Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLOH SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Menimbang Nilai CBIS (Computer Based
Information System)" dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen.
Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang CBIS (Computer Based
Information System) bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Andi Meriam, S.E, M.Si. ,selaku Pengampu
Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen . Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Palopo, 23 September 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................3
C. Tujuan..................................................................................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
A. Model..................................................................................................................................................5
B. Model Sistem Umum...........................................................................................................................5
C. Pendekatan Sistem..............................................................................................................................7
D. Usaha Pendekatan , Usaha Definisi dan Usaha Pemecahan................................................................8
E. Menelaah Pendekatan Sistem...........................................................................................................11
BAB III
PENUTUP...................................................................................................................................................14
A. Kesimpulan........................................................................................................................................14
B. Saran..................................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berkembangnya era digital semakin mempermudah pengelolaan informasi. Saat ini,
informasi biasa diolah menggunakan bantuan komputer. Maka muncullah istilah Computer
Based Information system. Menurut Djahir dan Pratita (2014) Computer Based Information
system (CBIS) adalah fleksibilitas yang ditawarkan dalam rancangan dan penggunaan data base.
CBIS sangat dibutuhkan oleh suatu institusi maupun perusahaan untuk mendapat informasi baik
dari internal maupun eksternal.
Manajer merupakan orang yang berperan dalam pengaplikasian CBIS, karena manajer
membuat keputusan untuk memecahkan masalah, dan informasi digunakan dalam membuat
keputusan. Informasi disajikan dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu pengolah
informasi. Porsi komputer dalam mengolah informasi terdiri dari berbagai aplikasi berbasis
komputer, seperti SIA, SIM, DSS, kantor virtual dan sistem berbasis pengetahuan, Reymond
McLeod (2004).
CBIS menggambarkan lima subsistem yang menggunakan komputer. Semua subsistem
CBIS menyediakan informasi untuk pemecahan masalah. Tanpa memandang apakah spesialis
informasi atau pemakai yang mengembangkan aplikasi, CBIS harus dinilai dengan cara yang
sama seperti investasi besar lain dalam perusahaan. Sebenarnya sangat sulit mengukur nilai
CBIS, ada perusahaan yang mencoba menimbang nilai komputer berdasarkan biaya tenaga
administrasi (clerical cost) yang digantikan. Sebenarnya hal ini tidaklah tepat, karena setelah ada
CBIS hanya sedikit pegawai administrasi yang kehilangan pekerjaanya. Namun manfaat yang
besar diperoleh perusahaan setelah ada CBIS, yaitu mampu mencapai peningkatan efisiensi dan
efektivitas, bahkan mampu mengurangi investasi.
Sebagai bukti bahwa CBIS itu lebih efisien dari pendahulunya (sistem manual),
dijelaskan oleh Reymond McLeod (2004) bahwa salah satu aplikasi komputer pertama adalah
pengendalian persediaan dan perusahaan umumnya dapat mengurangi investasi persediaan
mereka dengan mengkomputerisasi catatan persediaan. Karena sukarnya mengukur nilai CBIS,
perusahaan-perusahaan sangat berhati-hati dalam membuat keputusan untuk menerapkan sistem
seperti itu. Banyak waktu manajer dan staf yang dihabiskan untuk mengevaluasi dampak sistem
itu pada organisasi. Menimbang-nilai CBIS, dengan menggunakan gabungan ukuran-ukuran
kuantitatif dan subyektif, adalah langkah kunci dalam mencapai sumber daya yang berharga ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan tipe-tipe dari Model CBIS ?
2. Apa pengertian dari Model Sistem Umum CBIS ?
3. Apa pengertian dan bagaiamana cara Pendekatan Sistem CBIS ?
4. Bagaimana cara penerapan Usaha Pendekatan , Usaha Definisi dan Usaha Pemecahan
dalam Pendekatan Sistem CBIS ?

3
5. Bagaimana cara Menelaah Pendekatan Sistem CBIS ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan tipe-tipe dari Model CBIS
2. Untuk mengetahui pengertian dari Model Sistem Umum CBIS
3. Untuk mengetahui pengertian dan bagaiamana cara Pendekatan Sistem CBIS
4. Untuk mengetahui cara penerapan Usaha Pendekatan , Usaha Definisi dan Usaha
Pemecahan dalam Pendekatan Sistem CBIS
5. Untuk mengetahui cara Menelaah Pendekatan Sistem CBIS

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Model
Model dapat diartikan sebagai sesuatu yang digunakan pada proses analisis untuk
mengembangkan pemahaman tentang sistem. Pemahaman tersebut dapat dilihat dari sudut
pandang yang berbeda, yaitu sudut pandang eksternal (tempat konteks atau lingkungan sistem
dimodelkan), sudut pandang perilaku (tempat perilaku sistem dimodelkan) dan sudut pandang
struktural (tempat struktur data dimodelkan).
Contoh tipe-tipe model sistem yang dapat dibuat, yaitu:
a. Model pemrosesan data. Diagram aliran data yang menunjukkan cara
data diproses pada tahap-tahap yang berbeda dari sistem;
b. Model komposisi. Diagram relasi entitas menunjukkan cara entitas
terbentuk dan entitas yang lain;
c. Model arsitektural. Menunjukkan subsistem utama yang membentuk
sistem;
d. Model klasifikasi. Diagram kelas/inheritansi objek menunjukkan cara
entitas memiliki karakteristik yang sama;
e. Model stimulus respons. Diagram transisi status menunjukkan cara
sistem bereaksi terhadap event internal dan eksternal.
B. Model Sistem Umum
Manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah dengan menggunakan
informasi. Informasi disajikan secara lisan atau tulisan oleh suatu pengolah informasi. Porsi
komputer dalam pengolah informasi terdiri dari tiap area aplikasi yang berbasis komputer – SIA,
SIM, DSS, OA, dan ES. Sistem informasi berbasis komputer (computer-based information
sistem) atau CBIS digunakan untuk menggambarkan lima subsistem yang menggunakan
computer, yaitu :

5
1. Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Sebuah sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan
Akuntansi.
Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain:

 Mengumpulkan & menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi


 Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan
keputusan
 Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi
2. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support S ystem)
Suatu sistem yang berbasis computer secara terpadu, yang dirancang untuk membantu
para manajer dalam aktivitas sehari-hari. Terutama dalam aktivitas pengambilan keputusan suatu
proses memasukkan beberapa aspek dari mekanisme keputusan ke dalam SIM, sehingga
pengambilan keputusan pada dasarnya hanyalah tinggal memilih saja.
3. Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi Manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh
dan terkoordinasi & secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga
menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai
denganmgaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan.
Sistem ini merupakan sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran (output)
dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi
tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen.

6
4. Otomatisasi Kantor
Semua sistem elektronik formal dan informal terutama yang berkaitan dengan
komunikasi informasi kepada dan dari orang yang berada didalam maupun diluar perusahaan.
Sebuah rencana untuk menggabungkan teknologi tinggi melalui perbaikan proses
pelaksanaan pekerjaan demi meningkatkan produktifitas pekerjaan.
5. Sistem Pakar
Bentuk umum sistem pakar adalah suatu program yang dibuat berdasarkan suatu set
aturan yang menganalisis informasi (biasanya diberikan oleh pengguna suatu sistem) mengenai
suatu kelas masalah spesifik serta analisis matematis dari masalah tersebut.
Tergantung dari desainnya, sistem pakar juga mampu merekomendasikan suatu rangkaian
tindakan pengguna untuk dapat menerapkan koreksi. S istem ini memanfaatkan kapabilitas
penalaran untuk mencapai suatu simpulan.
Sistem pakar adalah suatu program komputer yangmengandung pengetahuan dari satu
atau lebih pakar manusia mengenai suatu bidang spesifik. Jenis program ini pertama kali
dikembangkan oleh periset kecerdasan buatan pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dan
diterapkan secara komersial selama 1980-an.
C. Pendekatan Sistem
Berbagai definisisi muncul dari berbagai ahli yang berbeda dengan memberikan definisi
yang berbeda tentang Pendekatan Sistem. Salah satu ahli menyatakan bahwa pendekatan sistem
merupakan sebuah teknik dalam menerapkan pendekatan ilmiah untuk memecahkan masalah-
masalah yang kompleks, yang menekankan pada analisis dan perancangan secara menyeluruh
atau ada juga yang berpendapat sebagai sebuah filosofi atau persepsi tentang struktur yang
terkoordinir secara efisien dan optimal dalam menjalankannya aktivitas - aktivitas dan operasi
perusahaan dalam organisasi apa pun. Beberapa peneliti melihat pendekatan sistem adalah
sebagai perluasan dari metode pemecahan masalah. Masalah merupakan suatu kondisi yang
memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian atau menghasilkan keuntungan yang luar biasa.
Jadi Pemecahan Masalah berarti tindakan memberi respons terhadap masalah untuk menekan
akibat buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya. Pentingnya pemecahan masalah
bukan didasarkan pada jumlah waktu yang dihabiskan tetapi pada konsekuensinya. Serangkaian
keputusan untuk memecahkan suatu masalah mungkin hanya membutuhkan sedikit jam namun
dapat mempengaruhi laba perusahaan hingga ribuan atau bahkan jutaan dollar .
Keputusan adalah pemilihan strategi atau tindakan. Pengambilan keputusan adalah
tindakan memilih strategi atau aksi yang diyakini manajer akan memberikan solusi terbaik atas
masalah tersebut. Biasanya ada beberapa strategi atau aksi yang dapat dipertimbangkan manajer.
Salah satu kunci pemecahan masalah adalah mengidentifikasi berbagai alternatif keputusan.
Seorang manajer mungkin memahami bahan sebagian persoalan lebih baik daripada yang lain.
Masalah mengenai berapa banyak persediaan yang harus dipesan untuk pengisian kembaliadalah
suatu contoh permasalahan yang mungkin sangat dipahami oleh seorang manajer. Permasalahan
yang terdiri dari elemen-elemen dan hubungan antar elemen yang semuannya dipahami oleh

7
pemecah masalah sisebut dengan masalah terstruktur. Sedangkan permasalah tak terstruktur
merupakan kebalikan dari masalah terstruktur.
Elemen-elemen Proses Pemecahan Masalah

Proses pemecahan masalah secara sistematis bermula dari John Dewey seorang
profesorfilosofi di Columbia University pada awal abad ini. Dalam bukunya ditahun 1910, ia
mengidentifikasi tiga seri penilaian yang terlibat dalam memecahkan suatu kotroversi secara
memadai.
1. Mengenali kontroversi
2. Menimbang klaim alternatif
3. Membentuk penilaian
Untuk pendekatan sistem itu sendiri merupakan serangkaian langkah pemecahan masalah
yang memastikan bahwa masalah itu pertama-tama dipahami, solusi alternatif dipertimbangkan,
dan solusi yang dipilih bekerja. Meskipun banyak deskripsi mengenai pendekatan sistem yang
mengikuti pola dasaryang sama, jumlah langkahnya dapat berbeda. Mengenai pola dasar dan
langkah-langkah pendekatan sistem, dikelompokkan menjadi tiga tahap, yaitu usaha persiapan,
usaha definisi dan usaha solusi. Usaha persiapan yaitu mempersiapkan manajer untuk
memecahka nmasalah dengan menyediakan orientasi sitem. Usaha definisi mencakup
mengidentifikasi masalah untuk dipecahkan dan kemudian memahaminya. Usaha solusi
mencakup mengidentifikasi solusi alternatif yang terbaik, menerapkannya dan meninjak lanjuti
untuk meyakinkan bahwa masalah tersebut dapat dipecahkan. Yang mana dari ketiga tahap
tersebut merupakan tahap yang dilalui seorang manajer dalam pendekatan sistem.
D. Usaha Pendekatan , Usaha Definisi dan Usaha Pemecahan
Manajer memecahkan masalah agar perusahaan dapat mencapai tujuannya. Selama
proses pemecahan masalah manajer membuat berbagai keputusan dan beberapa elemen
pemecahan masalah harus ada. Ketika proses pemecahan masalah mulai berjalan, manajer
berhati-hati dalam membedakan gejala dengan sebab.Struktur masalah mempengaruhi cara

8
pemecahan masalah. Masalah yang tidak terstruktur harus dipecahkan oleh manajer, tetapi
msalah yang terstruktur dapat dipecahkan oleh komputer. Manager dan komputer dapat bekerja
sama untuk memecahkan masalah semi terstruktur.
Suatu pendekatan sistematis untuk pemecahan masalah telah dibuat dan disebut
pendekatan sistem. Pendekatan sistem terdiri dari tiga jenis usaha : persiapan(pendekatan),
definisi dan solusi(pemecahan). Dalam mempersiapkan pemecahan masalah, manajer
memandang perusahaan sebagai suatu sistem, Memahami lingkungan perusahaan dan
mengidentifikasi subsistem-subsistem dalam perusahaan. Dalam mendefinisikan masalah,
manajer bergerak dari tingkat sistem ke subsistem dan menganalisa bagian bagian sistem
menurut urutan tertentu. Dalam memecahkan masalah manajer mengidentifikasi berbagai solusi
alternatif, mengevaluasinya, memilih yang terbaik, menerapkannya, dan menindak lanjuti untuk
memastikan bahwa solusi itu berjalan.
Pendekatan Sistem dan CBIS
Sistem informasi berbasis komputer, atau CBIS dapat digunakan sebagai sistem
dukungan (support sistem) ketika menerapkan pendekatan sistem. Subsistem CBIS mungkin juga
mendukung beberapa keputusan mungkin semua yang diperlukan untuk memecahkan masalah
tersebut. Pendekatan sistem berfungsi sebagai jembatan antara masalah dan CBIS, memberikan
suatu kerangka kerja untuk beragam keputusan.
Adapun Tahap dan Langkah dari Pendekatan Sistem :
TAHAP I : USAHA PERSIAPAN (PENDEKATAN)
Langkah 1 Memandang perusahaan sebagai suatu sistem
Langkah 2 Mengenali sistem lingkungan
Langkah 3 Mengidentifikasi subsistem perusahaan
TAHAP II : USAHA DEFINISI
Langkah 4 Bergerak dari tingkat sistem ke subsistem
Langkah 5 Menganalisis bagian sistem dalam urutan tertentu
TAHAP III : USAHA SOLUSI (PEMECAHAN)
Langkah 6 Mengidentifkasi solusi alternatif
Langkah 7 Mengevaluasi solusi alternatif
Langkah 8 Memilih solusi terbaik
Langkah 9 Menerapkan solusi terbaik
Langkah 10 Membuat tindak lanjut untuk memastikan bahwa solusi itu efektif
Faktor-faktor pribadi yang mempengaruhi Pemecahan Masalah

9
Tiap manajer memiliki gaya pemecahan yang unik. Gaya mereka mempengaruhi
bagaimana mereka terlibat dalam Merasakan Masalah, Mengumpulkan Informasi, dan
menggunakan Informasi.

􀂉 Merasakan Masalah (Problem Sensing Styles) :

1. Penghindari Masalah (Problem Avoider) : Manajer ini mengambil sikap positif


dan menganggap bahwa semua baik-baik saja. Ia berusaha menghalangi
kemungkinan masalah dengan mengabaikan informasi atau menghindarinya
sepanjang perencanaan berlansung.
2. Pemecah Masalah (Problem Solver) : Manajer ini tidak mencari masalah juga
tidak mengahanginya. Jika timbul suatu masalah, masalah tersebut dipecahkan.
3. Pencari Masalah (Problem Seeker) : Manajer ini menikmati pemecahan masalah
dan mencarinya.

􀂉 Mengumpulkan Informasi :

1. Gaya Teratur (Perceptive Sytle) : Manajer jenis ini mengikuti management by


Exception dan menyaring segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan
bidang minatnya.
2. Gaya Menerima (Receptive Sytle) : Manajer jenis ini ingin melihat semuanya,
kemudian menentukan apakah informasi tersebut bernilai baginya atau orang
lain dalam organisasi.

􀂉 Menggunakan Informasi (Information Using Sytle):

1. Gaya Sistematis (sistematic Style) : Manajer memberi perhatian khusus untuk


mengikuti suatu metode yang telah ditetapkan, misalnya pendekatan sistem.
2. Gaya Intuitif (Intuitive Style) : Manajer tidak lebih menyukai suatu metode
tertentu tetapi menyesuaikan pendekatan dengan situasi.
Menempatkan Pendekatan Sistem dalam Perspektif:
1. Pendekatan sistem sebenarnya hanyalah akal sehat (Comman Sense)
2. Pendekatan sistem hanyalah suatu cara untuk memecahkan masalah.

10
3. Pendekatan sistem adalah metodologi sistem dasar. Metodologi adalh suatu
cara yang telah ditetapkan untuk melaksanakan sesuatu.
E. Menelaah Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem berfungsi untuk menjembatani antara masalah dengan CBIS (Sistem
informasi berbasis komputer), memberikan suatu kerangka kerja untuk berbagai keputusan.
Adapun langkah-langkah dalam pendekatan Sistem
1. Memandang Perusahaan sebagai suatu sistem
2. Mengenal sistem lingkungan
3. Mengidentifikasi subsistem-subsistem perusahaan
4. Bergerak dari tingkat sistem ke subsistem
5. Menganalisis bagian-bagian sistem dalam satu ukuran tertentu

Setiap bagian dari sistem dianalisis secara berurutan dimana dalam point ini terbagi
dalam tujuh elemen, yaitu
a) Mengevaluasi standar
b) Membandingkan output sistem dengan standar
c) Mengevaluasi manajemen
d) Mengevaluasi pengolah informasi
e) Mengevaluasi input dan sumber daya input
f) Mengevaluasi proses transformasi

11
g) Mengevaluasi sumber daya output
Langkah satu sampai tiga termasuk dalam upaya persiapan, dimana tidak harus
dilaksanakan secara berurutan, karena ketiganya bersama-sama menghasilkan kerangka berpikir
yang diinginkan untuk menangani masalah. Langkah empat sampai lima termasuk dalam upaya
definisi. Dan yang terakhir yaitu upaya pemecahan atau solusi meliputi pertimbangan berbagai
alternatif yang layak, pemilihan alternatif terbaik dan penerapannya.
Meskipun tidak sukar untuk memahami tiap langkah dari pendektan sistem secara
terpisah, menyatukan semua langkah itu menjadi suatu proses tunggal memerlukan banyak
usaha. Manajer mengembangkan keahlian integrasi ini melalui pengalaman. Titik awal yang baik
adalah upaya persiapan yang harus dilakukan manajaer sebelum pemecahan masalah di mulai.
Manajer harus memandang unit organisasi sebagai sistem yang berada dalam super
sistem lingkungan yang lebih besar dan sistem itu juga terdiri dari beberapa subsistem. Manajer
terlibat dalam penguraian fungsional dengan bergerak dari sistem ke subsistem, dan dengan
menganalisis bagian-bagian sistem sesuai urutan tertentu. Prosedur-prosedur yang sering kali
diusulkan dalam menerapkan pendekatan sistem sangatlah bervariasi didalam tahapan-tahapan
metode ilmiahnya. Akan tetapi pada intinya dapat di identifikasikan sebagai berikut:
1.Tahap Pertama. (Pernyataan tujuan) disini jelaslah makin kompleks suatu sistem akan lebih
sulit untuk menentukan tujuannya. Ketika kita menentukan tujuan, kita sebenarnya menentukan
sasaran yang ingin dicapai atau hasil yang diinginkan. Untuk menentukan apakah output yang
dihasilkan sesuai dengan output yang diharapkan, maka tujuan harusdinyatakan dalam bentuk
yang dapat diukur dan harus ditentukan kriteria kinerja. Tujuan dan kriteria harus spesifik,
relevan, dan penting.
2. Tahap Kedua.(Sintesa) dalam menerapkan pendekatan sistem, sintesa berarti
mengombinasikan bagian-bagian atau elemen untuk membentuk satu kesatuan. Karena
komponen dalam suatu sistem dapat dikelompokkan dengan berbagai cara, hasilnya akan berupa
berbagai alternatif pemecahan masalah untuk mencapai tujuan. Sintesa dimulai dengan
mengidentifikasi komponen-komponen atau sub-sub suatu sistem tertentu yang dipilih kaitannya
satu sama lain dan keterbatasan yang dimiliki baik oleh lingkungan atau oleh sistem itu sendiri.
Selanjutnya, kita merancang beberapa alternatif model sistem yang pada dasarnya merupakan
proses untuk mengubah input menjadi output.
3. Tahap Ketiga (Evaluasi) pendekatan sistem pada tahap ini menilai setiap sistem alternatif
sistem secara terperinci untuk menilai kinerja dan menentukan sejauh mana sistem tersebut dapat
memenuhi target yang ditentukan.
4. Tahap Keempat (Pemilihan) pada tahap keempat pendekatan sistem, kita melaksanakan
pemilihan terakhir dari beberapa alternatif sistem berdasarkan pada hasil penilaian kita.Pada
akhirnya, meskipun alternatif sistem tersebut dapat diuraikan. Sistem-sistem tersebut tetap tidak
dapat di perbandingkan dengan tepat. Hal ini disebabkan jumlah karakteristik yang menjadi
perhatian sangat banyak sehingga meningkatkan kompleksitas proses pemilihan. Suatu hal yang
perlu disadari dalam proses pemilihan adalah bahwa suatu sistem apa pun dalam proses
pemilihan adalah bahwa suatu sistem apa pun akan menjadi sempurna dalam berbagai
pertimbangan dan iri adalah hal yang tidak dikehendaki.

12
5. Tahap Kelima (Penerapan) pada tahap kelima yang juga merupakan tahap terakhir dalam
pendekatan sistem adalah penerapan sistem. Ini merupakan arah dimana kita padaakhirnya akan
menemukan sebaik atau seburuk apa sistem kita sebenarnya bekerja dalammencapai tujuannya.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Seperti telah kita ketahui pada bagian sebelumnya bahwa konsep-konsep sistem dapat
bermanfaat untuk membantu melaksanakan fungsi manajemen agar lebih efektif. Pernyataan ini
dapat diterapkan saat kita menjalankan sistem apa pun. Baik itu sistem di departemen
pendidikan, perusahaan industri, ataupun bagian sistem informasi itu sendiri. agar efektivitas
suatu sistem dapat tercapai dengan baik, maka kita harus dapat mengendalikan dan mengarahkan
sistem tersebut kesasaran yang lebih ditetapkan untuk maksud ini, kita harus mengerti sistem
tersebut dengan baik supaya keputusan yang memadai untuk setiap langkah kegiatan yang
diambil.Upaya dalam memahami suatu sistem, bahkan yang kompleks sekalipun, serta
untukmeningkatkan kemampuan kita dalam memberikan keputusan yang lebih baik sehingga
menjadi manajer yang lebih baik disebut sebagai ‘pendekatan sistem’ atau penerapan konsep
sistem dalam proses pengambilan keputusan.
B. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat
jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik tentang
pembahasan makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Davis, Gordon B. 1991. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian 1. Jakarta:
Pustaka Binamas Pressindo.

Djojodihardjo, Harijono. 1984. Pengantar Sistem Komputer. Jakarta: Erlangga.

Fathansyah. 2002. Basis Data. Bandung: Informatika.

H. M., Jogianto. 2005. Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi.

H.M., Jogiyanto 2005. Analisis & Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan
Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Djahir, Y. & Pratita, D. (2014). Bahan ajar sistem informasi manajemen. Yogyakarta:
Deepublish.
Raymond McLeod, Jr. & George Schell. 2004. Sistem informasi manajemen (terjemahan).
Jakarta: PT Indeks.
Laudon, K. C. & Laudon, J. P. (2007). Management information sistem, 10th edition. New
Jersey: Pearson Education, Inc.
Gaol, C. J. (2008).Sistem Informasi Manajemen: Pemahaman dan Aplikasi. Jakarta: Grasindo.
Raymond McLeod, J., & Schell, G. P. (2008).Dalam Buku Sistem Informasi Manajemen.Jakarta:
Penerbit salemba empat

15

Anda mungkin juga menyukai