Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SISTEM INFORMASI

IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCES PLANNING (ERP) DAN


SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

Disusun oleh :

Audia Alma Erliana 201910370311368

Jurusan Informatika

Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Malang

2020/2021

1
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya. Penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dan semaksimal
mungkin. Dalam makalah ini penulis membahas “Implementasi Enterprise Resources Planning
(ERP) dan Supply Chain Management (SCM)”. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Sistem Informasi serta untuk
memperdalam wawasan mahasiswa mengenai fungsi dan implementasi dari Enterprise
Resources Planning (ERP) dan Supply Chain Management (SCM).

Makalah ini tidak mungkin dapat penulis selesaikan tanpa bimbingan dari Ibu Evi Dwi
Wahyuni, S.Kom., M.Kom selaku dosen mata kuliah Sistem Informasi. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Evi Dwi Wahyuni, S.Kom., M.Kom. Demikian yang
dapat penulis sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Atas
perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Malang, 5 Juni 2021

Penulis

2
Daftar Isi
Cover................................................................................................................................................1
Kata Pengantar.................................................................................................................................2
Daftar Isi..........................................................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................5
1.3 Tujuan...............................................................................................................................5
BAB II : PEMBAHASAN...............................................................................................................6
2.1 Pengertian Enterprise Resource Planning (ERP)..............................................................6
2.2 Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP).........................................................6
2.3 Pengertian Supply Chain Management (SCM)...............................................................10
2.4 Implementasi Supply Chain Management (SCM)..........................................................11
BAB III : PENUTUP.....................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................15
3.2 Saran....................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16

3
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Persaingan di dunia bisnis dan perkembangan teknologi informasi yang cepat,


menuntut perusahaan untuk melakukan perubahan dalam proses bisnis, dari proses
bisnis yang manual ke proses bisnis yang terkomputerisasi untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi bisnis yang ada dan untuk menjawab tantangan - tantangan
dari kemajuan teknologi informasi. Pada kompetisi tingkat tinggi lingkungan bisnis,
perusahaan mengembangkan daya kompetisinya dengan menggunakan sistem pada
perusahaan untuk memperbaharui pelayanan costumer, memajemen pengeluaran serta
mengurangi waktu (HassabElnaby et al., 2012). Organisasi bisnis kini sedang
menghadapi lingkungan yang lebih kompleks dan kompetitif dari pada sebelumnya
(Akkermans et al., 2003; Su dan Yang, 2009). Sistem usaha yang praktis, dimulai
dengan cepatnya kemajuan pada era globalisasi terutama di bidang teknologi serta
organisasi dan meningkatnya persaingan.
Dalam pengembangan dan optimalisasi Sistem Informasi, sudah mengarah pada
pengembangan Sistem Informasi terpadu, yang disebut dengan Enterprise Resource
Planning (ERP). Penggunaan ERP pada perusahaan atau organisasi yang berskala
menengah semakin bertambah banyak, karena sudah terbukti bahwa penerapan ERP
sangat efektif dan efisiensi dalam kinerja perusahaan atau organisasi. Sedangkan
untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi atau penjualan, ERP juga
diintegrasikan dengan Sistem Informasi yang mengelola rantai persediaan barang
yang disebut dengan Supply Chain Management (SCM), dikenal istilah Enterprise
Resource Planning – Supply Chain Management (ERP - SCM) merupakan integrasi
dari ERP dan SCM.
Wahyono (2004) “ERP juga disebut sebagai back office system yang
diindikasikan oleh ketidakterlibatan pelanggan dan publik pada dalam sistem ini, dan
hanya melibatkan supplier sebagai supporting system dikarenakan ERP merupakan
sistem integrasi yang fokus terhadap jaringan koordinasi internal perusahaan.”
Sebelum ERP dikembangkan, setiap lini dalam organisasi bisnis mempunyai sistem
informasi operasi berbeda dan terpisah dari sistem informasi lini organisasi lain
(Davenport, 1998 dalam Rom dan Rohde, 2007) sehingga akses informasi masih
dalam keadaan yang terbatas.
ERP merubah peran manajemen akuntansi dan keuangan untuk menyediakan
informasi bagi manajemen dan pengguna dengan akses yang cepat dan mudah untuk
menghasilkan informasi real-time dan relevan yang dibutuhkan dalam mengambil
keputusan dan sistem pengendalian manajemen (Kallunki et al., 2011 ). Sedangkan
SCM menyediakan visibilitas, perencanaan, kolaborasi, dan kontrol di dalam dan di
luar perusahaan (Bose et al., 2008). SCM sendiri merupakan jaringan koordinasi yang
terdiri dari produsen, distributor, pengecer, dan pelanggan (Akkermans et al., 2003).

4
Jaringan tersebut mendukung perencanaan yang matang dan koordinasi yang dekat di
dalam dan di luar perusahaan (Akkermans et al., 2003) dalam rangka peningkatan
kinerja.
Dengan meningkatnya kompetisi antar perusahaan atau organisasi di era
globalisasi, dirasa sangat perlu untuk menerapkan Sistem Informasi ERP-SCM bagi
perusahaan, sebagai kunci strategis mengembangkan keunggulan kompetitif.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Enterprise Resource Planning (ERP)?


2. Bagaimana pengimplementasian Enterprise Resource Planning (ERP) pada
perusahaan?
3. Apakah yang dimaksud dengan Supply Chain Management (SCM)?
4. Bagaimana pengimplementasian Supply Chain Management (SCM) pada
perusahaan?

1.3 Tujuan

Mengetahui dan mengerti mengenai implementasi Enterprise Resource Planning


(ERP) dan Supply Chain Management (SCM) pada perusahaan.

5
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan sebuah konsep sistem yang


dirancang untuk mengintegrasikan seluruh area fungsi dalam sebuah perusahaan
untuk menghasilkan proses bisnis yang efektif dan efisien. Sistem ERP memiliki
beberapa karakteristik sebagai berikut :
- Di desain pada lingkungan clientserver baik tradisional (berbasis desktop)
maupun berbasis web.
- Sistem ERP mengintegrasikan mayoritas bisnis proses yang ada.
- Sistem ERP memproses seluruh transaksi organisasi perusahaan.
- Sistem ERP menggunakan database skala enterprise untuk penyimpanan
data
- Sistem ERP mengijinkan pengguna mengakses data secara real time

2.2 Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP)

IMPLEMENTASI SISTEM ERP (ENTERPRISE RESOURCES PLANNING) PT


POS INDONESIA : SEBUAH INISIASI DAN STRATEGI

1. Analisis dan Pembahasan


A. PEST Analysis

6
Sebagai sebuah organisasi BUMN rentang bisnis dan strategi
pengembangan masih kental dengan berbagai regulasi dan kebijakan
pemerintah. Perubahan mendasar dari bisnis perposan adalah sejak berlakuny
UU no 38 tahun 2009, dimana hak monopoli PT Pos Indonesia dicabut dan
digantikan dengan iklim persaingan yang lebih sehat. Penyelenggara pos
sekarang tidak hanya dari BUMN, tetapi swasta dan bahka koperasi dapat
menyelenggarakan bisnis perposan. Disamping itu melalui UU No.38 Tahun
2009, kerjasama antar penyelenggara pos dan badan usaha yang bergerak di
luar bidang penyelenggaraan pos telah diakui dalam konteks tujuan
penyelenggaraan pos. Dengan resources kantor cabang yang tersebar luas, PT
Posindo harus lebih jeli menangkap peluang dan mengembangkan bisnisnya.
Bergulirnya Perpres No 26 tahun 2012 tentang Sistem Logistik Nasional
juga memposisikan pos indonesia sebagai salah satu penggerak program
Sislognas. PT Posindo dengan jaringan fisik yang kuat mampu melakukan
penetrasi ke daerah-daerah rural diseluruh Indonesia. Dengan konsep integrasi
menyeluruh dalam program logistik rural, PT Posindo diharapkan mampu
mendorong peningkatan daya saing masyarakat daerah baik ditingkat pasar
regional, nasional maupun global. Dalam kerangka mengembangkan
usahanya, PT Posindo membutuhkan aliran capital yang tidak sedikit. Upaya
go public PT Posindo mulai direncanakan pada tahun 2012 dengan target
tercapai pada tahun 2013. Namun upaya tersebut masih belum terpenuhi
karena adanya tuntungan peningkatan tata kelola perusahaan agar lebih baik
dan memenuhi standar internasional. Sekalipun dalam assesment GCG yang
telah dilakukan oleh BPKP menunjukkan skor 78,06 (cukup baik), namun
belum cukup untuk mendorong kesuksesan IPO (Initial Public Offering).

7
B. Analisis Five Forces
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menjadikan semakin
tidak ada batas ruang dan waktu (boundaryless). Perubahan tersebut yang
mendorong berkembangnya cara dan budaya orang dalam berkomunikasi. Jasa
perposan yang meliputi layanan komunikasi , layanan paket, logistik dan jasa
transaksi keuangan, mengalami transformasi yang cukup signifikan.
Signifikansi ini dipengaruhi oleh perkembangan media komunikasi semakin
beragam, baik melalui handphone maupun media digital lainnya. Hal inilah
yang menjadikan kebutuhan masyarakat terhadap layanan pos juga berubah.
Data tahun 2011 tercatat bahwa penyelenggara pos dari Badan Usaha
Milik Swasta (BUMS) mencapai jumlah 735 penyelenggara pos dengan status
izin pusat di seluruh provinsi di Indonesia7. Peta persaingan bisnis pos tidak
lagi hanya head to head dibidang bisnis yang sama, akan tetapi semakin luas
dan kompetitif. Di bidang pengiriman surat dan paket, pelaku bisnisnya
mencapai 3400 perusahaan dan PT Posindo tertinggal dari TIKI sebagai
pemegang pangsa pasar paling besar. Di bidang layanan jasa keuangan,
keberadaan ATM di berbagai wilayah dengan layanan keuangan yang kurang
lebih hampir sama dengan layanan keuangan PT Posindo menjadi tantangan
tersendiri. Belum lagi dibidang logistik dan bidang lainnya dengan pelaku
bisnis yang semakin beragam.

C. Analisis Rantai Nilai (Value Chain)


Pada gambar rantai di bawah ini, nilai menunjukkan bahwa sistem informasi
di PT Posindo masih cenderung membentuk pulau-pulau sistem informasi.
Dari berbagai sistem informasi di PT Posindo, berikut adalah sistem/aplikasi
yang menjadi kunci pengembangan SI/TI PT Posindo :

8
1. Integrated Point of Services (IPOS) : SI yang mendukung bisnis
mail&logistik, sekaligus backbone SI Pos secara keseluruhan, mulai dari
collecting, processing, transporting dan delivery (CPTD)
2. System Online Payment Point (SOPP) Pos/ PosPay: Aplikas yang
mendukung bisnis keuangan, yang memiliki ruang lingkup end-to-end,
mulai dari loket hingga partner (biller)
3. Remittance Service (RS) Pos/ Wesel Pos: aplikasi layanan kiriman uang
dalam dan luar negeri (kerjasama mitra western union)
4. GOL (Giropos Online): Sistem pendukung operasi giropos
5. Datawarehouse (DWH): penyimpanan data secara keseluruhan
6. ITEMS (Integrated Treasury Management System): sistem monitoring
keuangan UPT

Pada tahun 2013, SIMAKPOS telah dikembangkan dengan Sistem


Pelaporan Keuangan (SPK) sebagai penyempurnaan SIMAKPOS dari bersifat
batch menjadi real time. Upaya ini dilakukan dalam rangka mempersiapkan
(tahapan pre-implementation) dari ERP FICO. Namun demikian perlu
diperhatikan bahwa masih terdapat sekitar 11% KPC yang belum terhubung
dengan jaringan intranet, sehingga mekanisme pelaporan dari unit layanan
bisnis masih belum efisien, karena masih ada yang berupa file laporan
berformat excel.

D. Analisis Value Creation


Kinerja keuangan PT Posindo mulai mengalami pertumbuhan pada tahun
2009 sampai dengan sekarang. Profit margin pada tahun 2012 mencapai
5,33%. Namun demikian, nilai financial tersebut belum tentu mendatangkan
nilai tambah bagi perusahaan. Miclăuş dkk (2008) telah mengukur kinerja
mikroekonomi sebagai indikator efisiensi enterprise dalam sebuah konsep
Value Creation. Nilai capaian persentase PBIT (Profit Before Interest)

9
terhadap Pendapatan dari semua produk PT Posindo pada tahun 2012 masih
dibawah 50%, paling tinggi hanya 46% untuk produk Jasa Keuangan. Hal ini
menunjukkan bahwa untuk mencapai capaian profitabilitas jasa perposan
masih dibutuhkan biaya atau cost yang cukup tinggi.

Implementasi ERP PT Posindo merupakan pengintegrasian data dan informasi


dari semua jenis layanan yang mengarah pada efisiensi dan penyediaan real time data
bagi semua stakeholder. Dalam domain strategik, implementasi ERP merupakan landasan
sistem yang mensupport unit strategis perusahaan. Di samping itu, PT Posindo
mendirikan unit bisnis dibidang logistik dan layanan internet dalam rangka menangkap
peluang pasar melalui PT Logistik Indonesia untuk menggarap bisnis logistik, jasa
internet melalai anak perusahaan, PT Bhakti Wasantara Net (BWN) dan juga menggarap
pasar ritel dan e-commerce melalui plazapos.com.

Dari hasil analisis penelitian, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

1. Faktor-faktor yang mendorong implementasi ERP di PT Posindo, yaitu;


a. Iklim kompetisi yang semakin kompetitif.
b. Tuntutan pelaksanaan tata kelola yang baik (Good Corporate Governance)
c. Dorongan penerapan standar internasional dalam upaya IPO (Initial Public
Offering).
d. Kebutuhan terhadap informasi yang bersifat real time.
e. Kebutuhan terhadap peningkatan efisiensi dan kinerja aset produk agar
dapat lebih meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan.
2. Strategi implementasi ERP di PT Posindo
a. Incremental process, dengan memperhatikan existing sistem
b. Penyiapan infrastruktur
c. Penyiapan tata kelola internal yang baik

2.3 Pengertian Supply Chain Management (SCM)

Supply Chain Management (SCM) merupakan aplikasi terpadu yang memberikan


dukungan sistem informasi kepada manajemen dalam hal pengadaan barang dan jasa
bagi perusahaan sekaligus mengelola hubungan diantara mitra untuk menjaga tingkat
kesediaan produk dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan secara optimal. SCM
mengintegrasikan mulai dari pengiriman order dan prosesnya, pengadaan bahan
mentah, order tracking, penyebaran 4informasi, perencanaan kolaboratif, pengukuran
kinerja, pelayanan purna jual, dan pengembangan produk baru. Saat ini supply chain
managemen menarik untuk didiskusikan bahkan mengundang daya tarik yang luar
biasa baik dari kalangan akademisi maupun praktisi. Supply chain dapat didefinisikan
sebagai sekumpulan aktifitas (dalam bentuk entitas atau fasilitas) yang terlibat dalam

10
proses transformasi dan distribusi barang mulai dari bahan baku paling awal dari alam
sampai produk jadi pada konsumen akhir. Menyimak dari definisi ini, maka suatu
supply chain terdiri dari perusahaan yang mengangkut bahan baku dari bumi/alam,
perusahaan yang mentransformasikan bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau
komponen, supplier bahan-bahan pendukung produk, perusahaan perakitan,
distributor, dan retailer yang menjual barang tersebut ke konsumen akhir. Lima
prinsip dasar yang menjadi bagian penting pada manajemen supply chain adalah:
• Planning (Perencanaan)
• Sourcing (Sumber barang)
• Manufacturing
• Pengiriman
• Pengembalian.

2.4 Implementasi Supply Chain Management (SCM)

IMPLEMENTASI SCM (SUPPLY CHAIN MANAGEMENT) PADA PENJUALAN


ARLOJI DAN ASSESORIS BERBASIS WEB (STUDI KASUS : TOKO HIKMAH
JAYA RECORD)

1. Metode Pengumpulan Data


Adapun metode pengumpulan data yang penulis lakukan untuk kelancaran dan
kemudahan dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Wawancara
Melakukan tanya jawab dengan narasumber pada Putri Komputer di
Purwakarta untuk menganalisa permasalahan yang terjadi serta

11
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
permasalahan.
2. Observasi
Melakukan observasi dengan cara mengamati proses apa saja yang terjadi
pada Putri Komputer.
3. Studi Pustaka
Penulis mengumpulkan data-data yang menjadi referensi dari buku, internet, maupun
jurnal sebagai yang futsal di kabupaten kuningan.

2. Metode Pengembangan Sistem


Model pengembangan sistem yang digunakan dalam pengembangan sistem ini
menggunakan model Waterfall.

3. Hasil dan Pembahasan


1. Analisis Dokumen (Sistem yang sedang berjalan)
Berikut penjelasan mengenai hasil analisis sistem yang sedang berjalan
1. Bagian Petugas mencatat barang masuk yang dipasok oleh supplier, mencatat
barang keluar dari penjualan barang yang dibeli oleh pelanggan, kemudian
mencatat retur barang dari pelanggan dan terakhir mencatat atau merekap laporan
dari keseluruhan transaksi.
2. Bagian pelanggan membeli barang dan melakukan transaksi barang yang
dibelinya kemudian pelanggan mendapatkan nota bukti pembayaran dan terakhir
pelanggan bisa melakukan retur barang jika barang yang dibelinya tidak sesuai
apa yang diharapkan pelanggan tersebut.
3. Bagian Supplier menerima pesanan dari pemilik toko dan menyuplai atau
mengadakan barang ke toko tersebut. 4. Bagian pemilik melakukan pemesanan
barang ke supplier dengan acuan pemilik mengetahui barang yang kosong dari
hasil pelaporan yang dibuat petugas.

2. Analisis sistem yang akan diusulkan


Keterangan flowmap di bawah menunjukan proses sistem awal yang dilakukan
admin adalah mengelola seluruh data yang ada pada sistem, dari mengelola data
barang, supplier, pemesanan, pembayaran hingga pembuatan laporan. Sistem ini

12
dapat membantu perusahaan untuk mengelola sistem informasi persediaan
dengan efektif. Bagian admin sebagai pengelola seluruh sistem mulai dari
melakukan inputan sampai pembuatan laporan yang dibutuhkan oleh perusahaan,
sedangkan pimpinan hanya dapat menerima laporan dari sistem tersebut.
Begitupun bagian supplier dapat mengelola data user, pemesanan dan konfirmasi
pembayaran. Dengan begitu bagian admin akan dapat dengan mudah mengelola
persediaan barang pada perusahaan untuk membantu proses pembuatan laporan
data masuk dan keluar dengan sistem ini.

3. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab - bab sebelumnya dan berdasarkan hasil dari
perancangan dan implementasi yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hasil dari identifikasi masalah penulis dapat menyarankan agar masalah
tersebut setidaknya dapat ditemukannya solusi yang diterapkan kedalam
aplikasi dalam pemecahan masalahnya.
2. Pemanfaatan dari materi yang dituangkan mewakili dari bahan yang
dibutuhkan pada penyusunan naskah skripsi.
3. Perancangan program menggambarkan alur yang diterapkan kedalam
sebuah aplikasi yang akan digunakan.
4. Pengujian dari aplikasi yang dibuat merupakan dasar bagaimana sistem
berjalan.

13
5. Aplikasi yang dibuat dapat dikategorikan sebagai alat bantu yang
mengefesienkan waktu dalam pengelolan data, baik itu data barang
masuk, barang keluar, retur barang sampai ke pembuatan laporan dari
hasil record data yang dimasukan.

14
BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Enterprise Resource Planning (ERP) dan Supply Chain Management (SCM) bisa
menjadi salah satu solusi dalam memperbaiki permasalahan tersebut sehingga perusahaan
dapat berjalan dengan baik. Supply Chain Management (SCM) mengintegrasikan proses
bisnis utama dari pengguna akhir melalui pemasok asli, produsen, perdagangan, dan
mitra logistik pihak ketiga dalam rantai pasokan. Integrasi adalah faktor penentu
keberhasilan dalam lingkungan pasar yang dinamis dan merupakan prasyarat untuk
meningkatkan nilai dalam sistem dan untuk kinerja rantai pasokan yang efektif dengan
berbagi dan pemanfaatan sumber daya, aset, fasilitas, proses; berbagi informasi,
pengetahuan, sistem antara berbagai tingkatan dalam rantai dan sangat penting untuk
keberhasilan setiap rantai dalam meningkatkan waktu tunggu, efisiensi dan biaya
pelaksanaan proses, kualitas proses, biaya persediaan, dan transfer informasi dalam rantai
pasokan. Oleh karena integrasi adalah faktor penentu keberhasilan sebuah organisasi
maka untuk itu diperlukan metode dan alat pembantu yang memastikan integrasi berjalan
dengan baik.

3.2 Saran

Penulis membuat makalah ini agar pembaca dapat mengetahui dan mengerti
mengenai implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) dan Supply Chain
Management (SCM) pada perusahaan. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata
sempurna, ke depannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
pertanggungjawabkan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Nawawi, Muhammad. (2020). Model Mediasi ERP, SPM, SCM dan Kinerja Perusahaan. Jurnal
Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi), Vol. 4(3), 1-5.

Rijali, Tedi. (2019). Implementasi SCM (Supply Chain Management) Pada Penjual Arloji dan
Assesoris Berbasis Web (Studi Kasus : Toko Hikmah Jaya Record). Jurnal Nuansa Informatika,
Vol.11(1), 1-9.

Susanto, Anton. (2013). Implementasi Sistem ERP (Enterprise Resources Planning) PT Pos
Indonesia : Sebuah Inisiasi dan Strategi. Vol.1, 1-19.

16

Anda mungkin juga menyukai