Anda di halaman 1dari 20

INTERAKSI ANTARA BUDGETARY PARTICIPATION DAN

KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN


TERHADAP KINERJA MANAJERIAL: SURVEI PADA
ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH

MIRNA INDRIANI
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
indriani_mirna@yahoo.com
NADIRSYAH
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
nadirsyah1964@gmail.com

Abstract
The purposeof this studyis to examine the effect of the interaction budgetary
participaton (BP) and the characteristics o fmanagement accounting system
(MAS) consisting; broadscope (BSAM), time lines (TSAM), angregation
(ASAM) and integration (ISAM) on managerial performance (MP). The
study used a survey question naire was sent tothe leaders of Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) in Aceh. A moderate dregression model is used
to examined the interaction effect among BP, the characteristics of each
MAS and MP. The results showed that BSAM negatively to MP and the
interaction between BP and ISAM positively to MP. This study was notable
to provethat there was an interaction between BP and TSAM; Bpand ASAM
on MP. This study give simplications on the development of management
accounting theory that the control system developed at private
organizationcan not be generalized entirely ongovernment organizations.

Keywords: Budgetary participation, management accounting system,


managerial performance.
PENDAHULUAN

Pengaruh interaksi antarabudgetary participation (BP) dan sistem akuntansi


manajemen (SAM) terhadap kinerja manajerial (KM) belum begitu jelas dalam
literatur akuntansi manajemen. Ketidakjelasan tersebut disebabkan hasil penelitian
yang berbeda di setiap negara sehingga menunjukkan ada perbedaan budayayang
mempengaruhi keberagaman temuan(Cheng, 2012).Hasil penelitian yang dilakukan
Tsui (2001) menyimpulkanpengaruh interaksi antara BP dan SAM terhadap KM
negatif bagi manajer China dan positip bagi manajer barat. Sedangkan Etemadi et al
(2009) menyimpulkan tidak ada pengaruh interaksi antara BP dan SAM terhadap
kinerja manajer di Iran. Variasi hasil juga diperoleh dari hasil penelitian yang
dilakukan Cheng (2012) di Taiwan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat
interaksi yang bersifat non-monotonic antara BP dan KM tergantung pada
penggunaan SAM. Sifat non-monotonik tersebut diperlihatan dari hubungan yang
posistip antara BP dan KM ketika SAM tinggi dan hubungan negatif jika SAM
rendah.
Di Turki, Eker (2009) berhasil membuktikan bahwa SAM dapat memoderating
hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan kinerja. Hasil
analisis diskriminan yang dilakukan oleh Eker (2009) menunjukkan bahwa bawahan
yang memiliki kinerja yang tinggi lebih banyak menggunakan informasi SAM
dibandingkan dengan karyawan yang memiliki kinerja yang lebih rendah.
Pada umumnya, peneliti akuntansi menggunakan pengukuran kualitas SAM
melalui karakteristik yang melekat pada SAM (Gul, 1991; Abernethy and Guthrie,
1994; Gul and Chia, 1994; Mia and Chenhall, 1994; Chong, 1996; Chong and Chong,
1997; Moores and Yuen, 2001; Soobaroyen and Poorundersing, 2008; Eker, 2009;
Cheng, 2012), Karakteristik tersebut sering disebut sebagai dimensi yang
pertamasekali dikembangkan oleh Chenhall dan Morris (1986). Dimensi tersebut
terdiri atas scope, timelines, agregation dan integration.Ada beberapa cara para
peneliti menguji hubungan SAM dengan kinerja. Pertama, melihat pengaruh semua
dimensi SAM secara keseluruhan terhadap kinerja(Chia, 1995; Bouwens and
Abernethy, 2000; Soobaroyen dan Poorundersing, 2008). Kedua melihat sebagian
dimensi SAMseperti broad scope dan timeliness terhadap kinerja (Tsui, 2001; Eker
2009; Etemadi et al.,2009), scope dan agregation (Gul and Chia, 1994). Ketiga hanya
melihat dimensi scope terhadap kinerja (Chong and Chong, 1997; Chong, 2004,
Cheng, 2012)
Penelitian ini mengkesplorasi kembali interaksi antara BP dan MAS Penelitian
ini berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya. Perbedaan penelitian dapat dilihat
sebagai berikut:
1) Pada penelitian sebelumnya (Tsui, 2001; Etemadi et al, 2009; Eker,2009; Cheng,
2012) generalisasi dilakukan untuk manajer-manajer di sektor privat sedangkan
penelitian ini dilakukan pada sektor publik yaitu organisasi pemerintahan.
2) Penelitian Cheng (2012) melihat SAM dari dimensi broad scope, penelitian Tsui
( 2001) dan Eker (2009) SAM dilihat dari dua dimensi broad scope dan timelines
sedangkan pada penelitian ini SAM dilihat dari keempat dimensi broad scope,
timelines, agregation dan integrationsepertiyang dilakukan Soobaroyen dan
Poorundersing (2008).
3) Penelitian yang dilakukan Tsui (2001) dan Etemadi et al (2009) memperlakukan
SAM sebagai variabel independen sedangkan pada penelitian ini SAM
diperlakukan sebagai varibel moderating.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang ingin dikaji
dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh interaksi antara BP dan karakteristi
SAM yang terdiri atas broad scope (BSAM), timelines (TSAM), angregation (ASAM)
dan integration (TSAM) terhadap KM. Sedangkan tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui dan menguji pengaruh interaksi antara BP dan karakteristi SAM yang
terdiri atas BSAM), TSAM, ASAM) dan ISAM terhadap kinerja manajerial (KM).

KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Sistem Akuntansi manajemen


Ada beberapa teori yang digunakan oleh para peneliti akuntansi manajemen dalam
mejelaskan sistem akuntansi manajemen diantaranya teori rasional teknikal
(technical-rational theory), teori kontinjensi (contingency theory) dan teori
institusional (institutional theory). Teori rasional teknikal atau sering disebut jua
dengan pendekatan technical rational adalah pendekatan yang umum terdapat pada
buku-buku teks akuntansi manajemen (Houqe, 2003: 9). Pendekatan ini didasarkan
pada teori ekonomi neo klasik. Pendekatan ini menganggap akuntansi manajemen
sebagai alat perhitungan (a computational decision-making tools ) dalam pembuatan
keputusan yang dapat membantu memaksimumkan tujuan organisasi. Menurut
Anthony dalam Houqe, (2003:8) pendekatan technical rational menurut para ahli
pengendalian manajemen (management control theorists) merupakan pendekatan yang
dapat membantu manajer dalam membuat berbagai keputusan untuk memaksimumkan
tujuan organisasi. Haque (2003:9) menyebutkan ada beberapa hal penting dalam
pendekatan technical rational diantaranya; 1) preset goal or consistent goal set,2)
akuntansi digunakan sebagai alat pembuat keputusan internal (internal decision-making
tool) yang digunakan untuk mengukur efisiensi alokasi sumber daya pada setiap level
organisasi, 3) fokus pada birokrasi, pengendalian yang hirarkis dan alokasi sumber daya
yang optimal. Pada pendekatan technical rationalinformasi akuntansi digunakan untuk
rasionalisasi pembuatan keputusan, misalnya dengan menggunakan sistem pengendalian
anggaran melalui penetapan standar.
Teori kontinjensi dalam organisasi menyatakan tidak ada model universal yang
dapat diterima sebagai suatu rancangan sistem organisasi. Gordon dan Miller (1976)
menyarankan untuk menggunakan teori kontinjensi dalam pengembangan sistem
akuntansi manajemen. Pengembangan sistem informasi akuntansi tergantung pada
lingkungan, organisasi dan gaya pembuat keputusan(Gordon dan Miller, 1976).
Dengan demikian ada dua faktor yang mempengaruhi efektifitas SAM yaitu faktor
eksternal dan faktor internal. Efektifitas tersebut juga sangat tergantung pada kesesuaian
karakteristik SAM dan berbagai faktor yang mempengaruhi organisasi untuk mencapai
berbagai tingkat efektivitasnya. Faktor- faktor yang mempengaruhi efektivitas tersebut
diantaranya faktor lingkungan dan teknologi (Waterhouse dan Tiessen, 1978); strategi
bisnis (Simon, 1987). Perubahan dalam lingkungan ekternal organisasi harus merubah
sistem akuntansi manajemen (Atkinson et al., 1997; Haldma dan Laats, 2002; Waweru
et al., 2004). Perubahan ini dibutuhkan karena para manajer memerlukan sistem
akuntansi manajemen dalam bentuk khusus yang dapat membantu untuk membuat
keputusan pada ketidakpastian lingkungan dan membantu memonitor kemajuan
strategi yang dilakukan. (Baines dan Langfield-Smith , 2003).
Teori institusional, Burn dan Scapens (2000) menyatakan perubahan dalam
akuntansi manajemen disebabkan karena perubahan peraturan dan rutinitas dalam
organisasi. Menurut Burn dan Scapens (2000) sistem akuntansi manajemen terdapat
dalam rutinitas dan peraturan organisasi. Akuntansi manajemen berpotensial menjadi
hal yang melembaga, perubahan dan stabilitas bukan sesuatu yang independen
melainkan keduanya simultan dalam proses yang sama. Doyle (2008) melakukan
pengujian dengan menggunakan dasar pemikiran Burn dan Scapens (2000). Pada sektor
publik praktik akuntansi manajemen yang baru menjadi melembaga (intitutionalized)
dengan perubahan rutin dan aturan organisasi, sedangkan pada privat sektor akuntansi
manajemen tidah menjadi melembaga (Doyle, 2008).
Berdasarkan berbagai teori yang digunakan untuk menjelaskan SAM
memperlihatkan bahwa SAM tidak dapat dijelaskan oleh satu teori tunggal. Penggunaan
berbagi teori menjadi saling melengkapi sehingga pemahaman terhadap SAM menjadi
lebih konprehensif .

Dimensi Sistem Akuntansi Manajemen


Dimensi SAM yang terdiri atas scope, timelines, integration, dan aggregation
digunakan untuk memahami informasi dari perspektif pengguna (Chenhall dan
Morris,1986). Dimensi tersebut menurut Soobaroyen and Poorundersing (2008)
merupakan pengukuran yang dapat dipercaya (reliable) terhadap kualitas SAM dan juga
menggambarkan kecanggihan. Berikut ini akan dijelaskan setiap dimensi:
Scope. Dimensi scope rangkaian kesatuan antara ruang lingkup yang sempit
disatu sisi dan ruang lingkup yang luas disisi lain (Bouwens dan Abernethy, 2000).
Chong dan Eggleton (2003) menyatakan informasi yang disediakan SAM dapat dibagi
menjadi dua yaitu informasi ruang lingkup yang sempit (narrow-scope information)
dan informasi yang memiliki ruang lingkup yang luas (broad-scope information). SAM
dengan informasi yang sempit hanya menggambarkan data historis dan keuangan yang
hanya berfokus pada kejadian-kejadian dalam organisasi. Informasi yang sempit hanya
memadai untuk fungsi perkerjaan statis karena hanya ada aturan dan prosedur yang
hanya cukup untuk efektifitas kinerja. Informasi semacam ini berfungsi untuk membuat
keputusan lingkungan organisasi yang dapat diprediksi, stabil dan untuk pekerjaan-
pekerjaan rutin. Biasanya informasi yang sempit dihasilkan oleh sistem akuntansi
tradisional.
Broad scope information, terdiri dari data internal, eksternal, kuantitatif, kualitatif,
keuangan dan non keuangan yang berorientasi masa lalu dan masa yang akan datang
(Gordon, 2000; Mia dan Winata, 2008).Informasi yang memenuhi karakteritik tersebut
adalah informasi yang diperlukan oleh manajer dalam membuat keputusan manajerial
yang bersifat tidak rutin karena tidak dapat memprediksi lingkungan yang sangat
dinamis (Chenhall dan Morris, 1986). Informasi yang demikian juga mampumembuat
para manajer memahami hubungan antar input dan output (Abernethy dan Guthrie,
1994) dan juga dapat dijadikan penilaian tujuan antara setiap bagian konsisten satu
sama lain. Broad scope information juga dapat membantu manajer membandingkan
biaya dari berbagai alternatif keputusan, mengarahkan pengembangan strategi,
mengevaluasi strategi yang ada, fokus pada usaha yang mengarah pada perbaikan
kinerja dan mengevaluasi kontribusi dan kinerja unit organisasi dan anggota yang
berpartisipasi dalam proses anggaran (Kaplan, 1998; Sprinkle, 2003). Ruang lingkup
luasnya informasi dapat digunakan sebagai informasi “pengarah perhatian” atau
“attention directing” dan sebagai informasi untuk “memecahkan masalah” atau
“problem solving” (Chenhall dan Morris; 1986; Tsui , 2001) yang dapat membantu
para manajer. Informasi yang digambarkan oleh SAM dapat dikatagorikan ke dalam
tiga parameter; yaitu fokus, kuantifikasi dan horizon waktu (Gordon dan Miller, 1976;
Gordon dan Narayanan, 1984; Chenhall dan Morris, 1986.) Broad scope information
menfasilitasi pengendalian dan evaluasi melalui pelaporan data non financial yang
berkaitan dengan perilaku bawahan. Informasi non financial ini yang dihasilkan juga
dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja dan fungsi pengendalian bagi setiap
karyawan dalam memenuhi target organisasi (Lillis, 2002)
Timelines. Informasi yang tepat waktu (timelines) menggambarkan ketersediaan
informasi pada saat dibutuhkan dan mengambarkan frekuensi pelaporan informasi.
Dimensi timelines, ini dapat mengurangi ketidakpastian (uncertainty) karena mampu
membuat manajer secara terus menerus menyesuaikan aktivitasnya untuk merespon
perubahan yang diinginkan oleh setiap bahagian dalam organisasi. SAM dengan
informasi yang tepat waktu akan mampu melaporkan kejadian-kejadian dan
menyediakan informasi secepat mungkin sebagai umpan balik untuk membuat
keputusan (Chenhall dan Morris, 1986).
Agregation. Dimensi agregasi (agregation) menyediakan ringkasan informasi
pada area fungsional (seperti ringkasan laporan kegiatan unit usaha lain, atau fungsi
lain dari organisasi), selama periode tertentu (misalnya bulan, tahun) atau melalui
model keputusan (Chenhall dan Morris, 1986). Informasi diagregasikan pada tingkat
fungsional yang ada baik informasi mengenai outcome ataupun hasil dari keputusan
yang telah dibuat oleh bagian yang lain.Dimensi ini membuat para manajer mampu
memproses informasi dalam jumlah yang besar, mempadatkan informasi dalam format
yang dapat diproses secara cepat dan dapat meningkatkan jumlah informasi yang
diproses dalam waktu tertentu serta dapat mengurangi informasi yang overload.
Informasi yang memenuhi karakteristik ini memungkinkan manajer
mempertimbangkan beberapa alternatif dan membuat pemahaman yang lebih baik
terhadap hubungan input dan output baik di dalam departemen maupun antar
departemen. Dengan demikian kemungkinan solusi pemecahan masalah ditemukan
yang akan mengoptimalkan organisasi secara keseluruhan.
Integration. Dimensi integrasi (integration) memberikan peran koordinasi antar
sub unit yang saling ketergantungan. Informasi yang terintegrasi dapat mengurangi
ketidakpastian, mendorong pembelajaran, mendapatkan ide-ide. Hal ini juga
memungkinkan bagi para manajer untuk belajar bagaimana menyesuaikan produk dan
metode produksi yang sesuai dengan departemen lainnya dan juga memungkinkan
manajer memahami tujuan yang berbeda, pada unit pengambilan keputusan yang
berbeda secara lebih baik (Bouwens dan Abernethy, 2000).

Hubungan Sistem Akuntansi Manajemen dan Kinerja Manajerial


Dalam penelitian ini hubungan sistem akuntansi manajemen dengan kinerja
dapat dijelaskan melalui teori technical rational. Pada teori technical rational
informasi yang disediakan olehsistem akuntansi manajemen, terutama pada organisasi
pemerintahan, dapat membantu alokasi sumber daya secara efisien dan efektif
(Houge, 2003) . Pada pendekatan ini mengambarkan, apabila organisasi berubah maka,
sistem akuntansi manajemen juga akan berubah. Sistem akuntansi manajemen yang
baru akan memberikan informasi yang dapat membantu para pembuat keputusan (Moll,
2000). Oleh karena itu, sistem akuntansi manajemen merupakan bagian, struktur, dan
elemen organisasi yang membentuk sistem pengendalian manajemen (Simon, 1990).
Kinerja manajerial adalah kinerja manajer dalam memimpin unitnya yang dapat
diukur dari bagaimana manajer tersebut menjalankan fungsi manajerialnya seperti
planning, organizing, staffing, leading and controlling (Weihrich & Koontz, 2000).
Kinerja manajerial mengambarkan derajad kesuksesan yang dicapai oleh seorang
individu (Mahoney, Jerdee dan Carroll, 1963). Penekanan teori technical rational
terlihat pada manfaat pengunaan sistem akuntansi manajemen yaitu memberikan
informasi untuk membantu para pembuat keputusan (manajemen) dalam melaksanakan
fungsinya, seperti planning, organizing, staffing, leading and controlling, sehingga,
mengidentifikasi kinerja manajerial menurut pandangan teori ini, sekaligus
menunjukkan fungsi sistem akuntansi manajemen. Untuk memastikan bahwa sistem
akuntansi manajemen yang ada, dapat membantu manajemen, maka diperlukan
karakteristik tertentu yang mengambarkan kualitas sistem akuntansi manajemen
tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua karakteristik broadscope, timelines,
agregation dan integration mempunyai pengaruh terhadap kinerja manajerial (Mia dan
Clarke, 1999; Chia, 1995; dan Soobaroyen dan Poorundersing, 2008). Karakteristik
broad scope dan timelines mempunyai pengaruh terhadap kinerja manajerial (Tsui,
2001; Eker, 2009; Etemadi et al, 2009). Karakteristik broadscope dan agregatian (Gul
dan Chia, 1994) dan karakteristik broad scope mempunyai pengaruh terhadap kinerja
manajerial (Mia 1993; Chong dan Chong (1997). Beberapa peneliti lainnya
menyatakan sistem informasi bertindak sebagai sistem pembelajaran bagi perbaikan
kinerja manajer (Ferris dan Haskins, 1988), kinerja yang tinggi diakibatkan dari
ketersediaan informasi yang dibutuhkan (Hiromoto, 1988). Penelitian yang dilakukan
Macintosh dan Williams (1992) pada publik sektor juga menyimpulkan bahwa sistem
informasi dan akuntansi sangat bernilai untuk menjalankan berbagai peran manajerial.

Hubungan Budgetary Participation dan Kinerja Manajerial


Ada dua teori yang digunakan oleh para peneliti untuk menjelaskan hubungan
antara BP dan KM yaitu teori motivasi dan teori kontinjensi. Terdapat hasil penelitian
yang tidak konsisten dalam menjelaskan hubungan BP dan KM yang didasarkan pada
teori motivasi. Beberapa peneliti menemukan ada hubungan yang positip antara BP dan
KM (Brownell, 1982; Frucot and Shearon, 1991; Nouri and Parker, 1996; Charlos and
Poon, 2000; Lopez et al, 2008; Eker, 2009). Sebaliknya, penelitian lain melaporkan
partisipasi memiliki pengaruh negatif Cherrington & Cheriingthon, 1973; Locke
and Schweinger, 1979) atau bahkan kedua variabel tidak mempunyai hubungan
(Kenis, 1979). Pada teori kontinjensi menyatakan bahwa pengaruh BP terhadap KM
sangat tergantung pada variabel yang bersifat intervening dan moderating. Variabel job
relevan information merupakan variabel intervening antara BP dan KM yang berhasil
dibuktikan oleh peneliti diantaranya (Kren, 1992; Chong and Chong, 2002; Heath and
Brown, 2007; Chong and Johnson, 2007). Tsui (2001), Eker (2009), dan Cheng 2012
menggunakan SAM sebagai variabel moderating antara BP dan KM dengan hasil
penelitian yang yang bervariasi.
Hasil penelitian Tsui (2001) menyatakan bahwa interaksi antara BP dan SAM
negatif bagi manajer berkebangsaan China dan positip bagi manajer barat. Hasil
penelitian Eker (2009) menyatakan bahwa interaksi antara BP dan SAM berpengaruh
terhadap KM dimana karyawan yang memiliki kinerja yang lebih tinggi, lebih banyak
menggunakan SAM. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Cheng (2012)
menyatakan broad scopeSAM berinteraksi secara non- monotonik terhadap KM.
BSAM memoderasi secara positip hubungan antara BP dan KM jika BSAM tinggi dan
Broadscope SAM memoderasi secara negatif jika broad scopeSAM rendah. Dari
beberapa penelitian menunjukkan bahwa secara umum BP dan SAM memoderasi
hubungan antara BP dan KM.
Berdasarkan kajian teori tersebut, maka dapat diajukan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
H1. Broad Scope SAM memoderasi hubungan antara BP dan KM
H2. Timelines SAM memoderasi hubungan antara BP dan KM
H3. Agregation SAM memoderasi hubungan antara BP dan KM
H4. Integration SAM memoderasi hubungan antara BP dan KM
Model penelitian yang menggambarkan hubungan antara variabel dapat dilihat
pada Gambar 1.

METODE PENELITIAN
Sampel dan Data
Data yang digunakan untuk pengujian dikumpulkan melalui kuesioner. Pre test
terhadap kuesioner dilakukan terhadap 10 orang yang terlibat dalam penyusunan
anggaran. Tujuan dilakukannya pre test untuk melihat apakah kuesioner cukup jelas
bagi para responden. Kuesioner dikirim sebanyak 220 kepada para aparatur SKPD
yang terdiri kepala dinas, kepala bidang, kepala subbidang, kepala bagian, kepala sub
bidang dan kepala seksi pada 44 SKPD yang diperoleh dari daftar yang dikeluarkan
oleh inspektorat. Dari 220 yang kuesioner yang dikirim yang kembali 104 dengan
tingkat pengembalian 47%. Karakteristik demografi responden dapat dilihat pada
Tabel 1.
Pengukuran
Kinerja manajerial diukur melalui kuesioner evaluasi diri (self-evaluation
Quetionare) yang dikembangkan oleh Mahoney et al (1963). Responden diminta
menentukan rating kinerja manajerial dirinya sendiri diantara sembilan skala likert
pada delapan sub dimensi planning, investigating, coordinating, evaluating,
supervising , staffing, negotiating and representin(Brownell, 1982; Brownell and
McInnes, 1986; Tsui, 2001; Chong and Chong, 2002; Agbejule and Saarikoski, 2006;
Frocot and White, 2006, Chong and Johnson, 2007; Yuen, 2007, Cheng 2012). Nilai
kinerja manajerial akan dihitung melalui nilai rata-rata dari delapan nilai sub dimensi.
Reliabilitas variabel ini sangat tinggi yang diperlihatkan dari nilai Cronbarch’h alpha
sebesar 0,91 (Nunnally, 1967)
BP diukur melalui enam item pengukuran Milani (1975). Pengukuruan ini telah
banyak digunakan dalam penelitian sebelumnya (Tsui, 2001; Chong and Chong 2002,
Lau and Eggleton 2003, Lau and Tan, 2006; Agbejule and Saarikoski, 2006; Frucot and
White 2006; Chong and Jonnson 2007; Maiga and Jacobs, 2007; Lopez et al, 2008;
Eker, 2009; Sandalgaad et al, 2011; Cheng, 2012). Setiap butir pertanyaan diukur
dengan 7 skala likert, 1 untuk sangat tidak setuju dan 7 untuk sangat setuju. Nilai
Cronbarch’h alpha yang diperoleh sebesar 0, 92. Nilai ini mengindikasikan reliabilitas
internal skala yang sanggat tinggi (Nunnally, 1967).
SAM diukur melalui karakteristik SAMyaitu, broad scope (BSAM),
timelines(TSAM), aggregation (ASAM) and integration (ISAM). yang dikembangkan
oleh Chenhall and Morris (1986). Pengukuran ini telah digunakan oleh peneliti
misalnya Soobaroyen and Poorundersing (2008). Terdapat 19 pertanyaan yang
dikembangkan dan telah disesuaikan. Dari 19 pertanyaan tersebut, 5 pertanyaan untk
karakteristik broad scope, 5 pertanyaan untuk karakteristik times, lima pertanyaan
untuk karakteristik agregation, dan 4 pertanyaan untuk karakteristik integration.
Pertanyaan tersebut diajukan dengan menggunakan skala 1 sampai 6 dan 0. Skala 1
untuk respon jawaban tidak tersedia sampai 6 untuk selalu bersedia sedangkan 0 utuk
respon jawaban tidak sesuai. Nilai Cronbarch’h alpha untuk dimensi BSAMsebesar
0,81, dimensi TSAM sebesar 0,81, dimensi ASAM sebesar 0,82 dan dimensi
ISAMsebesar 0,715.
Untuk mengetahui apakah broadscope, timelines, agregation dan integration
memoderasi hubungan antara BP dan KM maka digunakan model regresi sebagai
berikut.
KM= b 0 + b 1 BP + b 2 BSAM + b 3 TSAM + b 4 ASAM + b 5 ISAM + b 6 BP*BSAM
+B 7 BP*TSAM +b 8 BP*ASAM + b 9 BP*ISAM +Ɛ (1)

HASIL PENELITIAN
Nilai rata-rata untuk setiap dimensi, karakteristik dan item untuk masing-masing
variabel dapat dilihat pada Tabel 2.Pada panel A dalam Tabel 2tersebut menyajikan
statistik deskriptif untuk masing-masing variabel. Nilai rata-rata setiap variabel berada
diatas rata-rata teoritis.Panel B menunjukkan nilai rata untuk setiap subdimensi,
karakteristik dan item untuk setiap variabel. Sedangkan matrik korelasi variabel
penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.
Hasil regresi dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
nilai koefisienb 1 dan b 2 positip dan signifikan (nilai estimasi = 1.227 dan 1,383; p=
0,026 dan 0,042) hal ini mengindikasikan bahwa BP dan BSAM berpengaruh pada KM.
Nilai koefisien b 3 , b 4 dan b 5 menujukkan hasil tidak signifikan (nilai estimasi = 0,090;
0,942 dan -1,250; nilai p= 0,898, 0,253 dan 0,160). Hal ini mengindikasikan bahwa
TSAM, ASAM dan ISAM tidak berpengaruh terhadap KM.
Nilai koefisien b 6 menunjukkan pengaruh interaksi antara BP dan dimensi
BSAM. Dari Tabel 4 dapat dilihat nilaib 6 negatif dan signifikan pada tingkat
signifikansi 0.1. Dengan demikian berarti terdapat interaksi antara BP dan BSAM pada
hubungan negatif yang tidak begitu kuat(nilai estimasi= -0,2370, p=0.074) sehingga H 1
dapat diterima.
Nilai koefisien b 7 dan b 8 yang menunjukkan interaksi antara TSAM dan ASAM
tidak signifikan (nilai estimasi = -0.05; -0.240, p= 0.971; 0.141 )sehingga H 2 dan H 3
tidak dapat dibuktikan. Koefisien b 9 menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara BP
dan ISAM (nilai estimasi=0.310, p=0.083) sehingga H 4 dapat diterima dengan indikasi
interaksi tesebut tidak begitu kuat karena berada pada tingkat signifikansi 0.1.

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN KETERBATASAN


Penelitian ini melihat pengaruh antara BP dan SAM terhadap KM. Pada
penelitian ini BP diperlakukan sebagai variabel independen dan dimensi SAM yang
terdiri atas BSAM, TSAM, ASAM dan ISAM sebagai variabel moderating. Regresi
moderasi digunakan untuk membuktikan bahwa hanya dua dari dimensi SAM yaitu
BSAM dan ISAMberinteraksi dengan BP yang mempengaruhi KM. Hasil interaksi
antara BP dan BSAM mempengaruhi KM secara negatif.Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian Tsui (2001) dan Etemadi et al (2009) yang menyatakan
bahwa SAM (untuk dimensi broadscope dan timelines) dan kinerja manajerial
memiliki hubungan yang negatif pada partisipasi yang tinggi bagi manajer
berkebangsaan Cina dan Iran. Hasil interaksi antara BP dan ISAM mempengaruhi
kinerja manajerial secara positip hal menunjukkan bahwa dimensi integrasi SAM
merupakan variabel moderasi antara BP dan KM.
Bukti empiris penelitian ini menunjukkan terdapat dua temuan yang saling
bertolak belakang terhadap dimensi SAM, pertama untuk dimensi broadscope
menunjukkan pengaruh yang negatif sedangkan yang kedua untuk dimensi integration
menunjukkan pengaruh yang positip walaupun kedua pengaruh tidak begitu kuat, tetapi
kondisi ini menunjukkan bahwa konsep dimensi SAM yang digunakan pada pada
sektor privat tidak dapat sepenuhnya digeneralisasi pada organisasi sektor publik
khususnya organisasi pemerintahan.
Implikasi manajerial yang dapat diambil dari bukti empiris penelitian ini
diantaranya 1) BP dan BSAM merupakan alat manajemen yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kinerja manajerial. 2) Integrasi memiliki peran moderasi antara BP dan
KM oleh karena itu BP menjadi hal yang yang harus diperhatikan dalam organisasi
sehingga terjadi harmonisasi integrasi dalam organisasi. 3) Hasil penelitian antara
dimensi SAM yang bertolak belakang pada penelitian ini menunjukkan karakteristik
SAM pada organisasi pemerintahan berbeda dengan karakteristik SAM pada organisasi
privat.
Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan diantaranya; 1) keterbatasan yang
diakibatkan oleh metodologi penelitian survey yang menggunakan kuesioner seperti
non-targeted respondent dan non- response bias(Birnberg, Shield and Young, 1990). 2)
Penelitan ini hanya berfokus pada pengaruh interaksi BP dan SAM terhadap KM, ada
beberapa variabel moderating lainnya seperti locus of control, budaya organisasi dan
desentralisasi yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya, atau penelitian
selanjutnya dapat memperlaukan SAM sebagai variabel intervening.
DAFTAR PUSTAKA

Agbejule, A. and Saarikoski, L. 2006. The Effect of Cost Management Knowledge on


The Relationship Between Budgetary Participation and Managerial
Performance. The British Accounting Review 38 (4): 427-440.
Abernethy, M. A., and C.H. Guthrie.1994. An Empirical Assessment of The “Fit”
Betwee Strategy and Management Information System Design. Accounting &
Finance 34: 49–66
Atkinson,A. A., R. Balakrishnan , P. Booth, J. M. Cote, T. Groot, T. Malmi,
H.
Roberts, E. Uliana, and T. Wu. 1997. New Directions in Management
Accounting Research, Journal of Management Accounting Research 9: 79-
101.
Baines, A. and K. Langfield-Smith. 2003. Antecedents to Management Accounting
Change: A Structural Equation Approach. Accounting, Organizations and Society
28 (7-8): 675-6.
Burns, J. and R. Scapens. 2000. Conceptualising Management Accounting Change: An
Institutional Framework. Management Accounting Research 11 (1): 3-25.
Bouwens, J., and M.A Abernethy. 2000. The Consequences of Customization on
Management Accounting System Design. Accounting, Organization and Society.
25 (3): 221-41.
Brownel1, P. 1982. Participation in Budgeting Process: When in Works and When It
Doesn’t. Jurnal of Accounting Literature. 1: 124-153.
Brownell, and M. McInnes, 1986. Budgetary Participation, Motivation and Managerial
Performance. The Accounting Review. 61 (4):586-600.
Charlos, P., and M.C.C Poon. 2000. Participation and Performance in Capital
Budgeting Teams. Behavioral Research in Accounting. 12: 197-229.
Cheng, Min-Tsung. 2012. The Joint Effect of Budetary Participation and Broad Scope
Management Accounting Systems on Manajement Performance. Asian
Review of Accounting. 20: 184-197.
Chenhall, R.H., and D. Morris. 1986. The Impact of Structure, Environment and
Interdependence on the Perceived Usefull of Management Accounting System.
The Accounting Review. 61 (1): 16-35
Cherrington, D. J. & Cherrington, J. O. 1973. Appropriate ReinforcementContingencies
in The Budgeting Process, Journal of Accounting Research,Supplement. 225-
253.
Chia, Y.M. 1995. Decentralisation, Management Accounting System (MAS)
Information Characteristics and Their Interaction Effects on Managerial
Performance: a Singapore Study. Journal of Business Finance and Accounting. 22
(6): 811-30.
Chong, V.K. 2004. “Job-relevant information and its role with task uncertainty and
managementaccounting systems on managerial performance”, Pacific Accounting
Review. 16 (2): 1-23.
Chong, V.K. 1996. Management Accounting Systems, Task Uncertainty And
Managerial Performance: A Research Note. Accounting, Organizations and
Society21(5): 415-21.
Chong, V.K. and K.M. Chong. 1997.Strategic Choices, Environmental Uncertainty
And Sbuperformance: A Note on The Intervening Role of Management
Accounting Systems. Accounting & Business Research27 (4): 268-276.
Chong, V.K. and R.C. Eggleton. 2003. The Decision-Facilitating Role of Management
Accounting Systems On Managerial Performance: The Influence of Locus of
Control and Task Uncertainty. Advance in Accounting 20: 165-197.
Chong, V.K., K. M. Chong. 2002. Budget Goal Commitment andInformational Effects
of Budget Participation on Performance: A StructuralEquation Model. The
Behavioral Research In Accounting.14:66-86
Chong, Vincent K., and D.M. Johnson. 2007. Testing a Model of Antecenden
andConsequence of Budgetary Participation on Job Performance. Acounting and
Business Research37 (1): 3-19
Doyle, Gerardine. 2008. An Instituational Framework Analysis of Managment
Accounting Innovations: A Comparison of For-Profit and Not-For Profit
Helth Care Settings. Working Paper: UCD. Business Schools
Eker, M. 2009. The Impact of Budget Participation and Management Accounting
System on Performance of Turkish Middle Level Managers. Akedeniz. 1.1. BF
Dergisi. 105-126.
Etemadi, H., Z.D. Dilami, M.S. Bazaz, and R. Parameswaran. 2009. Culture,
Management Accounting and Managerial Performance: Focus Iran. Advances in
Accounting, Incorporating Advances in International Accounting25:216-225.
Ferris, K.R., and M.E. Haskins. 1988. Persfective on Accounting Systems and Human
Behaviour. Accounting, Auditing & Accountability Journal 1 (2): 3-18.
Frucot, V., & W. T. Shearon. 1991. Budgetary Participation, Locus of Control, and
Mexican Managerial Performance and Job Satisfaction. The Accounting Review
66: 80-98.
Frucot, Veronique and Stephen White. 2006. Managerial Level and Effects of
Budgetary Participation on Managers. Managerial Auditing Journal 21 (2):191-
206.
Gordon, L.A., and D. Miller. 1976. A Contigency Frame Work for The Design of
Accounting Information System. Accounting, Organizations and Society 3 (1): 59-
69.
Gordon, L. A., 2000. Managerial Accounting: Concepts and Empirical Evidence.
Third Ed. McGraw-Hill.
Gordon, L.A. and V.K. Narayan, 1984. Management Accounting Systems, Perceived
Environmental Uncertainty and Organizational Structure: an Empirical
Investigation. Accounting, Organization and Society 9: 33-47.
Gul, F.A., and Y.M. Chia. 1994. The Efect of Management Accounting Systems,
Percived Environmental Uncertainty and Decentralization on Managerial
Performance: A Test of Three-Way Interaction. Accounting, Organization and
Society 19 (4/5): 413-26.
Gul. F.A. 1991. The Effects Of Management Accounting Systems And
Environmental Uncertainties on Small Business Managers' Performance.
Accounting and BusinessResearch.22: 57-61.
Haldma, T. and K. Laats. 2002. Contingencies Influencing The Management
Accounting Practices of Estonian Manufacturing Companies. Management
Accounting Research 13: 379-400.

Heath, R. Sheeley and James F. Brown . 2007. A Re Examination of The Effect of


Job Relevan Information on Budgetary Participation- Job Performance
Relation During An Age of Employee Empowerment. Journal of Applied
Business Research 23: 111-124
Hiromoto, T. 1988. Another Hidden Edge-Japaness Management Accounting. Harvard
Business Review (Juli/Agustus): 22-26.
Houge, Zahirul. 2003. Strategic Management Accounting. Concepts, Process and
Isssues. Second Edition. USA: Spiro Press USA.
Kaplan, R. S. 1988. One Cost System Isn’t Enough. Harvard Business Review 66 (1):
61-66
Kenis, I. 1979. Effect of Budgetary Goal Characteristics on Managerial Attitudes and
Performance. The Accounting Review54: 707-21.
Kren. 1992, Budgetary Participation and Managerial Performance: The Impact
ofInformation and Environmental Volatility, The Accounting Review511-526.
Lau, Chong M., and Sharon L.C. Tan. 2006. The Effects of Job Relevan Information
andParticipation on Relationship Between Evalutive Style and Job Satisfaction.
Working Paper.
Lau, C.M. and I.R.C. Eggleton. 2003. The influence of information asymmetry and
budget
emphasis on the relationship between participation and slack. Accounting and
Business
Research. 33 (2): 91-104.
Lillis, A. M. 2002. Managing Multiple Dimension of Manufacturing Performance an
Exploratory Study. Accounting Organizations and Society 27(6): 497-529.
Lopez, M. A., W.W. Stammerjohan, and J.T Rigsby. 2008. An Update on Budgetary
Participation, Locos of Control, and The Effects on Mexican Managerial
Performance and Job Satisfaction. Puerto Rico, USA. IABR & Conference
Procedinng1-13.
Locke, E. A., & Schweiger, D. M. (1979). Participation in decision-making: One more
look. In B. M. Staw (Ed.), Research in Organizational Behavior. Greenwich:
Conn., JAI press, 265-339.
Macintosh, N.B., and J.J. Williams. 1992. Managerial Role and Budgeting Behavior.
Behavioral Research in Accounting4: 23-48.
Mahoney, T. A., T. H. Jerde and S. J. Carroll. 1963. Development of Managerial
Performance: A Research Approach. Cincinnati: South-Western.
Maiga, A.S., and F. A. Jacobs. 2007. Budget Participation’s Influence on Budget
Slack: The of Fairness Perceptions, Trust and Goal Commitment. Jamar1: 39-
58.
Merchant, K. A. 1981. The Design of The Corporate Budgeting System: Influences
onManagerial Behavior and Performance. The Accounting Review:813-829.
Mia, L and L. Winata. 2008 . Manufacturing Strategy, Broad Scope Mas Information
andInformation and Communication Technology.The British Accounting
Review40: 182–192
Mia, L. 1993. The Role of MAS Information in Organization: An Empirical Study.
British Acounting Review25 (3): 269-85
Mia, L. And B. Clarke. 1999. Market Competition, Management Accounting Systems
and Business Unit Performance.Management Accounting Research 10 (2) 137-58.
Mia, L. and R.H. Chenhall. 1994, The Usefulness Of Management Accounting Systems,
Functional Differentiation And Managerial Effectiveness. Accounting,
Organizations and Society19 (1): 1-13.
Milani, K. 1975. The Relationship of Participation in Budget-Setting, to Industrial
Supervisor Performance and Attitudes: A Field Study. The Accounting Review 50
(2): 274-284.
Mool, J. 2000. The New Institutionalism, Organizational Change and Management
Control Systems: A Case Study of an Australian Local Goverment Entity.
Moores, K. And S. Yuen. 2001. Management Accounting System and Organizational
Configuration: A Life-Cycle Perspective. Accounting, Organizations and Society
26 (4-5): 351-389.
Nouri, H.,and R.J. Parker. 1996. The Effect of Organizational Commitmen on The
Relation Between Budgetary Participation and Budgetary Slack Behavioral
Research in Accounting:74-90.
Nunnally. J. C. 1967. Psychometric Theory. New York: Mc-Graw-Hill.
Sandalgaard, Niels, P.N.Bukh, and C.S.Poulsen. 2011. The Interaction Between
Motivational Disposition And Participative Budgeting: Evidence From Bank.
Journal of Human Resource Costing and Accounting. 15 (1): 7-23.
Simons, R. 1987. Accounting Control Systems and Business Strategy: An Empirical
Analysis. Accounting. Organization and Society12: 357-374.
Simons, R. 1990. The Role of Management Control Systems in Creative Competitive
Advantage: New Perspective. Accounting, Organization and Society 15: 127-143.
Soobaroyen, T., B. Poorundersing. 2008. The Effectiveness of Management
Accounting Systems: Evidence from Functional Managers in a Developing
Country. Managerial Auditing Journal23 (2): 187-219.
Sprinkle, G. B. 2003. Perspective on Experimental Research in
Management.Accounting. Organization and Society: 287-318.
Tsui, J.S.L. 2001. The Impact of Culture on Releationship Between Budgetary
Participation, Management Accounting Systems and Managerial Performance:
An Analysis of Chinese and Western Managers. Accademy of Management
Review36 (2): 125-146.
Waweru, N.M., Hoque, Z and Uliana, E. 2004 . Management Accounting Change in
South African: Case Studies from retail Services. Accounting, Auditing and
Accountability Journal 17 (5): 675-705.
Waterhouse, J. H. and P. Tiessen. 1978. A Contingency Framework for Management
Accounting Research. Accounting, Organizations and Society3: 65-76.
Weihrich, H and H. Kootz. 2006. Management: A Global Perspectve. Eleventh Edition.
USA: Amc Graw- Hill Higher Education.
Yuen, Desmond. 2007. Antecendens of Budgetary Participation: Enhancing
Employee Job Performance. Managerial Auditing Journal22 (5): 533-548.
LAMPIRAN

Gambar 1
Hubungan Antara Variabel

BUDGETARY KINERJA
PARTICIPATION MANAJERIAL
(BP) (KM)

SISTEM AKUNTANSI
MANAJEMEN (SAM) :
(Broad Scope, Timelines,
Agregation, Integration )

Tabel 1
Karakteristik Demografi Responden
Karakteristik Frekuensi %
Jenis Kelamin
Laki-laki 54 51,9
Perempuan 50 48,1
Umur (tahun) 6.7
30 7 38,5
31-40 40 41,3
41-50 43 13,5
51 + 14
Pendidikan
D3 14 13,5
S1 64 61,5
S2 26 25,0
Masa Kerja Jabatan (tahun)
3 75 72,1
4-6 18 17,3
7-9 7 6,7
10-13 2 1,9
14 + 2 1,9

Masa Kerja (tahun)


5 10 9,6
6-10 34 32,7
11-15 28 26,9
16-20 13 12,5
21+ 19 18,3

Catatan: N =104

Tabel 2
Statistik Deskriptif
Panel A: Deskriptif Variabel ( N=104)

Variabel Rata-Rata Std Deviasi Actual range Theoretical range


KM 5,88 1,48 2.13- 8,75 1,00 - 9,00
BP 4,77 1,46 1,00 - 7,00 1,00 - 7,00
BSAM 4,25 1,07 1,20 - 6,00 0,00 - 6,00
TSAM 4,23 1,086 1,20 - 6,00 0,00 – 6,00
ASAM 4,92 1,029 1,80 - 6,00 0,00 – 6,00
ISAM 4,51 0,947 1,50 - 6,00 0,00 – 6,00
-
Panel B : Ringkasan indikator (N=104)
Variabel Rata-Rata Std Deviasi Actual range
KM
Subdimensi.1 6,30 1,467 2–9
Subdimensi.2 6,44 1,364 3–9
Subdimensi.3 6,83 1,458 3–9
Subdimensi.4 6,07 1,942 1–9
Subdimensi.5 5,81 2,168 1–9
Subdimensi.6 5,09 2,208 1–9
Subdimensi.7 5,12 2,209 1–9
Subdimensi.8 5,43 2,144 1–9
BP
Item 1 4,85 1,653 1–7
Item 2 5,22 1,723 1–7
Item 3 4,63 1,685 1–7
Item 4 4,41 1,825 1–7
Item 5 4,75 1,671 1–7
Item 6 4,62 1,656 1–7

BSAM
Karakteristik 1 4,28 1,390 0–6
Karakteristik 2 4,01 1,445 0–6
Karakteristik 3 4,44 1,406 0–6
Karakteristik 4 4,48 1,393 0–6
Karakteristik 5 4,02 1,421 0–6
TSAM
Karakteristik 1 4,22 1,238 0–6
Karakteristik 2 3,88 1,572 0–6
Karakteristik 3 4,82 1,283 1–6
Karakteristik 4 4,37 1,421 0–6
Karakteristik 5 3,87 1,619 0–6
ASAM
Karaktiestik 1 4,33 1,438 0–6
Karakteristik 2 5,29 1,220 1–6
Karakteristik 3 5,22 1,307 1–6
Karakteristik 4 5,17 1,361 1–6
Karakteristik 5 4,60 1,404 0–6
ISAM
Karaktiestik 1 4,11 1,468 0–6
Karakteristik 2 4,68 1,248 1–6
Karakteristik 3 4,60 1,211 1–6
Karakteristik 4 4,67 1,218 1–6
Tabel 3
Matrik korelasi
Variabel KM BP BSA TSA ISA
M M ASA M
M
Kinerja Manajerial (KM) 1 .399** .297** .270** .105 .211*
BP .399* 1 .078 .110 .079 .082
*

.297* .307* .487*


* ** * *
BSAM(X2) .078 1 .633
.270* .404* .521*
* ** * *
TSAM(X3) .110 .633 1
.773*
** ** *
ASAM(X4) .105 .079 .307 .404 1
.773*
ISAM(X5) .211* .082 .487** .521** *
1

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Tabel 4
Hasil Regresi

Variabel Koefisien Nilai SE Nilai t- Signifikansi


estimasi statistik (p)
Intercept bo -1.331 2.538 -.524 .601
PAR b1 1.227 .542 2.262 .026
BSAM b2 1.383 .671 2.060 .042
TSAM b3 .090 .697 .128 .898
ASAM b4 .942 .819 1.151 .253
ISAM b5 -1.250 .883 -1.416 .160
PAR*BSAM (X 1 X 2 ) b6 -.237 .131 -1.805 .074
PAR*TSAM (X 1 X 3 ) b7 -.005 .136 -.036 .971
PAR*ASAM b8 -.240 .162 -1.484 .141
(X 1 X 4 )
PAR*ISAM (X 1 X 5 ) b9 .310 .177 1.754 .083
N=104; R2=0,300 , adjusted R2= 0.233

Anda mungkin juga menyukai