Anda di halaman 1dari 21

TERMS OF REFERENCE (TOR)

Penyelenggaraan Enterpreneur Development Melalui

Pendampingan IKM Mojokerto

KONSULTASI DAN PENDAMPINGAN IKM


DINAS PERINDUSRIAN DAN PERDAGANGAN
KABUPATEN MOJOKERTO
TAHUN ANGGARAN 2023
KERANGKA ACUAN KERJA/TERMS OF REFERENCE

KEGIATAN TA. 2023

SKPD : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten


Mojokerto
Program :Program Kewirausahaan, Industri Kecil dan Menengah
Indikator Kinerja Progam :
1. Terselenggaranya Fasilitasi dan Pembinaan
Masyarakat dengan Penyelenggaraan
Enterpreneur Development melalui Konsultasi
dan Pendampingan IKM
2. Meningkatnya Jumlah Wirausaha Nasional
Kegiatan : Penyelenggaraan Enterpreneur DevelopmentMelalui
Konsultasi dan Pendampingan IKM
Indikator Kinerja Kegiatan : Terselenggaranya Enterpreneur Development melalui
Konsultasi dan Pendampingan IKM
Sasaran Kegiatan : Menghasilkan wirausaha serta pertumbuhan
wirausaha yang inovatif dan berkelanjutan melalui
Konsultasi
Bisnis Klasifikasi Rincian Output : Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat
Indikator KRO : Jumlah Wirausaha yang meningkatkan
pertumbuhan kewirausahaan nasional
Rincian Output : Jumlah wirausaha yang menerima fasilitasi
Konsultasi dan Pendampingan IKM
Keluaran (output) : Berkembangnya Kapasitas wirausaha melalui
Konsultasi dan Pendampingan IKM
Indikator RO : Jumlah wirausaha yang dilakukan dalam
Penyelenggaraan Enterpreneur Development
melalui Konsultasi dan Pendampingan IKM

Volume RO : 20 (dua puluh)


Satuan RO : orang
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
Dasar hukum yang mendasari pelaksanaan kegiatan ini adalah :
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 33;
b. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian;
c. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Industri Kecil dan Menengah;
d. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6573);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan,
dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 17, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6619);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
g. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pengembangan Inkubator
Wirausaha (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 66);
h. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
8);
i. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN
Tahun 2020-2024;
j. Peraturan Menteri Koperasi Nomor: 9 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan dan
Pembinaan Perkoperasian.
k. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 5 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis
Kementerian Perindustrian Tahun 2020-2024.
l. Peraturan Menteri Perindustrian No 1 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
m. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 8
Tahun 2018 tentang Pedoman Swakelola.
n. Aturan bupati
2. Gambaran Umum
Kontribusi usaha mikro, kecil, dan menengah (IKM) terhadap perekonomian
Indonesia masih sangat penting. Perkiraan jumlah IKM dengan sekitar 65,47 juta
perusahaan di Indonesia, yang dapat menyerap hampir 96,92% dari total tenaga kerja
(Kemenkop UKM, 2019), pemerintah memberikan perhatian khusus pada IKM
melalui berbagai kegiatan dan program. Sayangnya, kontribusi IKM terhadap
perekonomian negara tidak tumbuh signifikan selama satu dekade terakhir. Jika
dilihat lebih dekat, kontribusi IKM terhadap PDB tidak banyak berubah selama satu
dekade terakhir, yaitu berkisar antara 58-61%. Bahkan di masa pandemi, kontribusi
IKM terhadap PDB pada tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 23% dari 60,3%
menjadi 37,3%, menurut data Asosiasi IKM Indonesia. Di sisi lain, kontribusi IKM
terhadap ekspor sejauh ini belum mengalami peningkatan yang signifikan. Menteri
Perindustrian RI Teten Masuduki mengatakan kontribusi ekspor IKM pada kuartal III
2021 hanya 15,65% dari total ekspor, masih kalah jauh dari Singapura (41%) dan
Thailand (29%). Tidak setinggi China yang bisa mencapai 60%. Hal ini tentu
beriringan dengan fakta bahwa 98,8% keberadaan IKM masih didominasi oleh
pengusaha mikro.
Banyak penelitian sebelumnya yang meneliti perilaku usaha mikro. Para
pengusaha ini cenderung memulai usaha karena mereka tersisih dari pasar tenaga
kerja formal. Thurik (2007) juga menyebut fenomena ini sebagai 'efek pengungsi'.
Memulai bisnis, terutama di sektor informal, adalah bentuk 'pelarian' dari
pengangguran karena tidak ada peluang kerja lain. Alih-alih mempertahankan
pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru, sebagian besar usaha
mikro dan kecil cenderung stagnan dan gagal menghasilkan keuntungan yang
signifikan. Salah satu faktor yang menghambat pertumbuhan usaha mikro adalah
kurangnya kewirausahaan (UKM Indonesia, 2021). Selama satu dekade terakhir,
berbagai kegiatan dan program telah dilaksanakan oleh pemerintah untuk
meningkatkan angka kewirausahaan. Namun, belum ada hasil yang nyata dalam
meningkatkan angka kewirausahaan atau memperbaiki struktur IKM, dan usaha
mikro masih mencapai 98,8%. Banyak penelitian menunjukkan bahwa hal ini
disebabkan oleh kurangnya pendampingan yang lebih melekat yang secara efektif
membantu peserta menerapkan pengetahuan mereka dengan tepat.
Menyadari hal ini, Kementerian Perindustrian menyelenggarakan Program
Pengembangan Kewirausahaan melalui Konsultasi dan Pendampingan IKM dengan
Pendampingan Wirausaha untuk membantu para wirausahawan mengembangkan
usahanya melalui kegiatan Konsultasi dan Pendampingan IKM dan pendampingan
bisnis. Diharapkan para wirausaha yang didukung oleh program ini kelak akan
menjadi fondasi yang akan memutar roda perekonomian Indonesia.
Salah satu faktor kunci keberhasilan program pengembangan kewirausahaan
adalah kemampuannya untuk mendorong praktik kewirausahaan. Di sini, praktik
kewirausahaan didefinisikan sebagai serangkaian tindakan dan interaksi antara
seorang wirausahawan dan ekosistem bisnis mereka. Tentu saja, praktik yang baik
membutuhkan pemikiran, perencanaan, dan keterampilan yang matang. Pemikiran
dan perencanaan yang matang ini didasarkan pada akumulasi pengetahuan kita
tentang latar belakang masalah yang dihadapi para wirausahawan.
Dengan demikian, program "Pengembangan Wirausaha melalui Konsultasi
Manajemen" adalah program pengembangan wirausaha praktis melalui konsultasi
manajemen yang sistematis, dengan tujuan untuk membantu para wirausaha dalam
pengembangan perusahaan mereka. Para wirausahawan yang berpartisipasi dalam
Program Pengembangan Wirausaha melalui Konsultasi dan Pendampingan IKM
melalui proses pemeriksaan yang dilakukan langsung oleh Departemen Koperasi dan
Usaha Kecil RI, yang dapat melibatkan lembaga dan komunitas yang membantu
mengembangkan kewirausahaan. Dengan memusatkan kegiatan pemeriksaan, kami
memiliki kontrol yang lebih besar terhadap masukan dari para peserta program.
Selain itu, pemusatan kegiatan penilaian tentunya akan berdampak positif terhadap
peningkatan kesadaran masyarakat akan kepentingan Kementerian Perindustrian (RI)
dalam membina wirausaha di Indonesia. Proses penelaahan juga disempurnakan
dengan kegiatan penilaian wirausaha untuk memastikan bahwa peserta memenuhi
kriteria di atas untuk mengikuti program pengembangan wirausaha melalui
Konsultasi dan Pendampingan IKM. Faktor kedua yang perlu dipertimbangkan adalah
bentuk program yang berorientasi pada tujuan. Program Pengembangan Wirausaha
melalui Konsultasi dan Pendampingan IKM didasarkan pada pendekatan yang
berpusat pada peserta didik, dengan program yang dirancang berdasarkan kebutuhan
dan masalah masing-masing wirausaha. Hal ini membuat kami lebih efektif karena
kami dapat menawarkan solusi yang lebih disesuaikan untuk setiap pengusaha. Untuk
itu, para peserta pertama-tama dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan
tingkat kewirausahaan dan tantangan yang mereka hadapi. Hasil pengelompokan ini
mengidentifikasi penasihat yang tepat untuk membantu para wirausahawan
memecahkan masalah mereka. Elemen terakhir yang menjadi perhatian utama adalah
keberlanjutan program. Mengacu pada rancangan Perpres tentang Pengembangan
Kewirausahaan Nasional, program pengembangan kewirausahaan harus dilakukan
dalam sebuah ekosistem yang saling terhubung dan saling mendukung. Melihat
ekosistem kewirausahaan secara keseluruhan, posisi Program Pengembangan
Kewirausahaan melalui Konsultasi dan Pendampingan IKM berada pada sisi input
bagi ekosistem kewirausahaan nasional. Hal ini karena wirausaha baru lahir melalui
program ini dan berbagai inisiatif lanjutan yang diselenggarakan oleh
kementerian/lembaga, industri dan dunia usaha, seperti inkubasi, akselerasi,
penyertaan modal, rantai pasok perusahaan besar, ekspor, dan lain-lain. Artinya,
kamu sudah siap untuk melangkah lebih jauh melalui program tersebut. Dunia Usaha
dan Dunia Industri (DUDI) dalam pelaksanaan Business Advisory Program, kami
menargetkan 20 wirausahawan mendapatkan penasihat sesuai dengan permasalahan
yang dihadapi pada tahun 2023. Tujuan dari pengembangan keterampilan
wirausahawan melalui Konsultasi dan Pendampingan IKM adalah untuk
mencocokkan wirausahawan dengan para ahli yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, pengalaman, dan indikator pengembangan sumber daya manusia untuk
memecahkan masalah manajemen yang dihadapi wirausahawan, serta memberikan
solusi dan rekomendasi. adalah untuk melakukan Untuk Pengusaha Kegiatan
Konsultasi dan Pendampingan IKM yang membantu pengusaha yang belum
berpengalaman mengembangkan bisnis mereka melalui program pembinaan
terstruktur.
Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah:
1. Terbentuknya tata kelola perusahaan secara baik dan tertulis.
2. Berkembangnya usaha para peserta wirausaha pemula.

B. PENERIMA MANFAAT
Penerima Manfaat langsung dari kegiatan ini adalah
a. Seseorang yang memiliki usaha, atau
b. Wirausaha yang memiliki ide bisnis yang telah direalisasikan atau memiliki rintisan
usaha yang inovatif, atau
c. Peserta sebanyak 20 orang wirausaha yang mendaftar pada kegiatan, kolaborasi dan
sosialiasi seminar online dengan pendekatan studi kasus (case study) yang
menghadirkan narasumber dengan pembahasan penerapan suatu konsep/metode/ilmu
bisnis didalam konteks dunia yang sesungguhnya.

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


1. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan dengan spesifikasi sebagai berikut :
 MEKANISME PELAKSANAAN
a. Dinas Perindustrian Kabupaten Mojokerto dan Funvita sebagai pelaksana
program melakukan sosialisasi kepada Dinas yang membidangi Koperasi
dan UKM di Kabupaten Mojokerto serta kepada masyarakatluas melalui
media online (zoom).
b. Calon peserta kegiatan mendaftarkan diri melalui tautan yang ditentukan
oleh Dinas Perindustrian Kabupaten Mojokerto dan Funvita.
c. Calon peserta yang dinyatakan lulus akan dihubungi mitra pelaksana
Dinas Perindustrian Kabupaten Mojokerto dan Funvita, untuk melengkapi
berkas yang diperlukan seperti :
1) Fotokopi KTP;
2) Surat pernyataan komitmen untuk mengikuti program secara penuh;
d. Deputi Bidang Kewirausahaan menerbitkan surat keputusan penetapan
peserta kegiatan.
e. Lembaga pelaksana melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan Konsultasi
dan Pendampingan IKM yang meliputi, briefing mekanisme pelaksanaan
Konsultasi dan Pendampingan IKM kepada para konsultan, matchmaking
konsultan dengan peserta, dan pembagian informasi terkait diri dan bisnis
peserta kepada konsultan,
f. Lembaga pelaksana menyelenggarakan kegiatan Konsultasi dan
Pendampingan IKM secara Daring dan Luring
g. Lembaga pelaksana melakukan proses evaluasi.
h. Lembaga pelaksana merekomendasikan strategi keberlanjutan bagi tiap
peserta.
 PERAN ORGANISASI PELAKSANA
a) Dinas Perindustrian Kabupaten Mojokerto
1. Menyusun arah kebijakan tentang program penyelenggaraan
Konsultasi dan Pendampingan IKM;
2. Mengkoordinasikan lintas sektoral dengan pemangku kepentingan
ditingkat pusat;
3. Melakukan sosialisasi kegiatan pelaksanaan penyelenggaraan
entrepreneur development melalui Konsultasi dan Pendampingan IKM
kepada pihak terkait.
4. Melakukan monitoring dan evaluasi.
b) Lembaga Pelaksana
1. Melaksanakan kegiatan penyelenggaraan Entrepreneur Development
Melalui Konsultasi dan Pendampingan IKM sesuai dengan mekanisme
dan tahapan pelaksanaan;
2. Membuat laporan penyelenggaraan Entrepreneur Development
Melalui Konsultasi dan Pendampingan IKM.
 TAHAPAN KEGIATAN
Untuk mencapai keluaran diatas dilakukan dengan pelaksanan strategi 8
pencapaian keluaran yang terdiri dari :
Metode pelaksanaan melalui Kontraktual dengan rincian tahapan
pelaksanaanadalah sebagai berikut :
I. PERSIAPAN
Rangkaian Tahapan Persiapan terdiri dari :
1. Konfirmasi ulang peserta yang telah mendaftar dan memastikan
kesediaan peserta dalam mengikuti keseluruhan rangkaian
kegiatan.
2. Memastikan jumlah peserta yang akan mengikuti kegiatan sesuai
dengan jumlah dan kriteria yang telah ditetapkan program.
3. Memastikan kesiapan sumber daya mitra sesuai dengan kebutuhan
program.
4. Sinkronisasi ekspektasi pelaksanaan kegiatan antara mitra
pelaksana dengan Kementerian Perindustrian.
5. Melakukan segala aktivitas yang diperlukan dalam persiapan
teknis penyelenggaraan acara.
6. Melaksanakan acara pembukaan program yang dihadiri oleh
seluruh stakeholder program.

Keluaran dari tahapan persiapan adalah :

1. Database 20 peserta yang telah memenuhi kriteria berisikan data


pribadi dan usaha peserta.
2. Persiapan medium komunikasi yang diperlukan untuk
menyelenggarakan program dengan baik.
3. Kelengkapan dokumen teknis yang diperlukan untuk menjalankan
seluruh rangkaian kegiatan.
4. Database konsultan, pembicara, fasilitator, dan sumber daya
manusia lain yang dibutuhkan untuk menjalankan program yang
telah disetujui oleh pihak Kementerian Perindustrian.
5. Terselenggaranya acara pembukaan program.
II. PELAKSANAAN
Rangkaian Tahapan Pelaksanaan terdiri dari :
1. Tahap Case Session dan Konsultasi Online
1.1 Penjelasan Umum Kegiatan Case Session
Case Session adalah suatu seminar online dengan pendekatan
studi kasus (case study) yang menghadirkan seorang
narasumber dalam membahas penerapan suatu
konsep/metode/ilmu bisnis yang relevan terhadap pertumbuhan
usaha di masingmasing sektor bisnis didalam konteks dunia
yang sesungguhnya. Case session bertujuan untuk :
a. Menginspirasi peserta akan pentingnya penerapan suatu
konsep/metode/ilmu bisnis yang relevan terhadap
pertumbuhan usaha di masing-masing sektor bisnis.
b. Menambah wawasan peserta dalam hal penerapan suatu
konsep/metode/ilmu bisnis dalam situasi dunia praktek
sesungguhnya. Pelaksanaan Case Session untuk setiap
sektor akan dilaksanakan sebanyak 5 kali dalam 5 minggu,
dimana tiap minggu akan dilakukan 1x case session.
Berikut adalah gambaran besar materi Case Session untuk
setiap sektor beserta jumlah sesinya.

BULAN MATERI DURASI


Bulan 1 Legalitas 5 JP
Bulan 2 Manajemen 5 JP
Bulan 3 Keuangan 5 JP
Bulan 4 Digital 5 JP
Marketing

Mekanisme penyelenggaraan kegiatan Case Session adalah


sebagaiberikut:
1. Kegiatan Case Session akan dilaksanakan secara
online.
2. Dalam pelaksanaan kelas akan menghadirkan
narasumber yang berasal dari materi terkait dan
memiliki kompetensi untuk menyelenggarakan konsep
pembelajaranCase Session.
3. Setelah kelas selesai, peserta akan diinformasikan
mengenai tugas yang harus dikerjakan sesuai dengan
konsep yang dibahas diminggu tersebut.
4. Peserta akan dibekali dengan dokumen teknis untuk
membantu mereka menyelesaikan tugas.

Setelah dilaksanakannya sesi Case Session maka akan dilanjutkan


dengan sesi Konsultasi Online.

1.2 Penjelasan Umum Kegiatan Konsultasi Online


Konsultasi Daring dan Luring adalah kegiatan di mana peserta
menggunakan media komunikasi Daring dan Luring untuk
bertemu dengan satu atau beberapa konsultan untuk
mendiskusikan isuisu implementasi kebijakan dalam waktu dan
jadwal yang telah ditentukan. Alat-alat digital berikut ini
digunakan untuk melakukan konsultasi online:
1. Tools komunikasi digital (disarankan menggunakan
Whatsapp).
2. Tools manajemen pembelajaran online (disarankan
menggunakan Google Classroom).
3. Tools pertemuan tatap muka online (disarankan
menggunakan Zoom atau Google Meet).

Mekanisme pelaksanaan Konsultasi Online adalah sebagai


berikut :

1. 20 peserta dibagi menjadi 2 kelompok dimana 1


pendamping 20 peserta.
2. Setiap kelompok akan dibuatkan group whatsapp tersendiri
berisikan 10 peserta, 1 pengajar, dan 1 fasilitator.
3. Jadwal untuk sesi konsutasi akan ditetapkan oleh masing-
masing pengajar.
4. Tema diskusi setiap bulan akan mengikuti tema Case
Session bulan tersebut.
5. Fokus utama konsultasi online adalah membantu wirausaha
untuk mengimplementasikan konsep/ilmu yang didapatkan
selama case session ke dalam bisnis masing-masing.
6. Transfer dokumen dan pengumpulan tugas oleh wirausaha
disarankan menggunakan Google Classroom.
2. TAHAP KONSULTASI ONLINE

BULAN JUMLAH SESI


KONSULTASI
Bulan 1 20 JPL
Tema : Legalitas
Bulan 2 20 JPL
Tema : Manajemen
Bulan 3 20 JPL
Tema : Keuangan
Bulan 4 20 JPL
Tema : Digital Marketing

3. TAHAP GROWTH SPRINT


3.1 Penjelasan Umum Tahap Growth Sprint
Fase Growth Sprint adalah fase dukungan intensif untuk
membantu peserta mencapai tujuan pertumbuhan yang telah
ditetapkan. Untuk membantu mencapai tujuan tersebut, para
peserta didampingi secara intensif oleh para konsultan dan
moderator.
Pembagian kelompok pada Growth Sprint adalah sebagai
berikut :
1. 200 wirausaha yang lolos ke dalam tahap Growth Sprint
akan dibagi kedalam 20 kelompok (10 wirausaha per
kelompok).
2. Masing-masing kelompok akan didampingi oleh 1 orang
Pengajar dan 1orang Fasilitator.
3. Setiap kelompok akan memiliki group Whatsapp masing-
masing.

Tahap Growth Sprint terdiri dari beberapa kegiatan:

1. Jumpstart
2. Weekly Check-ins dan Konsultasi Online
3. Offline Consultation
3.2 Jumpstart
Fase Jumpstart adalah fase pertama dari kegiatan Growth Sprint,
yang bertujuan agar wirausahawan dan tim mentor dapat
mendiskusikan tujuan pertumbuhan jangka pendek wirausahawan
dan menandatangani Perjanjian Komitmen Wirausahawan-Guru.
3.3 Weekly Check-Ins dan Konsultasi Online
Weekly Check-in adalah sesi pelaporan mingguan tentang
pencapaian pengusaha dalam mengejar tujuan yang telah
ditetapkan. Wirausaha harus mengisi Formulir Check-in
Mingguan Pencapaian Tujuan Growth Sprint setiap minggunya.
1. Weekly Check-Ins dilakukan dengan metode tatap muka
online secara bersama-sama antara wirsausaha dengan tim
pendamping.
2. Setiap wirausaha diberikan waktu untuk presentasi progress
merekadalam mencapai target.
3. Pengajar memberikan masukan dan saran untuk memastikan
wirausahadapat mengejar target.
4. Wirausaha mengisi form Weekly Check-Ins dan diketahui
oleh Pengajar.

Di akhir tahap Growth Sprint akan dipilih 1 peserta terbaik untuk


lanjut ke tahapan berikutnya yaitu Tahap Networking. Evaluasi
final akan didasarkan pada pencapaian peserta dan ketentuan lain
yang akan ditentukan di kemudian hari oleh internal Kemenkop
UKM. Penjelasan lengkap kegiatan Growth Sprint dapat dilihat
pada tabel dibawah ini. Formulir evaluasi dapat dilihat pada
Gambar 10 dibawah ini.

Form Penilaian Growth Sprint

Berikut adalah penjelasan pengisian formulir penilaian.

KOMPONEN KETERANGAN
FORMULIR
Nama Pengajar Diisi dengan nama Pengajar yang melakukan
penilaian
Nama Diisi dengan nama wirausaha yang akan dinilai
Wirausaha
Nama Bisnis Diisi dengan nama bisnis wirausaha
Keaktifan Peserta
Variable X1 Berikut adalah indikator penilaian:
Seberapa aktif  Nilai 9-10
wirausaha Wirausaha aktif dalam
dalam berupaya bertanya/diskusi/konsultasi selama
mencapai target weekly check-ins dan di group
pertumbuhan konsultasi online,wirausaha mencoba
jangka pendek berbagai terobosan cara untuk
yang telah mencapai target, wirausaha cepat
ditetapkan? merespon arahan daripengajar dan
cepat dalam melakukan eksekusi.
 Nilai 6-8
Wirausaha bertanya/diskusi/konsultasi
seadanya selamaweekly check-ins dan
di group konsultasi online, wirausaha
menjalankan bisnis secara normal dan
tidak banyak terobosan yang dilakukan
untuk mencapai target,eksekusi
wirausaha masih perlu ditingkatkan.
 Nilai 1-5
Wirausaha tidak terasa aktif
bertanya/diskusi/konsultasiselama
weekly check-ins, wirausaha jarang
bertanya/diskusi/konsultasi di group
konsultasi online, wirausaha tidak
mencoba berbagai hal untuk mencapai
target.
Pencapaian Wirausaha
KOMPONEN KETERANGAN
FORMULIR
Variabel X2 Berikut adalah indikator penilaian:
Seberapa besar  Nilai 9-10
pencapaian Wirausaha melebihi target yang
wirausaha ditetapkan (>100%)
dalam mengejar  Nilai 6-8
target Rentang pencapaian target wirausaaha
pertumbuhan antara 70%-100%
jangka pendek  Nilai 1-5
yang telah Rentang pencapaian target wirausaaha
ditetapkan? dibawah 70%
Potensi Pertumbuhan
Varibel X3 Berikut adalah indikator penilaian:
Menurut anda,  Nilai 9-10
seberapa besar Wirausaha memiliki potensi yang jelas
potensi untuk bertumbuh minimal 10x lipat
pertumbuhan dalam satu tahun ke depan, wirausaha
wirausaha dan memiliki rencana jelas untuk mencari
bisnisnya? funding dalam rangka mendongkrak
pertumbuhan.  Nilai 6-8 Wirausaha
memiliki potensi pertumbuhan namun
belumada rencana untuk mencari
funding dalam rangka mendongkrak
pertumbuhan, pertumbuhan wirausaha
sangat mengandalkan dari keuntungan
operasional.  Nilai 1-5 Wirausaha
dirasa tidak memiliki potensi
pertumbuhan berarti dan masih harus
fokus untuk menyelesaikan berbagai
masalah internal perusahaan.

5. TAHAP NETWORKING
Pada tahap kelima (networking) 1 peserta terbaik akan
dihadirkan secara offline untuk bertemu dengan berbagai
stakeholder yang dapat membantu akselerasi pertumbuhan
usaha peserta. Stakeholder yang akan diundang akan dikurasi
oleh tim konsultan dan internal AKBP. Pada kegiatan
Networking Day, para stakeholder akan diberikan kartu
penilaian (lihat lampiran) untuk menilai peserta terbaik. Hasil
penilaian dari para stakeholder, 17 tim pendamping, dan
internal KUKM akan menjadi dasar untuk menentukan 10
finalis utama program Konsultasi dan Pendampingan IKM
Entrepreneur Development 2023.
6. TAHAP APRECIATION DAY
Apreciation Day adalah tahap terakhir dari kegiatan
Konsultasi dan Pendampingan IKM Entrepreneur
Development dimana 3 finalis utama akan diberikan apresiasi
oleh Dinas Perindustrian Kabupaten Mojokerto. Adapun
ketentuan pelaksanaan Apreciation Day akan ditentukan
dikemudian hari oleh internal Dinas Perindustrian Kabupaten
Mojokerto bersama dengan mitra pelaksana.

D. PERSYARATAN SPESIFIKASI MITRA DAN TIM PELAKSANA


1) Persyaratan Pelaksana
a. Berpengalaman dalam ruang lingkup antara lain: pendidikan, pelatihan,
penyuluhan, pendampingan, pembinaan serta berperan dalam penumbuhan,
pengembangan IKM dan kewirausahaan baik secara formal maupun non formal.
b. Telah berpengalaman melaksanakan kegiatan dibuktikan dengan melampirkan
dokumen portofolio.
c. Memiliki kapasitas, kemampuan, jaringan dan pengalaman dalam menjalankan
pengembangan kewirausahaan secara luring maupun Daring dan Luring,sekaligus
penyelenggaraan event kewirausahaan.
2) Persyaratan Peserta
a. Peserta berusia diatas 18 tahun;
b. Memiliki usaha minimal 1 tahun ;
c. Memiliki kesungguhan dan Bersedia menandatangani surat pernyataan komitmen
untuk mengikuti program secara penuh.
d. Warga Kabupaten Mojoketo
e. Yang bergerak dibidang produksi makanan dan minuman
f. Belum memiliki legalitas
g. Tenaga kerja tidak lebih dari 4 orang
3) Lokasi dan Akomodasi
a. Lokasi berada di Kabupaten Mojokerto
b. Lokasi Konsultasi dan Pendampingan IKM diadakan secara Daring dan Luring
c. Pelaksanaan pertemuan dilaksanakan selama 4 (empat) bulan baik secara Daring
dan Luring
4) Kualifikasi Pengajar, Tenaga Administrasi dan Project Manager
A. Spesifikasi Persyaratan Pendamping :
Pengajar sebanyak 2 orang dengan spesifikasi :
a. Pendidikan minimal S1 semua jurusan yang familiar dan paham terkait
dengan manajemen dan bisnis.
b. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
c. Mampu bekerjasama dalam sebuah tim.
d. Memiliki waktu untuk membina/coaching para peserta
Tugas Pendamping :
- Memberikan materi dan konsultasi bagi para wirausaha dalam
pengembangan usahanya.
- Mengidentifikasi permasalahan peserta kegiatan yang akan didampingi.
- Memberikan bimbingan, konsultasi dan advokasi kepada peserta kegiatan
- Mendampingi dan memberikan bimbingan kepada para peserta dalam
mengembangkan mencapai target jangka pendek yang ditentukan
- Melakukan evaluasi perkembangan usaha peserta yang didampingi
- Melaporkan hasil pelaksanaan tugas secara berkala.
B. Spesifikasi persyaratan Tenaga Administrasi :
Tenaga Administrasi sebanyak 1 orang dengan spesifikasi :
a. Sehat Jasmani dan Rohani.
b. Pendidikan minimal S1 jurusan manajemen.
c. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
d. Memiliki kemampuan administratif yang baik.
e. Memiliki Kemampuan Ms. Office yang baik.
Tugas :
Bertugas tata Kelola administrasi, seperti mengurus segala berkas,
membuatlaporan, pengarsiapan serta pengaturan keuangan.
C. Spesifikasi Project Manager :
a. Pendidikan minimal S1 jurusan terkait dengan manajemen/bisnis/edukasi.
b. Memiliki pemahaman akademik dan praktek tentang kewirausahaan atau
kasusbisnis.
c. Memiliki jaringan terkait stakeholder kewirausahaan.
d. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
e. Mampu bekerjasama dalam sebuah tim.
f. Memiliki pengalaman minimal 3 tahun sebagai perancang dan project
manager kegiatan pengembangan kewirausahaan di tingkat kementerian, dan
atau pengajar/konsultan bisnis pada Lembaga Pengembangan Wirausaha dan
dibuktikan dengan portofolio keterlibatan dalam kegiatan pengembangan
kewirausahaan.
Tugas Project Manager :
- Merencanakan dan Menyusun rencana pelaksanaan Entrepreneur
Development
- Memastikan pelaksanaan kegiatan Entrepreneur Development sesuai
denganKerangka Acuan Kerja
- Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan Entrepreneur Development
- Mengarahkan para pendamping dan tim administrasi/teknis dalam
melaksanakan kegiatan Entrepreneur Development
- Memantau pelaksanaan kegiatan Entrepreneur Development bagi
wirausahasesuai dengan jadwal yang ditentukan
- Mengkoordinir penyusunan laporan pelaksanaan Entrepreneur
Development
5) Laporan
a. Menyampaikan laporan progress peserta pendampingan.
b. Menyampaikan laporan pendahuluan yang memuat tentang rencana kerja, jadwal
kegiatan, dan personil.
c. Menyampaikan laporan akhir yang memuat tentang di antaranya realisasi
pelaksanaan kegiatan, dan dokumentasi (foto kegiatan, absensi).
d. Pengawasan Kegiatan pengawasan dilakukan selama pendampingan berlangsung
secara kesinambungan untuk mendapat masukan terhadap implementasi
pelaksanaan program
e. Mitra pelaksana melakukan evaluasi terhadap keseluruhan wirausaha yang dibina
dan melakukan kurasi yang akan menjadi bahan pertimbangan dan masukan untuk
menentukan produk 2024.
f. Merekomendasikan Strategi Kebutuhan Mitra pelaksana memberikan
rekomendasi strategi keberlanjutan bagi tiap wirausaha.
g. Laporan pelaksanaan Laporan pelaksanaan dilakukan untuk mengetahui apakah
kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kebutuhan wirausaha, sehingga akan
dihasilkan output pelaksanaan yang sesuai dengan tujuan program. Serta Buku
Profil Wirausaha yang sudah mendapatkan Konsultasi dan Pendampingan IKM
dengan berisikan data –data, antara lain :
- Data diri wirausaha
- Profil tim dan organisasi
- Profil bisnis
- Profil produk/layanan
- Indikator kinerja bisnis
- Pesan kesan terhadap kegiatan
- Dokumentasi Usaha

E. KURUN WAKTU PENCAPAIAN (MATRIX KEGIATAN)

Kegiatan Entrepreneur Development Melalui Konsultasi dan Pendampingan IKM akan


dilaksanakan selama 22 (dua puluh dua) Minggu pada tahun anggaran 2023, dengan
kurun waktu pencapaian sebagai berikut :

N Kegiatan Bulan
O Minggu Minggu Minggu Minggu Mingg
u
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
1. Pra Pelaksanaan v
2. Pelaksanaan v v v v v v v v v v v v v v v
3. Pelaporan v v v v

E. BIAYA YANG DIBUTUHKAN


Untuk melaksanakan kegiatan ini dibutuhkan biaya untuk 20 wirausaha yang dibebankan
pada APBN Tahun Anggaran 2023.
Demikian Kerangka Acuan Kerja dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Malang, Juni 2023

Anda mungkin juga menyukai