Anda di halaman 1dari 44

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK TEKNIS
PROGRAM PUSAT LAYANAN USAHA TERPADU
KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

DEPUTI BIDANG RESTRUKTURISASI USAHA


DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI ................................................................................................................... i
PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PUSAT LAYANAN USAHA TERPADU KOPERASI, USAHA
MIKRO, KECIL DAN MENENGAH .................................................................................. 1

BAB I PENDAHULUAN
A. UMUM ................................................................................................... 6
B. TUJUAN .................................................................................................. 6
C. SASARAN ................................................................................................ 6
D. PENGERTIAN .......................................................................................... 7

BAB II PROGRAM PUSAT LAYANAN USAHA TERPADU KOPERASI, USAHA


MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
A. TUJUAN DAN SASARAN PROGRAM PLUT-KUMKM ................................. 9
B. BIDANG LAYANAN PENDAMPINGAN PLUT-KUMKM .............................. 10
C. BENTUK KELEMBAGAAN PLUT-KUMKM ................................................. 11
D. STRUKTUR ORGANISASI .......................................................................... 11
E. REKRUTMEN KONSULTAN PENDAMPING PLUT-KUMKM ....................... 11

BAB III PELAKSANAAN PROGRAM PUSAT LAYANAN USAHA TERPADU KOPERASI,


USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
A. PROGRAM PLUT-KUMKM TUGAS PEMBANTUAN ................................... 12
B. PROGRAM PLUT-KUMKM MANDIRI ....................................................... 16
C. PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI .................................................. 17

BAB IV FUNGSI DAN PERAN KEMENTERIAN, PEMERINTAH DAERAH PROVINSI,


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA, PUSAT LAYANAN USAHA
TERPADU KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DAN
KONSULTAN PENDAMPING
A. FUNGSI DAN PERAN KEMENTERIAN ....................................................... 18
B. FUNGSI DAN PERAN PEMERINTAH PROVINSI ......................................... 19
C. FUNGSI DAN PERAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA .......................... 20
D. FUNGSI DAN PERAN PLUT-KUMKM ........................................................ 21
E. FUNGSI DAN PERAN KONSULTAN PENDAMPING PLUT-KUMKM ........... 21

i
BAB V PEMBINAAN, PELAPORAN, EVALUASI DAN PENILAIAN
A. PEMBINAAN ............................................................................................ 22
B. PELAPORAN ............................................................................................ 22
C. EVALUASI DAN PENILAIAN PLUT-KUMKM DAN PLUT-KUMKM
MANDIRI ................................................................................................. 23

ii
KEPUTUSAN DEPUTI BIDANG RESTRUKTURISASI USAHA
NOMOR : 07 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PUSAT LAYANAN USAHA TERPADU
KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
DEPUTI BIDANG RESTRUKTURISASI USAHA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka percepatan peningkatan produktivitas, nilai


tambah dan daya saing Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah, diperlukan dukungan penyediaan jasa layanan
pendampingan terpadu bagi Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah melalui Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi,
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada


huruf a perlu menetapkan Keputusan Deputi Bidang
Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah tentang Petunjuk Teknis Program Pusat
Layanan Usaha Terpadu Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah sebagai pedoman dalam pengoperasian Pusat
Layanan Usaha Terpadu Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (PLUT-KUMKM);

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik In donesia Nomor 3502);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);

1
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

6. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,


Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4866);

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang


Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang


Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 tentang


Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5404);

2
11. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 114);

12. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 - 2019
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

13. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi


Kementerian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

14. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2015 tentang Kementerian


Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 106);

15. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor


156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana
Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan Sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
248/PMK.07/2010 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 156/PMK.07/2008 tentang
Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas
Pembantuan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 660);

16. Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah


Nomor 07/Per/M.KUKM/VII/2015 tentang Rencana Strategis
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Tahun
2015 - 2019 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1630);

17. Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah


Nomor 08/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1555);

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN DEPUTI BIDANG RESTRUKTURISASI USAHA
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PUSAT LAYANAN
USAHA TERPADU KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN
MENENGAH.

3
KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Program Pusat Layanan Usaha
Terpadu Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan Deputi ini
sebagai pedoman pelaksanaan Program Pusat Layanan Usaha
Terpadu Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

KEDUA : Petunjuk Teknis Program Pusat Layanan Usaha Terpadu


Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebagaimana
dimaksud dalam diktum KESATU terdiri atas :

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : PROGRAM PUSAT LAYANAN USAHA TERPADU


KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN
MENENGAH

BAB III : PELAKSANAAN PROGRAM PUSAT LAYANAN


USAHA TERPADU KOPERASI, USAHA MIKRO,
KECIL DAN MENENGAH

BAB IV : FUNGSI DAN PERAN KEMENTERIAN,


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI,
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA,
PUSAT LAYANAN USAHA TERPADU KOPERASI,
USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SERTA
KONSULTAN PENDAMPING

BAB V : PEMBINAAN, PELAPORAN, EVALUASI DAN


PENILAIAN

KETIGA : Apabila dikemudian hari terjadi perubahan peraturan maka akan


dilakukan penyesuaian dan perbaikan sebagaimana mestinya.

KEEMPAT : Keputusan Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Nomor


02/KEP/DEP.4/I/2018 tentang Petunjuk Teknis Program Pusat
Layanan Usaha Terpadu Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah Tahun 2018 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

4
KELIMA : Keputusan Deputi ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 Januari 2019

DEPUTI BIDANG
RESTRUKTURISASI USAHA,

Ir. ABDUL KADIR DAMANIK, MM


NIP. 19591107 198303 1 001 NIP.
19591107 198303 1 001

5
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DEPUTI BIDANG RESTRUKTURISASI
USAHA
NOMOR : 07 TAHUN 2019
TANGGAL : 14 JANUARI 2019
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PUSAT
LAYANAN USAHA TERPADU KOPERASI, USAHA
MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BAB I
PENDAHULUAN

A. UMUM
1. Pendampingan sebagai suatu strategi umum digunakan dalam upaya
meningkatkan kompetensi sumber daya manusia sehingga yang didampingi
mampu mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari permasalahan yang
dihadapi dan sekaligus mampu mencari alternatif penyelesaian
permasalahannya.
2. Peran pendamping sangat dibutuhkan dalam memfasilitasi peningkatan
kompetensi sumber daya manusia koperasi dan usaha mikro kecil dan
menengah dan sekaligus menjadikan kegiatan usahanya tumbuh dan
berkembang dengan baik.
3. Dalam rangka melaksanakan pemberdayaan koperasi dan UKM maka sejak
tahun 2013 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah telah
mengembangkan pola pendampingan yang dilaksanakan oleh Pusat Layanan
Usaha Terpadu Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

B. TUJUAN
Petunjuk Teknis ini bertujuan untuk memberikan pedoman agar terdapat
kesamaan pemahaman dan tindakan oleh semua pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan Program Pusat Layanan Usaha Terpadu UMKM sehingga dalam
pelaksanaannya tepat waktu, tepat sasaran, terkendali dan sesuai dengan
perencanaan.

C. SASARAN
Sasaran petunjuk teknis ini ditujukan untuk semua pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan Program Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi Usaha Mikro
Kecil dan Menengah yaitu para konsultan pendamping, pengelola Program Pusat
Layanan Usaha Terpadu, perangkat daerah kabupaten/kota, perangkat daerah
provinsi, walikota, bupati, gubernur, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah dan pemangku kepentingan lainnya.

6
D. PENGERTIAN
1. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar
atas asas kekeluargaan.
2. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang selanjutnya disingkat UMKM adalah
unit usaha sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat daerah menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
4. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom.
5. Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan pemerintah pusat kepada gubernur sebagai wakil
pemerintah pusat, kepada instansi vertikal di wilayah tertentu, dan/atau
kepada gubernur dan bupati/walikota sebagai penanggungjawab urusan
pemerintahan umum.
6. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah
otonom untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan pemerintah pusat atau dari pemerintah daerah provinsi kepada
daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah provinsi.
7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya disingkat
APBN, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, yang masa berlakunya mulai
tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun berkenaan.
8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat
APBD, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang masa berlakunya
mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun berkenaan.
9. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari APBN yang
dilaksanakan oleh daerah yang mencakup semua penerimaan dan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Tugas Pembantuan.
10. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan

7
oleh gubernur sebagai wakil pemerintah yang mencakup semua penerimaan
dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi.
11. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah.
12. Perangkat Daerah Provinsi adalah unsur pembantu gubernur dalam
penyelenggaran urusan pemerintahan di bidang Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah yang menjadi kewenangan daerah provinsi.
13. Perangkat Daerah Kabupaten/Kota adalah unsur pembantu bupati/walikota
dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah yang menjadi kewenangan daerah kabupaten/kota.
14. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya disingkat DIPA, adalah
dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat untuk masing-masing Satuan
Kerja, yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian/ pengawasan, evaluasi/pelaporan, serta dokumen pendukung
kegiatan akuntansi pemerintah.
15. Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan
anggaran kementerian negara/lembaga/perangkat daerah.
16. Bendahara adalah orang atau badan yang diberi tugas untuk dan atas nama
negara/daerah, menerima, menyimpan dan membayar/menyerahkan uang
atau surat berharga atau barang-barang negara/daerah.
17. Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
yang selanjutnya disingkat PLUT-KUMKM adalah lembaga yang memberikan
pendampingan dan pemberdayaan lainnya kepada koperasi dan usaha kecil
dan menengah secara komprehensif dan terpadu untuk meningkatkan
produksi, produktivitas, nilai tambah dan daya saingnya.
18. PLUT-KUMKM Tugas Pembantuan adalah program PLUT-KUMKM yang
dikembangkan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
dengan melaksanakan pembangunan fisik gedung menggunakan dana
APBN Tugas Pembantuan.
19. PLUT-KUMKM Mandiri adalah replikasi program PLUT-KUMKM yang
dikembangkan melalui kerjasama Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah dengan pemerintah daerah dengan menggunakan gedung
dan sarana perlengkapan milik pemerintah daerah.
20. PLUT-KUMKM Provinsi adalah PLUT-KUMKM yang dikelola oleh perangkat
daerah provinsi untuk mengoordinasikan aktivitas PLUT-KUMKM
Kabupaten/Kota se-provinsi dan sekaligus melaksanakan fungsi
pendampingan dan pemberdayaan lainnya kepada Koperasi dan UMKM
pada kabupaten/kota yang belum ada PLUT-KUMKM di provinsi tersebut.

8
21. PLUT-KUMKM Kabupaten/Kota adalah PLUT-KUMKM yang dikelola oleh
Perangkat Daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan fungsi
pendampingan dan pemberdayaan lainnya kepada Koperasi dan UMKM
pada kabupaten/kota tersebut.

22. Pendampingan adalah proses peningkatan produktivitas dan daya saing


Koperasi dan UMKM melalui bimbingan, konsultasi dan advokasi yang
dilakukan oleh Lembaga Pendamping dan/atau Tenaga Pendamping
Perorangan.
23. Lembaga Pendamping adalah badan/organisasi yang berfungsi mendampingi
koperasi dan usaha kecil dan menengah dalam meningkatkan produksi,
produktivitas, nilai tambah dan daya saing.
24. Konsultan Pendamping adalah tenaga pendamping perorangan yang
melaksanakan tugas dan fungsi pendampingan Koperasi dan UMKM memiliki
kompetensi pendampingan.
25. Deputi adalah Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah.
26. Menteri adalah Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
27. Kementerian adalah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

BAB II

PROGRAM PUSAT LAYANAN USAHA TERPADU KOPERASI, USAHA MIKRO,


KECIL DAN MENENGAH

A. TUJUAN DAN SASARAN PROGRAM PLUT-KUMKM


Program PLUT-KUMKM bertujuan menyediakan lembaga pendamping dan
konsultan pendamping yang berfungsi dan berperan memberikan pendampingan
dan pemberdayaan lainnya kepada Koperasi dan UMKM. Adapun sasaran
Program PLUT-KUMKM meliputi:
1. meningkatnya kualitas kelembagaan Koperasi dan UMKM;
2. meningkatnya kompetensi sumber daya manusia Koperasi dan UMKM;
3. meningkatnya produksi dan produktivitas usaha Koperasi dan UMKM;
4. meningkatnya akses dan jangkauan pemasaran produk Koperasi dan
UMKM;
5. meningkatnya akses Koperasi dan UMKM pada berbagai sumber pendanaan
yang tidak mengikat;
6. meningkatnya kapasitas Koperasi dan UMKM dalam memanfaatkan

9
teknologi dan informasi; dan
7. meluasnya jaringan kerjasama dengan berbagai lembaga dan/atau
pemangku kepentingan lainnya dalam pelaksanaan program pendampingan
dan pemberdayaan lainnya bagi Koperasi dan UMKM.

B. BIDANG LAYANAN PENDAMPINGAN PLUT-KUMKM


1. Aktivitas pendampingan yang dilakukan oleh PLUT-KUMKM meliputi:
a. bidang kelembagaan: penyuluhan koperasi, memfasilitasi pembentukan,
pembubaran, penggabungan, pembagian koperasi, penataan organisasi
dan tatalaksana koperasi, legalitas badan dan ijin usaha Koperasi dan
UMKM;
b. bidang sumber daya manusia: peningkatan kompetensi sumber daya
manusia Koperasi dan UMKM melalui pendekatan konsultasi, fasilitasi,
coaching/pendamping, mentoring/berbagi pengalaman dan pelatihan;
c. bidang produksi: akses bahan baku, pengolahan produk, pemanfaatan
teknologi pengolahan, standarisasi dan sertifikasi produk, serta
pelabelan dan pengemasannya;
d. bidang pembiayaan: perencanaan bisnis, penyusunan proposal
pengembangan usaha, fasilitasi dan mediasi akses ke lembaga
keuangan dan berbagai sumber pembiayaan serta manajemen
keuangan;
e. bidang pemasaran: penyediaan informasi pasar, pengembangan promosi
dan kemitraan, peningkatan akses pasar, pemanfaatan teknologi
informasi (e-commerce), serta pengembangan database yang terkait
pengembangan Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
f. bidang pengembangan teknologi informasi: pengembangan sistem
pendataan Koperasi dan UMKM berbasis teknologi informasi,
penyediaan data dan informasi Koperasi dan UMKM untuk kepentingan
publikasi, promosi dan pengembangan kemitraan, serta pengembangan
aplikasi bisnis lainnya berbasis digitalisasi; dan
g. bidang pengembangan jaringan kerjasama: mengoordinasikan
kerjasama kelembagaan PLUT-KUMKM dengan berbagai
Instansi/Lembaga pemerintahan, swasta dan berbagai perangkat
pemangku kepentingan lainnya dalam pengembangan program
pendampingan Koperasi dan UMKM.
2. Bidang layanan pendampingan tersebut di atas dilaksanakan oleh masing-
masing konsultan pendamping PLUT-KUMKM tingkat provinsi sesuai dengan
bidang tugasnya.
3. Untuk bidang pengembangan teknologi informasi dan bidang pengembangan

10
jaringan kerjasama pada PLUT-KUMKM tingkat kabupaten/kota
dilaksanakan oleh konsultan pendamping bidang pemasaran.

C. BENTUK KELEMBAGAAN PLUT-KUMKM


1. Kelembagaan PLUT-KUMKM dapat berbentuk :
a. Unit kerja struktural setara eselon III atau eselon IV di bawah perangkat
daerah tingkat provinsi atau perangkat daerah tingkat kabupaten/kota;
b. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di bawah koordinasi perangkat
daerah provinsi atau perangkat daerah tingkat kabupaten/kota; atau
c. Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di bawah koordinasi perangkat
daerah tingkat provinsi atau perangkat daerah tingkat kabupaten/kota.
2. Kelembagaan PLUT-KUMKM sebagaimana tersebut di atas ditetapkan
dengan keputusan gubernur/bupati/walikota atau pejabat yang berwenang.

D. STRUKTUR ORGANISASI
1. Struktur organisasi PLUT-KUMKM terdiri dari; pengelola dan konsultan
pendamping.
2. Pengelola PLUT-KUMKM terdiri dari:
a. pimpinan 1 (satu) orang; dan
b. sekretariat yang melaksanakan fungsi administrasi, galeri dan dukungan
layanan teknis.
Unsur Pimpinan dan Sekretariat PLUT-KUMKM tingkat provinsi dan/atau
PLUT-KUMKM tingkat Kabupaten/Kota ditetapkan dengan keputusan Kepala
Perangkat Daerah Provinsi yang diusulkan oleh Dinas Kabupaten/Kota.
3. Konsultan pendamping sebanyak 7 (tujuh) orang untuk PLUT-KUMKM
tingkat provinsi dan 5 (lima) orang PLUT-KUMKM tingkat kabupaten/kota.
Masing-masing konsultan pendamping mempunyai fungsi dan peran sesuai
bidang layanan PLUT-KUMKM.
4. Bagan struktur organisasi PLUT-KUMKM tingkat provinsi dan PLUT-KUMKM
tingkat kabupaten/kota seperti contoh 1a dan 1b pada Keputusan Deputi ini.

E. REKRUTMEN KONSULTAN PENDAMPING PLUT-KUMKM


Rekrutmen Konsultan Pendamping PLUT-KUMKM dilakukan melalui tahapan
proses sebagai berikut :
1. Rekrutmen konsultan pendamping dilaksanakan oleh lembaga independen
yang ditunjuk Kementerian Koperasi dan UKM C.q Deputi berpedoman pada
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Peserta yang mengikuti rekrutmen konsultan pendamping harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:

11
a. Warga Negara Indonesia (WNI) sehat jasmani dan rohani;
b. berkelakuan baik dan tidak pernah bermasalah dengan hukum;
c. tidak sedang terikat perjanjian kontrak kerja dengan pihak manapun;
d. pendidikan minimal Sarjana Strata Satu (S1) atau yang disetarakan;
e. tidak menuntut diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara;
f. bersedia mengikuti seluruh proses tahapan seleksi; dan
g. diutamakan memiliki sertifikasi kompetensi pendamping KUMKM.
3. Peserta yang memenuhi persyaratan dan dinyatakan lulus rekrutmen
ditetapkan menjadi konsultan pendamping dengan keputusan kepala
perangkat daerah setelah menandatangani perjanjian/kontrak kerja yang
menyatakan:
a. bersedia melaksanakan tugas sebagai konsultan pendamping untuk
masa kerja selama 1 (satu) tahun atau maksimal sesuai dengan alokasi
dana dekonsentrasi yang tersedia;
b. tidak menuntut diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN); dan
c. bersedia mengikuti ketentuan lain yang diatur oleh Kepala Perangkat
Daerah.
4. Pengangkatan kembali dan/atau penggantian konsultan pendamping pada
tahun berjalan dan tahun berikutnya dilakukan oleh kepala perangkat daerah
setelah melalui tahapan evaluasi kinerja masing-masing konsultan
pendamping.
5. Penggantian konsultan pendamping yang mengundurkan diri atau meninggal
dunia dilakukan oleh Kepala Perangkat Daerah melalui tahapan seleksi
dengan memperhatikan persyaratan yang ditetapkan di atas.

BAB III

PELAKSANAAN PROGRAM PUSAT LAYANAN USAHA TERPADU KOPERASI,


USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

A. PROGRAM PLUT-KUMKM TUGAS PEMBANTUAN


1. Persyaratan Peserta Program PLUT-KUMKM :
a. menyediakan lahan seluas kurang lebih 2.000 m2 dengan status milik
pemerintah daerah, tidak dalam sengketa, berada pada lokasi strategis
serta mudah dijangkau transportasi umum;

12
b. menyediakan dana APBD untuk pengadaan sarana dan prasarana serta
kelengkapan operasional gedung PLUT-KUMKM (meja, kursi, lemari,
komputer dan AC);
c. menyediakan dana APBD untuk membiayai keberlanjutan operasional
kegiatan PLUT-KUMKM setelah berakhirnya alokasi dana dekonsentrasi;
d. menerima pelimpahan pelaksanaan Program PLUT-KUMKM melalui
tugas pembantuan;
e. menunjuk perangkat daerah provinsi/kabupaten/kota sebagai koordinator
pelaksana program PLUT-KUMKM;
f. mengoptimalkan fungsi dan peran PLUT-KUMKM dalam mendukung
kegiatan pemberdayaan Koperasi dan UMKM; dan
g. hasil pemeriksaan keuangan daerah oleh Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) dinyatakan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
2. Mekanisme
Untuk menjadi peserta program PLUT-KUMKM Tugas Pembantuan,
gubernur/bupati/walikota mengajukan permohonan melalui surat yang
ditujukan kepada Menteri sebagaimana contoh 2 Keputusan Deputi ini
dengan melampirkan:
a. Surat pernyataan ditandatangani gubernur/bupati/walikota sebagaimana
pada contoh 3 keputusan ini yang menyatakan kesanggupan:
1) menyediakan lahan seluas kurang lebih 2.000 m2 dengan status milik
pemerintah daerah, tidak dalam sengketa, berada pada lokasi
strategis, serta mudah dijangkau transportasi umum;
2) menyediakan dana APBD untuk pengadaan sarana dan prasarana
serta kelengkapan operasional gedung PLUT-KUMKM (meja, kursi,
lemari, komputer dan AC);
3) menyediakan dana APBD untuk membiayai keberlanjutan
operasional kegiatan PLUT-KUMKM setelah berakhirnya alokasi
dana dekonsentrasi;
4) menerima pelimpahan pelaksanaan Program PLUT-KUMKM melalui
Tugas Pembantuan;
5) menunjuk perangkat daerah provinsi/kabupaten/kota sebagai
koordinator pelaksana program PLUT-KUMKM; dan
6) mengoptimalkan fungsi dan peran PLUT-KUMKM dalam melakukan
pendampingan kepada Koperasi dan UMKM serta tidak akan
mengalihfungsikan gedung PLUT-KUMKM menjadi kantor
pemerintahan dan/atau kepentingan lainnya.

13
b. Fotokopi sertifikat/surat tanah yang menyatakan milik pemerintah daerah
yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang;
c. Denah yang menggambarkan keberadaan tanah pada lokasi strategis
dan mudah dijangkau transpotasi umum; dan
d. Fotokopi hasil pemeriksaan keuangan daerah oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) yang menyatakan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
3. Penetapan
Peserta program PLUT-KUMKM ditetapkan melalui Keputusan Menteri yang
memuat lokasi provinsi/kabupaten/kota, nama instansi serta besaran
anggarannya.
4. Pengalihan DIPA Kementerian
a. pemerintah daerah provinsi atau pemerintah daerah kabupaten/kota
yang telah ditetapkan sebagai peserta program PLUT-KUMKM
menerbitkan keputusan penetapan : kuasa pengguna anggaran, pejabat
pembuat komitmen, bendahara pengeluaran, pejabat penadatangan
surat perintah pembayaran, staf administrasi pelaksanaan, panitia
pengadaan barang dan jasa serta panitia penerimaan barang dan jasa;
serta menyampaikannya kepada Deputi;
b. Kementerian melakukan proses pengalihan dana DIPA kepada
pemerintah daerah penerima program PLUT-KUMKM menjadi DIPA
Tugas Pembantuan.
5. Pelaksanaan Tugas Pembantuan
Tugas Pembantuan dilaksanakan sesuai dengan anggaran DIPA yang
tersedia diantaranya untuk kegiatan perencanaan, pembangunan fisik
gedung, pengawasan.
a. Perencanaan
1) Kegiatan perencanaan mengikuti desain dan tata ruang gedung
PLUT-KUMKM yang memenuhi ketentuan:
a) standar desain gedung PLUT-KUMKM;
b) tata ruang gedung PLUT-KUMKM terdiri dari ruang pimpinan,
ruang sekretariat, ruang rapat, ruang konsultasi, ruang
workshop/pelatihan, ruang galeri, ruang perpustakaan/teknologi
informasi, ruang tunggu tamu dan ruang pendukung lainnya; dan
c) sarana lainnya terdiri dari: parkir, taman, tiang bendera di depan
gedung PLUT-KUMKM, standing bannner berisi informasi jasa
layanan yang diberikan oleh PLUT-KUMKM, prasasti peresmian
gedung PLUT-KUMKM dan papan nama PLUT-KUMKM.

14
Standar gedung PLUT-KUMKM, prasasti, dan papan nama mengikuti
contoh 4a, 4b dan 4c Keputusan Deputi ini.
2) Proses penunjukan konsultan perencana dan pertanggungjawaban
penggunaan keuangan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan.
b. Pelaksanaan Pembangunan Fisik
1) Kegiatan pembangunan fisik gedung yang menggunakan dana
Tugas Pembantuan terdiri dari: standar desain gedung PLUT-
KUMKM, tata ruang gedung PLUT-KUMKM terdiri dari ruang
pimpinan, ruang sekretariat, ruang rapat, ruang konsultasi, ruang
workshop/pelatihan, ruang galeri, ruang perpustakaan/ teknologi
informasi, ruang tunggu tamu dan ruang pendukung lainnya.
2) Kegiatan pembangunan fisik gedung sebagaimana tersebut di atas
dilakukan dengan mempedomani hasil kegiatan perencanaan serta
melengkapi izin mendirikan bangunan, dan kewajiban perizinan
lainnya.
3) Proses penunjukan pelaksana pembangunan fisik dan
pertanggungjawaban penggunaan keuangan dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.
c. Pengawasan
1) Kegiatan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan fisik
gedung PLUT-KUMKM dilakukan oleh Konsultan Pengawas dengan
mengevaluasi kesesuaian kemajuan pekerjaan dan realisasi
pembayaran serta hasil akhir pekerjaan dengan desain perencanaan
yang dibuat oleh Konsultan Perencana.
2) Proses penunjukan konsultan pengawas dan pertanggungjawaban
penggunaan keuangan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
6. Hibah Gedung PLUT-KUMKM
a. Kementerian Koperasi dan UKM dapat menghibahkan gedung PLUT-
KUMKM kepada pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota.
b. Gubernur/bupati/walikota atau pejabat yang berwenang mengajukan
permohonan hibah kepada Menteri dengan melengkapi dokumen:
1) Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA);
2) berita acara serah terima fisik bangunan 100%;
3) Kartu Identitas Barang (KIB);
4) surat pernyataan memiliki Ijin Mendirikan Bangunan (IMB);

15
5) berita acara penelitian data administrasi dan fisik barang milik negara
berupa bangunan gedung PLUT-KUMKM;
6) berita acara hasil pengecekan fisik bangunan oleh tim Kementerian;
dan
7) surat pernyataan kesediaan menerima hibah dari gubernur/bupati/
walikota.
c. Kementerian Koperasi dan UKM melakukan proses hibah gedung PLUT-
KUMKM sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

B. PROGRAM PLUT-KUMKM MANDIRI


1. Persyaratan Program PLUT-KUMKM Mandiri
a. menyediakan gedung asset yang tidak termanfaatkan dengan status
milik pemerintah daerah, tidak dalam sengketa, berada pada lokasi
strategis serta mudah dijangkau transportasi umum;
b. menyiapkan tata ruang gedung yang dapat mendukung terlaksananya
peran dan fungsi PLUT-KUMKM;
c. menyediakan dana APBD untuk pengadaan sarana dan prasarana serta
kelengkapan operasional gedung PLUT-KUMKM (meja, kursi, lemari,
komputer dan AC);
d. menyediakan dana APBD untuk operasional keberlanjutan kegiatan
PLUT-KUMKM Mandiri setelah berakhirnya alokasi dana dekonsentrasi;
e. menunjuk perangkat daerah provinsi/kabupaten/kota sebagai koordinator
pelaksana program PLUT-KUMKM;
f. mengoptimalkan fungsi dan peran PLUT-KUMKM dalam mendukung
kegiatan pemberdayaan Koperasi dan UMKM; dan
g. hasil pemeriksaan keuangan daerah oleh Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) dinyatakan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
2. Mekanisme
Untuk menjadi peserta program PLUT-KUMKM Mandiri,
gubernur/bupati/walikota mengajukan permohonan melalui surat yang
ditujukan kepada Menteri sebagaimana contoh 5 Keputusan Deputi ini
dengan melampirkan:
a. Surat pernyataan ditandatangani gubernur/bupati/walikota sebagaimana
pada contoh 6 Keputusan Deputi ini yang menyatakan kesanggupan:

16
1) menyediakan gedung asset yang tidak termanfaatkan dengan status
milik pemerintah daerah, tidak dalam sengketa, berada pada lokasi
strategis serta mudah dijangkau transportasi umum;
2) menyiapkan tata ruang gedung yang dapat mendukung
terlaksananya peran dan fungsi PLUT-KUMKM;
3) menyediakan dana APBD untuk pengadaan sarana dan prasarana
serta kelengkapan operasional gedung PLUT-KUMKM (meja, kursi,
lemari, komputer dan AC);
4) menyediakan dana APBD untuk operasional keberlanjutan kegiatan
PLUT-KUMKM Mandiri setelah berakhirnya alokasi dana
dekonsentrasi;
5) menunjuk perangkat daerah provinsi/kabupaten/kota sebagai
koordinator pelaksana program PLUT-KUMKM; dan
6) mengoptimalkan fungsi dan peran PLUT-KUMKM dalam melakukan
pendampingan kepada Koperasi dan UMKM serta tidak akan
mengalihfungsikan gedung PLUT-KUMKM menjadi kantor
pemerintahan dan/atau kepentingan lainnya.
b. Fotokopi sertifikat tanah dan IMB/keterangan lain milik pemerintah
daerah yang dikeluarkan oleh lembaga berwenang.
c. Denah yang menggambarkan lokasi gedung berada pada lokasi strategis
dan mudah dijangkau transpotasi umum.
d. Fotokopi hasil pemeriksaan keuangan daerah oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) dinyatakan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
3. Penetapan
Peserta program PLUT-KUMKM Mandiri ditetapkan melalui Keputusan
Deputi yang memuat lokasi provinsi/kabupaten/kota, nama instansi serta
besaran anggarannya.

C. PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI


1. Kementerian Koperasi dan UKM C.q Deputi mengalokasi dana dekonsentrasi
untuk mendukung pelaksanaan operasional PLUT-KUMKM.
2. Dana Dekonsentrasi yang disediakan untuk membiayai honorarium dan
kegiatan operasional lainnya yaitu: bimbingan teknis, transport pendamping
PLUT-KUMKM ke lapangan, perjalanan dinas dalam rangka : menghadiri
forum koordinasi dan evaluasi program PLUT-KUMKM, uji sertifikasi

17
kompetensi Pendamping PLUT-KUMKM, peningkatan kapasitas pendamping
PLUT-KUMKM.
3. Dana dekonsentrasi untuk program PLUT-KUMKM tahun 2013 sampai
dengan 2017 dan program PLUT Mandiri dibiayai selama 12 bulan. Untuk
program PLUT-KUMKM tahun 2018 dibiayai selama 6 bulan setelah ada
penetapan hasil rekrutmen dan ditetapkan sebagai konsultan pendamping
melalui Keputusan Kepala Perangkat Daerah.
4. Penyediaan anggaran dekonsentrasi paling lama diberikan untuk jangka
waktu 3 (tiga) tahun dan apabila keuangan negara memungkinkan dapat
diperpanjang maksimal 3 (tiga) tahun.
5. Penggunaan dan pertanggungjawaban keuangan dana dekonsentrasi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB IV

FUNGSI DAN PERAN KEMENTERIAN, PEMERINTAH DAERAH PROVINSI,


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA, PUSAT LAYANAN USAHA
TERPADU KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DAN
KONSULTAN PENDAMPING

A. FUNGSI DAN PERAN KEMENTERIAN


1. Fungsi Kementerian adalah mengoordinasikan dan memfasilitasi
pengembangan dan pelaksanaan program PLUT-KUMKM secara nasional.
2. Peran Kementerian
a. menyusun kebijakan dan perencanaan program serta mengalokasikan
anggaran melalui tugas pembantuan dan dana dekonsentrasi;
b. menetapkan penerima program PLUT-KUMKM;
c. melaksanakan rekrutmen Konsultan Pendamping;
d. menetapkan Standar Operasional Prosedur dan pedoman pengelolaan
PLUT-KUMKM;
e. melaksanakan koordinasi dan sosialisasi serta publikasi;
f. memfasilitasi kerjasama dalam melaksanakan fungsi layanan
pendampingan;
g. menetapkan indikator kinerja Lembaga dan Konsultan Pendamping serta
melaksanakan penilaiannya;
h. menyelenggarakan bimbingan teknis untuk meningkatkan kompetensi
bagi pengelola dan Konsultan Pendamping; dan

18
i. melakukan monitoring dan evaluasi.

B. FUNGSI DAN PERAN PEMERINTAH PROVINSI


1. Fungsi Pemerintah Provinsi adalah mengoordinasikan, memfasilitasi,
pengembangan dan pelaksanaan program PLUT-KUMKM di wilayah
provinsi.
2. Peran Pemerintah Provinsi
a. mengidentifikasi, menyusun, mengajukan program PLUT-KUMKM tingkat
provinsi sesuai persyaratan dan mekanisme yang ditetapkan;
b. menetapkan perangkat pengelola anggaran melalui Tugas Pembantuan
untuk program PLUT-KUMKM tingkat provinsi;
c. melaksanakan kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan fisik gedung PLUT-KUMKM sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
d. melaporkan hasil pelaksanaan pembangunan gedung PLUT-KUMKM
tingkat provinsi kepada Kementerian Koperasi dan UKM C.q Deputi;
e. mengelola dana dekonsentrasi untuk mendukung operasional PLUT-
KUMKM tingkat provinsi dan/atau PLUT-KUMKM tingkat kabupaten/kota
serta meminta pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatannya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
f. menyediakan APBD untuk pengadaan sarana dan prasarana serta
operasional PLUT-KUMKM tingkat provinsi;
g. menyediakan APBD untuk operasional PLUT-KUMKM setelah dana
dekonsentrasi APBN berakhir;
h. mengajukan proses permohonan hibah barang milik negara berupa
gedung PLUT-KUMKM tingkat provinsi kepada Kementerian;
i. menetapkan konsultan pendamping PLUT-KUMKM tingkat provinsi dan
tingkat kabupaten/kota hasil rekrutmen yang dilakukan oleh
Kementerian;
j. menerima usulan hasil evaluasi kinerja konsultan pendamping tingkat
kabupaten/kota serta menetapkan konsultan pendamping PLUT-KUMKM
tingkat provinsi/kabupaten/kota;
k. mengangkat kembali dan/atau mengganti konsultan pendamping yang
berakhir masa tugasnya dilakukan oleh kepala perangkat daerah provinsi
setelah melalui tahapan evaluasi kinerja oleh perangkat daerah
kabupaten/kota untuk konsultan pendamping PLUT-KUMKM tingkat
kabupaten/kota dan oleh perangkat daerah tingkat provinsi masing-
masing konsultan pendamping;
l. mengganti konsultan pendamping yang mengundurkan diri atau
meninggal dunia dilakukan oleh kepala perangkat daerah melalui

19
tahapan seleksi dengan memperhatikan persyaratan yang ditetapkan di
atas;
m. mengangkat pimpinan dan tenaga administrasi PLUT-KUMKM tingkat
provinsi dan/atau PLUT-KUMKM tingkat Kabupaten/Kota yang diusulkan
oleh Dinas Kabupaten/Kota;
n. membina, mengarahkan, memberdayakan dan melakukan koordinasi
dengan pemangku kepentingan lain dalam mengoptimalkan
pelaksanaan tugas pendampingan PLUT-KUMKM;
o. melakukan koordinasi dengan Kementerian dan Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan kegiatan operasional yang dibiayai
dana dekonsentrasi;
p. melakukan monitoring terhadap perkembangan pelaksanaan kegiatan
PLUT-KUMKM tingkat provinsi serta PLUT-KUMKM tingkat
kabupaten/kota di wilayahnya; dan
q. melakukan evaluasi dan melaporkan perkembangan kinerja PLUT-
KUMKM tingkat provinsi kepada Kementerian Koperasi dan UKM C.q
Deputi setiap triwulan.

C. FUNGSI DAN PERAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA


1. Fungsi Pemerintah kabupaten/kota adalah mengoordinasikan, memfasilitasi,
pengembangan dan pelaksanaan program PLUT-KUMKM di tingkat
kabupaten/kota.
2. Peran Pemerintah kabupaten/kota
a. mengidentifikasi, menyusun, mengajukan program PLUT-KUMKM tingkat
kabupaten/kota sesuai persyaratan dan mekanisme yang ditetapkan;
b. menetapkan perangkat pengelola anggaran melalui Tugas Pembantuan
untuk program PLUT-KUMKM tingkat kabupaten/kota;
c. melaksanakan kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan fisik gedung PLUT-KUMKM sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
d. melaporkan hasil pelaksanaan pembangunan gedung PLUT-KUMKM
kabupaten/kota kepada Kementerian dengan tembusan kepada
Perangkat Daerah tingkat Provinsi;
e. menyediakan APBD untuk pengadaan sarana prasarana dan operasional
PLUT-KUMKM tingkat Kabupaten/Kota;
f. mengajukan proses permohonan hibah barang milik negara berupa
gedung PLUT-KUMKM tugas pembantuan kabupaten/kota kepada
Menteri setelah pembangunan gedung selesai;
g. melakukan koordinasi dalam pelaksanaan seleksi tenaga konsultan
pendamping dengan Kementerian dan mengusulkan hasil rekrutmen ke
provinsi untuk ditetapkan;

20
h. melakukan evaluasi terhadap konsultan pendamping PLUT-KUMKM di
tingkat kabupaten/kota dan mengusulkan ke provinsi untuk ditetapkan;
i. melakukan evaluasi terhadap konsultan pendamping PLUT-KUMKM di
tingkat kabupaten/kota dan mengusulkan ke provinsi untuk ditetapkan;
j. Mengusulkan pimpinan dan tenaga administrasi PLUT-KUMKM tingkat
kabupaten/kota ke Provinsi;
k. membina, mengarahkan, memberdayakan dan melakukan koordinasi
dengan pemangku kepentingan lain dalam mengoptimalkan
pelaksanaan tugas pendampingan PLUT-KUMKM;
l. melakukan koordinasi dengan Kementerian dan Perangkat Daerah
kabupaten/kota dalam pelaksanaan kegiatan operasional yang dibiayai
dana dekonsentrasi;
m. melakukan monitoring terhadap perkembangan pelaksanaan kegiatan
PLUT-KUMKM diwilayahnya; dan
n. melakukan evaluasi dan melaporkan perkembangan kinerja PLUT-
KUMKM diwilayahnya kepada Kementerian dan ditembuskan ke
perangkat daerah tingkat provinsi setiap triwulan.

D. FUNGSI DAN PERAN PLUT-KUMKM


1. Fungsi PLUT-KUMKM adalah memberikan layanan dan sekaligus
memfasilitasi terlaksananya program pendampingan oleh para konsultan
pendamping kepada Koperasi dan UMKM.
2. Peran PLUT-KUMKM:
a. menyusun program kerja tahunan PLUT-KUMKM secara kelembagaan
yang mencakup program kerja lembaga maupun program kerja para
konsultan pendamping;
b. melakukan koordinasi dengan perangkat daerah provinsi dan/atau
kabupaten/kota serta pemangku kepentingan lainnya untuk
mensinergikan program kerja tahunan PLUT-KUMKM;
c. memfasilitasi pelaksanaan program kerja tahunan PLUT-KUMKM; dan
d. melaporkan hasil pelaksanaan program kerja PLUT-KUMKM kepada
perangkat daerah provinsi/kabupaten/kota.
E. FUNGSI DAN PERAN KONSULTAN PENDAMPING PLUT-KUMKM
1. Fungsi Konsultan Pendamping PLUT-KUMKM memberikan dukungan
layanan pendampingan dan secara terpadu dibidang kelembagaan, sumber
daya manusia, produksi, pembiayaan, pemasaran kepada Koperasi dan
UMKM dan sekaligus memfasilitasi pengembangan teknologi informasi
dan/atau pengembangan jaringan kerjasama antara kelembagaan PLUT-
KUMKM dengan para pihak pemangku kepentingan.

21
2. Peran Konsultan Pendamping:
a. melakukan pendataan Koperasi dan UMKM yang terdapat di wilayah
kerja PLUT-KUMKM;
b. melakukan identifikasi dan menetapkan nama-nama Koperasi dan
UMKM yang menjadi sasaran program kerja pendampingan PLUT-
KUMKM setiap tahun dan sekaligus melakukan identifikasi
permasalahan yang dihadapi masing-masing Koperasi dan UMKM serta
menyusun program kerja pendampingannya untuk masa waktu selama
satu tahun yang dilakukan secara bersama-sama oleh para konsultan
pendamping sesuai dengan bidang tugasnya;
c. melakukan aktivitas pendampingan sesuai dengan program kerja yan
telah disusun serta merekomendasikan skema yang harus ditindaklanjuti
oleh masing-masing Koperasi dan UMKM;
d. melakukan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan lainnya
dalam mensinergikan program pendampingan Koperasi dan UMKM; dan
e. melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan masing-masing konsultan
pendamping kepada pimpinan PLUT-KUMKM.
Dalam melaksanakan point a sampai dengan e di atas mengacu kepada
sebagaimana tercantum pada contoh 7a sampai dengan 7g Keputusan
Deputi ini.

BAB V
PEMBINAAN, PELAPORAN, EVALUASI DAN PENILAIAN

A. PEMBINAAN
1. Deputi melakukan pembinaan atas pelaksanaan program PLUT-KUMKM
berupa bimbingan, sosialisasi, pemantauan dan evaluasi.
2. Perangkat daerah provinsi yang membidangi pembinaan Koperasi dan
UMKM melakukan pembinaan atas pelaksanaan program PLUT-KUMKM
tingkat provinsi dan tingkat kabupaten/kota yang berada di wilayah kerjanya
berupa bimbingan, sosialisasi, pemantauan dan evaluasi.
3. Perangkat daerah kabupaten/kota yang membidangi pembinaan Koperasi
dan UMKM melakukan pembinaan atas pelaksanaan program PLUT-
KUMKM yang berada di wilayah kerjanya berupa bimbingan, sosialisasi,
pemantauan dan evaluasi.

B. PELAPORAN
1. Masing-masing konsultan pendamping menyampaikan laporan kepada
pimpinan PLUT-KUMKM setiap bulan menggunakan contoh 7g dalam
keputusan Deputi ini. Bersamaan dengan itu laporan tersebut juga
disampaikan melalui http://manajemen.cis-nasional.id.

22
2. Pimpinan PLUT-KUMKM tingkat provinsi menghimpun laporan sebagaimana
dimaksud angka 1 dan menyampaikannya kepada Gubernur cq. kepala
perangkat daerah tingkat provinsi yang membidangi pembinaan Koperasi
dan UMKM dan tembusannya disampaikan kepada Menteri C.q Deputi.
3. Pimpinan PLUT-KUMKM tingkat kabupaten/kota menghimpun laporan
sebagaimana dimaksud angka 1 dan menyampaikannya kepada
Bupati/walikota cq. kepala perangkat daerah tingkat provinsi/kabupaten/kota
yang membidangi pembinaan Koperasi dan UMKM dan tembusannya
disampaikan kepada Menteri C.q Deputi dan/atau gubernur C.q perangkat
daerah tingkat provinsi yang membidangi pembinaan Koperasi dan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah.

C. EVALUASI DAN PENILAIAN PLUT-KUMKM DAN PLUT-KUMKM MANDIRI


1. Deputi dan gubernur/bupati/walikota atau pejabat yang berwenang
melakukan evaluasi terhadap laporan yang disampaikan pimpinan dan
Konsultan Pendamping setiap bulan.
2. Deputi melakukan penilaian atas kinerja lembaga dan Konsultan
Pendamping pada setiap tahun.
3. Deputi dapat memberikan penghargaan kepada lembaga dan Konsultan
Pendamping yang berprestasi.
4. Pembiayaan pemberian penghargaan bagi lembaga dan Konsultan
Pendamping dibebankan kepada APBN atau sumber dana lainnya yang tidak
mengikat.

Jakarta, 14 Januari 2019


DEPUTI BIDANG RESTRUKTURISASI
USAHA

Ir. ABDUL KADIR DAMANIK, MM


NIP. 19591107 198303 1 001

23
Contoh 1.a

STRUKTUR ORGANISASI PLUT-KUMKM PROVINSI

Pimpinan
PLUT-KUMKM

Sekretariat

Admin Galeri Dukungan


Layanan Teknis

Konsultan Pendamping

Bidang Bidang Bidang Bidang Bidang Bidang Bidang


Kelembagaan SDM Produksi Pembiayaan Pemasaran Pengembangan Pengembangan
Teknologi Jaringan Kerjasama
Informasi

24
Contoh 1.b

STRUKTUR ORGANISASI PLUT-KUMKM KABUPATEN/KOTA

Pimpinan
PLUT-KUMKM

Sekretariat

Admin Galeri Dukungan


Layanan Teknis

Konsultan Pendamping

Bidang Bidang SDM Bidang Bidang Bidang


Kelembagaan Produksi Pembiayaan Pemasaran

25
Contoh 2

Kop Surat Gubernur/Bupati/Walikota


Nomor : ………………………..
Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : Permohonan menjadi peserta Program PLUT-KUMKM
Tugas Pembantuan.

Kepada Yth. :
Menteri Koperasi dan UKM
Jl. HR. Rasuna Said Kav, 3-4 Kuningan Jakarta Selatan
di –
Jakarta Selatan

Dalam rangka meningkatkan kualitas kelembagaan, kompetensi sumber daya manusia, produksi dan
produktivitas usaha, memperluas akses dan jangkuan pemasaran produk, akses pembiayaan, akses
pemanfaatan teknologi dan informasi, serta perluasan kerjasama oleh Koperasi dan UMK di
provinsi/kabupaten/kota ….. sangat dibutuhkan keberadaan Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (PLUT-KUMKM) yang diprogramkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM.
Dalam hubungan itu, kami mengajukan permohonan kepada Bapak Menteri untuk dapat ditunjuk sebagai
peserta Program PLUT KUMKM Tugas Pembantuan dengan memenuhi seluruh persyaratan yang
ditetapkan, yaitu :
2
1. Menyediakan lahan seluas kurang lebih 2.000 m dengan status milik pemerintah daerah, tidak dalam
sengketa, berada pada lokasi strategis, serta mudah dijangkau transportasi umum;
2. Menyediakan dana APBD untuk pengadaan sarana dan prasarana serta kelengkapan operasional
gedung PLUT-KUMKM (meja, kursi, lemari, komputer dan AC);
3. Menyediakan dana APBD untuk membiayai keberlanjutan operasional kegiatan PLUT-KUMKM setelah
berakhirnya alokasi dana dekonsentrasi;
4. Menerima pelimpahan pelaksanaan Program PLUT-KUMKM melalui Tugas Pembantuan (TP);
5. Menunjuk perangkat daerah provinsi/kabupaten/kota sebagai koordinator pelaksana program PLUT-
KUMKM;
6. Mengoptimalkan fungsi dan peran PLUT-KUMKM dalam melakukan pendampingan kepada Koperasi dan
UMK serta tidak akan mengalihfungsikan gedung PLUT-KUMKM menjadi kantor pemerintahan dan/atau
kepentingan lainnya;
7. Hasil pemeriksaan keuangan daerah oleh Badan Pemeriksa Keuangan dinyatakan Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP).
Sebagai keseriusan kami dalam mengajukan permohonan ini dengan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan maka bersama ini terlampir turut disertakan :
1. Surat pernyataan yang ditandatangani bermaterai cukup.
2. Fotocopy surat tanah yang menunjukan luas dan setatus kepemilikan pemerintah daerah.
3. Denah tanah yang menunjukan berada pada lokasi yang strategis dan mudah dijangkau dengan
menggunakan transportasi umum.
4. Fotocopy hasil pemeriksaan keuangan daerah oleh Badan Pemeriksa Keuangan yang menyatakan Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP).
Demikian disampaikan, atas perkenan Bapak Menteri diucapkan terima kasih.

Gubernur/Bupati/Walikota

……………………………………..
(Nama Jelas).
Tembusan Yth. :
1. Deputi Bidang Restrukturisasi Kementerian Koperasi dan UKM.
2. Kepala Perangkat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota ……..

26
Contoh 3

Kop Surat Gubernur/Bupati/Walikota

SURAT PERNYATAAN
KESANGGUPAN MEMENUHI PERSYARATAN SEBAGAI PESERTA
PROGRAM PLUT KUMKM TUGAS PEMBANTUAN
Nomor : ………………………………..
Tanggal : ………………………………..

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ………………………………………………….
Jabatan : Gubernur/Bupati/Walikota …………………..

Untuk dapat ditetapkan menjadi peserta Program PLUT-KUMKM Tugas Pembantuan Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dengan ini menyatakan kesanggupan:

1. Menyediakan lahan seluas kurang lebih 2.000 m2 dengan status milik pemerintah daerah, tidak
dalam sengketa, berada pada lokasi strategis, serta mudah dijangkau transportasi umum;
2. Menyediakan dana APBD untuk pengadaan sarana dan prasarana serta kelengkapan
operasional gedung PLUT-KUMKM (meja, kursi, lemari, komputer dan AC);
3. Menyediakan dana APBD untuk membiayai keberlanjutan operasional kegiatan PLUT-KUMKM
setelah berakhirnya alokasi dana dekonsentrasi;
4. Menerima pelimpahan pelaksanaan Program PLUT-KUMKM melalui Tugas Pembantuan (TP);
5. Menunjuk perangkat daerah provinsi/kabupaten/kota sebagai koordinator pelaksana program
PLUT-KUMKM;
6. Mengoptimalkan fungsi dan peran PLUT-KUMKM dalam melakukan pendampingan kepada
Koperasi dan UMKM serta tidak akan mengalihfungsikan gedung PLUT-KUMKM menjadi
kantor pemerintahan dan/atau kepentingan lainnya;

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan penuh tanggung jawab.

Yang Menyatakan
Gubernur/Bupati/Walikota ………

……………………………………..
(Nama Jelas).

27
Contoh 4a

STANDAR DESAIN GEDUNG PLUT-KUMKM TUGAS PEMBANTUAN

28
Contoh 4b

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

CENTER FOR INTEGRATED SERVICES OF SMESCO


PUSAT LAYANAN USAHA TERPADU KOPERASI DAN UMKM

KABUPATEN/KOTA............... - PROVINSI .............


DIRESMIKAN OLEH

MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH


REPUBLIK INDONESIA

AAGN.(Nama Jelas)
PUSPAYOGA
............., .............. 2019

CATATAN:
1. Warna Dasar Batu Marmer adalah hitam dengan tulisan tinta emas.
2. Ukuran Prasasti Standar untuk “Prasasti Peresmian Bangunan Gedung” (60 x 40) cm.

29
Contoh 4c

LOGO PEMDA

CENTER FOR INTEGRATED SERVICES OF SMESCO


PUSAT LAYANAN USAHA TERPADU KOPERASI DAN UMKM
″MAJU BERSAMA, BERPRESTASI DAN BERDAYA SAING″

(ALAMAT)
JL.................................................................
KEC. ......................, KAB..................

30
Contoh 5

Kop Surat Gubernur/Bupati/Walikota

Nomor : ………………………..
Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : Permohonan menjadi peserta Program PLUT-KUMKM
Mandiri.

Kepada Yth. :
Menteri Koperasi dan UKM
Jl. HR. Rasuna Said Kav, 3-4 Kuningan Jakarta Selatan
di –
Jakarta Selatan

Dalam rangka meningkatkan kualitas kelembagaan, kompetensi sumber daya manusia, produksi dan
produktivitas usaha, memperluas akses dan jangkuan pemasaran produk, akses pembiayaan, akses pemanfaatan
teknologi dan informasi, serta perluasan kerjasama oleh Koperasi dan UMK di provinsi/kabupaten/kota ….. sangat
dibutuhkan keberadaan Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (PLUT
KUMKM) yang diprogramkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM.
Dalam hubungan itu, kami mengajukan permohonan kepada Bapak Menteri untuk dapat ditunjuk sebagai
peserta Program PLUT-KUMKM Mandiri dengan memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan, yaitu :
1. Menyediakan gedung asset yang tidak termanfaatkan dengan status milik pemerintah daerah, tidak dalam
sengketa, berada pada lokasi strategis serta mudah dijangkau transportasi umum;
2. Menyiapkan tata ruang gedung yang dapat mendukung terlaksananya peran dan fungsi PLUT-KUMKM;
3. Menyediakan dana APBD untuk pengadaan sarana dan prasarana serta kelengkapan operasional gedung
PLUT-KUMKM (meja, kursi, lemari, komputer dan AC);
4. Menyediakan dana APBD untuk operasional keberlanjutan kegiatan PLUT-KUMKM Mandiri setelah
berakhirnya alokasi dana dekonsentrasi;
5. Menunjuk perangkat daerah provinsi/kabupaten/kota sebagai koordinator pelaksana program PLUT-KUMKM;
6. Mengoptimalkan fungsi dan peran PLUT-KUMKM dalam melakukan pendampingan kepada Koperasi dan
UMK serta tidak akan mengalihfungsikan gedung PLUT-KUMKM menjadi kantor pemerintahan dan/atau
kepentingan lainnya;
7. Hasil pemeriksaan keuangan daerah oleh Badan Pemeriksa Keuangan dinyatakan Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP)
Sebagai keseriusan kami dalam mengajukan permohonan ini dengan memenuhi persyaratan yang ditetapkan
maka maka bersama ini terlampir turut disertakan :
1. Surat pernyataan yang ditandatangani bermaterai cukup.
2. Fotocopy surat tanah yang menunjukan luas dan setatus kepemilikan pemerintah daerah.
3. Denah tanah yang menunjukan berada pada lokasi yang strategis dan mudah dijangkau dengan
menggunakan transportasi umum.
4. Fotocopy hasil pemeriksaan keuangan daerah oleh Badan Pemeriksa Keuangan yang menyatakan Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP).
Demikian disampaikan, atas perkenan Bapak Menteri diucapkan terima kasih.

Gubernur/Bupati/Walikota ……

……………………………………..
(Nama Jelas).
Tembusan Yth. :
1. Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM.
2. Kepala Perangkat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota …….

31
Contoh 6

Kop Surat Gubernur/Bupati/Walikota

SURAT PERNYATAAN
KESANGGUPAN MEMENUHI PERSYARATAN SEBAGAI PESERTA
PROGRAM PLUT-KUMKM MANDIRI
Nomor : ………………………………..
Tanggal : ………………………………..

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ………………………………………………….
Jabatan : Gubernur/Bupati/Walikota …………………..

Untuk dapat ditetapkan menjadi peserta Program PLUT-KUMKM Mandiri Kementerian Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah dengan ini menyatakan kesanggupan:
1. Menyediakan gedung asset yang tidak termanfaatkan dengan status milik pemerintah daerah, tidak
dalam sengketa, berada pada lokasi strategis serta mudah dijangkau transportasi umum;
2. Menyiapkan tata ruang gedung yang dapat mendukung terlaksananya peran dan fungsi PLUT-
KUMKM;
3. Menyediakan dana APBD untuk pengadaan sarana dan prasarana serta kelengkapan operasional
gedung PLUT-KUMKM (meja, kursi, lemari, komputer dan AC);
4. Menyediakan dana APBD untuk operasional keberlanjutan kegiatan PLUT-KUMKM Mandiri setelah
berakhirnya alokasi dana dekonsentrasi;
5. Menunjuk perangkat daerah provinsi/kabupaten/kota sebagai koordinator pelaksana program PLUT-
KUMKM;
6. Mengoptimalkan fungsi dan peran PLUT-KUMKM dalam melakukan pendampingan kepada
Koperasi dan UMKM serta tidak akan mengalihfungsikan gedung PLUT-KUMKM menjadi kantor
pemerintahan dan/atau kepentingan lainnya

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan penuh tanggung jawab.

Pembuatan Pernyataan
Gubernur/Bupati/Walikota ………

……………………………………..
(Nama Jelas).

32
Contoh 7a

DATA KOPERASI DI PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ………………………..


KEADAAN : 31 DESEMBER 2018

Tanggal
Nomor dan RAT Permodalan (Rp.) Sisa Hasil
Jenis Anggota Karyawan Asset Volume Kegiatan
No. Nama Koperasi Alamat Tanggal Tahun Modal Modal Usaha
Koperasi (orang) (orang) (Rp.) Usaha (Rp.) Usaha
Badan Hukum Buku Sendiri Luar (Rp.)
2018

Keterangan : Diisi per tanggal 31 Desember 2018 sebagai data awal dan 31 Desember 2019 sebagai data akhir program pendampingan tahun 2019.

33
Contoh 7b

DATA USAHA MIKRO DAN KECIL DI PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ………………………..


KEADAAN : 31 DESEMBER 2018

Legalitas dan Tenaga Permodalan (Rp.)


Tahun Asset Omset
No. Nama UMKM Alamat Jenis Uaha Perizinan yang Kerja Kegiatan Usaha
Mulai Usaha Modal Modal (Rp.) (Rp.)
dimiliki (orang)
sendiri Hutang

Keterangan : Diisi per tanggal 31 Desember 2018 sebagai data awal dan 31 Desember 2019 sebagai data akhir program pendampingan tahun 2019.

34
Contoh 7c
DATA KOPERASI SASARAN PROGRAM PENDAMPINGAN TAHUN 2019
DI PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ………………………..
KEADAAN : 31 DESEMBER 2018

Tanggal
Nomor dan RAT Permodalan (Rp.) Sisa Hasil
Jenis Anggota Karyawan Asset Volume Kegiatan
No. Nama Koperasi Alamat Tanggal Tahun Modal Modal Usaha
Koperasi (orang) (orang) (Rp.) Usaha (Rp.) Usaha
Badan Hukum Buku Sendiri Luar (Rp.)
2018

Keterangan : Diisi per tanggal 31 Desember 2018 sebagai data awal dan 31 Desember 2019 sebagai data akhir program pendampingan tahun 2019.

………………., ………………………….. 2019


KONSULTAN PENDAMPING

Bidang Bidang SDM Bidang Produksi Bidang Bidang Bidang Pengem- Bidang Pengem-
Kelembagaan Pembiayaan Pemasaranbangan Teknolo- bangan Jaringan
gi Informasi Kerjasama
(…………………) (…………………) (…………………) (…………………) (……………….) (…………………) (…………………)

35
Contoh 7d

DATA USAHA MIKRO DAN KECIL SASARAN PROGRAM PENDAMPINGAN 2019


DI PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ………………………..
KEADAAN : 31 DESEMBER 2018

Legalitas dan Tenaga Permodalan (Rp.)


Tahun Asset Omset
No. Nama UMKM Alamat Jenis Uaha Perizinan yang Kerja Kegiatan Usaha
Mulai Usaha Modal Modal (Rp.) (Rp.)
dimiliki (orang)
sendiri Hutang

Keterangan : Diisi per tanggal 31 Desember 2018 sebagai data awal dan 31 Desember 2019 sebagai data akhir program pendampingan tahun 2019.

………………., ………………………….. 2019


KONSULTAN PENDMPING

Bidang Bidang SDM Bidang Produksi Bidang Bidang Bidang Pengem- Bidang Pengem-
Kelembagaan Pembiayaan Pemasaran bangan Teknolo- bangan Jaringan
gi Informasi Kerjasama

(…………………) (…………………) (…………………) (…………………) (……………….) (…………………) (…………………)

36
Contoh 7e

KARTU PROGRAM KERJA PLUT KUMKM PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ………………………..


PER INDIVIDU KOPERASI DAN UMKM SELAMA TAHUN 2019

NAMA KOPERASI DAN UMKM : …………………………….

Identifikasi Permasalahan Program Kerja Pendampingan Tahun


No. Target Capaian Konsultan Pendamping Penanggung Jawab
(Per Bidang Layanan) 2019

Keterangan : Diisi bersama oleh para Konsultan Pendamping pada awal tahun 2019.

………………., ………………………….. 2019


KONSULTAN PENDMPING

Bidang Bidang SDM Bidang Produksi Bidang Bidang Bidang Pengem- Bidang Pengem-
Kelembagaan Pembiayaan Pemasaran bangan Teknolo- bangan Jaringan
gi Informasi Kerjasama

(…………………) (…………………) (…………………) (…………………) (……………….) (…………………) (…………………)

37
Contoh 7f

KARTU PELAKSANAAN PENDAMPINGAN KOPERASI DAN UMKM TAHUN 2019


DI PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ………………………..

NAMA KONSULTAN PENDAMPING : ………………………………………….


NAMA KOPERASI DAN UMKM : ………………………………………….

Identifikasi Permasalahan Program Kerja Pendampingan Pelaksanaan Pendampingan


No. Skema Tindakan Lebih Lanjut
(Per Bidang Layanan) Tahun 2019
Tgl/Bln/Thn Materi Pendampingan

Keterangan : Diisi oleh Masing-masing Konsultan Pendamping dalam melaksanakan tugas selama tahun 2019.

KONSULTAN PENDAMPING BIDANG


……………………………………………

(………………………………………………)
Nama Konsultan Pendamping

38
Contoh 7g

LAPORAN BULANAN/TRIWULANAN/TAHUNAN
KONSULTAN PENDAMPING PLUT-KUMKM
DI PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ………………………..

NAMA KONSULTAN PENDAMPING : ………………………………………….

Pelaksanaan Pendampingan
Identifikasi Permasalahan Program Kerja Pendampingan
No. Nama Koperasi dan UMKM Skema Tindakan Lebih Lanjut
(Per Bidang Layanan) Tahun 2019
Tgl/Bln/Thn Materi Pendampingan

Keterangan : Diisi oleh masing-masing Konsultan Pendamping dan setiap akhir bulan/triwulan/tahun disampaikan kepada Pimpinan PLUT.
…………………..........., ……………………….. 2019
KONSULTAN PENDAMPING BIDANG
……………………………………………

(………………………………………………)
Nama Konsultan Pendamping

39

Anda mungkin juga menyukai