Anda di halaman 1dari 12

DETERMINAN OPTIMALISASI PENGGUNAAN ASET TETAP PEMERINTAH

DAE­RAH

Dwi Ratmono
Ana Rochmawati

Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, Semarang 50275


surel: dwi_ratmono@yahoo.com

http://dx.doi.org/10.18202/jamal.2018.04.9014

Abstrak: Determinan Optimalisasi Pengunaan Aset Tetap Pemerin-


tah Daerah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan
optimalisasi penggunaan aset tetap Pemerintah Daerah pada Pemerin-
tah Kabupaten Semarang. Penelitian ini menggunakan metode analisis
Structural Equation Modeling-Partial Least Squares (SEM-PLS) pada 46
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten Semarang.
Penelitian ini menemukan bahwa perencanaan kebutuhan dan inventa-
risasi merupakan faktor terpenting dalam optimalisasi aset tetap. Opti-
malisasi aset tetap hanya dapat tercapai jika dimulai dengan perenca-
naan strategi yang tepat dan sesuai dengan tujuan organisasi. Selain itu,
inventarisasi wajib dilakukan agar Pemda mempunyai pangkalan data
terkini terkait aset-asetnya.
Jurnal Akuntansi Multiparadigma
JAMAL
Volume 9 Abstract: Determinants of Optimizing the Use of Local Government
Nomor 2 Fixed Assets. This study aims to analyze the optimal determinants of the
Halaman 236-247 use of fixed assets of the Regional Government in the Semarang District
Malang, Agustus 2018
ISSN 2086-7603
Government. This study uses the analysis method of Structural Equation
e-ISSN 2089-5879 Modeling-Partial Least Squares (SEM-PLS) in 46 Regional Government. This
study finds that demand planning and inventory are the most important
Tanggal Masuk: factors in fixed assets optimization. It can only be achieved if starts with
08 April 2018 the right strategic planning and in accordance with the goals of the orga-
Tanggal Revisi: nization. In addition, the inventory must be carried out so that the regional
19 Agustus 2018 government has the latest database of its assets.
Tanggal Diterima:
31 Agustus 2018 Kata kunci: aset tetap, perencanaan, inventarisasi, penilaian

Terdapat berbagai permasalahan da- piris untuk dapat disusun model optimalisa-
lam pengelolaan aset tetap sebagaimana si pengelolaan aset tetap entitas Pemerintah
temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sehingga sesuai dengan tujuan awal peng-
antara lain ketidapatuhan terhadap peratur- gunaan konsep performance-based budget-
an perundang-undangan, tidak sinkronnya ing dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
antara visi misi daerah dengan pengadaaan Daerah (APBD) (Atmo, Duffield, Zhang, & Wil-
aset tetap, fraud, rendahnya anggaran in- son, 2017; Brinkerhoff & Wetterberg, 2013).
frastuktur, masih belum optimalnya penye­ Penelitian tentang model determinan
rapan, dan rendahnya kontribusi aset tetap atau faktor-faktor penentu tingkat optima-
yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga lisasi aset tetap juga diperlukan karena
dalam meningkatkan Pendapatan Asli Dae­ bukti empiris penelitian terdahulu menun-
rah. Temuan BPK menunjukkan kelemahan jukkan temuan yang belum konsisten. Ab-
yang terjadi pada hampir seluruh Pemerin- dullah, Razak, & Pakir (2011) memberikan
tah Daerah (Pemda) adalah dalam pengelo- bukti empiris bahwa inventarisasi, penilaian,
laan aset tetap (Kurniati, Asmony, & Santo- monitoring, serta pengendalian mempunyai
so, 2017; Prabowo, Leung, & Guthrie, 2017; dampak positif pada optimalisasi aset. Se-
Randa & Daromes, 2014). Berbagai perma­ mentara itu, temuan Nasution, Nasution,
salahan dalam manajemen aset Pemda & Absah (2015) menunjukkan hasil bahwa
tersebut menyebabkan perlunya studi em- hanya faktor inventarisasi yang berperan

236
Ratmono, Rochmawati, Determinan Optimalisasi Penggunaan Aset... 237

sebagai determinan optimalisasi aset tetap dap optimalisasi aset tetap dengan menggu-
Pemda. Penelitian yang menunjukkan hasil nakan kerangka teori institusional. Kebaruan
sebaliknya antara lain Hanis, Trigunarsyah, penelitian ini dapat diuraikan sebagai beri-
& Susilawati (2011) yaitu inventarisasi dan kut. Dalam rangka menjelaskan ketidakkon-
penilaian aset tidak mempunyai pengaruh sistenan temuan penelitian terdahulu, maka
terhadap optimalisasi aset. Temuan Ver- penelitian menambahkan beberapa elemen
meer, Patton, & Styles (2011), Rymarzak & dalam manajemen aset yang terkait optimal-
Trojanowski (2015), dan Hasihara (2012) isasi aset tetap agar lebih relevan dengan
menunjukkan faktor penilaian tidak mem- kondisi saat ini terutama dengan merujuk
punyai pengaruh signifikan terhadap tingkat ketentuan terkini yaitu Peraturan Menteri
optimalisasi penggunaan aset tetap Pemda. Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 Tentang
Ketidakonsistenan temuan penelitian Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah.
terdahulu tersebut dapat disebabkan oleh Teori new institutional sociology ber-
dua faktor. Pertama, penelitian terdahulu dasarkan pemikiran DiMaggio & Powell
belum didasarkan pada teori institusional (1983) bahwa organisasi dibentuk oleh kon-
yang merupakan salah satu teori penting teks institusional yang ada di sekitarnya.
untuk menjelaskan kepatuhan terhadap Pemikiran atau gagasan yang berpengaruh
regulasi bagi organisasi pemerintah. Dalam diinstitusionalkan kemudian dilegitima-
hal ini teori institusional dapat menjelas- si secara sah serta diterima sebagai cara
kan tingkat kepatuhan Pemda dalam rangka ope­rasional organisasi tersebut. Proses le-
memperoleh dan menjaga legitimasi dari Pe- gitimasi dilakukan oleh organisasi karena
merintah Pusat dan pemangku kepenting­an tekanan–tekanan lingkungan institusional.
lainnya (Puttick, 2017). Dalam rangka mem- Teori ini menegaskan bahwa organisasi ha-
pertahankan legitimasi institusionalnya, nya sebagai simbol dan ritual. Paradigma
Pemda harus melakukan isomorfisme terh- norma-norma dan legitimasi merupakan
adap re­gulasi pengelolaan keuangan daerah kekhususan dari teori institusional. Mereka
(Doherty, McConnell, Ellis-Chadwick, 2013). bergumen bahwa organisasi terbentuk dise-
Kedua, penelitian terdahulu belum meru- babkan oleh kekuatan dari luar organisasi
juk pada peraturan perundangan terkini melalui proses peniruan atau ketaatan. Or-
yang mengatur pengelolaan aset tetap Pem- ganisasi akan berupaya untuk menyesuaikan
da. Regulasi terkini mengatur secara rinci diri atau isomorfisme (proses menjadi sama
hal-hal yang harus dipatuhi Pemda mulai bentuk) akibat tekanan dari luar. Tiga pros-
dari perencanaan sampai dengan monitong es bagaimana organisasi melakukan iso-
penggunaan aset tetap oleh Pemda (Horma- morfisme meliputi paksaan (coercive isomor-
ti, 2012; Johnson, 2012). Oleh karena itu, phism), peniruan (mimetic isomorphism), dan
regulasi tersebut sangat penting dirujuk normatif (normative isomorphism) (Pilcher,
sebagai kerangka berpikir penelitian dalam 2011; Zhang & Hu, 2017). Coercive isomor-
merumuskan variabel-variabel yang didu- phism terjadi ketika organisasi melakukan
ga menjadi deteminan tingkat optimalisasi adaptasi karena tekanan-tekanan negara,
penggunaan aset tetap Pemda. Penelitian ini organisasi lain, atau publik. Hal ini dapat
penting dengan merujuk pada teori institu- terjadi karena pengaruh faktor regulasi,
sional dan ketentuan terkini dalam pengelo- politis, dan masalah legitimasi (Brookes &
laan barang milik daerah sehingga diharap- Altinay, 2017). Sebagai contoh adalah pe­
kan dapat mengatasi kelemahan penelitian ngaruh ketentuan yang berimplikasi den-
sebelumnya. Dengan merujuk pada teori in- da jika organisasi melanggarnya. Mimetic
stitusional dan regulasi terkini, penelitian ini isomorphism merupakan imitasi sebuah
mengembangkan model dengan determinan organi­sasi yang meniru organisasi lain yang
berupa variabel-variabel yang meliputi pro­ dianggap berhasil dalam satu bidang (Den-
ses manajemen aset yang seharusnya dapat man & James, 2016). Normative isomorphism
meningkatkan optimalisasi penggunaan aset terjadi karena adanya tuntutan profesional.
oleh setiap elemen entitas Pemda. Temuan Normative isomorphism disebabkan oleh
BPK tentang belum optimalnya penggunaan tekanan normatif yang muncul di bidang ter-
aset tetap Pemda dan belum konsistennya tentu (Joo, Larkin, & Walker, 2017). Faktor
temuan penelitian terdahulu merupakan nilai atau cara beroperasi organisasi yang
fokus masalah penelitian. Studi ini bertu- dinilai tepat bagi organisasi dapat berasal
juan menguji pengaruh elemen–elemen atau dari lingkungan akademis dan profesional.
faktor–faktor dalam manajemen aset terha- Pada saat nilai akademis dan profesional
238 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2018, Hlm 236-247

bertambah tekanan normatif itu juga akan Badan, Kantor, dan Kecamatan. Penelitian
bertambah bagi organisasi tersebut (Phelps, ini menggunakan teknik sensus dengan
2011; Vendramini, Lecci, & Filannino, 2014). mengambil semua populasi sebagai sampel.
Berdasarkan teori institusional penelitian Pemerintah Kabupaten Semarang dipilih
ini menduga bahwa Pemda harus menye- sebagai objek penelitian karena sebagaima-
suaikan diri (isomorphism) atas perubah- na temuan BPK, Jawa Tengah merupakan
an peraturan tersebut untuk menghindari salah satu Provinsi yang cukup banyak ter-
sanksi (coercive isomorphism) dan demi men- jadi kelemahan pengendalian internal.
jaga citra serta legitimasi organisasinya. Variabel terikat dalam penelitian ini
Penelitian ini menambahkan variabel adalah optimalisasi aset tetap (OAT). Defini-
determinan yaitu perencanaan kebutuhan, si operasional optimalisasi aset tetap pada
sumber daya manusia, dan sistem informa- perangkat daerah yaitu suatu proses atau
si aset (SIPKD-Aset), di mana faktor-faktor perbuatan menjadikan aset tetap menjadi
tersebut merupakan elemen–elemen pada terbaik dalam peruntukkannya bagi opera-
manajemen aset yang berkaitan dengan ke- sional entitas. Variabel bebas ada 6 yaitu pe-
berhasilan optimalisasi aset tetap. Penelitian rencanaan, inventarisasi, penilaian, penga-
ini berargumen bahwa determinan tingkat wasan, kualitas SDM, dan sistem Informasi
optimalisasi aset tetap meliputi variabel pe- Pengelolaan Keuangan Daerah-Aset (SIPKD).
rencanaan, inventarisasi, penilaian, penga- Definisi operasional perencanaan kebutuhan
wasan, kualitas SDM, dan Sistem Informasi adalah kegiatan merencanakan kebutuhan
Pengelolaan Keuangan Daerah-Aset (SIPKD). aset tetap untuk jangka pendek dan jangka
Berdasar teori institusional Pemda akan panjang. Inventarisasi merupakan kegiatan
melakukan normative isomorphism dan coer- pendataan aset. Penilaian adalah pengukur­
cive-isomorphism terhadap faktor-faktor de- an nilai aset tetap pada posisi tanggal ter-
terminan tersebut dalam rangka meningkat- tentu. Pengawasan merupakan kegiatan
kan optimalisasi penggunaan aset tetapnya. memastikan pengelolaan aset sudah sesuai
Kebaharuan penelitian ini dibandingkan dengan peraturan perundang–undangan, se-
penelitian-penelitian terdahulu di Indone- dangkan pengendalian meru­pakan kegiatan
sia adalah penambahan tiga variabel deter- untuk mengevaluasi agar pekerjaan yang
minan tingkat optimalisasi aset tetap yaitu dilaksanakan berjalan sesu­ ai dengan ren-
perencanaan kebutuhan, kualitas SDM pe- cana yang telah ditetapkan. Kualitas sum-
jabat pengelola aset tetap, dan penggunaan ber daya manusia diartikan sebagai kapasi-
sistem informasi aset. Penelitian ini menam- tas dan kompetensi pegawai yang diperoleh
bahkan ketiga variabel tersebut berdasar- melalui pendidikan formal, jumlah pelatihan
kan teori institusional dan terbitnya regu- yang pernah diikuti, serta pengalaman da-
lasi terkini tentang pengelolaan aset tetap lam bekerja yang digunakan untuk menun-
yang dapat menjadi pendorong terjadinya jang pekerjaannya. Definisi ope­rasional SIP-
isomorfisme. Penelitian ini penting karena KD-Aset sistem informasi yang digunakan
bukti empiris yang disajikan dapat menjadi oleh Pemerintah Daerah dalam rangka pe-
masukan bagi Pemda dan regulator (khu- rencanaan, penatausahaan dan pelaporan
susnya Kementerian Dalam Negeri) ten- barang milik daerah.
tang upaya-upaya yang diperlukan untuk Penelitian ini menggunakan metode
meningkatkan tingkat optimalisasi penggu- survei karena data yang digunakan beru-
naan aset tetap Pemda. Penelitian ini juga pa data primer. Metode pengumpulan data
penting karena diharapkan dapat menjelas- dilakukan dengan menggunakan survei
kan ketidakkonsistenan temuan penelitian kuesioner. Teknik analisis data yang di-
terdahulu dengan menambahkan tiga vari- gunakan adalah model persamaan struk-
abel seperti diuraikan di atas sehingga mo­ tural berbasis varian atau dikenal dengan
del penelitian menjadi lebih komprehensif. SEM-PLS dengan bantuan aplikasi Warp-
PLS 5.0. Alasan pemilihan SEM-PLS se-
METODE bagai teknik analisis data karena model
Populasi penelitian merupakan seluruh yang dibangun dan dikembangkan pada
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Peme­ penelitian ini menggunakan variabel laten.
rintah Kabupaten Semarang. Target popu­ Selain itu, SEM- PLS dapat digunakan un-
lasi adalah 46 OPD di lingkungan Peme­ tuk semua jenis skala pengukuran variabel.
rintah Kabupaten Semarang meliputi Dinas,
Ratmono, Rochmawati, Determinan Optimalisasi Penggunaan Aset... 239

HASIL DAN PEMBAHASAN yang memadai, sebagian besar responden


Data dikumpulkan dengan survei kue- kurang dalam mengikuti pelatihan di bidang
sioner disebarkan dengan cara mengirim- pengelolaan aset tetap. Padahal, pelatihan,
kan langsung kuesioner kepada OPD yang terutama terkait teknis operasional penge-
ada di Pemerintah Kabupaten Semarang lolaan aset tetap sesuai regulasi terkini, sa­
sejumlah 138 buah kuesioner, dengan rin- ngat diperlukan dalam upaya peningkatan
cian setiap OPD diberi 3 kuesioner yang di- optimalisasi penggunaan aset tetap Pemda.
tujukan kepada 1 kuesioner untuk Penggu- Populasi pada penelitian ini adalah
na Barang, 1 kuesioner untuk Penyimpan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten
Barang, dan 1 kuesioner untuk Pengurus Semarang sejumlah 46 dengan target sasar­
Barang. Kuesioner diberikan kepada ketiga an tiga orang responden yaitu Pengguna
jabatan tersebut karena dianggap sebagai Barang, Penyimpan Barang, dan Pengurus
pihak yang dapat memberikan informasi ter- Barang, sehingga data yang diolah dalam pe-
kait pengelolaan barang milik daerah pada nelitian ini merupakan skor rata-rata (mean)
Perangkat Daerah. Ringkasan hasil survei untuk setiap unit analisis yaitu nilai rata–
dalam penelitian ini disajikan di Tabel 1. rata jawaban dari pengguna barang, penyim­
Deskripsi demografi responden disa- pan barang, dan pengurus barang pada ins­
jikan di Tabel 2. Profil responden yang tansi perangkat daerah. Penggunaan tiga
dianalisis meliputi tingkat pendidikan, orang responden tersebut bertujuan agar
masa kerja, lama menduduki jabatan da- jawaban mereka dapat merepresentasikan
lam pengelolaan barang milik daerah praktik pengelolaan aset tetap pada organi­
dan jumlah pelatihan yang pernah dii- sasinya dibandingkan dengan hanya meng-
kuti selama menjabat di bidang tersebut. gunakan satu orang responden. Statistik
Berdasarkan statistik deskriptif pada deskriptif variabel ditampilkan dalam Tabel
Tabel 2, dapat dianalisis profil responden 3.
penelitian ini. Tingkat pendidikan respon- Tingkat optimalisasi aset tetap (OAT) di-
den cenderung bervariasi, tetapi proporsi ukur dengan 5 indikator. Berdasarkan Tabel
terbesar adalah memiliki pendidikan S1. 3 dapat dilihat kisaran jawaban res­ponden
Dilihat dari masa kerja di bidang pengelo- (aktual) sebesar 10,00 hingga 23,35, dengan
laan keuangan daerah, sebagian besar pen- kisaran teoritisnya 5 hingga 25. Mean aktual
didikan memiliki pengalaman kerja yang optimalisasi aset tetap adalah sebesar 19,51
memadai dengan hanya 16,67% responden yang lebih besar dibandingkan dengan mean
yang memiliki masa kerja kurang dari 10 teoritis, yaitu 15. Hal ini mengindikasikan
tahun. Sementara itu, untuk pengalaman bahwa tingkat optimalisasi aset tetap OPD
kerja menduduki jabatan di bidang penge- yang menjadi sampel pada penelitian ini
lolaan barang milik daerah, sebagian besar dipersepsikan relatif tinggi atau cukup me-
responden memiliki pengalaman kerja lebih madai.
dari satu tahun. Namun, responden kurang Variabel perencanaan memiliki nilai
mengikuti pelatihan di bidang aset tetap mean aktual variabel ini sebesar 20,27 le­
ditunjukkan dengan 36,36% tidak pernah bih besar dibandingkan dengan nilai te­
mengikuti dan 59,09% mengikuti pelatihan ngah/mean teoritisnya yaitu 15. Hal terse-
di bawah 10 kali selama menduduki jabatan but mengindikasikan bahwa perencanaan
sebagai pengelola aset tetap di organisasi­ kebutuhan yang menjadi sampel pada pe-
nya. Hanya 4,55% responden yang pernah nelitian ini memiliki nilai yang relatif tinggi.
mengikuti pelatihan pengelolaan aset Pem- Dengan kata lain, perencanaan kebutuh­an
da lebih dari 10 kali selama bertugas dalam barang milik daerah pada perangkat dae­
bidang manajemen aset Pemda. Dari anali- rah di lingkungan Pemerintah Kabupa­
sis ini dapat disimpulkan bahwa meskipun ten Semarang telah dilaksanakan dengan
memiliki pendidikan dan pengalaman kerja baik. Variabel inventarisasi (I) memiliki nilai

Tabel 1. Ringkasan Hasil Survei


Keterangan Jumlah
Jumlah kue si one r yang di ki ri mkan (46 OPD X 3 targe t re sponde n) 138 buah
Jumlah kue si one r yang ke mbali 132 buah
Jumlah kue si one r yang dapat di gunakan 132 buah
Ti ngkat kue si one r ke mbali yang dapat di gunakan (usable response rate) 95,65%
240 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2018, Hlm 236-247

Tabel 2. Demografi Responden


Uraian Kategori Jumlah Persentase
SMA 39 29,55%
Diploma 19 14,39%
Tingkat Pe ndidikan
S1 46 34,85%
S2 28 21,21%

0 s.d 10 Tahun 22 16,67%


11 s.d 20 Tahun 54 40,91%
Masa Ke rja
21   s.d 30 Tahun 30 22,73%
> 30 tahun 26 19,70%

< 1 tahun 17 12,88%


Lama me nduduki jabatan
1 s.d 10 tahun 105 79,55%
dalam pe nge lolaan BMD
> 10 tahun 10 7,58%

Tidak pe rnah 48 36,36%


Jumlah pe latihan BMD yang
1 s.d 10 kali 78 59,09%
pe rnah diikuti
> 10 kali 6 4,55%

mean aktual variabel ini sebesar 20,07 le­ lebih besar dibandingkan dengan mean te-
bih besar dibandingkan dengan mean teori­ oritisnya, yaitu 12. Hal tersebut mengindi-
tisnya yaitu 15. Hasil ini mengindikasikan kasikan bahwa sumber daya manusia yang
inventarisasi mempunyai nilai yang rela­ menjadi sampel pada penelitian ini memiliki
tif tinggi sehingga dapat disimpulkan bah- nilai yang cu­ kup tinggi. Dengan kata lain,
wa inventarisasi barang milik daerah pada SDM pegawai yang menangani pengelolaan
OPD di lingkung­ an Pemerintah Kabupaten aset tetap telah berkemampuan baik. Vari-
Semarang te­lah dilaksanakan dengan baik. abel SIPKD memiliki nilai mean aktual lebih
Variabel penilaian (P) memiliki nilai mean tinggi dari mean teoritisnya, di mana mean
aktual variabel ini sebesar 21,37 lebih be- aktual sebesar 17,64 dan mean teoritis­
sar dibandingkan dengan mean teoritisnya. nya sebesar 15. Hal ini menunjukkan bah-
Penilaian aset telah dilakukan dengan baik. wa SIPKD sudah diterapkan cukup baik.
Variabel peng­awasan dan pengendalian (PP) Evaluasi kriteria reliabilitas ditunjuk-
dalam penelitian ini memiliki nilai mean ak- kan dalam Tabel 4. Pada Tabel 4 tampak bah-
tual variabel ini sebesar 21,62 lebih tinggi wa semua variabel memiliki cronbach’s alpha
dibandingkan dengan nilai mean teoritis­ dan composite reliability di atas 0,70 sehing-
nya yaitu 18. Hal tersebut mengindikasikan ga bisa disimpulkan bahwa pengukuran me-
bahwa pengawasan dan pengendalian ba- menuhi syarat reliabilitas. Hal ini menunjuk-
rang milik dae­rah memiliki nilai yang relatif kan kriteria konsistensi indikator-indikator
tinggi. Variabel kualitas sumber daya ma- pengukuran variabel laten telah terpenuhi.
nusia (SDM) dalam penelitian ini memiliki Uji validitas konvergen dilakukan de­
nilai mean aktual variabel ini sebesar 14,93 ngan melihat parameter loading factor dan

Tabel 3. Statistik Deskriptif


Nilai Teoritis Nilai Aktual
Variabel
M in M aks Rata-Rata M in M aks Rata-Rata Std dev
Optimalisasi ase t te tap 5 25 15 10 23,35 19,51 2,6
Pe re ncanaan 5 25 15 11 24,01 20,27 2,2
Inve ntarisasi 5 25 15 12,3 25 20,07 2,66
Pe nilaian 5 25 15 15,7 25 21,37 2,03
Pe ngawasan 6 30 18 15 28,66 21,62 3,23
Kualitas SDM 4 20 12 10 19,33 14,93 2,13
SIPKD-ase t 5 25 15 5 22,67 17,64 3,55
Ratmono, Rochmawati, Determinan Optimalisasi Penggunaan Aset... 241

Tabel 4. Hasil Uji Construct Reliability


Variabel Cronbach Alpha Composite Reliability
Optimalisasi Ase t Te tap 0,861 0,903
Pe re ncanaan Ke butuhan 0,889 0,919
Ive ntarisasi 0,86 0,9
Pe nilaian 0,876 0,912
Pe ngawasan 0,847 0,888
Sumbe r Daya Manusia 0,752 0,844
SIPKD-Ase t 0,958 0,967

Average Variance Extracted (AVE). Berdasar- tas dalam tahap outer model telah terpenuhi
kan pertimbangan bahwa indikator–indi­ sehingga analisis dapat dilanjutkan pada
kator konstruk penelitian ini merupakan tahap innner model. Hasil pengujian pada in-
tahap awal pengembangan instrumen, maka ner model merupakan dasar untuk menyim­
digunakan kriteria loading factor 0,5 - 0,6 pulkan variabel-variabel apa yang secara
untuk mengukur validitas konvergen (Latan empiris terbukti menjadi determinan tingkat
& Ghozali, 2016). Sementara itu, untuk kon- optimalisasi penggunaan aset tetap Pemda.
struk SIPKD-Aset (SA) menggunakan kriteria Pengujian dilakukan dengan meli-
loading factor > 0,7 karena bersifat confirma- hat hasil evaluasi model struktural (inner
tory. Nilai loading factor dari ma­sing-masing model). Hasil evaluasi terhadap pengu­
variabel laten pada Tabel 5. jian model struktural dengan software
Dari Tabel 5 seluruh indikator kon- WarpPLS 5.0 disajikan pada Gambar 1.
struk dalam penelitian telah sesuai dengan Hasil pengujian SEM-PLS diringkas pada
kriteria validitas konvergen yaitu minimum Tabel 8. Evaluasi terhadap hasil pengujian
0,5. Pengujian validitas konvergen secara meliputi p-values dan path coefficients apakah
keseluruhan juga dengan melihat nilai Ave­ sesuai dengan yang diduga menurut teori.
rage Variance Extracted (AVE). Konstruk Dari Tabel 8 terlihat bahwa terdapat dua
dikatakan memenuhi kriteria validitas kon- variabel yaitu Perencanan dan Inventarisasi
vergen jika nilai AVE berada di atas 0,5. yang menghasilkan p-values < 0,05 dan path
Berdasarkan hasil Tabel 6 dapat disimpul- coefficient bernilai positif. Hal ini menunjuk-
kan bahwa semua variabel telah memenuhi kan bahwa argumen yang dibangun untuk
syarat validitas konvergen. kedua variabel tersebut didukung oleh bukti
Pengujian validitas diskriminan dilaku- empiris. Sementara itu, 4 hubungan varia-
kan dengan melihat output discriminant va- bel lainnya pada penelitian ini menghasilkan
lidity. Latan & Ghozali (2016) menyatakan p-values di atas > 0,05, yang menandakan
bahwa jika nilai akar kuadrat AVE lebih ting- bahwa argumen yang dibangun berdasarkan
gi dari nilai korelasi antarkonstruk, maka hubungan variabel tersebut tidak didukung.
dinyatakan memenuhi kriteria uji validitas Pengujian stastistik menunjukkan hasil
diskriminan. Dari Tabel 7 dapat terlihat bah- bahwa perencanaan kebutuhan mempunyai
wa model telah memenuhi validitas diskri­ pengaruh positif dan signifikan terha­dap op-
minan. Secara keseluruhan hasil pengujian timalisasi aset tetap. Hasil ini juga diperkuat
menunjukkan kriteria validitas dan reliabili- dengan statistik deskriptif variabel yaitu

Tabel 5. Hasil Validitas Konvergen: Kisaran Loading Factor


Variabel Kisaran Loading Factor
Optimalisasi Ase t Te tap 0,534 - 0,897
Pe re ncanaan Ke butuhan 0,811 - 0,878
Inve ntarisasi 0,741 – 0,870
Pe nilaian 0,636 – 0,904
Pe ngawasan dan Pe nge ndalian 0,612 – 0,889
Sumbe r Daya Manusia 0,617 – 0,834
SIPKD-Ase t 0,892 – 0,960
242 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2018, Hlm 236-247

Tabel 6. Hasil Validitas Konvergen: Average Variance Extracted (AVE)


Variabel Nilai AVE
Pe re ncanaan Ke butuhan (PK) 0,693
Inve ntari sasi (I) 0,643
Pe ni lai an (P) 0,677
Pe ngawasan dan Pe nge ndali an (PP) 0,574
Sumbe r Daya Manusi a (SDM) 0,578
SIPKD-Ase t (SA) 0,856
Opti mali sasi Ase t Te tap (OAT) 0,657

mean aktual variabel perencanaan kebutuh­ yang menemukan bahwa analisis kebutuh­
an menunjukkan nilai sebesar 20,27 jauh an (perencanaan kebutuhan) merupakan
lebih tinggi daripada mean teoritisnya yaitu faktor penting dalam manajemen aset yang
sebesar 15. Nilai indeks jawaban responden salah satu tujuannya agar aset optimal.
pada semua indikator variabel perencanaan Hasil pengujian menunjukkan bahwa
kebutuhan menunjukkan nilai yang ting- inventarisasi berpengaruh positif terhadap
gi. Hal ini dapat diartikan bahwa perenca- optimalisasi aset tetap. Inventarisasi dilak-
naan kebutuhan pada perangkat daerah sanakan dengan proses dan sistem database
sudah sesuai dengan rencana kerja instan- aset tetap secara memadai. Perangkat daerah
si. Temuan ini sejalan dengan teori new in- telah melaksanakan inventarisasi barang mi-
stitutional sociology, bahwa organisasi dapat lik daerah dengan tertib. Hal ini sebagaima-
melakukan coercive isomorphism karena na ditunjukkan oleh nilai indeks untuk
tekanan dari luar organisasi, dapat berasal semua indikator pada variabel inventarisasi
dari organisasi lain, negara, ataupun dari nilai­
nya tinggi. Temuan tersebut didukung
masyarakat. Dalam hal ini instansi perang- nilai mean variabel inventarisasi secara ak-
kat daerah melakukan coercive isomorphism, tual lebih besar dibandingkan mean teoritis­
di mana perangkat daerah melaksanakan nya yaitu (20,07 > 15). Entitas telah melak-
perencanaan kebutuhan barang milik dae­ sanakan inventarisasi barang milik daerah
rah karena tekanan dari pemerintah pusat dengan tertib. Temuan ini sejalan dengan te-
melalui diterbitkannya regulasi tentang aset ori new institutional sociology bahwa organi­
Pemda. Langkah instansi perangkat daerah sasi melakukan coercive isomorphism karena
melakukan coercive isomorphism, menghin­ keharusan atau tekanan dari pemerintah
darkan perangkat daerah dari sanksi dan pusat dengan kewajiban menerapkan inven-
juga citra instansi terjaga karena instansi tarisasi di mana instansi perangkat daerah
mematuhi peraturan pemerintah pusat. Di berkewajiban melaksanakan inventarisasi.
samping itu, pemenuhan terhadap pera- Inventarisasi yang baik dapat menyajikan
turan tersebut, khususnya dalam peren- informasi barang milik daerah (aset tetap)
canaan kebutuhan barang milik daerah, yang lengkap dan up-to-date. Dari hasil pe-
diketahui dari hasil penelitian bahwa pe- nelitian diketahui bahwa dengan penerapan
rencanaan kebutuhan yang tepat mampu inventarisasi yang dilaksanakan sesuai re­
meningkatkan optimalisasi aset tetap pada gulasi terbukti mampu meningkatkan opti-
instansi perangkat daerah. Temuan ini se- malisasi aset tetap pada instansi perangkat
laras dengan penelitian yang dilaksanakan daerah. Temuan ini konsisten dengan peneli-
oleh Priyono (2013) dan Snow & Reck (2016), tian Byrne (2016), Vermeer, Patton, & Styles

Tabel 7. Hasil Validitas Diskriminan: Akar Kuadrat Average Variance Extracted (AVE)
Variabel OAT PK I P PP SDM SA
OAT -0,81 0,801 0,401 0,271 0,298 0,548 0,204
PK 0,801 -0,833 0,298 0,318 0,252 0,542 0,223
I 0,401 0,298 -0,802 0,637 0,648 0,437 0,331
P 0,271 0,318 0,637 -0,823 0,326 0,295 0,361
PP 0,298 0,252 0,648 0,326 -0,758 0,553 0,636
SDM 0,548 0,542 0,437 0,295 0,553 -0,76 0,453
SA 0,204 0,223 0,331 0,361 0,636 0,453 -0,925
Ratmono, Rochmawati, Determinan Optimalisasi Penggunaan Aset... 243

PK
(R) 5i
I
(R) 5i
𝛽 = 0.29 𝛽 = 0.62
𝑃 < .01
P 𝑃 < 0.02
(R) 5i
𝛽 = 0.14
𝑃 < 0.15 OAT
(R) 5i
PP 𝛽 = 0.02
𝑃 < 0.45
(R) 6i 𝛽 = 0.17
𝑃 < 0.12 𝛽 = 0.14
𝑃 < 0.17

SDM
(R) 4i

SA
(R) 5i

Gambar 1. Hasil Uji Model Struktural

(2011), Abdullah, Razak, & Pakir (2011), batas dalam rangka penyusunan neraca
Hasihara (2012), dan Nasution, Nasution, saja sehingga belum sejalan dengan amanat
& Absah (2015). Namun, temuan ini berbe- ketentuan barang milik daerah (Zamzami &
da dengan penelitian Hanis, Trigunarsyah, Faiz, 2015). Temuan penelitian ini berbeda
& Susilawati (2011) yang menunjukkan dengan Abdullah, Razak, & Pakir (2011) dan
bahwa variabel inventarisasi tidak berpe­ Nasution, Nasution, & Absah (2015).
ngaruh terhadap optimalisasi aset tetap. Hasil pengujian menunjukkan bah-
Dari hasil pengujian disimpulkan bah- wa pengawasan tidak berpengaruh terha-
wa variabel Penilaian tidak berpengaruh dap optimalisasi aset tetap. Hasil statistik
terhadap optimalisasi aset tetap. Coercive deskriptif menunjukkan bahwa mean ak-
isomorphism yang dilakukan oleh instansi tual pengawasan dan pengendalian (PP) le­
perangkat daerah dalam hal kewajiban da- bih ­besar dari mean teoritisnya yaitu 21,62
lam menyajikan nilai aset tetap (barang mi- > 18. Lebih lanjut dilihat dari nilai indeks
lik daerah) secara tepat dan benar dalam jawaban respoden untuk keempat indika-
neraca perangkat daerah sesuai Standar tor pengawasan internal berada pada nilai
Akuntansi Pemerintahan (SAP) tidak terbuk- tinggi. Namun, berbeda dengan nilai indeks
ti mampu meningkatkan optimalisasi aset untuk indikator pengawasan eksternal yang
tetap (barang milik daerah) pada instansi memiliki nilai indeks pada kategori sedang.
perangkat daerah. Tidak adanya pengaruh Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
penilaian terhadap optimalnya aset tetap peng­awasan dan pengendalian eksternalnya
dapat disebabkan oleh penilaian aset tetap tidak sebaik pengawasan dan pengendalian
dalam lingkup perangkat daerah hanya se- internalnya. Jika dilihat lebih lanjut pada

Tabel 8. Ringkasan Hasil Pengujian


Path P-
Pengaruh Kesimpulan
Coefficients Values
Pe re ncanaan  Opti mali sasi Ase t Te tap 0,62 <0,001 Di te ri ma
Inve ntari sasi  Opti mali sasi Ase t Te tap 0,29 0,016 Di te ri ma
Pe ni lai an  Opti mali sasi Ase t Te tap 0,143 0,155 Di tolak
Pe ngawasan  Opti mali sasi Ase t Te tap 0,017 0,453 Di tolak
Kuali tas SDM  Opti mali sasi Ase t Te tap 0,166 0,117 Di tolak
SIPKD-Ase t  Opti mali sasi Ase t Te tap 0,135 0,169 Di tolak
244 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2018, Hlm 236-247

statistik deskriptif bahwa pengawasan dan normative ishomorphism yang dilakukan


pengendalian eksternal untuk instansi kecil instansi perangkat daerah belum berhasil
(kecamatan) masih lemah jika dibandingkan (Rasolonjatovo, Lande, & Harison, 2015).
dengan instansi besar. Hal ini diketahui dari Hasil pengujian statistik pada Tabel 8
nilai mean aktual indikator pada instansi ke- menunjukkan bahwa variabel penggunaan
cil di bawah mean teoritisnya. Hal ini dapat SIPKD tidak berpengaruh terhadap optimal-
diartikan bahwa instansi kecil (kecamatan) isasi aset tetap. Evaluasi terhadap statistik
masih jarang mendapatkan pengawasan deskriptif indikator SIPKD nomor 1 dan 5
eks­ternal baik dari pengelola barang mau- menunjukkan indeks nilai jawaban respon-
pun pemeriksa eksternal seperti BPK sehing- den pada kategori sedang. Indikator nomor
ga dapat dimungkinkan hal ini yang menye- 1 menggambarkan lengkap tidaknya infor-
babkan tidak berpengaruhnya determinan masi yang dihasilkan dari aplikasi SIPKD,
tersebut. Hasil ini tidak konsisten dengan sedangkan indikator nomor 5 menggam-
Hanis, Trigunarsyah, & Susilawati (2011), barkan cepat tidaknya informasi diperoleh
Vermeer, Patton, & Styles (2011), Rymarzak dari SIPKD. Dari nilai indeks indikator SA1
& Trojanowski (2015), Abdullah, Razak, & dan SA5 tersebut diambil kesimpulan bah-
Pakir (2011), dan Hasihara (2012) yang me­ wa SIPKDbelum dapat menghasilkan infor-
nemukan bahwa variabel pengawasan ber- masi terkait aset tetap secara lengkap dan
pengaruh positif terhadap optimalisasi aset belum dapat menghasilkan informasi yang
tetap. dibutuhkan dalam optimalisasi aset tetap
Bukti empiris penelitian ini adalah vari- dengan cepat, sehingga hal tersebut menye-
abel kualitas SDM tidak berdampak positif babkan penggunaan SIPKD belum mam-
terhadap optimalisasi aset tetap. Meskipun pu menunjang optimalisasi aset tetap pada
kualitas SDM dipersepsikan cukup baik se- perangkat daerah. Penerapan aplikasi SIP-
bagaimana tercermin dari jawaban respon- KD belum mampu menghasilkan informasi
den, analisis terhadap statistik deskriptif aset tetap dengan lengkap serta cepat, di
menunjukkan kompetensi SDM yang spe- mana informasi aset tetap yang lengkap dan
sifik sesuai bidang pengelolaan aset belum cepat sangat diperlukan dalam optimalisasi
cukup memadai. Hal ini tercermin pada aset tetap. Oleh karena itu, tekanan peme­
indikator kedua yang menunjukkan nilai rintah melalui PP Nomor 56 Tahun 2005
indeks pada kategori sedang, yang artinya yang mewajibkan penggunaan aplikasi SIP-
kualifikasi pendidikan sumber daya manu- KD, belum mampu meningkatkan optimal-
sia yang menangani manajemen aset belum isasi aset tetap pada instansi perangkat
sepenuhnya sesuai dengan bidang tugas­nya. daerah. Hal tersebut dikarenakan penera-
Kualifikasi pendidikan yang tidak sesuai pan SIPKD masih sebatas pemenuhan terh-
dengan bidang tugas menyebabkan pega- adap peraturan saja, di mana SIPKD sudah
wai kurang cakap dalam optimalisasi aset diterapkan dan belum diarahkan dengan
tetap (barang milik daerah). Selain itu, jika mindset untuk menunjang optimalisasi aset
dilihat lebih jauh dari Tabel 3 pada statis- tetap. Temuan ini berbeda dengan Kolinug,
tik deskriptif variabel kualitas SDM diketa- Ilat, & Pinatik (2015) dan Lourenco (2015)
hui bahwa sebagian besar pengguna ba- bahwa teknologi informasi diperlukan da-
rang (kepala/pimpinan perangkat dae­ rah) lam pengelolaan aset yang baik untuk men-
sebesar 55,81% belum pernah mengikuti capai optimalitas aset pemerintah daerah.
pelatihan/workshop/seminar/sosialisasi Hasil penelitian ini juga berimplikasi
tentang pengelolaan aset tetap sehingga di- pentingnya literatur akuntansi sektor pub-
indikasikan bahwa pemahanan dari kepala/ lik menekankan aspek perencanaan dan in-
pimpinan perangkat daerah perihal pengelo- ventarisasi sebagai faktor yang mempunyai
laan aset tetap (barang milik daerah) masih dampak positif terhadap tingkat optimalisasi
kurang. Pimpinan sebagai pemegang kekua- penggunaan aset tetap pemerintah. Hasil pe-
saan atas pengelolaan barang milik dae­rah nelitian ini juga menunjukkan relevansi te-
semestinya memahami manajemen aset se- ori instititusional khususnya aspek coercive
hingga pimpinan dapat melaksanakan tugas isomorphism berupa regulasi sebagai faktor
dan wewenangnya sebagai pengguna ba- yang mempengaruhi praktik pengelolaan
rang dengan baik agar aset tetap yang da- aset tetap Pemerintah Daerah. Bukti empiris
lam penguasaannya dapat optimal (Amirya, penelitian ini juga menunjukkan re­ levansi
Djamhuri, & Ludigdo, 2012; Simamora & teori institusional tentang normative iso-
Halim, 2012). Hal ini dapat menyebabkan morphism organisasi dalam hal ini penting­
Ratmono, Rochmawati, Determinan Optimalisasi Penggunaan Aset... 245

nya aspek perencanaan strategis sebelum yang ditemukan berpengaruh positif terha-
dilaksanakannya kegiatan pengadaan aset dap optimalisasi aset tetap. Dengan inven-
Pemda. Pentingnya aspek perencanaan juga tarisasi yang baik dapat diperoleh informasi
menunjukkan relevansi topik strategic plan- aset tetap yang lengkap dan up-to-date yang
ing and budgeting dalam ilmu akuntansi ma- sangat dibutuhkan upaya optimalisasi aset
najemen dalam rangka peningkatan optima­ tetap. Dengan inventarisasi yang dilakukan
lisasi aset tetap Pemda (Chen & Imam, 2014). secara baik tersebut, Pemda akan memiliki
Dalam rangka meningkatkan optimalisasi database yang memadai sehingga dapat di-
penggunaan aset tetap harus terdapat keter- gunakan sebagai dasar dalam perencanaan
kaitan logis antara rencana strategis dengan strategis dan penganggaran kegiatan ope­
anggaran khususnya belanja modal berupa rasional pada tahun anggaran berikutnya.
aset tetap Pemda. Pentingnya inventarisasi
aset yang dimiliki Pemda juga berimplika- DAFTAR RUJUKAN
si pada aspek keperilakuan dalam bidang Abdullah, S., Razak, A. A., & Pakir, A. H. K.
sektor publik bahwa dengan database aset (2011). The Characteristics of Real Es-
yang memadai akan dapat mendorong peri­ tate Assets Management Practice in
laku yang lebih bertanggung jawab bagi the Malaysian Federal Government.
pejabat pengelola aset tetap terkait kiner- Journal of Corporate Real Estate,
ja aset-aset yang ada dalam responsibili- 13(1), 16-35. https://doi.org/10.1108/
ty center di organisasinya (Sareen, 2017). 14630011111120323
Amirya, M., Djamhuri, A., & Ludigdo, U.
SIMPULAN (2014). Pengembangan Sistem Ang-
Hasil penelitian ini menunjukkan bah- garan dan Akuntansi Badan Layanan
wa terdapat dua faktor penentu tingkat op- Umum Universitas Brawijaya: Per­
timalisasi aset tetap yaitu perencanaan ke- spektif Institusionalis. Jurnal Akuntansi
butuhan dan inventarisasi. Kedua faktor Multiparadigma, 3(3), 343-356. http://
tersebut dapat menjadi solusi permasalahan doi.org/10.18202/jamal.2012.12.7166
yang diangkat dalam penelitian ini yaitu be- Atmo, G. U., Duffield, C., Zhang, L., & Wil-
lum optimalnya penggunaan aset tetap Pem- son, D. I. (2017). Comparative Perfor-
da. Perencanaan yang tepat terbukti mampu mance of PPPs and Traditional Pro-
meningkatkan optimalisasi aset tetap. Kemu- curement Projects in Indonesia. In-
dian sebagian besar perangkat daerah telah ternational Journal of Public Sector
melaksanakan inventarisasi dengan baik se- Management, 30(2), 118-136. https://
hingga mampu meningkatkan optimali­ sasi doi.org/10.1108/IJPSM-02-2016-0047
aset tetap. Hasil penelitian juga menyim­ Brinkerhoff, D. W., & Wetterberg, A. (2013).
pulkan bahwa perencanaan kebutuh­ an Performance-based Public Manage-
barang milik daerah sebagian besar telah ment Reforms: Experience and Emerg-
dilaksanakan sesuai rencana kerja (Renja). ing Lessons from Service Delivery
Penelitian ini memiliki implikasi teori- Improvement in Indonesia. Interna-
tis dan implikasi praktis. Implikasi hasil te- tional Review of Administrative Sci-
oritis yaitu referensi tambahan dan bahan ences, 79(3), 433–457. https://doi.
kajian lebih lanjut dalam upaya pengem- org/10.1177/0020852313491059
bangan ilmu pengetahuan, secara khusus Brookes, M., & Altinay, L. (2017). Know-
mengekplorasi faktor-faktor yang mempe­ ledge Transfer and Isomorphism in
ngaruhi optimalisasi aset tetap pada peme­ Franchise Networks. International Jour-
rintah daerah. Implikasi praktis adalah hasil nal of Hospitality Management, 62, 33-
penelitian ini dapat menjadikan tambahan 42.https://doi.org/10.1016/j.
informasi bagi perangkat daerah pada pe- ijhm.2016.11.012
merintah daerah mengenai faktor-faktor Byrne, M. (2016). ‘Asset Price Urbanism’
yang mempengaruhi optimalisasi aset tetap and Financialization after the Crisis: Ire-
menuju praktik yang lebih baik. Adanya land’s National Asset Management Agen-
pengaruh perencanaan kebutuhan terha- cy. International Journal of Urban and
dap optimalisasi aset tetap menunjukkan Regional Research, 40(1), 31-45. https:
bahwa perencanaan kebutuhan yang dite­ //doi.org/10.1111/1468-2427.12331
rapkan pada perangkat daerah mampu men- Chen, J., & Imam, P. (2014). Consequen-
jadikan aset tetap pada perangkat daerah ces of Asset Shortages in Emerging
optimal. Begitu juga dengan inventarisasi Markets. Macroeconomics and Finance
246 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2018, Hlm 236-247

in Emerging Market Economies, 7(1), Keuangan dan Aset Daerah Kota To-
4-35. https://doi.org/10.1080/175208 mohon. Jurnal Emba, 3(1), 818-830.
43.2013.809007 Kurniati, E., Asmony, T., & Santoso, B.
Denman, B. D., & James, J. (2016). Cul- (2017). Kemelut Penatausahaan Aset
tural Ecology and Isomorphism Applied Tetap (Dulu hingga Kini). Jurnal Akun-
to Educational Planning in China’s In- tansi Multiparadigma, 8(3), 540-558.
ner Mongolia: A New Rubric. Interna- http://doi.org/10.18202/jamal.
tional Journal of Comparative Education 2017.12.7072
and Development, 18(1), 40-52. https:// Latan, H., & Ghozali, I. (2016). Partia Least
doi.org/10.1108/IJCED-10-2015-0003 Squares Konsep, Metode dan Aplika-
DiMaggio, P. J., & Powell, W.W. (1983). si WarpPLS 5.0. Semarang: BPUNDIP.
Institutional Isomorphism and Collec- Lourenco, R. P. (2015). An Analysis of Open
tive Rationality in Organitation Fields. Government Portals: A Perspective of
American Sociological Review, 48(2), Transparency for Accountability. Go-
147–160.https://doi.org/10.2307/20- vernment Information Quarterly, 32(3),
95101 323-332. https://doi.org/10.1016/j.gi-
Doherty, N.. F., McConnell, D. J., & Ellis q.2015.05.006
Chadwick, F. (2013). Institutional Res- Nasution, E., Nasution, H, & Absah, Y. (2015).
ponses to Electronic Procurement in Pengaruh Manajemen Aset Terhadap
the Public Sector. International Jour- Optimalisasi Aset Rumah Sakit Jiwa
nal of Public Sector Management, Daerah Provinsi Sumatera Utara. Jur-
26(6), 495-515. https://doi.org/10.11- nal Ekonom, 18(1),15-35
08/IJPSM-04-2012-0048 Phelps, A. (2011). Municipal Property Asset
Hanis, M. H., Trigunarsyah, B., & Susila­ - Management – A Comparative Study
wati, C. (2011). The Application of Pub- of UK and Russia. International Jour-
lic Asset Management in Indonesian Lo- nal of Strategic Property Manage-
cal Government: A Case Study in South ment, 15(4), 416-437. https://doi.or
Sulawesi Province. Journal of Corpo- g/10.3846/1648715X.2011.642537
rate Real Estate, 13(1), 36-47. https:// Pilcher, R. (2011). Implementing IFRS in
doi.org/10.1108/14630011111120332 Local Government: Institutional Iso-
Hasiara, L. O. (2012). Sikap dan Perilaku morphism as NPM Goes Mad? Local
Pejabat, Unit SKPD dalam Pengelolaan Government Studies, 37(4), 367-389.
APBD dan Aset Daerah. Jurnal Akuntan­si https://doi.org/10.1080/03003930.
Multiparadigma, 3(1), 101-110. http:// 2011.588702
doi.org/10.18202/jamal.2012.04.7147 Prabowo, T. J. W., Leung, P., & Guthrie, J.
Hormati, A. (2012). Pengujian Model Uni- (2017). Reforms in Public Sector Ac-
fied Theory of Acceptance and Use counting and Budgeting in Indonesia
of Technology dalam Pemanfaatan (2003-2015): Confusions in Implemen-
Sistem Informasi Keuangan Daerah. tation. Journal of Public Budgeting, Ac-
Jurnal Akuntansi Multiparadigma, counting & Financial Management, 29(1),
3(1), 1-24. http://doi.org/10.18202/ 104-137. https://doi.org/10.1108/JPB
jamal.2012.04.7140 AFM-29-01-2017-B005
Johnson, M. (2012). A study of Emarket Priyono, K. (2013). Keandalan Informasi
Adoption Barriers in the Local Laporan Keuangan Daerah Berbasis
Government Sector. Journal of Enter- Akrual: Kajian Pengelolaan Aset Tetap
prise Information Management, 25(6), Daerah Kabupaten Sampang. El Muhasa-
509-536, https://doi.org/10.1108/17- ba: Jurnal Akuntansi, 4(1), 1-21. http://
410391211272810 doi.org/10.18860/em.v4i1.2331
Joo, S., Larkin, B., & Walker, N. (2017). Puttick, S. (2017). ‘You’ll See That Everywhere’:
Institutional Isomorphism and Social Institutional Isomorphism in Second-
Responsibility in Professional Sports. ary School Subject Departments.
Sport, Business and Management: An In- School Leadership & Management, 37(1-
ternational Journal, 7(1), 38-57. https:// 2), 61-79. https://doi.org/10.1080/
doi.org/10.1108/SBM-03-2016-0010 13632434.2017.1293633
Kolinug, M. S., Ilat, V. H., & Pinatik, S. Randa, F., & Daromes, F. (2014). Trans-
(2015). Analisis Pengelolaan Aset Tetap formasi Nilai Budaya Lokal dalam
pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Membangun Akuntabilitas Organisasi
Ratmono, Rochmawati, Determinan Optimalisasi Penggunaan Aset... 247

Sektor Publik. Jurnal Akuntansi Multi- nomy. Journal of Information Systems,


paradigma, 5(3), 477-484. http://doi. 30(2), 49-81. https://doi.org/10.2308/
org/10.18202/jamal.2014.12.5035 isys-51373
Rasolonjatovo, H., Lande, E., & Harison, V. Vendramini, E., Lecci, F., & Filannino,
(2015). Active Asset Management: Fe- C. (2014). When the Rubber Meets
asibility in Malagasy Municipalities. the Road: Isomorphism, Rhetoric, and
Public Money & Management, 35(6), (Mis)management of Interinstitution-
417-422. https://doi.org/10.1080/09- al Performance. International Jour-
540962.2015.1083686 nal of Public Administration, 37(13),
Rymarzak, M., & Trojanowski, D. (2015). 980-986. https://doi.org/10.1080/01-
Asset Management Determinants of 900692.2014.944992
Polish Universities. Journal of Corporate Vermeer, T. E., Patton, T. K., & Styles,
Real Estate, 17(3), 178-197. https:// A. K. (2011). Reporting of General
doi.org/10.1108/JCRE-02-2015-0006 Infrastructure Assets under GASB Sta
Sareeen, S. (2017). Who Governs Local Ac- tement No. 34. Accounting Horizons,
cess in Jharkhand? Mechanisms of 25(2), 381-407. https://doi.org/10.23-
Access to Government Services. Fo- 08/acch-10029
rum for Development Studies, 44(2), Zamzami, F., & Faiz, I. (2015). Evalua
249-275. https://doi.org/10.1080/08- si Implementasi Sistem Pengendalian
039410.2016.1233135 Internal: Studi Kasus pada Sebuah Per-
Simamora, R., & Halim, A. (2012). Fak- guruan Tinggi Negeri. Jurnal Akuntan-
tor-Faktor yang Mempengaruhi Penge- si Multiparadigma, 6(1), 20-27. http://
lolaan Aset Pasca Pemekaran Wilayah doi.org/10.18202/jamal.2015.04.6003
dan Pengaruhnya terhadap Kuali- Zhang, H., & Hu, B. (2017). The Effects of
tas Laporan Keuangan Pemerintah di Organizational Isomorphism on Innova-
Kab. Tapanuli Selatan. Jurnal Ekonomi tion Performance through Knowledge
dan Bisnis, 10(1), 47-61. http:// Search in Industrial Cluster. Chinese
dx.doi.org/10.31941/jebi.v10i1.163 Management Studies, 11(2), 209-229.
Snow, N. M., & Reck, J. L. (2016). Deve- https://doi.org/10.1108/CMS-04
loping a Government Reporting Taxo- -2016-0076

Anda mungkin juga menyukai