Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


(MENGELOLA SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM)

Disusun Oleh :

Dosen Pengampu :
Dr. Irwansyah., S.E.,M.Si.Ak.,CA

PRODI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “MENGELOLA SIKLUS
HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM”. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Dr. Irwansyah,S.E.,M.Si.Ak.,C.A . Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Sistem Informasi Akuntansi
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Irwansyah,S.E.,M.Si.Ak.,C.A


yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

                                                                             Bengkulu,  Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................

Daftar Isi..................................................................................................................

BAB I Pendahuluan.................................................................................................

A. Latar Belakang...................................................................................................

B. Rumusan Masalah..............................................................................................

BAB II Pembahasan................................................................................................

A.Mengelola Siklus Hidup Pengembangan Sistem……........................................

B. Partisipan Dalam Pengembangan Sistem….......................................................

C. Strategi Sistem………………….......................................................................

BAB III Penutup.....................................................................................................

A. Kesimpulan........................................................................................................

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….
BAB 1
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG


Persaingan bisnis yang makin ketat, dan semakin singkatnya siklus hidup produk dan
jasa yang ditawarkan, serta semakin tingginya tuntutan konsumen terhadap produk dan jasa
yang ditawarkan, maka perusahaan berusaha mencapai terobosan baru untuk mengantisipasi
perubahaan. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi kini hampir semua
aktivitas organisasi telah menggunakan aplikasi dan otomatisasi teknologi informasi dan
cenderung mengarah pada upaya menggantikan sebagian aktivitas manajemen operasional
dan manajemen tingkat menengah alat bantu seperti E-mail, Voice mail , Internet, Video
Conferecing, Electronik, Telephone Celluler, dan berbagai teknologi informasi lainnya kini
semakin banyak digunakan.
Ada beberapa barang yang cocok dijual secara elektronik seperti barang elektronik
kecil, musik, piranti lunak, fotografi, dll.Barang yang tidak cocok seperti barang yang
memiliki rasio harga dan berat yang rendah, barang-barang yang perlu dibaui, dipegang,
dicicip, dan lain-lain.Perusahaan yang terkenal dalam bidang ini antara lain: eBay,
Amazon.com, dan PayPal.
Proses pengambilan keputusan yang sebelumnya membutuhkan analisis yang cukup
rumit, kini mulai cenderung bisa diatasi dengan penerapan teknologi informasi berbasis
komputer. Fasilitas-fasilitas seperti E-mail, Vidio Conferencing, Audio conferencing, atau
Electronik Meeting System semakin mempermudah proses komunikasi antar organisasi
perusahaan yang tersebar secara lokal maupun internasional. Organisasi harus sensitif
terhadap pengaruh perkembangan teknologi yang mencakup informasi peralatan teknik, dan
proses dalam mengubah input menjadi output (Robbin&bernwell, 1989) disamping itu
manajemen dituntut memahami dengan baik sistem dan teknologi informasi .Makalah ini
memberikan gambaran tentang berbagai penerapan teknologi informasi pada organisasi
perusahaan dan kemungkinan-kemungkinan timbulnya peluang dan tantangan bagi
organisasi.
Perdagangan elektronik (electronic commerce, e-commerce) adalah penyebaran,
pembelian, penjualan, pemasaranbarang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet
atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer
dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem
pengumpulan data otomatis.
Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-commerce ini sebagai aplikasi dan
penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti:
transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), pemasaran elektronik (e-
marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online
transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.
E-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih
luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis,
pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-commerce
juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), surat elektronik (e-
mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang,
dan alat pembayaran untuk e-dagang ini.
E-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali
banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web
(website). Menurut Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga
AS$12,2 miliar pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu,
pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan
mencapai seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011.
Istilah "perdagangan elektronik" telah berubah sejalan dengan waktu. Awalnya,
perdagangan elektronik berarti pemanfaatan transaksi komersial, seperti penggunaan EDI
untuk mengirim dokumen komersial seperti pesanan pembelian atau invoice secara
elektronik.

B. RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan perdagangan elektronik atau E-commerce?
2.      Model-Model E-Commerce di Indonesia?
3.      Apa sajakah manfaat (keuntungan) dan kendala penggunaan teknologi informasi
dalammenjalankan perdagangan elektronik?
4.      Strategi Perdagangan Melalui Jaringan Elektronik?
5.      Jalan menuju perdagangan melalui jaringan elektronik?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mengelola Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Siklus hidup pengembangan sistem (system development life cycle – SDLC) adalah
model untuk mengurangi risiko ini melalui perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan
dokumentasi secara hati-hati dari aktivitas-aktivitas lama. Lima tahap dari model ini
dijelaskan sebagai berikut.

1. Strategi Sistem. Langkah pertama dalam SDLC adalah mengembangkan strategi


sistem yang memerlukan pemahaman mengenai kebutuhan bisnis strategis dari
organisasi. Hal ini diperoleh dari misi perusahaan, analisis tekanan kompetitif
terhadap perusahaan, dan keadaan pasar saat ini. Kebutuhan ini mencerminkan postif
relative perusahaan guna mempertahankan keunggulan strategisnya.
2. Insiasi Proyek. Insiasi proyek adalah proses penilaian proposal sistem untuk melihat
konsistensinya dengan rencana sistem strategis dan dievaluasi kelayakannya dan
biaya-manfaatnya. Alternatif desain konseptial dipertimbangkan dan yang dipilih
kemudian dimasukkan ke tahap konstruksi SDLC.
3. Pengembangan di dalam Perusahaan. Langkah pengembangan di dalam perusahaan
mencakup analisis kebutuhan pengguna, desain proses dan basis data, pembuatan
tampilan pengguna, pemrogaman aplikasi, serta pengujian dan implementasi sistem
yang sudah lengkap.
4. Paket Komersial. Jika sifat proyek dan kebutuhan pengguna mengizinkan,
kebanyakan perusahaan akan mencari paket peranti lunak komersial yang sudah
dikodekan, daripada mengembangkan sistem dari nol. Ada berbagai keuntungan yang
akan didapatkan oleh perusahaan yang bisa mengimplementasikan peranti lunak
komersial. Di antaranya adalah biaya awal yang lebih rendah, waktu implementasi
yang lebih singkat, pengendalian yang lebih baik, dan pengujian yang ketat oleh
pemasok.
5. Pemeliharaan dan Dukungan. Pemeliharaan mencakup perolehan dan implemantasi
versi peranti lunak terbaru dari paket komersial serta modifikasi terhadap sistem yang
ada agar dapat mengakomodasi perubahan dalam kebtuhan pengguna.

B. Partisipan Dalam Pengembangan Sistem

Partisipan dalam pengembangan sistem dapat diklasifikasikan ke dalam tiga


kelompok yaitu:

o Profesional sistem adalah analis sistem, desainer sistem, dan pemrogram. Orang-
orang ini adalah yang membangun sistem.
o Pengguna akhir adalah orang-orangyang akan menggunakan sistem yang dibangun.
o Pemegang kepentingan adalah individu yang berada di dalam atau di luar perusahaan
yang berhubungan dengan sistem tersebut, tetapi bukan merupakan pengguna akhir.

C. Strategi Sistem

Tujuan dari strategi sistem adalah untuk menghubungkan proyek sistem individual
denagn tujuan strategis dari perusahaan. Perusahaan yang mempertimbangkan strategis
sistem secara serius membentuk komisi pengarah untuk memberikan bimbingan dan
pengawasan terhadap proyek sistem. Tahap strategi dalam SDLC terdiri atas tiga tugas utama
yaitu menilai kebutuhan informasi strategis perusahaan, mengembangkan rencana sistem
strategis, dan membuat rencana tindakan.

a. Menilai Kebutuhan Informasi Strategis

Kebutuhan Bisnis Strategis

1. Visi dan misi. Pengembangan strategi bisnis memerlukan pemahaman mengenai visi
manajemen atas, yang telah mambentuk strategi bisnis organisasi.

2. Analisis industri dan kompetensi

· Analisis industri memberikan analisis faktor-faktor penggerak yang memengaruhi


industri dan kinerja organisasi.

· Analisis kompetensi memberikan gambaran yang lengkap mengenai efektivitas


organisasi, seperti yang terlihat dalam empat filter strategis:

1. Sumber daya

2. Infrastruktur

3. Produk/jasa

4. Pelanggan

b. Sistem Warisan

Sistem warisan terdiri atas aplikasi, basis data, dan proses bisnis yang saat ini sedang
berjalam sepenuhnya.

c. Mengembangkan deskripsi arsitektur

Arsitektur sistem adalah struktur komponen, keterkaitannya, serta prinsip dan petunjuk yang
mengatur desain dan evolusinya sepanjan waktu. Deskripsi arsitektur adalah deskripsi formal
dari sistem informasi yang diatur dengan cara tertentu, sehingga dapat mengidentifikasi
property structural dari sistem dan mendefinisikan komponen atau blok bangunan yang
membentukan sitem informasi secara keseluruhan.
d. Umpan Balik

Tahap-tahap utama dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:

o Mengenali masalah
o Mendefinisikan masalah
o Mnetapkan tujuan sistem
o Menentukan kelayakan proyek
o Menyiapakan proposal proyek formal
e. Mengenali Masalah

a.Manajemen reaktif

Manajemen reaktif menanggapi masalah tersebut hanya ketika masalah tersebut mencapai
status kritis dan tidak dapat lagi diabaikan.

b.Manajemen proaktif

Manajemen proaktif tetap waspada terhadap tanda-tanda yang tidak terlihat dari masalah, dan
secara agresif mencari-cari cara untuk memperbaiki sistem organisasi.

f. Mendefinisikan Masalah

Manajer harus menghindari godaan untuk melakukan loncatan logika, dari pengenalan
gejala ke definisi masalah. Penting sekali untuk tetap berpikiran terbuka dan mencegah
mengambil keputusan tentang sifat masalah yang dapat menarik perhatian dan sumber daya
dalam keputusan-keputusan yang keliru.

g. Menentukan Tujuan Sistem

Kebutuhan informasi pengguna perlu ditetapkan dalam bentuk tujuan operasional


untuk sistem informasi yang baru.

a. Kelayakan Proyek Pendahuluan

Studi pendahuluan kelayakan proyek dilakukan ditahap awal untuk menentukan


apakah sebuah proyek baik diteruskan atau tidak.

b. Kelayakan teknis.

Kelayakan teknis berhubungan denagn apakah sistem tersebut dapat dikembangkan dengan
teknologi yang ada saat ini atau apakah diperlukan teknologi baru.

c. Kelayakan ekonomi

Kelayakan ekonomi berkaitan dengan ketersediaan dana untuk menyelesaikan proyek.

d. Kelayakan hukum.
Kelayakan hokum mengidentifikasikan setiap konflik antara proposal yang diusulkan dan
kemampuan perusahaan untuk bebas dari tanggung jawab hukumnya.

e. Kelayakan operasional.

Kelayakan operasional menunjukkan tingkat kecocokan antara prosedur-prosedur perusahaan


yang ada saat ini serta keahlian personel dan persyaratan operasional dari sistem yang baru.

f. Kelayakn jadwal

Kelayakan jadwal berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk mengimplementasikan


proyek dalam kerangka waktu yang diterima.

h. Menyiapkan Proposal Proyek Formal

Proposal proyek sistem memberikan dasar bagi manajemen untuk memutuskan


apakah akan meneruskan sebuah proyek atau tidak.

i. Mengembangkan Rencana Sistem Strategis

Setelah mengumpulkan dan mendokumentasikan input dari rencana bisnis, isu-isu hukum,
dan umpan balik pengguna, para anggota dari komisi pengarah dan profesional sistem
mengevaluasi pro dan kontra dari masing-masing proposal. Hal ini mencakup penilaian
manfaat, biaya dan implikasi strategis dari masing-masing proyek terhadap organisasi.
Pengembangan akan dilanjutkan bagi proposal yang menunjukan potensi yang paling besar.

· 1. Membuat Rencana Tindakan

Balance scorecard adalah sistem manajemen yang memungkinkan organisasi untuk


mengklarivikasi visi dan strategi, dan menerjemahkannya ke dalam tindakan.

1. Perspektif Proses bisnis Internal

Metrik berdasrkan perspektif ini akan memungkinkan para manajer untuk mengetahui
seberapa baik bisnis mereka berjalan dan apakah produk dan layanannya sesuai dengan
permintaan pelanngan atau tidak.

2. Perspektif Pelanggan

Perspektif pelanggan mencakup ukuran-ukuran yang objektif, seperti tingkat retensi


pelanggan, serta kriteria yang lebih subjektif, seperti penelitian pasar dan survei kepuasan
pelanggan.

3. Perspektif Keuangan

Perspektif keuangan mencakup ukuran tradisional seperti probabilitas, laba, dan penjualan.
Akan tetapi penekanan yang berlebih pada kinerja keuangan dapat mendorong terjadinya
keputusan jangka pendek yang bisa menyebabkan ketidakseimbangan dengan perspektif-
perspektif lainnya.
4. Balance Scorecard yang Diterapkan Pada Proyek TI

Melalui analisis indikator BSC, komosi pengarah dapat menetapkan prioritas dari beberapa
proposal berdasarkan dampak stategisnya jika dipandang dari berbagai prespektif. Mereka
bisa menggunakan metrik ini untuk mengidentifikasi proposal yang akan dilanjutkan ketahap
inisiasi proyek dalam SDLC.

5. Lahkah Survei

Fakta-fakta yang berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan pendahuluan tentang sisitem


tersebut dikumpulkan dan dianalisis.

Dan kemidian dilakukan survei untuk mengetahui apakah rencana yang kiata buat it stretegis
atau tidak. Survei mempunyai keunggulan dan kelemahan.

 Keunggulan

1. Merupakan salah satu jalan untuk mengidentifikasi aspek” sistem lama.

2. Mengetahui langkah apa yang harus diambil apabila akan menggunakan sistem yang
baru.

3. Dengan mensurvei sisten yang digunakan saat ini, analis dapat menentukan secara
meyakinkan penyebab dari gejala-gejala masalah yang dilaporkan.

 Kelemahan

Kecenderungan analisis untuk “tenggelam” dan kemudian “dihambat” oleh pekerjaan


menyurvei sistem yang digunakan saat ini.

1. Mengumpulkan Fakta

Fakta sistem dibagi dalam kelas-kelas berikut ini :

j. Sumber Data

Termasuk dalam kelas ini adalah entitas eksternal, seperti pelanggan atau pemasok, juga
sumber internaldari departemen lain.

k. Pengguna

Termasuk dalam kelompok ini adalah para manajer dan pengguna operasional

l. Tempat Penyimpanan Data

Adalah file, basis data, akun, dan dokumen sumber yang digunakan dalam sistem.

a. Proses

Tugas pemrosesan adalah kegiatan operasional manual atau komputer yang mewakili
keputusan atau tindakan yang digerakkan oleh informasi
b. Arus Data

Berbagai dokumen dan laporan diantara sumber data, tempat penyimpanan data, tugas-tugas
pemrosesan, dan pengguna.

c. Pengendalian

Pengendalian akuntansi dan operasional dan dapat juga berbagai prosedur manual atau
komputer.

d. Tingkat Kesalahan

Kesalahan terkait dengan volume transaksi.

e. Biaya Sumber daya

Terdiri dari biaya tenaga kerja, waktu komputer, bahan (seperti faktur), dan overhead
langsung.

f. Kemacetan Dan Redudansi Operasi

Analisi harus menunjukkan titik-titik, dimana arus data datang secara bersamaan dan
membuat kemacetan.

2. Teknik Pengumpulan Fakta

Teknik-teknik tersebut antara lain sebagai berikut:

 Observasi

Mengamati prosedur-prosedur fisik sistem secara pasif.

 Patisipasi Pekerjaan

Partisipasi merupakan perluasan dari pengamatan, di mana analisis berperan aktif dalam
melakukan pekerjaan pengguna. Hal ini memungkinkan analis mengalami langsung masalah-
masalah operasional dari sistem yang digunakan saat ini.

 Wawancara Personel

Wawancara merupakan sebuah metode untuk mendapatkan fakta tentang sistem yang ada
saat ini dan persepsi pengguna tentang hal-hal yang dibutuhkan oleh sistem baru.

 Peninjauan Dokumen Utama

Dokumen perusahaan merupakan sumber lain dari fakta tentang sistem yang sedang disurvei.
Contohnya :

o Bagan Organisasi
o Deskripsi Pekerjaan
o Catatan Akuntansi
o Daftar Akun
o Pernyataan Kebijakan
o Deskripsi Prosedur
o Laporan Keuangan
o Laporan Kinerja
o Diagram Arus Sistem
o Dokumen Sumber
o Daftar Transaksi
o Anggaran
o Peramalan
o Pernyataan misi

6. Langkah Analisis

Merupakan sebuah proses intelektual yang dilakukan bersamaan dengan pengumpulan fakta.
Analis secar simultan melakukan analisis ketika dia mengumpulkan fakta. Hanya dengan
mengetahui adanya masalah saja menunjukkan menunjukkan adanya pemahaman akan norma
atau situasi yang diinginkan. Oleh karena itu,sulit untuk menentukandi titik mana survei akan
berakhir dan analisis dimulai.

7. Laporan Analisis

Laporan anlisis sistem tidak menspesifikasikan desai sistem yang diusulkan secara terperinci.
Misal, sistem tidak menspesifikasika metode-metode pemrosesan, media penyimpanan,
struktur record, dan perincian lain yang diperlukan untuk merancang sistem fisik. Sebaliknya,
laporan ini tetap berada pada level objektif untuk menghindaricditempatkannya hambatan-
hambatan buatan pada tahap desain konseptual. Beberapa desai mungkin dapat memenuhi
kebutuhan pengguna, dan proses pengembangannya harus dibebaskan untuk dapat memeriksa
semua aspek ini.

8. Melakukan studi kelayakan dan terperinci

Penguji harus melakukan studi kelayakan terperinci(detailed feasibility study). Objectivitas


merupakan hal yang esensial bagi penilaian yang adil bagi setiap desain. Kelompok ini harus
terdiri dari menager proyek, seorang perwakilan pengguna sistem, dan profesional sistem
yang bukan merupakan bagian dari proyek tetapi memiliki keahlian dalam bidang-bidang
tertentu yang dicakup oleh study kelayakan.

a. Kelayakan Tekhnis.

Dalam mengevaluasi kelayakan tekhnis, tekhnologi yang sudah mapan dan dipahami,
memiliki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan teknologi yang belum dikenal sama
sekali.

b. Kelayakan Hukum.
Desain sistem yang berbeda akan mewakili tingkat resiko yang berbeda dalam menghadapi
data seperti itu. Penilai harus peduli bahwa desain konseptual tersebut mempertimbangan
pengendalian utama, keamanan, dan masalah-masalah jejak audit serta bahwa melanggar
hukum yang berkaitan dengan hak pribadi dan/atau pengguna dan distribusi informasi.

c. Kelayakan Operasional.

Kelayakan operasional juga akan mempengaruhi kelayakan ekonomi dari sistem tersebut
akan mngalami proses transisi yang lebih lancar ke sistem teknologi yang lebih maju. Nilai
kelayakan operasional untuk setiap desain alternatif harus mencerminkan kemudahan proses
transisi yang diharapkan ini.

d. Kelayakan jadwal.

Pada titik ini dalam proses desain, penilai sistem berada dalam posisi yang lebih baik untuk
mengukur kemungkinan bahwa sistem akan disesaikan sesuai dengan jadwal. Pengguna
CASE, JADE dan prototipe dapat mengurangi secara signifikan waktu pengembangan yang
dibutuhkan oleh setiap pilihan desain sistem.

e. Kelayakan Ekonomi.

Studi pendahuluan kelayakan ekonomi dibatasi untuk menilai komitmen keuangan


manajemen terhadap keseluruhan proyek. Ini masih merupakan masalah yang relevan. Jika
iklim ekonomi berubah sejak study pendahuluan, atau jika satu atau lebih desain yang
bersaing tidak mendapat dukungan menejemen, saat inilah hal tersebut ditentukan.

9.Melakukan Analisis Biaya-Manfaat.

Analisis biaya manfaat(cost-benefit analysis) membantu menejemen menentukan apakah(dan


sampai seberapa besar) manfaat yang dapat diterima dari sistem yang diusulkan akan
melebihi biayanya. Teknik ini secara berkala akan idgunakan untuk menaksir nilai keuangan
yang diharapkan dari investasi bisnis.

a. Mengidentifikasi Biaya.

Salah satu metode untuk menentukan biaya adalah membaginya dalam dua kategori: biaya
satu waktu(one time cost)an biaya berulang(recurring cost).

b. Mengidentifikasi Manfaat.

Langkah berikut dalam analisis biaya manfaat sistem. Manfaat ini bisa berwujud dan tidak
berwujud.

1.Manfaat Berwujud.

Adalah manfaat yang dapat diumur dan dinyatakan dalam istilah-istilah keuangan. Manfaat
berwujud dibagi menjadi dua kategori yaitu: manfaat yang meningkatkan pendapatan dan
manfaat yang mengurangi biaya.
2.Manfaat Tidak Berwujud.

Walaupun manfaat tidak berwujud seringkali dikesampingkan dalam keputusan sistem


informasi, Manfaat tersebut tidak mudah diukur dan dihitung.

c. Membandingkan Biaya Dan Manfaat.

Langkah berikutnya dalam analisis biaya-manfaat adalah membandingkan biaya dan manfaat
yang didefinikasi dalam dua langkah yag pertama.Dua metode yang paling umum digunakan
untuk mengevaluasi sistem infomasi adalah nilai sekrang bersih dan pembayaran kembali.

1. Metode Nilai Sekarang Bersih.

Dengan menggunakan metode nilai sekarang bersih, adalah nilai sekarang dari biaya-biaya
dikurangi dengan nilai sekarang dari manfaat selama masa hidup sistem.

2. Metode Pembayaran Kembali.

Metode pembayaran kembali merupakan variasi `dari analisis titik impas(break even
analysis).Titik impas dicapai ketika total biaya sama dengan total manfaat.

10.Akuntan Dalam Pengelolaan SDLC.

Proses SDLC menarik perhatian akuntan karena dua alasan. Pertama, pembuatan sistem
informasi mewakili transaksi keuangan signifikan yang memerlukan sumber daya keuangan
dan sumber daya manusia. Kedua yang lebih menekankan bagi para akuntan adalah produk
yang dihasilkan SLDC. Kualitas sistem informasi akutansi berhubungan langsung dengan
aktifitas SLDC yang menghasilkannya. Sitem ini digunakan untuk menyajikan informasi
akutansi ke pengguna eksternal dan insternal.

11.Peran Akuntan Dalam Strategi Sistem.

Auditor meninjau strategi sistem secara rutin. Sejarah telah menunjukkan bahwa perencanaan
sistem yang hati-hati merupakan aktifitas yang berbiaya efektif dalam mengurangi resiko
terjadinya sistem yang tidak dibutuhkan, tidak diinginkan, tidak efisien, dan tidak efektif.
Baik auditor eksternal maupun auditor insternal memiliki perhatian khusus atas produk yang
dihasilkan oleh sitem tersebut.

12.Peran Akuntan Dalam Desain Konseptual.

Akuntan memainkan peran penting dalam konsepptual sistem. Akuntan harus mengetahui
implikasi pengendalian dari setiap desain alernatif dan memastikan bahwa konvensi akutansi
dan persyaratan hukum dapat terpenuhi. Beberapa teknik audit komputer mensyaratkan
sistem untuk didesain dengan fitur-fitur audit tertentu. Fitur-fitur ini memerlukan sumber
daya dan perlu dipertimbangkan pada saat desain konseptual.

13.Peran Akuntan Dalam Pemilihan Sistem.


Kelayakan ekonomi dari sistem yang diusulkan merupakan perhatian utama bagi akuntan.
Secara khusus akuntan harus memastikan bahwa:

1. Hanya biaya yang bisa dihindari yang digunakan dalam perhitungan manfaat penghematan
biaya.

2.Tingkat bunga yang masuk akal digunakan dalam mengukur nilai sekarang dari arus kas.

3. Biaya satu kali dan biaya berulang dilaporkan dengan lengkap dan akurat.

4. Umur ekonomis yang realistis digunakan dalam membandingkan beberapa proyek.

5. Manfaat yang tidak berwujud diberikan nilai keuangan yang masuk akal.
BAB III

KESIMPULAN

Siklus hidup pengembangan sistem (system development life cycle – SDLC) adalah
model untuk mengurangi risiko ini melalui perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan
dokumentasi secara hati-hati dari aktivitas-aktivitas lama. Lima tahap dari model ini
dijelaskan. Tujuan dari strategi sistem adalah untuk menghubungkan proyek sistem
individual denagn tujuan strategis dari perusahaan. Perusahaan yang mempertimbangkan
strategis sistem secara serius membentuk komisi pengarah untuk memberikan bimbingan dan
pengawasan terhadap proyek sistem. Tahap strategi dalam SDLC terdiri atas tiga tugas utama
yaitu menilai kebutuhan informasi strategis perusahaan, mengembangkan rencana sistem
strategis, dan membuat rencana tindakan.

Melalui analisis indikator BSC, komosi pengarah dapat menetapkan prioritas dari
beberapa proposal berdasarkan dampak stategisnya jika dipandang dari berbagai prespektif.
Mereka bisa menggunakan metrik ini untuk mengidentifikasi proposal yang akan dilanjutkan
ketahap inisiasi proyek dalam SDLC. Proses SDLC menarik perhatian akuntan karena dua
alasan. Pertama, pembuatan sistem informasi mewakili transaksi keuangan signifikan yang
memerlukan sumber daya keuangan dan sumber daya manusia. Kedua yang lebih
menekankan bagi para akuntan adalah produk yang dihasilkan SLDC. Kualitas sistem
informasi akutansi berhubungan langsung dengan aktifitas SLDC yang menghasilkannya.
Sitem ini digunakan untuk menyajikan informasi akutansi ke pengguna eksternal dan
insternal.

Auditor meninjau strategi sistem secara rutin. Sejarah telah menunjukkan bahwa
perencanaan sistem yang hati-hati merupakan aktifitas yang berbiaya efektif dalam
mengurangi resiko terjadinya sistem yang tidak dibutuhkan, tidak diinginkan, tidak efisien,
dan tidak efektif. Baik auditor eksternal maupun auditor insternal memiliki perhatian khusus
atas produk yang dihasilkan oleh sitem tersebut.

Akuntan memainkan peran penting dalam konsepptual sistem. Akuntan harus


mengetahui implikasi pengendalian dari setiap desain alernatif dan memastikan bahwa
konvensi akutansi dan persyaratan hukum dapat terpenuhi. Beberapa teknik audit komputer
mensyaratkan sistem untuk didesain dengan fitur-fitur audit tertentu. Fitur-fitur ini
memerlukan sumber daya dan perlu dipertimbangkan pada saat desain konseptual
DAFTAR PUSTAKA

George M. Scott, 1994; prinsip-prinsip sistem informasi manajemen ; penerbit Raja


Grafindo Persada, jakarta

Davis. B. Gorgon; 1995; Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen; Penerbit PT


Gramedia, Jakarta

Sutabri Tata; 2005; Sistem Informasi manajemen ed 1; Penerbit ANDI, Jokyakarta

Anda mungkin juga menyukai