahui bagaimana arsitektur dan perancangan Sistem Basisdata terdistribusi

1.2 Manfaat
penulisan ini memberikan manfaat Ilmu tentang Database Terdistribusi : arsitektur,
perancangan serta kekurangan dan kelebihannya.

4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Arsitektur Database

2.1.1 Pengertian Database terdistribusi

Gambar 1. Ilustrasi Basisdata Terdistribusi

Para ahli database telah banyak melakukan penelitian, mereka mengartikan dengan
berbagaimacam bahasa berdasarkan apa yang mereka pahami. tetapi kali ini saya akan
mengambil pengertian database terdistribusi dari beberapa website serta buku yang saya
baca.
pertama saya mengambil dari dokumen website Oracle.com tentang pengertiannya
(database terdistribusi). Oracle menyebutkan“A distributed database system allows
applications to access data from local and remote databases. In a homogenous distributed
database system, each database is an Oracle database. In a heterogeneous distributed
database system, at least one of the databases is a non-Oracle database. Distributed
databases use a client/server architecture to process information requests.“ yang apabila di
artikan maka dapat di pahami sebagai berikut.

Sebuah sistem basis data terdistribusi ialah sebuah sistem yang memungkinkan aplikasi
untuk mengakses data dari database lokal maupun secara remote. Dalam sistem database

5
terdistribusi homogen, setiap database adalah database Oracle. Dalam sistem basis data
terdistribusi heterogen, setidaknya salah satu database adalah database non-Oracle. Database
terdistribusi menggunakan arsitektur client / server untuk memproses permintaan informasi.

pengertian lain dari buku “Principles of Distributed Database Systems” edisi ketiga karya
Tamer Ozsu dan Patrick Valduriez yang dicetak oleh Springer menyatakan bahwa Database
terdistribusi adalah kumpulan dari beberapa database logis yang saling di distribusikan
melalui jaringan komputer. Sebuah distribute database management system (DDBMS)
didefinisikan sebagai sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengelolaan database
terdistribusi dan membuat distribusi transparan kepada pengguna. "Sistem database
terdistribusi" Kadang-kadang (DBMS) digunakan untuk merujuk bersama-sama ke DBMS
terdistribusi.

6
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Arsitektur Database Terdistribusi
dalam membangun sebuah database terdistribusi kita mengenal istilah perancangan
Top-Down. masih dalam buku yang sama, karya Tamer dan Patrick menyebutkan bahwa
proses Top-Down adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendefinisikan kinerja, keandalan
dan ketersediaan serta fleksibilitas sistem. Kegiatan tersebut diperoleh dari kegiatan analisis
entitas dan analisis fungsional. Analisis entitas merupakan hubungan antar mereka sendiri,
atribut, jumlah, besaran, dan lain sebagainya. Sedangkan analisis fungsional lebih mengarah
kepada fungsi dasar dari sistem bisnis/enterprise dari perusahaan tersebut. analisa entitas
dan analisa fungsional perlu di cross-refference satu sama lain. sehingga di dapatkan
pemahaman desain yang baik. kemudian hasil dari crossrefference tadi digunakan untuk
mendesain tampilan dan desain konseptual interface pengguna akhir.

Gambar 2. Proses Perancangan Top-Down

7
Perancangan Top-Down memberikan hasil yang baik apabila dilakukan menurut langkah-
langkah yang benar, sehingga didapat sebuah analisa kebutuhan sistem yang tepat.

Database Sistem terdistribusi (DDBS) bukanlah “kumpulan file” yang secara individu
disimpan dalam masing-masing node jaringan komputer. namun file logis yang telah
dimiliki harus tetap ditata secara terstruktur sehingga dapat diakses secara mudah melalui
interface.

Gambar 3. Lingkungan Basisdata Terdistribusi


dari gambar di atas kita bisa melihat bahwa sebuah sistem basisdata terdistribusi bukan
berarti bahwa database tersimpan secara ter-central di satu tempat yang sama. Pada DDBS
yang terpenting ialah bagaimana sebuah jaringan menjadi “aset” bersama yang memegang
peran penting sebuah kerangka

Basisdata terdistribusi.
Database terdistribusi dapat berisi data-data yang tersusun dari DBMS yang homogen
ataupun heterogen, hal ini tergantung dari penggunaan DBMS pada perusahaan masing-
masing. namun untuk perusahaan yang sudah lama menggunakan teknologi komputer sangat
jarang menggunakan arsitektur DBMS homogen. bukan tidak mungkin.

3.1.1 Sistem Basisdata Terdistribusi Homogen


Seluruh sistem menggunakan DBMS yang sama, mereka dapat bertempat di satu atau
beberapa mesin server. Cont ohnya penggunaan Oracle seperti yang telah kita bahas sedikit
di awal. dalam DDBS Homogen boleh oracle yang berbeda versi, tetapi aplikasi harus dapat

8
memahami perbedaan fungsionalitas yang ada di setiap simpul (basis data) sistem. Sistem
homogen lebih mudah untuk dirancang dan diimplementasikan. DDBS muncul dari sistem
yang memiliki perangkat lunak yang seragam.

Gambar 4. Homogen DDBS


3.1.2 Sistem Basisdata Terdistribusi Heterogen
Arsitektuk dari Heterogen DDBS sangat mungkin terjadi pada kebanyakan perusahaan. hal
ini di karenakan sebuah perusahaan yang berkembang dengan skala menengah dan
perancangan DDBS yang kurang matang berdasarkan kerangka pengembangan Top-Down.
bisa saja sebuah cabang perusahaan di kota X telah dibangun menggunakan DBMS SQL
Server, pada tahun 2001 sedangkan pengembangan perusahaan menyebabkan dibukanya
cabang baru di kota yang berdekatan (B) dengan DBMS lain, Oracle misalnya. sehingga
harus adanya sinkronisasi dari berbagai bidang, protokol, queri dan lain sebagainya. karena
setiap node jaringan mungkin akan berbeda dengan node jaringan yang lain. mereka bisa
saja memiliki hardware serta software dengan struktur yang berbeda pula.

9
Gambar 5. Arsitektur Heterogen DDBS
3.2 Kelebihan dan Kekurangan Arsitektur Database Terdistribusi
DDBS memiliki kelebihan tersendiri jika dibanding dengan sistem terpusat
(sentralized). adapun beberapa kelebihan sistem terdistribusi sebagai berikut : - Pengelolaan
data terdistribusi dengan berbagai tingkat transparansi seperti transparansi jaringan,
transparansi fragmentasi, transparansi replikasi, dll

- Meningkatkan keandalan dan ketersedian, serta Ekspansi Mudah


- Mencerminkan struktur organisasi - fragmen database yang berpotensi disimpan dalam
departemen mereka berhubungan

- Otonomi daerah atau situs – depatemen dapat mengontrol data tentang mereka

- Perlindungan data berharga - jika ada pernah suatu peristiwa bencana seperti kebakaran,
semua data akan tidak berada di satu tempat, tetapi tersebar di beberapa lokasi

10
- Kinerja Peningkatan - Data terletak dekat lokasi permintaan terbesar, dan sistem database
sendiri diparalelkan, sehingga beban pada database harus seimbang antara server. (A beban
yang tinggi pada satu modul database tidak akan mempengaruhi modul lain dari database
dalam database terdistribusi)

- Modularity - sistem dapat dimodifikasi, ditambahkan dan dihapus dari database


didistribusikan tanpa mempengaruhi modul lain (sistem) - Pemrosesan query terdistribusi
dapat meningkatkan kinerja

- lebih ekonomis untuk skala perusahaan besar (nasional/multinasional)yang membutuhkan


efisiensi

Kekurangan

- kompleksitas dari perancangan arsitektur serta implementasi. sehingga membutuhkan


pekerja, waktu serta biaya yang besar.
- tidak ada motodologi atau standart bakku dalam desain arsitektur Database terdistribusi
- Sistem operasi harus mendukung lingkungan terdistribusi
- Kontrol konkurensi menimbulkan masalah besar. Hal ini dapat diselesaikan dengan
mengunci dan timestamping

3.3 Strategi Manajemen Jaringan dan Arsitektur


Perencanaan Enterprise Information System (EIS), manajemen jaringan dan
arsitektur merupakan hal penting. Arsitektur jaringan menjelaskan di mana aplikasi
dijalankan, di mana basisdata berada, dan hubungan komunikasi apa yang diperlukan di
antara lokasi. Ini juga menetapkan standar yang memastikan bahwa semua komponen
Enterprise Information System (EIS) lainnya saling terkait dan bekerja sama. Arsitektur
penting dalam memberikan standar untuk menghubungkan sistem yang sangat berbeda
daripada membutuhkan kesamaan sistem. Saat ini, potensi arsitektur jaringan lebih sering
ditentukan oleh vendor daripada oleh industri umum atau standar organisasi.
Arsitektur. Struktur rantai nilai perusahaan global adalah kunci untuk strateginya;
kesesuaiannya dengan persyaratan lingkungan berasal dari kinerja ekonomi. Namun,
lingkungan Global Information System (GIS) berada di luar perusahaan global mereka dan
dengan demikian tidak dapat dikendalikan. Layanan yang disediakan oleh GIS harus

11
dikoordinasikan secara global, terintegrasi, distandarkan, dan disesuaikan untuk
mengakomodasi perbedaan nasional dan pasar individu nasional.
Memutuskan arsitektur jaringan yang tepat adalah masalah manajemen dan
teknologi terkemuka. Studi dalam industri perbankan global menemukan bahwa bank
internasional yang menyediakan berbagai layanan perbankan elektronik global memiliki
beberapa sistem otomatis yang perlu distandarkan secara global (misalnya sistem pelaporan
global), sementara yang lain (misalnya, sistem letter of credit global) perlu untuk
disesuaikan dengan pasar masing-masing negara. Struktur yang tepat untuk GIS dapat
bervariasi untuk portfolio produk dan layanan yang berbeda; sentralisasi
seragam/desentralisasi strategi/struktur mungkin tidak sesuai untuk semua aplikasi GIS.
Lebih lanjut, optimalisasi dari struktur sistem informasi tidak dapat dilakukan jika
menggunakan pendekatan simetris terhadap arsitektur GIS, terkendala dengan pembatasan
pada portfolio produk dan layanan yang canangkan oleh strategi bisnis global perbankan.
Pendekatan asimetris, penataan setiap sistem agar sesuai dengan kebutuhan lingkungan dari
layanan yang disampaikan, meskipun lebih kompleks, dapat secara signifikan meningkatkan
kinerja operasional bank internasional. Namun, pendekatan ini dapat meningkatkan biaya
koordinasi secara signifikan.
Standar. Penggunaan standar merupakan langkah strategis yang penting bagi
sebagian besar perusahaan, karena banyak perusahaan saat ini membatasi jumlah format
antar-perusahaan yang didukungnya. Dengan menggunakan standar, perusahaan dapat
memperluas pilihan mitra dagang mereka di masa depan. Tidak adanya standar data dan
komunikasi yang seragam dalam lingkungan internasional, nasional, dan industri berarti
tidak satu pun yang dapat mengatasi perangkat keras dan protokol komunikasi yang tersebar
di seluruh perusahaan.
Standar sering diatur oleh peraturan dan peraturan pemerintah, komputer utama dan
vendor komunikasi, dan/atau pengaturan kerja sama dalam suatu industri. Terlepas dari
bagaimana standar ditetapkan, ini sangat penting untuk operasi GIS. Karena standar
merupakan kunci untuk konektivitas dari serangkaian sistem heterogen, kebijakan
manajemen senior yang eksplisit pada standar penting untuk mempromosikan adopsi dan
kepatuhan. Harus ada satu kebijakan sentral mengenai teknologi/standar utama (misalnya
EDI, SQL). Kebijakan ini harus mencakup agenda manajemen untuk memahami standar dan
proses penetapan standar dalam industri, nasional, dan lingkungan internasional. Kebijakan
pusat seperti ini dapat menyelesaikan beberapa tujuan, mengurangi biaya, menghindari
kelayakan vendor, mencapai skala ekonomi, mengurangi potensi masalah antarmuka
(interface), dan memfasilitasi aliran data lintas batas. Oleh karena itu, keputusan tentang
komponen arsitektur jaringan dan standar memerlukan suatu gerakan menuju koordinasi dan
kontrol manajemen korporasi yang terpusat. Namun, keputusan mengenai penambahan lalu
lintas data dan informasi membutuhkan perencanaan yang terdesentralisasi; hal tersebut
membutuhkan persetujuan oleh manajer SI atau CIO untuk standar komunikasi data.

3.4 Strategi dan Arsitektur Manajemen Data


Arsitektur data menyangkut pengaturan basis data dalam suatu organisasi. Meskipun
setiap organisasi yang menyimpan data memiliki arsitektur data, di sebagian besar

12
organisasi itu adalah hasil evolusi database aplikasi di berbagai departemennya dan bukan
hasil dari strategi manajemen data yang terencana dengan baik. Masalah manajemen data di
amplifikasi untuk besar perusahaan global dengan beragam kelompok produk. Untuk
perusahaan global yang memiliki lalu lintas data yang padat, masalah mendapatkan data
yang tepat dalam jumlah yang tepat untuk orang yang tepatpada waktu yang tepat
berkembang dan bertumbuh ketika pasar global muncul.
Kurangnya strategi manajemen informasi terpusat sering menyebabkan entitas
perusahaan (misalnya pelanggan dan produk) memiliki beberapa atribut, skema
pengkodean, dan nilai di seluruh basis data. Hal ini membuat hubungan atau pembagian data
di antara aktivitas nilai menjadi sulit; membangun hubungan membutuhkan waktu dan
sumber daya manusia tambahan; biaya dan kinerja dari kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan area yang lain di dalam rantai nilai akan terpengaruh. Faktor-faktor ini membuat
kinerja penting dan korelasi data tidak tersedia untuk manajemen puncak untuk pengambilan
keputusan, sehingga menciptakan hambatan penting bagi posisi kompetitif perusahaan dan
keunggulan kompetitifnya di masa depan.
Strategi/Arsitektur. Untuk meningkatkan koordinasi di antara kegiatan rantai nilai
perusahaan global, arsitektur datanya harus dirancang berdasarkan strategi manajemen data
yang erintegrasi. Strategi ini harus mengamanatkan pembuatan seperangkat basis data
perusahaan yang berasal dari kegiatan rantai nilai perusahaan. Hasil studi menunjukkan
pentingnya kegiatan rantai nilai perusahaan dalam menyebarkan TI secara strategis, namun,
tidak ada strategi manajemen informasi spesifik yang diusulkan.
Data perusahaan digunakan oleh lebih dari satu area fungsional dalam aktivitas
rantai nilai. Sebaliknya, data departemen sering digunakan terutama oleh departemen dalam
area fungsional yang terdiri dari aktivitas rantai nilai. Data perusahaan digunakan oleh
departemen lintas fungsi.
Database perusahaan harus didasarkan pada entitas bisnis yang terlibat dalam
kegiatan rantai nilai daripada hanya dalam aplikasi tunggal. Perusahaan harus menetapkan;
1) ukuran kinerja yang tepat untuk setiap aktivitas nilai (misalnya volume penjualan
berdasarkan pasar berdasarkan periode), 2) entitas perusahaan yang mengukur kinerja
(misalnya produk, jenis paket), 3) mendefinisikan hubungan di antara entitas, 4) melakukan
konfigurasi nilai entitas, skema pengkodean, dan atribut, 5) basis data perusahaan yang
berasal dari entitas, dan (6) hubungan di antara basis data (database) perusahaan. Misalnya,
untuk kegiatan penilaian nilai langsung seperti pemasaran dan penjualan dalam rantai nilai
perusahaan, basis data perusahaan dapat meliputi: iklan, merek, pasar, promosi, penjualan,
dan lain-lain.
Mengingat strategi manajemen data, basis data perusahaan didefinisikan independen
dari aplikasi; sehingga dapat diakses oleh semua pengguna potensial. Strategi manajemen
data ini memungkinkan manajemen senior perusahaan untuk; 1) mengintegrasikan dan
mengoordinasikan informasi dengan aktivitas penambah nilai dan dukungan dalam rantai
nilai, 2) mengidentifikasi tren signifikan dalam data kinerja, dan 3) membandingkan
aktivitas lokal dengan aktivitas di lokasi lain yang sebanding.
Strategi manajemen data ini menciptakan keuntungan penting bagi perusahaan
global, karena kegiatan yang digunakan untuk perencanaan bisnis strategis perusahaan
digunakan untuk menentukan database perusahaan. Pembentukan kritis hubungan antara

13
perencanaan bisnis strategis dan perencanaan sistem informasi strategis adalah mungkin
ketika strategi ini digunakan, karena kegiatan yang menciptakan nilai bagi pelanggan
perusahaan juga membuat data yang dibutuhkan perusahaan untuk beroperasi. Namun,
strategi ini tidak menyiratkan bahwa semua basis data aplikasi harus diganti oleh basis data
perusahaan. Basis data aplikasi harus tetap (langsung atau tidak langsung) selama aplikasi
ada; tetapi harus ada aliran data yang konsisten/teratur di antara basis data (database)
perusahaan, fungsional, dan aplikasi.

14
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.1.1 Pilihan Arsitektur Data
Kegunaan dan tujuan aplikasi-aplikasi bisnis diprogram adalah untuk; mengumpulkan,
membuat, memodifikasi, mengambil, dan menghapus data dan program digunakan
sebagai alat bantu dalam; menganalisis, meringkas, mengekstrak, atau dengan cara lain
guna memanipulasi data. Data adalah benang merah yang menghubungkan portfolio
aplikasi korporasi secara luas. Data, yang ditransformasikan sedemikian rupa dalam
bentuk atau menjadi informasi saat mengalir di antara pengguna, dapat memberikan
keuntungan saat ini dalam bentuk sistem operasional yang unggul dan keunggulan masa
depan dalam bentuk analisis unggul untuk perencanaan. Bagaimana kita memahami
bahwa data merupakan aset penting jangka panjang dan penting bagi kekuatan dan
kesehatan perusahaan.

4.2 Saran
Dari penulisan Makalah kita dapat mengetahui bahwa tterdapat banyak sekali
kelebihan yang dimiliki sebuah system basisdata terdistribusi. Tetapi untuk mendapatkan
keuntungan tersebut kita juga memiliki beberapa tentangan yang harus di seleseikan.
Kelebihan dari DDBS yang telah diuraikan di atas sesungguhnya nilai efisiensi untuk
sebuah bisnis yang berskala besar adalah sebuah keuntungan bagi investasi di bidang
teknologi dan penerapanya.

15
DAFTAR PUSTAKA
Tamer dan Patrick V.2011. Priciples of Distributed Database System. Springer New York
and London
Harahap p Homa.2018. Strategic Planning for Information System (SPIS). Jakarta
Sistem Manajemen Basis Data http://en.wikipedia.org/wiki/Distributed_database
[ 20 januari 2019]
http://jcsites.juniata.edu/faculty/rhodes/dbms/distrib.htm [20 januari 2019]
https://cs.uwaterloo.ca/~tozsu/courses/cs856/F02/lecture-1-ho.pdf [20 januari 2019]
http://docs.oracle.com/cd/B10501_01/server.920/a96521/ds_concepts.htm#20409
[20 januari 2015]

https://wargabasdat2009.wordpress.com/2009/06/09/basis-data-terdistribusidistributed-
database [20 januari 2019]

16

Anda mungkin juga menyukai