PERANGKAT DAERAH
(KAJIAN PENDEKATAN SYSTEM DYNAMICS DI PEMERINTAH
PROVINSI GORONTALO)
Irfan Ibrahim1
1)
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Gorontalo
Jl. Sapta Marga Kelurahan Botu Kec. Dumbo Raya Kota Gorontalo
Email: irfanibrgorontalo@gmail.com
ABSTRAK
Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 mengakibatkan perubahan urusan wajib dan
urusan pilihan yang menjadi kewenangan pemerintahan pusat dan daerah sehingga berimplikasi pada perubahan
beban tugas organisasi pemerintah daerah. Oleh karena itu perlu dilakukan penataan kelembagaan berupa
restrukturisasi organisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan perilaku model Restrukturisasi Organisasi
Perangkat Daerah Provinsi Gorontalo serta mengetahui kebijakan yang relatif efektif dalam merestrukturisasi
Organisasi Perangkat Daerah.
Pendekatan yang digunakan adalah metode system dynamics sebagai salah satu pendekatan pemodelan
kebijakan terutama dalam hal peningkatan pemahaman tentang gejala dinamis suatu sistem terjadi.
Skenario kebijakan diuji dalam dua keadaan, yaitu jika ketersediaan Dana Alokasi Umum (DAU) tidak
terbatas dan jika DAU terbatas. Skenario tersebut adalah Pengurangan Jumlah Organisasi, Penurunan Belanja,
Peningkatan Motivasi, Kualitas dan Produktivitas Pegawai serta skenario mixed (gabungan).
Hasil simulasi memperlihatkan bahwa jika DAU yang tersedia terbatas, maka Pemerintah Provinsi
Gorontalo dalam jangka panjang akan mengalami kebangkrutan. Skenario kebijakan mixed (Gabungan) menjadi
alternatif kebijakan yang efisien dan efektif dalam merestrukturisasi organisasi perangkat daerah Provinsi
Gorontalo.
ABSTRACT
In compliance with established of regulation Number 23 Year 2014 resulted in the change of the
compulsory and optional affairs which became the authority of the central and regional governments so that it
has implications for the change of the burden of regional government organizations. Therefore, institutional
arrangements in the form of organizational restructuring are required
This study aims to determine the structure model and behavior of Restructuring of Local
Organizational of Gorontalo Province and to know the policy which relative was effective in restructuring
organizational of Local Government.
The approach used is system dynamics method as one approach to policy modeling, especially in terms
of increasing understanding of dynamic symptoms of a system occurs.
Policy scenario tested in two situation that is if availability of General Fund Allocation (DAU)
unlimited and if availability of DAU limited. The scenarios are the reduction of number of organization,
decrease of expenditure, increase of motivation, quality and productivity of employee and mixed scenario.
Result of simulation showed that if DAU which limited availableness, Gorontalo Province on a long term
will be collapse (bankruptcy). The mixed policy scenario becomes an efficient and effective policy alternative in
restructuring the organization of Gorontalo Province.
LOOP 1 Belanja
+
- (-) pelayanan publik
- +
+
ada. Dalam hal ini, model merupakan hasil dari Gambar 1. Causal Loop Gambaran Global Model.
suatu upaya untuk membuat tiruan kenyataan
tersebut (Richardson and Pugh III, 1981). Prinsip-
prinsip untuk membuat model dinamik dengan ciri- b. Perilaku Model dan Uji Perilaku Historis
ciri di atas dan memenuhi syarat-syarat pemodelan
seperti yang diuraikan sebelumnya, menurut Untuk mengukur derajat kepercayaan
Sterman (1981), adalah sebagai berikut: 1). Keadaan terhadap model yang dibangun dalam mewakili
yang diinginkan dan keadaan yang terjadi harus perilaku nyata, dapat digunakan seperangkat uji
secara eksplisit dinyatakan dan dibedakan di dalam statistik untuk menguji kesahihannya. Hasil uji
model; 2). Adanya struktur stok dan aliran dalam variabel-variabel yang penting untuk dikaji dalam
kehidupan nyata harus dapat direpresentasikan di model ini dirangkum pada Tabel 1 berikut:
dalam model: 3). Aliran-aliran yang secara
konseptual berlainan cirinya harus secara tegas Tabel 1. Hasil Uji Statistik Kesesuaian Model
dibedakan di dalam menanganinya; 4). Hanya
informasi yang benar-benar tersedia bagi aktor-aktor Statistik Ketidaksamaan
No Variabel RMSPE Theil
di dalam sistem yang harus digunakan dalam Um US UC
pemodelan keputusan-keputusannya; 5). Struktur 1. Penduduk 0,0091 0,3929 0,0129 0,5941
kaidah pembuatan keputusan di dalam model 2. Pendapatan 0,0089 0,0143 0,3552 0,6304
haruslah sesuai (cocok) dengan praktek-praktek 3. Pegawai 0,0092 0,1293 0,3769 0,4937
4. Alokasi 0,0094 0,1660 0,7538 0,0801
manajerial; dan 5). Model haruslah robust dalam Dasar
kondisi-kondisi ekstrim mewujudkan hal tersebut, 5. Belanja 0,0063 0,2064 0,3120 0,4815
Aparatur
suatu upaya pemodelan haruslah memenuhi (sesuai 6. Belanja 0,0154 0,4960 0,4800 0,0240
dengan) metode ilmiah. Pelayanan
Pulik
Sumber : Hasil uji perilaku historis.
Jumlah Organisasi
Kualitas Pengawai
Penurunan Laju
pegawai Normal
Pertumbuhan
Produktivitas
Parameter
Pengurangan
Motivasi dan
Peningkatan
Peningkatan
Belanja
Mixed
Dasar
2e12
2
2e12 1
Kebutuhan_f iskal
20 unit 1
1e12 2
27 setelah 20 1 Celah_fiskal
Jumlah Organisasi -- --- --- 2
Unit tahun unit 5e11
2010 12 3
Kapasitas_f iskal
Laju Pertumbuhan 12
0 3 3 3 3
Belanja 14% 7% 7%
--- --- --- 2,005 2,020
Operasional Per /thn /thn /thn
Organisasi Time
Laju Pertumbuhan
5% 2% 2%
Belanja Pegawai --- --- ---
Per Pegawai
/thn /thn /thn Gambar 3. Simulasi Perilaku Kebutuhan Fiskal,
Laju Pertumbuhan
Belanja Pelayanan 7% 5% 5%
Celah Fiskal dan Kapasitas Fiskal
--- --- ---
Publik Per /thn /thn /thn
Penduduk
Kebijakan c.3. Kemampuan Keuangan Pemerintah Provinsi
Peningkatan 0,5 --- --- 1 --- 1 Gorontalo Dalam Kaitannya Dengan
Motivasi pegawai
Kebijakan Restrukturisasi Organisasi Perangkat
peningkatan
Kualitas pegawai
0,0 --- --- 1 --- 1
Daerah Jika DAU Terbatas
Peningkatan
Produktivitas 62 --- --- --- 90 90
Pegawai Normal Dari gambar berikut memperlihatkan
Sumber : Hasil Olahan Data pertumbuhan DAU tidak terbatas lebih besar
dibanding DAU terbatas disebabkan oleh celah
c.1. Kecukupan Dana Pemerintah Provinsi fiskal yang terjadi di Daerah Provinsi Gorontalo
Gorontalo Jika DAU Tidak Terbatas semakin besar sehingga DAU yang dialokasikan ke
Daerah Provinsi Gorontalo juga semakin besar
Kecukupan dana dalam model diperoleh sebagaimana yang telah diuraikan terdahulu. Untuk
dari perbandingan antara alokasi fiskal dengan lebih jelasnya dapat terlihat pada gambar 4 dan 5
alokasi dasar, yang berarti bahwa pendapatan yang berikut ini:
diperoleh oleh Provinsi Gorontalo akan tetap
beriringan dengan belanja yang dibutuhkan. Dana Alokasi Umum
1e12
Sehingga pada gambar 2 memperlihatkan perilaku
kecukupan dana relatif mencukupi kebutuhan fiskal.
8e11
1
Hal ini diakibatkan oleh alokasi DAU dari
6e11
2
2
pemerintah pusat tidak ada pembatasan sehingga 4e11
12
0
2,005 2,010 2,015 2,020
Tahun
Kecukupan Dana
1.0 Keterangan : 1 = DAU Tidak Terbatas;
0.8
2 = DAU Terbatas Setelah Tahun 2010.
0.6
Gambar 4. Simulasi Perilaku Pertumbuhan DAU
0.4
3e12 7 Pendapatan
0.2 1
11 Pendapatan
2
0.0 2e12 Pendapatan
2,005 2,010 2,015 2,020 11 3
10 Pendapatan
7 4
Time 2e12 11 Pendapatan
5
10 Pendapatan
Gambar 2. Simulasi Perilaku Kecukupan Dana. 1e12
11 8
7
9
6
7
Kebutuhan_fiskal
10 8 9 12 12 Kebutuhan_fiskal
9 8
3 4 1
7 8 9 12 1 2
c.2. Kemampuan Keuangan Pemerintah Provinsi 5e11
2 3 4 5 6 9
Kebutuhan_fiskal
Kebutuhan_fiskal
Gorontalo Dalam Kaitannya Dengan
1 10
0 Kebutuhan_fiskal
11
Restrukturisasi Organisasi Perangkat 2,005 2,010
Tahun
2,015 2,020
12
Kebutuhan_fiskal
Gambar 6. Simulasi Perilaku Pertumbuhan Belanja Akibat dari kinerja organisasi menurun,
Pelayanan Publik maka kontribusi yang diberikan oleh publik baik itu
berupa PAD, DBH ataupun sumber-sumber
Dalam skenario dasar ini memperlihatkan pendapatan daerah yang dibebankan kepada publik
perkembangan suatu perilaku dari struktur model akan mengalami penurunan sehingga dapat
organisasi perangkat daerah, dimana dalam jangka menurunkan kapasitas fiskal daerah. Dengan
waktu yang panjang akan terjadi suatu persoalan berkurangnya kapasitas fiskal yang tidak diimbangi
dengan kebijakan yang ada saat ini. Sehingga dengan kebutuhan fiskal yang relatif cukup besar
dengan pemahaman ini dapat dijadikan dasar untuk sehingga akan menyebabkan terjadinya celah fiskal
menentukan alternatif kebijakan apa yang perlu yang lebih besar.
dilakukan untuk mengantisipasi persoalan yang
muncul dari perilaku struktur tersebut di masa yang c.5. Skenario Pengurangan Jumlah Organisasi
akan datang dan dapat tercapai keadaan yang
diharapkan. Pengurangan jumlah organisasi adalah
merupakan salah satu skenario kebijakan yang
Alokasi Dasar selama ini di anggap oleh kalangan birokrat relatif
3e11
mampu mengurangi kesenjangan fiskal daerah
3e11
dimana dapat mengurangi biaya operasional dari
2e11
organisasi, namun dari gambar perilaku skenario
tersebut memperlihatkan bahwa ketersediaan dana
2e11 3
1
4 5
0
2,005 2,010 2,015 2,020 kelambatan demikian halnya dengan kapasitas fiskal
Tahun
belum dianggap mampu untuk mengimbangi
Gambar 7. Simulasi Perilaku Pertumbuhan Alokasi kebutuhan fiskal sehingga daerah Provinsi Gorontalo
Dasar. akan mengalami kebangkrutan (colaps), akan tetapi
kebangkrutan ini terjadi begitu lambat dalam jangka
Berdasarkan gambar simulasi perilaku dari waktu panjang yang sedikit berbeda pada skenario
skenario dasar memperlihatkan bahwa Provinsi dasar.
Gorontalo akan mengalami kebangkrutan (colaps)
sebagai akibat dari ketersediaan dana yang tidak Kapasitas Fiskal
mampu lagi membiayai belanja daerah dan di sisi 9e10
sesuai dengan data historis yang terjadi demikian Gambar 9. Simulasi Perilaku Pertumbuhan
halnya juga dengan belanja pegawai meningkat 5 % Kapasitas Fiskal
pertahun dan pelayanan publik 7 % pertahun.
Dengan peningkatan laju pertumbuhan belanja
tersebut, secara tidak langsung daerah membutuhkan
1e12
Celah Fiskal pertahun menjadi 5 % pertahun. Skenario kebijakan
4
5
3
penurunan laju pertumbuhan belanja ini di anggap
relatif dapat mengurangi kesenjangan fiskal daerah.
8e11 1
2 6
6e11 3
5
4
3 6
4e11 126
15,000 11 Pegaw ai
1
56
10
34 9 Pegaw ai
2e11 12 11 2
11 Pegaw ai
3
3
0
10,000 1 8 9 Pegaw ai
2,005 2,010 2,015 2,020 4
7 2
Pegaw ai
Tahun 10 2 9 5
1 3
Pegaw ai
Gambar 10. Simulasi Perilaku Pertumbuhan 7
5
8 5
9 3 6
Pegaw ai_yang_dibutuhkan
4 7
Celah Fiskal
5,000
3 6 6
2 6 Pegaw ai_yang_dibutuhkan
1 12 6 8
12 12 Pegaw ai_yang_dibutuhkan
12 9
dianggap mampu untuk mengatasi kesenjangan Gambar 13. Simulasi Perilaku Pertumbuhan
fiskal daerah hal ini disebabkan Provinsi Gorontalo Pegawai
belum mampu meningkatkan pendapatannya melalui
potensi yang ada, hal ini disebabkan pengurangan Dalam simulasi skenario di atas
jumlah organisasi belum mampu memenuhi menunjukan bahwa kebijakan ini relatif mampu
kebutuhan daerah dalam hal ini belanja daerah yang meningkatkan pertumbuhan kapasitas fiskal dan
mengalami peningkatan setiap tahunnya. mengurangi celah fiskal daerah walaupun dalam
model ini motivasi dan kualitas pegawai masih
Kecukupan Dana dianggap relatif lambat peningkatannya dalam artian
1.0
masih membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
mencapai motivasi dan kualitas yang diinginkan,
6 6
0.8 6
123456 2
1 3
0.6
45
2
3
sehingga kinerja organisasi secara umum sudah
dapat dikatakan relatif baik walaupun belum
3
0.4 145
0.2
sepenuhnya mencapai kinerja yang diinginkan. Oleh
karena penyelesaian jumlah pelayanan yang
diinginkan belum mencapai hasil yang maksimal.
0.0 2
2,005 2,010 2,015 2,020
Tahun
Demikian pula waktu penyelesaian pelayanan
Gambar 11. Simulasi Perilaku Pertumbuhan tersebut masih membutuhkan waktu yang cukup
Kecukupan Dana lama.
Kepuasan pelayanan berdampak pada
kontribusi yang diberikan oleh publik kepada 6e11 1
1
Bel_aprtr_ygdibthkn
Bel_aprtr_ygdibthkn
akan tetapi masih menimbulkan persoalan di masa
4e11 8 11 3 4
1 11 9 6
10 9 7 12 Bel_aprtr_ygdibthkn
7 8 9 10 8 5
yang akan datang. 3e11 5
6 12
6
6
Bel_aprtr_ygdibthkn
4 7 6 12
10 Bel_aparatur
2e11 3 7
2 8
Bel_aparatur
10 Wkt_penyelsn_pelay_ydi 1 8
7 1
1e11 11 Bel_aparatur
11 Wkt_penyelsn_pelay_ydi 9
2
8 11 10 Bel_aparatur
3
Wkt_penyelsn_pelay_ydi 10
11 0 7 11
Wkt_penyelsn_pelay_ydi Bel_aparatur
4 2,005 2,010 2,015 2,020 11
6 8 Bel_aparatur
Wkt_penyelsn_pelay_ydi Tahun 12
5
7 10 Wkt_penyelsn_pelay_ydi
6
4
7 8 9 7
Wkt_penyelesaian_aktual Gambar 14. Simulasi Perilaku Pertumbuhan
1 9
2
1 2 3 4 5 6
12 12 12
1 2 3
8
Wkt_penyelesaian_aktual
Wkt_penyelesaian_aktual
Belanja Aparatur Berdasarkan
9
10
Wkt_penyelesaian_aktual Skenario Kebijakan.
0
Wkt_penyelesaian_aktual
2,005 2,010 2,015 2,020 11
Tahun 12
Wkt_penyelesaian_aktual
Untuk skenario ini belum dapat di gunakan
Gambar 12. Simulasi Perilaku Percepatan Waktu walaupun sudah dapat meningkatkan kapasitas fiskal
Penyelesaian Pelayanan. akan tetapi dari sisi ketersediaan dana belum
mampu untuk mencukupi kebutuhan daerah secara
c.6. Skenario Penurunan Laju Pertumbuhan berkelanjutan dalam jangka waktu yang panjang
Belanja disebabkan pada waktu tertentu ketersediaan dana
akan mengalami penurunan sebagai akibat dari
Pada skenario penurunan laju pertumbuhan produktivitas pegawai yang belum mengalami
belanja yang terdiri dari belanja opersional peningkatan sehingga terjadi penambahan jumlah
organisasi dari 14 % pertahun menjadi 5 % pertahun, pegawai baru sementara ketersediaan dana tidak
belanja pegawai dari 5 % pertahun menjadi 3 % mencukupi untuk membiayai kebutuhan tersebut,
pertahun dan belanja pelayanan publik dari 7 %
oleh karena pendapatan Provinsi Gorontalo belum motivasi dan kualitas pegawai sebagaimana yang
mampu memenuhi kebutuhan fiskal daerah. telah diuraikan terdahulu. Dalam model ini
produktifitas pegawai normal berdasarkan data
c.7. Skenario Peningkatan Motivasi dan Kualitas historis secara kualitatif adalah sebesar 62, selain itu
Pegawai. produktivitas pegawai sangat tergantung seberapa
besar penyelesaian pekerjaan yang dilakukan oleh
Berdasarkan skenario ini, motivasi awal pegawai dalam kurun waktu 1 (satu) tahun yang
dan kualitas awal pegawai diasumsikan sebesar 0,5 berarti bahwa usaha yang dilakukan oleh pegawai
atau setengah dari motivasi dan kualitas yang dalam meningkatkan kemampuan profesionalnya
diinginkan, yang berarti bahwa sejak awal pegawai melalui berbagai kegiatan secara berkesinambungan
Provinsi Gorontalo sudah memiliki motivasi dan sesuai dengan tuntutan tugas yang dibebankannya.
kualitas sebagai Pegawai Negeri Sipil. Hal ini
memperlihatkan adanya gaji, tunjangan jabatan, 90