Anda di halaman 1dari 17

Baiq : Aplikasi

Pembelajaran Iqro Berbasis Teknologi Mobile


Untuk Penguatan Pendidikan Karakter Religius Siswa Pada Masa
Pandemi

Nama Tim : Baiq

Anggota :

1. Mochamad Alghifary Syaichul Rijal - 201910370311188

2. Najmuddin Tsaqib - 201610370311024

3. Adam Titan Yusuf Fernando - 201910370311177

4. Framesta Fernando Wijaya - 201910370311166


A. Abstrak

Kebijakan pemerintah di bidang pendidikan pada masa pandemi membutuhkan


adaptasi pada implementasinya terutama pada pendidikan karakter. Pendidikan karakter
merupakan sektor yang adaptasi yang paling besar, implementasi pendidikan karakter
pada siswa memerlukan adaptasi dengan kebijakan tersebut. Penelitian ini bertujuan
untuk membangun aplikasi “Belajar Iqro” berbasis teknologi mobile untuk memperkuat
implementasi pendidikan karakter religius pada siswa. Aplikasi “Belajar Iqro” (Baiq)
dibangun dengan model proses incremental. Model proses incremental merupakan
metode pembangunan perangkat lunak secara bertahap dimulai dari fitur utama.
Perangkat lunak akan mengalami beberapa iterasi sampai semua fitur bisa
terimplementasi. Aplikasi “Baiq” berhasil dibangun dengan dua aktor yaitu ustadz dan
santri, aktor ustadz memiliki fitur : a.merekam bacaan iqro untuk diplay oleh santri,
b.mendengarkan bacaan santri, c.memeberikan komentar bacaan ke santri, d.menilai
bacaan santri, e.menentukan apakah santri bisa lanjut atau ulang f. menentukan apakah
santri lulus tingkat selanjutnya. Sedangkan aktor santri memiliki fitur : a.mengirimkan
merekam bacaan melalui aplikasi, b.mendengar rekaman bacaan dari ustadznya, c.
melihat nilai bacaan, d.melihat komentar bacaan. Aplikasi ini diharapkan mampu
memberikan solusi penguatan pendidikan karakter, khususnya karakter religius pada
siswa sekolah dasar pada masa pandemi.

B. Latar belakang

Penyakit coronavirus baru (COVID-19) membawa dampak yang luar biasa bagi
dunia pada saat ini. Pada tanggal 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
mengoordinasikan upaya global untuk mengelola dampak dan menyatakan COVID-19
sebagai pandemi global. [1]⁠⁠ . Skala dampak yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Penelitian menunjukan diperlukan lebih dari satu dekade bagi dunia untuk pulih secara
sosial dan ekonomi [2]⁠ . Hal ini membahayakan kemajuan Agenda Berkelanjutan (SDG)
2030. Hasil pertemuan pada tanggal 27 Maret 2020, Negara-negara G20 merespon
dengan menjanjikan $5 Triliun untuk mempertahankan ekonomi global terhadap
COVID-19 [3]⁠ , sedangkan PBB meluncurkan Rencana Tanggap Kemanusiaan Global
untuk COVID-19 [2]⁠
Sebagai Negara terpadat keempat di dunia, Indonesia diprediksi akan menderita
dampak penyakit coronavirus baru dalam periode waktu yang lebih lama jika
dibandingkan dengan negara-negara yang berpenduduk kurang padat [4]⁠ . Pada saat
coronavirus SARS-CoV2 menyerang Cina degan kondisi terparah pada bulan
Desember 2019 – Februari 2020, Indonesia tercatat belum ada kasus infeksi sama
sekali. Namun pada tanggal 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo mengumumkan dua
kasus infeksi COVID-19 pertama yang dikonfirmasi di Indonesia. Pada tanggal 15 Juli
2020, Indonesia melaporkan jumlah kasus yang terkonfirmasi positif 80,094 dengan
penambahan kasus baru 1,522, jumlah yang sembuh 39,050, jumlah yang meninggal
3,797 dan jumlah yang dalam perawatan 37,247. [5]⁠[6]⁠⁠
Kehadiran Internet telah mendorong perkembangan Teknologi Informasi (TI)
yang pesat di Indonesia. Pada tahun 2017, pengguna internet di Indonesia telah
mencapai 143 juta penguna (~54.68% dari jumlah penduduk) [1]. Perkembangan ini
akan meningkat karena dipengaruhi pengunaan dari gawai. Berdasarkan suvei dari
Asosiasi Penguna Jasa Layanan Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2017, 50%
penduduk Indonesia memiliki gawai. Pengunaan utama gawai digunakan untuk
mengakses Internet. Gawai memiliki dampak yang signifikan peningkatan jumlah
penguna internet di Indonesia karena layanan akses nirkabel [2]. Terlebih lagi, gawai
memiliki banyak kelebihan fungsi antara lain memiliki banyak aplikasi, kamera dengan
resolusi yang tinggi dan interaksi layar yang user friendly dibandingkan dengan
teknologi telepon terdahulu. Penetrasi jaringan internet yang luas memberikan peluang
bagi pengembang aplikasi untuk memberikan solusi terhadap permasalahan kegiatan
sehari-hari [3]. Hal ini membuat pengunaan gawai melekat pada kehidupan sehari-
hari[4]. Aplikasi-aplikasi dapat membantu menyelesasikan permasalahan transposasi,
logistik, manajemen keuangan, bisnis, kesehatan dan pendidikan. Pada bidang
pendidikan telah banyak dikembangkan aplikasi berbasis perangkat bergerak seperti
aplikasi pembelajaran Iqro.
Metode Iqro adalah salah satu metode pengajaran membaca Al Qur’an yang
efektif. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode iqro plus kartu huruf dapat
meningkatkan kemampuan membaca Alqur‟an [5]. Hasil penelitian [6] Penerapan
metode Iqro memiliki dampak yang signifikan terhapan ketrampilan membaca huruf
hijaiyyah dari siswa autis di SLB ABC Putra Harapan Kademanan Blitar. Penerapan
metode iqro‟ adalah suatu metode membaca Al-Qur‟an yang menekankan langsung
pada latihan membaca. Adapun buku panduan iqro‟ terdiri dari 6 jilid di mulai dari
tingkat yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna.
Penerapan yang ada di Iqro‟ cara mengenalkan dan mempraktikan bunyi A, Ba,Ta dst,
tanpa mengenalkan istilah “alif” “ fathah” dsb. Santri tidak di suruh menghafal huruf-
huruf “alif” sampai “ya”. Setelah santri bisa menyebutkan huruf A dan Ba, mereka
supaya membaca sendiri huruf - huruf dibawahnya tanpa dituntun dan seterusnya.
Pengembangan aplikasi dan media pembelajaran untuk mendukung metode Iqro
telah berkembang pesat. Pengembangan aplikasi mulai dari aplikasi yang berbasis
desktop, web dan perangkat bergerak. Beberapa aplikari iqro berbasis desktop antara
lain: 1) Aplikasi pembelajaran Iqro berbasis multimedia menggunakan software
macromedia flash dan CorelDraw [7]. 2) Pengembangan aplikasi interaktif sebagai
media pembelajaran huruf Hijaiyah dengan dukungan fitur animasi, audio, visual dan
game lebih efisien dari pada pembelajaran menggunakan buku [8]. Sedangkan ada
beberapa aplikasi pembelajaran Iqro yang dikembangkan berbasis web dan perangkat
bergerak antara lain: 1) Aplikasi Pembelajaran Huruf Hijaiyah Ber-platform Android
Untuk Madrasah Baca Tulis Al Quran Al-Fattah Desa Widodaren Kabupaten Ngawi [9],
2) Pengembangan Aplikasi belajar membaca Iqro berbasis mobile untuk level 1 – 4 [10],
3) Pengembangan pembelajaran huruf hijaiyah berbasis mobile menggunakan teknologi
augmented reality untuk menarik minat anak dalam berlajar huruf hijaiyah [11], 4)
Aplikasi pembelajaran Iqro dikembangkan dengan mengimplementasikan teknologi
google speech untuk menentukan level pembelajaran Iqro berbasis perangkat bergerak
[12]. 5) Rancang bangun aplikasi pembelajaran Iqro interaktif berbasis mobile yang
fitur utamanya sebagai menggunakan voice recognition [13].
Aplikasi Iqro berbasis dekstop, web dan perangkat bergerak berkembang secara
pesat beberapa tahun terakhir. Namun menghasilkan Aplikasi Iqro yang yang memiliki
interasi antara aktor santri dan ustadz merupakan tantangan utama dalam pengembangan
aplikasi Iqro pada perangkat bergerak. Pengembangan aplikasi Iqro pada umumnya
hanya fokus pada satu aktor saja yaitu santri. Eksplorasi fitur terbatas pada interaksi
aktor santri dan sistem aplikasi sehingga tidak mencerminkan aplikasi Iqro
sesungguhnya yang melibatkan aktor santri dan ustadz.
C. Tujuan dan manfaat

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Menganalisa kebutuhan fungsional dan kebutuhan non fungsional dari perangkat
lunak aplikasi Iqro berbasis mobile.
2. Menganalisa kebutuhan fungsional interaksi antara Santri dan Ustadz.
3. Mendesain antarmuka perangkat lunak aplikasi belajar Iqro untuz santri dan ustadz.
4. Mengimplementasi dan menguji secara fungsional perangkat lunak aplikasi belajar
Iqro.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah peningkatan interasi
pembelajaran iqro antara santri dan ustadz pada aplikasi belajar Iqro dengan
menggunakan perangkat mobile. Sehingga satri dapat mempelajari bacaan Iqro dapat
dilakukan tanpa dibatasi tempat dan waktu. Dan Ustadz dapat mengkoreksi bacaan
santri dengan efesien sehingga aktifitas pembelajaran Iqro dapat berjalan baik.

D. Metode

Saat ini terdapat bermacam-macam metode pengembangan perangkat


lunak diantaranya adalah mobile application development process, wireless
development, mobile application development lifecycle model(MADLC), Agile
Methodology for Mobile Software Development, MASAM methodology, Mobile
Application Development Methodology, dan Mobile Development (Mobile D) [20].
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode pengembangan
mobile application development lifecycle model (MADLC). Metode MADLC memiliki
7 tahapan yaitu : 1. identification phase, 2. design phase, 3. development phase, 4.
prototyping phase, 5. testing phase, 6. development phase, dan 7. maintenance phase,
seperti gambar :

Gambar2. Metode pengambangan MADLC [21]


Metode MADLC seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3 dapat dijelaskan
pekerjaan setiap fase sebagai berikut [22]:
(1) Identification phase: fase ini memiliki tujuan utama mendapatkan ide baru
dengan cara melakukan brainstorming. Ide yang dihasilkan selanjutnya divisualkan
dalam bentuk diagram kebutuhan fungsional perangkat lunak. Dalam penelitian ini ide
yang dihasilkan akan digambarkan dalam bentuk UML diagram yaitu berupa use case
diagram.

(2) Design phase: fase ini menerjemahkan ide awal menjadi desain storyboard
untuk interaksi antarmuka pengguna. Hasil desain akan digunkan untuk melakukan
implementasi dalam lingkungan pengembangan mobile. Dalam penelitian ini desain
yang akan dibuat berupa desain antarmuka pengguna aplikasi berdasarkan
kebutuhan fungsional perangkat lunak sesuai dengan yang digambarkan pada use case
diagram.

(3) Development phase: fase ini dilakukan pengkodean berdasarkan hasil


perancangan yang dilakukan pada fase desain. Dalam penelitian ini pengkodean
dilakukan mengacu pada hasil perancangan antarmuka pada fase sebelumnya
menggunakan visual studio untuk android.

(4) Prototyping phase: fase ini dilakukan analisis untuk masing-masing hasil
pengkodean berupa fungsional prototype. Dalam penelitian ini prototype diuji dan
dikirim kepada stakeholder untuk mendapatkan umpan balik. Setelah umpan balik
diterima maka dilakukan perbaikan sesuai dengan umpan balik yang diberikan.
Ketika prototype kedua telah siap, maka dilakukan integrasi dengan prototype
pertama lalu diuji dan kemudian dikirim ke stakeholder. Proses tersebut dilakukan
terus menerus sampai dengan selesainya aplikasi.

(5) Testing Phase: fase ini adalah salah satu tahapan paling penting dari setiap
pengembangan perangkat lunak. Pengujian dapat dilakukan pada emulator /
simulator dan juga dilakukan pengujian pada perangkat nyata. Dalam penelitian ini
pengujian perangkat lunak dilakukan pada perangkat nyata berupa melakukan
installasi perangkat lunak pada perangkat mobile dengan sistem operasi android
dengan beberapa versi android. Selain itu juga pengujian dilakukan untuk melihat
tampilan terabaik perangkat lunak pada ukurang-ukuran layar perangkat mobile.
(6) Deployment phase: fase ini merupakantahap akhir dari proses pengembangan.
Setelah pengujian selesai dan umpan balik yang terakhir diperoleh dari
stakeholder, aplikasi siap untuk disebarkan dengan cara dilakukan packaging ke dalam
file installer berdasarkan sistem operasi yang diinginkan. Dalam penelitian ini
dilakukan khusus untuk perangkat mobile dengan sistem operasi android.

(7) Maintenance phase: pemeliharaan adalah tahap akhir dari proses


pengembangan. Pemeliharaan adalah proses yang berkesinambungan. Dalam
penelitian ini pemeliharaan dilakukan berdasarkan masukkan yang diberikan oleh
pengguna perangkat lunak, jika ada masukkan maka akan dilakukan perbaikan

Model Proses Pengembangan Perangkat Lunak

Model proses pengembangan perangkat lunak yang digunakan adalah


incremental/bertahap. Model proses incremental digunakan karena berkaitan dengan
karakteristik aplikasi yang dibangun yang terdiri dari beberapa sub sistem. Pada model
proses incremental kebutuhan pengguna diprioritaskan dan prioritas tertinggi dimasukan
incremental awal. Pada saat pengembangan increment dimulai maka kebutuhan
dibekukan dahulu sampai tahap increment berikutnya dimulai. Sedangkan keuntungan
penggunaan model proses incremental adalah (1) nilai penggunaan dapat ditentukan
setiap awal increment sehingga fungsionalitas sistem dapat disediakan sejak awal, (2)
increment awal berupa prototype untuk membantu memahami kebutuhan pada
increment berikutnya dan (3) Memiliki risiko lebih rendah terhadap keseluruhan
pengembagan sistem. Adapun tahapan pengembangan sistem model proses incremental
seperti pada gambar 4. Sedangkan gambar 5 menjelaskan rancangan metodologi
penelitian dengan mengacu pada model proses incremental.

Gambar 3 Model Proses Incremental [23]


Gambar 4 Diagram Alir Metodologi Penelitian
E. Desain model

Interface – Login / Daftar Akun

Interface – Dashboard

Ustadz Santri
Interface – Santri Mendengar Bacaan Ustadz

Sebelum Setelah

Interface – Santri Merekam Bacaan

Sebelum Setelah
Interface – Santri Menyetor Bacaan

Setelah Menekan Tombol

Interface – Santri Melihat Nilai Bacaan


Interface – Santri Melihat Feedback

Interface – Ustadz Merekam Bacaan

Sebelum Setelah
Interface – Ustadz Melihat Data Santri

Sebelum Setelah

Interface – Ustadz Mendengar Bacaan Santri


Interface – Ustadz Menilai Bacaan Santri (Feedback, Nilai, Kelulusan)

F. Analisis fungsional dan cara kerja

• Aktor Santri

a. Mengirimkan merekam bacaan melalui aplikasi

b. Mendengar rekaman bacaan dari ustadznya

c. Melihat nilai bacaan

d. Melihat komentar bacaan

• Aktor Ustadz

a. Merekam bacaan iqro untuk diplay oleh santri

b. Mendengarkan bacaan santri

c. Memeberikan komentar bacaan ke santri

d. Menilai bacaan santri

e. Menentukan apakah santri bisa lanjut atau ulang

f. Menentukan apakah santri lulus tingkat selanjutnya


G. Rencana implementasi

Minggu
No Nama Kegiatan
1 2 3 4
1. Identification phase
2. design phase
3. development phase
4. prototyping phase
5. testing phase
6. development phase
7. maintenance phase

H. Tautan video proses pengembangan model karya inovasi

https://youtu.be/5H3s4MFXqYQ

I. Daftar pustaka

[1] WHO, “Critical preparedness, readiness and response actions for COVID19,” 2020.
[2] U. Nations, “Launch of global humanitarian response plan for COVID-19,” 2020.
[3] G20, “Extraordinary G20 Leaders’ Summit Statement on COVID-19,” 2020.
[4] ADB, “ADB approves $3 million grant to support Indonesia’s fight against
COVID-19,” 2020.
[5] M. of Health, “Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,” 30-Mar-2020.
[6] G. T. P. P. COVID-19, “Peta Sebaran Kasus COVID 19 di Indonesia,” Gugus Tugas
Percepatan Penanganan COVID-19, 2020. [Online]. Available: https://covid19.go.id.
[Accessed: 16-Jul-2020].
[7] D. Kusumawati and D. Setiyani, “Aplikasi Pembelajaran Iqro Berbasis
Multimedia Pada TK Islam Terpadu Al Mubarak Palu,” Elektron. Sist. Inf. dan
Komput., 2017.
[8] L. A. Dini, S. Muryani, and K. Nisa, “Aplikasi Interaktif Pengenalan Huruf
Hijaiyah Sebagai Media Pembelajaran Anak,” J. MEDIA Inform. BUDIDARMA, 2019,
doi: 10.30865/mib.v3i4.1381.
[9] Ika Purwanti, “Perancangn Aplikasi Pembelajaran Berplatform Android,” Semin.
Ris. Unggulan Nas. Inform. dan Komput. FTI UNSA 2013, 2013.
[10] M. Sobri and L. A. (Bina D. U. Abdillah, “Aplikasi belajar membaca iqro’ berbasis mobile
1),” in Seminar Nasional Teknologi Informasi & Multimedia (Semnasteknomedia),
2013.
[11] R. F. Rahmat, F. Akbar, M. F. Syahputra, M. A. Budiman, and A. Hizriadi,
“An Interactive Augmented Reality Implementation of Hijaiyah Alphabet for Children
Education,” in Journal of Physics: Conference Series, 2018, doi: 10.1088/1742-
6596/978/1/012102.
[12] F. Arifin, F. Marisa, and I. D. Wijaya, “Implementasi Google Speech Untuk
Penentuan Level Pembelajaran Iqro’ Berbasis Android,” JOINTECS (Journal Inf.
Technol. Comput. Sci., 2016, doi: 10.31328/jointecs.v1i1.403.
[13] A. Septary and A. Hadi, “RANCANG BANGUN APLIKASI PEMBELAJARAN
IQRA’ INTERAKTIF BERBASIS MOBILE,” VoteTEKNIKA J. Vocat. Tek. Elektron.
dan Inform., 2019.
[14] Budiyanto, Prinsip-prinsip Buku Iqro’. Yogyakarta, Team tadarus AMM. Yogyakarta, 1995.
[15] C. N. Quinn and D. Ph, “Mobile Learning : The Time Is Now,” 2012.
[16] O. Zawacki-Richter, “Mobile Learning: Transforming the Delivery of Education
and Training,” Int. Rev. Res. Open Distrib. Learn., 2009, doi:
10.19173/irrodl.v10i4.751.
[17] S. Behera, “E-and M-Learning: A comparative study,” Int. J. New Trends Educ.
Their Implic., 2013.
[18] J. C. Sánchez-Prieto, S. Olmos-Migueláñez, and F. J. García-Peñalvo, “Informal
tools in formal contexts: Development of a model to assess the acceptance of mobile
technologies among teachers,” Comput. Human Behav., 2016, doi:
10.1016/j.chb.2015.07.002.
[19] S. Kumar Basak, M. Wotto, and P. Bélanger, “E-learning, M-learning and
D-learning: Conceptual definition and comparative analysis,” E-Learning Digit. Media,
2018, doi: 10.1177/2042753018785180.
[20] Z. Stapic, M. Mijac, and V. Strahonja, “Methodologies for development of mobile
applications,” in 2016 39th International Convention on Information and
Communication Technology, Electronics and Microelectronics, MIPRO 2016 -
Proceedings, 2016, doi: 10.1109/MIPRO.2016.7522228.
[21] T. Vithani and A. Kumar, “Modeling the mobile application development l ifecycle,” in
Lecture Notes in Engineering and Computer Science, 2014.
[22] U. Ependi and S. Suyanto, “Implementasi Location Based Service Pada Aplikasi
Mobile Pencarian Halte BRT Transmusi Palembang,” J. Inf. Syst. Eng. Bus. Intell.,
2016, doi: 10.20473/jisebi.2.1.33-39.
[23] R. S. Pressman, Software Engineering : A Practitioner’s Approach, Seventh
Edition. 2010.

Anda mungkin juga menyukai