Anda di halaman 1dari 24

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN
DEPUTI MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
BIDANG PENGEMBANGAN DAN RESTRUKTURISASI USAHA

NOMOR : 02/PER/DEP.6/II/2014

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM PUSAT LAYANAN USAHA


TERPADU KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

DEPUTI MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH


BIDANG PENGEMBANGAN DAN RESTRUKTURISASI USAHA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka percepatan peningkatan daya saing,


produktivitas, nilai tambah dan kualitas kerja Koperasi dan
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (KUMKM), diperlukan
dukungan penyediaan jasa layanan pendampingan yang
terpadu bagi KUMKM.
b. bahwa untuk mencapai sebagaimana yang dimaksud pada
huruf a diperlukan Program Pusat Layanan Usaha Terpadu
(PLUT) KUMKM yang dilaksanakan secara berdaya dan
berhasil guna;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan b perlu ditetapkan Peraturan Deputi
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Bidang
Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Program Pusat Layanan Usaha Terpadu
Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4355);

Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 3-4 Kotak Pos 177, 621, 384, Telp. 5204366-74, 52992777, 52992999, 52992885 Fax. 5204383
http://www.depkop.go.id Email:datin@depkop.go.id Jakarta 12940
-1-
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 –
2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
6. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
7. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4866);
8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang
Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 212, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5355);
9. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2012 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 228, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5361);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

Draft Kabid 6.3.3 Asdep 6.3

-2-
12. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 40,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5404);
13. Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 tentang
perubahan kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24
Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas
dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;
14. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana
Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan;
15. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Nomor 01/Per/M.KUKM/I/2010 tentang
Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah Tahun 2010 – 2014;
16. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Nomor 05/Per/M.KUKM/IX/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah;
17. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Nomor 02/Per/M.KUKM/I/2013 tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Pusat Layanan Usaha
Terpadu Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah melalui Tugas Pembantuan Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2013;
18. Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Nomor 09/Per/M.KUKM/XII/2013 tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Pusat Layanan Usaha
Terpadu Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah melalui Tugas Pembantuan Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2014;
19. Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Nomor 02/Per/M.KUKM/II/2014 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Nomor:
09/PER/M.KUMKM/XII/2013 tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Pusat Layanan Usaha Terpadu
Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah melalui
Tugas Pembantuan Kementerian Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah Tahun 2014.

MEMUTUSKAN :
Menetapkan: PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM PUSAT
LAYANAN USAHA TERPADU KOPERASI DAN USAHA
MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH.
Draft Kabid 6.3.3 Asdep 6.3

-3-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Program Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah yang selanjutnya disebut program PLUT-KUMKM
adalah program yang diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi dan
UKM dalam rangka memberikan jasa layanan yang komprehensif dan
terpadu bagi pengembangan usaha Koperasi dan UMKM;
2. PLUT-KUMKM merupakan lembaga yang menyediakan jasa-jasa non-
finansial untuk meningkatkan daya saing, produktivitas, nilai tambah
dan kualitas kerja kinerja KUMKM;
3. Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan
atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para
anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi
aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan
budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian;
4. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah unit usaha sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah;
5. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
6. Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan
oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
menurut asas otonomi daerah dan Tugas Pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
7. Kementerian adalah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia;
8. Menteri adalah Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah;
9. Deputi adalah Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi
Usaha;
10. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya disebut
APBN, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan ditetapkan dengan
undang – undang;

Draft Kabid 6.3.3 Asdep 6.3

-4-
11. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disebut
APBD, adalah suatu Rencana Keuangan Tahunan Pemerintahan
Daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
12. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat kepada
Pemerintah Daerah untuk melaksanakan tugas tertentu dengan
kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan
pelaksanaannya kepada yang menugaskan;
13. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada
Gubernur sebagai wakil Pemerintah;
14. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari APBN yang
dilaksanakan oleh Gubernur/Bupati/Walikota sebagai wakil
Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran
dalam rangka pelaksanaan Tugas Pembantuan, tidak termasuk dana
yang dialokasikan untuk Instansi Vertikal pusat di daerah;
15. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang
dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil Pemerintah yang
mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka
pelaksanaan dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan
untuk Instansi Vertikal pusat di daerah;
16. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya disingkat DIPA,
adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat untuk masing-
masing Satuan Kerja, yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian/pengawasan, evaluasi/pelaporan, serta
dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah;
17. Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan
penggunaan anggaran kementerian negara/lembaga/satuan kerja
perangkat daerah;
18. Bendahara adalah setiap orang atau badan yang diberi tugas untuk
dan atas nama negara/daerah, menerima, menyimpan, dan
membayar/menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-
barang negara/daerah;
19. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut SKPD,
adalah unsur pembantu Gubernur/Bupati/Walikota dalam bentuk
Dinas yang menyelenggarakan urusan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah di tingkat Provinsi dan bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan Tugas Pembantuan lingkup Kementerian Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah yang ditetapkan oleh
Gubernur/Bupati/Walikota.

Draft Kabid 6.3.3 Asdep 6.3

-5-
BAB II
TUJUAN, SASARAN DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2
Program PLUT-KUMKM bertujuan memberikan layanan jasa non-finansial
sebagai solusi atas permasalahan KUMKM sehingga dapat meningkatkan
produktivitas, nilai tambah, kualitas kerja dan daya saing KUMKM

Pasal 3
Sasaran pengembangan program PLUT-KUMKM, yaitu:
a. Meningkatnya produktivitas Koperasi dan UMKM;
b. Meningkatnya nilai tambah Koperasi dan UMKM;
c. Meningkatnya kualitas kerja Koperasi dan UMKM;
d. Meningkatnya daya saing Koperasi dan UMKM;
e. Bertambahnya potensi unggulan daerah yang dikembangkan oleh Koperasi
dan UMKM;
f. Menguatnya jaringan layanan usaha yang dikembangkan bersama dengan
lembaga kemitraan setempat.

Pasal 4
Ruang lingkup Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program PLUT-KUMKM,
meliputi:
a. Persyaratan Peserta program PLUT-KUMKM;
b. Mekanisme penetapan peserta program PLUT-KUMKM;
c. Standar layanan minimal PLUT-KUMKM;
d. Organisasi pengelolaan PLUT-KUMKM;
e. Bentuk Kelembagaan PLUT-KUMKM;
f. Tata ruang dan desain gedung PLUT-KUMKM;
g. Peran Kementerian, SKPD, dan Konsultan Pendamping PLUT-KUMKM;
h. Sistem Rekrutmen Konsultan Pendamping PLUT-KUMKM;
i. Penganggaran, pertanggungjawaban dan tertib administrasi PLUT-
KUMKM;
j. Pelimpahan wewenang program PLUT-KUMKM;
k. Hibah gedung PLUT-KUMKM;
l. Penilaian dan Penghargaan PLUT-KUMKM dan Konsultan Pendamping;
m. Pembinaan dan Pengawasan program PLUT-KUMKM;
n. Monitoring dan Evaluasi program PLUT-KUMKM;
o. Pelaporan program PLUT-KUMKM.

Draft Kabid 6.3.3 Asdep 6.3

-6-
BAB III
PELAKSANAAN
Pasal 5
Persyaratan menjadi peserta program PLUT-KUMKM:
a. Provinsi/Kabupaten/Kota bersedia menyiapkan lahan di lokasi strategis
dan terjangkau layanan transportasi umum;
b. Luas lahan ± 2.500 m² dengan status milik Pemda dan tidak dalam
sengketa;
c. Memenuhi dokumen persyaratan yang dibutuhkan untuk pembangunan
sarana dan prasarana gedung PLUT-KUMKM, meliputi:
1) Surat permohonan sebagai calon peserta program PLUT-KUMKM
yang ditandatangani Gubernur/Bupati/Walikota sebagaimana
lampiran 1.
2) Surat pernyataan kesediaan menerima program PLUT-KUMKM
dengan Skema anggaran melalui pola Tugas Pembantuan
sebagaimana lampiran 2.
3) Foto copy sertifikat dan atau surat keterangan kepemilikan tanah
yang dikeluarkan oleh lembaga berwenang yang akan dialokasikan
untuk pembangunan sarana PLUT-KUMKM.
4) Membuat pernyataan tertulis untuk mengoptimalkan keberlanjutan
pemanfaatan Gedung PLUT-KUMKM;
5) Menyediakan APBD untuk sarana dan prasarana kerja program
PLUT-KUMKM;
6) Gedung PLUT-KUMKM tidak dijadikan Kantor Pemerintah Daerah.
d. Menyediakan dukungan anggaran melalui APBD untuk kebutuhan
program PLUT-KUMKM yang tidak dibiayai APBN.

e. Gubernur/Bupati/Walikota dapat membentuk Forum/Tim Daerah


untuk pengendalian pelaksanaan program PLUT-KUMKM sehingga
pemanfaatan program PLUT-KUMKM dapat lebih optimal.

Pasal 6
Mekanisme penetapan peserta program PLUT-KUMKM:
a. Gubernur/Bupati/Walikota mengajukan surat permohonan kepada
Menteri untuk menjadi calon peserta program PLUT-KUMKM dan
kesediaan menerima pelimpahan Tugas Pembantuan dari Menteri;

Draft Kabid 6.3.3 Asdep 6.3

-7-
b. Menteri menetapkan peserta dan besaran anggaran alokasi program
PLUT-KUMKM melalui Tugas Pembantuan dalam Peraturan Menteri;
c. Gubernur/Bupati/Walikota menetapkan Dinas yang akan menjadi
koordinator pelaksana PLUT-KUMKM;
d. Dinas yang ditetapkan akan melaksanakan kegiatan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

Pasal 7
Standar layanan minimal PLUT-KUMKM, meliputi:
a. Konsultasi Bisnis KUMKM;
b. Pendamping atau Mentor Bisnis (Business Coaching);
c. Pelatihan Bisnis dan Teknis;
d. Promosi, Pemasaran dan Transaksi Bisnis KUMKM;
e. Membantu KUMKM dalam melakukan akses ke Pembiayaan;
f. Penguatan kelembagaan dan kerja sama (Networking);
g. Memberikan layanan Pustaka Entrepreneur atau Pusat Informasi.

Pasal 8
Organisasi pengelolaan PLUT-KUMKM, terdiri dari:
a. Direktur/Manajer/Kepala PLUT-KUMKM;
b. Konsultan Pendamping/Mentor bisnis PLUT-KUMKM;
c. Bagian Display Promosi dan pemasaran Produk;
d. Bagian Perpustakaan Enterpreneur;
e. Bagian Administrasi dan Tata Usaha (Administrasi, keuangan dan
sarana prasarana);
f. Petugas Kebersihan dan Keamanan.
Struktur organisasi pengelolaan PLUT-KUMKM sebagaimana lampiran 3.

Pasal 9
Bentuk kelembagaan PLUT-KUMKM:
a. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) atau lembaga lain sesuai
kebutuhan daerah yang nantinya diarahkan menjadi Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD);

Draft Kabid 6.3.3 Asdep 6.3

-8-
b. Bentuk-bentuk kelembagaan lainnya sesuai dengan Peraturan Daerah
atau Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota.

Pasal 10
Tata ruang dan desain gedung PLUT-KUMKM meliputi :
a. Standar desain gedung PLUT-KUMKM sebagaimana lampiran 4.
b. Tata ruang gedung PLUT-KUMKM, terdiri dari:
(1) Ruang pengelola;
(2) Ruang konsultasi;
(3) Ruang workshop/pelatihan;
(4) Ruang rapat;
(5) Ruang pamer produk KUMKM (galeri);
(6) Ruang perpustakaan dan multimedia;
(7) Ruang tunggu/tamu; dan
(8) Ruangan pendukung lainnya (ruang arsip, ruang ibadah, toilet, dll.);
c. Gedung PLUT-KUMKM dilengkapi dengan sarana parkir dan taman;
d. Prasasti peresmian Gedung PLUT-KUMKM sebagaimana lampiran 5;
e. Tiang bendera di depan Gedung PLUT-KUMKM;
f. Papan nama (Plang) PLUT-KUMKM sebagaimana lampiran 6;
g. Pigura/standing banner berisi informasi jasa layanan yang diberikan
oleh PLUT-KUMKM.

Pasal 11
Peran Kementerian, SKPD, dan Konsultan Pendamping PLUT-KUMKM :
a. Kementerian :
1) Penyusunan grand design PLUT-KUMKM Nasional dan Daerah;
2) Koordinasi lintas sektor dengan pemangku kepentingan (stake
holders) pusat;
3) Sosialisasi program PLUT-KUMKM Nasional;
4) Penyusunan Sistem Operasional Prosedur (SOP) PLUT-KUMKM;
5) Penyusunan modul-modul layanan dan kompetensi Konsultan
Pendamping;
6) Pelaksanaan rekrutmen Konsultan Pendamping PLUT-KUMKM;
7) Penetapan indikator kinerja PLUT-KUMKM (Key Performance Indicator
~ KPI);
8) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Konsultan Pendamping;
9) Penyusunan Petunjuk Teknis Pelaksanaan program PLUT-KUMKM.

Draft Kabid 6.3.3 Asdep 6.3

-9-
b. SKPD :
1) Fasilitasi antar para pemangku kepentingan (stakeholders) dengan
Konsultan Pendamping dalam membangun jaringan (networking) dan
kemitraan usaha;
2) Pembangunan fisik gedung PLUT-KUMKM;
3) Pengadaan sarana, prasarana kerja dan perangkat komputer;
4) Penyediaan biaya operasional pendukung PLUT-KUMKM;
5) Optimalisasi pemanfaatan Gedung PLUT-KUMKM;
6) Menetapkan Konsultan Pendamping PLUT-KUMKM;
7) Penilaian kinerja para Konsultan Pendamping PLUT-KUMKM;
8) Pengurusan surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) gedung PLUT-
KUMKM;
9) Menyampaikan laporan secara berkala kepada Deputi;
10)Pengaturan jadwal kerja Konsultan Pendamping PLUT-KUMKM;
11)Pengawasan berfungsinya PLUT-KUMKM.

c. Konsultan Pendamping PLUT-KUMKM:


1) Melaksanakan 7 (tujuh) jenis standar layanan minimal bisnis yang
dibutuhkan oleh KUMKM;
2) Menyediakan informasi jenis layanan, mekanisme pemberian
layanan, dan menyusun jadwal layanan kepada KUMKM;
3) Membuat sistem basis data KUMKM yang dilayani;
4) Mengatur kegiatan konsultasi dan pendampingan KUMKM;
5) Menentukan kriteria, target, dan pola seleksi produk KUMKM yang
dapat ditempatkan di Galery PLUT-KUMKM;
6) Melakukan temu bisnis dengan KUMKM;
7) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Dinas yang membidangi
Koperasi dan UMKM.

BAB IV
SISTEM REKRUTMEN KONSULTAN/PENDAMPING
Pasal 12
a. Sistem rekrutmen Konsultan Pendamping PLUT-KUMKM disusun
oleh Kementerian.
b. Rekrutmen Konsultan Pendamping PLUT-KUMKM dilakukan mulai
dari perencanaan, pengumuman, pendaftaran, seleksi, dan
penetapan Konsultan Pendamping yang memenuhi syarat.
c. Pelaksanaan pengumuman rekrutmen Konsultan Pendamping PLUT-
KUMKM, dilakukan melalui media online dan atau surat edaran ke
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota Peserta program PLUT-
KUMKM.

Draft Kabid 6.3.3 Asdep 6.3

-10-
Pasal 13
Persyaratan calon Konsultan Pendamping PLUT-KUMKM adalah sebagai
berikut:
a. Persyaratan Umum:
1) Warga Negara Indonesia;
2) Usia maksimal 50 (lima puluh) tahun pada saat tanggal pendaftaran;
3) Pendidikan minimal Sarjana Strata Satu (S1) atau yang disetarakan;
4) Berdomisili di sekitar lokasi daerah peserta program PLUT-KUMKM;
5) Berpenampilan baik, teliti dan cekatan;
6) Komunikatif dan dapat bekerja secara tim;
7) Berdisiplin tinggi;
8) Mampu bekerja mandiri; dan
9) Bersedia bekerja sesuai deadline.
b. Persyaratan Khusus:
1) Pengalaman menjadi konsultan pendamping dibuktikan dengan
surat pengalaman kerja;
2) Memiliki sertifikat pelatihan konsultan pendamping KUMKM;
3) Mahir menggunakan aplikasi komputer dan multimedia;
4) Mengenal produk unggulan daerah masing-masing;
5) Memiliki minat dalam pengembangan KUMKM;
6) Membuat surat pernyataan yang berisi:
a) Kesediaan dan kesanggupan untuk mengikuti ketentuan yang
ditetapkan;
b) Tidak dalam status sebagai karyawan/pegawai tetap pada
Instansi Pemerintah atau Lembaga/Instansi lain.

BAB V
PENGANGGARAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN
TERTIB ADMINISTRASI
Pasal 14
Pola penganggaran PLUT-KUMKM terdiri dari:
a. Pola Tugas Pembantuan yaitu pembangunan fisik gedung PLUT-KUMKM
bersumber dari APBN;
b. Pola Anggaran Dekonsentrasi yaitu biaya operasional Program PLUT-
KUMKM bersumber dari APBN melalui DIPA atau RKA-K/L
Dekonsentrasi;
c. Pola APBD yaitu biaya pengadaan mebeler, sarana gedung dan
pemeliharaan PLUT-KUMKM bersumber dari APBD.

Draft Kabid 6.3.3 Asdep 6.3

-11-
Pasal 15
Anggaran Tugas Pembantuan Kementerian dialokasikan untuk:
a. Anggaran perencanaan, administrasi dan pengawasan dalam rangka
pembangunan fisik gedung PLUT – KUMKM;
b. Pembangunan fisik gedung PLUT – KUMKM.

Pasal 16
Anggaran Dekonsentrasi meliputi:
a. Honorarium Pengelola Konsultan Pendamping PLUT-KUMKM;
b. Pengadaan bahan cetakan untuk Perpustakaan;
c. Promosi di Media Massa;
d. Temu Konsultasi dan Pendampingan (coaching)
e. Bimbingan Teknis Pendampingan;
f. Aplikasi bisnis;
g. Biaya lainnya yang tidak dibiayai oleh APBD.

Pasal 17
Anggaran APBD dialokasikan untuk, antara lain:
a. Sarana dan prasarana kerja pegawai dan konsultan (Meja, kursi, lemari,
komputer, AC, dan lain-lain);
b. Jaringan internet;
c. Sarana display untuk galery produk KUMKM;
d. Sarana pustaka entepreneur;
e. Biaya pemeliharaan gedung PLUT-KUMKM;
f. Biaya operasional rutin (biaya telepon, air, listrik, internet);
g. Biaya lainnya yang tidak dibiayai oleh APBD.

Pasal 18
Pertanggungjawaban dan administrasi program PLUT-KUMKM adalah
sebagai berikut :
a. Gubernur/Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk/diberi
kewenangan menetapkan pimpinan SKPD yang membidangi Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah sebagai Pejabat Kuasa Pengguna
Anggaran Tugas Pembantuan Kementerian;
b. Kuasa Pengguna Anggaran menetapkan Pejabat Pembuat
Perikatan/Komitmen (P2K), Bendahara Pengeluaran Anggaran dan
Pelaksana Anggaran Tugas Pembantuan Kementerian;

Draft Kabid 6.3.3 Asdep 6.3

-12-
c. Pelaksanaan program/kegiatan dan pengelolaan/penggunaan anggaran
Tugas Pembantuan Kementerian digunakan sesuai dengan peraturan
perundang – undangan yang berlaku.

Pasal 19
Pelaksanaan anggaran Tugas Pembantuan pada masing-masing Provinsi/
Kabupaten/Kota diselenggarakan oleh SKPD yang membidangi Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan
Menteri.

Pasal 20
(1) Bendahara Pengeluaran Anggaran dan Pejabat Pembuat
Perikatan/Komitmen (P3K) ditetapkan berdasarkan kompetensi dan
kemampuan dibidangnya, dan diutamakan yang mempunyai sertifikat
dibidangnya;
(2) Penetapan Kuasa Pengguna Anggaran dan Bendahara Pengeluaran
Anggaran dilakukan sesuai dengan persyaratan dan tatacara yang
diatur dalam peraturan perundang–undangan dengan memperhatikan
aspek kemampuan, kejujuran, pengabdian dan loyalitas.

Pasal 21
Sebelum melaksanakan pencairan anggaran, Kuasa Pengguna Anggaran
atau Bendahara Pengeluaran Anggaran melakukan persiapan sebagai
berikut :
a. mempelajari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA);
b. membuat Petunjuk Operasional Kegiatan (POK);
c. membuat Surat Keputusan penetapan para pelaksana anggaran;
d. membuat Spesimen ke Bank dan Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara (KPPN);
e. mengurus Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ke Kantor Pelayanan
Pajak;
f. menyiapkan Buku Kas Umum, untuk membukukan transaksi baik
penerimaan dan pengeluaran bendahara pengguna anggaran;
g. menyiapkan Buku pembantu Pengawasan pelaksanaan Mata
Anggaran Kegiatan (MAK);
h. menyiapkan Buku pembantu Bank; dan
i. menyiapkan Buku pembantu Pajak.

Pasal 22
Revisi Penetapan Kuasa Pengguna Anggaran/Bendahara Pengguna
Anggaran hanya berlaku 1 (satu) Tahun Anggaran, dan usulan revisi harus
dilakukan dalam Tahun Anggaran berjalan, dengan mengemukakan
alasan-alasannya.

Draft Kabid 6.3.3 Asdep 6.3

-13-
Pasal 23
(1) Gubernur/Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk/diberi
kewenangan sebagai Kuasa Pengguna Anggaran bertanggung jawab
atas pelaksanaan kegiatan dan anggaran Tugas Pembantuan dan
Dekonsentrasi Kementerian;
(2) Administrasi keuangan sebagai pelaksanaan kegiatan Tugas
Pembantuan dan Dekonsentrasi di daerah, dilakukan secara terpisah
dari administrasi keuangan lainnya;
(3) Penerimaan dan pengeluaran yang berkenaan dengan pelaksanaan
anggaran Tugas Pembantuan dan Dekonsentrasi diadministrasikan
secara terpisah dari administrasi keuangan lainnya;
(4) Dalam hal terdapat sisa anggaran lebih dari penerimaan terhadap
pengeluaran dana, maka sisa anggaran lebih tersebut disetor ke kas
negara;
(5) Dalam rangka tertib adiministrasi pelaksanaan anggaran Tugas
Pembantuan dan Dekonsentrasi perlu dilaksanakan pembinaan yang
berkesinambungan.

BAB VI
PELIMPAHAN WEWENANG
Pasal 24
Menteri melimpahkan kewenangan pelaksanaan program/kegiatan PLUT-
KUMKM kepada Gubernur/Bupati/Walikota dan dilaksanakan dalam
bentuk program/kegiatan dan anggaran Tugas Pembantuan dan
Dekonsentrasi di Provinsi/Daerah Istimewa/Kabupaten/Kota.

BAB VII
HIBAH
Pasal 25
Hibah gedung PLUT-KUMKM dapat dilakukan setelah melengkapi
dokumen:
a. Surat permohonan hibah dari Gubernur/Bupati/Walikota atau pejabat
yang ditunjuk/diberi kewenangan kepada Menteri;
b. Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA);
c. Berita acara serah terima fisik bangunan 100%;
d. Kartu Identitas Barang (KIB);
e. Surat pernyataan memiliki Ijin Mendirikan Bangunan (IMB);

Draft Kabid 6.3.3 Asdep 6.3

-14-
f. Berita acara penelitian data administrasi dan fisik barang milik negara
berupa bangunan Gedung PLUT-KUMKM;
g. Berita acara hasil pengecekan fisik bangunan oleh tim Kementerian;
h. Surat Pernyataan Kesediaan Menerima Hibah dari
Gubernur/Bupati/Walikota;
i. Surat Perjanjian kerjasama penggunaan sementara Gedung PLUT-
KUMKM antara Deputi dengan Gubernur/Bupati/Walikota atau pejabat
yang ditunjuk/diberi kewenangan.

BAB VIII
PENILAIAN DAN PENGHARGAAN
Pasal 26
Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan PLUT-KUMKM secara
berkelanjutan, perlu dilakukan penilaian terhadap kinerja PLUT-KUMKM
dan konsultan pendamping PLUT-KUMKM dalam peningkatan daya saing,
produktivitas, nilai tambah dan kualitas kerja KUMKM;

Pasal 27
Kriteria Penilaian kinerja PLUT-KUMKM dan konsultan pendamping yang
berprestasi akan disusun oleh Tim Penilai yang ditetapkan melalui Surat
Keputusan Deputi;

Pasal 28
PLUT-KUMKM dan Konsultan Pendamping yang memiliki prestasi baik
diberikan penghargaan

Pasal 29
Pemberian Penghargaan bagi PLUT-KUMKM dan Konsultan Pendamping
yang berprestasi dilakukan dalam waktu 2 (dua) tahun sekali.

Pasal 30
Bentuk dan jenis penghargaan ditetapkan melalui Keputusan Deputi,
sesuai dengan usulan Tim Penilai PLUT-KUKM

Pasal 31
Biaya penilaian dan Pemberian Penghargaan terhadap Konsultan
Pendamping dibebankan kepada APBN dan atau APBD dan atau Sponsor
yang tidak mengikat.

Draft Kabid 6.3.3 Asdep 6.3

-15-
BAB IX
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 32
Deputi melakukan pembinaan atas pelaksanaan program PLUT-KUMKM
melalui Tugas Pembantuan dan Dekonsentrasi meliputi pemberian
petunjuk teknis, bimbingan, sosialisasi dan supervisi;

Pasal 33
(1) Pelaksanaan pengawasan program PLUT-KUMKM dilakukan oleh unit
yang melaksanakan fungsi pengawasan;
(2) Ruang lingkup pengawasan meliputi pelaksanaan kegiatan sebagaimana
yang dimaksud dalam pasal 3 dan pasal 4;

BAB X
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Pasal 34
Dalam rangka optimalisasi operasional program PLUT-KUMKM, perlu
dilakukan monitoring dan evaluasi secara periodik sebagai berikut :
a. Pimpinan/Manager/Direktur/Kepala PLUT-KUMKM menyampaikan
laporan dengan form terlampir kepada Dinas yang membidangi
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, kepada Deputi yang meliputi:
1) Perkembangan kinerja PLUT-KUMKM.
2) Pelaksanaan kegiatan layanan PLUT-KUMKM kepada mitranya.
3) Perkembangan kinerja KUMKM yang didampingi sebagaimana
lampiran 7.
b. SKPD Provinsi yang membidangi Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah melaporkan tugas dan tanggung jawabnya kepada
Gubernur;
c. SKPD Kabupaten/Walikota yang membidangi Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah melaporkan tugas dan tanggung jawabnya kepada
Bupati/Walikota;
d. Kuasa Pengguna Anggaran bertanggung jawab kepada
Gubernur/Bupati/Walikota atas pelaksanaan dan realisasi anggaran;
e. Kuasa Pengguna Anggaran wajib menyampaikan laporan kepada
Gubernur/Bupati/Walikota mengenai realisasi anggaran baik fisik
maupun keuangan dengan menerapkan Sistem Akuntansi Instansi
(SAI);

Draft Kabid 6.3.3 Asdep 6.3

-16-
LAMPIRAN 1

Kop surat Gubernur/Bupati/Walikota

Nomor : ........,...............
Lampiran : --
Perihal : Permohonan Menjadi Peserta Program PLUT-KUKMKM

Kepada Yth.
Bapak Menteri Negara Koperasi dan UKM
Jl. HR. Rasuna Said Kuningan
di-
Jakarta Selatan

Dalam rangka peningkatan produktivitas, daya saing dan kualitas kerja Koperasi dan
UMKM, Kementerian Koperasi dan UKM telah meluncurkan Program Pusat Layanan Usaha
Terpadu bagi Koperasi dan UMKM (PLUT-KUMKM). Setelah kami memperlajari Pedoman
Program PLUT-KUMKM, kami memandang perlunya keberadaan Program PLUT-KUMKM
dibangun di Prov/Kab/Kota............
Sehubungan dengan hal tersebut, bersama ini perkenankan kami mengajukan
permohonan untuk mendapatkan prioritas menjadi peserta Program PLUT-KUMKM Tahun
Anggaran 2015. Untuk melengkapi permohonan kami sebagai peserta Program PLUT-
KUMKM, kami menyampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Bersedia menyiapkan lahan milik Pemda Prov/Kab/Kota seluas ... M2 dengan status
tidak dalam sengketa untuk pembangunan Gedung PLUT-KUMKM.
2. Bersedia menerima pelimpahan pelaksanaan Program PLUT-KUMKM melalui Tugas
Pembantuan.
3. Sanggup menyediakan dukungan anggaran untuk pengadaan sarana pendukung
operasional gedung PLUT-KUMKM.
4. Dinas Koperasi ............ ditunjuk sebagai Koordinator pelaksana Pengembangan
Program PLUT-KUMKM.
..............................................................................................................................
..........
Demikian permohonan yang kami sampaikan, atas bantuan Bapak Menteri kami
haturkan terima kasih.

Gubernur/Bupati Walikota ..................

....................
Tembusan Yth.:
1. Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha;
2. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi/Kabupaten/Kota
LAMPIRAN 2
Kop surat Gubernur/Bupati/Walikota

SURAT PERNYATAAN
Nomor: ............
Tanggal: ..............

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ..................................
Jabatan : Gubernur/Bupati/Walikota ..................

Dalam rangka Pelaksanaan Program Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) bagi Koperasi
dan UMKM di Provinsi/Kabupaten/Kota ............., kami menyatakan:
5. Bersedia menyiapkan lahan milik Pemda Prov/Kab/Kota seluas ... M2 dengan status
tidak dalam sengketa untuk pembangunan Gedung PLUT-KUMKM.
6. Bersedia menerima pelimpahan pelaksanaan Program PLUT-KUMKM melalui Tugas
Pembantuan.
7. Sanggup menyediakan dukungan anggaran untuk pengadaan sarana pendukung
operasional gedung PLUT-KUMKM.
8. Dinas Koperasi ............. ditunjuk sebagai Koordinator pelaksana Pengembangan
Program PLUT-KUMKM.
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk melengkapi permohonan menjadi peserta
program PLUT-KUMKM.

Gubernur/Bupati Walikota ..................

....................
LAMPIRAN 3

Direktur/Manajer/
Kepala *)

Administrasi dan
Bendahara
Tata Usaha

Layanan Informasi Promosi dan


dan Perpustakaan Pemasaran

Konsultan Bisnis
Konsultan Teknis Mentor Bisnis
UMUM

Struktur Organisasi Pengelolaan PLUT-KUMKM

Keterangan:
*) Pilih salah satu
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PUSAT LAYANAN USAHA TERPADU KOPERASI DAN UMKM


(PLUT-KUMKM)
KABUPATEN/KOTA ............... - PROVINSI .............
DIRESMIKAN OLEH

MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH


REPUBLIK INDONESIA

DR. SJARIFUDDIN HASAN, MM, MBA.


............., .............. 2014

CATATAN:
1. Warna Dasar Batu Marmer adalah hitam dengan tulisan tinta emas.
2. Ukura Prasasti “ta dar u tuk Prasasti Peres ia Ba gu a Gedu g 60 x 40 c .
LAMPIRAN 6

LOGO PEMDA

PUSAT LAYANAN USAHA TERPADU KOPERASI DAN UMKM


(PLUT-KUMKM)
KABUPATEN.............. – PROVINSI.................

″MAJU BERSAMA, BERPRESTASI DAN BERDAYA SAING″


(ALAMAT)
JL. ................................................................
KEC. ......................, KAB. .................
LAMPIRAN 7
KARTU KINERJA UMKM

PROVINSI :
KAB/KOTA :
KECAMATAN :

I. INDENTITAS UMKM
1. NAMA USAHA :
2. NAMA PEMILIK :
3. NPWP :
4. IJIN USAHA YANG DIMILIKI
- NO./TGL SIUP :
- NO./TGL TDP :
5. TANGGAL MULAI USAHA :
6. ALAMAT :

JALAN KELURAHAN/DESA TELP/FAX E-MAIL

7. USAHA UTAMA/POKOK :

8. PRODUK YANG DIHASILKAN :

II. TENAGA KERJA


TENAGA KERJA TIDAK TENAGA KERJA
TENAGA KERJA TETAP
TETAP TIDAK
NO TAHUN (Orang)
(Orang) DIBAYAR/KELUARGA
P L JML P L JML P L JML
1. TAHUN
AWAL BERDIRI
…………

2. 2012

3. 2013

* Orang yang terlibat dalam proses produksi (pekerja harian, pekerja insidentil/sewaktu-waktu)

III. USAHA

NO KETERANGAN TAHUN AWAL 2012 2013


1. KAPASITAS PRODUKSI Per Hari/Bulan*
dalam Unit/Liter/Kg*
2. HARGA SATUAN PER UNIT/LITER/KG* (Rp.)
3. OMZET PER TAHUN (Rp.)
4. ASSET (Rp.):
a. Modal Sendiri (Rp)
b. Modal Luar (Rp)
- Bantuan Pemerintah (Rp.)
- Pinjaman Koperasi (Rp.)
- Pinjaman Perorangan (Rp.)
- Pinjaman Bank (Rp.)
5. JANGKAUAN PEMASARAN
* Coret yang tidak perlu
,
Konsultan Pendamping

( )

Anda mungkin juga menyukai