Anda di halaman 1dari 86

PANDUAN PENERAPAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR

PADA UNIT APIP K/L/D

PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR


BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
2021
Kata Pengantar

J
abatan Fungsional Auditor (JFA) merupakan jabatan karier yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional
bidang pengawasan di unit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) merupakan Instansi Pembina Jabatan Fungsional Auditor yang dalam melaksanakan perannya
sebagai Instansi Pembina memiliki tugas-tugas sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 99 ayat (3) Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, yaitu menyusun pedoman formasi Jabatan Fungsional
(JF), menyusun standar kompetensi JF, menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis JF, menyusun standar
kualitas hasil kerja dan pedoman penilaian kualitas hasil kerja pejabat fungsional, menyusun pedoman penulisan
karya tulis/karya ilmiah yang bersifat inovatif di bidang tugas JF, menyusun kurikulum pelatihan JF, menyelenggarakan
pelatihan JF, membina penyelenggaraan pelatihan fungsional pada lembaga pelatihan, menyelenggarakan uji kompetensi
JF, menganalisis kebutuhan pelatihan fungsional di bidang tugas JF, melakukan sosialisasi petunjuk pelaksanaan dan
petunjuk teknis JF, mengembangkan sistem informasi JF, memfasilitasi pelaksanaan tugas pokok JF, memfasilitasi
pembentukan organisasi profesi JF, memfasilitasi penyusunan dan penetapan kode etik profesi dan kode perilaku
JF, melakukan akreditasi pelatihan fungsional dengan mengacu kepada ketentuan yang telah ditetapkan oleh LAN,
melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan JF di seluruh Instansi Pemerintah yang menggunakan Jabatan tersebut;
dan melakukan koordinasi dengan instansi pengguna dalam rangka pembinaan karier pejabat fungsional.

Tugas tersebut dilaksanakan oleh BPKP, antara lain melalui fasilitasi penerbitan berbagai peraturan terkait dengan
penerapan JFA, baik berupa Peraturan yang diterbtkan oleh Kementerian PANRB, maupun berupa peraturan turunannya,
seperti Petunjuk Pelaksanaan, Pedoman, dan Petunjuk Teknis lainnya. Berdasarkan hasil evaluasi atas penerapan JFA pada
unit APIP K/L/D, masih terdapat berbagai kelemahan penerapan JFA, antara lain disebabkan oleh kurangnya pemahaman
pihak terkait di Unit APIP. Selain itu, hasil identifikasi atas kegiatan pelayanan konsultasi pelayanan JFA menunjukkan
bahwa perlu ada media yang lebih informatif untuk merangkum seluruh ketentuan penerapan JFA.

Panduan ini merupakan kodifikasi atas Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, Peraturan Kepala
BPKP, dan Peraturan Kepala Badan/Lembaga lainnya, yang bertujuan untuk memberi kemudahan bagi para auditor,
APIP, dan Instansi Pengguna dalam penerapan JFA. Selain itu, untuk meningkatkan pemahamannya mengenai peraturan-
peraturan yang terkait dan bermanfaat bagi pengelolaan manajemen auditor di lingkungan Inspektorat Kementerian/
Lembaga/Pemerintah Daerah.

Kepala Pusat,

Iwan Agung Prasetyo


NIP. 19740414 199402 1 001

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP iii
Daftar Isi
Halaman Judul i Daftar Isi iv
Daftar Tabel v
Kata Pengantar iii
Daftar Diagram vi

BAGIAN I B. REKOMENDASI KEBUTUHAN JFA


1. Dasar Hukum 37
37

GAMBARAN UMUM 1 2. Penjelasan 37


3. Permasalahan yang Sering Ditanyakan 38
A. LATAR BELAKANG 1
B. KETENTUAN UMUM 2 C. PEMBERIAN TUNJANGAN JFA 39
C. DASAR HUKUM 2 1. Dasar Hukum 39
2. Penjelasan 39
D. TUJUAN DAN MANFAAT 3
3. Permasalahan yang Sering Ditanyakan 40
E. RUANG LINGKUP 3
F. SISTEMATIKA DAN KERANGKA PIKIR PANDUAN 3
BAGIAN IV
PENGEMBANGAN JFA 42

BAGIAN II A. ORGANISASI PROFESI JFA 42


1. Dasar Hukum 42
PERENCANAAN JFA 5 2. Penjelasan 42
A. ANALISIS KEBUTUHAN FORMASI JFA 5 B. PENERAPAN KODE ETIK DAN ATURAN PERILAKU 43
1. Dasar Hukum 5
1. Dasar Hukum 43
2. Penjelasan 5
2. Penjelasan 43
3. Permasalahan yang Sering Ditanyakan 9
3. Permasalahan yang Sering Ditanyakan 44
4. Lampiran 11
C. PENGEMBANGAN KOMPETENSI 45
B. PERENCANAAN DIKLAT FUNGSIONAL 12
1. Dasar Hukum 45
1. Dasar Hukum 12
2. Penjelasan 45
2. Penjelasan 12
3. Permasalahan yang Sering Ditanyakan 16 3. Permasalahan yang Sering Ditanyakan 51

C. PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI 17 D. PELAKSANAAN TUGAS PENGAWASAN 51


1. Dasar Hukum 17 1. Dasar Hukum 51
2. Penjelasan 17 2. Definisi 52
3. Permasalahan yang Sering Ditanyakan 22 3. Bagan Penugasan Auditor 53
4. Permasalahan yang Sering Ditanyakan 53

E. PENGUKURAN KINERJA AUDITOR 55


1. Dasar Hukum 55
BAGIAN III 2. Prosedur Pengukuran Kinerja Auditor 55
3. Flowchart 63
PENGANGKATAN JFA 25 4. Lampiran 68
5. Permasalahan yang Sering Ditanyakan 69
A. PENGANGKATAN KE DALAM JFA 25
1. Dasar Hukum 25 F. KARIER 73
2. Ketentuan Umum 25 1. Dasar Hukum 73
3. Pengangkatan Pertama 26 2. Penjelasan 73
4. Pengangkatan dari Jabatan Lain (Perpindahan) 27 3. Komposisi Jumlah Angka Kredit Kumulatif
5. Pengangkatan Melalui Penyesuaian/Inpassing 29 Minimal untuk Kenaikan Jabatan/Pangkat 74
6. Pengangkatan Kembali 32 4. Syarat Kenaikan Jabatan dan Pangkat 76
7. Alih Jabatan 34
5. Permaslaahan yang Sering Ditanyakan 76
8. Contoh Kasus 35
9. Permasalahan yang Sering Ditanyakan 36

iv Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Daftar Tabel
Tabel 2.1. Perhitungan Kebutuhan JFA Unit APIP 7
Tabel 2.2. Komposisi Auditor dengan Alternatif 1 PT, 3 KT, dan 9 atau 6 AT 7
Tabel 2.3. Ilustrasi Jumlah Hari Penugasan Dengan Alternatif Hari Kerja dan Komposisi 8
Auditor
Tabel 2.4. Contoh Cara Perhitungan Jumlah Kebutuhan JFA 8
Tabel 2.5. Hasil Perhitungan Contoh Jumlah Kebutuhan/Formasi Auditor 9
Tabel 2.6. Persyaratan Diklat Fungsional Untuk Diklat Pembentukan Auditor 13
Tabel 2.7. Persyaratan Diklat Fungsional Untuk Diklat Penjenjangan Auditor Bagi Auditor 13
yang sedang Menduduki Jabatan
Tabel 2.8. Persyaratan Diklat Fungsional Untuk Diklat Penjenjangan Auditor Untuk Auditor 14
yang Dibebaskan Dari Auditor Sebagai Pejabat Struktural/ Tugas Belajar Lebih
dari 6 Bulan.
Tabel 2.9. Persyaratan Diklat Fungsional Untuk Diklat Penjenjangan Auditor Bagi PNS Unit 14
APIP yang belum diangkat JFA
Tabel 2.10. Persyaratan Diklat Fungsional Untuk Diklat Penjenjangan Auditor Untuk 14
Pengangkatan Perpindahan Eselon I dan II Unit APIP
Tabel 2.11 Komposisi dan Formasi Perhitungan Hasil USA 18
Tabel 2.12 Formula dan Komposisi Penilaian Sertifikasi Penjenjangan Auditor Pelaksana 22
Lanjutan dan Penyelia

Tabel 3.1. Persyaratan Pengangkatan Pertama dan Dokumen Terkait yang Dibutuhkan 26
Tabel 3.2. Persyaratan dan Dokumen Terkait untuk Pengangkatan dari Jabatan Lain 28
(Perpindahan)
Tabel 3.3. Persyaratan dan Dokumen Terkait untuk Pengangkatan melalui Penyesuaian/ 30
Inpassing
Tabel 3.4. Persyaratan dan Dokumen Terkait untuk Pengangkatan Kembali 33
Tabel 3.5. Besaran Tunjangan Auditor Berdasarkan Jenjang Jabatan 39

Tabel 4.1. Uraian Hak dan Kewajiban Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa AAIPI 42
Tabel 4.2. Pejabat Pengusul, Pejabat Penetap (Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka 68
Kredit), dan Tim Penilai
Tabel 4.3. Komposisi Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal untuk Kenaikan Jabatan dan 74
Kenaikan Pangkat Auditor Terampil Pendidikan Diploma III/Sarjana Muda
Tabel 4.4. Komposisi Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal untuk Kenaikan Jabatan dan 74
Kenaikan Pangkat Auditor Tingkat Ahli Pendidikan Sarjana (S.1.)/Diploma IV
Tabel 4.5. Komposisi Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal untuk Kenaikan Jabatan dan 75
Kenaikan Pangkat Auditor Tingkat Ahli Pendidikan Pasca Sarjana (S.2.)
Tabel 4.6. Komposisi Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal untuk Kenaikan Jabatan dan 75
Kenaikan Pangkat Auditor Tingkat Ahli Pendidikan Doktor (S.3.)
Tabel 4.7. Syarat Kenaikan Jabatan dan Pangkat 76

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP v
Daftar DIAGRAM
Diagram 1.1. Sistematika dan Kerangka Pikir Panduan Penerapan JFA 3

Diagram 2.1. Alur Prosedur Penyusunan Analisis Kebutuhan/Formasi JFA 6


Diagram 2.2. Alur Proses Penyelenggaraan Diklat JFA 15
Diagram 2.3 Alur Proses Penerbitan Sertifikat Auditor Pelaksana Lanjutan 21
dan Penyelia
Diagram 3.1. Alur Proses Persetujuan Pengangkatan Perrtama JFA 27
Diagram 3.2. Alur Proses Persetujuan Pengangkatan dari Jabaran Lain 29
(Perpindahan) JFA
Diagram 3.3. Alur Proses Persetujuan Pengangkatan melalui Penyesuaian/ 31
Inpassing
Diagram 3.4. Alur Proses Persetujuan Pengangkatan Kembali 34

Diagram 4.1. Alur Kegiatan Pengumpulan, Pengusulan, Penilaian, dan 63


Penetapan Angka Kredit Reguler
Diagram 4.2. Alur Kegiatan Pengumpulan, Pengusulan, Penilaian, dan 64
Penetapan Angka Kredit untuk Keperluan Lain-Lain
Diagram 4.3. Alur Kegiatan Pengumpulan, Pengusulan, Penilaian, dan 65
Penetapan Angka Kredit Pengankatan Kembali setelah
Ditugaskan Secara Penuh di Luar Jabatan Fungsional Auditor
Diagram 4.4. Alur Kegiatan Pengumpulan, Pengusulan, Penilaian, dan 66
Penetapan Angka Kredit Pengangkatan Kembali karena
Telah Selesai Menjalani Hukuman Disiplin Sedang/Berat
(PP 53/2010) atau Tugas Belajar Lebih Dari Enam Bulan
Diagram 4.5. Alur Kegiatan Pengumpulan, Pengusulan, Penilaian, dan 67
Penetapan Angka Kredit Pengangkatan Kembali karena Telah
Selesai Menjalani Cuti di Luar Tanggungan Negara atau
Selesai Menjalani Pemberhentian Sementara Sebagai PNS

vi Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
BAGIAN I
GAMBARAN UMUM
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

BAGIAN I
GAMBARAN UMUM

A. LATAR BELAKANG

S ebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah, pada Pasal 59 ayat 1 butir e dan ayat 2, BPKP diberi mandat melakukan pembinaan
terhadap peningkatan kompetensi auditor Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Lebih lanjut
dijelaskan bahwa peningkatan kompetensi auditor APIP meliputi:
1. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan;
2. Penelitian dan Pengembangan; serta
3. Pembinaan jabatan fungsional di bidang audit

Peningkatan kompetensi auditor terkait dengan pembinaan jabatan fungsional di bidang audit,
penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor (Pusbin JFA).
Peningkatan kompetensi auditor wajib dilaksanakan oleh semua APIP Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah dengan melaksanakan dan mematuhi seluruh peraturan yang terkait, baik undang-undang,
peraturan pemerintah, peraturan menteri, maupun peraturan kepala lembaga. Dalam praktiknya,
penerapan peraturan tersebut banyak menghadapi kendala antara lain ketidakpahaman APIP tentang
peraturan-peraturan tersebut ataupun kesalahan dalam menginterpretasikan peraturan-peraturan
tersebut. Ketidakpahaman atau kesalahan dalam menginterpretasikan peraturan tersebut berdampak
terhadap pengembangan kompetensi JFA dan karier auditor.
Pedoman penerapan JFA ini dikembangkan untuk menjadi panduan bagi auditor dan Unit APIP dalam
penerapan JFA. Panduan ini diharapkan akan dapat memudahkan penerapan JFA, mudah dipahami
dengan bahasa yang mudah dimengerti. Panduan ini merupakan kodifikasi dari seluruh peraturan yang
berhubungan dengan penerapan JFA.

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 1
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

yang menggunakan Jabatan tersebut;


B. KETENTUAN UMUM
r. melakukan koordinasi dengan instansi
Dalam Panduan Penerapan JFA ini yang dimaksud pengguna dalam rangka pembinaan karier
dengan: pejabat fungsional; serta
1. Pembinaan adalah penetapan dan pengendalian s. menyusun informasi faktor jabatan untuk
terhadap standar profesi yang meliputi kewenangan evaluasi jabatan.
penanganan, prosedur pelaksanaan tugas dan 5. Tugas Instansi Pengguna adalah menetapkan
metodologinya termasuk di dalamnya penetapan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian
petunjuk teknis yang diperlukan. pegawai ASN, serta pembinaan manajemen ASN
2. Penerapan Jabatan Fungsional (JF) adalah di instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan
penerapan seluruh peraturan perundang-undangan perundang-undangan yang berlaku.
terkait dengan Jabatan Fungsional oleh Pejabat
Fungsional.
3. Penerapan Jabatan Fungsional Auditor adalah C. DASAR HUKUM
penerapan seluruh peraturan perundang-undangan Peraturan yang terkait dengan penerapan JFA adalah
terkait JFA oleh Auditor. sebagai berikut:
4. Tugas Instansi Pembina JFA adalah membina Jabatan 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Fungsional Auditor menurut peraturan perundang- Aparatur Sipil Negara.
undangan, dengan fungsi sebagai berikut:
2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
a. menyusun pedoman formasi JF; tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
b. menyusun standar kompetensi JF; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017
c. menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
teknis JF; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020
d. menyusun standar kualitas hasil kerja dan tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
pedoman penilaian kualitas hasil kerja pejabat Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
fungsional; Pegawai Negeri Sipil.
e. menyusun pedoman penulisan karya tulis/karya 5. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang
ilmiah yang bersifat inovatif di bidang tugas JF; Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
f. menyusun kurikulum pelatihan JF; 6. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang
g. menyelenggarakan pelatihan JF; Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian
h. membina penyelenggaraan pelatihan fungsional Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi
pada lembaga pelatihan; Pengawasan Intern Dalam Rangka Mewujudkan
Kesejahteraan Rakyat.
i. menyelenggarakan uji kompetensi JF;
7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
j. menganalisis kebutuhan pelatihan fungsional di Aparatur Negara Nomor PER/220/M.PAN/7/2008
bidang tugas JF; tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka
k. melakukan sosialisasi petunjuk pelaksanaan Kreditnya.
dan petunjuk teknis JF; 8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
l. mengembangkan sistem informasi JF; Negara Nomor 51 Tahun 2012 tentang Perubahan
m. memfasilitasi pelaksanaan tugas pokok JF; atas Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
n. memfasilitasi pembentukan organisasi profesi Aparatur Negara Nomor PER/220/M.PAN/7/2008
JF; tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka
Kreditnya.
o. memfasilitasi penyusunan dan penetapan kode
etik profesi dan kode perilaku JF; 9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun
p. melakukan akreditasi pelatihan fungsional 2019 tentang Pengusulan, Penetapan, dan
dengan mengacu kepada ketentuan yang telah Pembinaan Jabatan Fungsional Pegawai Negeri
ditetapkan oleh LAN; Sipil.
q. melakukan pemantauan dan evaluasi
penerapan JF di seluruh Instansi Pemerintah

2 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

D. TUJUAN DAN MANFAAT E. RUANG LINGKUP


Penyusunan panduan penerapan JFA ini bertujuan Ruang lingkup panduan ini meliputi siklus pengelolaan
untuk membantu APIP dan Pejabat Fungsional Auditor JFA, mulai tahapan perencanaan, pengangkatan dan
(PFA) memahami peraturan yang terkait dengan pengembangan JFA. Keseluruhannya merupakan
penerapan JFA dan cara penerapannya. Panduan ini kodifikasi atau dihimpun dari peraturan-peraturan
diharapkan dapat meningkatkan kualitas penerapan JFA yang terkait dengan JFA.
yang pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan
kualitas hasil pengawasan intern di lingkungan APIP
K/L/D.

F. SISTEMATIKA DAN KERANGKA PIKIR PANDUAN


Panduan Penerapan JFA disusun dengan pendekatan siklus pengelolaan JFA mulai tahapan perencanaan auditor,
pengangkatan dan pengembangan JFA. Kerangka pikir pedoman digambarkan dengan keterkaitan antar aspek yang
dibahas, sebagai berikut:

Diagram 1.1
Sistematika dan Kerangka Pikir Panduan Penerapan JFA

Bagian I Bagian II Bagian III Bagian IV


Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

Analisis Kebutuhan/ Pengangkatan ke Organisasi Profesi


Latar Belakang dan Penerapan Kode
Formasi JFA dalam JFA
Etik

Ketentuan Umum Uraian Jabatan Pengembangan


Rekomendasi Kompetensi
Pengangkatan
Dasar Hukum
Pemberian
Tunjangan JFA
Tujuan dan Pelaksanaan Tugas
Manfaat Pengawasan

Pengukuran Kinerja
Ruang Lingkup Auditor

Sistematika dan Karier


Kerangka Pikir
Panduan
Perpindahan dan
Pemberhentian

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 3
BAGIAN II
PERENCANAAN JFA
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

BAGIAN II
PERENCANAAN JFA

A. ANALISIS KEBUTUHAN/FORMASI JFA


1. Dasar Hukum 2. Penjelasan
Peraturan yang terkait dengan perencanaan JFA a. Ketentuan Umum
adalah sebagai berikut: 1) Formasi Jabatan Fungsional menggambar-
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang kan indikator penetapan kebutuhan Jabatan
Aparatur Sipil Negara. Fungsional yang dibutuhkan dan proyeksi
b. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 kebutuhan Jabatan Fungsional. Formasi ini
tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil. menjadi salah satu faktor yang harus diper-
c. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 timbangkan dalam pengusulan kenaikan
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah jenjang/pangkat JF oleh Pejabat yang Ber-
Nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen wenang kepada Pejabat Pembina Kepega-
Pegawai Negeri Sipil. waian.
d. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur 2) Formasi JFA adalah jumlah dan susunan
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 42 JFA PNS yang diperlukan oleh suatu satuan
Tahun 2018 tentang Pengangkatan PNS Dalam organisasi pengawasan untuk mampu
JF Melalui Penyesuaian/Inpassing. melaksanakan tugas pengawasan secara
profesional dalam jangka waktu tertentu.
e. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 3) Formasi JFA untuk masing-masing satuan
Tahun 2019 tentang Pengusulan, Penetapan, organisasi Pemerintah Pusat, setiap tahun
dan Pembinaan Jabatan Fungsional Pegawai ditetapkan oleh Menteri berdasarkan usulan
Negeri Sipil. dari Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK)
Pusat yang bersangkutan setelah mendapat
f. Surat Menteri PAN RB Nomor B/528/M.
rekomendasi dari BPKP, persetujuan dari
SM.01.00/2018 perihal Mekanisme Pengangka-
Menteri yang bertanggung jawab di bidang
tan PNS dalam Jabatan Fungsional.
pendayagunaan aparatur negara dan
g. Surat Menteri PAN RB Nomor B/752/ pertimbangan dari Kepala BKN.
SM.01.00/2019 perihal pengangkatan PNS
4) Formasi JFA untuk masing-masing satuan
dalam Jabatan Fungsional melalui Penyesuaian
organisasi Pemerintah Daerah, setiap tahun
atau Inpassing.
ditetapkan oleh PPK Provinsi/Kabupaten/
h. Peraturan BPKP Nomor 9 Tahun 2019 tentang Kota setelah mendapat rekomendasi dari
Pengangkatan PNS Dalam Jabatan Fungsional BPKP, persetujuan dari Menteri yang ber-
Auditor Melalui Penyesuaian/Inpassing. tanggung jawab di bidang pendayagunaan
i. Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-971/K/ aparatur negara dan pertimbangan dari
SU/2005 tentang Pedoman Penyusunan Formasi Kepala BKN.
Jabatan Fungsional Auditor di Lingkungan 5) Usulan penetapan formasi JFA PNS Pusat
Aparat Pengawasan Internal Pemerintah. dan permohonan persetujuan formasi JFA
j. Surat Kepala BPKP Nomor S-711/K/JF/2019 hal PNS Daerah untuk suatu tahun anggaran,
Evaluasi dan Validasi Usulan Kebutuhan Jabatan selambat-lambatnya diajukan pada bulan
Fungsional Auditor. Juli sebelum tahun yang bersangkutan.
6) Penetapan formasi JFA PNS Pusat dan
PNS Daerah untuk suatu tahun anggaran,
selambat-lambatnya ditetapkan pada bulan
Oktober sebelum tahun yang bersangkutan.

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 5
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

b. Alur Prosedur Penyusunan Analisis Kebutuhan/Formasi JFA

Diagram 2.1
Alur Prosedur Penyusunan Analisis Kebutuhan/Formasi JFA

Unit PPK
No. Uraian BPKP KEMENPANRB
APIP K/L/D
Unit APIP K/L/D menyusun dan mengajukan
1
usulan Formasi JFA ke PPK masing-masing.

PPK K/L/D mengirimkan Usulan Formasi JFA


kepada Kepala BPKP c.q. Kepala Pusat
Pembinaan JFA untuk divalidasi dan verifikasi,
dengan kelengkapan:
2
a. Analisis Beban Kerja;
b. Kertas Kerja Perhitungan Formasi; dan
c. PKPT 2 tahun terakhir yang memuat Informasi
jumlah HP per penugasan.

BPKP melakukan verifikasi kelengkapan dokumen


3
usulan dan validasi perhitungan formasi JFA.

BPKP menerbitkan Surat Rekomendasi ke PPK


4
dengan tembusan ke Kemenpan RB.

PPK menyampaikan Surat kebutuhan/ Formasi


5 JFA dengan lampiran Surat Rekomendasi BPKP ke
Kemenpan RB.

Kemenpan RB menetapkan kebutuhan/ Formasi


6
JFA.

Contoh Formulir terkait dengan Prosedur Penyusunan Analisis Kebutuhan/Formasi JFA Dapat dilihat pada
Lampiran 3.

c. Langkah-langkah Perhitungan Analisis Kebutuhan/Formasi JFA


1) Buatkan surat usulan yang ditandatangani oleh PPK, kertas kerja perhitungan dan PKPT 2 tahun terakhir
dan identifikasi jumlah auditan yang akan dilakukan kegiatan pengawasannya beserta jenis kegiatan dan
Hari Penugasannya.

2) Konfirmasikan identifikasi perkiraan beban kerja dengan perhitungan sebagai berikut:


(Jumlah Auditan x Jenis Kegiatan Audit x Rata-rata Hari Penugasan
Perkiraan Beban
= Audit) + HP (Hari Penugasan) Kegiatan Pengawasan Lainnya termasuk
Kerja
Pengembangan Profesi (30%)

3) Tentukan Gugus Tugas (GT) yang dibutuhkan sesuai dengan perkiraan beban kerja dan jumlah hari kerja
dalam satu minggu, berdasarkan tabel sebagai berikut:

6 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

Tabel 2.1
Perhitungan Kebutuhan JFA Unit APIP

APIP dengan 5 Hari Kerja APIP dengan 6 Hari Kerja

No. Kelompok Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah


Beban Kerja Beban Kerja
Gugus Auditor Gugus Auditor
(HP) (HP)
Tugas Utama Tugas Utama
1 A1 >29.900 12 >37.375 12
2 A2 27.301 s.d. 29.900 11 4 34.126 s.d. 37.375 11 4
3 A4 24.701 s.d. 27.300 10 30.876 s.d. 34.125 10
4 B1 22.101 s.d. 24.700 9 27.626 s.d. 30.875 9
5 B2 19.501 s.d. 22.100 8 3 24.376 s.d. 27.625 8 3
6 B3 16.901 s.d. 19.500 7 21.126 s.d. 24.375 7
7 C1 14.301 s.d. 16.900 6 17.876 s.d. 21.125 6
8 C2 11.701 s.d. 14.300 5 2 14.626 s.d. 17.875 5 2
9 C3 9.101 s.d. 11.700 4 11.376 s.d. 14.625 4
10 D1 6.501 s.d. 9.100 3 8.126 s.d. 11.375 3
11 D2 3.901 s.d. 6.500 2 1 4.876 s.d. 8.125 2 1
12 D3 ≤3.900 1 ≤4.875 1

4) Tentukan jumlah auditor untuk masing-masing jenjang dengan alternatif jumlah auditor per Gugus Tugas
sebagai berikut:
Tabel 2.2
Komposisi Auditor Dengan Alternatif 1 PT, 3 KT, dan 9 atau 6 AT
Jumlah Auditor dalam
1 Gugus Tugas
No. Jabatan Peran
Alternatif 1 Alternatif 2
1 Auditor Madya Pengendali Teknis 1 1
2 Auditor Muda Ketua Tim 3 3
3 Auditor Pertama/Terampil Anggota Tim 9 6
Jumlah 13 10

5) Alternatif Tata Cara Perhitungan


Perubahan lingkungan pengawasan pada saat ini mempengaruhi kegiatan pengawasan baik dari sisi
penggunaan teknologi maupun peran APIP. Penggunaan teknologi dalam melaksanakan kegiatan
pengawasan dimungkinkan dapat mengurangi jumlah anggota tim dalam struktur tim dalam penugasan.
Oleh karena itu, perhitungan kebutuhan JFA dapat menggunakan alternatif sebagai berikut:
a. Perhitungan kebutuhan JFA tetap berdasarkan perkiraan beban kerja masing-masing unit APIP dengan
rumus perhitungan sebagaimana tercantum pada tabel 2.2
b. Komposisi Tim Audit terdiri atas 1 orang Pengendali Teknis (Auditor Madya), 1 orang Ketua Tim (Auditor
Muda), dan 2 orang Anggota Tim (Auditor Pertama/Auditor Terampil).
c. Perhitungan kebutuhan JFA didasarkan atas konsep Gugus Tugas. Seorang Auditor Utama membawahkan
maksimal tiga Gugus Tugas. Satu Gugus Tugas terdiri dari 10 Auditor.

6) Tentukan rata-rata Hari Penugasan per kegiatan audit.


Sebagai ilustrasi dengan asumsi rata-rata 15 Hari Kerja/kegiatan audit untuk unit APIP yang menerapkan
5 Hari Kerja dalam satu minggu atau rata-rata 18 Hari Kerja/kegiatan audit untuk unit APIP yang menerapkan
6 Hari Kerja dalam satu minggu, maka rata-rata HP per kegiatan audit sebagai berikut:

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 7
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

Tabel 2.3
Ilustrasi Jumlah Hari Penugasan Dengan Alternatif Hari Kerja dan Komposisi Auditor

Alternatif 1 Alternatif 2

No. Jabatan
Jumlah 5 Hari 6 Hari Jumlah 5 Hari 6 Hari
Auditor Kerja Kerja Auditor Kerja Kerja

1 Auditor Madya* 1 5 6 1 5 6

2 Auditor Muda 1 15 18 1 15 18

3 Auditor Pertama/ Terampil 3 45 48 2 30 36

Jumlah 65 78 50 60

* Satu orang Pengendali Teknis membawahi tugas sebanyak 3 tim, sehingga hari pengawasan untuk setiap penga-
wasan adalah sebanyak 1/3 dari hari pengawasan tim

7) Contoh: Pada Inspektorat XYZ terdapat informasi rencana penugasan tahun 20XX sebagai berikut:
a) Menerapkan formasi 1 Auditor Madya, 3 Auditor Muda dan 6 Auditor Pertama/ Terampil per 1 Gugus
Tugas.
b) Menerapkan 5 Hari Kerja dalam seminggu.
c) Jumlah seluruh auditan pada Peta Auditan adalah sebanyak 10 satker dan pada tahun 20XX akan dilaku-
kan kegiatan pengawasan terhadap sebanyak 6 Satker serta kegiatan tindak lanjut pengaduan mas-
yarakat dan monitoring tindak lanjut.
d) Rencana kegiatan pengawasan sebanyak 6 s.d. 8 kegiatan/Satker.
e) Jumlah Hari Penugasan rata-rata sebanyak 15 HP/kegiatan pengawasan.

Perhitungan kebutuhan JFA adalah sebagai berikut:


Tabel 2.4
Contoh Cara Perhitungan Jumlah Kebutuhan JFA
Jenis Jumlah
No. Uraian Jumlah Unit
Kegiatan Kegiatan
A Satuan Kerja/Auditan/Kegiatan
1 Satker A 1 8 8
2 Satker B 1 7 7
3 Satker C 1 8 8
4 Satker D 1 8 8
5 Satker E 1 6 6
6 Satker F 1 7 7
7 Penanganan Pengaduan Masyarakat 10 1 10
8 Monitoring Tindak Lanjut 8 1 8
B Jumlah Kegiatan Pengawasan 62
C Rata-rata HP Per Tim 50 HP
D Jumlah Beban Kerja (B x C) 3.100 HP
Jumlah Beban Kerja Kegiatan Pengawasan
E 930 HP
Lainnya (D x 30%)
F Total Beban Kerja 4.030 HP

Dengan perkiraan beban kerja sebanyak 4.030 HP, maka dikelompokkan pada Kelompok D2 dengan
kebutuhan 2 Gugus Tugas ditambah dengan 1 Auditor Utama, yaitu sebanyak 21 orang Auditor dengan
rincian sebagai berikut:

8 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

Tabel 2.5
Hasil Perhitungan Contoh Jumlah Kebutuhan/Formasi Auditor

Jumlah Auditor Jumlah Kebutuhan Jumlah Kebutuhan


No. Jabatan
per Gugus Tugas Gugus Tugas Auditor

1 2 3 4 5=3x4
1 Auditor Utama 1
2 Auditor Madya 1 2 2
3 Auditor Muda 3 2 6
4 Auditor Pertama/Terampil 6 2 12
Jumlah 21

3. Permasalahan yang Sering Ditanyakan

a Permasalahan
• Komposisi auditor tidak proporsional.

Penjelasan
• Sesuai dengan pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017
setiap Instansi Pemerintah termasuk APIP wajib menyusun kebutuhan
jumlah dan jenis jabatan PNS, termasuk auditor berdasarkan analisis
jabatan dan analisis beban kerja. Pengangkatan ke dalam JFA agar
memperhatikan formasi dan kecukupan beban kerja, sehingga para
auditor dapat memperoleh angka kredit yang cukup untuk kenaikan
jabatan/pangkat berikutnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

• Apabila komposisi atau formasi auditor tidak proporsional,


menyerupai piramida terbalik, yaitu jabatan Auditor Madya dan
Auditor Muda lebih banyak dari Auditor Pertama, dampaknya adalah
adanya pemeranan Auditor tidak sesuai jenjangnya atau tugas limpah.
Dari segi pembinaan karier Auditor, pemeranan limpah ke bawah ini
akan menghambat karier Auditor karena perolehan angka kredit
sesuai dengan peran yang dilaksanakan.

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 9
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

b Permasalahan
• Pengangkatan Auditor tidak melalui kajian formasi yang
dibutuhkan, dan peningkatan jabatan Auditor tidak melalui
assesment.
Penjelasan
• Setiap Instansi Pemerintah sesuai dengan Pasal 5 Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 diwajibkan untuk menghitung
kebutuhan jabatan, baik secara jumlah maupun per jenjang jabatan,
sehingga sebelum melakukan pengangkatan dalam jabatan harus
tersedia terlebih dahulu perhitungan kebutuhan tersebut.
Pertimbangan dalam pengangkatan auditor mencakup:
1) Adanya Formasi;
2) Beban Kerja;
3) Adanya Anggaran;
4) Kompetensi; dan
5) Penilaian Pimpinan.

• Keikutsertaan dalam Diklat Penjenjangan Auditor idealnya didahului


dengan seleksi calon peserta di lingkungan APIP masing-masing yang
dapat dilakukan melalui assessment.

c Permasalahan
• Jabatan Auditor Pertama akan semakin berkurang karena naik
jabatan.
Penjelasan
• Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN
dan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen PNS, setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun
kebutuhan jumlah dan jenis Jabatan PNS berdasarkan analisis
Jabatan dan analisis beban kerja untuk pencapaian tujuan Instansi
Pemerintah.

• Dengan mendasarkan ketentuan tersebut di atas, maka setiap


Instansi Pemerintah pada saat mengangkat atau mempromosikan
PNS akan mengacu kepada formasi atau kebutuhan jumlah dan jenis
Jabatan yang ada. Oleh karena itu, kenaikan jenjang Auditor Pertama
ke Auditor Muda sangat bergantung pada ketersediaan formasi
Auditor Muda yang lowong. Ketentuan yang sama juga berlaku bagi
Auditor Muda yang akan naik jabatan ke jenjang Auditor Madya dan
bagi Auditor Madya yang akan naik jabatan ke jenjang Auditor
Utama.

10 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

d Permasalahan
• Apabila 1 pengendali teknis hanya membawahi tugas sebanyak 1 tim,
apakah diperbolehkan hari pengawasan sama dengan tim?

Penjelasan
• Sesuai dengan Surat Kepala BPKP Nomor S-711/K/JF/2019 hal
Evaluasi dan Validasi Usulan Kebutuhan Jabatan Fungsional Auditor
dijelaskan bahwa dalam 1 gugus tugas terdapat 1 pengendali teknis
membawahi minimal 2 tim.

e Permasalahan
• Bagaimana jika Badan Kepegawaian Daerah menyetujui
Pengangkatan Auditor untuk mengisi lowongan CPNS tanpa
memperhatikan Surat Persetujuan Teknis dari BPKP?

Penjelasan
• Berdasarkan Pasal 27 ayat 6 Permenpan Nomor
PER/220/M.PAN/7/2008, Pengangkatan dilakukan setelah
mendapat persetujuan teknis secara tertulis dari Instansi Pembina.

4. Lampiran
Lampiran II S-711/K/JF/2019 tanggal 8 Agustus 2019

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 11
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

B. PERENCANAAN DIKLAT FUNGSIONAL


1. Dasar Hukum Pengawasan Intern Pemerintah.
Peraturan yang terkait dengan perencanaan Diklat 2) PNS yang diangkat dalam jabatan Auditor,
Fungsional adalah sebagai berikut: yaitu:
a. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan a) PNS yang diangkat dalam jabatan Auditor
Aparatur Negara Nomor PER/220/M. untuk mengisi lowongan formasi Auditor
PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional dari CPNS.
Auditor dan Angka Kreditnya. b) PNS yang diangkat dalam jabatan Auditor
dari jabatan lain.
b. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur c) Auditor terampil yang akan diangkat
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 51 dalam jabatan Auditor Ahli.
Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan d) Auditor yang akan diangkat dalam ja-
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur batan setingkat lebih tinggi.
Negara Nomor PER 220/M.PAN/7/2018 tentang 3) Persyaratan telah mengikuti Diklat Pemben-
JFA dan Angka Kreditnya. tukan Auditor bertujuan untuk memenuhi
c. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur kompetensi minimal Pegawai Negeri Sipil
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 yang akan menduduki jabatan Auditor.
Tahun 2019 tentang Pengusulan, Penetapan, 4) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat pertama
dan Pembinaan Jabatan Fungsional Pegawai kali dalam jabatan Auditor Terampil/Auditor
Negeri Sipil. Ahli dari formasi CPNS, paling lama 3 (tiga)
d. Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara tahun setelah diangkat harus lulus sertifikasi
dan Reformasi Birokrasi Nomor B/365/M. pembentukan Auditor Terampil/sertifikasi
SM.02.03/2019 tentang Pemberlakuan pembentukan Auditor Ahli.
Pengaturan Jabatan Fungsional sesuai dengan 5) Calon PNS setelah diangkat sebagai PNS, dan
Peraturan Menteri PANRB Nomor 13 Tahun 2019 telah mengikuti dan lulus uji kompetensi,
tentang Pengusulan, Penetapan dan Pembinaan paling lama 1 (satu) tahun wajib diangkat
Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil. dalam JFA.
e. Peraturan Kepala Badan Pengawasan 6) PNS yang telah diangkat dalam JF melalui
Keuangan dan Pembangunan Nomor Pengangkatan Pertama, paling lama 3 (tiga)
PER-709/K/JF/2009 tentang Pelaksanaan tahun wajib mengikuti dan lulus pendidikan
Pengangkatan, Kenaikan Jabatan/Pangkat, dan pelatihan fungsional.
Pembebasan Sementara, Pengangkatan
Kembali, dan Pemberhentian Dalam dan Dari 7) Pejabat fungsional yang belum mengikuti
Jabatan Fungsional Auditor. dan/atau tidak lulus pendidikan dan
pelatihan fungsional tidak diberikan
f. Peraturan Kepala BPKP Nomor 15 Tahun 2014 kenaikan jenjang satu tingkat diatas.
tentang Perubahan atas Peraturan Kepala
BPKP Nomor PER-1274/K/JF/2010 tentang 8) Peserta yang telah mengikuti Diklat Teknis
Pendidikan Pelatihan dan Sertifikasi Auditor Auditor berhak mendapatkan Surat Tanda
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan
(STMPL). Peserta Ujian Sertifikasi Auditor
g. Peraturan Kepala BPKP Nomor PER 1274/K/ (USA) yang telah dinyatakan lulus diberikan
JF/2010 tentang Pendidikan, Pelatihan, dan sertifikat auditor pemerintah sesuai dengan
Sertifikasi Auditor Aparat Pengawasan Intern jenjang ujian yang diikuti. Peserta USA yang
Pemerintah. telah memiliki sertifikat auditor pemerintah
h. Surat Pelaksana Tugas Kepala BPKP Nomor dapat diangkat ke dalam Jabatan Fungsional
S-822/K/JF/2019 hal Seleksi Intern Calon Auditor.
Peserta Diklat Penjenjangan Auditor Utama.
i. Peraturan Kepala Pusbin JFA Nomor 300 Tahun 9) Dalam rangka peningkatan kompetensi,
2014 tentang Sistem, Prosedur, Jadwal Periodik Pejabat Pembina Kepegawaian dapat
Metode dan Penilaian Kelulusan Ujian Sertifikasi menugaskan Auditor yang sedang
Auditor. dibebaskan sementara dari jabatan karena
ditugaskan secara penuh di luar jabatan
auditor atau menjalani tugas belajar lebih
2. Penjelasan
dari 6 (enam) bulan dan akan diangkat
a. Ketentuan Umum kembali dalam jabatan auditor untuk
1) Pendidikan dan pelatihan Auditor adalah mengikuti diklat fungsional auditor dan
proses penyelenggaraan belajar mengajar USA pada jenjang berikutnya sesuai dengan
dalam rangka meningkatkan kemampuan ketentuan yang berlaku.
auditor dan calon auditor Aparat 10) Auditor yang dibebaskan sementara dari

12 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

jabatan karena ditugaskan secara penuh seleksi terhadap calon peserta diklat dan
di luar jabatan auditor sebagai pejabat melakukan pengujian administratif atas
struktural mengikuti diklat penjenjangan kelengkapan dan kebenaran persyaratan
auditor dan USA mengikuti karier jabatan mengikuti diklat sebelum menyampaikan
strukturalnya. berkas pendaftaran kepada Kepala Pusat
11) Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) atau Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor
Pimpinan Unit APIP melaksanakan proses BPKP.

b. Persyaratan Diklat Fungsional


1) Diklat Pembentukan Auditor
Tabel 2.6
Persyaratan Diklat Fungsional Untuk Diklat Pembentukan Auditor
Jenis Diklat
Diklat Alih Jabatan dari Terampil
ke Ahli
No. Persyaratan Dibebastugaskan
Auditor Terampil Auditor Ahli Secara penuh di luar
Sedang Menduduki
jabatan Auditor
Jabatan
(Tugas Belajar
> 6 bulan)
Sarjana (S1) atau Sarjana (S1) atau Sarjana (S1) atau
1 Ijazah paling rendah Sarjana Muda (DIII)
DIV DIV DIV
Pangkat/Gol. paling
2 Pengatur/ II/c Penata Muda/ III/a Penata Muda/ III/a Penata Muda/ III/a
rendah
48 tahun 48 tahun
Usia paling tinggi saat
3 (khusus pengangkatan (khusus pengangkatan - -
diusulkan diklat
perpindahan) perpindahan)
Diusulkan oleh PPK/
4 Ya Ya Ya Ya
Pimpinan APIP
Auditor Pelaksana,
Auditor Pelaksana
5 Sertifikat paling rendah - - Auditor Terampil
Lanjutan, atau Auditor
Penyelia
Angka kredit paling
6 - - 90 -
rendah

2) Diklat Penjenjangan Auditor: sedang Menduduki Jabatan


Tabel 2.7
Persyaratan Diklat Fungsional Untuk Diklat Penjenjangan Auditor
Bagi Auditor yang sedang Menduduki Jabatan

Jenis Diklat
No. Persyaratan
Auditor Muda Auditor Madya Auditor Utama
Auditor Penyelia
yang telah memiliki
1 Menduduki Jabatan Sertifikat Auditor Auditor Muda Auditor Madya
Ahli Pertama/
Auditor Pertama
2 Memiliki Sertifikat Auditor Pertama Auditor Muda Auditor Madya

3 Minimal Angka Kredit 175 350 775


Pangkat/Golongan Paling Penata Muda Tk. I/ Penata Tk. I/ Pembina Utama
4
Rendah III/b III/d Muda/ IV/c
Diusulkan oleh
5 Ya Ya Ya
PPK/Pimpinan APIP

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 13
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

3) Diklat Penjenjangan Auditor: Dibebaskan Dari Auditor Sebagai Pejabat Struktural/Tugas Belajar
Lebih Dari 6 Bulan
Tabel 2.8
Persyaratan Diklat Fungsional Untuk Diklat Penjenjangan Auditor Untuk Auditor yang Dibebaskan Dari
Auditor Sebagai Pejabat Struktural/Tugas Belajar Lebih Dari 6 Bulan

Jenis Diklat
No. Persyaratan
Auditor Muda Auditor Madya Auditor Utama

1 Memiliki Sertifikat Auditor Pertama Auditor Muda Auditor Madya

Pembina Utama Muda/


Pangkat/Golongan Paling Penata Tk. I/ III/d IV/c, atau Eselon II,
2 Penata/IIIc
Rendah (>4 tahun) Pembina Tk. I/ IV/b
(>4 tahun)
Diusulkan oleh Pejabat
3 Pembina Kepegawaian/ Ya Ya Ya
Pimpinan APIP

4) Diklat Penjenjangan Auditor: PNS Unit APIP yang Belum Diangkat JFA
Tabel 2.9
Persyaratan Diklat Fungsional Untuk Diklat Penjenjangan Auditor
Bagi PNS Unit APIP yang Belum Diangkat JFA
Jenis Diklat
No. Persyaratan
Auditor Muda Auditor Madya

1 Memiliki Sertifikat Auditor Pertama Auditor Muda

Penata Tk. I/ III/d


2 Pangkat/Golongan Paling Rendah Penata / III/c
> 4 tahun

3 Bertugas di Unit APIP > 12 bulan > 12 bulan

4 Diusulkan oleh PPK/Pimpinan APIP Ya Ya

5) Diklat Penjenjangan Auditor: Pengangkatan Perpindahan Eselon I dan II Unit APIP


Tabel 2.10
Persyaratan Diklat Fungsional Untuk Diklat Penjenjangan Auditor
Untuk Pengangkatan Perpindahan Eselon I dan II Unit APIP
Jenis Diklat
No. Persyaratan
Auditor Muda Auditor Madya Auditor Utama

1 Menduduki Jabatan Auditor Muda Auditor Madya Auditor Utama Auditor Utama

Pernah menduduki Jabatan di


2 Eselon II Eselon II Eselon I Eselon I
APIP
Diusulkan oleh Pejabat Pembina
3 Ya Ya Ya Ya
Kepegawaian/ Pimpinan APIP

4 Wajib Diklat Ya Ya Ya Ya

Lulus ujian Lulus ujian


5 Ujian Tanpa Ujian Tanpa ujian
≤ 2 tahun ≤ 2 tahun

14 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

c. Prosedur Pengusulan Diklat


Diagram 2.2
Alur Proses Penyelenggaraan Diklat JFA

sumber: pusdiklatwas.bpkp.go.id

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 15
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

3. Permasalahan yang Sering Ditanyakan

a Permasalahan
• CPNS formasi Auditor dapat mengikuti Diklat Pembentukan Auditor
walaupun belum diangkat sebagai PNS.

Penjelasan
• Khusus untuk CPNS formasi Auditor dapat mengikuti Diklat Pembentukan
Auditor sebelum diangkat menjadi PNS, sehingga pada saat pengangkatan
menjadi PNS dalam jabatannya sudah dapat mencantumkan Jabatan
Auditor. Bagi PNS yang berasal dari CPNS formasi Auditor akan dilakukan
Pengangkatan Pertama segera setelah mengikuti Diklat Pembentukan
Auditor tanpa harus menunggu lulus ujian sertifikasi Auditor.

(Sumber data: Himpunan Tanya Jawab Forum Komunikasi JFA Tahun 2018)

b Permasalahan
• PNS yang belum diangkat ke dalam JFA namun sudah memiliki sertifikat
lulus Auditor Ahli, apakah dapat mengikuti diklat penjenjangan?

Penjelasan
• Bagi PNS pada unit APIP yang belum diangkat ke dalam Jabatan Fungsional
Auditor (JFA):
1) Memiliki sertifikat auditor pada jenjang setingkat lebih rendah dan
pangkat paling rendah.
2) Telah bertugas di unit APIP secara penuh lebih dari 12 (dua belas) bulan.
3) Diusulkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau pimpinan unit APIP
yang bersangkutan.

(Sumber data: Peraturan Kepala BPKP Nomor 15 Tahun 2014 tentang


Perubahan atas Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-1274/K/JF/2010
tentang Pendidikan, Pelatihan dan Sertifikasi Auditor Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah)

c Permasalahan
• Seorang Auditor Terampil ditugaskan untuk memberikan keterangan ahli
dalam proses peradilan kasus pengawasan. Bagaimana pemberian angka
kreditnya?

Penjelasan
• Berdasarkan Surat Kepala Pusbin JFA Nomor: S-2010/JF/2/2015 tentang
Kesepadanan Atas Kegiatan yang Belum Terakomodasi dalam Tabel
Pemberian Angka Kredit sesuai dengan Permenpan Nomor
PER/220/M.PAN/7/2008, Angka Romawi I, angka 2 yang menyatakan bahwa
“Mendampingi/memberikan keterangan ahli dalam proses penyidikan
dan/atau peradilan kasus hasil pengawasan, oleh Auditor Terampil (Auditor:
Pelaksana/Pelaksana Lanjutan/Penyelia) diberikan angka kredit 0,2 per
Pemberian Keterangan Ahli (PKA).

16 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

C. PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI
1. Dasar Hukum

a. Peraturan Menteri Negara Pendayagu- Sementara, Pengangkatan Kembali, dan


naan Aparatur Negara Nomor PER/220/M. Pemberhentian Dalam dan Dari Jabatan
PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Audi- Fungsional Auditor.
tor dan Angka Kreditnya. e. Peraturan Kepala BPKP Nomor PER 1274/K/
b. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur JF/2010 tentang Pendidikan, Pelatihan, dan
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 51 Sertifikasi Auditor Aparat Pengawasan Intern
Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah.
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
f. Peraturan Kepala BPKP Nomor 15 Tahun 2014
Negara Nomor PER 220/M.PAN/7/2008 tentang
tentang Perubahan atas Peraturan Kepala BPKP
JFA dan Angka Kreditnya.
Nomor PER-1274/K/JF/2010 tentang Pendi-
c. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur dikan Pelatihan dan Sertifikasi Auditor Aparat
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Pengawasan Intern Pemerintah.
Tahun 2019 tentang Pengusulan, Penetapan,
g. Peraturan Kepala Pusbin JFA Nomor 300 Tahun
dan Pembinaan Jabatan Fungsional Pegawai
2014 tentang Sistem, Prosedur, Jadwal Periodik
Negeri Sipil.
Metode dan Penilaian Kelulusan Ujian Sertifikasi
d. Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-709/K/ Auditor.
JF/2009 tentang Pelaksanaan Pengangkatan,
Kenaikan Jabatan/Pangkat, Pembebasan

2. Penjelasan
a. Ketentuan Umum
1) Sertifikasi Auditor adalah proses penilaian kompetensi, kinerja, dan kemampuan profesi atas keahlian, ket-
erampilan seseorang di bidang pengawasan intern pemerintah, menurut disiplin keilmuan, keterampilan,
kefungsian, dan/atau keahlian di bidang pengawasan intern pemerintah.
2) Ujian Sertifikasi Auditor, yang untuk selanjutnya disingkat USA adalah metode yang dipakai untuk menguji
mutu keahlian dan keterampilan dari hasil Diklat.
3) Ujian Tertulis adalah pengujian keahlian dan keterampilan calon auditor dan auditor secara tertulis dan/
atau menggunakan komputer.
4) Ujian Sistem Jarak Jauh adalah pengujian keahlian dan keterampilan calon auditor dan auditor dengan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, serta media lainnya.
5) Peserta yang telah mengikuti Diklat Sertifikasi Auditor berhak mendapatkan Surat Tanda Mengikuti Pendi-
dikan dan Pelatihan (STMPP).
6) Peserta USA adalah peserta diklat yang memiliki Surat Tanda Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (STMPP)
dan telah ditetapkan sebagai peserta ujian, berdasarkan surat penetapan dari Kapusbin JFA. Peserta ujian
dapat mengikuti ujian, sepanjang sertifikat (STMPP) masih berlaku, yaitu terhitung 24 bulan sejak tanggal
STMPP diterbitkan.
7) Peserta USA yang telah dinyatakan lulus diberikan sertifikat auditor pemerintah, sesuai dengan jenjang
ujian yang diikuti.
8) Peserta USA yang telah memiliki sertifikat auditor pemerintah dapat diangkat ke dalam Jabatan Fungsional
Auditor maupun dinaikkan jabatannya setingkat lebih tinggi.
b. Pendaftaran Ujian Sertifikasi Auditor Berbasis Komputer
Pendaftaran Peserta Ujian Sertifikasi Auditor (USA) merupakan salah satu kegiatan dalam siklus kegiatan
Sertifikasi JFA. Kegiatan ini penting karena merupakan awal dari serangkaian kegiatan yang akan menentukan
calon peserta dapat mengikuti ujian atau tidak.
1) Persyaratan Pendaftaran Ujian melalui Aplikasi Sibijak
Dokumen yang perlu disiapkan oleh calon peserta pada saat pendaftaran di aplikasi Sibijak terdiri atas:
a) Softfile dokumen surat usulan (pdf.);
b) Softfile dokumen PPK PNS periode terakhir saat mengikuti Pendidikan dan Pelatihan di Pusdiklatwas
BPKP (pdf.);
c) Softfile dokumen Sertifikat Tanda Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan dari Pusdiklatwas BPKP (pdf.);

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 17
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

d) Softfile pasfoto ukuran 3 x 4 dengan latar belakang warna merah (dalam bentuk jpg), dengan pakaian
putih berdasi gelap polos, (untuk yang menggunakan hijab, gunakan warna biru gelap atau hitam
tanpa motif).
2) Pihak yang Melakukan Pendaftaran
a) Pendaftaran ujian dilakukan melalui Aplikasi Sibijak oleh Admin Sibijak di unit APIP peserta USA.
b) Admin Sibijak bukan merupakan admin Registrasi Online Pusdiklatwas.
Tampilan pada saat admin mendaftarkan ujian adalah sebagai berikut:

c. Koreksi dan Pengumuman Hasil Ujian Sertifikasi Auditor


Pelaksanaan koreksi dan pengumuman hasil ujian dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
1) Kelengkapan Komponen Penilaian, terdiri atas:
a) Hasil ujian tulis yang dilakukan secara online melalui aplikasi LMS;
b) Nilai dari Penilaian Prestasi Kerja PNS tahun terakhir yang disampaikan pada saat mengikuti Pendidikan
dan Pelatihan di Pusdiklatwas BPKP; dan
c) Penilaian oleh Widyaiswara pada saat diklat diselenggarakan, berupa nilai Simulasi Pengawasan dan
Aktivitas Kelas.
2) Komposisi dan Formulasi perhitungan hasil USA adalah sebagai berikut:
Tabel 2.11
Komposisi dan Formasi Perhitungan Hasil USA

Hasil Ujian Simulasi


PPK PNS Aktivitas Kelas
Jenjang Tertulis Pengawasan
A B C D
Terampil 20% 50% 30% 20%
Ahli Pertama 20% 50% 30% 20%
Ahli Muda 20% 45% 35% 20%
Ahli Madya 20% 40% 40% 20%
Ahli Utama 20% 35% 45% 20%

Perhitungan nilai akhir adalah:

Nilai Akhir = (80% x (B + C + D)) + (20% x A)

18 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

3) Pengumuman Hasil USA


Hasil ujian dapat dilihat pada laman pusbinjfa.bpkp.go.id pada menu Pengumuman Hasil Ujian dengan
memasukkan NIP/NRP tanpa spasi dan tulis kode captcha. Berikut ini tampilan pengumuman hasil USA:

d. Penerbitan Sertifikat
Sertifikat Auditor diterbitkan dan ditandatangani secara digital oleh pejabat BPKP (Kepala Pusat Pembinaan
JFA dan Sekretaris Utama (untuk jenjang Auditor Terampil sampai dengan Ahli Muda) dan oleh Kepala BPKP
(untuk jenjang Auditor Ahli Madya dan Ahli Utama).
Sertifikat dapat diunduh melalui aplikasi Sibijak dengan cara sebagai berikut:
1) Login pada aplikasi Sibijak, dengan memasukkan NIP tanpa spasi;

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 19
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

2) Pilih menu USABK untuk peserta dan menu Sertifikasi JFA untuk admin unit; serta

3) Pilih Beranda, lalu klik tanda tambah (+) warna biru, kemudian sertifikat dapat dicetak.

20 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

e. Verifikasi Berkas untuk Usulan Auditor Pelaksana Lanjutan dan Penyelia


Tahapan untuk verifikasi berkas pendukung untuk penerbitan Sertifikat Auditor Pelaksana Lanjutan dan
Penyelia adalah sebagai berikut:
1) Alur kegiatan
Diagram 2.3
Alur Proses Penerbitan Sertifikat Auditor Pelaksana Lanjutan dan Penyelia

Berkas
APIP Usulan Cek Kelengkapan

Lengkap

Verifikasi Pemenuhan
Persyaratan

Surat Jawaban Tidak Tidak Memenuhi


Diterbitkan Sertifikat Syarat

Ya

Pencetakan Persetujuan
Sertifikat Buat Persetujuan
Kelulusan

2) Berkas yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut:


a) Surat Usulan dari pimpinan unit APIP, yang dilampiri dengan Surat Keterangan mengikuti diklat/
workshop/seminar.
b) Softfile berupa PDF untuk kelengkapan lampiran, yaitu:
(1) Sertifikat Auditor Terampil;
(2) PPK PNS tahun Terakhir;
(3) SK Pangkat dan Jabatan Terakhir;
(4) PAK terakhir;
(5) Sertifikat diklat/workshop/seminar selama dalam jabatan terakhir minimal selama 40 jam; serta
(6) Ijazah terakhir.
3) Menyampaikan pasfoto dalam bentuk softfile JPG/JPEG, dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Berbaju putih dan berdasi untuk pria;
b) Bagi wanita berbaju warna putih dan jika menggunakan hijab warna gelap tanpa motif;
c) Latar belakang merah; serta
d) Menghadap lurus ke depan.
4) Jumlah angka kredit untuk pengusulan penjenjangan berikutnya adalah sebagai berikut:
a) Pelaksana Lanjutan: Golongan II/d, minimal angka kredit 90;
b) Penyelia: Golongan III/b, minimal angka kredit 175.

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 21
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

5) Formula dan komposisi penilaian diatur sebagai berikut:


Tabel 2.12
Formula dan Komposisi Penilaian Sertifikasi Penjenjangan Auditor Pelaksana Lanjutan dan Penyelia

Nilai akhir pada Penilaian atas Jamlat


PPK PNS
Jenjang Sertifikat Lulus Terampil Diklat/Worshop/Seminar
A B C

Terampil 20% 80%

Selanjutnya, dilakukan konversi atas nilai jam pelatihan yang pernah diikuti ke dalam nilai kumulatif,
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.13
Nilai Konversi Jam Pelatihan

No. Jumlah Jam Pelatihan yang Diakui Nilai Konversi


1. 40 JPL s.d. 80 JPL 70

2. 81 JPL s.d. 160 JPL 80

3. 161 JPL s.d. 240 JPL 90

4. > 240 JPL 100

Perhitungan Nilai Akhir adalah sebagai berikut:

Nilai Akhir = (80% x ((B + C)/2) + (20% x A)

3. Permasalahan yang Sering Ditanyakan

a Permasalahan
• Berapa jumlah butir soal yang harus benar untuk dinyatakan lulus
ujian, dan bagaimana perhitungannya?.

Penjelasan
• Penilaian kelulusan Ujian Sertifikasi Auditor terdiri dari nilai Ujian
Tulis, nilai Aktivitas Kelas, dan Simulasi Pengawasan (diberikan oleh
widyaiswara), dan nilai PPK (Penilaian Prestasi Kerja) yang diberikan
oleh atasan peserta ujian. Sehingga nilai kelulusan tergantung pada
komponen-komponen penilaian tersebut, dan tidak dapat berdiri
sendiri.
(Sumber data: Peraturan Kepala Pusbin JFA Nomor 300 Tahun 2014)

22 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

b Permasalahan
• Berapa lama informasi pengumuman hasil ujian dan penerbitan
sertifikat kelulusan setelah selesai mengikuti ujian tertulis?

Penjelasan
• Berdasarkan SOP Penyelenggaraan Ujian, pengumuman ujian
paling lama adalah satu bulan setelah selesai ujian tertulis,
sedangkan untuk penerbitan sertifikat adalah 2 minggu setelah
pengumuman kelulusan ujian. Apabila ada lebih dari satu ujian
pada periode yang sama, maka penerbitan sertifikat paling lama
satu bulan setelah pengumuman.

c Permasalahan
• Bagaimana solusinya apabila ada kesalahan gelar akademis pada sertifikat
yang telah diterbitkan, lalu bagaimana mekanismenya?.
Penjelasan
• Pusbin JFA akan mengecek permasalahan terkait dengan kesalahan
penulisan gelar akademis tersebut. Apabila dijumpai adanya kekeliruan
pada saat penerbitan sertifikat, maka pimpinan unit kerja peserta ujian
dapat mengajukan surat ke Pusbin JFA untuk diterbitkan surat
keterangan.
• Apabila kesalahan penulisan gelar akademis karena ada perubahan
pada data peserta setelah ujian dilakukan, misalnya peserta baru diakui
gelar akademisnya setelah sertifikat diterbitkan, sedangkan pada saat
mendaftar masih menggunakan gelar akademis yang lama, maka gelar
akademis yang tercantum di sertifikat adalah gelar akademis peserta
pada saat mendaftar ujian.

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 23
BAGIAN III
PENGANGKATAN JFA
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

BAGIAN III
PENGANGKATAN JFA
A. PENGANGKATAN KE DALAM JFA
1. Dasar Hukum k. Surat Edaran Kepala BPKP Nomor SE-13/K/
JF/2020 Tahun 2020 tentang Pengangkatan
Peraturan yang terkait dengan pengangkatan JFA
Perpindahan dalam Jabatan Fungsional Auditor
adalah sebagai berikut:
Ahli Utama Bagi Pegawai Negeri Sipil yang
a. Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi
Aparatur Sipil Negara.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020
2. Ketentuan Umum
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen a. Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional
Pegawai Negeri Sipil. (JF) perlu mempertimbangkan lingkup tugas
c. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 organisasi dengan rincian tugas JF, serta beban
tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil. kerja yang memungkinkan untuk pencapaian
angka kredit bagi Pejabat Fungsional yang
d. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014
bersangkutan.
tentang Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan. b. Pertimbangan pengangkatan JFA meliputi for-
masi jabatan, beban kerja, kompetensi, angga-
e. Peraturan Menteri Negara Pendayagu-
ran, penilaian pimpinan dan diterbitkan per-
naan Aparatur Negara Nomor PER/220/M.
setujuan teknis instansi pembina.
PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Audi-
tor dan Angka Kreditnya. c. Pengangkatan ke dalam jabatan Auditor
harus memperhatikan formasi agar mampu
f. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
melaksanakan tugas pokok untuk jangka
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 51
waktu tertentu yang ditetapkan oleh pejabat
Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan
yang berwenang dan memperhitungkan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
perbandingan antara jumlah auditor dengan
Negara Nomor PER/220/M.PAN/7/2008
beban kerja yang ada pada unit kerja yang
tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka
bersangkutan.
Kreditnya.
d. Pengangkatan dalam JFA oleh Pejabat Pembina
g. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Kepegawaian dilakukan setelah mendapat
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13
persetujuan teknis dari Instansi Pembina,
Tahun 2019 tentang Pengusulan, Penetapan,
yaitu BPKP. Pangkat, jenjang jabatan, dan
dan Pembinaan Jabatan Fungsional Pegawai
besaran angka kredit yang tercantum dalam SK
Negeri Sipil.
Pengangkatan dalam JFA harus sesuai dengan
h. Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara yang tercantum dalam persetujuan teknis dari
dan Reformasi Birokrasi Nomor B/365/M. BPKP sebagai Instansi Pembina.
SM.02.03/2019 tentang Pemberlakuan
e. Pengangkatan PNS ke dalam JFA dilaksanakan
Pengaturan Jabatan Fungsional sesuai Peraturan
sebagai tindak lanjut setelah mendapat
Menteri PANRB Nomor 13 Tahun 2019 tentang
persetujuan teknis dari Kepala BPKP dan
Pengusulan, Penetapan dan Pembinaan Jabatan
dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
Fungsional Pegawai Negeri Sipil.
(PPK) serta tidak melebihi batas waktu
i. Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-709/K/ berlakunya surat persetujuan teknis tersebut
JF/2009 tentang Pelaksanaan Pengangkatan, (pengangkatan pertama, perpindahan, dan
Kenaikan Jabatan/Pangkat, Pembebasan Se- pengangkatan kembali adalah 12 bulan dari
mentara, Pengangkatan Kembali, dan Pember- tanggal persetujuan teknis Kepala BPKP, sedang
hentian dalam dan dari Jabatan Fungsional Au- pengangkatan perlakuan khusus tergantung
ditor. pada aturannya).
j. Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-1633/K/ f. Persetujuan teknis secara tertulis dari Instansi
JF/2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembina dalam bentuk surat persetujuan yang
Pengangkatan dan Sertifikasi Pejabat Struktural ditandatangani oleh Kepala BPKP merupakan
ke dalam Jabatan Fungsional Auditor. pertimbangan teknis yang meliputi kesesuaian
pangkat, jenjang jabatan, dan besaran angka

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 25
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

kredit dengan ketentuan yang berlaku. kepada Tuhan Yang Maha Esa.
g. Angka kredit untuk pengangkatan pertama j. Sebagai tindak lanjut setelah surat persetujuan
dalam JFA dinilai dan ditetapkan pada saat teknis pengangkatan ke dalam jabatan Auditor
mulai melaksanakan tugas sebagai PFA. diterima agar PPK segera melakukan pengang-
h. Pejabat yang berwenang menetapkan angka katan ke dalam jabatan Auditor sesuai dengan
kredit membuat penetapan angka kredit awal batas waktu yang telah ditentukan.
dengan memperhatikan surat pengangkatan k. Dokumen baku formulir yang digunakan
auditor. dalam setiap proses pengangkatan mulai dari
i. Setiap PNS yang diangkat menjadi Pejabat surat pengusulan hingga surat Pengangkatan
Fungsional wajib dilantik dan diambil sumpah/ ke dalam jabatan Auditor dapat dilihat pada
janji menurut agama atau kepercayaannya Lampiran Panduan ini.

3. Pengangkatan Pertama

a. Uraian
1) Pengangkatan Pertama adalah pengangkatan Pegawai Negeri Sipil ke dalam jabatan Auditor melalui
formasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan belum pernah mutasi baik dalam kepangkatan, jabatan,
maupun unit kerja.
2) Calon PNS yang telah diangkat sebagai PNS dan mengikuti serta dinyatakan lulus uji kompetensi, paling
lama 1(satu) tahun, wajib diangkat dalam JF. Untuk pengajuan persetujuan teknis pengangkatan dalam
JFA ke BPKP, dapat dilakukan segera setelah CPNS tersebut mengikuti diklat fungsional Auditor (tanpa
menunggu ujian sertifikasi Auditor) dan telah diangkat dalam PNS.
3) PNS yang telah diangkat dalam JFA melalui pengangkatan pertama, paling lama 3 (tiga) tahun wajib
mengikuti dan lulus diklat fungsional Auditor.
4) Pejabat fungsional yang belum mengikuti dan/atau tidak lulus pendidikan dan pelatihan fungsional tidak
diberikan kenaikan jenjang satu tingkat di atas.

b. Persyaratan Pengangkatan Pertama dan Dokumen Terkait


Tabel 3.1
Persyaratan Pengangkatan Pertama dan Dokumen Terkait yang Dibutuhkan

Dokumen Persyaratan
No. Persyaratan
yang Harus Disampaikan
1. Fotokopi SK Pengangkatan CPNS
1 Berstatus PNS
2. Fotokopi SK Pengangkatan PNS
2 Memiliki integritas dan moralitas yang baik
3 Sehat jasmani dan rohani 3. Penilaian Prestasi Kerja 1 tahun terakhir
Nilai Prestasi Kerja paling kurang bernilai baik
4
(setiap unsur) dalam 1 tahun terakhir
4. Fotokopi Ijazah terakhir yang diakui secara
5 Berijazah Minimal S1 atau DIV untuk JF Ahli kedinasan/tercantum dalam SK Pangkat
terakhir
Persyaratan lain:
5. Fotokopi Sertifikat Mengikuti Diklat
Pembentukan JFA
6 Telah mengikuti Diklat Pembentukan JFA
Fotokopi Sertifikat Lulus Uji Kompetensi JFA
(jika ada)
6. Daftar Penugasan (Asli) formulir PDF yang
ditandatangani oleh Inspektur.
7 Mengumpulkan angka kredit untuk PAK Awal 7. Lembar kerja penilaian AK format
Microsoft Excel (softcopy)
8. Surat Penugasan dan output penugasan
8 Menyampaikan Usulan ke Instansi Pembina 9. Surat usulan Pengangkatan dalam JFA

26 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

c. Alur Proses Persetujuan Pengangkatan Pertama


Diagram 3.1
Alur Proses Persetujuan Pengangkatan Pertama JFA

No. Prosedur APIP BPKP/Pusbin JFA


1. Pimpinan Unit APIP menyampaikan Usulan
Pengangkatan dalam JFA kepada Kepala BPKP
Surat Usulan beserta Surat Usulan beserta
c.q. Kepala Pusbin JFA. dokumen-dokumen dokumen-dokumen
persyaratan persyaratan

2. Fasilitator melakukan verifikasi dan validasi


atas Usulan Pengangkatan dalam JFA dari Unit Verifikasi Usulan
APIP. Pengangkatan dalam JFA

3. Jika tidak memenuhi syarat, maka Pusbin JFA


menerbitkan Surat Penolakan Persetujuan Surat Penolakan T Memenuhi
Persetujuan Pengangkatan
Pengangkatan kepada Unit APIP Pengusul. syarat

Y
4. Jika memenuhi syarat, maka dilanjutkan
proses penyusunan Surat Persetujuan Proses Penerbitan Surat
Pengangkatan dalam JFA. Persetujuan
Pengangkatan dalam JFA

5. Pengiriman Surat Persetujuan Pengangkatan


dalam JFA kepada Unit APIP Pengusul. Surat Persetujuan Surat Persetujuan
Pengangkatan dalam JFA Pengangkatan dalam JFA

4. Pengangkatan dari Jabatan Lain (Perpindahan)


a. Uraian
1) Pengangkatan melalui perpindahan adalah Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan lain, yakni ja-
batan struktural, yaitu jabatan fungsional umum, dan jabatan fungsional tertentu lainnya ke dalam JFA.
2) Pengangkatan dalam JF melalui perpindahan dari jabatan lain harus mempertimbangkan lowongan kebu-
tuhan untuk JF yang akan diduduki.
3) Pangkat yang ditetapkan bagi Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan Auditor dari jabatan lain
adalah sama dengan pangkat yang dimiliki, dan jenjang jabatan ditetapkan sesuai dengan jumlah ang-
ka kredit yang ditetapkan oleh Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit sesuai dengan angka
kredit yang diperoleh dari unsur utama dan unsur penunjang serta sertifikat jabatan Auditor yang dimiliki.
4) Jumlah angka kredit yang ditetapkan oleh Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit ditetapkan
dari unsur utama dan unsur penunjang. Angka kredit diperoleh berdasarkan penilaian atas pelaksanaan
tugas di bidang pengawasan sejak yang bersangkutan diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil, sepanjang
bukti fisik masih lengkap dan butir kegiatan yang diusulkan sesuai dengan tugas pokok auditor.
5) Dikecualikan bagi Pegawai Negeri Sipil yang pernah menduduki Jabatan Struktural Eselon I atau Eselon II
pada unit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), yang melakukan tugas pengawasan paling lama
2 (dua) tahun sejak tidak menduduki jabatan struktural eselon I atau eselon II pada unit APIP, usia paling
tinggi saat pengangkatan dalam jabatan Auditor adalah 58 (lima puluh delapan) tahun.
6) Usulan pengangkatan PNS dalam JF Ahli Utama dilakukan oleh:
a) Pejabat Pembina Kepegawaian Instansi Pusat bagi PNS Instansi Pusat;
b) Pejabat Pembina Kepegawaian Instansi Daerah Provinsi bagi PNS Instansi Daerah Provinsi;

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 27
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

c) Pejabat Pembina Kepegawaian Instansi Daerah Kabupaten/Kota melalui Gubernur bagi PNS Instansi
Daerah Kabupaten/Kota.
b. Dokumen Persyaratan Pengangkatan dari Jabatan Lain (Perpindahan)
Tabel 3.2
Persyaratan dan Dokumen Terkait untuk Pengangkatan dari Jabatan Lain (Perpindahan)

No. Persyaratan Dokumen Persyaratan yang Harus Disampaikan


1 Berstatus PNS. 1. Fotokopi SK Pengangkatan PNS.
2 Memiliki integritas dan moralitas yang baik. 2. Penilaian Prestasi Kerja 2 tahun terakhir.
3 Sehat jasmani dan rohani.
4 Nilai Prestasi Kerja paling kurang bernilai Baik (setiap unsur)
dalam 2 tahun terakhir.
5 Berijazah Minimal S1 atau DIV untuk JF Ahli. 3. Fotokopi Ijazah terakhir yang diakui secara
kedinasan/tercantum dalam SK Pangkat terakhir.
6 Mengikuti diklat JFA dan lulus diklat JFA. 4. FotokopiSertifikat Mengikuti Diklat JFA.
5. Fotokopi Sertifikat Lulus JFA.
7 Memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang 6. Fotokopi SK Penempatan di Unit Inspektorat.
JFA yang akan diduduki paling kurang 2 tahun. 7. Fotokopi SPMT (Surat Pernyataan Mulai Melaksanakan
Tugas) di unit Inspektorat.
8. SK Kenaikan Pangkat terakhir.
*apabila pernah keluar dari unit Inspektorat lalu
kembali lagi ke unit Inspektorat, agar melampirkan
seluruh SK Mutasi tersebut.
8 Berusia paling tinggi:
a. 53 tahun untuk jabatan Auditor Terampil/Pertama/
Muda.
b. 55 tahun untuk jabatan Auditor Madya.
c. 60 tahun untuk jabatan Auditor Utama bagi PNS yang
telah menduduki JPT.
d. 63 tahun untuk jabatan Auditor Utama bagi Pejabat
Fungsional Ahli Utama Lainnya.

9 Tersedia formasi untuk Jabatan Fungsional yang akan 9. Surat Usulan Kebutuhan JFA.
diduduki. 10. Kertas Kerja Perhitungan kebutuhan JFA.
11. PKPT 2 Tahun.
*apabila telah ada Rekomendasi Kebutuhan JFA dari
BPKP atau Penetapan Formasi dari Menpan RB, maka
tidak perlu melampirkan ketiga dokumen tersebut,
melainkan cukup melampirkan Rekomendasi Kebutuhan
JFA dari BPKP atau Penetapan Formasi dari Menpan RB
dan data existing Auditor yang ditandatangani oleh
Inspektur.
Persyaratan lain:
10 Riwayat mutasi jabatan, pangkat, dan penempatan. 12. Daftar riwayat jabatan, pangkat, dan penempatan.
11 Mengumpulkan angka kredit untuk dasar pembuatan PAK 13. Daftar Penugasan (Asli) formulir PDF yang
Awal. ditandatangani oleh Inspektur.
14. Lembar kerja penilaian AK formulir Microsoft Excel
(softcopy).
15. Surat Penugasan dan output penugasan.
12 Menyampaikan Usulan ke Instansi Pembina. 16. Surat usulan Pengangkatan dalam JFA.
13 Pernyataan bersedia mengangkat dari Pejabat Pembina 17. Surat Pernyataan bersedia mengangkat dalam JFA yang
Kepegawaian (PPK). ditandatangani oleh PPK.

28 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

c. Alur Pemrosesan Persetujuan Pengangkatan dari Jabatan Lain (Perpindahan)


Diagram 3.2
Alur Proses Persetujuan Pengangkatan Pengangkatan dari Jabatan Lain (Perpindahan) JFA

No. Prosedur APIP BPKP/Pusbin JFA


1. Pimpinan Unit APIP menyampaikan Usulan
Pengangkatan dalam JFA kepada Kepala BPKP
Surat Usulan beserta Surat Usulan beserta
c.q. Kepala Pusbin JFA. dokumen-dokumen dokumen-dokumen
persyaratan persyaratan

2. Bagi Unit APIP yang belum memiliki


Rekomendasi Kebutuhan JFA, maka Unit APIP T
Unit APIP mengajukan Rekomendasi
diminta mengajukan Usulan Rekomendasi usulan Rekomendasi Kebutuhan
Kebutuhan JFA. Kebutuhan JFA ke BPKP JFA

Y
3. Fasilitator melakukan verifikasi dan validasi Verifikasi Usulan
atas Usulan Pengangkatan dalam JFA dari Unit Pengangkatan dalam JFA
APIP dan ketersediaan formasi Auditor. dan cek ketersediaan
formasi

4. Jika tidak memenuhi syarat atau tidak T


tersedia formasi Auditor, maka Pusbin JFA Surat Penolakan Memenuhi
menerbitkan Surat Penolakan Persetujuan Persetujuan Pengangkatan syarat
Pengangkatan kepada Unit APIP Pengusul.
Y
5. Jika memenuhi syarat, maka dilanjutkan
proses penyusunan Surat Persetujuan
Proses Penerbitan Surat
Pengangkatan dalam JFA. Persetujuan
Pengangkatan dalam JFA

6. Pengiriman Surat Persetujuan Pengangkatan


dalam JFA kepada Unit APIP Pengusul.
Surat Persetujuan Surat Persetujuan
Pengangkatan dalam JFA Pengangkatan dalam JFA

5.Pengangkatan Melalui Penyesuaian/Inpassing


a. Uraian
1) Pengangkatan dalam JF melalui Penyesuaian/Inpassing berlaku bagi PNS yang pada saat JF ditetapkan telah
memiliki pengalaman dan/atau masih melaksanakan tugas di bidang JF yang akan diduduki berdasarkan
keputusan pejabat yang berwenang.
2) Pengangkatan dalam JF melalui Penyesuaian/Inpassing dilaksanakan dalam hal penetapan JF baru,
perubahan ruang lingkup tugas JF atau kebutuhan mendesak sesuai prioritas strategis nasional.
3) Pengangkatan dalam JF melalui Penyesuaian/Inpassing dilakukan dengan mempertimbangkan lowongan
kebutuhan jabatan untuk jenjang jabatan yang akan diduduki.
4) Pengangkatan dalam JF melalui Penyesuaian/Inpassing diberikan nilai angka kredit dan hanya berlaku
1 (satu) kali selama masa Penyesuaian/Inpassing.
5) Pengangkatan ke dalam jabatan auditor melalui penyesuaian/Inpassing periode 2019-2021 diatur
tersendiri dengan peraturan Kepala BPKP Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil
Dalam Jabatan Fungsional Auditor Melalui Penyesuaian/Inpassing. Jangka waktu pengangkatan Pegawai
Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional melalui Penyesuaian/Inpassing dilaksanakan sampai dengan tanggal
6 April 2021.

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 29
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

b. Dokumen Persyaratan Pengangkatan melalui Penyesuaian/Inpassing


Tabel 3.3
Persyaratan dan Dokumen Terkait Untuk Pengangkatan Melalui Penyesuaian/Inpassing
No. Persyaratan Dokumen Persyaratan yang Harus Disampaikan
1 Berstatus PNS. 1. Fotokopi SK Pengangkatan PNS.
2 Memiliki integritas dan moralitas yang baik. 2. Penilaian Prestasi Kerja 2 tahun terakhir.
3 Sehat jasmani dan rohani.
4 Nilai Prestasi Kerja paling kurang bernilai baik (setiap unsur)
dalam 2 tahun terakhir.
5 Berijazah Minimal S1 atau DIV untuk JF Ahli. 3. Fotokopi Ijazah terakhir yang diakui secara
kedinasan/tercantum dalam SK Pangkat terakhir.
6. Memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang 4. Fotokopi SK Penempatan di Unit Inspektorat.
JFA yang akan diduduki paling kurang 2 tahun. 5. Fotokopi SPMT (Surat Pernyataan Mulai Melaksanakan
Tugas) di unit Inspektorat.
6. SK Pangkat terakhir.
7. SK Jabatan Terakhir.
*apabila pernah keluar dari unit Inspektorat lalu
kembali lagi ke unit Inspektorat, agar dilampiri seluruh
SK Mutasi tersebut.
7 Berusia paling tinggi:
a. 56 tahun untuk Auditor Terampil/Pertama/Muda.
b. 58 tahun untuk Auditor Madya.
8 Tersedia formasi untuk Jabatan Fungsional yang akan 8. Surat Usulan Kebutuhan JFA.
diduduki. 9. Kertas Kerja Perhitungan Kebutuhan JFA.
10. PKPT 2 Tahun.
*apabila telah ada Rekomendasi Kebutuhan JFA dari
BPKP, tidak perlu melampirkan ketiga dokumen
tersebut.
9 Mengikuti dan Lulus uji kompetensi. 11. Sertifikat lulus Uji Kompetensi Inpassing, atau Sertifikat
lulus JFA sesuai dengan jenjang yang akan diduduki.
Persyaratan lain:
10 Riwayat mutasi jabatan, pangkat, dan penempatan. 12. Daftar riwayat jabatan, pangkat, dan penempatan.
11 Menyampaikan Usulan ke Instansi Pembina. 13. Surat usulan Pengangkatan dalam JFA melalui
Penyesuaian/Inpassing.
12 Tidak pernah diberhentikan dari JFA. 14. Surat Pernyataan PPK bahwa PNS tersebut tidak pernah
diberhentikan dari JFA.
13 Bersedia diangkat dalam JFA. 15. Surat Pernyataan bersedia diangkat dalam JFA yang
ditandatangani oleh Calon Auditor dan diketahui oleh
Pimpinan APIP.
14 PPK bersedia mengangkat ybs. dalam JFA. 16. Surat Pernyataan bersedia mengangkat dalam JFA yang
ditandatangani oleh PPK. PPK bersedia mengangkat ybs.
dalam JFA paling lama 1 tahun setelah diterbitkan
persetujuan teknis oleh BPKP.
Hal ini diperlukan supaya ada komitmen dari PPK untuk
mengangkat pegawai yang telah lulus Inpassing. Untuk
itu perlu dipertimbangkan saat usulan Inpassing,
pengusulan formasi dari Kemenpan RB dan BKN
dilampirkan.

30 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

c. Alur Pemrosesan Persetujuan Pengangkatan melalui Penyesuaian/Inpassing


Diagram 3.3
Alur Proses Persetujuan Pengangkatan Melalui Penyesuaian/Inpassing

No. Prosedur APIP BPKP/Pusbin JFA


1. Pimpinan Unit APIP menyampaikan Usulan
Pengangkatan dalam JFA kepada Kepala BPKP Surat Usulan beserta Surat Usulan beserta
c.q. Kepala Pusbin JFA. dokumen-dokumen dokumen-dokumen
persyaratan persyaratan

2. Bagi Unit APIP yang belum memiliki


Rekomendasi Kebutuhan JFA, maka Unit APIP Unit APIP mengajukan T Rekomendasi
diminta mengajukan Usulan Rekomendasi usulan Rekomendasi Kebutuhan
Kebutuhan JFA ke BPKP JFA
Kebutuhan JFA.
Y

3. Fasilitator melakukan verifikasi dan validasi Verifikasi Usulan


Pengangkatan dalam JFA
atas Usulan Pengangkatan dalam JFA dari Unit dan cek ketersediaan
APIP dan ketersediaan formasi Auditor. formasi

4. Jika tidak memenuhi syarat atau tidak Surat Penolakan T


tersedia formasi Auditor, maka Pusbin JFA Memenuhi
Persetujuan Pengangkatan syarat
menerbitkan Surat Penolakan Persetujuan
Pengangkatan kepada Unit APIP Pengusul.
Y

5. Pelaksanaan Uji Kompetensi Inpassing (UKI)


yang diselenggarakan Pusbin JFA BPKP bagi T
Memiliki
Pelaksanaan Uji Sertifikat
PNS yang telah memenuhi persyaratan Kompetensi Inpassing Auditor sesuai
Inpassing dan belum memiliki Sertifikat (UKI) jenjang yang
akan diduduki
Auditor sesuai dengan jenjang yang akan
didudukinya. Y
6. Jika lulus UKI atau telah memiliki Sertifikat T
Auditor sesuai jenjang yang akan diduduiki, Y Proses Penerbitan Surat
Lulus
maka dilanjutkan proses penyusunan Surat UKI
Persetujuan
Persetujuan Pengangkatan dalam JFA. Pengangkatan dalam JFA

7. Pengiriman Surat Persetujuan Pengangkatan


dalam JFA kepada Unit APIP Pengusul.
Surat Persetujuan Surat Persetujuan
Pengangkatan dalam JFA Pengangkatan dalam JFA

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 31
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

6. Pengangkatan Kembali
a. Uraian
1) Pemberhentian adalah pemberhentian dari Jabatan Fungsional Auditor dan bukan pemberhentian sebagai
Pegawai Negeri Sipil.
2) Pejabat Fungsional diberhentikan dari jabatannya apabila:
a) Mengundurkan diri dari jabatan.
b) Diberhentikan sementara sebagai PNS.
c) Menjalani cuti di luar tanggungan negara.
d) Menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan.
e) Ditugaskan secara penuh pada jabatan pimpinan tinggi, jabatan administrator, jabatan pengawas, dan
jabatan pelaksana.
f) Tidak memenuhi persyaratan jabatan.
3) Pejabat fungsional yang diberhentikan karena alasan sebagaimana angka 2) huruf b) sampai dengan e)
dapat diangkat kembali sesuai dengan jenjang jabatan terakhir apabila tersedia kebutuhan JF.
4) Pejabat fungsional yang diberhentikan karena alasan sebagaimana butir b) nomor (2) butir a) dan f)
terlebih dahulu dilaksanakan pemeriksaan dan harus mendapatkan izin dari pejabat yang berwenang
sebelum ditetapkan pemberhentiannya. Atas PNS tersebut tidak dapat diangkat kembali dalam JF yang
sama.
5) Pengangkatan kembali dalam JF dilakukan dengan menggunakan angka kredit terakhir yang dimiliki dalam
jenjang jabatannya dan dapat ditambah dengan angka kredit dari penilaian pelaksanaan tugas bidang JF
selama diberhentikan.
6) Pejabat fungsional yang diberhentikan karena alasan sebagaimana angka 2) huruf e), dapat disesuaikan
pada jenjang sesuai dengan pangkat terakhir pada jabatannya paling kurang 1 tahun setelah diangkat
kembali pada jenjang JF terakhir yang didudukinya, setelah mengikuti dan lulus uji kompetensi apabila
tersedia kebutuhan JF.
7) PNS yang ditugaskan secara penuh pada Jabatan Pimpinan Tinggi, Jabatan Administrator, Jabatan
Pengawas dapat dilakukan pengangkatan melalui perpindahan ke dalam jabatan fungsional pada jenjang
yang setara sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, pengalaman dan angka kredit yang diperoleh sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
8) Pejabat fungsional yang dibebaskan sementara karena tidak memenuhi angka kredit dan belum ditetapkan
keputusan pemberhentian dari JF, diangkat kembali dalam JF nya sesuai dengan jenjang jabatannya.
9) Keputusan pembebasan sementara bagi pejabat fungsional yang disebabkan karena dijatuhi hukuman
disiplin tingkat Sedang atau Berat berupa penurunan pangkat, dapat diangkat kembali dalam JF nya
apabila yang bersangkutan telah selesai menjalankan hukuman disiplin.
10) Keputusan Pemberhentian dari JF dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang mengatur tentang pemberhentian dari JF.
11) PNS yang diangkat kembali dalam Jabatan Fungsional Auditor terlebih dahulu harus mendapatkan
rekomendasi dari Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan selaku pimpinan Instansi
Pembina Jabatan Fungsional Auditor.

32 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

b. Dokumen Persyaratan Pengangkatan Kembali


Tabel 3.4
Persyaratan dan Dokumen Terkait Untuk Pengangkatan Kembali

No. Persyaratan Dokumen Persyaratan yang Harus Disampaikan


1 Memiliki integritas dan moralitas yang baik. 1. Penilaian Prestasi Kerja 2 tahun terakhir.
2 Sehat jasmani dan rohani.
3 Nilai Prestasi Kerja paling kurang bernilai baik (setiap
unsur) dalam 2 tahun terakhir.
4 Berijazah Minimal S1 atau DIV untuk JF Ahli. 2. Fotocopy Ijazah terakhir yang diakui secara kedinasan/
tercantum dalam SK Pangkat terakhir.
5 Mengikuti diklat JFA dan lulus diklat JFA. 3. Fotocopy Sertifikat lulus diklat JFA.
6 Tersedia formasi untuk Jabatan Fungsional yang akan 4. Surat Usulan Kebutuhan JFA.
diduduki. 5. Kertas Kerja Perhitungan kebutuhan JFA.
6. PKPT 2 Tahun.
*apabila telah ada Rekomendasi Kebutuhan JFA dari BPKP
atau Penetapan Formasi dari Menpan RB, maka tidak perlu
melampirkan ketiga dokumen tersebut, melainkan hanya
melampirkan Rekomendasi Kebutuhan JFA dari BPKP atau
Penetapan Formasi dari Menpan RB dan data existing
Auditor yang ditandatangani oleh Inspektur.
Persyaratan lain:
7 Riwayat mutasi jabatan, pangkat, dan penempatan. 7. Daftar riwayat jabatan, pangkat, dan penempatan.
8 Memiliki angka kredit yang cukup untuk diangkat dalam 8. Daftar Riwayat Jabatan.
jabatan yang akan diduduki. 9. Fotocopy SK Pembebasan Sementara atau SK
Pemberhentian dari JFA.
10. Fotocopy PAK terakhir pada saat dibebaskan sementara
atau diberhentikan dari JFA.
11. Sertifikat diklat/seminar (apabila ada - selama dibebaskan
sementara atau diberhentikan dari JFA).
12. Fotocopy SK jabatan Struktural selama dibebaskan
sementara atau diberhentikan dari JFA.
13. Fotocopy SK pemberhentian dari jabatan struktural (bila
sudah diberhentikan) dan Surat Keterangan masih
menduduki jabatan di luar JFA (bila masih menduduki
jabatan).

9 Menyampaikan usulan ke Instansi Pembina. 14. Surat usulan Pengangkatan dalam JFA.
10 Pernyataan bersedia mengangkat dari Pejabat Pembina 15. Surat Pernyataan bersedia mengangkat dalam JFA yang
Kepegawaian. ditandatangani oleh PPK.

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 33
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

c. Alur Pemrosesan Persetujuan Pengangkatan Kembali


Diagram 3.4
Alur Proses Persetujuan Pengangkatan Kembali

No. Prosedur APIP BPKP/Pusbin JFA


1. Pimpinan Unit APIP menyampaikan Usulan
Pengangkatan dalam JFA kepada Kepala BPKP Surat Usulan beserta Surat Usulan beserta
c.q. Kepala Pusbin JFA. dokumen-dokumen dokumen-dokumen
persyaratan persyaratan

2. Bagi Unit APIP yang belum memiliki


Rekomendasi Kebutuhan JFA, maka Unit APIP Unit APIP mengajukan T Rekomendasi
diminta mengajukan Usulan Rekomendasi usulan Rekomendasi Kebutuhan
JFA
Kebutuhan JFA. Kebutuhan JFA ke BPKP

Y
3. Fasilitator melakukan verifikasi dan validasi Verifikasi Usulan
atas Usulan Pengangkatan dalam JFA dari Unit Pengangkatan dalam JFA
dan cek ketersediaan
APIP dan ketersediaan formasi Auditor. formasi

4. Jika tidak memenuhi syarat atau tidak


tersedia formasi Auditor, maka Pusbin JFA T
menerbitkan Surat Penolakan Persetujuan Surat Penolakan Memenuhi
Pengangkatan kepada Unit APIP Pengusul. Persetujuan Pengangkatan syarat

Y
5. Jika memenuhi syarat, maka dilanjutkan
proses penyusunan Surat Persetujuan Proses Penerbitan Surat
Pengangkatan dalam JFA. Persetujuan
Pengangkatan dalam JFA

6. Pengiriman Surat Persetujuan Pengangkatan


dalam JFA kepada Unit APIP Pengusul.
Surat Persetujuan Surat Persetujuan
Pengangkatan dalam JFA Pengangkatan dalam JFA

7. Alih Jabatan
a. Alih jabatan adalah peralihan dari jabatan Auditor Terampil ke Auditor Ahli.
b. Auditor Terampil yang memperoleh ijazah Sarjana (S1)/Diploma IV dapat diangkat dalam jabatan Auditor Ahli,
apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Tersedia formasi untuk jabatan Auditor Ahli;
2) Ijazah yang dimiliki sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan untuk jabatan Auditor Ahli dan telah memiliki
sertifikasi Alih Jabatan dari Auditor Terampil ke Auditor Ahli; serta
3) Memenuhi jumlah angka kredit kumulatif yang ditentukan.
c. Auditor Terampil yang akan beralih menjadi Auditor Ahli diberikan angka kredit sebesar 65% (enam puluh
lima persen) angka kredit kumulatif untuk diklat, subunsur pengawasan dan pengembangan profesi ditambah
angka kredit ijazah sarjana (S1)/Diploma IV yang sesuai kompetensi, tanpa memperhitungkan angka kredit
dari unsur penunjang.
d. Pengangkatan dalam JF kategori Keterampilan yang memperoleh ijazah S-1/D-4 dapat diangkat dalam JF
kategori Keahlian harus mempertimbangkan lowongan kebutuhan untuk JF yang akan diduduki.
e. Pejabat Fungsional kategori keterampilan yang memperoleh ijazah S-1 (Strata Satu)/D-4 (Diploma – Empat)
dapat diangkat dalam JF kategori keahlian dengan persyaratan sebagai berikut:
1) JF terdiri atas kategori Keahlian dan kategori Keterampilan.
2) Tersedia kebutuhan untuk JF kategori keahlian yang akan diduduki.
3) Ijazah yang dimiliki sesuai dengan bidang pendidikan JF kategori Keahlian yang akan diduduki.

34 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

4) Mengikuti dan lulus uji kompetensi teknis, kompetensi manajerial dan kompetensi sosial kultural, sesuai
dengan standar kompetensi yang telah disusun oleh Instansi Pembina.
5) Memiliki pangkat paling rendah sesuai dengan pangkat dalam JF yang akan diduduki.
6) Berusia paling tinggi sesuai dengan ketentuan.
f. Alih jabatan dari Auditor Terampil ke Auditor Ahli tidak memerlukan persetujuan teknis dari Instansi Pembina.

8. Contoh Kasus

a Contoh Kasus
Pengangkatan Pertama diusulkan setelah mengikuti diklat
fungsional (sertifikasi pembentukan auditor).
• Amanda, S.E. , Budiman, S.E. dan Cahyana, S.E. adalah CPNS TMT 1 April 2018 di Inspektorat
Kabupaten XXX yang dipersiapkan untuk menjadi Auditor (formasi Auditor). Ketiganya
diangkat sebagai PNS TMT 1 April 2019. Amanda, S.E. dan Budiman, S.E. sudah mengikuti
Diklat Pembentukan Auditor Ahli pada bulan Mei 2019, sedangkan Cahyana, S.E. belum
mengikuti Diklat Pembentukan Auditor Ahli. Amanda, S.E. telah lulus sertifikasi Auditor Ahli
sedangkan Budiman, S.E. belum lulus. Ketiganya diusulkan untuk memperoleh persetujuan
teknis pengangkatan ke dalam JFA kepada Kepala BPKP.

• Dengan memperhatikan persyaratan lainnya, ketiganya dapat disetujui untuk diangkat


dalam JFA dalam jenjang Auditor Pertama, namun untuk Budiman, S.E. dan Cahyana,S.E.
paling lama 3 (tiga) tahun wajib mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan fungsional.
Auditor Pertama yang belum mengikuti dan/atau tidak lulus pendidikan dan pelatihan
fungsional dalam waktu paling lama 3 (tiga) tahun tidak diberikan kenaikan jenjang satu
tingkat di atas.

b Contoh Kasus
Pengangkatan Pertama tidak berlaku untuk calon auditor yang
sudah mengalami mutasi pangkat atau unit kerja.

Deni Saputra, S.E., CPNS TMT 1 April 2015 diangkat PNS TMT 1 April 2016, pangkat Penata
Muda, golongan ruang III/a pada Inspektorat Jenderal Kementerian ABC untuk memenuhi
formasi Auditor (seharusnya Pengangkatan Pertama). Yang bersangkutan sudah mengikuti
Diklat Pembentukan Auditor Ahli dan diusulkan persetujuan pengangkatan Auditor kepada
Kepala BPKP pada 20 Oktober 2017 dan disetujui 5 Januari 2018 dengan jabatan Auditor
Pertama, angka kredit 140, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a. Oleh Bagian
Kepegawaian, Sdr. Deni Saputra, S.E. tidak langsung diproses pengangkatan auditornya, namun
diusulkan kenaikan pangkat reguler untuk periode 1 April 2019 dan diterbitkan SK kenaikan
pangkatnya ke Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b TMT 1 April 2019. Karena telah
mengalami mutasi kepangkatan maka Sdr. Deni Saputra tidak dapat diangkat melalui
Pengangkatan Pertama dengan berdasarkan persetujuan Kepala BPKP tanggal 5 Januari 2018
tersebut dan harus diusulkan lagi persetujuan teknisnya yaitu menjadi Pengangkatan
Perpindahan yang salah satu persyaratannya adalah telah lulus sertifikasi pembentukan
auditor/memiliki sertifikat lulus Auditor Ahli dan masa berlaku persetujuan teknis telah
kadaluwarsa (telah lebih dari 12 bulan).

Catatan:
1) Calon Auditor yang mengalami mutasi unit kerja juga tidak dapat diangkat melalui
Pengangkatan Pertama.
2) Apabila setelah ada Persetujuan Teknis Kepala BPKP terjadi mutasi kepangkatan atau unit
kerja maka harus diusulkan lagi dan termasuk kriteria Pengangkatan Perpindahan.
3) Pengangkatan Perpindahan mensyaratkan harus memiliki sertifikat lulus Pembentukan
Auditor Ahli/Sertifikasi Auditor Pertama.
4) Masa berlaku surat persetujuan teknis adalah 12 (dua belas) bulan sejak tanggal
diterbitkan.

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 35
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

9. Permasalahan yang Sering Ditanyakan

a Permasalahan
• CPNS yang pada saat rekruitmen formasi Auditor dan sudah diangkat menjadi PNS
serta telah lulus uji kompetensi apakah langsung dapat diangkat dalam jabatan JFA?

Penjelasan
• CPNS yang berasal dari formasi jabatan fungsional setelah diangkat sebagai PNS
dan telah mengikuti dan lulus uji kompetensi, paling lama 1 (satu) tahun wajib
diangkat dalam jabatan fungsional, namun terlebih dahulu harus mendapatkan
persetujuan teknis pengangkatan dalam JFA terlebih dahulu dari Instansi Pembina
(Pimpinan APIP membuat usulan kepada BPKP selaku Instansi Pembina JFA).
(Sumber data: Permenpan RB Nomor 13 Tahun 2019 tentang Pengusulan,
Penetapan, dan Pembinaan Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil).

b Permasalahan
• Seorang PNS dalam SK CPNS dan SK Pengangkatan PNSnya tercantum jabatannya
adalah Auditor. Apabila PNS tersebut belum diangkat dalam JFA, ketika naik pangkat
berikutnya apakah jabatannya tetap tercantum Auditor?

Penjelasan
• Bagi CPNS yang saat ini telah diangkat menjadi PNS dan belum diangkat dalam
jabatan fungsionalnya dan belum mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan
fungsional agar diangkat dalam jabatan fungsional sesuai dengan formasi jabatannya
saat melamar CPNS dan Pejabat fungsional yang belum mengikuti dan/atau tidak lulus
pendidikan dan pelatihan fungsional tidak diberikan kenaikan jenjang satu tingkat
lebih tinggi.

(Sumber data: Permenpan RB Nomor 13 Tahun 2019 tentang Pengusulan, Penetapan,


dan Pembinaan Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil)

c Permasalahan
• Untuk CPNS yang Pada saat rekruitmen formasi Auditor, apakah pengangkatan ke
dalam JFA harus memiliki pengalaman paling kurang 2 (dua) tahun di unit APIP.

Penjelasan
• CPNS dengan formasi Auditor setelah diangkat sebagai PNS dan telah mengikuti
dan lulus uji kompetensi, paling lama 1 (satu) tahun wajib diangkat dalam jabatan
fungsional, tanpa persyaratan paling kurang 2 tahun di unit APIP.

(Sumber data: Permenpan RB Nomor 13 Tahun 2019 tentang Pengusulan,


Penetapan, dan Pembinaan Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil).

36 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

d Permasalahan
• Untuk PNS dari unit kerja selain unit pengawasan dan ingin beralih menjadi Auditor
apakah dapat diangkat dalam jenjang jabatan auditor sesuai dengan pangkat
terakhirnya?

Penjelasan
• Untuk PNS dari unit kerja selain unit pengawasan dapat diangkat ke dalam JFA
melalui Pengangkatan Perpindahan atau melalui Inpassing. Apabila yang
bersangkutan diangkat melalui Perpindahan maka diangkat ke dalam JFA sesuai
sertifikasi Auditor yang dimiliki, sedangkan apabila yang bersangkutan diangkat ke
dalam JFA melalui Inpassing dapat diangkat sesuai dengan pangkat terakhir yang
dimiliki dengan memenuhi persyaratan antara lain:
1) Mengikuti dan lulus uji kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang telah
disusun oleh Instansi Pembina.
2) Memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang Jabatan Fungsional
yang akan diduduki paling kurang 2 (dua) tahun.
3) Tersedia formasi untuk JF yang akan diduduki.

(Sumber data: Permenpan RB Nomor 13 Tahun 2019 tentang Pengusulan,


Penetapan, dan Pembinaan Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil).

B. REKOMENDASI KEBUTUHAN JFA


1. Dasar Hukum dan Pembangunan Nomor PER-709/K/JF/2009
tentang Pelaksanaan Pengangkatan, Kenaikan
Peraturan yang terkait dengan rekomendasi Jabatan/Pangkat, Pembebasan Sementara,
pengangkatan adalah sebagai berikut:
Pengangkatan Kembali, dan Pemberhentian
a. Peraturan Menteri Negara Pendayagu- Dalam dan Dari Jabatan Fungsional Auditor.
naan Aparatur Negara Nomor PER/220/M.
f. Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-1633/K/
PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Audi-
JF/2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan
tor dan Angka Kreditnya.
Pengangkatan dan Sertifikasi Pejabat Struktural
b. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur ke dalam jabatan Fungsional Auditor.
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 51
Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan 2. Penjelasan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
a. Pengangkatan sebagai Auditor dilakukan setelah
Negara Nomor PER/220/M.PAN/7/2008
mendapat persetujuan teknis secara tertulis
tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka
dari Instansi Pembina dalam bentuk surat per-
Kreditnya.
setujuan yang ditandatangani oleh Kepala BPKP.
c. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
b. Persetujuan teknis secara tertulis dari Instansi
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13
Pembina dalam bentuk surat persetujuan yang
Tahun 2019 tentang Pengusulan, Penetapan,
ditandatangani oleh Kepala BPKP merupakan
dan Pembinaan Jabatan Fungsional Pegawai
pertimbangan teknis yang meliputi kesesuaian
Negeri Sipil.
pangkat, jenjang jabatan, dan besaran angka
d. Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara kredit dengan ketentuan yang berlaku.
dan Reformasi Birokrasi Nomor B/365/M.
c. Masa berlaku surat persetujuan tersebut adalah
SM.02.03/2019 tentang Pemberlakuan
12 (dua belas) bulan sejak tanggal diterbitkan
Pengaturan Jabatan Fungsional sesuai Peraturan
Menteri PANRB Nomor 13 tahun 2019 tentang d. Apabila masa 12 (dua belas) bulan sejak tang-
Pengusulan, Penetapan dan Pembinaan Jabatan gal diterbitkan terlewati, calon auditor belum
Fungsional Pegawai Negeri Sipil. diangkat ke dalam jabatan Auditor, maka harus
diajukan persetujuan kembali.
e. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 37
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

3. Permasalahan yang Sering Ditanyakan

a Permasalahan
• CPNS formasi Auditor yang sudah diangkat menjadi PNS dan telah mengikuti diklat
pembentukan serta lulus sertifikasi Auditor Ahli apakah dapat diangkat ke dalam JFA
melalui SK Pejabat Pembina Kepegawaian tanpa ada penerbitan Persetujuan teknis
dari BPKP?
Penjelasan
• Pengangkatan ke dalam JFA bagi PNS formasi Auditor dilakukan setelah mendapat
persetujuan teknis secara tertulis dari instansi Pembina.

(Sumber data: Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor


PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya)

b Permasalahan
• Seorang PNS telah memperoleh Surat Persetujuan Pengangkatan dalam JFA dari
Instansi Pembina pada tanggal 4 Maret 2019 dengan jabatan Auditor Pertama, angka
kredit sebesar 156,78 per 31 Desember 2018, pangkat Penata Muda Tk.I (III/b). PNS
tersebut belum diangkat dalam JFA oleh PPK, tetapi telah memperoleh kenaikan
pangkat setingkat lebih tinggi, yaitu Penata (III/c) TMT 1 April 2019. Apabila PNS
tersebut diangkat dalam JFA oleh PPK, apakah harus mengajukan Usulan
Pengangkatan dalam JFA dengan pangkat yang baru?
Penjelasan
• PNS tersebut tidak perlu mengajukan Usulan Pengangkatan dalam JFA yang baru
selama Surat Persetujuan Pengangkatan dalam JFA masih berlaku.
• Untuk pengangkatan reguler, PNS tersebut dapat diangkat dalam jabatan Auditor
Pertama dengan pangkat Penata (III/c), dengan angka kredit sesuai dengan yang
tercantum pada lampiran Surat Persetujuan Pengangkatan dalam JFA.

38 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

C. PEMBERIAN TUNJANGAN JFA


1. Dasar Hukum c) Pemberian tunjangan Auditor dibebankan
kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja
a) Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2014 ten- Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja
tang tunjangan JFA.
Daerah sesuai dengan status kepegawaian
b) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur masing masing Pejabat Fungsional Auditor.
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 d) Pemberian tunjangan Auditor dihentikan
Tahun 2019 tentang Pengusulan, Penetapan, apabila Pegawai Negeri Sipil yang ditugaskan
dan Pembinaan Jabatan Fungsional Pegawai secara penuh dalam Jabatan Fungsional
Negeri Sipil. Auditor diangkat dalam jabatan struktural atau
jabatan fungsional lain atau karena hal lain
2. Penjelasan yang mengakibatkan pemberian tunjangan
dihentikan sesuai dengan ketentuan peraturan
a) Tunjangan Jabatan Fungsional Auditor adalah
perundang-undangan.
tunjangan jabatan fungsional yang diberikan
kepada Pegawai Negeri Sipil yang diangkat e) Pembayaran tunjangan Auditor diberikan sejak
dan ditugaskan secara penuh dalam Jabatan diterbitkannya Surat Pernyataan Melaksanakan
Fungsional Auditor sesuai dengan ketentuan Tugas/Surat Pernyataan Menduduki Jabatan/
peraturan perundang undangan. Berita Acara Pelantikan.
b) Kepada Pegawai Negeri Sipil yang diangkat f) Besarnya tunjangan Auditor tercantum dalam
dan ditugaskan secara penuh dalam Jabatan Lampiran Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun
Fungsional Auditor, diberikan tunjangan Auditor 2014, dengan rincian sebagai berikut:
setiap bulan.

Tabel 3.5
Besaran Tunjangan Auditor Berdasarkan Jenjang Jabatan

Jenjang Jabatan Fungsional Besarnya Tunjangan


No.
Auditor (Rp)

1 Auditor Utama 1.400.000,00

2 Auditor Madya 1.100.000,00

3 Auditor Muda 700.000,00

4 Auditor Pertama 450.000,00

5 Auditor Penyelia 500.000,00

6 Auditor Pelaksana Lanjutan 400.000,00

7 Auditor Pelaksana 300.000,00

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 39
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

3. Permasalahan yang Sering Ditanyakan

a Permasalahan
• Apakah awal periode PNS yang sudah diangkat ke dalam JFA dapat diberikan
tunjangan JFA-nya?

Penjelasan
• PNS yang sudah diangkat ke dalam JFA akan menerima tunjangan JFA sejak yang
bersangkutan diangkat ke dalam JFA sesuai SK pengangkatan ke dalam JFA, yang
ditandatangani Pejabat Pembina Kepegawaian.

(Sumber data: PP nomor 5 Tahun 2014 tentang Tunjangan JFA)

b Permasalahan
• Apakah pembayaran tunjangan JFA menjadi beban Keuangan Daerah?

Penjelasan
• Pembayaran tunjangan JFA menjadi beban anggaran negara/APBN dan melekat pada
pembayaran gaji setiap bulan.

(Sumber data: PP Nomor 5 Tahun 2014 tentang Tunjangan JFA)

40 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
BAGIAN IV
PENGEMBANGAN JFA
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

BAGIAN IV
PENGEMBANGAN JFA
A. ORGANISASI PROFESI JFA
1. Dasar Hukum
Peraturan yang terkait dengan pengembangan JFA adalah sebagai berikut:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Aparatur Sipil Negara, pada Pasal 101
Paragraf 15 tentang Organisasi Profesi.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pada Pasal 52,
53, dan 55.
c. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 13 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional, pada Pasal 70.
d. Akta Pendirian AAIPI.
e. Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia.

2. Penjelasan
a. Uraian
1) Organisasi Profesi adalah organisasi yang diakui dan ditetapkan oleh Instansi Pembina untuk pengemban-
gan profesionalisme dan pembinaan penerapan kode etik, serta kode perilaku profesi JFA.
2) Pejabat Fungsional wajib menjadi anggota organisasi profesi JF.
3) Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (disingkat AAIPI) dibentuk pada tanggal 30 November 2012,
dengan susunan Dewan Pengurus Nasional (DPN) yang dikukuhkan oleh Wakil Presiden RI pada tanggal
19 Desember 2012.
4) Anggota AAIPI adalah perseorangan dan unit kerja APIP (struktural, auditor, dan P2UPD), yang memenuhi
persyaratan keanggotaan dan mengikat dirinya dengan organisasi AAIPI, terdiri atas Anggota Biasa dan
Anggota Luar Biasa/Kehormatan. Setiap anggota berhak mendapatkan kartu tanda anggota AAIPI, sesuai
dengan status keanggotaannya.
Tabel 4.1.
Uraian Hak dan Kewajiban Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa AAIPI

Anggota Hak Kewajiban


Anggota 1. Memperoleh perlakuan yang sama dari 1. Menjunjung tinggi nama, citra, dan
Biasa organisasi; kehormatan organisasi dan profesi;
2. Mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul 2. Menaati dan melaksanakan Anggaran Dasar
dan atau saran serta mengajukan pertanyaan dan Anggaran Rumah Tangga, Kode Etik,
baik secara lisan maupun tertulis; Standar Profesi, serta semua peraturan
3. Memperoleh kesempatan yang sama untuk perundang-undangan dan keputusan
mengikuti kegiatan dan pendidikan dari organisasi yang berlaku;
organisasi;
3. Bekerja sama dengan sesama anggota yang
4. Mendapatkan pembelaan dan perlindungan
lain;
secara bertanggung jawab;
4. Melaksanakan tugas yang dipercayakan
5. Mengajukan banding apabila berkeberatan
organisasi;
atas sanksi yang dikenakan;
6. Setiap anggota biasa perseorangan
5. Memelihara dan meningkatkan kompetensi;
mempunyai hak memilih dan dipilih; 6. Membayar iuran dan kewajiban keuangan
7. Seluruh unit kerja APIP sebagai anggota biasa lainnya sesuai dengan ketentuan yang
mempunyai hak suara proporsional untuk berlaku.
memilih yaitu setiap 25 anggota di unit APIP
mempunyai hak satu suara; dan
8. Dalam hal satu unit APIP mempunyai anggota
kurang dari 25 Anggota, hanya mempunyai
hak satu suara.

Anggota Mengeluarkan pendapat, mengajukan usulan,


Luar saran atau pertanyaan, baik secara lisan maupun
Biasa tertulis kepada Pengurus, mengikuti semua
kegiatan organisasi, tetapi tidak mempunyai hak
memilih dan dipilih menjadi Pengurus.

42 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

b. Prosedur Pengajuan Kartu Tanda Anggota NIP, dan jabatan.


AAIPI 3) Bidang Organisasi dan Administrasi Sekretariat
1) Pimpinan Unit APIP K/L/D mengajukan pendaft- Manajemen Eksekutif AAIPI melakukan verifi-
aran melalui surat usulan keanggotaan yang kasi atas usulan keanggotaan AAIPI Pusat dan
ditujukan kepada Kepala Pusbin JFA selaku Di- Wilayah.
rektur Eksekutif AAIPI melalui alamat kantor 4) Berdasarkan hasil verifikasi, Bidang Organisasi
Pusbin JFA BPKP, faksimile, e-mail, atau website: memproses pembuatan dan pencetakan kartu
www.aaipi.or.id. anggota AAIPI.
2) Surat usulan keanggotaan dengan menyertakan 5) Kartu anggota dikirimkan ke unit APIP terkait.
informasi nama calon anggota (disertai gelar),

B. PENERAPAN KODE ETIK DAN ATURAN PERILAKU


1. Dasar Hukum intern pemerintah.
Peraturan yang terkait dengan penerapan Kode Etik 5) Penerapan KE-AIPI telah ditetapkan
dan Aturan Perilaku JFA adalah sebagai berikut: pemberlakuannya secara resmi dengan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
a. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 9
2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Tahun 2016 tentang Kode Etik AAIPI.
Pemerintah; Pasal 52, 53, dan 55.
b. Implementasi Kode Etik Auditor Intern
b. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 13 Tahun
2019 tentang Jabatan Fungsional; Pasal 70. Pemerintah
c. Anggaran Rumah Tangga AAIPI. Tugas dan tanggung jawab terkait dengan
pelaksanaan pemantauan penerapan KE-AIPI
d. Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia. adalah sebagai berikut.
1) Pimpinan unit kerja Auditor:
2. Penjelasan
a) Melakukan internalisasi penerapan kode
a. Uraian etik pada unit di lingkungan kerjanya
1) Kode Etik adalah pernyataan tentang prinsip secara berkala.
moral dan nilai yang digunakan oleh auditor b) Memberikan contoh penerapan kode
sebagai pedoman tingkah laku dalam etik pada unit di lingkungan kerjanya
melaksanakan tugas audit intern. dalam berperilaku sehari-hari.
2) Kode Etik Auditor Intern Pemerintah c) Melakukan pengawasan penerapan kode
Indonesia (disingkat KE-AIPI) disusun etik terhadap pegawai di unitnya.
sebagai pedoman perilaku bagi auditor
d) Memberikan dukungan terhadap pe-
intern pemerintah dalam menjalankan tugas
mantauan penerapan kode etik di
dan tanggung jawabnya dan bagi pimpinan
lingkungan kerjanya.
APIP dalam mengevaluasi perilaku auditor
intern pemerintah. e) Memanfaatkan dan menindaklanjuti ha-
sil pemantauan penerapan kode etik da-
3) KE-AIPI berlaku bagi auditor dan pejabat
lam rangka meningkatkan pengendalian
yang mempunyai ruang lingkup, tugas,
intern di lingkungan kerjanya.
tanggung jawab, dan wewenang untuk
melakukan pengawasan intern pada instansi f) Memberikan sanksi moral atau tindakan
pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain pembimbingan dengan bijak terhadap
yang di dalamnya terdapat kepentingan pelanggaran kode etik.
negara sesuai dengan peraturan perundang- g) Membentuk tim pelaksana pemantauan
undangan. dalam hal belum terdapat unit pelaksana
4) KE-AIPI meliputi dua komponen dasar, yaitu: pemantauan tersendiri.
1) Prinsip etika yang relevan dengan profesi 2) Pelaksana Pemantauan
dan praktik pengawasan intern pemerintah, a) Memberikan contoh penerapan kode
dan 2) Aturan perilaku yang menggambarkan etik pada unit kerja Auditor di lingkungan
norma perilaku yang diharapkan bagi kerjanya dalam berperilaku sehari-hari.
auditor intern pemerintah dalam memenuhi
tanggung jawab profesionalnya. Aturan b) Menyusun rencana kerja pemantauan
ini membantu untuk menafsirkan prinsip penerapan kode etik, termasuk memilih
dalam penerapan praktis dan dimaksudkan objek pemantauan dan menentukan
sebagai pedoman perilaku etis bagi auditor jadwal pelaksanaan pemantauan, serta

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 43
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

menentukan penggunaan metode/ Laporan hasil pemantauan penerapan kode


perangkat pemantauan penerapan kode etik yang telah disusun oleh pelaksana
etik. pemantauan wajib disampaikan kepada
c) Melaksanakan pemantauan penerapan pimpinan unit kerja Auditor atau unit
kode etik pada unit audit intern masing- yang dipantau dan ditembuskan kepada
masing dengan menggunakan perangkat pimpinan pelaksana pemantauan segera
pemantauan sebagaimana diatur dalam setelah laporan selesai, selambat-lambatnya
pedoman ini, namun tidak menutup lima hari kerja setelah tugas pemantauan
kemungkinan bahwa perangkat dilakukan.
pemantauan dapat dikembangkan
Laporan hasil pemantauan disusun dalam
berdasarkan kondisi pada saat
bentuk bab dan setidaknya memuat:
pelaksanaan pemantauan.
(a) Cover Judul.
d) Menyusun dan menyampaikan laporan (b) Daftar lsi.
kepada pimpinan unit kerja Auditor yang (c) Ringkasan Hasil Pemantauan.
dipantau. Dalam hal ditemukan indikasi (d) Dasar Hukum.
pelanggaran etika yang berat, laporan (e) Tujuan Pemantauan.
ditembuskan kepada Komite Kode Etik (f) Ruang Lingkup Pemantauan.
AIPI. (g) Metode Pemantauan.
e) Melakukan evaluasi terhadap peman- (h) Gambaran Umum.
tauan penerapan kode etik yang telah (i) Uraian Hasil Pemantauan.
dilakukan pada masing-masing unit Au- (j) Hal-hal Lain yang Perlu Diungkapkan
ditor. (jika ada).
3) Penyampaian Laporan Hasil Pemantauan (k) Lampiran (jika ada).

3. Permasalahan yang Sering Ditanyakan

a Permasalahan
• Apakah SK Kepengurusan AAIPI Wilayah dapat diperhitungkan angka
kreditnya?
Penjelasan
• Dapat dinilai angka kreditnya sepanjang dilengkapi bukti keaktifan
kepengurusan (daftar hadir rapat/ notulen/undangan), Angka kredit tersebut
termasuk dalam Unsur Penunjang dengan nilai sebesar 0,5 untuk daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota/Departemen/LPND dan 0,75 untuk Nasional serta
sebesar 1 untuk skala Internasional.

b Permasalahan
• P2UPD dan pegawai pelaksana di unit APIP dapat menjadi Anggota AAIPI.

Penjelasan
• Sebagaimana dalam ART AAIPI bahwa anggota AAIPI adalah perorangan dan
unit kerja APIP (struktural, auditor dan P2UPD) yang memenuhi persyaratan
keanggotaan dan mengikat dirinya dengan organisasi AAIPI, namun dengan
terbitnya Permenpan nomor 13 tahun 2019 yang mewajibkan JFT untuk
membentuk organisasi profesi maka P2UPD yang merupakan JFT seharusnya
membentuk organisasi profesi tersendiri.

44 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

C. PENGEMBANGAN KOMPETENSI
1. Dasar Hukum
Peraturan yang terkait dengan pengembangan kompetensi adalah sebagai berikut:
a. Undang undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
c. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pengembangan Kompetensi Pegawai
Negeri Sipil.

2. Uraian Penjelasan
a. Penyusunan Kebutuhan dan Rencana Pengembangan Kompetensi
1) Uraian
a) Kebutuhan dan Rencana Pengembangan Kompetensi merupakan dasar untuk melaksanakan
pemenuhan kompetensi pegawai dalam rangka pengembangan karier pegawai serta menjadi salah
satu dasar bagi pengangkatan Jabatan.
b) Kebutuhan dan Rencana Pengembangan Kompetensi adalah dokumen perencanaan pengembangan
kompetensi tingkat instansi yang ditetapkan oleh PPK untuk 1 (satu) tahun anggaran berikutnya.
c) Pimpinan unit APIP mengusulkan Kebutuhan dan Rencana Pengembangan Kompetensi yang ditetapkan
oleh PPK untuk 1 (satu) tahun anggaran berikutnya.
d) Kebutuhan dan rencana Pengembangan Kompetensi ditetapkan, dilaksanakan, dan dievaluasi
pelaksanaannya oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
e) Kebutuhan dan Rencana Pengembangan Kompetensi yang telah disahkan oleh PPK disampaikan
kepada LAN pada triwulan ketiga tahun anggaran berjalan.
f) Penyusunan kebutuhan dan rencana Pengembangan Kompetensi tingkat instansi dilaksanakan melalui
tahapan:
(1) Inventarisasi jenis kompetensi yang perlu dikembangkan dari setiap PNS.
(2) Verifikasi rencana Pengembangan Kompetensi.
(3) Validasi kebutuhan dan rencana Pengembangan Kompetensi.
g) Inventarisasi jenis kompetensi merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi kebutuhan Pengembangan
Kompetensi bagi setiap PNS dalam organisasi, yang menghasilkan jenis Kompetensi yang perlu
dikembangkan dan jalur Pengembangan Kompetensi. Inventarisasi memerlukan paling sedikit:
(1) Profil PNS.
(2) Data Hasil Analisis Kesenjangan Kompetensi.
(3) Data Hasil Analisis Kesenjangan Kinerja.

2) Prosedur Penyusunan Kebutuhan dan Rencana Pengembangan Kompetensi:


a) Pimpinan APIP menerima Juklak Pemrosesan Kebutuhan dan Rencana Pengembangan Kompetensi
dari Satker Pengelola SDM, dan mendisposisikan kepada Sekretaris.
b) Sekretaris menerima dan meneruskan juklak kepada Pejabat Pelaksana Tugas Kepegawaian dan Umum.
c) Pejabat Pelaksana Tugas Kepegawaian dan Umum:
(1) Menyusun juklak dan juknis inventarisasi jenis kompetensi.
(2) Menyiapkan formulir inventarisasi, analisis kesenjangan kompetensi dan analisis kesenjangan
kinerja.
(3) Menyampaikan ke masing-masing atasan langsung pegawai di lingkungan APIP.
d) Atasan langsung masing-masing pegawai:
(1) Mengisi formulir analisis kesenjangan kompetensi pegawai melalui dialog/wawancara dengan
pegawai untuk mengukur kompetensi pegawai (jika belum ada pengukuran/uji kompetensi dari
asesor) dan membandingkannya dengan standar kompetensinya.
(2) Mengisi formulir analisis kesenjangan kinerja dengan membandingkan hasil penilaian kinerja
pegawai dengan target kinerja jabatan yang diduduki.
(3) Mengisi formulir Inventarisasi Usulan Pengembangan Kompetensi berdasarkan data hasil analisis
kesenjangan kompetensi dan analisis kesenjangan kinerja.
e) Pejabat Pelaksana Tugas Kepegawaian dan Umum menerima formulir Inventarisasi Usulan Pengem-
bangan Kompetensi bersama dokumen pendukung berupa hasil analisis kesenjangan kompetensi dan

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 45
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

analisis kesenjangan kinerja dari para atasan langsung dan meneruskan kepada Sektretaris untuk diko-
reksi.
f) Sekretaris melakukan reviu, Ialu membubuhkan paraf untuk diteruskan kepada Pimpinan APIP K/L/D.
g) Pimpinan APIP K/L/D menetapkan hasil Inventarisasi Usulan Pengembangan Kompetensi, selanjutnya
dikirim ke Satker Pengelola SDM Instansi Pemerintah sebagai bahan untuk penyusunan dokumen
Kebutuhan dan Rencana Pengembangan Kompetensi.
h) Pejabat Pelaksana Tugas Kepegawaian dan Umum wajib melakukan pemutakhiran Pengembangan
Kompetensi bersama unit kerja setiap tahunnya dan wajib mendokumentasikan seluruh formulir
penyusunan kebutuhan dan rencana pengembangan kompetensi.

3) Contoh Format Formulir yang Dibutuhkan dalam Penyusunan Kebutuhan dan Rencana Pengembangan
Kompetensi (dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan)
a) Formulir Inventarisasi Jenis Kompetensi
Inventarisasi Usulan Pengembangan Kompetensi
Nama Pegawai :
NIP :
Jabatan :
Unit Organisasi :
Tahun :

Hasil Identifikasi Kesenjangan Kebutuhan Pengembangan


Kompetensi Kompetensi Waktu
Keterangan
Nama Pemenuhan (JP)
Indikator Bentuk Jalur
Kompetensi

Hasil Identifikasi Kesenjangan Kebutuhan Pengembangan


Kinerja Kompetensi Waktu
Keterangan
Standar Capaian Kinerja yang Pemenuhan (JP)
Bentuk Jalur
Belum Terpenuhi

……………, Januari 20xx

Atasan Langsung

(……………………………)

46 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

b) Formulir Analisis Kesenjangan Kompetensi


ANALISIS KESENJANGAN KOMPETENSI
Nama Pegawai :
NIP :
Jabatan :
Unit Organisasi :
Tahun :

Kesenjangan
Hambatan Kompetensi
Kesenjangan
No. Nama Kompetensi Indikator Pemenuhan (Tidak Keterangan
(Ya/Tidak) Ada/Rendah/
Kompetensi
Sedang/Tinggi)

……………, Januari 20xx

Atasan Langsung

(……………………………)

c) Formulir Analisis Kesenjangan Kinerja

ANALISIS KESENJANGAN KINERJA


Nama Pegawai :
NIP :
Jabatan :
Unit Organisasi :
Tahun :

Tingkat Kesenjangan
Status Pencapaian
No. Sasaran Kinerja (Tidak Ada/Rendah/
(Tercapai/Tidak Tercapai)
Sedang/Tinggi)

…..…………, Januari 20xx

Atasan Langsung

(…….…………………..…)

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 47
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

d) Formulir Profil Pegawai

PROFIL PEGAWAI
Nama Pegawai :
NIP :
Tempat/Tanggal Lahir :
Jabatan :
Unit Organisasi :
Tahun :

Nama
A. Pendidikan Jenjang Pendidikan Bidang Studi/Jurusan
Sekolah/Universitas

B. Riwayat Jabatan Nama Jabatan Instansi/Unit Kerja Periode Jabatan

Riwayat Pengembangan Bentuk dan Jalur


C. Jenis Kompetensi Tahun
Kompetensi Pengembangan

Riwayat Hasil Penilaian


D. Hasil Penilaian Kinerja Tahun
Kinerja

E. Riwayat Angka Kredit Angka Kredit Periode

F. Riwayat Pangkat Pangkat (Golongan) TMT Tanggal dan No. SK

…..…………, tanggal

Pegawai

(…….…………………..…)

b. Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi


1) Uraian
a) Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi PNS adalah upaya untuk pemenuhan kebutuhan kompetensi
PNS dengan standar kompetensi Jabatan dan rencana pengembangan karier.
b) Pelaksanaan Pemenuhan Kompetensi PNS mengacu pada Rencana Pengembangan Kompetensi
tahunan yang ditetapkan PPK.
c) Bentuk pemenuhan kompetensi terdiri atas pendidikan dan pelatihan.
d) Pemenuhan kompetensi pendikan dilakukan dengan pemberian tugas belajar pada pendidikan
formuliral dalam jenjang pendidikan tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
e) Pemenuhan kompetensi pelatihan dilakukan melalui pelatihan klasikal dan pelatihan nonklasikal.
Pelatihan klasikal dilakukan melalui kegiatan yang menekankan pada proses pembelajaran tatap muka

48 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

di dalam kelas. Pelatihan klasikal paling sedikit dapat melalui jalur:


(1) Pelatihan struktural kepemimpinan.
(2) Pelatihan manajerial.
(3) Pelatihan teknis.
(4) Pelatihan fungsional.
(5) Pelatihan sosial kultural.
(6) Seminar/konferensi/sarasehan.
(7) Workshop atau lokakarya.
(8) Kursus.
(9) Penataran.
(10)Bimbingan teknis.
(11)Sosialisasi.
(12)Jalur Pengembangan Kompetensi dalam bentuk pelatihan klasikal lainnya.
f) Bentuk pemenuhan kompetensi pelatihan nonklasikal dilakukan melalui kegiatan yang menekankan
pada proses pembelajaran praktik kerja dan /atau pembelajaran di luar kelas. Pelatihan klasikal paling
sedikit dapat melalui jalur:
(1) Coaching.
(2) Mentoring.
(3) E-learning.
(4) Pelatihan jarak jauh.
(5) Datasering (secondenment).
(6) Pembelajaran alam terbuka (outbond).
(7) Patok banding (benchmarking).
(8) Pertukaran antara PNS dengan pegawai swasta/BUMN/BUMD.
(9) Belajar mandiri (self development).
(10)Komunitas belajar (community of practices).
(11)Bimbingan ditempat kerja.
(12)Magang/praktik kerja.
(13)Jalur Pengembangan Kompetensi dalam bentuk pelatihan nonklasikal lainnya.
g) Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi dalam bentuk pelatihan nonklasikal dapat dilaksanakan
secara:
(1) Mandiri oleh unit kerja penyelenggara pelatihan di Instansi Pemerintah yang terakreditasi.
(2) Bersama dengan instansi pemerintah lain yang memiliki akreditasi untuk melaksanakan pelatihan.
(3) Bersama dengan lembaga penyelenggara pelatihan independen yang terakreditasi.

2) Prosedur Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi


a) Kasubbag Kepegawaian dan Umum merekapitulasi data pengusulan kebutuhan pengembangan
kompetensi, menyesuaikan usulan pengembangan dengan kalender pelatihan dari unit/lembaga
penyelenggara.
b) Kasubbag Kepegawaian dan Umum mengusulkan nama pegawai sebagai peserta pelatihan kepada
pejabat yang berwenang dan membuat konsep surat penugasan kepada Inspektur melalui Sekretaris.
c) Inspektur menerbitkan surat penugasan pegawai sebagai peserta pelatihan.
d) Unit APIP menanggung biaya pelatihan, uang harian, uang transport, dan akomodasi sesuai aturan
yang berlaku.
e) Pegawai menerima surat penugasan sebagai peserta pelatihan.
f) Pegawai mengikuti pelatihan di unit/lembaga penyelenggara pengembangan kompetensi yang telah
ditentukan secara utuh/penuh sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
g) Kasubbag Kepegawaian dan Umum melakukan koordinasi dengan unit/lembaga penyelenggara
untuk melakukan monitoring terhadap pegawai yang mengikuti pelatihan dengan mengisi formulir
monitoring pelaksanaan pengembangan kompetensi.
h) Setelah mengikuti pelatihan pegawai menyusun laporan terkait pelatihan yang telah diikuti dengan
melampirkan sertifikat pelatihan untuk kemudian disampaikan unit kerja pengelola SDM dengan
tembusan kepada Kasubbag Kepegawaian dan Umum.
i) Kasubbag Kepegawaian dan Umum merekap hasil tahapan monitoring dan hasil laporan pelatihan dari
pegawai.

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 49
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

3) Formulir yang dibutuhkan


Formulir Monitoring Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi
Monitoring Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi
Satuan Kerja :

Tempat
Jenis & Jalur Unit/Lembaga Jumlah
No. Nama Pegawai NIP Jabatan dan Kehadiran Keterangan
Pengembangan Penyelenggara JP
Waktu

c. Evaluasi Pengembangan Kompetensi


1) Uraian
a) Evaluasi Pengembangan Kompetensi dilaksanakan untuk menilai kesesuaian antara kebutuhan Kompe-
tensi dengan Standar Kompetensi Jabatan dan pengembangan karier.
b) Evaluasi Pengembangan Kompetensi tingkat instansi dilaksanakan melalui mekanisme penilaian terha-
dap:
(1) Kesesuaian antara Rencana Pengembangan Kompetensi dengan pelaksanaan Pengembangan Kom-
petensi.
(2) Kemanfaatan antara pelaksanaan Pengembangan Kompetensi terhadap peningkatan Kompetensi
dan peningkatan kinerja pegawai.
c) Evaluasi Pengembangan Kompetensi dilakukan oleh Pejabat yang Berwenang dan dilaporkan kepada
PPK.
d) Hasil Evaluasi Pengembangan Kompetensi PNS disampaikan kepada LAN pada triwulan pertama
tahun berikutnya.
e) Evaluasi kesesuaian antara Rencana Pengembangan Kompetensi dengan pelaksanaan Pengembangan
Kompetensi dilakukan melalui evaluasi administratif yaitu mekanisme penilaian yang dilakukan untuk
melihat kesesuaian antara rencana pengembangan kompetensi dengan pelaksanaannya, serta untuk
mengukur kualitas penyelenggaraan program berdasarkan opini peserta. Tujuan dari evaluasi admin-
istratif ini adalah untuk menjadi bahan masukan dalam menyempurnakan rencana pengembangan
kompetensi pada tahun berikutnya.
f) Formulir yang digunakan yaitu formulir Kuesioner Evaluasi Kualitas Program dan formulir Evaluasi
Administratif.

2) Prosedur Evaluasi kesesuaian antara Rencana Pengembangan Kompetensi dengan pelaksanaan


Pengembangan Kompetensi:
a) Kasubbag Kepegawaian dan Umum menyiapkan kuesioner penilaian administratif dan menyebarkan-
nya kepada pegawai yang telah mengikuti pengembangan kompetensi.
b) Pegawai mengisi kuesioner penilaian administratif.
c) Kasubbag Kepegawaian dan Umum menerima laporan pelaksanaan pengembangan kompetensi dan
kuesioner penilaian administratif yang telah diisi dari pegawai.
d) Kasubbag Kepegawaian dan Umum melakukan verifikasi terhadap laporan pelaksanaan pengemban-
gan kompetensi dan kuesioner penilaian administratif yang telah diisi oleh pegawai.
e) Kasubbag Kepegawaian dan Umum mengolah data dan meng-input-nya ke dalam formulir evaluasi
administratif.
f) Kasubbag Kepegawaian dan Umum menyajikan hasil evaluasi administratif pengembangan kompe-
tensi dan melaporkannya kepada Inspektur melalui Sekretaris.

50 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

3) Formulir yang digunakan:


Formulir Evaluasi Administratif
Evaluasi Kesesuaian Rencana dan Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi
Satuan Kerja :

Kesesuaian Rencana dan Pelaksanaan Pengembangan Kompetensi


Kompetensi Bentuk
Nama Jenis Jalur Jadwal dan
No. NIP Jabatan yang telah Pengembangan Penyelenggara Anggaran Jam Pelajaran
Pegawai Pengembangan Pengembangan Waktu
dikembangkan Kompetensi
Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak

3. Permasalahan yang Sering Ditanyakan

Permasalahan
• Cara menyusun standar kompetensi Jabatan Fungsional Auditor.

Penjelasan
• Standar kompetensi auditor harus cukup jelas menjabarkan hal-hal yang
menjadi harapan user untuk dikerjakan. Standar kompetensi ini harus dapat
menjadi acuan dalam menilai kompetensi auditor. Sertifikasi yang selama ini
digunakan sebagai pengakuan atas kompetensi seorang auditor harus
mengacu pada standar kompetensi ini. Yang berwenang menyusun standar
kompetensi auditor adalah BPKP selaku pihak Instansi Pembina Jabatan
Fungsional Auditor di lingkungan BPKP dan instansi pemerintah lainnya kecuali
di lingkungan BEPEKA.
• Saat ini Standar Kompetensi auditor dapat dilihat pada:
1) Peraturan BPKP Nomor PER-211/K/JF/2010 tentang Standar Kompetensi
Auditor.
2) Keputusan Kepala Pusat Pembinaan JFA BPKP Nomor 271/JF/1/2013
tentang Kompetensi Teknis Pengawasan Jabatan Fungsional Auditor.
• Standar kompetensi ini dapat digunakan sebagai dasar dalam mengukur
kompetensi auditor serta sebagai dasar penyusunan/pengembangan program
pendidikan dan pelatihan bagi auditor.

D. PELAKSANAAN TUGAS PENGAWASAN


1. Dasar Hukum
Peraturan yang terkait dengan pelaksanaan tugas pengawasan adalah sebagai berikut:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
b. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan
Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya.
c. Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-211/K/JF/2010 tentang Standar Kompetensi Auditor.
d. Peraturan Kepala BPKP Nomor 11 tahun 2016 tentang Penugasan di lingkungan BPKP.

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 51
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

2. Definisi
a. Pengawasan dalam konteks Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan yang independen dan objektif
untuk menambah nilai dan memperbaiki operasi organisasi yang mencakup kegiatan pemberian keyakinan
(assurance) seperti audit, evaluasi, reviu, pemantauan, dan kegiatan konsultansi (consulting) seperti bimbingan
teknis, asistensi, pendampingan, dan sosialisasi.
b. Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh pejabat yang mempunyai tugas
melaksanakan pengawasan dan yang telah memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Syarat
kompetensi keahlian sebagai auditor dipenuhi melalui keikutsertaan dan kelulusan program sertifikasi.
c. APIP wajib memastikan setiap penugasan pengawasan dilaksanakan oleh tim yang secara kolektif memiliki
kompetensi yang memadai untuk melaksanakan penugasan tersebut. Penugasan pengawasan reguler dilaku-
kan dalam komposisi tim yang terdiri dari Pengendali Mutu, Pengendali Teknis, Ketua Tim, dan Anggota Tim.
d. Kompetensi teknis pengawasan meliputi tujuh bidang kompetensi yaitu:
1) Kompetensi bidang manajemen risiko, pengendalian internal, dan tata kelola sektor publik.
2) Kompetensi bidang strategi pengawasan.
3) Kompetensi bidang pelaporan hasil pengawasan.
4) Kompetensi bidang sikap profesional.
5) Kompetensi bidang komunikasi.
6) Kompetensi bidang lingkungan pemerintahan.
7) Kompetensi bidang manajemen pengawasan.
e. Jika ada penugasan limpah satu tingkat ke bawah maupun ke atas, pada suatu unit kerja tidak terdapat auditor
yang sesuai dengan jenjang jabatannya untuk melaksanakan kegiatan pengawasan, maka auditor lain yang
berada satu tingkat di atas atau satu tingkat di bawah jenjang jabatannya dapat melakukan kegiatan tersebut
berdasarkan penugasan secara tertulis dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan.
Peran dalam Penugasan
Jabatan Pangkat, Golongan Anggota Pengendali Pengendali
Ketua Tim
Tim Teknis Mutu
Auditor Pengatur, II/c
Auditor Pelaksana 
Terampil Pengatur Tk.I, II/d
Auditor Pelaksana Penata Muda, III/a

Lanjutan Penata Muda Tk.I, III/b
Penata, III/c
Auditor Penyelia 
Penata Muda, III/d
Auditor Penata Muda, III/a
Auditor Pertama 
Ahli Penata Muda Tk.I, III/b
Penata, III/c
Auditor Muda 
Penata Muda, III/d
Pembina, IV/a
Auditor Madya Pembina Tk.I, IV/b 
Pembina Utama Muda, IV/c
Pembina Utama Madya, IV/d
Auditor Utama 
Pembina Utama, IV/e

52 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

3. Bagan Penugasan Auditor


Tujuan Organisasi

Tujuan Pengawasan:
Memberikan nilai tambah dan
memperbaiki operasi organisasi

Assurance Activity Consulting Activity

Kompetensi Auditor
Kompetensi Inti
- Bidang Manajemen Risiko, Pengendalian Internal, dan Tata
Kelola Sektor Publik
- Bidang Strategi Pengawasan
- Bidang Pelaporan Hasil Pengawasan
- Bidang Sikap Profesional

Kompetensi Pendukung
- Bidang Komunikasi
- Bidang Lingkungan Pemerintahan

Kompetensi Manajerial
- Bidang Manajemen Pengawasan

4. Permasalahan yang Sering Ditanyakan

a Permasalahan
• Apakah Auditor Madya yang diperankan sebagai anggota tim pada tugas-tugas
pengawasan, tidak dapat dinilai angka kreditnya?

Penjelasan
• Auditor dimungkinkan untuk diperankan setingkat ke atas atau setingkat ke
bawah apabila tidak tersedia auditor dengan jabatan yang dibutuhkan.
Auditor yang diperankan dua tingkat ke bawah, penugasan yang
bersangkutan seharusnya tidak dapat dinilai angka kreditnya, namun untuk
menjaga agar auditor yang bersangkutan tidak diberhentikan dari
jabatannya, maka tetap dinilai angka kreditnya sesuai dengan peran yang
dilaksanakannya.

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 53
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

b Permasalahan
• Tumpang tindih pelaksanaan tugas Auditor sehingga tidak dapat memperoleh
angka kredit maksimal.

Penjelasan
• Pada saat penyusunan PKPT agar menetapkan Rencana Mulai Penugasan
(RMP) dan Rencana Penerbitan Laporan (RPL) sehingga tidak ada tumpang
tindih penugasan, kecuali untuk penugasan yang belum direncanakan
sebelumnya. Penugasan yang tumpang tindih dan harus dilaksanakan
bersamaan dapat dinilai angka kreditnya melalui mekanisme lembur dan
didukung surat keterangan lembur dari pemberi tugas. Jam lembur maksimal
adalah 200 jam per semester atau 400 jam per tahun. Apabila penugasan
tidak didukung dengan surat keterangan lembur, maka atas salah satu surat
tugas tersebut hanya diberikan tambahan waktu 1 jam setiap harinya dan
diperhitungkan sebagai jam lembur.

c Permasalahan
• Kurangnya pemahaman Auditor terhadap tugas limpah ke atas dan ke bawah
dalam pengumpulan angka kredit. Jabatan Auditor tidak diperankan maksimal
dalam kedudukan pada susunan tim audit, sehingga angka kredit yang
didapatkan sangat sedikit dan berpengaruh pada lamanya kenaikan jabatan
Auditor.
Penjelasan
• Pengangkatan dalam JFA agar memperhatikan formasi dan kecukupan beban
kerja sehingga para Auditor dapat memperoleh angka kredit yang cukup untuk
kenaikan jabatan/pangkat berikutnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Auditor dimungkinkan untuk diperankan setingkat ke atas atau setingkat ke
bawah apabila tidak tersedia auditor dengan jabatan yang diinginkan, namun
demikian tugas limpah tersebut tidak dapat dilaksanakan secara terus
menerus. Pemeranan auditor dalam surat tugas sepenuhnya menjadi
kewenangan pemberi tugas.

d Permasalahan
• Masih terdapat penugasan Auditor belum sesuai jabatannya di beberapa
lnspektorat dan penerapan Kode Etik belum dilaksanakan sepenuhnya.

Penjelasan
• Untuk kepentingan pembinaan karier bagi Auditor, pimpinan unit APIP
hendaknya merencanakan penugasan pengawasan minimal 200 HP dalam
satu tahun sedangkan pemeranan dalam penugasan disesuaikan dengan
sertifikasi yang dimiliki. Pusbin JFA dalam melaksanakan salah satu fungsi
pembinaan JFA,yaitu melakukan evaluasi penerapan JFA. Kegiatan yang
dilaksanakan pada saat evaluasi penerapanJFA, termasuk juga evaluasi
terhadap pemeranan auditor dalam penugasan. Dalam evaluasi penerapan
JFA tersebut, pemeranan tugas limpah merupakan salah satu perhatian
dalam evaluasi sehingga dapat diberikan saran perbaikan atas penerapan
JFA. Untuk permasalahan penerapan kode etik, dan evaluasi penerapan Kode
Etik Auditor Intern dapat berkoordinasi dengan Dewan Pengurus Wilayah
(DPW) AAIPI setempat.

54 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

E. PENGUKURAN KINERJA AUDITOR


1. Dasar Hukum
Peraturan yang terkait dengan pengukuran kinerja Auditor adalah sebagai berikut:
a. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tahun 2008 tentang
Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya.
b. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 13 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Jabatan Fungsional.
c. Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN Nomor PER- 1310/K/JF/2008 Nomor 24 Tahun 2008 tanggal
11 Nopember 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya.
d. Perka BPKP Nomor 707/K/JF/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Penilaian Angka Kredit Auditor.
e. Perka BPKP Nomor 708/K/JF/2009 tentang Penilaian dan Penetapan Angka Kredit Auditor.
f. Perka BPKP Nomor 503/K/JF/2010 tentang Prosedur Kegiatan Baku Penilaian dan Penetapan Angka Kredit
Auditor.
g. Surat-surat Edaran Tim Penilai Pusat dan Surat Kepala Pusbin JFA terkait penilaian angka kredit.

2. Prosedur Pengukuran Kinerja Auditor


Kinerja Auditor diukur dengan Angka Kredit. Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau
akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh Auditor yang merupakan penilaian prestasi kerja
sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan, kenaikan jabatan dan/atau pangkat.

Penilaian kinerja Jabatan Fungsional bertujuan untuk menjamin objektivitas pembina Jabatan Fungsional yang
didasarkan pada sistem prestasi dan sistem karier. SKP merupakan target kinerja setiap tahun pejabat fungsional
berdasarkan penetapan kinerja unit kerja yang bersangkutan. Target Angka Kredit dan tugas tambahan sebagai
dasar untuk penyusunan, penetapan dan penilaian SKP.

Hal-hal yang harus dilakukan pada unit APIP untuk melakukan pengukuran kinerja auditor dapat diuraikan berikut
ini:
a. Bentuk Struktur organisasi Tim Penilai Angka Kredit (TPAK) dengan Surat Keputusan Pejabat yang Berwenang
Menetapkan Angka Kredit (PBM-AK)
1) Struktur Organisasi TPAK terdiri dari:
a) Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit.
b) Pejabat Pengusul Angka Kredit.
c) Tim Penilai Angka Kredit.
d) Sekretariat Tim Penilai Angka Kredit.
Sesuai Lampiran I Perka BPKP Nomor 707/K/JF/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Penilaian Angka
Kredit Auditor.

2) Tipe TPAK sesuai Pasal 19 PermenPAN Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 Tahun 2008

Tipe TPAK Tugas Kedudukan


Tim Penilai Pusat Penilaian dan Penetapan Angka Kredit Instansi Pembina yaitu
(PPAK) untuk Auditor Madya pangkat Pusbin JFA, BPKP
Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b
sampai dengan Auditor Utama pangkat
Pembina Utama golongan ruang IV/e

Tim Penilai (Tim Penilai PPAK untuk Auditor Pelaksana pangkat Unit APIP
Unit Kerja/Tim Penilai Pengatur golongan ruang II/c sampai
Instansi/Tim penilai dengan Auditor Penyelia pangkat Penata
Provinsi/Tim Penilai Tingkat I golongan ruang III/d dan Auditor
Kabupaten/ Kota Pertama pangkat Penata Muda golongan
ruang III/a sampai dengan Auditor Madya
pangkat Pembina golongan ruang IV/a

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 55
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

3) Persyaratan Pembentukan Tim Penilai Angka Kredit


a) Unsur Tim Penilai Angka Kredit terdiri dari:
(1) Unsur teknis yang membidangi pengawasan (Auditor atau Struktural bidang teknis pengawasan).
(2) Unsur kepegawaian.
(3) Pejabat fungsional auditor.
b) Jumlah Tim Penilai harus gasal sekurang-kurangnya 7 (tujuh) orang
c) Susunan Keanggotaan Tim Penilai:
(1) Seorang Ketua merangkap anggota.
(2) Seorang Wakil ketua merangkap anggota.
(3) Seorang Sekretaris merangkap anggota dari unsur kepegawaian.
(4) Paling kurang 4 (empat) orang anggota, minimal 2 (dua) orang dari Auditor.
d) Masa jabatan Tim Penilai 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa jabatan berikutnya.
Maksimal 2 kali masa jabatan dan dapat diangkat kembali setelah melampaui masa tenggang waktu
1 (satu) masa jabatan, kecuali untuk Sekretaris (ex officio/sesuai yang menduduki jabatan dari unsur
kepegawaian).
e) Persyaratan teknis:
(1) Menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama dengan jabatan/pangkat auditor yang dinilai.
(2) Memiliki keahlian serta mampu untuk menilai prestasi kerja auditor.
(3) Dapat aktif melakukan penilaian.

4) Kegiatan yang harus dilakukan oleh Tim Penilai Angka Kredit (Tugas dan Fungsi)
a) Membantu Pejabat Pembina Kepegawaian pada Instansi Pembina dalam penilaian dan penetapan
angka kredit.
b) Meneliti kelengkapan dan kebenaran berkas angka kredit yang diajukan oleh Auditor.
c) Melaksanakan penilaian setiap DUPAK.
d) Menandatangani BA-PAK.
e) Menyampaikan berkas dan hasil penilaian kepada Sekretariat Tim Penilai.
f) Menyampaikan laporan kegiatan semesteran kepada Pejabat Yang Berwenang Menetapkan Angka
Kredit.

b. Bentuk Sekretariat Tim Penilai Angka Kredit dengan Surat Keputusan Pejabat yang Berwenang Menetapkan
Angka Kredit (PBM-AK)
1) Persyaratan Pembentukan Sekretariat Tim Penilai Angka Kredit Setempat
a) Sekretariat Tim Penilai bertanggung jawab kepada Ketua Tim Penilai.
b) Sekretariat Tim Penilai dipimpin oleh seorang Sekretaris Tim Penilai yang secara fungsional dijabat
oleh Pejabat yang menangani bidang kepegawaian pada unit kerja APIP Pusat/InspektoratProvinsi/
Kabupaten/Kota (Sekretaris Tim Penilai sekaligus menjadi Ketua Sekretariat Tim Penilai).

2) Yang harus dilakukan oleh Sekretariat Tim Penilai Angka Kredit (Tugas dan Fungsi)
a) Memberikan bantuan teknis dan administratif untuk kelancaran pelaksanaan tugas Tim Penilai dan
Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka kredit.
b) Mengadministrasikan DUPAK Auditor.
c) Meneliti kelengkapan dan kebenaran berkas-berkas yang disyaratkan dalam DUPAK.
d) Menyiapkan bahan yang diperlukan untuk penilaian dan penetapan angka kredit.
e) Menyiapkan undangan rapat dan penyelenggaraan rapat Tim Penilai.
f) Menyiapkan konsep berita acara hasil penilaian tim penilai.
g) Membuat konsep PAK.
h) Menyampaikan PAK dari Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit kepada Pimpinan APIP
yang bersangkutan.
i) Memantau perolehan angka kredit Auditor selama periode tertentu untuk mengetahui apakah seorang
Auditor telah memenuhi persyaratan angka kredit kumulatif minimal untuk kenaikan jabatan/pangkat
atau pembebasan sementara.
j) Memberikan laporan kepada Tim Penilai perihal Auditor yang tidak dapat memperoleh angka

56 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

kredit kumulatif minimal yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat pada waktunya dan
kemungkinan dapat diangkat kembali seorang Auditor, yang sebelumnya dibebaskan sementara dari
jabatan, karena yang bersangkutan telah memenuhi jumlah angka kredit kumulatif minimal yang
ditentukan (Laporan Semester Penilaian dan Penetapan Angka Kredit).

c. Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit melalui Sekretariat TPAK mengumumkan penyampaian
DUPAK secara tepat waktu
1) DUPAK Auditor diterima Sekretariat Tim Penilai Angka Kredit untuk penilaian dan Penetapan Angka
Kredit reguler selambat-lambatnya tanggal 20 Juli untuk penilaian bulan 1 Januari – 30 Juni tahun yang
bersangkutan dan tanggal 20 Januari untuk penilaian bulan 1 Juli – 31 Desember tahun sebelumnya
(Lampiran I Romawi II huruf E point 3. b. Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-503/K/JF/2010).
2) Setiap auditor mengusulkan secara hirarkhi Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) setiap
semester.
3) Penilaian dan penetapan angka kredit Auditor dilakukan paling kurang 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun,
yaitu 3 (tiga) bulan sebelum periode kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil (Pasal 18 PermenPAN Nomor
PER/220/M.PAN/7/2008 tahun 2008).

d. Auditor mengumpulkan DUPAK melalui Sekretariat


1) Keabsahan Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan yang diajukan untuk penilaian dan penetapan angka kredit adalah kegiatan yang diberikan oleh
pihak yang berwenang memberikan tugas serta benar-benar dilaksanakan dan diselesaikan dalam jangka
waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2) Kelengkapan Dokumen DUPAK


a) Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) sesuai formulirat pada Lampiran I & II Peraturan
Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN Nomor PER- 1310/K/JF/2008 Nomor 24 Tahun 2008 tanggal 11
Nopember 2008.
b) Laporan Angka Kredit (LAK) sesuai formulirat pada Lampiran III Peraturan Bersama Kepala BPKP dan
BKN Nomor 1310/K/JF 2008 dan 24 Tahun 2008.
c) Dokumen yang diperlukan dalam penilaian kegiatan sub unsur Pendidikan Sekolah:
(1) Surat Pernyataan Telah Menyelesaikan Pendidikan Sekolah dan Memperoleh Ijazah/Gelar (jika
diperlukan) sesuai formulirat pada Lampiran IV-A Peraturan Bersama Kepala BPKP dan BKN Nomor
1310/K/JF 2008 dan 24 Tahun 2008.
(2) Fotokopi/Softcopy surat ijin mengikuti pendidikan sekolah di luar kedinasan atau surat keputusan
penugasan belajar bagi yang tugas belajar.
(3) Fotokopi/Softcopy ijazah/gelar yang telah diakui secara kedinasan dan telah ditandasahkan oleh
pejabat yang berwenang yaitu pejabat pelaksana fungsi kepegawaian sekurang-kurangnya Pejabat
Eselon IV.
(4) Fotokopi/Softcopy Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional tentang persamaan ijazah, untuk ijazah/gelar yang diperoleh dari luar negeri.
d) Dokumen yang diperlukan dalam penilaian kegiatan sub unsur Pendidikan dan Pelatihan Fungsional
di Bidang Pengawasan serta Memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) atau
sertifikat:
(1) Surat Pernyataan Telah Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Auditor sebagaimana dicontohkan
dalam Lampiran IV-B Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN Nomor PER-1310/K/JF/2008
Nomor 24 Tahun 2008 tanggal 11 Nopember 2008.
(2) Fotokopi/Softcopy Surat Tugas (ST).
(3) Fotokopi/Softcopy Surat Tanda Mengikuti Diklat (Sertifikat Mengikuti Diklat) yang ditandasahkan
oleh pejabat yang berwenang.
e) Dokumen yang diperlukan dalam penilaian kegiatan sub unsur Pendidikan dan Pelatihan Pra Jabatan
(1) Surat Pernyataan Telah Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Pra Jabatan sebagaimana dicontohkan
dalam Lampiran IV-C Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN Nomor PER-1310/K/JF/2008
Nomor 24 Tahun 2008 tanggal 11 Nopember 2008.
(2) Fotokopi/Softcopy Surat Tanda Lulus Diklat Pra Jabatan (Sertifikat Lulus Diklat) yang ditandasahkan

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 57
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

oleh pejabat yang berwenang yaitu pejabat pelaksana fungsi kepegawaian sekurang-kurangnya
Pejabat Eselon IV.
f) Dokumen yang diperlukan dalam penilaian kegiatan sub unsur Pengawasan
(1) Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan (SPMK) Pelaksanaan/ Pengorganisasian dan Pengendalian/
Perencanaan dan Evaluasi Pengawasan sebagaimana dicontohkan pada Lampiran V.
(2) Fotokopi Surat Tugas sebagaimana dicontohkan pada Lampiran II.
(3) Fotokopi Anggaran Waktu Pengawasan sebagaimana dicontohkan pada Lampiran III.
(4) Fotokopi Kartu Penugasan Kegiatan Pengawasan sebagaimana dicontohkan pada Lampiran IV.
(Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN Nomor PER- 1310/K/JF/2008 Nomor 24 Tahun
2008 tanggal 11 Nopember 2008).
(5) Laporan Rekapitulasi Pertanggungjawaban Penggunaan Jam Penugasan Kegiatan Pengawasan
sebagaimana dicontohkan pada Lampiran I Peraturan Kepala BPKP Nomor : PER- 708/K/JF/2009
tanggal 14 Juli 2009.
(6) Surat keterangan pimpinan Unit APIP minimal setingkat Eselon II tentang penggunaan jam lembur,
apabila menggunakan jam lembur sebagaimana dicontohkan pada Lampiran II Peraturan Kepala
BPKP Nomor : PER-708/K/JF/2009 tanggal 14 Juli 2009.
(7) Dokumen yang menunjukkan hasil kegiatan pengawasan:
(a) Dokumen hasil kegiatan pengawasan dapat berupa: laporan hasil kegiatan pengawasan yang
telah disetujui oleh pimpinan Unit APIP, routing slip sebagaimana dicontohkan pada Lampiran
atau Surat Keterangan dari Pimpinan Unit APIP minimal setingkat eselon II yang menyatakan
bahwa kegiatan pengawasan telah selesai dilaksanakan sebagaimana dicontohkan pada
Lampiran III Peraturan Kepala BPKP Nomor : PER-708/K/JF/2009 tanggal 14 Juli 2009.
(b) Dalam hal dokumen berupa routing slip, kegiatan Anggota Tim dan Ketua Tim dapa
dinilai setelah penyerahan konsep laporan kepada Pengendali Teknis; kegiatan
Pengendali Teknis dapat dinilai setelah penyerahan konsep laporan ke Pengendali Mutu;
dan kegiatan Pengendali Mutu dapat dinilai setelah laporan final.
(c) Fotokopi Laporan Pelaksanaan Pembuatan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Ahli dihadapan
penyidik dan atau Laporan Pelaksanaan Sidang di pengadilan yang diketahui oleh sekurang-
kurangnya Pejabat Eselon III yang membawahkan penugasannya untuk kegiatan mendampingi/
memberikan keterangan ahli dalam proses penyidikan dan/atau peradilan kasus hasil
pengawasan yang dilaksanakan oleh Auditor Ahli.
g) Dokumen yang diperlukan dalam penilaian kegiatan sub unsur pengembangan profesi
(1) Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Pengembangan Profesi Auditor sebagaimana dicontohkan
pada Lampiran VI Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN Nomor PER-1310/K/JF/2008
Nomor 24 Tahun 2008 tanggal 11 Nopember 2008.
(2) Bukti Fisik sesuai pada Tabel Jenis, Kriteria Kumulatif, Bukti Fisik dan Pemberian Angka Kredit
Kegiatan Pengembangan Profesi pada Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan Nomor PER-708/K/JF/2009 tanggal 14 Juli 2009.
(3) Surat Pernyataan Orisinalitas karya tulis/karya ilmiah dari penyusun karya tulis/karya ilmiah
sebagaimana dicontohkan pada Lampiran VI, Lembar Rekomendasi dari Tim Penguji Karya Tulis,
Lembar Pengesahan dari Pimpinan unit APIP, dan Lembar Tanda Terima Penyerahan ke Perpustakaan
sebagaimana dicontohkan dalam Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-911/K/JF/2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Pengujian Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pengawasan jika membuat karya
tulis/karya ilmiah di bidang pengawasan yang tidak dipublikasikan.
(4) Surat Keterangan dari penerbit untuk kegiatan menerjemahkan/menyadur buku dan bahan-bahan
di bidang pengawasan yang dipublikasikan dalam bentuk buku sebagaimana dicontohkan pada
Lampiran VII jika menerjemahkan/menyadur buku dan bahan-bahan di bidang pengawasan.
(5) Surat Penugasan dan Laporan/resume hasil studi banding yang diketahui sekurang-kurangnya oleh
Pejabat Eselon III yang membawahi penugasannya jika menjadi peserta studi banding.
(6) Fotokopi/softcopy surat penugasan dan sertifikat untuk kegiatan menjadi narasumber/peserta
konferensi/konggres/workshop.
(7) Fotokopi/softcopy bahan/naskah, Surat Tugas pengumuman/undangan PKS, daftar hadir yang
diketahui oleh pejabat yang berwenang yaitu pejabat pelaksana fungsi kepegawaian sekurang-
kurangnya Pejabat Eselon IV, dan notulen untuk kegiatan menjadi narasumber pelatihan di kantor
sendiri.

58 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

(8) Fotokopi/softcopy surat tugas/pengumuman/undangan PKS, daftar hadir yang diketahui oleh
pejabat yang berwenang yaitu pejabat pelaksana fungsi kepegawaian sekurang-kurangnya Pejabat
Eselon IV, dan notulen untuk kegiatan menjadi Moderator dan Peserta pelatihan di kantor sendiri.
(9) Apabila dalam unit APIP telah dibentuk Satgas PKS, dokumen yang dilampirkan pada SPMK dapat
berupa Laporan Pelaksanaan Kegiatan PKS yang ditandatangani Ketua Satgas PKS dan diketahui
oleh Pimpinan Unit (minimal setingkat Eselon II) sebagaimana dicontohkan pada Lampiran VIII. ST,
daftar hadir dan notulen PKS diadministrasikan oleh Satgas PKS dan tidak perlu dilampirkan.
(10)Fotokopi/softcopy Surat Tugas dan sertifikat mengikuti diklat harus ditandasahkan oleh pejabat
yang berwenang yaitu pejabat pelaksana fungsi kepegawaian sekurang-kurangnya Pejabat Eselon
IV.
(11)Fotokopi/softcopy Surat Tugas dan sertifikat gelar profesi yang ditandasahkan oleh pejabat yang
berwenang yaitu pejabat pelaksana fungsi kepegawaian sekurang-kurangnya Pejabat Eselon IV.
(12)Fotokopi/softcopy rancangan/draft/final Standar Profesi dan Kode Etik Auditor harus
ditandasahkan oleh pejabat yang berwenang yaitu pejabat pelaksana fungsi kepegawaian sekurang-
kurangnya Pejabat Eselon IV dan Fotokopi/softcopy laporan hasil kegiatan penyuluhan/sosialisasi
harus diketahui oleh sekurang-kurangnya Pejabat Eselon III untuk peran serta dalam kegiatan
pengembangan profesi di bidang Standar, Kode Etik dan Organisasi Profesi Pengawasan.
h) Dokumen yang diperlukan dalam penilaian kegiatan sub unsur penunjang tugas pengawasan
(1) Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Penunjang Tugas Auditor sebagaimana dicontohkan pada
Lampiran VII Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN Nomor PER-1310/K/JF/2008 Nomor
24 Tahun 2008 tanggal 11 Nopember 2008.
(2) Bukti Fisik sesuai pada Tabel Jenis, Kriteria Kumulatif, Bukti Fisik dan Pemberian Angka Kredit
Kegiatan Penunjang Pengawasan pada Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan Nomor PER-708/K/JF/2009 tanggal 14 Juli 2009.
(3) Fotokopi/softcopy Surat Tugas dan sertifikat seminar/lokakarya, piagam penghargaan atau tanda
jasa, sertifikat mengikuti diklat dan sertifikat gelar kehormatan harus ditandasahkan oleh pejabat
yang berwenang yaitu pejabat pelaksana fungsi kepegawaian sekurang-kurangnya Pejabat Eselon
IV.
(4) Fotokopi/softcopy SK TPAK dan laporan hasil penilaian angka kredit untuk kegiatan menjadi anggota
Tim Penilai Angka Kredit sebagaimana dicontohkan pada Lampiran IX.
(5) Fotokopi/softcopy piagam penghargaan atau tanda jasa yang ditandasahkan oleh Pejabat yang
berwenang yaitu pejabat pelaksana fungsi kepegawaian sekurang-kurangnya pejabat eselon IV.
(6) Fotokopi/softcopy Surat Tugas dan Laporan mengajar/melatih harus diketahui oleh sekurang-
kurangnya Pejabat Eselon III.
(7) Fotokopi/softcopy Surat Tugas dan sertifikat mengikuti diklat yang ditandasahkan oleh pejabat yang
berwenang yaitu pejabat pelaksana fungsi kepegawaian sekurang-kurangnya pejabat eselon IV.
(8) Fotokopi/softcopy sertifikat gelar kehormatan yang ditandasahkan oleh pejabat yang berwenang
yaitu pejabat pelaksana fungsi kepegawaian sekurang-kurangnya pejabat eselon IV.

3) Ketepatan Waktu Pengajuan DUPAK


DUPAK yang diajukan oleh auditor sesuai periode penilaian dan penetapan (setiap semester) dengan batas
akhir sesuai pengumuman yang disampaikan oleh Pejabat yang berwenang Menetapkan Angka Kredit.

e. Pejabat Pengusul menerima dan meneliti DUPAK dari Auditor dan mengusulkan ke Pejabat yang Berwenang
menetapkan Angka Kredit.
1) Pejabat Pengusul setiap unit APIP disajikan dalam Lampiran pedoman ini.
2) Pejabat Pengusul menerima DUPAK dan dokumen pendukungnya dari Auditor dan meneliti kelengkapan
dokumen pendukungnya tersebut.
3) Pejabat Pengusul mencatat DUPAK yang diterima dalam Buku Agenda. Contoh Buku Agenda Pejabat
Pengusul dapat dilihat pada Lampiran X Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-503/K/JF/2010 Tanggal 13 Juli
2010.
4) Pejabat Pengusul Menandatangani DUPAK yang diajukan oleh Auditor.
5) Pejabat Pengusul menyampaikan DUPAK kepada Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 59
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

melalui Sekretariat Tim Penilai dengan Surat Pengantar/Nota Dinas Pengantar Penyampaian DUPAK.
Contoh Surat Pengantar/Nota Dinas Pengantar Penyampaian DUPAK dapat dilihat pada Lampiran XI
Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-503/K/JF/2010 Tanggal 13 Juli 2010.
6) Pejabat Pengusul mengingatkan Auditor untuk menyampaikan DUPAK setiap semester.

f. Sekretariat Tim Penilai menerima DUPAK dari Pejabat Pengusul dan membantu proses penilaian dan
penetapan angka kredit
1) Sekretariat Tim Penilai menyelenggarakan Buku Agenda setiap saat penerimaan berkas DUPAK, nomor
serta tanggal PAK, sebagaimana tersebut pada Lampiran XII Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-503/K/
JF/2010 Tanggal 13 Juli 2010.
2) Sekretariat Tim Penilai mencatat dalam Routing Slip Penilaian Angka Kredit merupakan lembar pencatat
tahapan yang dilaksanakan dalam penilaian angka kredit yang direkatkan pada Berkas DUPAK. Contoh
Routing Slip dapat dilihat pada Lampiran XIII Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-503/K/JF/2010 Tanggal
13 Juli 2010.
3) Sekretariat Tim Penilai melakukan penelitian pendahuluan atas kelengkapan berkas DUPAK yang
disampaikan, jika terdapat kekurangan dapat meminta Auditor yang bersangkutan untuk melengkapi
dengan batasan waktu tertentu dan dituangkan dalam Daftar Kelengkapan Dokumen Angka Kredit
merupakan lembar pengujian kelengkapan berkas DUPAK, sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran XIV
Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-503/K/JF/2010 Tanggal 13 Juli 2010.
4) Sekretariat Tim Penilai menyerahkan semua berkas DUPAK kepada Tim Penilai.

g. Tim Penilai melakukan penelitian lanjutan berkas penilaian dan memberikan penilaian terhadap DUPAK,
dalam batas waktu antara penyerahan berkas oleh Sekretariat hingga Rapat Penilaian

a. Pendidikan
b. Pengawasan Unsur Utama Komposisi Minimal 80%
c. Pengembangan Profesi
d. Penunjang Unsur Penunjang Komposisi Maksimal 20%

1) Tata Cara Penilaian Angka Kredit


a) Unsur dan Sub Unsur Kegiatan yang dapat dinilai angka kreditnya
Sub Unsur Kegiatan Auditor yang dapat dinilai angka kreditnya serta komposisi minimal yang harus
dipenuhi sesuai Pasal 6 PermenPAN Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tahun 2008, terdiri dari:
b) Jumlah angka kredit minimal yang harus dipenuhi
(1) Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh setiap Pegawai Negeri Sipil untuk
dapat diangkat dalam jabatan dan kenaikan jabatan/pangkat Auditor ditentukan oleh peraturan
terkait (Pasal 13, Lampiran III dan IV PermenPAN Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tahun 2008).
(2) Komposisi jumlah angka kredit kumulatif minimal untuk kenaikan jabatan dan kenaikan pangkat
Auditor diatur dalam Lampiran V – VIII PermenPAN Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tahun 2008.
(3) Auditor yang telah memiliki angka kredit melebihi angka kredit yang telah ditentukan untuk kenaikan
pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan angka kredit kumulatif tersebut dapat diperhitungkan
untuk kenaikan pangkat berikutnya.
(4) Kelebihan angka kredit dari jumlah yang diwajibkan dari unsur pengembangan profesi tidak dapat
diperhitungkan untuk kenaikan pangkat berikutnya. (Ps 14 dan 15 PermenPAN Nomor PER/220/M.
PAN/7/2008 tahun 2008). Tabel Komposisi jumlah angka kredit kumulatif minimal untuk kenaikan
jabatan/pangkat disajikan dalam Lampiran.
c) Jam kerja produktif
(1) Perhitungan jam kerja produktif dalam satu hari kerja bagi unit APIP yang menerapkan 5 hari kerja
dalam 1 minggu adalah 6,5 jam, sedangkan bagi unit APIP yang menerapkan 6 hari kerja dalam 1
minggu adalah 5,5 jam.
(2) Apabila terdapat penugasan kegiatan pengawasan yang bersamaan waktunya (tumpang tindih)
dengan satu atau lebih penugasan kegiatan pengawasan lainnya, maka jumlah jam kerja efektif per
hari secara keseluruhan yang dapat dinilai/diberikan angka kredit dibatasi maksimal 7,5 jam bagi

60 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

yang menerapkan 5 hari kerja dan maksimal 6,25 jam bagi yang menerapkan 6 hari kerja. (SE-01/
D4/JF/2015 tanggal 16 April 2015).
d) Pelaksanaan tugas pengawasan di luar jam kerja (jam lembur)
(1) Kelebihan jam kerja efektif pada penugasan kegiatan pengawasan yang bersamaan waktunya
(tumpang tindih) diperhitungkan sebagai jam lembur, namun tidak diperlukan surat keterangan
lembur (SE-01/D4/JF/2015 tanggal 16 April 2015).
(2) Penugasan yang dilaksanakan pada hari kerja dan melebihi jam kerja produktif (efektif) dapat
diberikan angka kredit yang merupakan jam lembur sepanjang dilengkapi dengan surat keterangan
lembur, dengan perhitungan maksimal 6,5 jam per hari bagi yang menerapkan 5 hari kerja dan
maksimal 5,5 jam per hari bagi yang menerapkan 6 hari kerja (SE-01/D4/JF/2015 tanggal 16 April
2015).
(3) Pimpinan unit APIP dapat menugaskan Auditor untuk melaksanakan lembur, dengan pertimbangan
antara lain:
(a) Adanya perluasan ruang lingkup penugasan.
(b) Pendalaman materi temuan yang membutuhkan tambahan prosedur audit.
(c) Percepatan tenggat waktu penyelesaian laporan penugasam.
(d) Karakteristik lingkungan obyek penugasan.
(e) Kebijakan pimpinan unit APIP
(4) Penugasan yang dilaksanakan pada hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional yang menggunakan
surat keterangan lembur, dapat diberikan angka kredit dengan perhitungan maksimal 6,5 jam bagi
yang menerapkan 5 hari kerja dan maksimal 5,5 jam bagi yang menerapkan 6 hari kerja(SE-01/D4/
JF/2015 tanggal 16 April 2015).
(5) Kelebihan jam kerja efektif dibuktikan dengan surat keterangan lembur yang disahkan oleh
pimpinan unit APIP atau pejabat struktural eselon II sesuai dengan formulirat pada Lampiran II
Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-708/K/JF/2009 Tanggal 14 Juli 2009.
(6) Pemakaian jam lembur dalam enam bulan (satu semester) yang diperhitungkan dalam penilaian
angka kredit paling banyak 200 jam.
e) Satuan angka kredit yang dapat diberikan
(1) Satuan angka kredit yang dapat diberikan sesuai jenjang jabatan dan peran adalah sesuai dengan
Lampiran I dan II PermenPAN Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tahun 2008.
(2) Jika tidak terdapat Auditor yang sesuai dengan jenjang jabatannya untuk melaksanakan kegiatan
Auditor lain yang berada satu tingkat di atas atau satu tingkat di bawah jenjang jabatannya dapat
melakukan kegiatan tersebut berdasarkan penugasan secara tertulis dari pimpinan unit kerja yang
bersangkutan (tugas limpah).
(3) Satuan angka kredit yang diberikan untuk tugas limpah ke atas satu tingkat adalah 80% dari setiap
butir angka kredit pada jabatan yang diduduki.
(4) Satuan angka kredit yang diberikan untuk tugas limpah ke bawah satu tingkat adalah 100% dari
setiap butir angka kredit pada jabatan yang diduduki.
(5) Satuan angka kredit untuk sub unsur pengembangan profesi diberikan sesuai dengan jenis kegiatan
yang dilaksanakan yang diuraikan dalam Lampiran I Romawi I huruf F Perka BPKP Nomor PER-708/K/
JF/2009 tanggal 14 Juli 2009, dan Lampiran I & II PermenPAN Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tahun
2008).

2) Penyelenggaraan Administrasi dan Teknis Penilaian oleh Tim Penilai Angka Kredit
a) Meneliti kelengkapan dan kebenaran DUPAK dan dokumen pendukungnya yang diajukan oleh Auditor
serta menuangkan dalam kertas kerja penilaian penilaian terhadap setiap DUPAK yang dinilai.
b) Menandatangani Berita Acara Penilaian Angka Kredit (BA-PAK).
c) Menyampaikan DUPAK yang telah dinilai dan BA-PAK yang telah ditandatangani serta kertas kerja
penilaian kepada Sekretariat Tim Penilai.
d) Lembar Perhitungan Angka Kredit (LPAK) merupakan lembar untuk mencatat hasil penelitian dan
penilaian atas setiap DUPAK. Contoh LPAK dapat dilihat pada Lampiran XVI Peraturan Kepala BPKP
Nomor PER-503/K/JF/2010 Tanggal 13 Juli 2010.
e) Menandatangani Laporan Semester Pelaksanaan Tugas Tim Penilai.
f) Penilaian angka kredit dilakukan berdasarkan DUPAK yang diserahkan oleh Pejabat Pengusul.

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 61
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

g) Anggota Tim Penilai menilai DUPAK Auditor yang jabatan/pangkatnya sama atau lebih rendah dari
jabatan/pangkat Anggota Tim Penilai tersebut.
h) Jika Anggota Tim Penilai yang turut dinilai dan tidak ada anggota yang jabatan/pangkatnya sama atau
lebih tinggi, Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit dapat mengangkat Anggota Tim Penilai
Pengganti.
i) Ketua Tim Penilai yang dinilai dan jabatan/pangkatnya masih harus dinilai di Tim Penilai Setempat,
maka Ketua Tim Penilai akan dijabat langsung oleh Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit.
j) Hasil penilaian angka kredit yang dilakukan oleh Tim Penilai merupakan keputusan yang diambil dalam
Rapat Pleno Tim Penilai jika tidak diperoleh mufakat.
k) Selama kegiatan penilaian, Auditor tidak diperkenankan untuk memberikan informasi atau tanggapan
lainnya mengenai berkas DUPAK yang bersangkutan tanpa adanya permintaan dari Anggota Tim
Penilai.

h. TPAK menyerahkan hasil penilaian dan kertas kerja penilaian kepada Sekretariat TPAK
Dokumen yang diserahkan berupa:
1) Lembar Perhitungan Angka Kredit (LPAK) merupakan lembar untuk mencatat hasil penelitian dan penilaian
atas setiap DUPAK. Contoh LPAK dapat dilihat pada Lampiran XVI Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-
503/K/JF/2010 Tanggal 13 Juli 2010.
2) Daftar Penjelasan Perbedaan Angka Kredit (DPPAK) merupakan daftar untuk mencatat perbedaan dan
penjelasan atas perbedaan yang terjadi antara hasil penilaian oleh Tim Penilai dengan DUPAK yang
disampaikan. Contoh DPPAK dapat dilihat pada Lampiran XVII Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-503/K/
JF/2010 Tanggal 13 Juli 2010.

i. Sekretariat TPAK membuat konsep BA PAK untuk ditandatangani TPAK.


Berita Acara Penetapan Angka Kredit (BA-PAK) merupakan berita acara pelaksanaan penelitian dan penilaian
dalam rangka penetapan angka kredit berdasarkan hasil keputusan Rapat Pleno Tim Penilai. Contoh BA-PAK
dapat dilihat pada Lampiran XIII Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-707/K/JF/2009 tanggal 14 Juli 2009 dibuat
per masing-masing auditor.

j. Sekretariat membuat konsep PAK untuk diserahkan kepada Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka
Kredit untuk ditandatangani.
Penetapan Angka Kredit (PAK) yang ditandatangani oleh Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit
merupakan lembar penetapan angka kredit berdasarkan hasil penilaian oleh Tim Penilai atas DUPAK yang
diusulkan. Contoh PAK dapat dilihat pada Lampiran XVIII Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-503/K/JF/2010
Tanggal 13 Juli 2010.

k. Sekretariat mendistribusikan PAK yang sudah ditandatangani Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka
Kredit ke Pihak-pihak terkait.
1) PAK asli kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara up. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian/Kepala Kantor
Regional Badan Kepegawaian Negara.
2) PAK tembusan disampaikan kepada.
a) Kepala BPKP up. Pusat Pembinaan JFA.
b) Sekretaris Tim Penilai Auditor yang bersangkutan.
c) Kepala Biro/Badan Kepegawaian Daerah/Bagian Kepegawaian instansi yang bersangkutan.
d) Auditor yang bersangkutan.
e) Pejabat lain yang dipandang perlu.

l. Sekretariat menyusun Laporan Semester Pelaksanaan Tugas Tim Penilai untuk ditandatangani TPAK kepada
Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit.
1) Laporan Semester merupakan ringkasan dari hasil kegiatan penilaian, formulirat laporan sesuai dengan
contoh pada Lampiran XX Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-503/K/JF/2010 Tanggal 13 Juli 2010.
2) Sekretariat Tim Penilai melakukan pemantauan perolehan angka kredit setiap auditor dalam Kartu Angka
Kredit Auditor Contoh Kartu Angka Kredit dapat dilihat pada Lampiran XV Peraturan Kepala BPKP Nomor
PER-503/K/JF/2010 Tanggal 13 Juli 2010.

62 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

3. Flowchart
Diagram 4.1
Alur Kegiatan Pengumpulan, Pengusulan, Penilaian, dan Penetapan Angka Kredit Reguler

Pejabat yang
Sekretariat Tim
Atasan Langsung Pejabat Pengusul Berwenang Tim Penilai Angka
Auditor Penilai Angka
Auditor Angka Kredit Menetapkan Kredit
Kredit
Angka Kredit

Melakukan
Kegiatan dan
Pengumpulan
Bukti Pendukung

Membuat SPMK Reviu SPMK dan


dan dilampirkan Bukti
Bukti Pendukung Pendukung

Mengadministra-
sikan SPMK dan
Bukti Pendukung

Menerima, Penelitian
Penelitian
Menyusun meneliti, dan Lanjutan dan
Menerima DUPAK Pendahuluan
DUPAK menandatangani Penilaian DUPAK
DUPAK
DUPAK

Rapat Tim Penilai

Penelaahan
Konsep PAK dan Tangda tangan
Konsep PAK
Penandatanganan BA-PAK
PAK

PAK Penggandaan dan


Ditandatangani Distribusi PAK

PAK PAK
(Tembusan) (Tembusan)
PAK
(Tembusan)
Pejabat lain yang berkepentingan:
1. Kepala BKN/Kantor Regional BKN (asli)
2. Pimpinan Unit APIP yang bersangkutan (tembusan)
3. Kepala Pusbin JFA (tembusan)
4. …………. sesuai kebutuhan
5. Arsip

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 63
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

Diagram 4.2
Alur Kegiatan Pengumpulan, Pengusulan, Penilaian, dan Penetapan Angka Kredit untuk Keperluan Lain-Lain*)

Pejabat yang
Sekretariat Tim
Atasan Langsung Pejabat Pengusul Berwenang Tim Penilai Angka
Auditor Penilai Angka
Auditor Angka Kredit Menetapkan Kredit
Kredit
Angka Kredit
SK Pelantikan/SK
Hukuman
Disiplin/SK
Pemberhentian/
Surat Cuti/Ijin
Belajar

Membuat SPMK Reviu SPMK dan


dan dilampirkan Bukti
Bukti Pendukung Pendukung

Mengadministra-
sikan SPMK dan
Bukti Pendukung

Menerima, Penelitian
Penelitian
Menyusun meneliti, dan Lanjutan dan
Menerima DUPAK Pendahuluan
DUPAK menandatangani Penilaian DUPAK
DUPAK
DUPAK

Rapat Tim Penilai

Penelaahan
Konsep PAK dan Tanda tangan
Konsep PAK BA-PAK
Penandatanganan
PAK

PAK Penggandaan dan


Pemberhentian Distribusi PAK
Ditandatangani Pemberhentian

PAK PAK
(Tembusan) (Tembusan)
PAK
(Tembusan)
Pejabat lain yang berkepentingan:
1. Kepala BKN/Kantor Regional BKN (asli)
2. Pimpinan Unit APIP yang bersangkutan (tembusan)
3. Kepala Pusbin JFA (tembusan)
4. …………. sesuai kebutuhan
5. Arsip

*) Keperluan lain: untuk Pembebasan Sementara karena ditugaskan secara penuh di luar Jabatan Fungsional
Auditor, dijatuhi hukuman disiplin sedang/berat (PP30/1980), diberhentikan sementara sebagai PNS
berdasarkan PP Nomor 4 tahun 1966, menjalani cuti di luar tanggungan negara, dan menjalani tugas belajar
lebih dari enam bulan.

64 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

Diagram 4.3
Alur Kegiatan Pengumpulan, Pengusulan, Penilaian, dan Penetapan Angka Kredit Pengangkatan Kembali
setelah Ditugaskan Secara Penuh di Luar Jabatan Fungsional Auditor

Pejabat yang
Auditor yang Pejabat Pengusul Pejabat Pembina Berwenang
Pusbin JFA Kepala BPKP
Diberhentikan Angka Kredit Kepegawaian Menetapkan
Angka Kredit

Telah selesai
melaksanakan
tugas sebagai
pejabat
struktural

Menyusun daftar Menerima dan


penugasan meneliti Daftar
dilampirkan Penugasan dan
Bukti Pendukung Bukti Pendukung

Penandatanganan
Surat Usulan Menerima Surat
Pengangkatan Usulan
Kembali ke dalam Pengangkatan
JFA dilampirkan Kembali ke dalam
Daftar Penugasan JFA dan Bukti
dan Bukti Pendukung
Pendukung

Meneliti
Dokumen Usulan
Pengangkatan
Kembali ke dalam
JFA, DUPAK, dan
Bukti Pendukung

Membuat Konsep Penandatanganan


Surat Persetujuan Surat Persetujuan
Pengangkatan Pengangkatan
Kembali ke dalam Kembali ke dalam
JFA termasuk JFA termasuk
Angka Kreditnya Angka Kreditnya

Surat Persetujuan Surat Persetujuan


Pengangkatan Pengangkatan
Kembali ke dalam Kembali ke dalam
JFA termasuk JFA termasuk
Angka Kreditnya Angka Kreditnya

Membuat PAK

Pejabat lain yang berkepentingan:


PAK PAK PAK
1. Kepala BKN (asli)
(Tembusan) (Tembusan) (Tembusan)
2. …………. sesuai kebutuhan
3. Arsip

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 65
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

Diagram 4.4
Alur Kegiatan Pengumpulan, Pengusulan, Penilaian, dan Penetapan Angka Kredit Pengangkatan Kembali
karena Telah Selesai Menjalani Hukuman Disiplin Sedang/Berat (PP 53/2010) atau Tugas Belajar
Lebih Dari Enam Bulan

Pejabat yang
Auditor yang Sekretariat Tim
Pejabat Pengusul Berwenang Tim Penilai
Dibebaskan Penilai Angka
Angka Kredit Menetapkan Angka Kredit
Sementara Kredit
Angka Kredit

Telah selesai
menjalani
Hukuman Disiplin
Sedang/Berat
atau tugas
belajar

Menerima, Penelitian
Penelitian
Menyusun meneliti, dan Lanjutan dan
Menerima DUPAK Pendahuluan
DUPAK menandatangani Penilaian DUPAK
DUPAK
DUPAK

Rapat Tim Penilai

Penandatanganan Membuat Menandatangani


PAK Konsep PAK BA-PAK

PAK Penggandaan dan


Tertandatangani Distribusi PAK

Pejabat lain yang


berkepentingan:
1. Kepala BKN (asli)
PAK PAK PAK
(Tembusan) (Tembusan)
2. …………. sesuai
(Tembusan) kebutuhan
3. Arsip

66 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

Diagram 4.5
Alur Kegiatan Pengumpulan, Pengusulan, Penilaian, dan Penetapan Angka Kredit Pengangkatan Kembali
karena Telah Selesai Menjalani Cuti di Luar Tanggungan Negara atau Selesai Menjalani Pemberhentian
Sementara Sebagai PNS

Pimpinan APIP
Auditor yang
(Pejabat yang Sekretariat Tim
Diberhentikan/ Pejabat Pengusul Tim Penilai Angka Pejabat Pembina
Berwenang Penilai Angka
Dibebaskan Angka Kredit Kredit Kepegawaian APIP
Menetapkan Kredit
Sementara
Angka Kredit

Melapor telah
selesai menjalani Menerima
Membuat dan
Cuti di Luar laporan dan
menandatangani
Tanggungan membuat Surat
SK
Negara/telah Usulan
selesai menjalani
Pengangkatan
Pengangkatan
Pemberhentian Kembali sebagai
Kembali sebagai
Sementara Auditor
Auditor
sebagai PNS

SK
Menerima SK SK Pengangkatan
Pengangkatan Pengangkatan Kembali sebagai
Kembali Kembali sebagai Auditor
sebagai Auditor Auditor

Prosedur
Normal PPAK
sebagai Auditor

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 67
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

4. Lampiran
Berikut adalah Lampiran/tabel terkait pengukuran kinerja auditor:
a. Tabel Pejabat Pengusul, Pejabat Penetap, dan Tim Penilai
Tabel 4.2
Pejabat Pengusul, Pejabat Penetap (Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit), dan Tim Penilai

Jabatan/Pangkat Auditor
Unit Organsasi Pejabat Pengusul Pejabat Penetap Tim Penilai
(Jabatan)
Inspektorat Auditor Pelaksana s.d. Pejabat yang membidangi Inspektur Kabupaten/Kota Tim Penilai Kabupaten/Kota.
Kabupaten/Kota Auditor Penyelia dan Auditor kepegawaian serendah- Bila belum dapat dibemtuk
Pertama s.d. Auditor Madya rendahnya Pejabat Struktural maka dilaksanakan oleh Tim
dengan Pangkat Pembina, Eselon III Penilai Unit Kerja di
golongan ruang IV/a Perwakilan BPKP atau Tim
Penilai Pusat
Auditor Madya dengan Inspekur Kabupaten/Kota Kepala BPKP/Kepala BPKP Tim Penilai Pusat
pangkat Pembina Tingkat I, dapat mendelegasikan
golongan ruang IV/b s.d. kewenangannya kepada
Auditor Utama dengan Pejabat Struktural Eselon I di
pangkat Pembina Utama, Lingkungan BPKP
golongan ruang IV/e
BPKP Pusat Auditor Pelaksana s.d. Pejabat Struktural Eselon III Direktur/Kepala Biro Tim Penilai Unit Kerja
(Kedeputian dan Auditor Penyelia dan Audtor yang membidangi Kepegawaian dan Organisasi
Sekretariat Utama) Pertama s.d. Auditor Madya kepegawaian atau Pejabat
dengan Pangkat Pembina, Struktural Eselon III lainnya
golongan ruang IV/a yang ditunjuk oleh Pejabat
Penetap
Auditor Madya dengan Direktur/Kepala Biro Kepala BPKP/Kepala BPKP Tim Penilai Pusat
pangkat Pembina Tingkat I, Kepegawaian dan Organisasi dapat mendelegasikan
golongan ruang IV/b s.d. kewenangannya kepada
Auditor Utama dengan Pejabat Struktural Eselon I di
pangkat Pembina Utama, Lingkungan BPKP
golongan ruang IV/e
Pusat-Pusat dan Auditor Pelaksana s.d. Kepala Bagian Tata Usaha Kepala Pusat Tim Penilai Unit Kerja
Inspektorat di Auditor Penyelia dan Auditor atau Pejabat Struktural Inspektur
lingkungan BPKP Pertama s.d. Auditor Madya Eselon III lainnya yang
dengan Pangat Pembina, ditunjuk oleh Pejabat
golongan ruang IV/a Penetap

Auditor Madya dengan Kepala Pusat Kepala BPKP/Kepala BPKP Tim Penilai Pusat
pangkat Pembina Tingkat I, Inspektur dapat mendelegasikan
golongan ruang IV/b s.d. kewenangannya kepada
Auditor Utama dengan Pejabat Struktural Eselon I di
pangkat Pembina Utama, Lingkungan BPKP
golongan ruang IV/e
Perwakilan BPKP Auditor Pelaksana s.d. Kepala Bagian Tata Usaha Kepala Perwakilan Tim Penilai Unit Kerja
Auditor Penyelia dan Auditor
Pertama s.d. Auditor Madya
dengan pangkat Pembina,
golongan ruang IV/a

Auditor Madya dengan Kepala Perwakilan Kepala BPKP/Kepala BPKP Tim Penilai Pusat
pangkat Pembina Tingkat I, dapat mendelegasikan
golongan ruang IV/b s.d. kewenangannya kepada
Auditor Utama dengan Pejabat Struktural Eselon I di
pangkat Pembina Utama, Lingkungan BPKP
golongan ruang IV/e

68 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

5. Permasalahan yang Sering Ditanyakan

a Permasalahan
• Berapa jumlah jam kerja efektif per hari?

Penjelasan
• 6,5 jam untuk yang menerapkan 5 hari kerja.
• 5,5 jam untuk yang menerapkan 6 hari kerja.

(Sumber data: Perka BPKP Nomor 708 tahun 2009 Pasal 5 ayat (1))

b Permasalahan
• Apakah pelaksanaan penugasan di luar jam kerja dan hari libur dapat diberikan
angka kreditnya? Bagaimana perhitungannya?

Penjelasan
• Pelaksanaan tugas pengawasan di luar jam kerja (jam lembur) dapat
diperhitungkan angka kreditnya dibuktikan dengan surat keterangan lembur
yang disahkan oleh pimpinan unit APIP atau pejabat struktural eselon II
sesuai dengan formulirat pada Lampiran II Perka BPKP Nomor 708 tahun
2009 Pasal 5 ayat (3).
• Penugasan yang dilaksanakan pada hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional
yang menggunakan surat keterangan lembur, dapat diberikan angka kredit
dengan perhitungan maksimal 6,5 jam bagi yang menerapkan 5 hari kerja
dan maksimal 5,5 jam bagi yang menerapkan 6 hari kerja.
• Pemakaian jam lembur secara keseluruhan dalam satu semester yang dapat
diperhitungkan dalam penilaian angka kredit paling banyak 200 jam.

(Sumber data: Perka BPKP Nomor 708 tahun 2009 Pasal 5 ayat (4) dan Surat
Edaran Nomor 01 tahun 2015)

c Permasalahan
• Apakah Penugasan Pengawasan yang bersamaan waktunya dapat diberikan
angka kredit?
Penjelasan
• Apabila terdapat penugasan kegiatan pengawasan yang bersamaan waktunya
(tumpang tindih) dengan satu atau lebih penugasan kegiatan pengawasan
lainnya, maka jumlah jam kerja efektif per hari secara keseluruhan yang dapat
dinilai/diberikan angka kredit dibatasi maksimal 7,5 jam bagi yang menerapkan
5 hari kerja dan maksimal 6,25 jam bagi yang menerapkan 6 hari kerja.
• Kelebihan jam kerja efektif tersebut di atas diperhitungkan sebagai jam
lembur, namun tidak diperlukan Surat Keterangan Lembur.

(Sumber data: Surat Edaran Nomor 01 Tahun 2015)

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 69
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

d Permasalahan
• Contoh perhitungan angka kredit jika terdapat 2 surat penugasan yang
bersamaan waktu?

Penjelasan
Seorang Auditor mendapat 2 Surat Tugas pengawasan yang bersamaan
waktunya:
• Surat Tugas 1 (10 hari: tanggal 4 s.d. 15 September 2017)
• Surat Tugas 2 (10 hari: tanggal 11 s.d. 22 September2017)
(abaikan hari Sabtu - Minggu untuk mempermudah perhitungan)
• Jumlah Jam yang diakui:
• Surat Tugas 1: 10 hari x 6,5 = 65 jam
• Surat Tugas 2: 5 hari x (7,5-6,5 jam) + (5 hari x 6,5 jam) = 37,5 jam
Angka kreditnya = jam yang diakui x satuan angka kredit sesuai peran/jabatan.

e Permasalahan
• Apakah angka kreditnya dapat diakui jika terdapat surat penugasan yang
bersamaan waktu dengan Pelatihan di Kantor Sendiri (PKS)/Program Pelatihan
Mandiri (PPM)?

Penjelasan
Sesuai Surat Edaran Nomor 01 Tahun 2015 dan Surat Edaran Nomor 352 Tahun
2011, kegiatan PKS dalam satu hari dapat diakui maksimal sebanyak 2 kali kegiatan:
• Apabila dalam satu hari pengawasan bersamaan dengan 1 kegiatan PKS, maka
perhitungan jam kerja pengawasan pada hari yang bersamaan dengan kegiatan
PKS masih diberikan sisa jam kerja sebesar 4,5 jam untuk yang menerapkan 5
hari kerja (jam efektif diperhitungkan 7,5 jam per hari dan jam PKS
diperhitungkan selama 3 jam per kegiatan PKS).
• Apabila dalam satu hari pengawasan bersamaan dengan 2 kegiatan PKS
sekaligus, maka perhitungan jam kerja untuk kegiatan pengawasan pada hari
yang bersamaan dengan PKS tersebut sudah tidak diberikan tambahan sisa jam
untuk kegiatan pengawasan.

f Permasalahan
• Contoh perhitungan angka kreditnya jika terdapat surat penugasan yang
bersamaan waktu dengan satu kali kegiatan Pelatihan di Kantor Sendiri
(PKS)/Program Pelatihan Mandiri (PPM)?
Penjelasan
Seorang Auditor mendapat penugasan pengawasan yang bersamaan waktu
dengan PKS. Misalnya Surat Tugas pengawasan selama 10 hari dari tanggal 4
s.d. 15 September 2017, sedangkan PKS diikuti pada tanggal 5 September 2017
(abaikan hari Sabtu - Minggu untuk mempermudah perhitungan).
• Jumlah jam yang diakui:
• Surat Tugas Pengawasan: 9 hari x 6,5 jam = 58,5 jam + 4,5 jam = 63 jam.

70 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

g Permasalahan
• Contoh perhitungan angka kreditnya jika terdapat surat penugasan yang
bersamaan waktu dengan 2 (dua) kali kegiatan Pelatihan di Kantor Sendiri
(PKS)/Program Pelatihan Mandiri (PPM)?

Penjelasan
Seorang Auditor mendapat penugasan pengawasan yang bersamaan waktu dengan
2 (dua) kegiatan PKS dalam hari yang sama.
Misalnya Surat Tugas pengawasan selama 10 hari dari tanggal 4 s.d. 15 September
2017, sedangkan pada tanggal 5 September 2017 mengikuti 2 kegiatan PKS
(abaikan hari Sabtu - Minggu untuk mempermudah perhitungan).
• Jumlah jam yang diakui:
• Surat Tugas pengawasan: 9 hari x 6,5 jam = 58,5 jam.

h Permasalahan
• Contoh perhitungan angka kreditnya jika terdapat surat penugasan yang
bersamaan waktu dengan diklat.

Penjelasan
Seorang yang mengikuti diklat tatap muka dibebaskan sementara dari penugasan
dan 1 hari Diklat = 10 jam efektif dinilai angka kreditnya sesuai diklat yang diikuti.
Contoh perhitungan jam pengawasannya sebagai berikut:
Seorang Auditor mendapat penugasan pengawasan yang bersamaan waktu
dengan Diklat. Misalnya Surat Tugas pengawasan selama 10 hari dari tanggal
4 s.d. 15 September 2017, sedangkan pada tanggal 11 s.d. 15 September 2017
mengikuti Diklat Audit Kinerja di Ciawi (abaikan hari Sabtu - Minggu untuk
mempermudah perhitungan).

Jumlah jam yang diakui:


Surat Tugas pengawasan: 5 hari x 6,5 jam = 32,5 jam.

i Permasalahan
• Kapan batas akhir penyampaian DUPAK?

Penjelasan
• Selambat-lambatnya tanggal 20 Januari (untuk penilaian bulan Januari), DUPAK
yang disampaikan adalah kegiatan yang telah dilaksanakan dalam periode 1 Juli
sampai dengan 31 Desember.
• Selambat-lambatnya tanggal 20 Juli (untuk penilaian bulan Juli), DUPAK yang
disampaikan adalah kegiatan yang telah dilaksanakan dalam periode 1 Januari
sampai dengan 30 Juni.

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 71
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

j Permasalahan
• Pengajuan angka kreditnya jika terdapat penugasan yang periode kegiatannya
melewati periode DUPAK, misalnya penugasan antara 15 Juni hingga 10 Juli.

Penjelasan
Sesuai Surat Edaran Nomor 352 Tahun 2011, diajukan dan dinilai sebesar
realisasi waktu yang digunakan pada akhir periode DUPAK tersebut.
• Kegiatan 15 Juni – 30 Juni diajukan pada periode DUPAK 1 Januari – 30 Juni.
• Kegiatan 1 Juli – 10 Juli diajukan pada periode DUPAK 1 Juli – 31 Desember.

k Permasalahan
• Dokumen hasil apakah yang harus dilampirkan untuk kegiatan yang belum
selesai atau kegiatan yang sudah selesai namun belum terbit laporannya?

Penjelasan
Sesuai Surat Edaran Nomor 352 Tahun 2011:
• Apabila ada kegiatan yang dokumen hasilnya belum terbit maka harus
dibuatkan surat keterangan dari pejabat penerbit surat penugasan sebagai
pengganti dokumen hasil kegiatan.
• Sedangkan untuk kegiatan pengawasan yang pelaksanaannya melewati
periode DUPAK (periode 1 Januari – 30 Juni atau 1 Juli – 31 Desember)
dokumen hasil kegiatannya menggunakan surat keterangan progres sebagai
pengganti dokumen hasil kegiatan.

l Permasalahan
• Perlakuan atas kegiatan yang tidak diajukan dalam DUPAK yang telah
ditetapkan.

Penjelasan
Sesuai Surat Edaran Nomor 352 Tahun 2011, kegiatan yang tertinggal atau tidak
diajukan dalam DUPAK yang telah dinilai pada periode sebelumnya maka
kegiatan tersebut tidak dapat dinilai kecuali untuk kegiatan penunjang.

72 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

jukkan tingkatan jabatan berdasarkan tingkat


F. KARIER kesulitan, tanggung jawab, dampak, dan per-
syaratan kualifikasi pekerjaan yang digunakan
1. Dasar Hukum
sebagai dasar penggajian.
Peraturan yang terkait dengan karier adalah sebagai c. Pengembangan karier, pengembangan kompe-
berikut: tensi, pola karier, mutasi, dan promosi merupa-
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang kan manajemen karier PNS yang harus dilaku-
Aparatur Sipil Negara. kan dengan menerapkan prinsip sistem merit.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 d. Manajemen karier PNS dilakukan sejak
tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil. pengangkatan pertama sebagai PNS sampai
c. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 dengan pemberhentian.
tentang Badan Pengawasan Keuangan dan e. Riwayat hasil penilaian kinerja merupakan
Pembangunan. informasi mengenai penilaian kinerja yang
d. Peraturan Menteri Negara Pendayagu- dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja
naan Aparatur Negara Nomor PER/220/M. pada tingkat individu dan tingkat unit atau
PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Audi- organisasi dengan memperhatikan target,
tor dan Angka Kreditnya. capaian, hasil, dan manfaat yang dicapai serta
perilaku PNS.
e. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 51 f. Pengembangan karier PNS dilakukan
Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur kinerja, dan kebutuhan Instansi Pemerintah
Negara Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 melalui manajemen pengembangan karier
tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka dengan mempertimbangkan integritas dan
Kreditnya. moralitas.
f. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur g. Pengembangan karier dilakukan oleh PPK
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 melalui manajemen pengembangan karier da-
Tahun 2019 tentang Pengusulan, Penetapan, lam rangka penyesuaian kebutuhan organisasi,
dan Pembinaan Jabatan Fungsional Pegawai kompetensi, dan pola karier PNS.
Negeri Sipil. h. Manajemen pengembangan karier diselengga-
g. Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara rakan di tingkat instansi dan nasional dilaku-
dan Reformasi Birokrasi Nomor B/365/M. kan melalui mutasi dan /atau promosi maupun
SM.02.03/2019 tentang Pemberlakuan penugasan khusus.
Pengaturan Jabatan Fungsional sesuai Peraturan i. Pola karier PNS merupakan pola dasar mengenai
Menteri PANRB Nomor 13 tahun 2019 tentang urutan penempatan dan/atau perpindahan PNS
Pengusulan, Penetapan dan Pembinaan Jabatan dalam dan antar posisi di setiap jenis Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil. secara berkesinambungan.
h. Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-709/K/ j. Pola karier PNS dapat berbentuk horizontal,
JF/2009 tentang Pelaksanaan Pengangkatan, vertikal, dan diagonal.
Kenaikan Jabatan/Pangkat, Pembebasan k. Pola karier horizontal yaitu perpindahan dari
Sementara, Pengangkatan Kembali, dan satu posisi jabatan ke posisi jabatan lain yang
Pemberhentian dalam dan dari Jabatan setara, baik di dalam satu kelompok maupun
Fungsional Auditor. antar kelompok JA, JF, atau JPT.
i. Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-1633/K/ l. Pola karier Vertikal yaitu perpindahan dari satu
JF/2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan posisi jabatan ke posisi jabatan yang lain yang
Pengangkatan dan Sertifikasi Pejabat Struktural lebih tinggi, didalam satu kelompok JA, JF, atau
ke dalam Jabatan Fungsional Auditor. JPT.
m. Pola karier diagonal yaitu perpindahan dari satu
2. Penjelasan posisi jabatan ke posisi jabatan lain yang lebih
Ketentuan Umum tinggi antar kelompok JA, JF, atau JPT.
a. Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen n. Mutasi dilakukan atas dasar kesesuaian antara
ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi PNS dengan persyaratan jabatan,
kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar klasifikasi jabatan dan pola karier, dengan
dengan tanpa membedakan latar belakang memperhatikan kebutuhan organisasi dan
politik, ras, warna kulit, agama, asal-usul, jenis dilakukan dengan memperhatikan prinsip
kelamin, status pernikahan, umur atau kondisi larangan konflik kepentingan.
kecacatan. o. Promosi merupakan bentuk pola karier yang
b. Pangkat merupakan kedudukan yang menun- dapat berbentuk vertikal atau diagonal.

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 73
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

3. Komposisi Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal untuk Kenaikan Jabatan/


Pangkat
Tabel Komposisi jumlah angka kredit kumulatif minimal untuk kenaikan jabatan/pangkat.
Tabel 4.3
Komposisi Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal Untuk Kenaikan Jabatan dan Kenaikan Pangkat Auditor
Terampil Pendidikan Diploma III/Sarjana Muda

JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG/ANGKA KREDIT

NO. UNSUR PERSENTASE PELAKSANA


PELAKSANA PENYELIA
LANJUTAN
II/c II/d III/a III/b III/c III/d III/d*)

Jumlah angka kredit kumulatif minimal 60 80 100 150 200 300

Komposisi angka kredit kumulatif


I. Pendidikan Sekolah 60 60 60 60 60 60
II. ANGKA KREDIT PENJENJANGAN
A. UTAMA
1. Pendidikan dan pelatihan serta
memperoleh surat tanda tamat
≥ 80%
pendidikan dan pelatihan (STTPP) atau
sertifikat
2. Kegiatan Pengawasan 15 30 68 106 182 29
3. Pengembangan Profesi **) 1 2 4 6 10 1
Jumlah A 16 32 72 112 192 30

B. PENUNJANG
Pendukung pelaksanaan kegiatan ≤ 20%
Pelaksanaan Tugas Auditor 4 8 18 28 48
Jumlah II 100% 20 40 90 140 240 30
JUMLAH (I + II) 60 80 100 150 200 300

Tabel 4.4
Komposisi Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal Untuk Kenaikan Jabatan dan Kenaikan
Pangkat Auditor Tingkat Ahli Pendidikan Sarjana (S.1)/Diploma IV

JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG/ANGKA KREDIT

NO. UNSUR PERSENTASE PERTAMA MUDA MADYA UTAMA

III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e IV/e *)

Jumlah angka kredit kumulatif minimal 100 150 200 300 400 550 700 850 1050

Komposisi angka kredit kumulatif:


I. Pendidikan Sekolah 100 100 100 100 100 100 100 100 100
II. ANGKA KREDIT PENJENJANGAN
A. UTAMA
1. Pendidikan dan pelatihan serta
memperoleh surat tanda tamat
≥ 80%
pendidikan dan pelatihan (STTPP)
atau sertifikat
2. Kegiatan Pengawasan 37 74 146 218 323 428 533 663 53
3. Pengembangan Profesi **) 3 6 14 22 37 52 67 97 7
Jumlah A 40 80 160 240 360 480 600 760 60

B. PENUNJANG
Pendukung pelaksanaan kegiatan ≤ 20%
Pelaksanaan Tugas Auditor 10 20 40 60 90 120 150 190
Jumlah II 100% 50 100 200 300 450 600 750 950 60
JUMLAH (I + II) 100 150 200 300 400 550 700 850 1050

74 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

Tabel 4.5
Komposisi Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal Untuk Kenaikan Jabatan dan Kenaikan
Pangkat Auditor Tingkat Ahli Pendidikan Pasca Sarjana (S.2)

JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG/ANGKA KREDIT

NO. UNSUR PERSENTASE PERTAMA MUDA MADYA UTAMA

III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e IV/e *)

Jumlah angka kredit kumulatif minimal 100 150 200 300 400 550 700 850 1050

Komposisi angka kredit kumulatif:


I. Pendidikan Sekolah 100 100 100 100 100 100 100 100 100
II. ANGKA KREDIT PENJENJANGAN
A. UTAMA
1. Pendidikan dan pelatihan serta
memperoleh surat tanda tamat
≥ 80%
pendidikan dan pelatihan (STTPP)
atau sertifikat
2. Kegiatan Pengawasan 37 74 146 218 323 428 533 663 53
3. Pengembangan Profesi **) 3 6 14 22 37 52 67 97 7
Jumlah A 40 80 160 240 360 480 600 760 60

B. PENUNJANG
Pendukung pelaksanaan kegiatan ≤ 20%
Pelaksanaan Tugas Auditor 10 20 40 60 90 120 150 190
Jumlah II 100% 50 100 200 300 450 600 750 950 60
JUMLAH (I + II) 100 150 200 300 400 550 700 850 1050

Tabel 4.6
Komposisi Jumlah Angka Kredit Kumulatif Minimal untuk Kenaikan Jabatan dan Kenaikan Pangkat Auditor
Tingkat Ahli Pendidikan Doktor (S.3)

JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG/ANGKA KREDIT

NO. UNSUR PERSENTASE MUDA MADYA UTAMA

III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e IV/e *)

Jumlah angka kredit kumulatif minimal 200 300 400 550 700 850 1050

Komposisi angka kredit kumulatif:


I. Pendidikan Sekolah 200 200 200 200 200 200 200
II. ANGKA KREDIT PENJENJANGAN
A. UTAMA
1. Pendidikan dan pelatihan serta
memperoleh surat tanda tamat
≥ 80%
pendidikan dan pelatihan (STTPP)
atau sertifikat
2. Kegiatan Pengawasan 72 144 249 354 459 589 53
3. Pengembangan Profesi **) 8 16 31 46 61 91 7
Jumlah A 80 160 280 400 520 680 60

B. PENUNJANG
Pendukung pelaksanaan kegiatan ≤ 20%
Pelaksanaan Tugas Auditor 20 40 70 100 130 170
Jumlah II 100% 100 200 350 500 650 850 60
JUMLAH (I + II) 200 300 400 550 700 850 1050

Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP 75
Gambaran Umum Perencanaan JFA Pengangkatan JFA Pengembangan JFA

4. Syarat Kenaikan Jabatan dan Pangkat


Tabel 4.7
Syarat Kenaikan Jabatan dan Pangkat
Syarat Kenaikan Jabatan dan Pangkat

Kategori Kenaikan Jabatan Kenaikan Pangkat

Jabatan 1 (satu) tahun dalam jabatan terakhir Masih dalam jenjang jabatan yang sama

Pangkat - 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir


Memiliki sertifikat peran sesuai dengan
Sertifikasi -
jabatan
Memenuhi angka kredit kumulatif Memenuhi angka kredit kumulatif
Angka Kredit minimal untuk kenaikan jabatan/pangkat minimal untuk kenaikan pangkat
setingkat lebih tinggi setingkat lebih tinggi
Tidak ada keberatan dari pejabat yang
Rekomendasi -
berwenang secara tertulis
Setiap unsur penilaian pekerjaan dalam Setiap unsur penilaian pekerjaan dalam
SKP/DP3 DP3/SKP sekurang kurangnya baik dalam DP3/SKP sekurang kurangnya baik
1 (satu) tahun terakhir dalam 2 (dua) tahun terakhir
Kenaikan jabatan dapat dilakukan setiap
Kenaikan pangkat bulan April dan
TMT saat setelah semua persyaratan
Oktober
terpenuhi
Formasi Tersedia formasi Tersedia formasi

5. Permasalahan yang Sering Ditanyakan

Permasalahan
• Persyaratan untuk memperoleh kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi.

Penjelasan
• Kenaikan jabatan dan pangkat mempertimbangkan jumlah dan komposisi
Angka Kredit, sertifikasi jabatan Auditor, nilai daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan (DP3), ketersediaan formasi, dan pertimbangan obyektif lainnya dari
pejabat yang berwenang.
• Kenaikan jabatan dapat dipertimbangkan, apabila:
1) Paling singkat telah 1 (satu) tahun dalam jabatan terakhir;
2) Memenuhi jumlah angka kredit kumulatif dan komposisi angka kredit
penjenjangan yang ditentukan untuk kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi;
3) Telah memiliki sertifikat jabatan Auditor sesuai dengan jenjang jabatan yang
akan didudukinya;
4) Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan dalam
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) paling kurang bernilai baik
dalam 1 (satu) tahun terakhir;
5) Kenaikan jabatan harus memperhitungkan perbandingan antara jumlah
Auditor dengan beban kerja yang ada dan ditetapkan melalui surat
keputusan pejabat yang berwenang.

76 Panduan Penerapan Jabatan Fungsional Auditor pada Unit APIP K/L/D


Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor BPKP
PANDUAN PENERAPAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR
PADA UNIT APIP K/L/D

PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR


BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
2021

Anda mungkin juga menyukai