Anda di halaman 1dari 18

Jurnal Aktual STIE Trisna Negara Volume 18 (1) Juni 2020

ISSN : 1693 - 1688

PENGARUH KOORDINASI PENGAWASAN DAN PERILAKU ORGANISASI


TERHADAP KINERJA KARYAWAN DALAM PEMBERIAN IZIN
KONSTRUKSI DI KABUPATEN SAROLANGUN

R.A.Zubaidah1, Yohanes Susanto2, Bustra Desman3


1)
STIE Trisna Negara, Sumatera Selatan
2,3
Universitas Bina Insan, Lubuklinggau
Email: ra.zubaida_kag@yahoo.com)

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh koordinasi, pengawasan dan
perilaku organisasi terhadap kinerja karyawan yang memberikan izin bangunan di Kabupaten
Sarolangun. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 65 karyawan yang memberikan izin
bangunan kabupaten Sarolangun dengan sampel jenuh, analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah SPSS 20. Dengan metode statistik deskriptif dan inferensial untuk menguji
pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen baik secara simultan maupun parsial,
dengan komposisi: Koordinasi(X1), pengawasan(X2) dan perilaku organisasi (X3) sebagai
variabel eksogen dan Kinerja (Y) sebagai variabel endogen. Hasil penelitian menunjukkan
sebagai berikut: (1) Secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap koordinasi
kinerja karyawan dalam pemberian izin mendirikan bangunan di Kabupaten Salolangun (2)
Secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. karyawan
yang memberikan izin untuk membangun gedung di Kabupaten Salolangun 3) Secara parsial
terdapat pengaruh positif dan signifikan perilaku organisasi terhadap kinerja karyawan yang
memberikan izin bangunan di Kabupaten Salolangun (4) Secara bersamaan ada pengaruh positif
dan signifikan terhadap koordinasi dan pengawasan terhadap kinerja karyawan yang
memberikan izin bangunan di Kabupaten Salolangun 5) Secara bersamaan ada pengaruh positif
dan signifikan dari koordinasi dan perilaku organisasi terhadap kinerja karyawan yang
memberikan izin membangun gedung di kabupaten tersebut. Sarolangun (6) Secara simultan ada
pengaruh positif dan signifikan dari pengawasan dan perilaku organisasi terhadap kinerja
pemberian izin mendirikan bangunan di Kabupaten Salolangun 7) Secara simultan terdapat
pengaruh positif dan signifikan terhadap koordinasi, pengawasan dan perilaku organisasi
terhadap kinerja karyawan yang memberikan izin mendirikan bangunan di kabupaten
Salolangun. Disarankan bahwa untuk meningkatkan kinerja pemberian izin mendirikan di
Kabupaten Salolangun perlu lebih meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dan peran
pengawasan di tingkatkan didukung dengan administrasi dan aturan perijinan yang telah
ditetapkan dalam peraturan daerah Kabupaten Sorolangun.

Kata kunci: koordinasi, pengawasan, perilaku dan kinerja organisasi

AKTUAL | 30
Jurnal Aktual STIE Trisna Negara Volume 18 (1) Juni 2020
ISSN : 1693 - 1688

PENDAHULUAN
Tantangan yang di hadapi institusi di bidang pemerintahan pada abad 21 terfokus pada
pelayanan kebutuhan masyarakat sebagai customer, tidak hanya pada kepuasan (customer
satisfaction), tetapi berorientasi pada nilai (customer value). Sehubungan dengan hal tersebut di
atas guna meningkatkan kinerja para aparatur pemerintah di setiap instansi diperlukan
manajemen/pengelolaan sumber daya yang baik, sehingga mampu meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat . Pemerintah pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat, aparatur
tidaklah diadakan untuk melayani dirinya sendiri, tapi untuk melayani masyarakat serta
menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan
kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama. Karenanya birokrasi publik
berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan publik yang baik dan
professional (Asmawi Rewansyah, 2010).
Sementara isu yang berkembang di masyarakat yang mengaitkan bahwa rendahnya mutu
pelayanan aparatur tersebut ada benarnya apabila dilihat dari segi pendekatan struktural
fungsional. Walaupun tugas aparatur semakin berat, sedang imbalan yang diterima relatif kecil,
maka kurang tepat kalau hal tersebut dijadikan sebagai alasan. Sebagai terapi sekaligus untuk
menepis kesan masyarakat yang kurang menyenangkan, pemerintah kini sudah mulai
mengadakan perubahan-perubahan yang mendorong pada sikap dan prilaku pegawai ke arah
hasil kerja yang lebih baik. Perhatian pemerintah tersebut ditopang dengan upaya koordinasi dan
pengawasan yang efektif dan optimal, baik secara vertikal,horizontal maupun fungsional yang
diarahkan pada efektivitas kerja sehingga pada gilirannya dapattercapai tujuan organisasi secara
efektif dan efisien.
Salah satu yang sangat mendasar bagi tenaga kerja atau pegawai adalah kemampuan
intelektual dan operasional untuk merealisasikan potensi kerja yang dimilikinya sesuai dengan
kebutuhan organisasi. Diantara lembaga pemerintah yang memiliki peran dan fungsi yang cukup
penting tugasnya dalam melayani keperluan masyarakat adalah Dinas Penanaman Modal
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) terkait penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
dan kecamatan. Kondisi objektif di Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP) terkait penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di kab.sarolangun yang
menjadi fenomena permasalahan yang kiranya menurut penulis perlu dikaji dan diteliti yakni
berkisar antara adanya koordinasi antara unit/bagian yang belum terlaksana dengan efektif dan
efisien, dikarenakan masih adanya egosentris dari setiap unit/bagian, dimana masih
mementingkan pekerjaannya masing-masing tanpa memperhatikan tujuan secara kolektifitas dari
organisasi/instansi.
Sedangkan dari segi pengawasan terhadap pegawai masih belum terlaksana dengan baik
sesuai aturan/ketentuan yang ada dan telah ditetapkan, hal ini dapat dilihat dari salah satu
fenomena dalam kedisiplinan pegawai yaitu antara pegawai yang disiplin dengan yang tidak,
tidak ada sangsi yang jelas dan tepat baik itu melalui tegoran lisan maupun tulisan atau sangsi-
sangsi lainnya, begitu juga penghargaan terhadap pegawai yang berpsrestasi sehingga akan

AKTUAL | 31
Jurnal Aktual STIE Trisna Negara Volume 18 (1) Juni 2020
ISSN : 1693 - 1688

menimbulkan dampak pada kinerja pegawai. Begitu pun dengan perilaku organisasi masih
dirasakan cenderung masih belum kondusif, dengan salah satu bukti bahwa dari setiap
unit/bagian masih ada masalah pekerjaan yang tidak sesuai dengan job deskipsinya masing-
masing dengan kata lain tumpang tindih pekerjaan, dimana pekerjaan masih tersentralisasi yaitu
pekerjaan hanya ditangani oleh pegawai yang menjadi kepercayaan atasan/pimpinan saja
sedangkan pengertian kedisiplinan adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat
terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis
(Sastrohadiwiryo Siswanto, 2003 :291).
Berkenaan dengan hal tersebut diatas, dampak yang timbul terhadap kinerja pegawai
sangat berpengaruh sekali, sehingga kinerja pegawai pun dalam melaksanakan pekerjaannya
cenderung masih kurang optimal. Ada beberapa indikator yang menunjukkan lemahnya faktor
koordinasi, pengawasan dan perilaku organisasi terhadap kinerja pegawai berdasarkan
kenyataan di lapangan yaitu : koordinasi antar unit belum bahkan relatif kurang mendukung
sistem pelayanan yang memuaskan dalam hal penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
antara Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di Sarolangun.
Banyaknya bangunan yang berdiri di Ibukota Sarolangun dipertanyakan pihak Kecamatan
Sarolangun, pihak kecamatan kecewa dengan kebijakan Dinas Penanaman Modal Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) terkait penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang tanpa
melakukan koordinasi, hal ini terlihat salah satu bangunan yang menjadi sorotan adalah atas
nama milik (Hendri dan H Holid ,2019), yang tidak mengantongi rekomendasi dari pihak
Kelurahan dan Kecamatan. Penerbitan IMB yang dikeluarkan DPMPTSP untuk bangunan atas
nama Hendri dan H Holid tidak sesuai dengan aturan.
Ternyata koordinasi, pengawasan dan perilaku serta kinerja pegawai Dinas Penanaman
Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) terkait penerbitan Izin Mendirikan Bangunan
(IMB) masih dirasakan kurang, sehingga belum mendukung terhadap sistem yang
dikembangkan seperti kemampuan dalam mengoptimalkan sumber daya manusia atau
memberikan kepuasan kepada masyarakat. Permasalahan yang muncul di lapangan juga
berdasarkan hasil temuan, bahwa terdapat indikasi permasalahan yaitu : kurangnya koordinasi,
pengawasan dan perilaku serta kinerja yang diterapkan selama ini masih belum optimal dalam
pelaksanaannya, karena output kinerjanya masih banyak yang belum efektif. Hal itu kiranya
yang akan dikaji dan diteliti secara mendalam, mengingat kebijakan hal tesebut di atas
memegang peranan penting dalam keberhasilan pencapaian tujuan Dinas Penanaman Modal
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) terkait penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
di kab. sarolangun .Kegiatan perizinan yang dilaksanakan oleh pemerintah pada intinya adalah
untuk menciptakan kondisi bahwa kegiatan pembangunan sesuai peruntukan, disamping itu agar
lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan
pembangunan. Lebih jauh lagi melalui sistem perizinan diharapkan dapat tercapainya tujuan
tertentu diantaranya: Adanya suatu kepastian hukum, perlindungan kepentingan hukum,
pencegahan kerusakan atau pencemaran lingkungan, pemerataan distribusi barang tertentu.

AKTUAL | 32
Jurnal Aktual STIE Trisna Negara Volume 18 (1) Juni 2020
ISSN : 1693 - 1688

Perizinan di bidang pembangunan tentunya memerlukan pengawasan. Pengawasan tersebut


dilakukan oleh aparat pemerintahan. Hal ini untuk Menghindari penyimpangan yang dilakukan
terhadap surat izin yang dikeluarkan. Namun dalam kenyataannya, masih banyak warga
pemegang izin yang melakukan pelanggaran. Masih banyak pula yang mendirikan bangunan
tanpa memiliki izin mendirikan bangunan. Merenovasi rumah dengan mengubah bentuk atau
struktur bangunan tanpa mengurus IMB terlebih dahulu, membangun rumah yang tidak sesuai
dengan IMB dan mengubah fungsi bangunan tanpa mengurus IMB terlebih dahulu. Begitu
banyak kasus tersebut yang ditemui di kabupaten sarolangun.

Tabel 1.1 Bangunan yang tidak sesuai dengan IMB


Nama IMB Bangunan Bentuk Bangunan
Sayang Rumah Tinggal Rumah Toko ( Ruko )

Kurniawan Rumah Toko 2 Lantai Rumah Tempat penangkaran Burung Wallet)


H. Holid Rumah Toko Rumah Toko 6 Pintu (tanpa tahapan prosedur)
Murdiani Bangunan Toko Rumah Toko ( bangunan Melebihi Batas Bahu Jalan)
Sumber : Kec.Sarolangun 2019

Dari tabel 1.1 di atas terlihat dengan jelas bahwa izin mendirikan bangunan dan bentuk
bangunan yang sebenarnya masih banyak yang tidak sesuai dengan bangunan yang sebenarrnya .
Tentu banyak yang bertanya, apakah pemerintah tidak mengawasi pembangunan-pembangunan
di kabupaten sarolangun sehingga hal-hal tersebut masih banyak ditemukan.

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS


Koordinasi
Defenisi koordinasi adalah upaya teratur dan sinkron dalam penyedian jumlah dan waktu
yang sesuai dan pengarahan kegiatan dalam rangka menciptakan suatu tindakan yang selaras dan
harmonis tentang tujuan yang telah ditetapkan (R.Terry : 2014) .

Pengawasan
Pengawasan adalah sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan organisasi dan
manajemen tercapai (Hani Handoko,2014)

Perilaku organisasi
Perilaku organisasi adalah studi tentang apa yang dilakukan orang-orang dalam
organisasi dan bagaimana perilaku tersebut mempengaruhi kinerja organisasi (Syamsir Torang;
2015, 112).

AKTUAL | 33
Jurnal Aktual STIE Trisna Negara Volume 18 (1) Juni 2020
ISSN : 1693 - 1688

Kinerja
Kinerja pegawai menurut Sinambela (2011:136) yaitu kemampuan pegawai dalam
melakukan sesuatu dengan keahlian tertentu.”

Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran pada penelitian ini dengan judul pengaruh koordinasi ,pengawasan
dan perilaku organisasi terhadap kinerja pegawai pemberian izin, mendirikan bangunan di
kab.Sarolangun adalah sebagai berikut :

Berdasarkan kerangka pikir penelitian (Gambar 2.1) diatas maka hipotesis penelitian ini,
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Koordinasi secara parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja pegawai
pemberian izin mendirikan bangunan di kab.sarolangun.

AKTUAL | 34
Jurnal Aktual STIE Trisna Negara Volume 18 (1) Juni 2020
ISSN : 1693 - 1688

H2 : Pengawasan secara parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja pegawai
pemberian izin mendirikan bangunan di kab.sarolangun.
H3 : Perilaku organisasi secara parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja
pegawai pemberian izin mendirikan bangunan di kab.sarolangun.
H4 : Koordinasi dan pengawasan secara bersama-sama berpengaruh signifikan dan positif
terhadap kinerja pegawai pemberian izin mendirikan bangunan di kab.sarolangun.
H5 : Koordinasi dan perilaku organisasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan dan
positif terhadap kinerja pegawai pemberian izin mendirikan bangunan di kab.sarolangun.
H6 : Pengawasan dan perilaku organisasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan dan
positif terhadap kinerja pegawai pemberian izin mendirikan bangunan di kab.sarolangun.
H7 : Koordinasi, pengawasan dan perilaku organisasi secara bersama-sama Berpengaruh
signifikan dan positif terhadap kinerja pegawai pemberian izin mendirikan bangunan di
kab.sarolangun.

METODE PENELITIAN
Desaian Penelitian
Berdasarkan tujuan Penelitian ini, maka desain penelitaian dilakukan pada pengukuran
kinerja pegawai pemberian izin mendirikan bangunan di kec.sarolangun dengan desain, variabel
yang dianalisis adalah variabel independen yaitu koordinasi (X1) pengawasan (X2) dan
perilaku organisasi (X3) sedangkan variabel dependen adalah kinerja pegawai (Y) dalam
penelitian ini yang akan di uji adalah seberapa besar pengaruh Koordinasi , pengawasan dan
perilaku organisasi terhadap kinerja pegawai pemberian izin mendirikan bangunan di
kec.sarolangun , dengan memperhatikan karakteristik variabel yang akan di uji, maka uji statistik
yang digunakan adalah perhitungan regresi dan korelasi untuk kedua variable pengujian
dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen X1 X2 dan X3 terhadap Y baik
secara parsial maupun simultan.

Populasi dan sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai Dinas Penanaman Modal Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) terkait penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan
pegawai di kecamatan sarolangun sedangkan untuk menentukan jumlah sampel menggunakan
sampel jenuh dengan jumlah 65 . Dasar pertimbangan yang digunakan dalam pengambilan
sampel sebanyak 65 (Hair et al., 2010). Sehingga alat analisis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah SPSS 22 sampel penelitian di ambil untuk dua SKPD yaitu di Dinas Penanaman
Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) terkait penerbitan Izin Mendirikan Bangunan
(IMB) dan pegawai di kecamatan sarolangun, ditampilkan pada tabel 2 berikut :

AKTUAL | 35
Jurnal Aktual STIE Trisna Negara Volume 18 (1) Juni 2020
ISSN : 1693 - 1688

Tabel 2 Distribusi Sampel Penelitian


Unit Kerja/Dinas /Badan/Bagian Jumlah
No
Pemerintah Kota Lubuklinggau Responden
1 Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu 40
2 Kecamatan 25
Jumlah 65

Teknis Analisis Data


Regresi Linier Sederhana
Regresi merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi
antar variabel. Secara luas, analisis regresi diartikan sebagai suatu analisis tentang
kebergantungan suatu variabel terhadap variabel lain, yaitu variabel bebas dalam rangka
membuat estimasi atau prediksi dari nilai rata-rata variabel bergantung dengan diketahuinya nilai
variabel bebas (Amos, 2016:128). Regresi linier sederhana digunakan untuk menganalisis satu
variabel bebas dan satu variabel terikat. Untuk mencari regresi linier sederhana menggunakan
rumus:
Y = a + bX (Sugiyono, 2014: 261)

Keterangan :
Y = Variabel Terikat (Kinerja Pegawai)
X = Variabel Bebas (Disiplin, Motivasi, dan Budaya Organisasi)
a = Konstanta.
b = Koefisien Regresi.

Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui derajat atau kekuatan dan arah hubungan
antara dua variabel. Koefisien korelasi adalah mencari hubungan antara variabel bebas (disiplin,
motivasi, budaya organisasi) dan variabel terikat (kinerja pegawai) dengan menggunakan rumus
product moment . Untuk mencari koefisien korelasi digunakan dengan rumus:

Keterangan :
n = jumlah data (responden)
X = Variabel Bebas
Y = Variabel Terikat
(Sugiyono 2014: 193)

Untuk membantu mengetahui seberapa besar hubungan yang diperoleh, Peneliti


menggunakan pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi yang bersumber dari
Sugiyono (2016:257).

AKTUAL | 36
Jurnal Aktual STIE Trisna Negara Volume 18 (1) Juni 2020
ISSN : 1693 - 1688

Uji t (parsial)
Uji t (parsial) dilakukan untuk membuktikan hipotesis yang dihitung secara terpisah
dengan membandingkan tHitung dengan tTabel (Sugiyono, 2016:184) dengan rumus sebagai
berikut :

t hitung = (Sugiyono, 2016:184)

Keterangan :
r = Nilai koefisien korelasi
n = Jumlah responden
Uji t pada tingkat kepercayaan atau kebenaran 95% atau signifikan 0,05 dengan ketentuan
sebagai berikut :

Regresi Linier Berganda


Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
yaitu koordinasi (X1), pengawasan (X2), perilaku organisasi (X3) terhadap variabel terikat
yaitu kinerja pegawai (Y). Untuk menentukan kesamaan dua rata-rata variabel dengan rumus
sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b2X3+ e (Usman, 2012:108)

Dimana :
Y = Kinerja, X1 = koordinasi, X2 = pengawasan, X3 = perilaku organisasi
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
e = Error of estimate

Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan antara
variabel bebas independen (koordinasi , pengawasan , perilaku organisasi) dan variabel terikat
dependen (kinerja pegawai)) (Usman, 2012:225) dengan rumus :

(Usman, 2012:226)

AKTUAL | 37
Jurnal Aktual STIE Trisna Negara Volume 18 (1) Juni 2020
ISSN : 1693 - 1688

Dimana :

= Koefisien Determinasi
b1 = Keofisien Korelasi koordinasi
b2 = Keofisien Korelasi pengawasan
b3 = Keofisien Korelasi perilaku organisasi
x1 = koordinasi
x2 = pengawasan
x3 = perilaku organisasi
Y = Kinerja Pegawai

Uji F (Simultan)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1, X2 dan X3) secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). Untuk menguji signifikansi dengan
membandingkan Fhitung dengan Ftabel (Usman, 2012:203)

Fhitung = (Usman, 2012:203)


Dimana :
R2 : Nilai Regresi
m : Jumlah variabel bebas
n : Jumlah responden

Jika : Fhitung ≥ Ftabel, maka tolak Ho artinya signifikan


Fhitung ≤ Ftabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan
Ftabel = F(1-α) (dk pembilang = m) (dk penyebut = n – m – 1)

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Deskripsi menyeluruh dan hasil penelitian ini akan diuraikan setelah terlebih dahulu
dilakukan analisis dan interpretasi data. Analisis dilakukan dengan menggunakan program
komputer Statistical Package For Social Sciencess ( SPSS ) For Windows ver. 20,0. Hasil
perhitungan statistik disajikan dalam bentuk deskriptif untuk memaparkan deskripsi data dengan
menggunakan analisis inferensial untuk mengetahu hubungan dan pengaruh antar variabel penel
itian.

AKTUAL | 38
Jurnal Aktual STIE Trisna Negara Volume 18 (1) Juni 2020
ISSN : 1693 - 1688

Analisis Regresi Linear Sederhana.


Anaisis ini adalah sebuah pendekatan pemodelan hubungan antara variable dependen dan
satu varibael independen dalam model regresi, dimana perubahan pada variable X akan diikuti
perubahan variable Y secara tetap secara matematik persamaan regresi lenear sederhan Y=a +bx
+e dengan memenuhi kreteria uji t > 0,05 pada tabel output, analisis dimaksud sebagaimana
tergambar dibawah ini:

Uji Regresi Linear Sederhana Variabel Disiplin

Coefficientsa
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 42,968 8,141 5,278 ,000
Koordinasi (X1) ,467 ,170 ,049 ,392 ,046
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)

Dari tabel di atas menunjukan hasil uji Regresi linier sederhana nilai konstanta sebesar 42,968
dengan sig, 0,000 hasil uji t untuk variabel koordinasi sebesar 0,392 sig 0,046, persamaan
struktur tergambar dibawah ini :

Y = 42,968 + 0,392 X1 + e

Dimana :
Y : Kinerja pegawai
X1 : koordinasi

Uji Regresi Linear Sederhana Variabel Pengawasan

Coefficientsa
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 23,281 5,879 3,960 ,000
Pengawasan (X2) ,475 ,122 ,442 3,907 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)

Dari tabel di atas menunjukan hasil uji Regresi linier sederhana nilai konstanta sebesar 23,281
dengan sig, 0,000 hasil uji t untuk variabel pengawasan sebesar 3,907 sig 0,000, persamaan
struktur tergambar dibawah ini :

AKTUAL | 39
Jurnal Aktual STIE Trisna Negara Volume 18 (1) Juni 2020
ISSN : 1693 - 1688

Y = 23,281 + 3,907 X2 + e
Dimana :
Y : Kinerja pegawai
X2 : Pengawasan

Uji Regresi Linear Sederhana Variabel perilaku organisasi


Coefficientsa
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 30,069 5,574 5,394 ,000
Perilaku Organisasi (X3) ,341 ,118 ,343 2,901 ,005
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)

Dari tabel di atas menunjukan hasil uji Regresi linier sederhana nilai konstanta sebesar 30,069
dengan sig, 0,000 hasil uji t untuk variabel perilaku organisasi sebesar 2,901 sig 0,000,
persamaan struktur tergambar dibawah ini :

Y = 30,069 + 2,901 X3 + e
Dimana :
Y : Kinerja pegawai
X3 : Perilaku organisasi

Analisis Regresi Linear Berganda

Uji Regresi Berganda variabel koordinasi, pengawasan dan perilaku Organisasi


Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 23,871 8,863 2,693 ,009
Koordinasi (X1) ,222 ,171 ,165 1,298 ,049
Pengawasan (X2) ,492 ,144 ,457 3,413 ,001
Perilaku Organisasi (X3) ,196 ,117 ,197 1,672 ,030
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)

Dari t di atas menunjukan hasil uji Regresi linier berganda nilai konstanta sebesar 23,871
dengan sig, 0,009 hasil uji t untuk variabel koordinasi sebesar 1,298 sig 0,049 variabel

AKTUAL | 40
Jurnal Aktual STIE Trisna Negara Volume 18 (1) Juni 2020
ISSN : 1693 - 1688

pengawasan sebesar 3,413 sig 0,001 dan nilai untuk variabel perilaku organisasi sebesar 1,672
sig 0,030 persamaan struktur tergambar dibawah ini :

Y = 23,871 + 1,298X1 + 3,413X2 + 1,672X3 + e

Dimana :

Y : Kinerja pegawai
X1 : Koordinasi
X2 : Pengawasan.
X3 : perilaku organisasi

Analisis Determinasi

Berikut hasil uji determinasi sebgaimana tergambar dibawah ini

Model summary (r dan r2)

Tabel Hasil Uji Determinasi

Model Summary
Model Adjusted R Std. Error of the
R R Square Square Estimate
dimension 1 ,511a ,262 ,225 4,310
a. Predictors: (Constant), Perilaku Organisasi (X3), Koordinasi (X1), Pengawasan (X2)

Uji F (Simultan

Tabel anova/uji serentak/uji F

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 7155,781 5 2385,260 152,087 ,000a

Residual 1333,096 60 15,683


Total 8488,876 65

Dari tabel di atas menggambarkan nilai signifikansi F sebesar 152,087 > 3,2 ini
menandakan secara bersama-sama antara variabel koordinasi, pengawasan dan variable
perilaku organisasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat Kinerja pegawai

AKTUAL | 41
Jurnal Aktual STIE Trisna Negara Volume 18 (1) Juni 2020
ISSN : 1693 - 1688

(Y) nilai signifikansi < 0.05 artinya secara keseluruhan variabel independen memberikan
pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen,

Hasil Uji Hipotesis

Apakah koordinasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai pemberian izin mendirikan


bangunan di Kab. Sarolangun ?
Coefficientsa
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 42,968 8,141 5,278 ,000
Koordinasi (X1) ,467 ,170 ,049 ,392 ,036
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)

Hasil:
Uji parsial untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara koordinasi , terhadap
Kinerja pegawai pemberian izin mendirikan bangunan di Kab. Sarolangun dari hasil olah SPSS
dapat dilihat pada tabel Uji t dengan nilai 0,392 > dari t tabel 1,668 (tabel t) dengan nilai sig
0,036 < 0,05 ini menunjukan bahwa secara parsial variable koordinasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja pegawai pemberian izin mendirikan bangunan di Kab. Sarolangun
Apakah pengawasan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pemberian izin mendirikan
bangunan di Kab. Sarolangun ?
Coefficientsa
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 23,281 5,879 3,960 ,000
Pengawasan (X2) ,475 ,122 ,442 3,907 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)

Uji parsial untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara pengawasan , terhadap
Kinerja pegawai pemberian izin mendirikan bangunan di Kab. Sarolangun dari hasil olah SPSS
dapat dilihat pada tabel Uji t dengan nilai 3,907 > dari t tabel 1,669 (tabel t) dengan nilai sig
0,000 > 0,05 ini menunjukan bahwa secara parsial variable Motivasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja pegawai pemberian izin mendirikan bangunan di kab. Sarolangun .
Apakah perilaku organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai pemberian izin mendirikan
bangunan di Kab. Sarolangun ?

AKTUAL | 42
Jurnal Aktual STIE Trisna Negara Volume 18 (1) Juni 2020
ISSN : 1693 - 1688

Coefficientsa

Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 30,069 5,574 5,394 ,000
Perilaku Organisasi ,341 ,118 ,343 2,901 ,005
(X3)
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)

Uji parsial untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara perilaku organisasi
terhadap Kinerja pegawai pemberian izin mendirikan bangunan di Kab. Sarolangun dari hasil
olah SPSS dapat dilihat pada tabel Uji t dengan nilai 2,901 > dari t tabel 1,669 (tabel t) dengan
nilai sig 0,005 > 0,05 ini menunjukan bahwa secara parsial variable perilaku Organisasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja pegawai pemberian izin mendirikan
bangunan di kab. Sarolangun.

Apakah pengawasan dan koordinasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja pegawai
pemberian izin mendirikan bangunan di kab. Sarolangun?

ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 349,463 2 174,765 9,142 ,000a
Residual 1184,998 62 19,113
Total 1534,462 64
a. Predictors: (Constant), Pengawasan (X2), Koordinasi (X1)
b. Dependent Variable: Kinerja (Y)

Uji simultan untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara koordinasi dan
pengawasan , terhadap Kinerja pegawai pemberian izin mendirikan bangunan di Kab.
Sarolangun dari hasil olah SPSS dapat dilihat pada tabel Uji F dengan nilai 9,142 > dari F tabel
2,36 (tabel F) dengan nilai sig 0,000 > 0,05 ini menunjukan bahwa secara bersama-sama
variable koordinasi dan pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
pegawai pemberian izin mendirikan bangunan di Kab. Sarolangun

Apakah koordinasi dan perilaku Organisasi secara bersma-sama berpengaruh terhadap Kinerja
pegawai pemberian izin mendirikan bangunan di kab. Sarolangun?

AKTUAL | 43
Jurnal Aktual STIE Trisna Negara Volume 18 (1) Juni 2020
ISSN : 1693 - 1688

ANOVAb
Model
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 185,029 2 92,515 4,251 ,019a
Residual 1349,465 62 21,765
Total 1534,462 64
a. Predictors: (Constant), Perilaku Organisasi (X3), Koordinasi (X1)
b. Dependent Variable: Kinerja (Y)

Uji simultan untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara koordinasi dan perilaku
organisasi terhadap kinerja pegawai pemberian izin mendirikan bangunan di Kab. Sarolangun
dari hasil olah SPSS dapat dilihat pada tabel Uji F dengan nilai 4,251 > dari F tabel 2,36 (tabel
F) dengan nilai sig 0,019 > 0,05 ini menunjukan bahwa secara bersama-sama variable
koordinasi dan perilaku organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
pegawai pemberian izin mendirikan bangunan di kab. Sarolangun

Apakah pengawasan dan perilaku organisasi secara bersma-sama berpengaruh terhadap Kinerja
pegawai pemberian izin mendirikan bangunan di kab. Sarolangun ?

ANOVAb
Model
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 370,070 2 185,035 9,853 ,000a

Residual 1164,391 62 18,781


Total 1534,462 64

Uji simultan untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara pengawasan dan
perilaku organisasi terhadap Kinerja pegawai pemberian izin mendirikan bangunan di Kab.
Sarolangun dari hasil olah SPSS dapat dilihat pada tabel Uji F dengan nilai 9,853 > dari F tabel
2,36 (tabel F) dengan nilai sig 0,000 < 0,05 ini menunjukan bahwa secara bersama-sama
variable pengawasan dan perilaku Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kinerja pegawai pemberian izin mendirikan bangunan di Kab. Sarolangun.

Apakah koordinasi , pengawasan dan perilaku organisasi berpengaruh secara bersama-sama


terhadap Kinerja pegawai pemberian izin mendirikan bangunan di Kab. Sarolangun?

Uji simultan untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara koordinasi ,


pengawasan dan perilaku terhadap Kinerja pegawai pemberian izin mendirikan bangunan di
Kab. Sarolangun dari hasil olah SPSS dapat dilihat pada tabel Uji F dengan nilai 7,203 > dari F
tabel 2,36 (tabel F) dengan nilai sig 0,000 < 0,05 ini menunjukan bahwa secara bersama-sama

AKTUAL | 44
Jurnal Aktual STIE Trisna Negara Volume 18 (1) Juni 2020
ISSN : 1693 - 1688

koordinasi, pengawasan dan perilaku berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
pegawai pemberian izin mendirikan bangunan di Kab.Sarolangun

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian secara statistik terhadap data penelitian ini
pengaruh koordinasi, pengawasan dan perilaku organisasi terhadap Kinerja pegawai pemberian
izin mendirikan bangunan di Kab. Sarolangun , dapat disimpulkan sebagai berikut :

1) Koordinasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pemberian izin
mendirikan bangunan di Kab. Sarolangun . koordinasi tersebut di dukung Jika sudah keluar
SP4 namun bangunan masih tetap dilaksanakan maka akan keluar surat SPB (Surat perintah
bongkar) .
2) Pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pemberian izin
mendirikan bangunan di Kab. Sarolangun hal ini didukung oleh Pegawai memberikan IMB
tepat waktu sesuai dengan aturan.
3) Perilaku organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pemberian
izin mendirikan bangunan di Kab. Sarolangun hal ini di dukung oleh penyelenggaraan
adminstrasi keuangan penerbitan IMB wajib mengikuti peraturan dan selalu berkembang
untuk perbaikan.

Implikasi Manajerial
Berdasarkan analisis dan kesimpulan pada bagian sebelumnya penelitian ini memperoleh
beberapa bukti empiris yang dapat dijadikan masukan bagi Kepemimpinan kantor pemberian
izin mendirikan bangunan di Kab. Sarolangun, dalam rangka menerapkan implikasi strategi
dalam mewujudkan kualitas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang bersih dan berwibawa
sebagai berikut:
1) Secara simultan Kinerja pegawai di Kantor pemberian izin mendirikan bangunan di Kab.
Sarolangun di pengaruhi oleh koordinasi , pengawasan dan perilaku Organisasi, maka
implikasinya adalah untuk mewujudkan kinerja yang baik dan dapat dipercaya oleh publik
fungsi koordinasi , pengawasan dan perilaku Organisasi menjadi tolok ukur dalam
menyajikan kinerja yang relevan, akurat anda dan dapat dipahami.
2) Secara parsial menunjukan bahwa masing-masing variabel koordinasi, pengawasan dan
perilaku organisasi mempengaruhi kinerja namun variabel perilaku organisasi berpengaruh
paling dominan, untuk itu perlu adanya dukungan dari setiap variabel, guna mewujudkan
Kinerja yang wajar dan memenuhi standar nasional, khususnya bagi pegawai di kantor
pemberian izin mendirikan bangunan di Kab. Sarolangun.

AKTUAL | 45
Jurnal Aktual STIE Trisna Negara Volume 18 (1) Juni 2020
ISSN : 1693 - 1688

Saran
Saran untuk Organisasi/ kantor pemberian izin mendirikan bangunan di Kab. Sarolangun :
1) Dalam upaya mewujudkan Kinerja bidang perizinan maka peran pegawai memberikan
tanggung jawab dalam memberikan layanan pembuat IMB sangat di perlukan .
2) Dalam upaya menjaga kestabilitasan kinerja pengelolaan adminstrasi perizinan khususnya
di Kantor pemberian izin mendirikan bangunan di kab.sarolangun, peran pengawasan harus
berjalan. wajib melaksanakan sistem adminstrasi yang transparan, tertib dan terukur.
3) Sistem Pelaporan setiap bangunan yang baru dilakukan secara tertib dan berkelanjutan.
4) Kinerja pegawai di lakukan dengan sebaik-baiknya dengan cara yang berbeda-beda dalam
menyelesaikan pekerjaan.

DAFTAR PUSTAKA

Asmawi Rewansyah, 2010. Reformasi Birokrasi Dalam Rangka Good Governance, Cv.
Yusaintanas Prima, Bogor
Siswanto Sastrohadiwiryo, 2003,Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, edisi 2,Jakarta,PT.Bumi
Aksara
Hani Handoko , 2014, Manajemen Personalia Sumber Daya Manusia, Edisi. Kedua
Hair, J. F., Black. W. C., Babin. B. J.; and Anderson. R. E. (2010), Multivariate Data Analysis,
7th ed. Pearson Prentice Hall, New Jersey
Syamsir Torang. 2015. Metode Riset Struktur dan Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta

Sinambela, 2011 . Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta:Bumi Aksara Hair et al., 2010
Sedarmayanti. 2009. Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan
Masa Depan (Mewujudkan Pelayanan Prima danKepemerintahan yang Baik).Bandung :
Refika
Sinambela, Lijan Poltak. Dkk. 2011 .Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta:BumiAksara
Sinambela,Lijan Poltak.Dkk. 2010. Reformasi Pelayanan Publik.Jakarta:BumiAksara
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeta.Bandung
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Terry, George Rdan Leslie W.Rue. 2014. Dasar-Dasar Manajemen, penerjemah G.A Ticoalu.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Terry, George R. 2012. Prinsip-Prinsip Manajemen, penerjemah J-Smith D.F.M. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Thoha, Miftah. 2008. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada

AKTUAL | 46
Jurnal Aktual STIE Trisna Negara Volume 18 (1) Juni 2020
ISSN : 1693 - 1688

Torang, Dr.Syamsir.2014.Organisasi dan Manajemen.Bandung: ALFABETA


Usman, H. 2012. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara
Usman, Husaini. (2008). Manajemen: Teori, Praktik dan Riset Pendidikan –Ed.2, Cet.1-.Jakarta:
Bumi Aksara.
Usman, Husaini. (2013). Manajemen: Teori, Praktik dan Riset Pendidikan –Ed.4, Cet.1-.Jakarta:
Bumi Aksara
Wibowo. (2009). Manajemen Kinerja –edisi ke 2. Jakarta : Rajawali Pers.
Winarno, Surakhmad. (1972). Dasar dan Teknik Research. Bandung: Tarsito

AKTUAL | 47

Anda mungkin juga menyukai