Anda di halaman 1dari 38

PEDOMAN

PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN


UNIT PENDAMPINGAN LANGSUNG
INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (UPLIKM)
BUK
U1

Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah


KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
2008

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
NOMOR : 55/IKM/PER/8/2007
TENTANG
PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN
UNIT PENDAMPINGAN LANGSUNG INDUSTRI KECIL
DAN MENENGAH (UPL-IKM)
DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
Menimbang

: a.

b.

c.

Mengingat

: 1.

2.

bahwa dalam rangka pembinaan IKM melalui


pemberian jasa konsultansi kepada perusahaan dan
sentra IKM perlu dibentuk dan diatur pengelolaan
Unit Pendampingan Langsung Industri Kecil dan
Menengah (UPL-IKM) serta diatur pemanfaatan jasa
konsultansi;
bahwa
dalam
rangka
pembentukan
dan
pengelolaan Unit Pendampingan Langsung IKM
perlu pedoman pembentukan dan pengelolaan Unit
Pendampingan Langsung IKM;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud huruf a dan b, perlu dikeluarkan
Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan
Menengah.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang
Perindustrian (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor
22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274);
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang
Pembinaan Usaha Kecil (Lembaran Negara Tahun

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

1995 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara


Nomor 3611);
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4286);
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun
2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4355);
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4400);
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun
2004 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran
Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 1548);
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2006 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2007 (Lemabaran Negara Tahun 2006
Nomor 94, tambahan Lembaran Negara Nomor
4462);
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42
Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Anggaran
Pendapatan
dan
Belanja
Negara
(Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 73 Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4214) sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4418);
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80
Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran
Negara Tahun 2003 Nomor 120, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 120) sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 8 Tahun 2006;


10. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet
Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 31/P Tahun 2007;
11. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/MIND/PER/3?2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perindustrian;
12. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 37/MIND/PER/6/2006
tentang
Pengembangan
Jasa
Konsultansi Industri Kecil dan Menengah (IKM);
13. Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 952/MIND/KEP/12/2006
tentang
Penunjukan
dan
Pengangkatan Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat
Pembuat Komitmen, Pejabat Pengujian dan
Penandatanganan
SPM,
dan
Bendahara
Pengeluaran Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) pada Direktorat Jenderal Industri Kecil dan
Menengah
Kementerian
Perindustrian
Tahun
Anggaran 2007.
: 1. Instruksi Presiden RI Nomor 10 Tahun 1999
tentenag Pemberdayaan Usaha-Menengah;
2. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah Kementerian Perindustrian Tahun
ANggaran 2007 Nomor : 0276.0/019-05.0/-/2007
tanggal 31 Desember 2006
3. Petunjuk
Operasional
Kegiatan
(POK)
DIPA
Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah
Kementerian Perindustrian Tahun Anggaran 2007.

Memperhati
kan

MEMUTUSKAN :
Menetapk
an
PERTAMA

KEDUA

Memberlakukan Pedoman Pembentukan dan Pengelolaan


Unit Pendampingan Langsung Industri Kecil dan
Menengah (UPL-IKM) sebagaimana dimaksud pada
Lampiran Peraturan Direktur Jenderal ini sebagai
Pedoman Operasional UPL-IKM.
Pedoman sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA

KETIGA

KEEMPAT

terdiri dari:
a. Buku 1, berupa yaitu Pedoman Pembentukan Unit
Pendampingan Langsung IKM (UPL-IKM).
b. Buku 2, berupa Petunjuk Teknis Konsultansi Diagnosis
dan Spesialis IKM.
c. Buku 3, berupa Petunjuk Teknis Pemanfaatan Jasa
Konsultan untuk Pembinaan Sentra IKM.
Pedoman
sebagaimana
dimaksud
pada
diktum
PERTAMA dan KEDUA merupakan acuan pelaksanaan
program
pendampingan
dalam
pembinaan
dan
pengembangan IKM di pusat dan daerah.
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 14 Agustus 2007
DIREKTUR JENDERAL

M. SAKRI WIDHIANTO

Tembusan Peraturan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada :


1. Menteri Perindustrian
2. Para Eselon I di lingkungan Kementerian Perindustrian
3. Para Eselon II di lingkungan DJIKM, Kementerian Perindustrian
4. Para Kadis Perindag Provinsi/Kabupaten/Kota
5. Pertinggal
..

LAMPIRAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI KECIL


DAN MENENGAH
NOMOR
: 55/IKM/PER/8/2007
TANGGAL
: 14 AGUSTUS 2007

1.

BUKU I

PEDOMAN
PEMBENTUKAN
UNIT
PENDAMPINGAN
LANGSUNG INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (UPL-IKM)

2.

BUKU II

PETUNJUK TEKNIS
SPESIALIS IKM

3.

BUKU III

PETUNJUK TEKNIS PEMANFAATAN


UNTUK PEMBINAAN SENTRA IKM

KONSULTANSI

DIAGNOSIS
JASA

DAN

KONSULTAN

DIREKTUR JENDERAL

M. SAKRI WIDHIANTO

DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN 1
A.

B.

C.

BAB
II

Latar Belakang

Maksud dan Tujuan

.
Pengertian Umum

ORGANISASI DAN TATA KERJA UPL-IKM

A. Peranan Unit Pendampingan Langsung Industri Kecil dan


Menengah (UPL-IKM)

..
B. Organisasi Unit Pendampingan Langsung Industri Kecil dan
Menengah (UPL-IKM)

..
1. UPL-IKM Tingkat Pusat
.
2. UPL-IKM Tingkat Provinsi

3. UPL-IKM Tingkat Kabupaten/Kota

C. Mekanisme dan Operasional Pendampingan UPL-IKM


.
D. Persyaratan Pendirian UPL-IKM
.

2
6

6
6
10
15
20
20

BAB
III

BAB
IV

UNSUR PENDUKUNG UPL-IKM ..


.
A. Balai Besar

.
B. Balai Riset dan Standardisasi (Baristand)
.
C. Balai Diklat Industri (BDI)

D. Unit Pelayanan Teknis (UPT)


.
E. Sekolah Tinggi dan Akademi
.
PENUTUP

PEDOMAN

22

22
24
25
26
27

29

PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN


UNIT PENDAMPINGAN LANGSUNG
INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (UPLIKM)
BUK
U1

Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah


KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
2008

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era otonomi daerah sekarang ini, Direktorat Jenderal Industri
Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian sesuai tugas dan
fungsinya sebagai penyusun/perencana kebijakan, norma, standar,
pedoman dan prosedur industri kecil dan menengah. Secara operasional
dalam melakukan pembinaan industri kecil dan menengah dilaksanakan
bersama dengan Pemerintah Daerah.

Kementerian Perindustrian telah menetapkan target pertumbuhan


IKM rata-rata per tahun 12,2% dan perannya terhadap PDB sektor
industri yang selama ini baru 38% meningkat menjadi 54% pada tahun
2025. Untuk mencapai sasaran tersebut Kementerian Perindustrian
sejak mulai tahun 2006 telah menetapkan kebijakan melalui program: 1)
Perkuatan

Program,

2)

Perkuatan

Pendampingan,

3)

Perkuatan

Kelembagaan, 4) Perkuatan Sumber Daya Manusia, 5) Perkuatan


Teknologi, 6) Perkuatan Jejaring Kerja, dan 7) Perkuatan Anggaran.
Ketujuh program tersebut saling bersinergi dan saling terkait.
Pada tahun 2006 jumlah perusahaan IKM tercatat 3,5 juta dan
menyerap

tenaga

kerja

sebanyak

8,7

juta

orang

dengan

laju

pertumbuhan nilai tambah sebesar 8,8% per tahun.


Peranan Industri Kecil dan Menengah sangat strategis dalam
menyediakan lapangan usaha dan lapangan kerja, meningkatkan
pendapatan

masyarakat,

dan

memberi

dampak

ganda

terhadap

perekonomian lokal dan nasional serta meningkatkan devisa negara.


Industri Kecil dan Menengah masih dihadapkan pada masalah,
antara lain pembinaan yang diberikan belum optimal, utamanya masih
lemahnya kegiatan pendampingan langsung oleh tenaga penyuluh
industri kepada perusahaan industri kecil dan menengah. Oleh karena
itu program dan kegiatan Pendampingan Langsung oleh tenaga
penyuluh industri tersebut perlu diintensifkan.
Dalam
pendampingan

rangka

peningkatan

langsung

perlu

pembinaan

melalui

kegiatan

memanfaatkan

tenaga

penyuluh

perindustrian yang ada di dalam lingkungan pemerintah pusat dan


daerah serta tenaga konsultan terkait yang terkoordinasi dalam suatu
Unit Pendampingan Langsung Industri Kecil dan Menengah (UPL-IKM).
B. Maksud dan Tujuan
Pedoman Pembentukan UPL-IKM dimaksudkan sebagai pedoman
dalam pembentukan UPL-IKM di Pusat dan di lingkungan Dinas yang

menangani bidang industri di Provinsi dan Kab/Kota serta mekanisme


dan operasional UPL-IKM dalam melaksanakan pendampingan langsung
kepada perusahaan industri kecil dan menengah.
C. Pengertian Umum
1. Industri Kecil dan Menengah (IKM)
Industri Kecil dan Menengah adalah perusahaan industri yang terdiri
dari industri kecil dan industri menengah.
a. Perusahaan Industri Kecil adalah perusahaan yang melakukan
kegiatan usaha di bidang industri dengan nilai investasi paling
banyak Rp.200 juta tidak termasuk nilai tanah dan bangunan
tempat usaha.
b. Perusahaan

Industri

Menengah

adalah

perusahaan

yang

melakukan kegiatan usaha di bidang industri dengan nilai


investasi lebih besar dari Rp. 200 juta sampai dengan paling
banyak Rp. 10 milyar, tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha.
2. Kompetensi Inti
Kompetensi

inti

adalah

sebagai

kumpulan

keterampilan

dan

teknologi yang memungkinkan suatu organisasi dapat memberikan


manfaat tersendiri bagi pelanggannya. Atau sekumpulan sumber
daya dan kemampuan (aset-aset) organisasi yang memiliki keunikan
tinggi yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
3. Klaster Industri
Klaster industri adalah kelompok yang secara geografis berdekatan,
yang

terdiri

dari

perusahaan-perusahaan

dan

institusi-institusi

terkait dalam bidang tertentu yang dihubungkan dengan adanya


kebersamaan

(communalities)

dan

sifat

yang

melengkapi

(compelementarities) satu sama lain.


4. Sentra IKM
Sentra IKM adalah kelompok perusahaan IKM sejenis yang berada
dalam suatu wilayah tertentu berdasarkan produk yang dihasilkan,

bahan baku yang digunakan atau jenis dari proses pengerjaannya


yang sama.
5. Pendampingan Langsung
Pendampingan Langsung adalah kegiatan pendampingan yang
dilakukan oleh tenaga penyuluh industri kepada perusahaan IKM
secara menyeluruh dan berkesinambungan.
6. Tenaga Penyuluh Industri
Tenaga Penyuluh Industri terdiri dari :
a. Pejabat Fungsional Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan
(PFPP).
b. Tenaga Penyuluh Lapangan Industri yaitu tenaga penyuluh
lapangan

yang

telah

mendapatkan

pendidikan

penyuluhan

industri seperti : Shindan, CEFE, AMT, GKM, Beasiswa Tenaga


Penyuluh Lapangan IKM, (TPL-IKM), dll.
c. Konsultan IKM yaitu konsultan perorangan atau perusahaan
konsultan.
7. Unit Pendampingan Langsung
Unit Pendampingan Langsung Industri Kecil dan Menengah (UPL-IKM)
terdiri dari : UPL-IKM Pusat dan UPL-IKM Daerah.
a. UPL-IKM Pusat adalah unit kerja dibawah dan bertanggungjawab
langsung

kepada

Direktur

Jenderal

IKM

yang

berfungsi

mengarahkan, mengkoordinasikan, mengadministrasikan, dan


melaksanakan pemantauan terhadap kegiatan UPL-IKM daerah.
b. UPL-IKM daerah adalah unit kerja dibawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Kepala Dinas yang menangani bidang
industri

di

Provinsi

mengkoordinasikan,

dan

Kab/Kota

mengadministrasikan

yang
dan

berfungsi

melaksanakan

proses kegiatan pendampingan langsung kepada perusahaan


industri kecil dan menengah (IKM).
8. Diagnosis
Diagnosis adalah proses tinjauan lapangan dan identifikasi kepada
perusahaan IKM untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi dan

memberikan

rekomendasi

pemecahan

masalah

yang

dihadapi

perusahaan IKM.
9. Konsultan Diagnosis IKM
Konsultan Diagnosis IKM adalah Konsultan IKM yang memberikan
jasa

konsultansi

dengan

melakukan

diagnosis

dan

analisis

menyeluruh terhadap permasalahan perusahaan IKM dalam rangka


pemecahan masalah yang dihadapi perusahaan IKM.
10.Konsultan Spesialis IKM
Konsultan Spesialis IKM adalah Konsultan IKM yang memberikan jasa
konsultansi dengan melakukan kegiatan analisis lebih mendalam
terhadap

aspek

tertentu

dari

hasil

diagnosis

dalam

rangka

melakukan pemecahan masalah spesifik yang dihadapi perusahaan


IKM.
11.Perusahaan /Lembaga Konsultan IKM
Perusahaan/Lembaga Konsultan adalah perusahaan/lembaga yang
berkompeten dalam memberikan jasa konsultansi dalam rangka
perbaikan dan peningkatan kinerja perusahaan IKM.
12. Balai Besar Industri
Balai Besar Industri adalah Balai Besar di lingkungan Kementerian
Perindustrian yang terdiri dari : Balai Besar Industri Kimia dan
Kemasan di Jakarta, Balai Besar Industri Agro di Bogor, Balai Besar
Industri Pulp dan Kerta di Bandung, Balai Besar Industri Bahan dan
Barang Tehnik di Bandung, Balai Besar Industri Keramik di Bandung,
Balai Besar Industri Tekstil di Bandung, Balai Besar Industri Kulit,
Karet dan Plastik di Jogya, Balai Besar Industri Kerajinan dan Batik di
Jogya, Balai Besar Industri Logam dan Mesin di Bandung, Balai Besar
Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri di Semarang, dan Balai
Besar Industri Hasil Perkebunan di Makasar.
13. Balai Riset dan Starndarisasi (Baristand)

Baristand

adalah

Balai

Riset

dan

Standarisasi

di

lingkungan

Kementerian Perindustrian yang terdiri dari : Baristand Industri


Banda Aceh, Baristand Industri Medan, Baristand Industri Padang,
Baristand Industri Palembang, Baristand Industri Bandar Lampung,
Baristand Industri Surabaya, Baristand Industri Manado, Baristand
Industri Ambon, Baristand Industri Banjarbaru, Baristand Industri
Samarinda, dan Baristand Industri Pontianak.
14.Pendidikan dan Pelatihan Industri (BDI)
BDI adalah Balai Pendidikan dan Pelatihan Industri di lingkungan
Kementerian Perindustrian yang terdiri dari : yaitu BDI Medan, BDI
Padang, BDI Jakarta, BDI Surabaya, BDI Makasar dan BDI Denpasar
Bali.
15. Sekolah Tinggi dan Akademi
Sekolah Tinggi dan Akademi adalah unit pendidikan tinggi di
lingkungan Kementerian Perindustrian yang terdir dari : Sekolah
Tinggi Teknologi Tekstil di Bandung, Sekolah Tinggi Manajemen
Industri di Jakarta, Pendidikan Teknologi Kimia Industri di Medan,
Akademi Teknologi Industri di Padang dan Makasar, Akademi
Pimpinan Perusahaan di Jakarta, Akademi Kimia Analisis di Bogor,
Akademi Teknologi Kulit di Yogyakarta.

BAB II
ORGANISASI DAN TATA KERJA UPL-IKM
A. Peranan Unit Pendampingan Langsung Industri Kecil dan
Menengah (UPL-IKM)
UPL-IKM mempunyai peran sebagai berikut :
1. Sebagai fasilitator untuk memfasilitasi IKM dalam kaitannya
dengna sumber informasi, sumber modal, dan lain-lain.
2. Sebagai komunikator untuk menginformasikan hal-hal yang
diperlukan oleh perusahaan IKM.
3. Sebagai motivator untuk memberikan dorongan dan motivasi
kewirausahaan kepada perusahaan IKM.
4. Sebagai dinamisator untuk menggerakkan IKM dalam memajukan
usaha.
5. Sebagai inovator untuk memberikan pemikiran dan masukan
baru kepada IKM.
6. Sebagai konsultan untuk memberikan bimbingan dan arahan
kepada

perusahaan

IKM

dalam

pemecahan

masalah

dan

pengembangan usaha.
B. Organisasi Unit Pendampingan Langsung Industri Kecil dan
Menengah (UPL-IKM)
Organisasi UPL-IKM terdiri dari UPL-IKM Pusat, UPL-IKM Tingkat
Provinsi dan UPL-IKM Tingkat Kabupaten/Kota.
1. UPL-IKM Tingkat Pusat
a. Tugas UPL-IKM Pusat
1) Menyusun program kegiatan dan anggaran UPL-IKM di
seluruh Indonesia.
2) Melakukan koordinasi

internal

pelaksanaan kegiatan UPL-IKM.

dan

eksternal

dalam

3) Melakukan pembinaan konsultan IKM yang meliputi :


registrasi,

peningkatan

kompetensi

dan

memfasilitasi

konsultan IKM dalam kegiatan pendampingan IKM.


4) Melakukan pembinaan SDM UPL-IKM yng meliputi
resgistrasi dan peningkatan kompetensi tenaga penyuluh
dan konsultan IKM.
5) Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan UPL-IKM.
6) Menghimpun, mengolah dan menganalisa laporan dan UPLIKM Provinsi dan Kabupaten/Kota.
7) Menyusun bahan-bahan penyuluhan yang meliputi: modul
penyuluhan,

petunjuk

teknis

dalam

bentuk

cetakan

maupun software, bahan stimulasi/ demo, dsb.


8) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan UPL-IKM secara
periodik kepada Direktur Jenderal IKM.
9) Mengadministrasikan kegiatan UPl-IKM.
b. Susunan organisasi UPL-IKM Pusat terdiri dari :
1) Pengarah adalah Direktur Jenderal IKM, dibantu oleh
anggota

pengarah

yaitu

para

Pejabat

Eselon

II

di

lingkungan Ditjen IKM yang mempunyai tugas dan fungsi


memberikan pengarahan dalam pengelolaan UPL-IKM di
seluruh Indonesia.
2) Ketua UPL-IKM Pusat adalah PFPP atau pegawai negeri sipil
yang tidak menduduki jabatan struktural dan mempunyai
sertifikat pelatihan (Shindan, CEFE, AMT atau Manajemen
Mutu),

yang

mempunyai

tugas

dan

fungsi

mengkoordinasikan seluruh kegiatan UPL-IKM di seluruh


Indonesia.
3) Sekretaris adalah PFPP atau pegawai negeri sipil yang tidak
menduduki jabatan struktural dan mempunyai sertifikat
pelatihan (Shindan, CEFE, AMT atau Manajemen Mutu),
yang mempunyai tugas dan fungsi membantu Ketua dalam
mengadministrasikan seluruh kegiatan dan keuangan UPLIKM Pusat.
Tugas Sekretaris sebagai berikut :
a) Melakukan administrasi surat menyurat.

b) Menyusun program kegiatan UPL-IKM Pusat.


c) Memfasilitasi
dan
mengadministrasikan

kegiatan

operasional tenaga penyuluh dan konsultan.


d) Memfasilitasi penyediaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana kerja.
e) Membuat pertanggungjawaban keuangan.
f) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan UPL-IKM PUsat.
4) Bidang Fasilitas Konsultan beranggotakan PFPP/ pegawai
negeri sipil dan non pegawai negeri sipil dan yang
mempunyai
Manajemen

sertifikat
Mutu

pelatihan
atau

(Shindan,

Beasiswa

CEFE,

TPL-IKM),

AMT,
yang

mempunyai tugas dan fungsi pembinaan konsultan IKM dan


memfasilitasi Konsultan IKM dalam kegiatan UPL-IKM.
Tugas bidang Fasilitasi Konsultan sebagai berikut :
a) Meregistrasi konsultan IKM yang meliputi : nama dan
alamat, kompetensi, personil, pengalaman, dll.
b) Meningkatkan kompetensi melalui pemberian pelatihan,
pelayanan

informasi,

promosi,

uji

kompetensi

dan

fasilitasi sertifikasi.
c) Menyusun Standar Kompetensi Konsultan IKM.
d) Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan Konsultan IKM.
e) Menyusun program kegiatan jasa konsultansi UPL-IKM
berdasarkan usulan daerah.
f) Menyusun laporan kegiatan jasa konsultansi.
5) Bidang SDM UPL-IKM beranggotakan PFPP/ pegawai negeri
sipil dan non pegawai negeri sipil dan yang mempunyai
sertifikat pelatihan (Shindan, CEFE, AMT, Manajemen Mutu
atau Beasiswa TPL-IKM), yang mempunyai tugas dan fungsi
pembinaan SDM UPL-IKM.
Tugas bidang SDM UPL-IKM sebagai berikut :
a) Meregistrasi tenaga penyuluh industry antara lain : PFPP,
Shindan-Shi, dan Beasiswa TPL-IKM.
b) Melakukan peningkatan kompetensi

SDM

UPL-IKM

melalui pelatihan, pelayanan informasi, uji kopetensi dan


fasilitasi sertifikasi, magang, study banding, dsb.
c) Menyusun Standar Kopetensi Tenaga Penyuluh.
d) Monitoring Pemberdayaan tenaga penyuluh industri.

e) Menyusun program kegiatan pengembangan SDM UPLIKM.


f) Menyusun laporan kegiatan pengembangan SDM UPLIKM.
c. Struktur Organisasi UPL-IKM Pusat
Pengarah

Ketua
Sekretaris

Bidang Fasilitasi
Konsultan

Bidang SDM UPLIKM

d. Pelaporan UPL-IKM Pusat


UPL-IKM
UPL-IKM Pusat berkewajiban
Provinsi menyusun

laporan

sebagai

pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya yang terdiri dari :


1) Laporan Semester I (Periode 1 Januari 30 Juni)
UPL-IKM
Laporan Semester I berisikan antara lain :
Kab/Kota
a) Pelaksanaan Penyuluhan dan Pendampingan langsung
ke IKM oleh tenaga penyuluh.
b) Pelaksanaan konsultansi diagnosis ke perusahaan IKM.
c) Pelaksanaan konsultansi perusahaan IKM di dalam
sentra IKM oleh perusahaan konsultan.
d) Realisasi keuangan.
e) Kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pembinaan IKM.
2) Laporan Semester II (Periode 1 Juli 31 Desember)
Laporan Semester II berisikan antara lain :
a) Pelaksanaan Penyuluhan dan Pendampingan langsung
ke IKM oleh tenaga penyuluh.
b) Pelaksanaan konsultansi diagnosis ke perusahaan IKM.
c) Pelaksanaan konsultansi perusahaan di dalam sentra
oleh Perusahaan Konsultan.
d) Realisasi Keuangan.
e) Kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pembinaan IKM.

Laporan Semester II sudah disampaikan kepada Direktur


Jenderal IKM selambat-lambatnya pada minggu kedua
bulan Januari, sebanyak 2 (dua) eksemplar.
2. UPL-IKM Tingkat Provinsi
a. Tugas UPL-IKM Provinsi
UPL-IKM Provinsi mempunyai tugas sebagai berikut :
1) Menyusun program kegiatan UPL-IKM di Provinsi.
2) Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
langsung ke perusahaan IKM di Provinsi berkoordinasi dan
bekerjasama dengan UPL-IKM Kabupaten/Kota.
3) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait

dalam

pelaksanaan kegiatan UPL-IKM Provinsi. Dalam kegiatan


pengembangan teknologi di perusahaan IKM berkoordinasi
dengan Unit Pelayanan Teknis di sentra IKM, dan Balai
Besar Litbang Industri dan Baristand. Dalam kegiatan
pengembangan SDM di perusahaan IKM berkoordinasi
dengan Balai Diklat Industri, Perguruan tinggi dan Akademi.
Dalam bidang permodalan berkoordinasi dengan Lembaga
Keuangan/Perbankan dsb.
4) Melakukan pembinaan SDM

UPL-IKM

Provinsi

melipui

peningkatan kompetensi tenaga penyuluh dan konsultan


IKM.
5) Melakukan
Provinsi.
6) Membuat

monitoring
dan

dan

evaluasi

menyampaikan

kegiatan

lapaoran

UPL-IKM

pelaksanaan

kegiatan UPL-IKM Provinsi secara periodik kepada Dirjen


IKM (cq. Ketua UPL-IKM Pusat).
7) Mengadministrasikan kegiatan UPL-IKM Provinsi.
b. Susunan Organisasi UPL-IKM Provinsi terdiri dari :
1) Pembina adalah Kepala Dinas yang menangani bidang
industri di Provinsi mempunyai tugas dan fungsi pembinaan
dan pengarahan pelaksanaan kegiatan operasional UPL-IKM
di Provinsi.

2) Ketua UPL-IKM Provinsi adalah PFPP atau pegawai negeri


sipil

yang

tidak

menduduki

jabatan

struktural

dan

mempunyai sertifikat pelatihan (Shindan, CEFE, AMT atau


Manajemen Mutu), yang mempunyai tugas dan fungsi
mengkoordinasikan kegiatan UPL-IKM di Provinsi.
3) Sekretaris UPL-IKM Provinsi adalah PFPP atau pegawai
negeri sipil yang tidak menduduki jabatan struktural dan
menpunyai sertifikat pelatihan (Shindan, CEFE, AMT atau
Manajemen Mutu), yang mempunyai tugas dan fungsi
mengadministrasikan seluruh kegiatan dan keuangan UPLIKM.
Tugas Sekretaris sebagai berikut :
a) Melakukan administrasi surat menyurat.
b) Menyusun program kegitan UPL-IKM di Provinsi.
c) Memfasilitasi

dan

mengadministrasikan

kegiatan

operasional tenaga penyuluh dan konsultan IKM.


d) Memfasilitasi penyediaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana kerja.
e) Membuat pertanggung jawaban keuangan.
f) Menyusun

laporan

pelaksanaan

kegiatan

UPL-IKM

Provinsi.
4) Anggota UPL-IKM Provinsi adalah PFPP/pegawai negeri sipil
dan non pegawai negeri sipil dan yang mempunyai
sertifikat pelatihan (Shindan, CEFE, AMT, Manajemen Mutu
atau Beasiswa TPL-IKM), yang mempunyai tugas dan fungsi
dalam pendampingan langsung kepada Perusahaan IKM
dan memfasilitasi Konsultan IKM dalam kegiatan UPL-IKM.
Tugas anggota UPL-IKM Provinsi sebagai berikut :
a) Menyusun

rencana

pendampingan

operasional

langsung

kepada

penyuluhan

dan

perusahaan

IKM

periode tahunan dan insidentil serta menyampaikan


kepada Ketua UPL-IKM Provinsi.

b) Melaksanakan

tugas-tugas

penyuluhan

dan

pendampingan langsung kepada perusahaan IKM sesuai


dengan penugasan Ketua UPL-IKM Provinsi.
c) Melakukan evaluasi dan analisis hasil penyuluhan dan
pendampingan.
d) Memantau dan melakukan pendampingan konsultan
IKM, sesuai dengan penugasan Ketua UPL-IKM Provinsi.
e) Berkoordinasi dan bekerjasama dengan tenaga penyuluh
UPL-IKM

Kabupaten/Kota

dalam

melaksanakan

pendampingan langsung kepada perusahaan IKM.


f) Menyusun laporan dan menyampaikan setiap penugasan
pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pendampingan
kepada Ketua UPL-IKM Provinsi.
c. Struktur Organisasi UPL-IKM Provinsi
Pengarah

Ketua
Sekretaris
UPL-IKM
Kab/Kota

Anggota

d. Pelaporan UPl-IKM Provinsi


UPL-IKM Provinsi berkewajiban menyusun laporan pelaksanaan
tugasnya berdasarkan hasil laporan UPL-IKM Kabupaten/Kota
dan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan sendiri. Laporan
tersebut terdiri dari :
1) Laporan Semester I (Periode 1 Januari 30 Juni)
Laporan Semester I berisikan antara lain:
a) Pelaksanaan Penyuluhan dan Pendampingan langsung
ke IKM oleh tenaga penyuluh.

b) Pelaksanaan konsultansi diagnosis ke perusahaan IKM.


c) Pelaksanaan konsultansi perusahaan IKM di dalam
sentra IKM oleh perusahaan konsultan.
d) Realisasi keuangan.
e) Kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pembinaan IKM.
Laporan Semester I disampaikan kepada Kepala Dinas yang
menangani bidang industri dan tembusan disampaikan
kepada Ketua UPL_IKM Pusat selambat-lambatnya minggu
kedua pada bulan Juli, sebanyak 2 (dua) eksemplar.
2) Laporan Semester II (Periode 1 Juli 31 Desember)
Laporan Semester II berisikan antara lain :
a) Pelaksanaan Penyuluhan dan Pendampingan langsung
ke IKM oleh tenaga penyuluh.
b) Pelaksanaan konsultansi diagnosis ke perusahaan IKM.
c) Pelaksanaan konsultansi perusahaan di dalam sentra
oleh Perusahaan Konsultan.
d) Realisasi Keuangan
e) Kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pembinaan IKM.
Laporan Semester II sudah disampaikan kepada Kepala
Dinas yang menangani bidang industri dan tembusan
disampaikan

kepada

Ketua

UPL-IKM

Pusat

selambat-

lambatnya pada minggu kedua bulan Januari, sebanyak 2


(dua) eksemplar.

PENDAMPINGAN SENTRA IKM OLEH UPL-IKM DINAS


MOU

BANK/NON
BANK

PROVINSI
DJIKM
DINAS
PROVINSI
UPLIKM
KONTRAK

MODAL & PENDAMPINGAN

KONSULT
AN
CABANG
KONSULTAN
DI SENTRA IKM
PENDAMPINGAN
RUTIN HARIAN KE
IKM DALAM
SENTRA

PENDAMPINGA
N TEKNOLOGI

PEMBERIAN
MODAL DAN
3

PENDAMPINGA
N TEKNOLOGI

UP
T

BMT/B
PR

KOORDINASI
PENDAMPINGA
N
PENDAMPINGA
N PERIODIK

DIKLAT

1. PENDAMPINGAN
RUTIN (MANAJEMEN, PRODUKSI, PASAR,
PENDAMPINGAN SENTRA IKM
:
INFORMASI)
2. PENDAMPINGAN TEKNOLOGI DAN STANDAR
3. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
4. PENDAMPINGAN AKSES PERMODALAN

BALAI
LITBANG
/
BARISTA
ND

BALAI
DIKLAT
INDUSTRI

3. UPL-IKM Tingkat Kabupaten/Kota


a. Tugas UPL-IKM Kabupaten/Kota
UPL-IKM Kabupaten/Kota mempunyai
berikut :
1) Menyusun

program

Kabupaten/Kota.
2) Melaksanakan
pendampingan
Kabupaten/Kota

tugas

kegiatan

kegiatan
langsung

sebagai

UPl-IKM

di

penyuluhan
ke

dan

perusahaan

berkoordinasi

dan

IKM

bekerja

di

sama

dengan UPL-IKM Provinsi.


3) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam
pelaksanaan kegiatan UPL-IKM Kabupaten/Kota. Dalam
pengembangan

teknologi

di

perusahaan

IKM

berkoordinasi dengan Unit Pelayanan Teknis di sentra


IKM, dan Balai Besar Litbang Industri dan Baristand.
Dalam

pengembangan

SDM

di

perusahaan

IKM

berkoordinasi dengan Balai Diklat Industri. Dalam


bidang permodalan, berkoordinasi dengan Lembaga
Keuangan/Perbankan dsb.
4) Melakukan pembinaan SDM-UPL-IKM Kabupaten/Kota
meliputi peningkatan kompetensi tenaga penyuluh
dan konsultan IKM.
5) Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan UPL-IKM
Kabupaten/Kota.
6) Membuat laporan

pelaksanaan

kegiatan

UPL-IKM

Kabupaten/Kota secara periodik disampaikan kepada


Ketua UPL-IKM Provinsi.
7) Mengadministrasikan

kegiatan

UPL-IKM

Kabupaten/Kota.
b. Susunan

organisasi

UPlL-IKM

Kabupaten/Kota

terdiri dari :
1) Pembina adalah Kepala Dinas yang menangani bidang
Industri di Kabupaten/Kota mempunyai tugas dan
fungsi

pembinaan

dan

pengarahan

pelaksanaan

kegiatan operasional UPL-IKM di Kabupaten/Kota.

2) Ketua UPL-IKM Kabupaten/Kota adalah PFPP atau


pegawai negeri sipil yang tidak menduduki jabatan
struktural

dan

mempunyai

sertifikat

pelatihan

(Shindan, CEFE, AMT, atau Manajemen Mutu), yang


mempunyai

tugas

dan

fungsi

mengkoordinasikan

kegiatan UPL-IKM di Kabupaten/Kota.


3) Ketua UPL-IKM Kabupaten/Kota merangkap sebagai
Koordinator Kegiatan UPL-IKM di Kabupaten/Kota.
4) Ketua UPL-IKM Kabupaten/Kota adalah PFPP atau
pegawai negeri sipil yang tidak menduduki jabatan
struktural

dan

mempunyai

sertifikat

pelatihan

(Shindan, CEFE, AMT, Manajemen Mutu atau beasiswa


TPL-IKM),

yang

mempunyai

tugas

dan

fungsi

membantu Ketua dalam mengadministrasikan seluruh


kegiatan dan keuangan UPL-IKM.
Tugas Sekretaris sebagai berikut :
a) Melakukan administrasi surat menyurat.
b) Menyusun program kegiatan UPL-IKM di Kab/Kota.
c) Memfasilitasi dan mengadministrasikan kegiatan
operasional tenaga penyuluh dan konsultan IKM.
d) Memfasilitasi penyediaan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana kerja.
e) Membuat pertanggungjawaban keuangan.
f) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan UPL-IKM.
5) Anggota
UPL-IKM
Kabupaten/Kota
adalah
PFPP/pegawai negeri sipil dan non pegawai negeri sipil
dan mempunyai sertifikat pelatihan (Shindan, CEFE,
AMT, Manajemen Mutu atau Beasiswa TPL-IKM), yang
mempunyai tugas dan fungsi dalam pendampingan
langsung kepada Perusahaan IKM dan memfasilitasi
Konsultan IKM dalam kegiatan UPL-IKM.
Tugas

anggota

UPL-IKM

Kabupaten/Kota

sebagai

berikut :
a) Menyusun rencana operasional penyuluhan dan
pendampingan langsung kepada perusahaan IKM

tahunan dan insidentil dan mengajukannya kepada


Ketua UPL-IKM Kabupaten/Kota.
b) Melaksanakan
tugas-tugas
penyuluhan

dan

pendampingan langsung kepada perusahaan IKM


sesuai

dengan

penugasan

Ketua

UPL-IKM

Kabupaten/Kota.
c) Melakukan evaluasi dan analisis hasil penyuluhan
dan pendampingan.
d) Memantau
dan

melakukan

pendampingan

konsultan IKM, sesuai dengan penugasan Ketua


UPL-IKM Kabupaten/Kota.
e) Berkoordinasi dan bekerjasama dengan tenaga
penyuluh

UPL-IKM

Kabupaten/Kota

dalam

melaksanakan pendampingan langsung kepada


perusahaan IKM.
f)

Menyusun laporan setiap penugasan pelaksanaan


kegiatan penyuluhan dan pendampingan kepada
Ketua UPL-IKM Kabupaten/Kota.

c. Struktur Organisasi UPL-IKM Kab/Kota


Pengarah

Ketua
d. Pelaporan UPL-IKM Kabupaten/Kota
Sekretaris
UPL-IKM Kabupaten/Kota berkewajiban
menyusun laporan
pelaksanaan tugasnya disampaikan kepada Ketua UPLAnggota
IKM Provinsi dan ditembuskan kepada Ketua UPL-IKM
Pusat.
Laporan tersebut terdiri dari :
1) Laporan Semester I (Periode 1 Januari 30 Juni),

berisikan antara lain:


a) Pelaksanaan

Penyuluhan

dan

Pendampingan

langsung ke IKM oleh tenaga penyuluh.

b) Pelaksanaan konsultansi diagnosis ke perusahaan


IKM.
c) Pelaksanaan konsultansi perusahaan IKM di dalam
sentra IKM oleh perusahaan konsultan.
d) Realisasi keuangan.
e) Kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pembinaan
IKM.
Laporan Semester I disampaikan selambat-lambatnya
pada minggu kedua bulan Juli, sebanyak 2 (dua)
eksemplar.
2) Laporan Semester II (Periode 1 Juli 31 Desember),

berisikan antara lain :


a) Pelaksanaan

Penyuluhan

dan

Pendampingan

langsung ke IKM oleh tenaga penyuluh.


b) Pelaksanaan konsultansi diagnosis ke perusahaan
IKM.
c) Pelaksanaan

konsultansi

perusahaan

di

dalam

sentra oleh Perusahaan Konsultan.


d) Realisasi Keuangan.
e) Kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pembinaan
IKM.
Laporan Semester II sudah disampaikan elambatlambatnya

pada

minggu

kedua

bulan

Januari,

sebanyak 2 (dua) eksemplar.


C. Mekanisme dan Operasional Pendampingan UPL-IKM
Dalam
melaksanakan
pendampingan
langsung
kepada
perusahaan IKM, dapat dilaksanakan sebagai berikut :
1. Dilaksanakan oleh tenaga penyuluh industri yang ada di
UPL-IKM.
Dalam hal ini Ketua UPL-IKM menugaskan tenaga penyuluh
industri
langsung

untuk

melakukan

berupa

tugas-tugas

bimbingan

dan

pendampingan

penyuluhan

serta

membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh


perusahaan IKM.

2. Dilaksanakan

oleh

konsultan

diagnosis

(konsultan

perorangan).
Dalam hal ini Ketua UPL-IKM dapat menugasi staf atau
konsultan perorangan yang memiliki sertifikat diagnosis.
Adapun

mekanisme

pelaksanaan

diagnosis

perusahaan IKM dapat dilihat pada buku 2.

terhadap

PENDAMPINGAN SENTRA IKM OLEH UPL-IKM DINAS KABUPATEN /


KOTA
DJIKM

MOU

BANK/
NON
BANK

DINAS
PROV

MODAL DAN
PENDAMPINGAN

DINAS
KAB/KOT
A
UPLIKM

U P L - IKM

KONTRAK
KOORDINASI
PENDAMPINGAN

ARAHAN
KONSULTA
KONSULTASI

KOORDINASI
PENDAMPINGAN

MONITOR
KERJASAMA

PENDAMPINGAN
PERIODIK
KOORDINASI
PENDAMPINGAN

BPR/BM
T

CABANG
KONSULTAN
PENDAMPINGAN
RUTIN HARIAN KE
IKM DALAM SENTRA

BALAI
LITBANG
UPT
/
PENDAMPINGAN
BARISTA
PERIODIK BERSAMA
ND
UPL-IKM KAB/KOTA
PENDAMPINGAN
TEKNOLOGI

PEMBERIAN MODAL
DAN
PENDAMPINGAN

PENDAMPINGAN
TEKNOLOGI

SENTRA IKM
1.
PENDAMPINGAN SENTRA IKM
:
2.

IKM

IKM

DIKLAT

PENDAMPINGAN RUTIN (MANAJEMEN, PRODUKSI, PASAR,


INFORMASI)
PENDAMPINGAN TEKNOLOGI DAN STANDAR
3. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
4. PENDAMPINGAN AKSES PERMODALAN

BALAI
DIKLAT
INDUSTRI

3. Dilaksanakan oleh perusahaan konsultan.


Dalam hal ini Ketua UPL-IKM dapat menunjuk perusahaan
konsultan untuk melakukan bimbingan dan pemecahan
masalah yang dihadapi oleh perusahaan IKM di dalam sentra
IKM. Adapun mekanisme pelaksanaan pemanfaatan jasa
konsultan untuk pembinaan perusahaan IKM di dalam sentra
IKm dapat dilihat pada Buku 3.
D. Persyaratan Pendirian UPL-IKM
Persyaratan minimal pendirian UPL-IKM yaitu :
1. Personil
a. Seorang yang ditunjuk sebagai Ketua UPL-IKM yang
merangkap sebagai Koordinator Kagiatan yang diangkat
oleh

Kepala

Dinas

Provinsi

atau

Kepala

Dinas

Kabupaten/Kota yang menangani bidang industri di


Provinsi dan di Kabupaten/Kota.
b. Seorang staf yaitu Pejabat Fungsional Perindustrian dan
Perdagangan (PFPPP) atau pegawai negeri sipil yang
sudah mempunyai sertifikat pelatihan (Shindan, CEFE,
AMT, Manajemen Mutu atau beasiswa TPL-IKM).
2. Sarana Kerja
Memiliki

ruang

dan

peralatan

kerja

yang

khusus

dipergunakan untuk pelaksanaan kegiatan UPL-IKM.


3. Sumber Pembiayaan
Sumber pembiayaan dapat berasal dari APBN, APBD, dan
sumber pembiayaan lainnya yang tidak mengikat.

BAB III

UNSUR PENDUKUNG UPL-IKM


A. Balai Besar Industri
Balai Besar Industri mempunyai tugas dan fungsi anata lain
sebagai berikut :
1. Penilitian dan

pengembangan,

pelayanan

jasa

teknis

dibidang teknologi bahan baku, bahan pembantu, proses,


produk, peralatan dan pelaksanaan pelayanan dalam bidang
pelatihan

teknis,

konsultansi/penyuluhan,

ahli

teknologi

serta rancang bangun dan perekayasaan industri, inkubasi


dan penanggulangan pencemaran industri.
2. Pelaksanaan pemasaran, kerjasama, pengembangan dan
pemanfaatan teknologi informasi.
3. Pelaksanaan pengujian dan sertifikasi bahan baku, bahan
pembantu, dan produk industri, serta kegiatan kalibrasi
mesin dan peralatan.
4. Pelaksanaan perncanaan pengelolaan dan koordinasi sarana
dan prasarana kegiatan penelitian dan pengembangan
dilingkungan balai besar industri serta penyusunan dan
penerapan standarisasi industri.
5. Pelayanan teknis kepada semua unsure dilingkungan balai
besar.
Adapun

Balai

Besar

Industri

dilingkungan

Depatemen

Perindustrian sbb :
1. Balai Besar Kimia dan Kemasan
a. Komoditi yang ditangani meliputi : Bahan Kimia dan
Desain Kemasan.
b. Alamat : Jl. Balai Kartini No 1 Pekayon, Ps. Rebo, Jakarta
Timur.
2. Balai Besar Pulp dan Kertas
a. Komoditi yang ditangani meliputi : Rekayasa Biologis
pada Pulp dan Kertas.
b. Alamat : Jl. Raya Deyeuhkolot No.132, Bandung.
3. Balai Besar Keramik
a. Komoditi yang ditangani meliputi : Rekayasa material
pada elektronik dan struktur keramik.

b. Alamat : Jl. Jend. A. Yani No. 392 Bandung.


4. Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik
a. Komoditi yang ditangani meliputi : Bahan dan Konstruksi
Alas Kaki.
b. Alamat : Jl. Sukonandi No.9 Yogyakarta.
5. Balai Besar Logam dan Mesin
a. Komoditi yang ditangani meliputi : Rakayasa Desain
(Fokus : Mesin Listrik dan Peralatan, Peralatan Pabrik &
Mesin Perkakas, Alat Angkut dan Industri Telematika).
b. Alamat : Jl. Sangkuriang No.12 Bandung.
6. Balai Besar Agro
a. Komoditi yang ditangani : Komponen aktif bahan alami
komoditas agro.
b. Alamat : Jl.Ir. H. Juanda No.11 Bogor.
7. Balai Besar Bahan dan Barang Teknik
a. Komoditi yang ditangani : Jaminan

Kualitas

untuk

teknologi pengelasan bawah air, Instrumentasi Virtual &


Material Teknis/Maju berbasis polimer.
b. Alamat : Jl. Sangkuriang No.14 Bandung.
8. Balai Besar Tekstil
a. Komoditi yang ditangani : Struktur Desain dan Permukaan
Tekstil.
b. Alamat : Jl. Jend. A. Yani No.390 Bandung.
9. Balai Besar Kerajinan dan Batik
a. Komoditi yang ditangani : Desain dan Bahan Baku Baru.
b. Alamat : Jl. Kusumanegara No.7 Yogyakarta.
10. Balai Besar Industri Hasil Perkebunan
a. Komoditi yang ditangani : Struktur Desain dan Permukaan
Tekstil.
b. Alamat : Jl. Racing Centre No.28 Makasar.
11. Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
a. Komoditi yang ditangani : Pencegahan Pencemaran
Industri.
b. Alamat : Jl. Kimangunsarkoro No.6 Semarang.

B. Balai Riset dan Standarisasi (Baristand)


Balai Riset dan Standarisasi (Baristand) mempunyai tugas dan
fungsi antara lain sebagai berikut :

1. Tugas Baristand adalah melaksanakan riset dan standarisasi


serta sertifikasi dibidang industri.
2. Fungsi dari Baristand adalah :
a. Pelaksanaan Penelitian dan pengembangan teknologi
industri dibidang bahan baku, bahan penolong, proses,
peralatan/mesin, dan hasil produk, serta penanggulangan
pencemaran industri.
b. Penyusunan program dan pengembangan kompetensi
dibidang jasa riset/litbang.
c. Perumusan dan penerapan

standar

pengujian

dan

sertifikasi dalam bidang bahan baku, bahan penolong,


proses, peralatan/mesin, dan hasil produk.
d. Pemasaran, kerjasama, promosi, layanan

informasi,

penyebarluasan dan pendayagunaan hasil riset/penelitian


dan pengembangan.
e. Pelaksanaan urusan
persuratan,

kepegawaian,

perlengkapan,

koordinasi

penyusunan

penyiapan

bahan

kearsipan,

bahan

evaluasi

keuangan,
rumah

recana

dan

tata

tangga,

dan

program,

pelaporan

baristand

industry, serta pengelolaan perpustakaan.


Adapun Balai Riset dan Standarisasi Industri di lingkungan
Kementerian Perindustrian sebagai berikut :
1. Balai Riset dan Standarisasi Banda Aceh
a. Komoditi yang ditangani : Rempah dan minyak atsiri.
b. Alamat : Jl. Cut Nya dhien No.377 lamteumen Timur.
2. Balai Riset dan Standarisasi Padang
a. Komoditi yang ditangani : Makanan Tradisional.
b. Alamat : Jl. Komplek LIK Ulu Gadut Padang.
3. Balai Riset dan Standarisasi Bandar Lampung
a. Komoditi yang ditangani : Tepung Industri Agro.
b. Alamat : Jl. Cut Meutia No.44 Bandar Lampung.
4. Balai Riset dan Standarisasi Surabaya
a. Komoditi yang ditangani : Mesin Listrik dan peralatan
Listrik.
b. Alamat : Jl. Jagir Wonokromo No.3 Surabaya.
5. Balai Riset dan Standarisasi Ambon
a. Komoditi yang ditangani : Teknologi Pengolahan Hasil
Laut.

b. Alamat : Jl. Kebon Cengkeh Atas Ambon.


6. Balai Riset dan Standarisasi Samarinda
a. Komoditi yang ditangani : Hasil perikanan

dan

perkebunan.
b. Alamat : Jl.Harmonika No.3 Samarinda.
7. Balai Riset dan Standarisasi Medan
a. Komoditi yang ditangani : Mesin dan Peralatan Pabrik.
b. Alamat : Jl. Sisingamangaraja No.24 Medan.
8. Balai Riset dan Standarisasi Palembang
a. Komoditi yang ditangani : Karet komponen teknis.
b. Alamat : Jl. Kapten A. Rivai No.92 Palembang.
9. Balai Riset dan Standarisasi Banjarbaru
a. Komoditi yang ditangani : Teknologi pengolahan kayu,
rotan, dan bamboo.
b. Alamat : Jl. Panglima Batur Barat No.2 Banjarbaru.
10. Balai Riset dan Standarisasi Pontianak
a. Komoditi yang ditangani : Teknologi pengolahan bahan
baku kosmetik alami dan pangan semi basah.
b. Alamat : Jl. Budi Utomo No.41 Pontianak.
11. Balai Riset dan Standarisasi Manado
a. Komoditi yang ditangani : Teknologi pengolahan
Palma.
b. Alamat : Jl. Diponogoro No. 21-23 Manado 95112.
C. Balai Diklat Industri (BDI)
Balai Diklat Industri mempunyai

tugas

melaksanakan

pendidikan dan pelatihan aparatur dan dunia usaha pada sektor


industri.
Fungsi BDI adalah :
1. Penugasan rencana dan program pendidikan dan pelatihan
kepemimpinan, fungsional, teknis umum dan keterampilan
khusus serta dunia usaha.
2. Pelaksanaan pendidikan dan

pelatihan

kepemimpinan,

fungsional, teknis umum dan keterampilan khusus dan dunia


usaha.
3. Pelaksanaan pengembangan dan kerjasama pendidikan dan
pelatihan.
4. Evaluasi dan pelaporan kegiatan pendidikan dan pelatihan.
Adapun

Balai

Diklat

Industri

Perindustrian sebagai berikut :

di

lingkungan

Kementerian

1. Balai Diklat Industri Jakarta


Alamat : Jl. Abdul Wahab No.8 Cinangka, Sawangan Depok.
2. Balai Diklat Industri Medan
Alamat : Jl. Raya Medan Tanjung Morawa Km.10 / Jl. Damai
3.
4.
5.
6.

No.32 Medan.
Balai Diklat Industri Padang
Alamat : Jl. Bungo Pasang Tabing, Padang.
Balai Diklat Industri Yogyakarta
Alamat : Jl. Gedong Kuning 140B Yogyakarta.
Balai Diklat Industri Surabaya
Alamat : Jl. Gayung Kebon Sari Dalam No.12 Surabaya.
Balai Diklat Industri Denpasar
Alamat : Wana Seraga, Jenggala, Kuta Denpasar Bali.

7. Balai Diklat Industri Makasar


Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan Km.17 Makasar.
D. Unit Pelayanan teknis (UPT)
UPT merupakan fasilitas yang dibangun untuk memberikan
percontohan dan penyediaan mesin peralatan produksi yang
lebih maju untuk digunakan bersama pengusaha IKM disentra
IKM.
UPT mempunyai tugas dan fungsi antara lain sebagai berikut :
1. Fasilitasi pengetahuan IKM (Pasar, teknologi dan Keuangan).
2. Penyusunan Busines Plan UPT.
3. Pengembangan SDM.
4. Pengembangan Network.
5. Memanfaatkan bantuan mesin dan peralatan dengan
6.
7.
8.
9.

teknologi lebih maju.


Memberikan pelatihan teknis untuk operator.
Memberikan pelatihan pengelolaan UPT.
Membuat prototype mesin peralatan.
Melakukan Pendampingan tenaga ahli.

Ketua UPL-IKM dalam melaksanakan kegiatan pendampingan


kepada perusahaan IKM agar berkoordinasi dan bekerja sama
dengan Kepala UPT di daerah yang bersangkutan. Ketua UPLIKM dan Kepala UPT wajib mendayagunakan fungsi UPT bagi
pengembangan IKM.
E. Sekolah Tinggi dan Akademi

Sekolah Tinggi dan Akademi adalah perguruan Tinggi yang


melaksanakan vokasi dan profesi dalam lingkup disiplin ilmu
teknologi industri.
Sekolah Tinggi dan Akademi berfungsi sebagai tempat mencari
kebenara ilmiah, menemukan, memperluas dan memperdalam
ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang teknologi industri.
Sekolah Tinggi dan Akademi bertugas mengembangkan dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya
dalam

bidang

teknologi

industry

serta

mengupayakan

pengunaannya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.


Adapun sekolah Tinggi dan Akademi di lingkungan Kementerian
Perindustrian sebagai berikut :
1. Sekolah Tinggi Manajemen Industri
Alamat : Jl. Letjen Suprapto No.26, Cempaka Putih, Jakarta
2.
3.
4.
5.

10510.
Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil
Alamat : Jl. Jend. A. Yani No.390 Bandung.
Akademi Teknologi Industri Padang
Alamat : Jl. Bungo Pasang Tabing, 25171 Padang.
Akademi Pimpinan Perusahaan
Alamat : Jl. Timbul No.34, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta 7410.
Akademi Teknologi Kulit
Alamat : Jl. Imogiri Km.6 Bangunharjo, Sewon, Bantul

Yogyakarta.
6. Akademi teknologi Industri Makasar
Alamat : Jl. Sunu No.220 Ujung Pandang.
7. Akademi Kimia Analis
Alamat : Jl. Pangeran Sogiri No.283 Tanah Baru, Bogor.
8. Pendidikan Teknologi Kimia Industri Medan
Alamat : Jl. Medan Tenggara VII Medan.

BAB IV
PENUTUP
Unit Pendampingan Langsung Industri Kecil dan Menengah
(UPL-IKM) mempunyai peranan strategis dalam pembinaan dan
pengembangan industri kecil dan menengah di daerah secara
efektif dan efisien. Dalam pembentukan dan pengelolaan UPL-IKM,
Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah. Dinas yang
mempunyai tugas bidang industry di Provinsi dan Kabupaten/Kota
harus mengacu pada Pedoman Umum UPL-IKM ini.
Kepala Dinas yang mempunyai tugas bidang industri di
Provinsi maupun Kabupaten/Kota agar mendayagunakan UPL-IKM
untuk mengetahui kondisi terkini perusahaan IKM diwilayahnya dan
mengembangkan IKM sesuai dengan yang direncanakan.

Anda mungkin juga menyukai