Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Dr. Irwansyah., S.E.,M.Si.Ak.,CA
PRODI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “MENGELOLA SIKLUS
HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM”. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Dr. Irwansyah,S.E.,M.Si.Ak.,C.A . Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Sistem Informasi Akuntansi
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................
Daftar Isi..................................................................................................................
BAB I Pendahuluan.................................................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................
BAB II Pembahasan................................................................................................
C. Strategi Sistem………………….......................................................................
A. Kesimpulan........................................................................................................
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….
BAB 1
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan perdagangan elektronik atau E-commerce?
2. Model-Model E-Commerce di Indonesia?
3. Apa sajakah manfaat (keuntungan) dan kendala penggunaan teknologi informasi
dalammenjalankan perdagangan elektronik?
4. Strategi Perdagangan Melalui Jaringan Elektronik?
5. Jalan menuju perdagangan melalui jaringan elektronik?
BAB II
PEMBAHASAN
Siklus hidup pengembangan sistem (system development life cycle – SDLC) adalah
model untuk mengurangi risiko ini melalui perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan
dokumentasi secara hati-hati dari aktivitas-aktivitas lama. Lima tahap dari model ini
dijelaskan sebagai berikut.
o Profesional sistem adalah analis sistem, desainer sistem, dan pemrogram. Orang-
orang ini adalah yang membangun sistem.
o Pengguna akhir adalah orang-orangyang akan menggunakan sistem yang dibangun.
o Pemegang kepentingan adalah individu yang berada di dalam atau di luar perusahaan
yang berhubungan dengan sistem tersebut, tetapi bukan merupakan pengguna akhir.
C. Strategi Sistem
Tujuan dari strategi sistem adalah untuk menghubungkan proyek sistem individual
denagn tujuan strategis dari perusahaan. Perusahaan yang mempertimbangkan strategis
sistem secara serius membentuk komisi pengarah untuk memberikan bimbingan dan
pengawasan terhadap proyek sistem. Tahap strategi dalam SDLC terdiri atas tiga tugas utama
yaitu menilai kebutuhan informasi strategis perusahaan, mengembangkan rencana sistem
strategis, dan membuat rencana tindakan.
1. Visi dan misi. Pengembangan strategi bisnis memerlukan pemahaman mengenai visi
manajemen atas, yang telah mambentuk strategi bisnis organisasi.
1. Sumber daya
2. Infrastruktur
3. Produk/jasa
4. Pelanggan
b. Sistem Warisan
Sistem warisan terdiri atas aplikasi, basis data, dan proses bisnis yang saat ini sedang
berjalam sepenuhnya.
Arsitektur sistem adalah struktur komponen, keterkaitannya, serta prinsip dan petunjuk yang
mengatur desain dan evolusinya sepanjan waktu. Deskripsi arsitektur adalah deskripsi formal
dari sistem informasi yang diatur dengan cara tertentu, sehingga dapat mengidentifikasi
property structural dari sistem dan mendefinisikan komponen atau blok bangunan yang
membentukan sitem informasi secara keseluruhan.
d. Umpan Balik
o Mengenali masalah
o Mendefinisikan masalah
o Mnetapkan tujuan sistem
o Menentukan kelayakan proyek
o Menyiapakan proposal proyek formal
e. Mengenali Masalah
a.Manajemen reaktif
Manajemen reaktif menanggapi masalah tersebut hanya ketika masalah tersebut mencapai
status kritis dan tidak dapat lagi diabaikan.
b.Manajemen proaktif
Manajemen proaktif tetap waspada terhadap tanda-tanda yang tidak terlihat dari masalah, dan
secara agresif mencari-cari cara untuk memperbaiki sistem organisasi.
f. Mendefinisikan Masalah
Manajer harus menghindari godaan untuk melakukan loncatan logika, dari pengenalan
gejala ke definisi masalah. Penting sekali untuk tetap berpikiran terbuka dan mencegah
mengambil keputusan tentang sifat masalah yang dapat menarik perhatian dan sumber daya
dalam keputusan-keputusan yang keliru.
b. Kelayakan teknis.
Kelayakan teknis berhubungan denagn apakah sistem tersebut dapat dikembangkan dengan
teknologi yang ada saat ini atau apakah diperlukan teknologi baru.
c. Kelayakan ekonomi
d. Kelayakan hukum.
Kelayakan hokum mengidentifikasikan setiap konflik antara proposal yang diusulkan dan
kemampuan perusahaan untuk bebas dari tanggung jawab hukumnya.
e. Kelayakan operasional.
f. Kelayakn jadwal
Setelah mengumpulkan dan mendokumentasikan input dari rencana bisnis, isu-isu hukum,
dan umpan balik pengguna, para anggota dari komisi pengarah dan profesional sistem
mengevaluasi pro dan kontra dari masing-masing proposal. Hal ini mencakup penilaian
manfaat, biaya dan implikasi strategis dari masing-masing proyek terhadap organisasi.
Pengembangan akan dilanjutkan bagi proposal yang menunjukan potensi yang paling besar.
Metrik berdasrkan perspektif ini akan memungkinkan para manajer untuk mengetahui
seberapa baik bisnis mereka berjalan dan apakah produk dan layanannya sesuai dengan
permintaan pelanngan atau tidak.
2. Perspektif Pelanggan
3. Perspektif Keuangan
Perspektif keuangan mencakup ukuran tradisional seperti probabilitas, laba, dan penjualan.
Akan tetapi penekanan yang berlebih pada kinerja keuangan dapat mendorong terjadinya
keputusan jangka pendek yang bisa menyebabkan ketidakseimbangan dengan perspektif-
perspektif lainnya.
4. Balance Scorecard yang Diterapkan Pada Proyek TI
Melalui analisis indikator BSC, komosi pengarah dapat menetapkan prioritas dari beberapa
proposal berdasarkan dampak stategisnya jika dipandang dari berbagai prespektif. Mereka
bisa menggunakan metrik ini untuk mengidentifikasi proposal yang akan dilanjutkan ketahap
inisiasi proyek dalam SDLC.
5. Lahkah Survei
Dan kemidian dilakukan survei untuk mengetahui apakah rencana yang kiata buat it stretegis
atau tidak. Survei mempunyai keunggulan dan kelemahan.
Keunggulan
2. Mengetahui langkah apa yang harus diambil apabila akan menggunakan sistem yang
baru.
3. Dengan mensurvei sisten yang digunakan saat ini, analis dapat menentukan secara
meyakinkan penyebab dari gejala-gejala masalah yang dilaporkan.
Kelemahan
1. Mengumpulkan Fakta
j. Sumber Data
Termasuk dalam kelas ini adalah entitas eksternal, seperti pelanggan atau pemasok, juga
sumber internaldari departemen lain.
k. Pengguna
Termasuk dalam kelompok ini adalah para manajer dan pengguna operasional
Adalah file, basis data, akun, dan dokumen sumber yang digunakan dalam sistem.
a. Proses
Tugas pemrosesan adalah kegiatan operasional manual atau komputer yang mewakili
keputusan atau tindakan yang digerakkan oleh informasi
b. Arus Data
Berbagai dokumen dan laporan diantara sumber data, tempat penyimpanan data, tugas-tugas
pemrosesan, dan pengguna.
c. Pengendalian
Pengendalian akuntansi dan operasional dan dapat juga berbagai prosedur manual atau
komputer.
d. Tingkat Kesalahan
Terdiri dari biaya tenaga kerja, waktu komputer, bahan (seperti faktur), dan overhead
langsung.
Analisi harus menunjukkan titik-titik, dimana arus data datang secara bersamaan dan
membuat kemacetan.
Observasi
Patisipasi Pekerjaan
Partisipasi merupakan perluasan dari pengamatan, di mana analisis berperan aktif dalam
melakukan pekerjaan pengguna. Hal ini memungkinkan analis mengalami langsung masalah-
masalah operasional dari sistem yang digunakan saat ini.
Wawancara Personel
Wawancara merupakan sebuah metode untuk mendapatkan fakta tentang sistem yang ada
saat ini dan persepsi pengguna tentang hal-hal yang dibutuhkan oleh sistem baru.
Dokumen perusahaan merupakan sumber lain dari fakta tentang sistem yang sedang disurvei.
Contohnya :
o Bagan Organisasi
o Deskripsi Pekerjaan
o Catatan Akuntansi
o Daftar Akun
o Pernyataan Kebijakan
o Deskripsi Prosedur
o Laporan Keuangan
o Laporan Kinerja
o Diagram Arus Sistem
o Dokumen Sumber
o Daftar Transaksi
o Anggaran
o Peramalan
o Pernyataan misi
6. Langkah Analisis
Merupakan sebuah proses intelektual yang dilakukan bersamaan dengan pengumpulan fakta.
Analis secar simultan melakukan analisis ketika dia mengumpulkan fakta. Hanya dengan
mengetahui adanya masalah saja menunjukkan menunjukkan adanya pemahaman akan norma
atau situasi yang diinginkan. Oleh karena itu,sulit untuk menentukandi titik mana survei akan
berakhir dan analisis dimulai.
7. Laporan Analisis
Laporan anlisis sistem tidak menspesifikasikan desai sistem yang diusulkan secara terperinci.
Misal, sistem tidak menspesifikasika metode-metode pemrosesan, media penyimpanan,
struktur record, dan perincian lain yang diperlukan untuk merancang sistem fisik. Sebaliknya,
laporan ini tetap berada pada level objektif untuk menghindaricditempatkannya hambatan-
hambatan buatan pada tahap desain konseptual. Beberapa desai mungkin dapat memenuhi
kebutuhan pengguna, dan proses pengembangannya harus dibebaskan untuk dapat memeriksa
semua aspek ini.
a. Kelayakan Tekhnis.
Dalam mengevaluasi kelayakan tekhnis, tekhnologi yang sudah mapan dan dipahami,
memiliki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan teknologi yang belum dikenal sama
sekali.
b. Kelayakan Hukum.
Desain sistem yang berbeda akan mewakili tingkat resiko yang berbeda dalam menghadapi
data seperti itu. Penilai harus peduli bahwa desain konseptual tersebut mempertimbangan
pengendalian utama, keamanan, dan masalah-masalah jejak audit serta bahwa melanggar
hukum yang berkaitan dengan hak pribadi dan/atau pengguna dan distribusi informasi.
c. Kelayakan Operasional.
Kelayakan operasional juga akan mempengaruhi kelayakan ekonomi dari sistem tersebut
akan mngalami proses transisi yang lebih lancar ke sistem teknologi yang lebih maju. Nilai
kelayakan operasional untuk setiap desain alternatif harus mencerminkan kemudahan proses
transisi yang diharapkan ini.
d. Kelayakan jadwal.
Pada titik ini dalam proses desain, penilai sistem berada dalam posisi yang lebih baik untuk
mengukur kemungkinan bahwa sistem akan disesaikan sesuai dengan jadwal. Pengguna
CASE, JADE dan prototipe dapat mengurangi secara signifikan waktu pengembangan yang
dibutuhkan oleh setiap pilihan desain sistem.
e. Kelayakan Ekonomi.
a. Mengidentifikasi Biaya.
Salah satu metode untuk menentukan biaya adalah membaginya dalam dua kategori: biaya
satu waktu(one time cost)an biaya berulang(recurring cost).
b. Mengidentifikasi Manfaat.
Langkah berikut dalam analisis biaya manfaat sistem. Manfaat ini bisa berwujud dan tidak
berwujud.
1.Manfaat Berwujud.
Adalah manfaat yang dapat diumur dan dinyatakan dalam istilah-istilah keuangan. Manfaat
berwujud dibagi menjadi dua kategori yaitu: manfaat yang meningkatkan pendapatan dan
manfaat yang mengurangi biaya.
2.Manfaat Tidak Berwujud.
Langkah berikutnya dalam analisis biaya-manfaat adalah membandingkan biaya dan manfaat
yang didefinikasi dalam dua langkah yag pertama.Dua metode yang paling umum digunakan
untuk mengevaluasi sistem infomasi adalah nilai sekrang bersih dan pembayaran kembali.
Dengan menggunakan metode nilai sekarang bersih, adalah nilai sekarang dari biaya-biaya
dikurangi dengan nilai sekarang dari manfaat selama masa hidup sistem.
Metode pembayaran kembali merupakan variasi `dari analisis titik impas(break even
analysis).Titik impas dicapai ketika total biaya sama dengan total manfaat.
Proses SDLC menarik perhatian akuntan karena dua alasan. Pertama, pembuatan sistem
informasi mewakili transaksi keuangan signifikan yang memerlukan sumber daya keuangan
dan sumber daya manusia. Kedua yang lebih menekankan bagi para akuntan adalah produk
yang dihasilkan SLDC. Kualitas sistem informasi akutansi berhubungan langsung dengan
aktifitas SLDC yang menghasilkannya. Sitem ini digunakan untuk menyajikan informasi
akutansi ke pengguna eksternal dan insternal.
Auditor meninjau strategi sistem secara rutin. Sejarah telah menunjukkan bahwa perencanaan
sistem yang hati-hati merupakan aktifitas yang berbiaya efektif dalam mengurangi resiko
terjadinya sistem yang tidak dibutuhkan, tidak diinginkan, tidak efisien, dan tidak efektif.
Baik auditor eksternal maupun auditor insternal memiliki perhatian khusus atas produk yang
dihasilkan oleh sitem tersebut.
Akuntan memainkan peran penting dalam konsepptual sistem. Akuntan harus mengetahui
implikasi pengendalian dari setiap desain alernatif dan memastikan bahwa konvensi akutansi
dan persyaratan hukum dapat terpenuhi. Beberapa teknik audit komputer mensyaratkan
sistem untuk didesain dengan fitur-fitur audit tertentu. Fitur-fitur ini memerlukan sumber
daya dan perlu dipertimbangkan pada saat desain konseptual.
1. Hanya biaya yang bisa dihindari yang digunakan dalam perhitungan manfaat penghematan
biaya.
2.Tingkat bunga yang masuk akal digunakan dalam mengukur nilai sekarang dari arus kas.
3. Biaya satu kali dan biaya berulang dilaporkan dengan lengkap dan akurat.
5. Manfaat yang tidak berwujud diberikan nilai keuangan yang masuk akal.
BAB III
KESIMPULAN
Siklus hidup pengembangan sistem (system development life cycle – SDLC) adalah
model untuk mengurangi risiko ini melalui perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan
dokumentasi secara hati-hati dari aktivitas-aktivitas lama. Lima tahap dari model ini
dijelaskan. Tujuan dari strategi sistem adalah untuk menghubungkan proyek sistem
individual denagn tujuan strategis dari perusahaan. Perusahaan yang mempertimbangkan
strategis sistem secara serius membentuk komisi pengarah untuk memberikan bimbingan dan
pengawasan terhadap proyek sistem. Tahap strategi dalam SDLC terdiri atas tiga tugas utama
yaitu menilai kebutuhan informasi strategis perusahaan, mengembangkan rencana sistem
strategis, dan membuat rencana tindakan.
Melalui analisis indikator BSC, komosi pengarah dapat menetapkan prioritas dari
beberapa proposal berdasarkan dampak stategisnya jika dipandang dari berbagai prespektif.
Mereka bisa menggunakan metrik ini untuk mengidentifikasi proposal yang akan dilanjutkan
ketahap inisiasi proyek dalam SDLC. Proses SDLC menarik perhatian akuntan karena dua
alasan. Pertama, pembuatan sistem informasi mewakili transaksi keuangan signifikan yang
memerlukan sumber daya keuangan dan sumber daya manusia. Kedua yang lebih
menekankan bagi para akuntan adalah produk yang dihasilkan SLDC. Kualitas sistem
informasi akutansi berhubungan langsung dengan aktifitas SLDC yang menghasilkannya.
Sitem ini digunakan untuk menyajikan informasi akutansi ke pengguna eksternal dan
insternal.
Auditor meninjau strategi sistem secara rutin. Sejarah telah menunjukkan bahwa
perencanaan sistem yang hati-hati merupakan aktifitas yang berbiaya efektif dalam
mengurangi resiko terjadinya sistem yang tidak dibutuhkan, tidak diinginkan, tidak efisien,
dan tidak efektif. Baik auditor eksternal maupun auditor insternal memiliki perhatian khusus
atas produk yang dihasilkan oleh sitem tersebut.