Anda di halaman 1dari 18

ARSITEKTUR SISTEM ENTERPRISE

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Enterprise

Dosen Pengampu :

Rinda Hesti Kusumaningtyas, M.M.S.I.

Disusun Oleh :

M. Dizza Aliefa R (11190930000084)

Vania Eka Pratiwi (11190930000103)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022 M / 1443 H
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillah. Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas rahmatnya-
lah kami kelompok 3 untuk mata kuliah Sistem Enterprise dapat membuat makalah, dan para
pembaca yang Insya Allah dirahmati Allah, bisa ikut belajar bersama kami dan membantu kami
dengan member penilaian atau kritik atas makalah yang kami buat. Shalawat juga tidak lupa kita
panjatkan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW. Karena atas seizin Allah melalui
perantara Rasul Nya lah kita bisa keluar dari masa masa Jahiliyah dan bisa menikmati masa
sekarang ini, yang lebih damai dibanding masa beliau.

Kami kelompok 3 membuat makalah yang berjudul “ARSITEKTUR SISTEM


ENTERPRISE” yang sebisa mungkin kami sampaikan dengan sebaik mungkin, semoga dosen
kami ibu Rinda Hesti Kusumaningtyas M.M.S.I. dan teman teman kami dapat mengerti atas
makalah yang kami sampaikan.

Kami mohon maaf atas adanya salah kata dalam kata pengantar dan isi makalah yang kami
sampaikan nantinya, kami kelompok 3 juga terbuka atas kritik dan saran dari teman teman sekalian
atas makalah yang kami buat ini.

Depok, 15 Maret 2022

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan .............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2
2.1 Module - module ERP ...................................................................................................... 2
2.2 Arsitektur Sistem Enterprise ............................................................................................ 6
2.2.1 Konsep Dasar ERP.................................................................................................... 6
2.2.2 Arsitektur ERP .......................................................................................................... 8
2.3 Jenis - jenis Arsitektur ERP ........................................................................................... 10
2.4 Studi Kasus..................................................................................................................... 12
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 14
3.2 Saran ............................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teknologi informasi merupakan salah satu sumber daya penting dalam perusahaan. Peran
teknologi informasi saat ini tidak hanya dalam kegiatan operasional tetapi juga dalam kegiatan
perencanaan dan pemberdayaan sumber daya lain dalam perusahaan. Hal ini disebabkan
teknologi informasi terkait dengan penyediaan informasi, pengintegrasian subsitem dan sistem
pendukung manajemen yang baik. Semua ini menimbulkan tantangan baru bagi perusahaan
untuk mengembangkan sebuah sistem yang mampu mengintegrasikan kebutuhan informasi.
Enterprise Architecture terbentuk dari 2 suku kata yaitu Arsitektur dan Enterprise.
Arsitektur merupakan suatu perencanaan yang ditampilkan dengan model dan gambar
berdasarkan komponen dari sesuatu dengan berbagai sudut pandang (Surendro, 2007).
Sedangkan Enterprise adalah suatu area aktivitas dan tujuan dalam suatu organisasi atau
beberapa organisasi dimana terdapat pertukaran informasi dan sumberdaya lainnya (Bernard,
2005:31). Dari definisi tersebut, Enterprise Architecture merupakan kegiatan pengorganisasian
data yang dihasilkan oleh organisasi yang kemudian dipergunakan untuk mencapai tujuan
proses bisnis dari organisasi tersebut (Mutyarini & Sembiring, 2006).
Dasar penggunaan konsep Enterprise Architecture didalam sebuah perusahaan atau
organisasi adalah adanya kebutuhan organisasi dalam membangun sistem informasi untuk
memisahkan data, proses infrastruktur teknologi, sumber daya manusia, waktu, dan motivasi
dalam suatu kerangka kerja Enterprise Architecture (Zachman, 2003). Kebutuhan pemisahan
komponen informasi yang berjalan dalam suatu perusahaan dimaksudkan untuk menghindari
pengulangan data, proses, dan kesalahan identifikasi kebutuhan teknologi yang berjalan dalam
suatu sistem informasi agar berjalan secara efektif dan efisien.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
a. Apa saja module-module yang digunakan dalam sistem ERP ?
b. Apa yang dimaksud dengan Arsitektur ERP ?
c. Apa saja jenis - jenis Arsitektur ERP ?

1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, adapun tujuan dilakukan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui module-module yang digunakan dalam sistem ERP.
b. Untuk mengetahui pengertian dari Arsitektur ERP.
c. Untuk mengetahui jenis - jenis Arsitektur ERP.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Module - module ERP


Setiap modul ERP dirancang untuk fungsi bisnis tertentu, menyediakan data dan
mendukung proses yang akan membantu karyawan tersebut melakukan pekerjaan mereka.
Setiap modul dihubungkan ke sistem ERP, sehingga sistem menyediakan satu sumber data
yang akurat, bahkan saat bisnis menambahkan modul baru. Dapat diasumsikan sistem ERP
adalah kotak peralatan, modul-modulnya adalah obeng, kunci pas, palu, dan alat-alat lain
di dalam kotak yang masing-masing memiliki kegunaan khusus.

Gambar 1. ERP Modules

1. Finance
Finance and Accounting Module adalah modul ERP yang paling penting karena
memungkinkan bisnis untuk memahami keadaan keuangan mereka saat ini dan
prospek masa depan. Fitur utama dari modul ini termasuk pelacakan hutang /
Accounts Payable (AP) dan piutang / Accounts Receivable (AR) dan mengelola buku
besar. Ini juga membuat dan menyimpan dokumen keuangan penting seperti neraca,
tanda terima pembayaran, dan laporan pajak. Financial Management Module dapat
mengotomatisasi tugas-tugas yang terkait dengan penagihan, pembayaran vendor,
manajemen kas dan rekonsiliasi akun, membantu departemen akuntansi menutup
pembukuan secara tepat waktu dan mematuhi standar pengakuan pendapatan saat ini.
Ini juga memiliki data yang dibutuhkan karyawan perencanaan dan analisis keuangan
untuk menyiapkan laporan utama, termasuk laporan laba rugi dan menjalankan
rencana skenario.

2
2. Procurement
Procurement Module, juga dikenal sebagai modul pembelian, membantu organisasi
mengamankan bahan atau produk yang dibutuhkan untuk memproduksi dan/atau
menjual barang. Perusahaan dapat menyimpan daftar vendor yang disetujui dalam
modul ini dan mengikat pemasok tersebut ke item tertentu, membantu manajemen
hubungan pemasok. Modul ini dapat mengotomatiskan permintaan kutipan, lalu
melacak dan menganalisis kutipan yang masuk. Setelah perusahaan menerima
penawaran, Procurement Module membantu Departemen Purchasing menyiapkan
dan mengirimkan Purchase Order. Kemudian dapat melacak Purchase Order tersebut
saat penjual mengubahnya menjadi Sales Order dan mengirimkan barang, secara
otomatis memperbarui tingkat persediaan setelah pesanan tiba.

3. Manufacturing
Versi paling awal dari ERP, Material Requirement Planning (MRP), dirancang
untuk produsen, dan manufaktur tetap menjadi bagian penting dari ERP. Saat ini,
sistem ERP biasanya memiliki manajemen produksi atau Manufacturing Execution
System (MES). Manufacturing Module membantu produsen merencanakan produksi
dan memastikan mereka memiliki semua yang mereka butuhkan untuk menjalankan
produksi yang direncanakan, seperti bahan baku dan kapasitas mesin.
Selama proses manufaktur, ini dapat memperbarui status barang dalam proses dan
membantu perusahaan melacak output aktual terhadap produksi yang diperkirakan.
Ini juga memberikan gambaran real-time dari lantai toko, menangkap informasi
tentang barang yang sedang diproses dan barang jadi. Ini dapat menghitung waktu
rata-rata untuk menghasilkan suatu barang dan kemudian membandingkan penawaran
dengan permintaan yang diperkirakan untuk merencanakan produksi yang memadai.

4. Inventory Management
Inventory Management Module memungkinkan kontrol inventory dengan melacak
jumlah dan lokasi item hingga ke SKU individu. Modul ini menawarkan gambaran
lengkap tidak hanya inventory saat ini tetapi juga inventory yang masuk, melalui
integrasi dengan alat pengadaan. Perangkat lunak ini membantu bisnis mengelola
biaya inventory, memastikan mereka memiliki stok yang cukup tanpa mengikat
terlalu banyak uang tunai dalam inventory.
Aplikasi manajemen inventory dapat menimbang tren penjualan terhadap produk
yang tersedia untuk membantu perusahaan membuat keputusan yang tepat yang
meningkatkan margin dan meningkatkan perputaran inventory (ukuran seberapa
sering inventory terjual selama periode tertentu). Ini dapat membantu mencegah
kehabisan stok dan penundaan, yang meningkatkan layanan pelanggan. Bisnis yang
tidak memiliki modul SCM lainnya juga dapat menggunakan aplikasi manajemen
inventory untuk menangani pesanan pembelian, pesanan penjualan, dan pengiriman.

3
Organisasi yang lebih besar akan memerlukan versi solusi ini yang dapat melacak
inventory di beberapa lokasi.

5. Order Management
Order Management Module melacak pesanan dari penerimaan hingga pengiriman.
Bagian ERP ini menyalurkan semua pesanan ke gudang, pusat distribusi, atau toko
ritel setelah pelanggan menempatkannya dan melacak statusnya saat disiapkan,
dipenuhi, dan dikirim ke pelanggan. Order Management Module mencegah pesanan
hilang dan meningkatkan tingkat pengiriman tepat waktu untuk membuat pelanggan
senang dan memotong biaya yang tidak perlu untuk pengiriman yang dipercepat.
Aplikasi Order Management yang lebih canggih dapat membantu perusahaan
menentukan opsi yang paling hemat biaya untuk memenuhi pesanan—toko vs.
gudang vs. mitra pemenuhan pihak ketiga, misalnya—berdasarkan inventaris yang
tersedia dan lokasi pembeli.

6. Warehouse Management
Warehouse Management Module dapat memberikan pengembalian investasi yang
cepat untuk bisnis yang mengoperasikan gudang mereka sendiri. Aplikasi ini dapat
memandu karyawan gudang secara efisien melalui semua proses gudang berdasarkan
tata letak fasilitas, mulai dari penyimpanan saat pengiriman tiba hingga pengambilan
hingga pengepakan dan pengiriman. Ini juga dapat membantu perusahaan
merencanakan tenaga kerja berdasarkan volume pesanan yang diharapkan.
Warehouse Management Module dapat mendukung strategi pengambilan yang
berbeda seperti pengambilan batch, pengambilan gelombang, dan pengambilan zona
tergantung pada mana yang paling efisien untuk bisnis tertentu, dan beberapa modul
dapat menunjukkan kepada karyawan jalur pengambilan yang paling efisien. Ketika
Warehouse Management Module terintegrasi dengan manajemen inventory dan
aplikasi manajemen pesanan, karyawan dapat dengan cepat menemukan produk yang
tepat dan mendapatkan pengiriman dengan cepat. Pengiriman lebih cepat pada
akhirnya meningkatkan kepuasan pelanggan.

7. Supply Chain Management (SCM)


Supply Chain Management Module melacak setiap langkah dalam pergerakan
pasokan dan barang di seluruh rantai pasokan, dari sub-pemasok ke pemasok ke
produsen ke distributor ke pengecer atau konsumen. Itu juga dapat mengelola bahan
atau produk apa pun yang dikembalikan untuk pengembalian uang atau penggantian.
Seperti disebutkan sebelumnya, Supply Chain Management Module dapat mencakup
beragam modul seperti pengadaan, manajemen inventaris, manufaktur, manajemen
pesanan, dan manajemen gudang. Namun, mungkin memiliki fungsionalitas di luar
kemampuan inti dari modul tersebut.

4
8. Customer Relationship Management (CRM)
Customer Relationship Management (CRM) Module menyimpan semua informasi
pelanggan dan prospek. Itu termasuk riwayat komunikasi perusahaan dengan
seseorang—tanggal dan waktu panggilan dan email, misalnya—dan riwayat
pembelian mereka. CRM meningkatkan layanan pelanggan karena staf dapat dengan
mudah mengakses semua informasi yang mereka butuhkan saat bekerja dengan
pelanggan. Banyak bisnis juga menggunakan CRM untuk mengelola prospek dan
peluang penjualan. Ini dapat melacak komunikasi dengan prospek dan menyarankan
pelanggan mana yang harus ditargetkan untuk promosi tertentu atau peluang
penjualan silang. Modul CRM yang lebih kuat dapat mendukung segmentasi
pelanggan (memungkinkan pemasaran yang lebih bertarget) dan manajer kontak serta
alat pelaporan tingkat lanjut.

9. Professional Services Automation (Service Resource Management)


Professional Services Automation (PSA) Module, juga disebut modul manajemen
sumber daya layanan, memungkinkan organisasi untuk merencanakan dan mengelola
proyek. Bisnis berbasis layanan sering menggunakan modul ini. Aplikasi melacak
status proyek, mengelola sumber daya manusia dan modal di seluruh, dan
memungkinkan manajer untuk menyetujui pengeluaran dan timesheets. Ini
memfasilitasi kolaborasi antar tim dengan menyimpan semua dokumen terkait di
tempat bersama. Selain itu, modul PSA dapat secara otomatis menyiapkan dan
mengirim tagihan ke klien berdasarkan aturan seputar siklus penagihan.

10. Workforce Management


Workforce Management Module mirip dengan modul manajemen sumber daya
manusia tetapi dirancang untuk perusahaan dengan lebih banyak karyawan per jam
daripada karyawan yang digaji. Itu dapat memantau kehadiran dan jam kerja pekerja
dan mengukur hal-hal seperti produktivitas dan ketidakhadiran karyawan. Penggajian
juga bisa berada di bawah Workforce Management Module. Sub-modul penggajian
secara otomatis mendistribusikan cek gaji kepada karyawan pada jadwal yang
ditentukan dengan pemotongan pajak yang sesuai dan menangani penggantian biaya.
Itu juga dapat memberikan laporan tentang biaya penggajian, total jam lembur dan
KPI serupa.
11. Human Resources Management
Human Resources Management (HRM) Module biasanya mencakup semua fitur
aplikasi manajemen tenaga kerja dan menawarkan kemampuan tambahan. HRM
dapat dilihat sebagai CRM untuk karyawan. Modul populer ini memiliki catatan
terperinci tentang semua karyawan dan menyimpan dokumen seperti ulasan kinerja,
deskripsi pekerjaan, dan surat penawaran. Ini tidak hanya melacak jam kerja tetapi
juga paid time off (PTO)/hari sakit dan informasi tunjangan. Karena modul HRM

5
menyimpan sejumlah besar informasi tentang setiap karyawan di seluruh organisasi,
modul ini menghilangkan banyak data duplikat atau tidak akurat yang disimpan
banyak organisasi di berbagai spreadsheet.

12. Ecommerce
Vendor ERP tertentu menawarkan Ecommerce Module untuk bisnis yang ingin
menjual secara online. Modul ini memungkinkan perusahaan untuk dengan cepat
meluncurkan situs web ecommerce business-to-business (B2B) atau business-to-
consumer (B2C). Aplikasi perdagangan terkemuka termasuk alat yang mudah
digunakan yang memungkinkan karyawan untuk dengan mudah menambahkan item
baru, memperbarui konten produk (deskripsi item, judul, spesifikasi, gambar, dll.) dan
mengubah tampilan dan nuansa situs web. Ketika aplikasi ecommerce terintegrasi
dengan aplikasi ERP lainnya, semua informasi pembayaran, pemesanan, dan
inventaris diumpankan dari modul ecommerce ke dalam database bersama. Itu
memastikan semua transaksi ditambahkan ke buku besar, barang-barang yang
kehabisan stok dikeluarkan dari situs dan pesanan dikirimkan tepat waktu.

13. Marketing Automation


Seperti halnya ecommerce, penyedia perangkat lunak tertentu telah
mengembangkan Marketing Automation Module. Marketing Module mengelola
kampanye pemasaran di seluruh saluran digital seperti email, web, media sosial, dan
SMS. Itu dapat mengotomatiskan pengiriman email berdasarkan aturan kampanye
dan memiliki fitur segmentasi pelanggan tingkat lanjut, sehingga pelanggan hanya
menerima pesan yang relevan. Perangkat lunak otomatisasi pemasaran, baik bagian
dari sistem ERP atau solusi terpisah, dapat memberikan laporan terperinci tentang
kinerja kampanye untuk membentuk rencana dan pengeluaran pemasaran di masa
depan. Aplikasi ini meningkatkan prospek, loyalitas pelanggan dan, seiring waktu,
penjualan.

2.2 Arsitektur Sistem Enterprise


2.2.1 Konsep Dasar ERP
ERP merupakan sistem terintegrasi yang mempunyai tujuan merangkum bisnis
proses yang ada sehingga menjadi satu kolaborasi yang efisien dan efektif dan
sistem tersebut didukung dengan teknologi informasi dan dapat menghasilkan
informasi yang menunjang perusahaan menjadi lebih kompetitif.
Konsep ERP dapat dijalankan dengan baik, jika didukung oleh seperangkat
aplikasi dan infrastruktur komputer baik software dan hardware sehingga
pengolahan data dan informasi dapat dilakukan dengan mudah dan terintegrasi.
Oleh karena itu, hampir tidak mungkin mewujudkan konsep ERP tanpa adanya

6
dukungan sistem berbasis komputer. Konsep-konsep dasar ERP, yaitu [OLS–
2004]:
• “ERP terdiri atas paket software komersial yang menjamin integrasi yang
mulus atas semua aliran informasi di perusahaan, meliputi keuangan,
akuntansi, sumber daya manusia, rantai pasok, dan informasi konsumen”
(Davenport, 1998).
• “Sistem ERP adalah paket sistem informasi yang dapat dikonfigurasi, yang
mengintegrasikan informasi dan proses yang berbasis informasi didalam, dan
melintas area fungsional dalam sebuah organisasi” (Kumar & Van
Hillsgerberg, 2000).
• “Satu basis data, satu aplikasi, dan satu kesatuan antarmuka di seluruh
enterprise” (Tadjer, 1998)

Sistem ERP adalah sebuah terminology yang diberikan kepada sistem


informasi yang mendukung transaksi atau operasi sehari-hari dalam pengelolaan
sumber daya perusahaan. Sumber daya tersebut meliputi dana, manusia, mesin,
suku cadang, waktu, material dan kapasitas. Konsep-konsep utama ERP tersebut
digambarkan dalam satu diagram, oleh Davenport, seperti pada gambar dibawah
ini :

Gambar 2. Konsep Dasar ERP

Fungsi-fungsi perusahaan yang harus dilibatkan dalam suatu proses ERP


adalah: perencanaan bisnis (visi, misi, dan perencanaan strategis), peramalan,
proses MRP II (master planning, perencanaan produksi, pembelian, manajemen
persediaan, pengendalian aktivitas, dan pengukuran kinerja manufakturing),
finansial (payroll, penetapan biaya produksi, hutang, piutang, harga tetap, general
ledger), sumber daya manusia, sistem informasi, rekayasa pabrik dan peralatan, dan
lain-lain (Gasperz, 2004).

7
Menurut Motiwalla & Thompson, Enterprise Resource Planning (ERP)
merupakan bagian enterprise system yang spesifik berperan sebagai sistem
informasi yang dapat mengintegrasikan dan mengotomatisasi proses bisnis suatu
perusahaan/ organisasi melalui serangkaian data dan informasi dari masing-masing
departemen/ divisi. ERP mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan sistem
informasi secara spesifik untuk departemen-departemen yang berbeda pada suatu
perusahaan. Melalui kemampuan tersebut, maka ERP dapat memberikan manfaat
berupa efektivitas dan ketepatan proses bisnis serta efisiensi pada sumber daya dan
pengeluaran biaya. Penggunaan ERP menjadikan semua sistem di dalam suatu
perusahaan menjadi satu sistem yang terintegrasi dengan satu database sehingga
beberapa departemen menjadi lebih mudah dalam berbagi data, dan lebih mudah
pula dalam melakukan komunikasi.

2.2.2 Arsitektur ERP


Sistem ERP sekarang ini banyak menganut sistem arsitektur 3-tier atau lebih.
Dalam sistem arsitektur 3-tier, user interface berjalan di client, yaitu :

Gambar 3. Arsitektur three-tier

• Presentation Layer : Graphical User Interface (GUI) atau browser untuk


memasukkan data atau mengakses fungsi Sistem. Layer yang berada paling
tinggi atau disebut user interface. Presentation layer merupakan Interface yang
akan ditampilkan ke client. Berisi berbagai macam konten dan informasi yang
dibutuhkan oleh user dan dapat diakses melalui software atau web-browser.
Disinilah para front-end programmer bekerja, dengan membuat berbagai
gamabaran konten dan Interface yang menarik serta responsive untuk diakses
oleh semua platform. Dalam pembuatannya biasanya menggunakan HTML5,

8
Javascript, CSS atau beberapa framework yang populer digunakan oleh front-
end programmer.

• Application Layer : Aturan bisnis, logika fungsi, dan program yang


menerima/mengirim dari/ke server database. Merupakan Layer yang berfungsi
sebagai core atau proses untuk logika-logika yang ada pada sebuah aplikasi atau
web. Application layer dapat menggunakan web service atau pihak ketiga yang
mampu mengolah logika-logika yang ada seperti validasi data, perhitungan, dan
input atau modifikasi data. Namun dapat juga ditulis dengan menggunakan
bahasa pemrograman seperti Java, .NET, c#, C++, dan Phyton. Application
layer seperti sebuah penghubung antara Presentation Layer dan DB Layer.

• Database Layer : Merupakan tempat untuk menyimpan informasi dan


mengolah data atau file system. Informasi itu kemudian dikirim ke logical layer
dan dikirim kembali ke user. DB Layer merupakan Layer yang terdiri dari basis
data atau manajemen basis data yang dapat mengakses, menyimpan, serta
memodifikasi data yang ada. DB Layer merupakan lapisan yang sangat penting
karena menyimpan berbagai data yang diinput dari Client. Sebagai contoh
adalah MySQL, Oracle, PostgreSQL, Microsoft SQL Server, dan MongoDB.

Three Tier-System atau bisa disebut Multitier architecture, merupakan sebuah


tipe dalam arsitektur software yang terdiri dari tiga layer dari komponen logic yang
saling berkaitan. Three Tier-System lebih dikenal dengan konsep Client Server
Programming, dan biasa digunakan dalam aplikasi, dikarenakan memiliki
keuntungan tersendiri dalam penggunaannya, menyediakan User Interface yang
memudahkan client, fleksibilitas dalam akses ke server dan Database, serta
keuntungan dalam proses pembuatan dan pengembangan sebuah aplikasi.
Arsitektur 3-Tier merupakan inovasi dari arsitektur Client Server. Arsitektur
ClientServer adalah arsitektur jaringan yang memisahkan client (biasanya aplikasi
yang menggunakan GUI ) dengan server. Masing-masing client dapat meminta data
atau informasi dari server. Sistem client erver didefinisikan sebagai system
terdistribusi. Model arsitektur Three Tier adalah sebuah arsitektur client-server
dimana masing-masing user interface, functional process logic, data storage dan
data access dikembangkan dan disusun sebagai modul-modul yang independen,
bahkan sering berada pada platform yang berbeda (Joka Jasri, 2018).
Three Tier-System memungkinkan untuk memperbaharui bagian tertentu dari
ketiga tiers atau layers secara spesific terpisah dari bagian lain. Hal inilah yang
membuat efektifitas dan dapat mengurangi waktu produksi dalam pembuatan
sebuah aplikasi, dengan membuat beberapa tim untuk mengembangkan bagian
tertentu dalam sebuah aplikasi secara independen. Saat kita menggunakan Three

9
Tier-System, maka akan terdapat 3 buah layer atau server yang memiliki kapabilitas
dan fungsi yang berbeda- beda. Server pertama digunakan untuk presentation tier
yang berupa User Interface pada Client yang mengakses. Server kedua digunakan
untuk service dalam sebuah aplikasi, dan server ketiga digunakan sebagai database
atau storage pada server (gametech.pens.ac.id, 2019).

2.3 Jenis - jenis Arsitektur ERP


Setiap ERP memiliki struktur mengenai arsitektur penyusunnya. Arsitektur
implementasi ERP merupakan blueprint dari sistem ERP yang sebenarnya dan
menerjemahkan strategi implementasi high-level ERP ke dalam aliran informasi yang
saling terhubung antar organisasi. Arsitektur ERP membantu memudahkan perancangan
sistem ERP dalam organisasi. Terdapat beberapa macam arsitektur sistem ERP yang telah
berkembang di era sekarang ini, yakni antara lain:

1. Logical Architecture
Arsitektur ini lebih berfokus pada dukungan terhadap kebutuhan end users.
Logical Architecture terdiri atas database schemas berupa entitas dan relationships
pada lowest tier atau tingkat pertama. Kemudian diikuti dengan core business
processes dan business logic pada second tier atau tingkat kedua. Tingkat teratas
atau third tier berupa detail aplikasi yang mendukung berbagai fungsi bisnis di
dalam sistem ERP itu sendiri. End users disini tidak berinteraksi dengan pada first
dan second tier. Mereka hanya perlu mengakses pada third tier, yakni aplikasi
client-user interface, dimana ia menyediakan end users berupa akses aplikasi
fungsional yang meliputi setiap fitur dan modul yang dicakup oleh sistem ERP
tersebut. Gambaran lebih jelas terkait struktur Logical Architecture pada sistem
ERP dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4. ERP Logical Architecture

10
2. Physical Architecture
Arsitektur ini lebih berfokus pada efisiensi sumber daya sistem. Sumber daya
yang dimaksud adalah seperti biaya, waktu respon, jumlah perangkat, dan lain
sebagainya. Arsitektur semacam ini lebih memungkinkan sistem secara keseluruhan
untuk lebih scalable dan mengurangi sumber daya yang dibutuhkan. Physical
Architecture terbagi atas 2 macam, yakni two-tier architecture dan three-tier
architecture. Pada three-tier architecture, sistem ERP terbagi atas 3 layer/ tingkatan,
yakni data tier, application tier, dan presentation/ Web tier. Sedangkan pada two-tier
architecture, sistem hanya terbagi atas 2 tingkatan, yakni data/ application tier
(gabungan antara data tier dan application tier) dan presentation/ Web tier.

Gambar 5. Two-tier architecture

Gambar 6. Three-tier architecture.

Pada tingkatan terbawah, data tier, berfokus pada struktur seluruh data
organisasional dan hubungannya dengan sistem internal dan eksternal. Data tier
bertanggung jawab pada manajemen data, dimana ia menyediakan penyimpanan
utama untuk seluruh data yang dibagikan antar modul-modul fungsional dan
menjaga integritas data yang ditransfer ke dan dari clients maupun servers.
Application tier merupakan tingkatan dimana data dimasukkan dan dibagikan antar
komponen sistem.
Pada tingkat ini mencakup komponen untuk menerapkan businesss logic
pada modul-modul fungsionalitas. Jadi application tier menjadi jembatan antara
database pada data tier dengan client applications pada Web tier. Sedangkan
presentation/ Web tier memungkinkan pengguna untuk mengakses dan

11
menganalisis informasi melalui desktop application atau Web browser.
Presentation/ Web tier mencakup servers sebagai portal untuk client/ pengguna
berinteraksi pada aplikasi. Tingkatan ini mencakup aplikasi graphical user interface
(GUI) guna melakukan data input, information request, serta data presented.

2.4 Studi Kasus


Implementasi Three Tier-System : Menonton video Youtube
Pada saat kita membuka halaman Youtube atau pada aplikasi. Kita akan melihat
berbagai macam video yang ditampilkan pada youtube serta konten-konten yang ada, dan
kita juga dapat melihat dan mengakses video yang kita tonton melalui Presentation Layer
atau Interface yang ditampilkan pada Youtube.

Gambar 7. Halaman Youtube (Presentation Layer)

Saat kita klik video yang kita inginkan maka, Application Layer akan memproses
informasi yang kita berikan dan memanggil data yang sesuai dengan informasi pada DB
(Data Base) Layer, pada kondisi ini adalah berupa video yang kemudian video tersebut
akan ditampilkan dalam Presentation Layer.

12
Gambar 8. Contoh Video yang ditonton (Presentation Layer)

Kondisi ini akan terus berulang selama kita menonton atau mengakses video yang ada pada
halaman tersebut.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dasar penggunaan konsep Enterprise Architecture didalam sebuah perusahaan atau
organisasi adalah adanya kebutuhan organisasi dalam membangun sistem informasi untuk
memisahkan data, proses infrastruktur teknologi, sumber daya manusia, waktu, dan
motivasi dalam suatu kerangka kerja Enterprise Architecture, supaya kebutuhan teknologi
yang berjalan dalam suatu sistem informasi agar berjalan secara efektif dan efisien.
Terdapat 13 Modul dalam ERP, setiap modul ERP dirancang untuk fungsi bisnis
tertentu, menyediakan data dan mendukung proses yang akan membantu karyawan
tersebut melakukan pekerjaan mereka. Setiap modul dihubungkan ke sistem ERP, sehingga
sistem menyediakan satu sumber data yang akurat, bahkan saat bisnis menambahkan
modul baru.
Sistem ERP sekarang ini banyak menganut sistem arsitektur 3-tier. Three Tier-System
lebih dikenal dengan konsep Client Server Programming, dan biasa digunakan dalam
aplikasi, dikarenakan memiliki keuntungan tersendiri dalam penggunaannya, menyediakan
User Interface yang memudahkan client, fleksibilitas dalam akses ke server dan Database,
serta keuntungan dalam proses pembuatan dan pengembangan sebuah aplikasi. Terdapat
beberapa macam arsitektur sistem ERP yang telah berkembang di era sekarang ini, seperti
Logical Architecture dan Physical Architecture.

3.2 Saran
Penulis berharap terhadap pembaca agar dapat menggunakan dan memanfaatkan
pengetahuan Arsitektur Sistem Enterprise di masa akan datang. Dengan adanya wawasan
mengenai Arsitektur Sistem Enterprise , pembaca dapat mengetahui bagaimana
meningkatkan efisiensi operasional proses bisnis menjadi lebih baik yang berfokus pada
tujuan organisasi di kemudian hari.

14
DAFTAR PUSTAKA

Surendro, Kridanto. (2007), Pemanfaatan Enterprise Arsitekture Planning untuk


Perencanaan Strategis Sistem Informasi mendukung Sistem Informasi, Tesis Magister, Institut
Teknologi Bandung.

Mutyarini, Kuswardani dan Sembiring, Jaka. (2006), Arsitekture System Informasi Institusi
Perguruan Tinggi Di Indonesia, Prosiding Konferensi National Teknologi Informasi dan
Komunikasi untuk Indonesia, 1-6

Shofawaty Nur Islamiyah. 2018. Analisis dan Implementasi Modul Voucher Financial
Management, http://repository.gunadarma.ac.id/, diakses pada 15 Maret 2022 pukul 21.20

Setyawan Wibisono. (2005). Enterprise Resource Planning (ERP) Solusi Sistem Informasi
Terintegrasi. Semarang. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK, Vol. 10, No.3, September 2005

Gasperz, Vincent. 2004. Production Planning and Inventory Control. PT Gramedia Pustaka
Umum, Jakarta.

Surendro, Kridanto. (2007), Pemanfaatan Enterprise Arsitekture Planning Untuk Perencanaan


Strategis Sistem Informasi mendukung Sistem Informasi. Tesis Magister, Institut Teknologi
Bandung.

Joka Jasri. 2018. Arsitektur Three Tier (Client Server Programing) Pada Aplikasi Perpustakaan
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Bengkulu. JTIS. Volume 1 Nomor 1, Februari 2018.

L. F. Motiwalla and J. Thompson, Enterprise Systems for Management (Second Edition), New
Jersey: Pearson, 2012.

Ian McCue. 2022. “ERP Modules: Types, Features, & Functions”,


https://www.netsuite.com/portal/resource/articles/erp/erp-modules.shtml, diakses pada 16 Maret
2022 pukul 21.10

Berita Pengadaan. 2019.” Enterprise Resource Planning (ERP): Definisi, Jenis dan
Keuntungannya”,https://www.pengadaan.web.id/2019/02/enterprise-resource-planning.html,
diakses pada 15 Maret 2022 pukul 15.30

Admin. 2019. “Three-Tier Architecture – Konsep Pemrograman Menggunakan 3 Layer”,


https://gametech.pens.ac.id/three-tier-architecture-konsep-pemrograman-menggunakan-3-layer/ ,
diakses pada 16 Maret 2022 pukul 12.00

15

Anda mungkin juga menyukai